KEERAWATAN MATERNITAS
“ANTE NATAL CARE”
DISUSUN OLEH :
SUPRIYANTO
2022207209239
TAHUN 2022/2023
A. PENGERTIAN ANTENATAL CARE
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada
akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma
hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh,
2013).
B. TANDA-TANDA KEHAMILAN
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagia menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Tanda tidak pasti
a. Amenore (tidak haid)
Pada umumnya wanita yang sedang hamil tidak mengalami haid, dengan
diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan menjadi lebih mudah, dengan
memakai rumus Neagle rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28
hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama
mestruasi terakhir ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.
b. Mual dan muntah
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering
terjadinya pada pagi hari disebut morning sickness.
c. Mengidam (ingi makan khusus)
Biasnaya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya hilang
sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, Tetapi setelah itu nafsu
makan timbul lagi.
f. Mamae menjadi tegang dan membesar
Hal ini disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara.
g. Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan, gelaja ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h. Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar
dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j. Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjadi pada triwulan
pertama.
k. Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Penambahan pembuluh darah ini terjadi disekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis dan payudara.
f. Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa
hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya
pada mioma uteri, tanda Braxton-hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di
dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormon chorionigonadotropin
pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini
dapat membantu menemukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
Status obstetric atau status kehamilan seorang ibu dapat dituliskan dengan GPA, yaitu:
1. G menunjukkan berapa banyak ibu pernah mengalami hamil
2. P menunjukkan berapa kali ibu pernah melahirkan baik per vaginam maupun per
abdominal (operasi), baik premature, matur, ataupun post-matur/serotinus
3. A menunjukkan bahwa berapa kali ibu mengalami abortus (keguguran)/curettage
(kuret)
(Atin Karjatin, 2016)
Mengertahui usia kehamilan dapat dilakukan dengan menentukan tanggal menstruasi
terakhir sebelum hamil, metode ini dikenal dengan nama rumus Naegele, cara ini
dianggap terbaik bagi wanita yang memiliki siklus haid teratur 28 hari. Mula-mula dengan
mennetukan tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) kemudian tambahkan 40 minggu
dari tanggal tersebut untuk menentukan perkiraan hari persalinan. (dr. Kevin Adrian,
2019). Simulasi perhitungan sebagai berikut:
1. Tentukan HPHT
2. Tambahkan satu tahun
3. Tambahkan 7 hari
4. Mundurkan 3 bulan
Gambar 1.2. perubahan letak jantung dan paru-paru selama kehamilan dan kondisi
kompresi vena cava
e. Sistem respirasi
Peningkatan konsumsi oksigen 15—20 %, gejala dan tanda klinis yang timbul
berupa peningkatan tidal volume 30—40 %, dan dispnea.
f. Sistem perkemihan
Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos. Gejala dan tanda
klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan ureter sehingga meningkatkan
risiko infeksi saluran kemih (ISK), penurunan tonus bladder disertai peningkatan
kapasitas bladder sehingga frekuensi berkemih meningkat dan terjadi inkontinensia.
Edema sering terjadi karena penurunan aliran renal (aliran darah ke ginjal) pada
trimester ketiga. Perubahan pada saluran perkemihan tejadi karena faktor hormonal
dan mekanis. Progesteron memiliki efek relaksan pada serabut otot polos, terjadi
dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter; penumpukan urin (terjadi pada ureter
bawah), penurunan tonus kandung kemih sehingga pengosongan kandung kemih
tidak tuntas. Frekuensi berkemih meningkat akibat pembesaran kehamilan terutama
pada akhir kehamilan. Penurunan tonus otot dasar panggul dan penurunan tekanan
akibat penambahan berat isi uterus sehingga mengakibatkan stres inkontinensia
akibat desakan yang ditimbulkan peningkatan tekanan intrabdomen yang mendadak
g. Sistem gastrointestinal/ pencernaan
Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan metabolisme
karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester I. Peningkatan
progesterone menyebabkan penurunan tonus otot dan memperlambat proses digestif
sehingga menyebabkan konstipasi dan pengosongan lambung menjadi lambat.
Perubahan mengecap dan membaui sehingga menyebabkan mual.
h. Sistem musculoskeletal
Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan relaksasi ligament
sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi. Sedangkan peregangan otot abdomen
karena pembesaran uterus menyebabkan diastasis recti.
i. Sistem integument
Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan penyimpanan
melanin sehingga menyebabkan linea nigra, cloasma gravidarum, warna areola,
putting susu, vulva menjadi lebih gelap. Striae gravidarum/ stretch marks terjadi
akibat kulit perut, payudara, pantat teregang sehingga serabut kolagen mengalami
rupture.
Gambar 1.5. Payudara tidak hamil (a), awal kehamilan (b), dan akhir Kehamilan (c).
j. Sistem endokrin
Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi kontraksi
uterus.
2. Adaptasi psikologis pada ibu hamil
Saat kehamilan, ibu akan merasakan berbagai perubahan yang terkait dengan dirinya
termasuk perubahan psikologis. Kehamilan akan memberi waktu pada seorang
perempuan untuk mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas kehamilan kemudian
akan berperan menjadi seorang ibu. Perubahan psikososial yang sering terjadi pada
kehamilan antara lain pada trimester I, menerima kehamilan; trimester II menerima
bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran bayi sebagai akhir dari kehamilan
(Pilliteri, 2003).
Ibu hamil akan menunjukkan respon yang ambivalen, yaitu respon terhadap
kehamilannya dirasakan ada 2 yakni senang dan sedih (Pilliteri, 2003). Perasaan ibu
hamil yang senang dan sedih sering dapat merusak hubungan suami istri karena ibu
biasanya mengalami emosi yang labil. Hal ini disebabkan karena masa menjadi orang
tua dianggap sebagai suatu transisi peran dan didasarkan pada tahapan tugas
perkembangan. Selain ibu, ayah pun memerlukan persiapan sosial untuk menjadi orang
tua walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan dengan ibu, dan hanya ada sedikit
hal yang dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya, kecuali bila pasangan
suami istri mengikuti kelas Pendidikan melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama
dengan pasangannya. Ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan seksual dengan
pasangannya (Pilliteri, 2003).
Namun prinsip terpenting adalah tidak menekan perut ibu hamil/janin dalam
kandungan. Hal yang harus Anda waspadai adalah peran Anda dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang hubungan seksual selama kehamilan. Terutama jika ibu
hamil memiliki riwayat abortus spontan, persalinan prematur, ketuban pecah dini, maka
hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada awal kehamilan atau sebelum akhir
trimester 3.
2. Kebutuhan nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak diperlukan
zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelu hamil. Pada ibu hamil akan
mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh)
/ BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil
dalam kg dibagi (TB dlm m) 2. Kebutuhan makanan sehari-hari ibu tidak hamil, ibu
hamil dan ibu menyusui diantaranya yaitu :
Nutrien Tak Hamil Kondisi Ibu Hamil
Hamil Menyusui
Kalori 2.000 2300 3000
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium (Ca) 0,5 g 1g 1g
Zat besi (Fe) 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboflavin 1,2 mg 1,3 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 m 90 mg
Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah kehamilan triwulan kedua harus
menjadi perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat
penting untuk segera memeriksakan ke dokter.
3. Personal hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh
maka ibu hamil cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu
menjaga kebersihan badan secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga
dapat untuk mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh. Personal hygiene diantaranya yaitu
mandi, perawatan vulva dan vagina, perawatan gigi, perawatan kuku, dan perawatan
rambut.
4. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar, nyaman
dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan
karena akan mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering dikenakan
sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian
dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk
menyangga payudara yang makin berkembang. Dalam memilih BH supaya yang
mempunyai tali bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada
bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah dicuci
juga jarang menimbulkan iritasi.
Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap airsehingga untuk
mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi apalagi ibu hamil
biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah yang melorot dan mengurangi
nyeri punggung. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang
membesar dan dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang
tidak didesain untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada
uterus, korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
5. Eliminasi (BAB dan BAK)
a. Buang Air Besar(BAB)
Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan terjadi
disebabkan oleh:
1) Kurang gerak badan
2) Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan
3) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon
4) Tekanan pada rektum oleh kepala
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi dengan rectum
yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat menimbulkan bendungan
di dalam panggul yang memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat
dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan
yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.
b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
d. Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.
e. Serviks telah membuka
f. Plasenta letak rendah
g. Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm, mengalami kematian
dalam kandungan atau sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
Tindakan keperawatan yang dapat Anda lakukan ke ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum (Chapman & Durham, 2010) adalah :
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain (Chapman & Durham, 2010)
adalah:
a. Ukur tekanan darah.
b. Berikan obat antihipertensi sesuai resep.
c. Berikan magnesium sulfat sesuai resep.
d. Kaji adanya perubahan sistem syaraf serebral meliputi sakit kepala, perubahan
penglihatan, refleks tendon dalam.
e. Periksa urin untuk melihat adanya proteinuria.
f. Pertahankan bedrest pada posisi lateral recumbent.
Eklampsia adalah terjadinya aktivitas kejang ketika preeklamsia (Gilbert, 2007 dalam
Chapman & Durham, 2010). Tanda—tanda peringatan terjadinya kejang eklampsia
meliputi:
Hasil pengkajian yang dapat ditemukan oleh Anda antara lain (Chapman & Durham,
2010) adalah:
Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi tanpa medis atau alat mekanik, juga disebut
keguguran. Perdarahan di desidua sekitar 10% sampai 30% dari kehamilan berakhir
aborsi spontan. Mayoritas (80%) terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan dan lebih
dari setengah dari mereka adalah hasil dari kelainan kromosom (Cunningham et al.,
2005).
Hasil Pengkajian untuk Aborsi Spontan yang dapat Anda temukan antara lain
(Chapman & Durham, 2010):
a. Perdarahan uterus.
b. Kontraksi uterus dan kram dan nyeri.
c. Ultrasound menegaskan diagnosis.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan terkait dengan adanya aborsi antara lain
(Chapman & Durham, 2010) adalah:
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa menurut Doegoes (2001), yaitu sebagai berikut :
a. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d mual
muntah
b. Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
c. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
d. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
e. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep
diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup,
kurang informasi.
f. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
g. Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
3. Intervensi Keperawatan
Atin Karjatin. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Keperawatan Maternitas.
Kemenkes RI.
Chapman, L., & Durham, R. (2010). Maternal—Newborn Nursing: The Critical Component
of
Depkes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal.
Doenges. E. Marillyin. 2001. Rencana Keperawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. EGC: Jakarta
dr. Kevin Adrian. 2019. Ini Cara Menghitung Kehamilan.
http://www.alodokter.com/menentukan-usia-janin-dengan-teknik-menghitung-usia-
kehamilan. Diakses pada tanggal 29 Desember 2020.
Hanifa Wiknjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-4 Cetakan Ke-2. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.
Manuaba. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta
Pilliteri, A. (2003). Maternal dan Child Health Nursing: Care of the Childbearing &
Childrearing Family. Philadelphia: Lippincott
Prawiharohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta