ANTENATAL
Oleh :
Yeni Marlina
NIM : 21222086
A. Konsep Kehamilan
Kehamilan adalah masa-masa perkembangan fetus yang berasal dariovum
yang telah mengalami fertilisasi (Guyton, 1995).
Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan,
perubahanidentitas dan peran bagi setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarga.
Sertaterjadinya perubahan fisiologis meliputi berbagai sistem dalam tubuh(Hamilton,
1995).
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologisyang
dapat mengancam keadaan ibu dan janin sehingga tujuan pemeriksaanantenatal adalah
mengenal perubahan yang mungkin terjadi sejak dini,menyiapkan fisik dan mental ibu
serta menyelamatkan ibu dan anak dalamkehamilan, persalinan dan masa nifas agar
sehat dan normal setelah ibumelahirkan
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi
peran baru sebgai orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC) merupakan
pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan
menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
Sedangkan menurut Depkes RI (2012) mengatakan pelayanan
antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk
ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa antenatal
care adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.
Trodubilla, Posika
Ansietas
Embriogesis
Kurang
Oronogesis pengetahuan
Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT
Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK
Distensi
gastrointest Ketidakseimbangan Resiko
inal nutrisi kurang dari kekurangan
kebutuhan volume
cairan
Konstipasi
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini
mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1
liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh
sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature
(Hamilton, Persis Mary., 2012)
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Konstipasi Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen konstipasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan (I.04155)
kelemahan otot selama … diharapkan masalah 1. Monitor tanda dan
abdomen (D.0049) konstipasi dapat teratasi dengan gejala konstipasi
kriteria hasil : 2. Monitor bising usus
1. Keluhan defekasi lama dan 3. Dorong pasien
sulit menurun meningkatakan
2. Tidak mengejan saat BAB asupan cairan
3. Mengidentifikasi indikator 4. Anjurkan pasien
untuk mencegah konstipasi untuk diet tinggi serat
4. Bebas dari ketidaknyamanan 5. Kolaborasi pemberian
dan konstipasi laksatif
Gangguan eliminasi Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin
urine berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.04165)
dengan penurunan selama … diharapkan masalah 1. Pantau penggunaan
kapasitas kandung gangguan eliminasi urine dapat obat dengan sifat
teratasi dengan kriteria hasil : antikolinergik
kemih (D.0040)
1. Desakan berkemih menurun 2. Monitor efek dari
2. Tidak ada distensi kandung obat
kemih 3. Pantau asupan dan
3. Tidak ada spasme bladder keluaran
4. Balance cairan seimbang 4. Anjurkan pasien
untuk merekam
output urine
Ansietas berhubungan Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction
dengan kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan
terpapar informasi selama … diharapkan masalah yang menenangkan
(D.0080) kecemasan dapat teratasi dengan 2. Temani pasien untuk
kriteria hasil : memberikan
1. Mampu meminta bantuan keamanan dan
orang lain mengurangi rasa takut
2. Dukungan emosi 3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
5. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
6. Kolaborasi pemberian
obat untuk
mengurangi
kecemasan
Gangguan citra tubuh Citra tubuh (L.09067) Promosi citra tubuh
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan (I.09305)
perubahan fungsi selama … diharapkan masalah 1. Kaji secara verbal dan
tubuh (D.0083) gangguan citra tubuh dapat non verbal respon
teratasi dengan kriteria hasil : klien terhadap
1. Perasaan positif tentang tubuhnya
perubahan tubuh 2. Monitor frekuensi
2. Mampu mengidentifikasi mengkritik dirinya
kekuatan personal 3. Jelaskan tentang
3. Mendiskripsikan secara pengibatan,
faktual perubahan fungsi perawatan, kemajuan
tubuh dan prognosis
4. Mempertahankan interaksi penyakit kepada
social keluaga
Resiko Keseimbangan cairan (L.03020) Manajemn cairan
ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan (I.03098)
cairan (D.0036) kepeawatan selama … 1. Monitor status hidrasi
diharapkan masalah resiko 2. Monitor vital sign
kekurangan volume cairan dapat 3. Monitor masukan
teratasi dengan kriteria hasil : makanan/cairan
1. Mempertahankan urine 4. Dorong masukan oral
output 5. Pertahankan intake
2. Tekanan darah, nadi, suhu dan output
dalam batas normal 6. Kolaborasi pemberian
3. Tidak ada tanda-tanda cairan IV
dehidrasi
4. Elastisitas kulit baik, mukosa
lembab.
Risikodefisit nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi
(D.0032) Setelah dilakukan tindakan (I.03110)
keperawatan selama …. 1. Kaji adanya alergi
Diharapkan masalah makanan
ketidaksimbangan nutrisi kurang 2. Kaji kemampuan
dari kebutuhan dapat teratasi pasien untuk
dengan kriteria hasil : mendapatkan nutrisi
1. Adanya peningkatan nafsu yang dibutuhkan
makan 3. Monitor jumlah
2. Frekuensi makan teratur nutrisi dan kandungan
3. Mampu makan/minum sesuai kalori
dengan tujuan kesehatan 4. Berikan informasi
4. Asupan nutrisi yang tepat tentang kebutuhan
nutrisi
5. Anjurkan pasien
meningkatkan protein
dan vitamin
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan S : klien mengatakan mengetahui
ketidakmampuan mencerna makanan kebutuhan nutrisinya
O = tidak terdapattanda-tanda malnutrisi
A = masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan teratasai
P = hentikan intervensi
Konstipasi berhubungan dengan S = klien mengatakan BAB lancar dan
kelemahan otot abdomen teratur
Klien mengatakan feses lunak
O = klien tampak lebih rileks
A = masalah konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine S=-
berhubungan dengan penurunan O = tidak terdapat ISK, balance cairan
kapasitas kandung kemih seimbang
A = masalah gangguan eliminasi urin dapat
teratasi
P = hentikan intervensi
Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo
Publisher.
Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.