ANTENATAL
Disusun Oleh :
Neng Iis Siti Nurasiah Jamil
Nim : 2720200099
D. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak
mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal
akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin
melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari
pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua
(hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak
sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai
tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat.
Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat
besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Hamilton, Persis Mary., 2012)
Trodubilla, Posika
Ansietas
Embriogesis
Kurang
Oronogesis pengetahuan
Sistem urinaria
Sistem integumen
OIT
Uterus membesar
Progesteron Esterogen
Esterogen
& Hc6
Tekanan pada
Hiperpigmentasi vesicula urinaria
Penurunan Peningkatan
kekuatan asam
otot lambung Strie gravidarum Meningkat
frekuensi BAK
Distensi
gastrointest Ketidakseimbanga Resiko
inal n nutrisi kurang kekurangan
dari kebutuhan volume
cairan
Konstipasi
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi(D.0080)
2. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan serat (D.0049)
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih(D.0040)
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh(D.0083)
5. Resiko ketidakseimbangan cairan(D.0036)
6. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Konstipasi berhubungan dengan
Eliminasi fekal ( L.04033) Manajemen konstipasi (I.04155)
kelemahan otot abdomen
Setelah dilakukan tindakan selama … Monitor tanda dan gejala
(D.0049) diharapkan masalah konstipasi dapat konstipasi
teratasi dengan kriteria hasil : Monitor bising usus
Keluhan defekasi lama dan sulit Dorong pasien meningkatakan
menurun asupan cairan
Tidak mengejan saat BAB Anjurkan pasien untuk diet
Mengidentifikasi indikator untuk tinggi serat
mencegah konstipasi Kolaborasi pemberian laksatif
Bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi
Gangguan eliminasi urine Eliminasi Urin (L.04034) Perawatan retensi urin
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan selama … (I.04165)
penurunan kapasitas kandung diharapkan masalah gangguan eliminasi Pantau penggunaan obat dengan
kemih (D.0040) urine dapat teratasi dengan kriteria sifat antikolinergik
hasil : Monitor efek dari obat
Desakan berkemih menurun Pantau asupan dan keluaran
Tidak ada distensi kandung kemih Anjurkan pasien untuk merekam
Tidak ada spasme bladder output urine
Balance cairan seimbang
7. Evaluasi
Diagnosa Kepeawatan Evaluasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan S = klien mengatakan mengetahui kebutuhan nutrisinya
ketidakmampuan mencerna makanan O = tidak terdapattanda-tanda malnutrisi
A = masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan teratasai
P = hentikan intervensi
Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot S = klien mengatakan BAB lancar dan teratur
abdomen Klien mengatakan feses lunak
O = klien tampak lebih rileks
A = masalah konstipasi teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan eliminasi urine berhubungan S = -
dengan penurunan kapasitas kandung kemih O = tidak terdapat ISK, balance cairan seimbang
A = masalah gangguan eliminasi urin dapat teratasi
P = hentikan intervensi
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar S = klien mengatakan sudah lebih tenang
informasi O = klien tampak rileks, TTV dalam rentang normal
A = masalah ansietas teratasi
P = hentikan intervensi
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan S = klien mampu mendiskripsikan perubahan tubuhnya
perubahan fungsi tubuh O = klien tampak percaya diri, mampu berinteraksi sosial
A = masalah gangguan citra diri teratasi
P = hentikan intervensi
Resiko ketidakseimbangan cairan S=-
O = TTV dalam rentang normal, turgor kulit baik, mukosa
lembab, tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi
A = masalah resiko kekurangan volume cairan teratasi
P = hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition. Missouri:
Elsevier Mosby.
Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo Publisher.
Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.