Disusun Oleh:
C.0105.17.005
d. Syncope (pingsan)
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi
f. Payudara tegang
g. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Frekuensi miksi yang sering terjadi pada triwulan pertama akibat
desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
i. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akhibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melafor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi dan leher)
b) Sekitar leher : tampak lebih hitam
c) Dinding perut : stiae gravidarum (terdapat pada seseorang primigravida,
warna membiru), linea alba menjadi lebih hitam (linea nigra)
d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areolamamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda
pada warna kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanit
kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol dan pembuluh darah
manifest sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat stiae akibat pembesaran bagian tersebut
f) Epulis : hipertropi papali giggovae/gusi. Sering terjadi pada triwulan
pertama
g) Varises atau penampakan pembuluh darah vena : pengaruh estrogen dan
progesterone meyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki, dan betis serta payudara.
Penampakan darah ini dapat hilang setelah persalinan.
B. ADAPTASI FISIOLOGIS
1. System reproduksi dan payudara
a) Vagina dan vulva
Akibat pengaruh hormone estrogen, vagina dan vulva mengalami perubahan juga.
Sampai minggu ke-8 terjadi hipervasikularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut tanda chatwick, warna
portio pun tampak lividae.
b) Serviks uteri
Serviks pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen
c) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bilan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron.
d) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidatum, korpus luteum
fraviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk
e) Mamae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,estrogen,
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan
terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar. Pada kehamilan 12 minggu
keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut
colostrum. Perubahan pada payudara disebabkan oleh kadar estrogen, progesteron,
laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal menimbulkan proliferasi
jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit
pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami
khususnya oleh primigravida pada kehamilan minggu ke- 4.
2. Sistemik
a) System sirkulasi
Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas yaitu denyut nadi istirahat meningkat
sekitar 10-15 denyut permenit, akibat diafragma semakin naik terus selama
kehamilan, jantung digeser ke kiri dan ke atas, sehingga apeks jantung agak kelateral
dari posisinya. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus,
kekuatan otot-otot abdomen dan konfigurasi abdomen dan toraks
b) System respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 sehingga wanita hamil sering mengeluhkan
sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas.
c) System gastrointestinal
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea) atau muntah
(vomitus) yang terjadi pada saat bangun tidur. Penyebabnya secara pasti tidak
diketahui namun kemungkinan besar akibat reaksi terhadap peningkatan hormon yang
mendadak.Ketika kehamilan berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus
yang membesar. Apendiks biasanya bergeser kearah atas dan agak kelateral dan
seringkali dapat mencapai pinggang kanan. Pada sekitar 15%- 20% wanita hamil,
herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ketujuh atau
kedelapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang
menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita
multipara, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua.
d) System urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing (berkemih). Frekuensi berkemih yang
meningkat juga akibat peningkatan aliran ginjal sampai 80% (Lescher, 2014).Keadaan
ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih mulai
tertekan kembali. Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliuria
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal, sehingga filtrasi di
glumerulus juga meningkat sampai 69 %
e) System integument
Timbulnya kloasma gravidarum merupakan keluhan yang sering terjadi sejak akhir
bulan kedua. Perubahan pigmen tersebut akibat melanocyt stimulating hormone
(MSH) yang merupakan perangsangan estrogen dan progesterone. Perubahan kulit
timbul pada trimester II dan III karena melanocit yang menyebabkan warna kulit lebih
gelap. Stretch mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada
paha atas dan payudara akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal.
Stretch mark tidak dapat dicegah tapi dapat diobati setelah persalinan.
f) System musculoskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil, menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah. Peningkatan distensi abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang
(realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Berat
uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gravitasi dan garis bentuk
tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi
pembesaran abdomen. Menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang
memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian pula pada jaringan ikat
dan persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan.Sikap tubuh
lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi posisi uterus yang
membesar dan menggeser daya berat ke belakang lebih tampak pada masa trimester
III yang menyebabkan rasa sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban
berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh. Bayi yang
semakin membesar selama kehamilan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema pada tangan yang
disebabkan oleh perubahan hormonal akibat retesi cairan.Selama trimester terakhir
kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadang kala dialami pada anggota tubuh
bagian atas sebagai akibat lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan
merosotnya lingkar bahu, yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan
medianus.
g) System endokrin dan nutrisi maternal
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan
estrogen dan progesteron. Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium serta pelepasan
hormon hipofise. Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos,
relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli
serta perubahan sekretorik dalam payudara.Perubahan endokrin lainnya yaitu sekresi
kelenjar hipofise umumnya menurun, dan penurunan ini akan meningkatkan sekresi
semua kelenjar endokrin (khususnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal).
h) Respon imunologi
Interaksi antar sel janin dan respon system imun ibu merupakan komponen penting
selama masa kehamilan. Untuk menghasilkan embrio berkembang dengan sempurna,
beberapa sel imun ibu hamil secara aktif menyerang lapsian Rahim. Hal ini
menyevavkan oeradangan ringan yang mirip dengan organ tubuh yang sedang
penyembuhan luka. Jika peradangan dari aktivitas sel imun ini dicegah, maka
pertumbuhan janin tidak dapat dilanjutkan. Itulan pentingnya molekuk peradangan
dan sel dalam proses ini. Area yang sedang terjadi peradangan ini mendominasi
Rahim pada 12 minggu pertama kehamilan. Selama 15 minggu berikutnya, jainin bisa
berkembang dengan cepat. Beberapa sel janin memperlihatkan tanda yang jelas pada
permukaan sel atau antigen. Dalam keadaan normal, system kekebalan tubuh ibu akan
mengenali hal ini sebagai zat asing di dalam rahimnya dan menyerang sel-selnya.
Regulatori T cells (Tregs) yang merupakan bentuk khusus sel darah putih yang
mendukung daerah abti-peradangan di Rahim ibu secara aktif akan melinsungi sel
janin tersebut. Pada tahap akhir kehamilan, system kekebalan tubuh beralih kembali
ke keadaan pro-peradangan.
C. ADAPTASI PSIKOLOGIS
a) Penerimaan kehamilan
Banyak wanita hamil yang mengalami kesulitan dalam penerimaan semua perubahan
yang terjadi pada tubuhnya selama kehamilan, walaupun perubahan fisik dan
emosional tersebut dianggap hal yang biasa dialami oleh wanita selama masa
kehamilan. Keterlibatan penerimaan diri akan kehamilan mempengaruhi ibu akan
kecemasan yang dialaminya (Detiana, 2010)
b) Kesiapan dalam kehamilan
Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah
malnutrisi, mengurangi stress, menyiapkan tubuh pada perubahan-perubahan pada saat
kehamilan, dan mencegah obesitas, mengurangi risiko keguguran, persalinan
premature, berap bayi lahir rendah, dan kematian janin mendadak dan mencegan efek
dari kodisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan (Chandranipapongse &
Koren 2013). Selama masa kehamilan ibu hamil ditunut untuk selalu dalam keadaan
sehat dan prima, karena persyaratan utama yang harus dipenuhi agar bayi lahir sehat
adalah menjag dan merawat kesehatan kandungan (Prasetyo)
c) Respon emosional
Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) ialah penurunan kemauan seksual
karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu mulai
berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk
penampilan diri yang kurang menarik, dan menurunnya aktifitas seksual.
Perubahan emosional trimester II (Kesehatan yang baik) terjadi pada bulan kelima
kehamilan terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak sehingga ibu mulai
memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat. Rasa
cemas pada ibu hamil akan terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya.
D. ADAPTASI SIBLING
Sibling rivalry (Persaingan antar saudara) yang dimaksud disini kompetisi antara
saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang
tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih (Lusa, 2010). Sibling
Rivalry adalah persaingan dengan saudara kandung yaitu perasaan cemburu atau benci yang
pada umumnya terjadi pada anak karena adanya saudara kandung (Nursalam, 2008). Jarak
usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak antara usia 1-3 tahun dan
muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 8-12 tahun, dan pada
umumnya sibling rivalry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan
khususnya perempuan (SetiawatidanZulkaida,2007) Menurut McNerney dan Joy berdasarkan
pengalaman yang diungkapkan beberapa orang Amerika dilaporkan 55% mengalami
kompetisi dalam keluarga dan umur antara 3- 5 tahun merupakan kategori tertinggi (Asupah,
2008).Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua
dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tua (Setiawati, 2008). Persaingan antar saudara cenderung memuncak
ketika anak bungsu berusia 3 atau 4 tahun (woolfson , 2004) dalam ita listianti (2010). Ciri
khas yang sering muncul pada sibling rivalry , yaitu: egois, suka berkelahi, memiliki
kedekatan yang khusus dengan salah satu orang tua, mengalami gangguan tidur, kebiasaan
menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan menuntut perhatian lebih banyak (sains, 2009)
dalam ita listianti (2010).Terdapat dua macam reaksi sibling rivalry, secara langsung yaitu
biasanya berupa perilaku agresif seperti memukul, mencubit atau bahkan menendang
(setiawati, 2008). Reaksi lainnya adalah reaksi tidak langsung seperti, munculnya kenakalan,
rewel, mengompol atau pura-pura sakit (setiawati, 2008). Sibling rivalry dapat teratasi jika
orang tua dapat memberikan perhatian dan bersikap adil dan menunjukkan perilaku yang baik
terhadap anak-anak. Hindari tekanan untuk selalu mengalah dan mendahulukan adik barunya
Ajarkan kakak mengenai cara berinteraksi dengan adik, apa yang bisa dilakukan dan
bagaimana cara menunjukkan kasih sayang pada adik misalnya dengan mencium dan
memegang tangan adik. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku
orang tua yang yang memberi bimbingan, pendidikan orang tua sehari-hari dengan
mengajarkan hal-hal yang positif dan memberikan kebutuhan yang tepat sesuai dengan apa
yang diperlukan anak dapat meminimalkan terjadinya sibling rivalry.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
JL. KERKOF NO.243 LEUWIGAJAH CIMAHI Telp (022) 6670015
KEPERAWATAN MATERNITAS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : Ny. H
Umur : 22 tahun
Suku/Kebangsaan : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Kp cipapar ¼ cicangkang Girang
Diagnosa Medis : G1P1A0 Post aterm Kala I Fase laten dng serotinus
Penanggung jawab
Nama suami : Ny.A
Umur : 23
Suku/Kebangsaan : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat Rumah : Kp cipapar ¼ cicangkang Girang
B. Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 18-03-2021
2. Alasan kunjungan ini : pertama …,rutin…,ada keluhan…
3. Keluhan- keluhan : adanya gerakan pada janin, mules (-) , lendir (-)
4. Riwayat kehamilan, persalinan
5. Riwayat menstruasi
Haid pertama : Umur 15 Tahun
Siklus : 28 Hari
Banyaknya : 50 cc
Dismenorrhoe : tidak
Teratur/tidak : teratur
Lamanya : 7 hari
Sifat darah : encer
Keputihan : tidak
6. Imunisasi TT
Imunisasi TT I : tidak
Imunisasi TT II : Tidak
7. Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak memakai kontrasepsi
8. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita: tidak ada
9. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
10. Riwayat social : kehidupan sosial klien baik dengan sesama tetangga disekitar rumahnya
11. Riwayat kehamilan ini
Kehamilan ini: direncanakan
Perasaan tentang kehamilan ini : bersyukur dengan kehamilan ini
Status perkawinan: kawin . 1 kali
Kawin I: umur: 21 tahun
Kawin II: -
HPHT : 01-06-2020
Kehamilan yang ke-: pertama
HPL : 08-03-2021
Keluhan-Keluhan :
Trimester I : mual-mual
Trimester II : tidak ada
Trimester III : nyeri pinggang
Pergerakan anak kapan : saat malam
Berapa kali: 2-3 kali
Keluhan yang dirasakan : panas pinggang
Rasa lelah : tidak
Mual dan muntah yang lama tidak
Panas, menggigil : tidak ada keluhan
Sakit kepala berat/ terus menerus: tidak
Penglihatan kabur : tidak
Rasa nyeri/ panas waktu BAK: tidak
Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : tidak
Pengeluaran cairan pervaginam : ada sedikit
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai, oedem : tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran:…composmetis
TTV : 140 / 90 Mmhg
Tinggi Badan : 150
Berat badan sekarang : 60
Berat badan sebelum hamil : 52
2. Kepala
Rambut :
Muka : oedem/tidak
Mata : konjungtiva, sklera,
Telinga : simetris
Hidung : simetris
Mulut dan gigi:/tidak
3. Leher
JVP : TAK
Kelenjar Getah Bening : TAK
Kelenjar tyroid : TAK
4. Dada
Jantung : TAK
Paru : TAK
5. Payudara
Bentuk : TAK
Putting susu : TAK
Pengeluaran : TAK
Rasa nyeri : TAK
Benjolan : TAK
Striae : TAK
Lain lain : TAK
6. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi :
Membesar
Striae : tidak
Bekas luka :tidak
Oedem :tidak
Ascites :tidak
Kelainan lain
Palpasi: TFU 30 Cm
Leopold I
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil.
Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras
maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian fundus itu teraba bagian–bagian
kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
Leopold II
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian kanan dan kiri
uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan
atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin
Leopold III
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian presentasi/bawah
uterus ibu hamil Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin Jika Anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian
kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
Jika saat Anda palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian kepala janin
tersebut, apakah kepala masih goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat
digoyangkan dengan tangan Anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan
Leopold IV. Namun jika saat melakukan palpasi Anda merasakan bahwa kepala tidak
dapat digoyangkan maka Anda lanjutkan pemeriksaan leopold IV
Leopold IV
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP). Cara pemeriksaannya adalah tempatkan jari–jari tangan Anda dengan
tertutup di sebelah kiri dan kanan pada segmen bawah rahim kemudian tentukan letak
dari bagian presentasi tersebut (konvergen/ divergen).
Taksiran BB anak (TBA) :
Auskultasi: Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung
DJA : Frekwensi teratur
Nyeri Persalinan
2.
b) Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
Masalah
1 . Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi
serviks, tekananmekanik bagian presentasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO HARI / DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL
1 Nyeri akut - Kaji derajat - Sikap terhadap
berhubungan TUPAN : setelah ketidak nyeri, reaksi
dilakukan tindakan nyamanan terhadap nyeri
dengan dilatasi keperawatan selama 1
- Kaji kebutuhan - Sentakan dapat
x 24 jam nyeri
serviks, berkurang, dengan klien terhapad digunakan
kriteria :
tekananmekanik - Klien kebutuhan sebagai
bagian presentasi menggunakan sendtuhan fisik distraksi
tekhnik yang selama
tepat untuk
mengontrol nyeri kontraksi
( tehnik nafas - Bantu dan - Meningkatkan
dalam )
- Istirahat di antara ajarkan kepada peran keluarga
kontraksi keluarga dan
- Skala nyeri 5-6
tindakan meningkatkan
TUPEN : kenyamanan kenyamanan
Skala nyeri klien dengan fisik,
berkurang (1-10) gosokan psikologis
punggung klien
- Pantau tanda- - Peningkatan
tanda vital tanda-tanda
vital
merupakan
identifik
IMPLEME NTASI KEPERAWATAN
NO HARI / TGL NO. DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX HARI / TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1 S : klien mengatakan nyeri masih ada
O : pasien terlihat
A : therapi dilanjutkan
P : intervemsi dilanjutkan
I : berikan lingkungan yang nyaman
E : pasien masih mengatakan nyeri
R : mengajarkan tekhnik distraksi
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL CARE (INC)
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan
dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 42 minggu setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang baik.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti,
dkk, 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Harianto.2010).
5. Mekanisme Persalinan
6. Fase Persalinan
a. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks
sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus
yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir
kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah),
sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi
2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban
pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis
waspada).
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan
fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada).
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan
berikan analgesik secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit)
curigai adanya gawat janin.
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
b. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini.
Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan
multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-
otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel
(retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
d. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.
B. KONSEP KEPERAWATAN
b. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
Risiko infeksi maternal
Risiko kekurangan volume cairan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan 1. Orientasikan klien pada
situasional akibat asuhan keperawatan lingkungan, staf dan
proses persalinan selama prosedur
……..diharapkan 2. Berikan informasi
ansietas pasien tentang perubahan
berkurang dengan psikologis dan
criteria hasil: fisiologis pada
TTV dbn persalinan.
Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan
mengungkapkan penyebab ansietas.
perasaan 4. Pantau tekanan darah
cemasnya. dan nadi sesuai indikasi.
Lingkungan 5. Anjurkan klien
sekitar pasien mengungkapkan
tenang dan perasaannya.
kondusif 6. Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung
kemih.
Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Risiko cidera maternal
Risiko kerusakan gas janin
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapka n secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol dengan nonverbal
bagian presentasi. criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik
TTV dbn 3. Pantau tanda vital
Pasien dapat dan DJJ
mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan
dan relaksasi
5. Bantu tindakan
kenyamanan spt.
6. Gosok punggung,
kaki
7. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
8. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
9. Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
10. Berikan lingkungan
yang tenang
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan asuhan 1. Palpasi di atas
urin b.d perubahan keperawatan simpisis pubis
masukan dan selama….,diharapkan 2. Monitor masukan
kompresi mekanik eliminasi urine pasien dan haluaran
kandung kemih. normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
hasil: berkemih sedikitnya
Cairan seimbang 1-2 jam
Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air
hangat di atas
perineum
5. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane
mukosa
3 Keletihan b.d Setelah diberikan
peningkatan asuhan keperawatan 1. Kaji tanda – tanda
kebutuhan energi selama … diharapkan vital yaitu nadi dan
akibat ibu tidak mengalami tekanan darah
peningkatan keletihan dengan 2. Anjurkan untuk
metabolisme kriteria hasili: nadi:60- relaksasi dan
sekunder akibat 80x/menit(saat tidak ada istirahat di antara
nyeri selama his), ibu menyatakan kontraksi
persalinan masih memiliki cukup 3. Sarankan suami atau
tenaga keluarga untuk
mendampingi ibu
4. Sarankan keluarga
untuk menawarkan
dan memberikan
minuman atau
makanan kepada ibu
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g. Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko kerusakan integritas kulit
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/ tindakan
presentasi nyeri terkontrol dengan kenyamanan seperti
kriteria hasil: perawatan kulit, mulut,
TTV dbn perineal dan alat-alat
Pasien dapat tenun yang kering
mendemostrasikan 3. Bantu pasien memilih
nafas dalam dan posisi yang nyaman
teknik mengedan untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
4. KALA III
a. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal
dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
c. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
b. Risiko kekurangan volume cairan
c. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan
trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah melahirkan selama…,diharapkan 2. Berikan kompres es
nyeri terkontrol dengan pada perineum
criteria hasil: setelah melahirkan
Pasien dapat 3. Ganti pakaian dan
control nyeri liner basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
1. Risiko Setelah dilakukan asuhan 1. Instruksikan klien
kekurangan keperawatan untuk mendorong
volume cairan selama….,diharapkan pada kontraksi
cairan seimbang denngan 2. Kaji tanda vital
criteria hasil: setelah pemberian
TTV dbn oksitosin
Darah yang 3. Palpasi uterus
keluar ± 200 – 300 4. Kaji tanda dan gejala
cc shock
5. Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
6. Kolaborasi
pemberian cairan
parentral
5. KALA IV
a. Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah
pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk
kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum
bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan
payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
b. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
c. Resiko kekurangan volume cairan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
efek hormone, tindakan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama … diharapkan 2. Beri informasi yang
jaringan, pasien dapat mengontrol tepat tentang
kelelahan fisik nyeri, nyeri berkurang perawatan selama
dan psikologis, dengan Kriteria hasil : periode pascapartum
ansietas Pasien melaporkan 3. Lakukan tindakan
nyeri berkurang kenyamanan
Menunjukkan postur 4. Anjurkan penggunaan
dan ekspresi wajah teknik relaksasi
rileks 5. Beri analgesic sesuai
Pasien merasakan kemampuan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-
2)
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Identitas klien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny Hana Rosita Nama : Tn. A
Umur : 37 th Umur :-
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kp gerang 3/1 dea citapen Alamat : Kp gerang 3/1 dea citapen
Tanggal masuk : 20 – 03 - 2021 Hub dengan klien :
Tgl Pengkajian : 20 – 03 - 2021
Diagnosa Medis : G4 P2 A1 Pastes Anterem Kala II PEB
D. DATA PENGETAHUAN
Managemen kala I – IV
E. KALA PERSALINAN
1. KALA I
a. Hasil pemeriksaan:
1) Kontraksi uterus, tanda dan gejala persalinan, lamanya kala I (dari jam berapa sampe jam
berapa)
2) Keadaan psikososial
3) Kebutuhan khusus klien
b. Evaluasi (SOAP)
2. KALA II
a. Hasil pemeriksaan:
1) Kala II mulai pada tanggal: jam berapa: tanda dan gejala: His, pemeriksaan dalam,
keadaan perineum, lamanya kala II
2) Keadaan psikososial
3) Kebutuhan khusus klien
4) Catatan kelahiran : jelaskan kronologis persalinan, hasil pemeriksaan beserta waktu, dan hasil
yang didapat dari pemeriksaan tersebut
5) Keadaan perineum
6) TTV ibu
7) pengobatan
b. Evaluasi (SOAP)
3. KALA III
a. Hasil Pemeriksaan
1) Kala III mulai pukul, tanggal, tanda dan gejala, pemeriksaan pelepasan tali pusat, lamanya
kala III
2) Cara kelahiran plasenta, pemeriksaan plasenta: karakteristik plasenta (keadaan koteledon
dan selaput), berat plasenta, ukuran plasenta, panjang tali pusat, pembuluh darah
3) Perdarahan selama melahirkan ada
4) Keadaan psikososial baik
5) Kebutuhan khusus klien tak
b.Evaluasi (SOAP)
4. KALA IV
a. Hasil pemeriksaan:
1) Kala IV dimulai pada pukul, tanggal
2) TTV 150/100
3) Keadaan uterus
4) Kandung kemih
5) Perdarahan
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji sifat dan derajat
berhubungan keperawatan selama … ketidaknyamanan
dilatasi servik diharapkan pasien dapat 2. Beri informasi yang tepat
mengontrol nyeri, nyeri tentang perawatan selama
berkurang dengan Kriteria periode pascapartum
hasil : b) 3. Lakukan tindakan
Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang c) 4. Anjurkan penggunaan teknik
Menunjukkan postur relaksasi
dan ekspresi wajah d) 5. Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
Pasien merasakan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-
2)
cemas berhubungan Tupan : setelah dilakukan Kaji tingkat kecemasan pasien
2. Berikan tekhnik distraksi pada
proses persalinan tindakan keperawatan
pasien
selama 24 jam diharapkan
cemas pasien berkurang
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX HARI / TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1 S : klien tampak masih nyeri
O : klien terlihat meringis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
I : berikan lingkungan yang nyaman
E : pasien masih merasakan nyeri
R : mengajarkan tekhnik nafas dalam