Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

ELLY IRMAYANTI
891221018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK
TAHUN 2022
A. DEFINISI
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita
selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai orang tua. Menurut Wingjosastro antenatal
care (ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan
menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI mengatakan pelayanan antenatal merupakan
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar
pelayanan kebidanan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah perawatan
kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.

B. TANDA DAN GEJALA


Menurut Marjati dkk, tanda dan gejala antenatal dibagi dalam :
1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan Folikel de Graff dan
ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi selama kehamilan dan perlu diketahui hari pertama haid terakhir
untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron
dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga
menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan
menimbulkan sinkop/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari
16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak,
air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu
makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini
hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi : Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam, payudara
hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah
itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah
dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus
kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu.
g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban
yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di peredaran darah ibu (pada
plasma darah) dan diekskresi pada urine ibu.

3. Tanda Pasti (Positive Sign)


a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru
dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal (elektrocardiograf)
misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat
diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

C. PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS


1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini dikarenakan
hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya berwarna
kebiru-biruan (tanda chadwick).

3. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.

4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal dan linea
alba.

5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.

6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari aveoli puting susu
biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mamae melebar dan lebih tua
warnanya.

7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma
akibat pembesaran rahim. Kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga
Ibu akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%.

8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk  pertumbuhan janin dan persiapan pemberian
ASI.
D. PATOFISIOLOGI
Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary yaitu :
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla tuba.
Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu :
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus
korona radiata karena sudah mengalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yang terlihat
mampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44
autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk  jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY
untuk laki-laki).

2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel, sampai dengan
16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar.
Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh membelah membentuk morula (4 hari).
Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu
dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari).
Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida
akhirnya menghilang sehingga trofoblas bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi
(5-6 hari) dalam bentuk  blastokista tingkat lanjut.

3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke dalam dinding
uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior / posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase
sekretonik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi
menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan.
4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan
sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu.
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir. Minggu ke 12 panjang
janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi. Minggu ke 16 panjang
janin 16 cm, berat 20 gram, kulit transparan, rambut mulai tumbuh. Minggu ke 20
kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya kelopak mata, alis, kuku
sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi gelap dengan vernix meningkat.
Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang dengan baik, rambut
menutupi kepala, deposit lemak subkutan, testis turun ke skrotum. Minggu ke 32
lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu ke 36 lanugo sebagian besar
terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa. Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak
masih belum sempurna, tetapi keadaan ini memudahkan fetus melalui jalan lahir.
E. PATHWAY

Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
OIT Sistem integumen

Uterus membesar
Esterogen
Esterogen Progesteron
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Meningkat
Strie gravidarum
frekuensi BAK

Peristaltik Mual, Gangguan citra


menururn muntah, tubuh Gangguan
anoreksia eliminasi urin

Distensi
gastrointes Ketidakseimbangan Resiko
tinal nutrisi kurang dari kekurangan
kebutuhan volume cairan

Konstipasi
F. KOMPLIKASI
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan
gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20
minggu.

2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan oedema
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 pada
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa.

3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28
minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan,
maka umumnya kematian maternal akan terjadi.

4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)


a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada
pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua
(hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak
sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.

5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai tampak
pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada kehamilan
normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan
pada organ tubuh sekitarnya.

6. Ketuban pecah dini


Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah
dini pada kehamilan premature.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


1) Penatalaksanaan medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.

2) Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam.
2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari.
3) Tingkatkan istirahat.
4) Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih.
2) Banyak minum di siang hari.
3) Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
Istirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen eksternal.
d. Edema dependen
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1) Distraksi / nafas dalam.
2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu pencernaan.
f. Kesemutan jari-jari
1) Menjelaskan penyebab kesemutan
2) Berbaring rileks
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian ibu hamil
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan. Bila
keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat mengetahui
tempat tinggal pasien / klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien / klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang
keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien / klien datang mencari
pertolongan.
b. Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / paliatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur kehamilan, ANC
berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, terapi yang didapatkan, penyuluhan yang
didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak, kalau kehamilan masih muda adalah
mual, muntah, sakit kepala, perdarahan. Kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki /
muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari, lama
haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak,
penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB.Hal ini penting
diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang dapat
mempengaruhi persalinan.

3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional


a. Inspeksi
1) Muka : adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah adakah
oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar gondok
dan limpa.
3) Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu, keadaan
puting susu, adakah kolostrum.
4) Abdomen GIT : bentuk abdomen, warna, adakah luka bekas operasi appendiksitis,
terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar), epigastrik (gastritis),
hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka
kanan (appendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5) Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pucat,
pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah strie
gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma akuminata,
flour albus.
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT kembali
≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b. Palpasi
1) Tujuan :
a) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim.
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan puncak
fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
a) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simfisis.
b) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
c) 16 minggu – pertengahan antara simfisis dan pusat.
d) 24 minggu – setinggi pusat.
e) 28 minggu – 3 jari diatas pusat.
f) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px.
g) 36 minggu – 3 jari dibawah px.
h) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat).
4) Menurut leopold
a) Leopold I
i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha.
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah muka penderita.
iii. Rahim dibawa ke tengah.
iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang terdapat
dalam fundus.
b) Leopold II
i. Keadaan tangan pindah ke samping.
ii. Tentukan dimama punggung janin.
iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala / bokong ialah letak lintang.
c) Leopold III
i. Dipergunakan satu tangan saja.
ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya.
iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan
berapa masuknya bagian bawah. Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan
dari bagian terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul.
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul.
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga panggul.
c. Auskultasi
1) DJJ terdengar dimana, frekuensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30 menit
dikalikan 2 / dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak
teratur, maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2).

1. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
b. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat
c. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih

2. Intervensi
Dx 1 : Ansietas
Ekspektasi : Kecemasan berkurang
Kriteria hasil :
a. Mampu meminta bantuan orang lain
b. Dukungan emosi
Intervensi :
a. Gunakan pendekatan yang menenangkan
b. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi rasa takut
c. Dengarkan dengan penuh perhatian
d. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
e. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
f. Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan
Dx 2 : Konstipasi
Ekspektasi : Konstipasi teratasi
Kriteria hasil :
a. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
b. Tidak mengejan saat BAB
c. Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
d. Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
Intervensi :
a. Monitor tanda dan gejala konstipasi
b. Monitor bising usus
c. Dorong pasien meningkatakan asupan cairan
d. Anjurkan pasien untuk diet tinggi serat
e. Kolaborasi pemberian laksatif

Dx 3 : Gangguan eliminasi urine


Ekspektasi : Eliminasi urine adekuat
Kriteria hasil :
a. Desakan berkemih menurun
b. Tidak ada distensi kandung kemih
c. Tidak ada spasme bladder
d. Balance cairan seimbang
Intervensi :
a. Pantau penggunaan obat dengan sifat antikolinergik
b. Monitor efek dari obat
c. Pantau asupan dan keluaran
d. Anjurkan pasien untuk merekam output urine

3. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan yang
sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan
masih sesuai dan dibutuhkan klien, dengan prinsip ketidaktahuan, ketidakmauan dan
ketidakmampuan sesuai kondisi saat ini.
4. Evaluasi
Kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan
anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan
patofisiologi dan strategi evaluasi. Menilai bahwa untuk mengetahui perkembangan
antenatal diperlukan ketelatenan merawat, kesabaran dan dukungan, yang menggambarkan
perkembangan atau penurunan efektifitas dari intervensi yang dilakukan. Apabila terdapat
keadaan seseorang yang sakit kemudian mendapatkan perawatan dan selanjutnya dikatakan
sembuh, karena seseorang tersebut memiliki faktor pendukung yang meliputi keinginan,
harapan, kepatuhan dan dukungan.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, T. P. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia definisi dan indikator diagnostik.
Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia definisi dan tindakan


keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia definisi dan kriteria hasil
keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai