Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL

Disusun Oleh :
Neng Iis Siti Nurasiah Jamil
Nim : 2720200099

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM ASY-SYAFIIYAH
2023
A. Definisi Antenatal
Antenatal Care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selam hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebgai
orang tua (Wagiyo & Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal
care(ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan
tujuan menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan menurut Depkes RI (2012) mengatakan
pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa antenatal care
adalah perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
care yang sudah ditetapkan.

B. Tanda dan Gejala Antenatal


Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam :
1. Tanda dan Gejala Presumtif Kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan Folikel de Graff
dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan
menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih
dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trieulan kedua umumnya keluhan
ini hilang karena uterus yang membesar keluar rogga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon
esterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi : Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
2) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam, payudara
hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah
itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada
daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di dalam otot uterus
kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan
8 minggu.
g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi oleh
sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di peredaran darah Ibu
(pada plasma darah) dan diekskresi pada urine Ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru
dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal
(elektrocardiograf) misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Pada Masa Kehamilan
1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).
3. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.
4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal dan
linea alba.
5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari aveoli putting
susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mamae melebar dan lebih
tua warnanya.
7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas pasru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga Ibu akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.

D. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak
mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal
akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari
pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua
(hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak
sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.

5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai
tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat.
Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat
besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Hamilton, Persis Mary., 2012)

E. Patofisiologi dan Pathway


Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla
tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus
korona radiata karena sudah megalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yang
terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromososm diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita
dan XY untuk laki-laki).
2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan
bersusun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di massa sel
dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian dalam disebut
embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang
sehingga trofoblas bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari)
dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke dalam
dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus
uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang
berada pada fase sekretonik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar
rahimdan pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak
cairan (Marjati dkk, 2010).
4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu.
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir. Minggu ke 12
panjang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi. Minggu ke
16 panjang janin 16 cm, berat 20 gram, kulit transparan, rambut mulai tumbuh.
Minggu ke 20 kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya
kelopak mata, alis, kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi
gelap dengan vernix meningkat. Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata
berkembang dengan baik, rambut menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis
turun ke skrotum. Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun.
Minggu ke 36 lanugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa.
Minggu ke 40 osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini
memudahkan fetus melalui jalan lahir (Marjati dkk, 2010).
Pathway

Fertilisasi Konsepsi Monella Nidasi

Trodubilla, Posika

Ansietas
Embriogesis

Kurang
Oronogesis pengetahuan

Perubahan Perubahan pada Perubahan


fisiologis ibu hamil psikologis

Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT

Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK

Peristaltik Mual, Gangguan


menururn muntah, citra tubuh Gangguan
anoreksia eliminasi urin

Distensi
gastrointest Ketidakseimbanga Resiko
inal n nutrisi kurang kekurangan
dari kebutuhan volume
cairan

Konstipasi

(Marjati dkk, 2010 & SDKI, 2017)


F. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
1. Pengkajian ibu hamil
a. Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan.
Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat
mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang
keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang mencari
pertolongan.
b. Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur kehamilan,
ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang didapatkan,
penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan
masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua
adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-
lain.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari, lama
haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak,
penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini penting
diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.

4) Riwayat kesehatan keluarga


Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang dapat
mempengaruhi persalinan.
3. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
a. Inspeksi
1) Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau merah adakah
oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar gondok
dan limpe.
3) Dada : bentuk payudara, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu, keadaan
puting susu, adakah kolostrum.
4) Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi apendeksitis,
terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar), epigastrik (gastritis),
hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka
kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5) Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pucat,
pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah strie
gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma akuminata,
flour albus.
7) Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
b. Palpasi
1) Tujuan :
a) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan puncak
fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
a) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
b) 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
c) 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat
d) 24 minggu – setinggi pusat
e) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
f) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
g) 36 minggu – 3 jari dibawah px
h) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
a) Leopold I
i. Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
ii. Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah muka penderita.
iii. Rahim dibawa ke tengah
iv. Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus
b) Leopold II
i. Keadaan tangan pindah ke samping
ii. Tentukan dimama punggung janin.
iii. Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak lintang.
c) Leopold III
i. Dipergunakan satu tangan saja.
ii. Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
iii. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
d) Leopold IV
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan
berapa masuknya bagian bawah.Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan
dari bagian terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
i. Convergent yaitu sebagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
ii. Sejajar yaitu separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
iii. Divergent yaitu sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga panggul
c. Auskultasi
1) DJJ terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30 menit
dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau
tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2).

G. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Konstipasi berhubungan dengan
Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen konstipasi (I.04155)
kelemahan otot abdomen
Setelah dilakukan tindakan selama … Monitor tanda dan gejala
(D.0049) diharapkan masalah konstipasi dapat konstipasi
teratasi dengan kriteria hasil : Monitor bising usus
Keluhan defekasi lama dan sulit Dorong pasien meningkatakan
menurun asupan cairan
Tidak mengejan saat BAB Anjurkan pasien untuk diet
Mengidentifikasi indikator untuk tinggi serat
mencegah konstipasi Kolaborasi pemberian laksatif
Bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi
Gangguan eliminasi urine Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan selama … (I.04165)
penurunan kapasitas kandung diharapkan masalah gangguan eliminasi Pantau penggunaan obat dengan
kemih (D.0040) urine dapat teratasi dengan kriteria sifat antikolinergik
hasil : Monitor efek dari obat
Desakan berkemih menurun Pantau asupan dan keluaran
Tidak ada distensi kandung kemih Anjurkan pasien untuk merekam
Tidak ada spasme bladder output urine
Balance cairan seimbang

Ansietas berhubungan dengan Dukungan Sosial (L.13113) Anxiety reduction


kurang terpapar informasi Setelah dilakukan tindakan selama … Gunakan pendekatan yang
(D.0080) diharapkan masalah kecemasan dapat menenangkan
teratasi dengan kriteria hasil : Temani pasien untuk
Mampu meminta bantuan orang lain memberikan keamanan dan
Dukungan emosi mengurangi rasa takut
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian obat
untuk mengurangi kecemasan
Gangguan citra tubuh Citra tubuh (L.09067) Promosi citra tubuh (I.09305)
berhubungan dengan perubahan Setelah dilakukan tindakan selama … Kaji secara verbal dan non
fungsi tubuh (D.0083) diharapkan masalah gangguan citra verbal respon klien terhadap
tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil tubuhnya
: Monitor frekuensi mengkritik
Perasaan positif tentang perubahan dirinya
tubuh Jelaskan tentang pengibatan,
Mampu mengidentifikasi kekuatan perawatan, kemajuan dan
personal prognosis penyakit kepada
Mendiskripsikan secara faktual keluaga
perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi social
Resiko ketidakseimbangan cairan Keseimbangan cairan (L.03020) Manajemn cairan (I.03098)
(D.0036) Setelah dilakukan tindakan kepeawatan Monitor status hidrasi
selama … diharapkan masalah resiko Monitor vital sign
kekurangan volume cairan dapat teratasi Monitor masukan
dengan kriteria hasil : makanan/cairan
Mempertahankan urine output Dorong masukan oral
Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas Pertahankan intake dan output
normal Kolaborasi pemberian cairan IV
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Elastisitas kulit baik, mukosa lembab.
Risikodefisit nutrisi (D.0032) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan (I.03110)
selama …. Diharapkan masalah Kaji adanya alergi makanan
ketidaksimbangan nutrisi kurang dari Kaji kemampuan pasien untuk
kebutuhan dapat teratasi dengan kriteria mendapatkan nutrisi yang
hasil : dibutuhkan
Adanya peningkatan nafsu makan Monitor jumlah nutrisi dan
Frekuensi makan teratur kandungan kalori
Mampu makan/minum sesuai dengan Berikan informasi tentang
tujuan kesehatan kebutuhan nutrisi
Asupan nutrisi yang tepat Anjurkan pasien meningkatkan
protein dan vitamin
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan

7. Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan S = klien mengatakan mengetahui kebutuhan nutrisinya
ketidakmampuan mencerna makanan O = tidak terdapattanda-tanda malnutrisi
A = masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan teratasai
P = hentikan intervensi
Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot S = klien mengatakan BAB lancar dan teratur
abdomen Klien mengatakan feses lunak
O = klien tampak lebih rileks
A = masalah konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine berhubungan S = -
dengan penurunan kapasitas kandung kemih O = tidak terdapat ISK, balance cairan seimbang
A = masalah gangguan eliminasi urin dapat teratasi
P = hentikan intervensi

Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar S = klien mengatakan sudah lebih tenang
informasi O = klien tampak rileks, TTV dalam rentang normal
A = masalah ansietas teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan S = klien mampu mendiskripsikan perubahan tubuhnya
perubahan fungsi tubuh O = klien tampak percaya diri, mampu berinteraksi sosial
A = masalah gangguan citra diri teratasi
P = hentikan intervensi
Resiko ketidakseimbangan cairan S=-
O = TTV dalam rentang normal, turgor kulit baik, mukosa
lembab, tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi
A = masalah resiko kekurangan volume cairan teratasi
P = hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition. Missouri:
Elsevier Mosby.

Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo Publisher.

Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta :


EGC.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis :


Definition and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.

Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition. Missouri:


Elsevier Mosby.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai