Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ANTENATAL DAN INTRANATAL

Disusun Oleh:

David Prastyo Ari Wibowo

C.0105.17.005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


KOTA CIMAHI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PRENATAL

A. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN


1. Presumtive
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat dikenali dari
pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Beberapa peneliti mengemukakan
beberapa gejala presumptif kehamilan yang meliputi:Amenorea, mual dan muntah, ngidam,
singkope, sering miksi, konstipasi (Cunningham, dkk, 2006)

a. Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukkan folikel de graaf


dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi
dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan persalinan. Tetapi, amenorea juga dapat
disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan dan faktor
lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan.

b. Mual (nausea) dan Muntah (emesis)

Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang


berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang
disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila
terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan
hiperemesis gravidarum.

c. Ngidam (mengingini makanan tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang


demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan

d. Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan


iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingasan. Hal ini sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16
minggu.
e. Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat
seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi

f. Payudara tegang

Esterogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,


sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran
payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.

g. Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Frekuensi miksi yang sering terjadi pada triwulan pertama akibat
desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.

h. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot menurun)


sehingga kesulitn untuk BAB.

i. Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akhibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melafor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi dan leher)
b) Sekitar leher : tampak lebih hitam
c) Dinding perut : stiae gravidarum (terdapat pada seseorang primigravida,
warna membiru), linea alba menjadi lebih hitam (linea nigra)
d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areolamamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda
pada warna kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanit
kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol dan pembuluh darah
manifest sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat stiae akibat pembesaran bagian tersebut
f) Epulis : hipertropi papali giggovae/gusi. Sering terjadi pada triwulan
pertama
g) Varises atau penampakan pembuluh darah vena : pengaruh estrogen dan
progesterone meyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki, dan betis serta payudara.
Penampakan darah ini dapat hilang setelah persalinan.

2. Tanda Kemungkinan ( Probability sign)


(Ummi Hani dkk, 2011;h.74-75) tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan
fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik pada
wanita hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini :
a) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan
b) Tanda hegar
Pelunakan dan ditekannya isthimus uteri
c) Tanda goodel
Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada
wanita hamil melunak seperti bibir
d) Tanda chandwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks
e) Tanda piscaseck
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplementasi
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu
f) Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin didalam uterus.
Kontraksi ini tidak berrmik, sporadic, tidak hyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal
pada trimester tiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensi, lamanya, dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
g) Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada
pemeriksaan kehamilan karena perabaab bagian seperti janin saja tidak cukp
karena dapat saja merupakan myoma uteri
h) Pemeriksaan biologus kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya human chorionic gonadotropin (hCG)
yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormone ini
disekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresikan pada urine
ibu. Jormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan
meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70
usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.
3. Tanda Pasti
(Ummi Hani dkk, 2011;h.74-75) tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan
langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti
kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini ;
a) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu
b) Denyut jantung janin
Dapat didengarkan pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop laenec, DJJ baru dapat
didengan pada usia kehamilan 18-20 minggu
c) Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan tua )trimester akhir). Bagian janin
ini dapat dilihat lebih semourna lagi menggunakan USG
d) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

B. ADAPTASI FISIOLOGIS
1. System reproduksi dan payudara
a) Vagina dan vulva
Akibat pengaruh hormone estrogen, vagina dan vulva mengalami perubahan juga.
Sampai minggu ke-8 terjadi hipervasikularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut tanda chatwick, warna
portio pun tampak lividae.
b) Serviks uteri
Serviks pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen
c) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bilan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron.
d) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidatum, korpus luteum
fraviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk
e) Mamae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,estrogen,
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan
terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar. Pada kehamilan 12 minggu
keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut
colostrum. Perubahan pada payudara disebabkan oleh kadar estrogen, progesteron,
laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi hormonal menimbulkan proliferasi
jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit
pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami
khususnya oleh primigravida pada kehamilan minggu ke- 4.
2. Sistemik
a) System sirkulasi
Perubahan yang terjadi pada jantung, yang khas yaitu denyut nadi istirahat meningkat
sekitar 10-15 denyut permenit, akibat diafragma semakin naik terus selama
kehamilan, jantung digeser ke kiri dan ke atas, sehingga apeks jantung agak kelateral
dari posisinya. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus,
kekuatan otot-otot abdomen dan konfigurasi abdomen dan toraks
b) System respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 sehingga wanita hamil sering mengeluhkan
sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas.
c) System gastrointestinal
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea) atau muntah
(vomitus) yang terjadi pada saat bangun tidur. Penyebabnya secara pasti tidak
diketahui namun kemungkinan besar akibat reaksi terhadap peningkatan hormon yang
mendadak.Ketika kehamilan berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus
yang membesar. Apendiks biasanya bergeser kearah atas dan agak kelateral dan
seringkali dapat mencapai pinggang kanan. Pada sekitar 15%- 20% wanita hamil,
herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ketujuh atau
kedelapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang
menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita
multipara, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua.
d) System urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga timbul sering kencing (berkemih). Frekuensi berkemih yang
meningkat juga akibat peningkatan aliran ginjal sampai 80% (Lescher, 2014).Keadaan
ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih mulai
tertekan kembali. Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliuria
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal, sehingga filtrasi di
glumerulus juga meningkat sampai 69 %
e) System integument
Timbulnya kloasma gravidarum merupakan keluhan yang sering terjadi sejak akhir
bulan kedua. Perubahan pigmen tersebut akibat melanocyt stimulating hormone
(MSH) yang merupakan perangsangan estrogen dan progesterone. Perubahan kulit
timbul pada trimester II dan III karena melanocit yang menyebabkan warna kulit lebih
gelap. Stretch mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada
paha atas dan payudara akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal.
Stretch mark tidak dapat dicegah tapi dapat diobati setelah persalinan.

f) System musculoskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil, menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah. Peningkatan distensi abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang
(realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Berat
uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gravitasi dan garis bentuk
tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk untuk mengimbangi
pembesaran abdomen. Menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang
memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian pula pada jaringan ikat
dan persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan.Sikap tubuh
lordosis merupakan keadaan yang khas karena kompensasi posisi uterus yang
membesar dan menggeser daya berat ke belakang lebih tampak pada masa trimester
III yang menyebabkan rasa sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban
berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh. Bayi yang
semakin membesar selama kehamilan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema pada tangan yang
disebabkan oleh perubahan hormonal akibat retesi cairan.Selama trimester terakhir
kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadang kala dialami pada anggota tubuh
bagian atas sebagai akibat lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan
merosotnya lingkar bahu, yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan
medianus.
g) System endokrin dan nutrisi maternal
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan
estrogen dan progesteron. Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium serta pelepasan
hormon hipofise. Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos,
relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli
serta perubahan sekretorik dalam payudara.Perubahan endokrin lainnya yaitu sekresi
kelenjar hipofise umumnya menurun, dan penurunan ini akan meningkatkan sekresi
semua kelenjar endokrin (khususnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal).
h) Respon imunologi
Interaksi antar sel janin dan respon system imun ibu merupakan komponen penting
selama masa kehamilan. Untuk menghasilkan embrio berkembang dengan sempurna,
beberapa sel imun ibu hamil secara aktif menyerang lapsian Rahim. Hal ini
menyevavkan oeradangan ringan yang mirip dengan organ tubuh yang sedang
penyembuhan luka. Jika peradangan dari aktivitas sel imun ini dicegah, maka
pertumbuhan janin tidak dapat dilanjutkan. Itulan pentingnya molekuk peradangan
dan sel dalam proses ini. Area yang sedang terjadi peradangan ini mendominasi
Rahim pada 12 minggu pertama kehamilan. Selama 15 minggu berikutnya, jainin bisa
berkembang dengan cepat. Beberapa sel janin memperlihatkan tanda yang jelas pada
permukaan sel atau antigen. Dalam keadaan normal, system kekebalan tubuh ibu akan
mengenali hal ini sebagai zat asing di dalam rahimnya dan menyerang sel-selnya.
Regulatori T cells (Tregs) yang merupakan bentuk khusus sel darah putih yang
mendukung daerah abti-peradangan di Rahim ibu secara aktif akan melinsungi sel
janin tersebut. Pada tahap akhir kehamilan, system kekebalan tubuh beralih kembali
ke keadaan pro-peradangan.

C. ADAPTASI PSIKOLOGIS
a) Penerimaan kehamilan
Banyak wanita hamil yang mengalami kesulitan dalam penerimaan semua perubahan
yang terjadi pada tubuhnya selama kehamilan, walaupun perubahan fisik dan
emosional tersebut dianggap hal yang biasa dialami oleh wanita selama masa
kehamilan. Keterlibatan penerimaan diri akan kehamilan mempengaruhi ibu akan
kecemasan yang dialaminya (Detiana, 2010)
b) Kesiapan dalam kehamilan
Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah
malnutrisi, mengurangi stress, menyiapkan tubuh pada perubahan-perubahan pada saat
kehamilan, dan mencegah obesitas, mengurangi risiko keguguran, persalinan
premature, berap bayi lahir rendah, dan kematian janin mendadak dan mencegan efek
dari kodisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan (Chandranipapongse &
Koren 2013). Selama masa kehamilan ibu hamil ditunut untuk selalu dalam keadaan
sehat dan prima, karena persyaratan utama yang harus dipenuhi agar bayi lahir sehat
adalah menjag dan merawat kesehatan kandungan (Prasetyo)

c) Respon emosional
Perubahan emosional trimester I (Penyesuaian) ialah penurunan kemauan seksual
karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu mulai
berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk
penampilan diri yang kurang menarik, dan menurunnya aktifitas seksual.

Perubahan emosional trimester II (Kesehatan yang baik) terjadi pada bulan kelima
kehamilan terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak sehingga ibu mulai
memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat. Rasa
cemas pada ibu hamil akan terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya.

Perubahan emosional trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan) terutama


pada bulan-bulan terakhir kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena
kehamilannya telah mendekati persalinan. Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti
apa yang akan terjadi pasa saat melahirkan, apakah bayi lahir sehat, dan tugas-tugas
apa yang dilakukan setelah kelahiran. Pemikiran dan perasaan seperti ini sangat sering
terjadi pada ibu hamil. Sebaiknya kecemasan seperti ini dikemukakan istri kepada
suaminya.
d) Respon terhadap perubahan body image
Perubahan body image yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi
penyesuaian diri seseorang. Penyesuaian diri tersebut meliputi respon mental dan
tingkah laku bagi seorang wanita hamil untuk meghadapi kebutuhan internal, konflik,
ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam diri seseorang
dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan dimana individu berada (Ali & Anshori,
2006).Bagi ibu hamil yang tidak dapat menerima perubahan fisik selama
kehamilannya, mereka akan merasa takut apabila bentuk tubuhnya semakin jelek.
Wanita akan kehilangan kendali karena tidak dapat mengatur berat tubuhnya lagi
seperti sebelum hamil. Selain itu, wanita memiliki kecemasan tersendiri apabila
bentuk tubuhnya tidak dapat kembali lagi pada bentuk dan berat badan yang ideal
seperti saat sebelum hamil.
e) Membina hubungan dengan pasangan
Pada masa kehamilan dukungan sosial dari suami dangat diperlukan oleh ibu hamil,
agar ibu hamil menjadi bahagia dan menghayati masa kehamilannya dengan tenang
sehingga ibu dapat termotivasi menjaga kesehatan selama kehamilan. Menurut House
dan Khan (dalam Mujiadi, 2004) dukungan sosial mampu menolong individu
mengurangi pengaruh yang merugikan dan dapat mempertahankan diri dari pengaruh
negative.
f) Ambivalensi selama kehamilan
Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester pertama. Perasaan
ambivalen wanita hamil berhubungan dengan kecemasan terhadap perubahan selama
masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua,
sikap penerimaan keluarga, masyarakat, dan masalah keuangan. Perasaan ambivalen
akan berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan terhadap kehamilan.

g) Perhatian terhadap janin


Psikologis ibu pada masa kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan
keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan
maupun kehamilan yang tidak diharapkan (Susanti, 2008). Hal tersebut juga didukung hasil
penelitian (Diani & Luh Kadek, 2013) yang menunjukkan bahwa 80% ibu hamil mengalami
rasa khawatir, was-was, gelisah, takut dan cemas dalam menghadapi kehamilannya.
Perasaan-perasaan yang muncul antara lain berkaitan dengan keadaan janin yang dikandung,
ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi persalinannya, serta perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi demikian, dukungan suami masih sangat dibutuhkan
selama masa kehamilan untuk mengurangi faktor psikologis yang terjadi pada ibu hamil

h) Membina hubungan ibu dan anak


Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi, hal ini merupakan proses dimana sebagai
hasil dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai. (Bahiyatun, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Health
Organization (WHO) menunjukkan bahwa saat pertama kali kontak ibu dan bayi yaitu
bayi yang diberikan menyusui dini dengan meletakkan bayi langsung kekulit ibu
setidaknya 1jam, hasilnya sama dengan 2 kali menyusui. Selain itu, hal penting yang
tidak disadari selama ini yaitu kontak kulit segera antara ibu dan bayi setelah lahir
dapat membuat bayi menyusu sendiri, dan sekitar 75,7% bayi dapat diselamatkan bila
diberikan ASI 1jam pertama setelah dilahirkan. (Rizki, 2013).
Hubungan ibu dan anak akan diperkuat ketika ibu memberikan ASI-nya kepada sang
bayi, maka ikatan batin akan semakin kuat. Bahkan penelitian terdahulu menemukan
bahwa hormone oksitosin yang diproduksi ibu ketika menyusui mampu menguatkan
ikatan antara ibu dan anak. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara bayi
dan ibunya dapat dipengaruhi oleh : pendidikan, pengetahuan, respon ayah dan
keluarga, pembentukan kebiasaan, pemantauan berat badan , sibling rivalry.
(Bahiyatun , 2008). Hubungan antara ibu dan anak yang berlandasan ikatan kasih
sayang harus sudah terjalin.

D. ADAPTASI SIBLING
Sibling rivalry (Persaingan antar saudara) yang dimaksud disini kompetisi antara
saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang
tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih (Lusa, 2010). Sibling
Rivalry adalah persaingan dengan saudara kandung yaitu perasaan cemburu atau benci yang
pada umumnya terjadi pada anak karena adanya saudara kandung (Nursalam, 2008). Jarak
usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak antara usia 1-3 tahun dan
muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 8-12 tahun, dan pada
umumnya sibling rivalry lebih sering terjadi pada anak yang berjenis kelamin sama dan
khususnya perempuan (SetiawatidanZulkaida,2007) Menurut McNerney dan Joy berdasarkan
pengalaman yang diungkapkan beberapa orang Amerika dilaporkan 55% mengalami
kompetisi dalam keluarga dan umur antara 3- 5 tahun merupakan kategori tertinggi (Asupah,
2008).Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua
dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tua (Setiawati, 2008). Persaingan antar saudara cenderung memuncak
ketika anak bungsu berusia 3 atau 4 tahun (woolfson , 2004) dalam ita listianti (2010). Ciri
khas yang sering muncul pada sibling rivalry , yaitu: egois, suka berkelahi, memiliki
kedekatan yang khusus dengan salah satu orang tua, mengalami gangguan tidur, kebiasaan
menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan menuntut perhatian lebih banyak (sains, 2009)
dalam ita listianti (2010).Terdapat dua macam reaksi sibling rivalry, secara langsung yaitu
biasanya berupa perilaku agresif seperti memukul, mencubit atau bahkan menendang
(setiawati, 2008). Reaksi lainnya adalah reaksi tidak langsung seperti, munculnya kenakalan,
rewel, mengompol atau pura-pura sakit (setiawati, 2008). Sibling rivalry dapat teratasi jika
orang tua dapat memberikan perhatian dan bersikap adil dan menunjukkan perilaku yang baik
terhadap anak-anak. Hindari tekanan untuk selalu mengalah dan mendahulukan adik barunya
Ajarkan kakak mengenai cara berinteraksi dengan adik, apa yang bisa dilakukan dan
bagaimana cara menunjukkan kasih sayang pada adik misalnya dengan mencium dan
memegang tangan adik. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku
orang tua yang yang memberi bimbingan, pendidikan orang tua sehari-hari dengan
mengajarkan hal-hal yang positif dan memberikan kebutuhan yang tepat sesuai dengan apa
yang diperlukan anak dapat meminimalkan terjadinya sibling rivalry.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
JL. KERKOF NO.243 LEUWIGAJAH CIMAHI Telp (022) 6670015

FORMAT PENGKAJIAN RESUME ANTENATAL


NY. H G4P3A1 DENGAN Serotinus DIRUANG Bersalin RS Cililin

KEPERAWATAN MATERNITAS

I. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : Ny. H
Umur : 22 tahun
Suku/Kebangsaan : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Kp cipapar ¼ cicangkang Girang
Diagnosa Medis : G1P1A0 Post aterm Kala I Fase laten dng serotinus

Penanggung jawab
Nama suami : Ny.A
Umur : 23
Suku/Kebangsaan : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat Rumah : Kp cipapar ¼ cicangkang Girang

B. Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 18-03-2021
2. Alasan kunjungan ini : pertama …,rutin…,ada keluhan…
3. Keluhan- keluhan : adanya gerakan pada janin, mules (-) , lendir (-)
4. Riwayat kehamilan, persalinan

N Tgl/Thn Tempat Jenis Usia Penolong Penyulit Anak


o persalinan Persalinan Persalinan Kehamilan Persalinan TB/ Umur JK
BB
1 2021 ini

5. Riwayat menstruasi
 Haid pertama : Umur 15 Tahun
 Siklus : 28 Hari
 Banyaknya : 50 cc
 Dismenorrhoe : tidak
 Teratur/tidak : teratur
 Lamanya : 7 hari
 Sifat darah : encer
 Keputihan : tidak
6. Imunisasi TT
 Imunisasi TT I : tidak
 Imunisasi TT II : Tidak
7. Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak memakai kontrasepsi
8. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita: tidak ada
9. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
10. Riwayat social : kehidupan sosial klien baik dengan sesama tetangga disekitar rumahnya
11. Riwayat kehamilan ini
 Kehamilan ini: direncanakan
 Perasaan tentang kehamilan ini : bersyukur dengan kehamilan ini
 Status perkawinan: kawin . 1 kali
 Kawin I: umur: 21 tahun
 Kawin II: -
 HPHT : 01-06-2020
 Kehamilan yang ke-: pertama
 HPL : 08-03-2021
 Keluhan-Keluhan :
 Trimester I : mual-mual
 Trimester II : tidak ada
 Trimester III : nyeri pinggang
 Pergerakan anak kapan : saat malam
 Berapa kali: 2-3 kali
 Keluhan yang dirasakan : panas pinggang
 Rasa lelah : tidak
 Mual dan muntah yang lama tidak
 Panas, menggigil : tidak ada keluhan
 Sakit kepala berat/ terus menerus: tidak
 Penglihatan kabur : tidak
 Rasa nyeri/ panas waktu BAK: tidak
 Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : tidak
 Pengeluaran cairan pervaginam : ada sedikit
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai, oedem : tidak ada

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
 Kesadaran:…composmetis
 TTV : 140 / 90 Mmhg
 Tinggi Badan : 150
 Berat badan sekarang : 60
 Berat badan sebelum hamil : 52
2. Kepala
 Rambut :
 Muka : oedem/tidak
 Mata : konjungtiva, sklera,
 Telinga : simetris
 Hidung : simetris
 Mulut dan gigi:/tidak

3. Leher
 JVP : TAK
 Kelenjar Getah Bening : TAK
 Kelenjar tyroid : TAK
4. Dada
 Jantung : TAK
 Paru : TAK
5. Payudara
 Bentuk : TAK
 Putting susu : TAK
 Pengeluaran : TAK
 Rasa nyeri : TAK
 Benjolan : TAK
 Striae : TAK
 Lain lain : TAK
6. Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi :
 Membesar
 Striae : tidak
 Bekas luka :tidak
 Oedem :tidak
 Ascites :tidak
 Kelainan lain
 Palpasi: TFU 30 Cm
 Leopold I
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil.
Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras
maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian fundus itu teraba bagian–bagian
kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
Leopold II
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian kanan dan kiri
uterus ibu hamil. Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan
atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin
Leopold III
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada bagian presentasi/bawah
uterus ibu hamil Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin Jika Anda merasakan lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika bagian
kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
Jika saat Anda palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian kepala janin
tersebut, apakah kepala masih goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih dapat
digoyangkan dengan tangan Anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan
Leopold IV. Namun jika saat melakukan palpasi Anda merasakan bahwa kepala tidak
dapat digoyangkan maka Anda lanjutkan pemeriksaan leopold IV
Leopold IV
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP). Cara pemeriksaannya adalah tempatkan jari–jari tangan Anda dengan
tertutup di sebelah kiri dan kanan pada segmen bawah rahim kemudian tentukan letak
dari bagian presentasi tersebut (konvergen/ divergen).
 Taksiran BB anak (TBA) :
 Auskultasi: Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung
 DJA : Frekwensi teratur

7. Punggung dan pinggang


 Posisi tulang belakang : tidak ada kelainan
 Pinggang nyeri : Ada
8. Ekstremitas atas dan bawah
 Ekstremitas atas
Kebersihan : Tidak ada kelainan
Reflek bisep/ trisep : TAK
Pergerakan Kekuatan Otot : TAK
Oedema : TAK
 Ekstremitas bawah
Oedema Reflek : Normal
fatella Reflek : Normal
babinski : Normal
Pergerakan Kekuatan otot: Normal
9. Genetalia
 Vulva/ vagina : tidak ada kelainan
 tKeadaan : normal
Oedema : tidak
Pengeluaran
Pervaginam : Lendir
Kelenjar Bartolin : TAK
Pembengkakan :TAK
Rasa nyeri :TAK
 Perineum: tidak
 Kelainan lain
10. Anus : tidak
11. Pola sehari- hari (ADL)

No Pola Sehari- hari Sebelum hamil Setelah hamil


1 Pola nutrisi
Makan
Frekwensi Jenis 3 kali / hari 3-4 kali / hari
makanan Makanan rumahan Makanan rumahan
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Minum
Jenis minum Air outih, teh, susu, kopi Air putih, teh susu
Frekwensi 5-8 kali / hari 5-8 kali/hari
keluhan Tidak ada Tidak ada
2 Eliminasi
BAK
Frekwensi 5-6 kali/hari 5-8 kali/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAB
Frekwensi 1 kali/ hari 1 kali / hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning tua Kuning tua
keluhan Tidak ada Tidak ada
3 Pola istirahat dan tidur
Siang Normal Normal
Malam Normal Normal
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Personal hygiene
Mandi 2 kali/hari 2 kali/hari
Gosok gigi 2 kali/hari 2 kali/hari
Keramas 2 hari sekali 2 hari sekali
Perawatan payudara Tidak pernah Tidak pernah
Perawatan vulva Tidak pernah Tidak pernah
keluhan Tidak ada Tidak ada
5 Pola aktivitas
Mandiri Mandiri Dibantu sebagian
Dibantu sebagian
Tergantung penuh
Keluhan Tidak ada Tidak ada
6 Pola seksual
Frekwensi 2 kali seminggu 1 kali seminggu
Keluhan Tidak ada Tidak ada

12. Data psikis


klien bertindak dan berkelakuan seperti halnya orang normal lainnya

13. Data pengetahuan


a. Tanda bahaya kehamilan
Klien mengetahui sebagian dari tanda dan bahaya kehamilan seperti adanya tanda-tanda
mules pada kehamilan
Pola hubungan seksual : tidak ada masalah dengan kebutuhan seksual klien selama hamil
b. Kebutuhan nutrisi : klien terpenuhi nutrisinya selama hamil
c. Senam hamil : klien tidak pernah melakukan senam hamil
d. Personal hygiene : klien memenuhi personal hugiene nya terpenuhi dengan baik
14. Data penunjang
Hb, Glukosa, Protein urin : 9,1

g/dl , 140 Mg/dl , Positif 1


15. Terapy medic
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
a) Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. DS : klien mengatakan nyeri di Hormon ekstrogen dan Nyeri


perutnya progresteron
DO: klien terlihat gelisah
- Pasien terlihat mengelus-ngelus
perutnya
Oksitosin

Ketegangan Otot Rahim

Nyeri Persalinan

2.
b) Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
Masalah
1 . Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi
serviks, tekananmekanik bagian presentasi

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO HARI / DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
TANGGAL
1 Nyeri akut - Kaji derajat - Sikap terhadap
berhubungan TUPAN : setelah ketidak nyeri, reaksi
dilakukan tindakan nyamanan terhadap nyeri
dengan dilatasi keperawatan selama 1
- Kaji kebutuhan - Sentakan dapat
x 24 jam nyeri
serviks, berkurang, dengan klien terhapad digunakan
kriteria :
tekananmekanik - Klien kebutuhan sebagai
bagian presentasi menggunakan sendtuhan fisik distraksi
tekhnik yang selama
tepat untuk
mengontrol nyeri kontraksi
( tehnik nafas - Bantu dan - Meningkatkan
dalam )
- Istirahat di antara ajarkan kepada peran keluarga
kontraksi keluarga dan
- Skala nyeri 5-6
tindakan meningkatkan
TUPEN : kenyamanan kenyamanan
Skala nyeri klien dengan fisik,
berkurang (1-10) gosokan psikologis
punggung klien
- Pantau tanda- - Peningkatan
tanda vital tanda-tanda
vital
merupakan
identifik
IMPLEME NTASI KEPERAWATAN
NO HARI / TGL NO. DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

1 DX I - Mengkaji tanda- Waktu (jam)


tanda vital klien S : klien
- Memberikan mengatakan
kenyamanan dan
keamanan kepada
nyeri masih ada
klien dengan O : pasien masih
memberikan tampak meringis
sentuhan fisik pada A : theraphy
klien
- Mengajarkan klien dilanjutkan
tekhnik nafas dalam P : mengajarkan
tekhnik distraksi

CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX HARI / TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1 S : klien mengatakan nyeri masih ada
O : pasien terlihat
A : therapi dilanjutkan
P : intervemsi dilanjutkan
I : berikan lingkungan yang nyaman
E : pasien masih mengatakan nyeri
R : mengajarkan tekhnik distraksi
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL CARE (INC)

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi

Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan
dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37  42 minggu setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang baik.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti,
dkk, 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Harianto.2010).

2. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan

a. Teori penurunan hormon progesterone.


Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot –
otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus,
kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan

misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

3. Jenis - Jenis Persalinan


Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm: yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin di
atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus: persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat janin
kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus: persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada janin
terdapat tanda postmaturitas
d. Peralinan presipitatus: persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan: bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
c. Persalinan anjuran: pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar
untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan
kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-kadang tidak
mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa berlangsung dengan
dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan induksi persalinan yaitu
pemberian pitocin atau prostaglandin.

4. Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan


a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah
penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala
bayi biasanya menancap setelah lightening. Wanita sering menyebut lightening sebagai
“kepala bayi sudah turun”. Hal- hal spesifik berikut akan dialami ibu:
 Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang
yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
 Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh,
yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus- menerus bahwa
sesuatu perlu dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
 Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan foramen
ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
 Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen akibat
tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari
ekstremitas bawah.
b. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama masa hamil,
serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak, sekarang serviks masih lunak
dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan
kemungkinan sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada
individu wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil. Serviks ibu multipara
secara normal mengalami pembukaan 2 cm, sedangkan pada primigravida dalam kondisi
normal serviks menutup. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan instansi
kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda
sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan.
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh
signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat
kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu
kehamilan. Bagaimanapun, persalinan palsu juga mengindikasikan bahwa persalinan
sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila terjadi
sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut Ketuban Pecah Dini (KPD). Hal ini
dialami oleh sekitar 12% wanita hamil. Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia
kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan
mereka pada waktu 24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam
24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang
bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas
lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil
terhadap atau perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan.
f. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan selain bahwa hal tersebut terjadi
alamiah, yamg memungkinkan wanita memperoleh energi yang diperlukan untuk
menjalani persalinan. Wanita harus diinformasikan tentang kemungkinan lonjakan energi
ini untuk menahan diri menggunakannya dan justru menghemat untuk persalinan.
g. Gangguan Saluran Cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual, dan
muntah, diduga hal-hal tersebut gejala menjelang persalinan walaupun belum ada
penjelasan untuk kali ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut
(Varney, 2007).

5. Mekanisme Persalinan

Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk


menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan
posisi dasar yang terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan
tersebut, sebagai berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter
kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap
militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar dengan
diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot berotasi ke
bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti,
oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu
secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari tempat
kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial sejajar
dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini menyebabkan
kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT,
bergantung arah restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus. Sumbu
carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior kemudian
terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh
di bawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan
lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti
sumbu Carus dan segera lahir (Varney, 2007).

6. Fase Persalinan
a. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks
sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus
yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir
kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
 Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
 Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida dan multipara :
 Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
 Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah),
sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar).
 Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan
multipara (8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
 Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
 Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
 Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi
2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
 Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug)
yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
 Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
 Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban
pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
 Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis
waspada).
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan
fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada).
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
 Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan
berikan analgesik secukupnya.
 Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
 Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
 Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit)
curigai adanya gawat janin.
 Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.

b. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah
lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini.
Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan
multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-
otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.

Peristiwa penting pada Kala II:


a. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
b. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
c. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
d. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.
e. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :
a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan
pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu
atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
c. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
d. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut- turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
f. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan
dan bahu belakang.
g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
c. KALA III
 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
 Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
 Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-
Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan
marginal.
 Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
 Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di
atas pusat.

Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel
(retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).

d. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
 Kontraksi uterus harus baik
 Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
 Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
 Kandung kencing harus kosong
 Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
 Resume keadaan umum ibu dan bayi.

7. Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan


a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang
terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan
retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam
kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan
kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan
untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang
ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting
(karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta
selaput dan cairan ketuban atau amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling
tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang
berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.

8. Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal


a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5
sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku
dapat dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral.
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit. Tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak
terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan
ekspulsi.
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang
setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi.
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan.
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
 Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
 Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi
yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
 Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang
masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus
hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
 Kateterisasi kandung kemih
 Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. KALA I (fase laten)


a. Pengakajian
 Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
 Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau terdiri dari
flek lendir.

b. Diagnosa Keperawatan
 Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
 Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
 Risiko infeksi maternal
 Risiko kekurangan volume cairan

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan 1. Orientasikan klien pada
situasional akibat asuhan keperawatan lingkungan, staf dan
proses persalinan selama prosedur
……..diharapkan 2. Berikan informasi
ansietas pasien tentang perubahan
berkurang dengan psikologis dan
criteria hasil: fisiologis pada
 TTV dbn persalinan.
 Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan
mengungkapkan penyebab ansietas.
perasaan 4. Pantau tekanan darah
cemasnya. dan nadi sesuai indikasi.
 Lingkungan 5. Anjurkan klien
sekitar pasien mengungkapkan
tenang dan perasaannya.
kondusif 6. Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien

2. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji persiapan,tingkat


pengetahuan tentang asuhan keperawatan pengetahuan dan
kemajuan persalinan selama….,pengetahu an harapan klien
b.d kurang pasien tentang 2. Beri informasi dan
mengingat informasi persalinan meningkat kemajuan persalinan
yang diberikan, dengan kriteria hasil: normal.
kesalahan  Pasien dapat 3. Demonstrasikan teknik
interpretasi mendemonstrasikan pernapasan atau
informasi. teknik pernafasan dan relaksasi dengan tepat
posisi yang tepat untuk setiap fase
untuk fase persalinan
persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji latar belakang
terhadap infeksi keperawatan budaya klien.
maternal b.d selama….diharapkan 2. Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan infeksi maternal dapat pantau tanda-tanda vital.
vagina berulang terkontrol dengan criteria 3. Tekankan pentingnya
dan kontaminasi hasil: mencuci tangan yang
fekal.  TTV dbn baik.
 Tidak terdapat 4. Gunakan teknik
tanda-tanda infeksi aseptic saat
pemeriksaan vagina.
5. Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.
2. KALA I (fase aktif)
a. Pengkajian
 Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
 Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
 Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
 Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara).

b. Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.

 Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung
kemih.
 Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
 Risiko cidera maternal
 Risiko kerusakan gas janin

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapka n secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol dengan nonverbal
bagian presentasi. criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik
 TTV dbn 3. Pantau tanda vital
 Pasien dapat dan DJJ
mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan
dan relaksasi
5. Bantu tindakan
kenyamanan spt.
6. Gosok punggung,
kaki
7. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
8. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
9. Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
10. Berikan lingkungan
yang tenang
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan asuhan 1. Palpasi di atas
urin b.d perubahan keperawatan simpisis pubis
masukan dan selama….,diharapkan 2. Monitor masukan
kompresi mekanik eliminasi urine pasien dan haluaran
kandung kemih. normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
hasil: berkemih sedikitnya
 Cairan seimbang 1-2 jam
 Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air
hangat di atas
perineum
5. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane
mukosa
3 Keletihan b.d Setelah diberikan
peningkatan asuhan keperawatan 1. Kaji tanda – tanda
kebutuhan energi selama … diharapkan vital yaitu nadi dan
akibat ibu tidak mengalami tekanan darah
peningkatan keletihan dengan 2. Anjurkan untuk
metabolisme kriteria hasili: nadi:60- relaksasi dan
sekunder akibat 80x/menit(saat tidak ada istirahat di antara
nyeri selama his), ibu menyatakan kontraksi
persalinan masih memiliki cukup 3. Sarankan suami atau
tenaga keluarga untuk
mendampingi ibu
4. Sarankan keluarga
untuk menawarkan
dan memberikan
minuman atau
makanan kepada ibu

4. Risiko cidera Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau aktivitas


maternal keperawatan uterus secara
selama….,diharapkan manual
cidera terkontrol dengan 2. Lakukan tirah baring
kriteria hasil: saat persalinan
 TTV dbn menjadi intensif
 Aktivitas uterus baik 3. Hindari meninggikan
 Posisi pasien klien tanpa perhatian
nyaman 4. Tempatkan klien
pada posisi tegak,
miring ke kiri
5. Berikan perawatan
perineal selama 4
jam
6. Pantau suhu dan
nadi
7. Kolaborasi pemberian
antibiotik
(IV)
6 Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Kaji adanya kondisi
gas janin keperawatan yang menurunkan
selama….,diharapkan situasi uteri plasenta
janin dalam kondisi baik 2. Pantau DJJ dengan
dengan criteria hasil: segera bila pecah
DJJ dbn ketuban
o Presentasi kepala (+) 3. Instuksikan untuk
o Kontraksi uterus tirah baring bila
o teratur presentasi tidak
masuk pelvis
4. Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
5. Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi
3. KALA II
a. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat

 Melaporkan kelelahan
 Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
 Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat merintih / menangis selama kontraksi
 Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g. Seksualitas
 Servik dilatasi penuh (10 cm)
 Peningkatan perdarahan pervagina
 Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

b. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko kerusakan integritas kulit

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Berikan tanda/ tindakan
presentasi nyeri terkontrol dengan kenyamanan seperti
kriteria hasil: perawatan kulit, mulut,
 TTV dbn perineal dan alat-alat
 Pasien dapat tenun yang kering
mendemostrasikan 3. Bantu pasien memilih
nafas dalam dan posisi yang nyaman
teknik mengedan untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi

2. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah


jantung b.d fluktuasi keperawatan dan nadi tiap 5
aliran balik vena selama…..,diharapkan – 15 menit
kondisi cardiovaskuler 2. Anjurkan pasien
pasien membaik dengan untuk inhalasi dan
kriteria hasil: ekhalasi selama
 TD dan nadi dbn upaya mengedan
 Suplay O2 tersedia 3. Anjurkan klien /
pasangan memilih
posisi persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi.
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Bantu klien dan
integritas kulit keperawatan pasangan pada posisi
selama….,diharapkan tepat
integritas kulit terkontrol 2. Bantu klien sesuai
dengan kebutuhan
kriteria hasil: 3. Kolaborasi epiostomi
 Luka perineum garis tengah atau
tertutup (epiostomi) medic lateral
4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
 Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal
dengan cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
 Nadi melambat
c. Makan dan cairan
 Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
 Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
 Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
b. Risiko kekurangan volume cairan
c. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan
trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah melahirkan selama…,diharapkan 2. Berikan kompres es
nyeri terkontrol dengan pada perineum
criteria hasil: setelah melahirkan
 Pasien dapat 3. Ganti pakaian dan
control nyeri liner basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
1. Risiko Setelah dilakukan asuhan 1. Instruksikan klien
kekurangan keperawatan untuk mendorong
volume cairan selama….,diharapkan pada kontraksi
cairan seimbang denngan 2. Kaji tanda vital
criteria hasil: setelah pemberian
 TTV dbn oksitosin
 Darah yang 3. Palpasi uterus
keluar ± 200 – 300 4. Kaji tanda dan gejala
cc shock
5. Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
6. Kolaborasi
pemberian cairan
parentral

3. Risiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Palpasi fundus uteri


maternal keperawatan dan massase dengan
selama….,diharapkan perlahan
cidera terkontrol dengan 2. Kaji irama
criteria hasil: pernafasan
 Plasenta keluar 3. Bersihkan vulva dan
utuh perineum dengan air
 TTV dbn dan larutan antiseptic
4. Kaji perilaku klien
dan perubahan
system saraf pusat
5. Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6. Kolaborasi
pemberian cairan
parenteral

5. KALA IV
a. Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah
pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk
kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum
bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan
payudara.

b. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
b. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
c. Resiko kekurangan volume cairan

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
efek hormone, tindakan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama … diharapkan 2. Beri informasi yang
jaringan, pasien dapat mengontrol tepat tentang
kelelahan fisik nyeri, nyeri berkurang perawatan selama
dan psikologis, dengan Kriteria hasil : periode pascapartum
ansietas  Pasien melaporkan 3. Lakukan tindakan
nyeri berkurang kenyamanan
 Menunjukkan postur 4. Anjurkan penggunaan
dan ekspresi wajah teknik relaksasi
rileks 5. Beri analgesic sesuai
 Pasien merasakan kemampuan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-
2)

3. Penurunan koping Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk


keluarga b.d keperawatan menggendong,
transisi/peningkat an selama…..,diharapkan menyentuh bayi
anggota proses keluarga baik 2. Observasi dan catat
keluarga o dengan kriteria hasil: Ada interaksi bayi
kedekatan ibu dengan 3. Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien
2. Resiko Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien pada
kekurangan keperawatan posisi rekumben
volume cairan selama….,diharapkan cairan 2. Kaji hal yang
simbang dengan criteria memperberat kejadian
hasil: intrapartal
 TD dbn 3. Kaji masukan dan
 Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn 4. Perhatikan jenis
persalinan dan
anastesi, kehilangan
daripada persalinan
5. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6. Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
7. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
 Tidak efektifnya breast feeding
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI
LUHUR CIMAHI JL. KERKOF NO.243 LEUWIGAJAH CIMAHI Telp (022) 6670015

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL


NY H .G 4 P 3 A 1 DENGAN PEB RUANG Bersalin.RSUD CILILIN

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Identitas klien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny Hana Rosita Nama : Tn. A
Umur : 37 th Umur :-
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kp gerang 3/1 dea citapen Alamat : Kp gerang 3/1 dea citapen
Tanggal masuk : 20 – 03 - 2021 Hub dengan klien :
Tgl Pengkajian : 20 – 03 - 2021
Diagnosa Medis : G4 P2 A1 Pastes Anterem Kala II PEB

B. DATA UMUM KEHAMILAN


1. Kehamilan direncanakan ?ya/tidak
2. Riwayat Persalinan
Kehamilan Partus Hasil kehamilan Jenis Jenis Umur BB
di/penolong AB/prem/aterm/mola persalinan kelamin anak

3. Prenatal care: …- kali Kunjungan


pertama : -Kontrasepsi yang
lalu:-
4. Kenaikan BB sebelum hami: -.kg
5. Pemeriksaan fisik dengan
a. TTV : BB sekarang..kg, BB sebelum hamil..kg
TB…Cm TD 140/90…mmhg nadi
36…x/m Respirasi 22 x/m Suhu: 36
C
b. Muka
Muka : oedem/tidak
Mata : konjungtiva, sklera,
Telinga : baik
Hidung : baik
Mulut dan gigi: lembab/kering, caries/tidak
c. Dada
Payudara kanan/kiri : konsistensi
Bengkak : ada/tidak
Benjolan : ada/ tidak
Colostrums ; ada/tidak
Putting : menonjol/ tidak, lecet/tidak
d. Abdomen
Leopold I : tinggi Fundus uteri 30…cm (hitung usia kehamilan)
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Kontraksi uterus (lamanya, interval, kekuatan, teratur/tidak) striae gravidarum
e. Ekstremitas
Oedema kanan/kiri
tak
f. Pemeriksaan Dalam
Vulva/ vagina, portio, diameter, ketuban

D. DATA PENGETAHUAN
Managemen kala I – IV

E. KALA PERSALINAN
1. KALA I
a. Hasil pemeriksaan:
1) Kontraksi uterus, tanda dan gejala persalinan, lamanya kala I (dari jam berapa sampe jam
berapa)
2) Keadaan psikososial
3) Kebutuhan khusus klien
b. Evaluasi (SOAP)
2. KALA II
a. Hasil pemeriksaan:
1) Kala II mulai pada tanggal: jam berapa: tanda dan gejala: His, pemeriksaan dalam,
keadaan perineum, lamanya kala II
2) Keadaan psikososial
3) Kebutuhan khusus klien
4) Catatan kelahiran : jelaskan kronologis persalinan, hasil pemeriksaan beserta waktu, dan hasil
yang didapat dari pemeriksaan tersebut
5) Keadaan perineum
6) TTV ibu
7) pengobatan
b. Evaluasi (SOAP)
3. KALA III
a. Hasil Pemeriksaan
1) Kala III mulai pukul, tanggal, tanda dan gejala, pemeriksaan pelepasan tali pusat, lamanya
kala III
2) Cara kelahiran plasenta, pemeriksaan plasenta: karakteristik plasenta (keadaan koteledon
dan selaput), berat plasenta, ukuran plasenta, panjang tali pusat, pembuluh darah
3) Perdarahan selama melahirkan ada
4) Keadaan psikososial baik
5) Kebutuhan khusus klien tak
b.Evaluasi (SOAP)
4. KALA IV
a. Hasil pemeriksaan:
1) Kala IV dimulai pada pukul, tanggal
2) TTV 150/100
3) Keadaan uterus
4) Kandung kemih
5) Perdarahan
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : mengeluh nyeri
DO:…………………… k.ehamilan Nyeri akut
Tampak meringis I
Bersikap protektif Pengeluaran darah
Frekuensi nadi normal I
Penurunan hormon
esterogen dan
progesteron
I
Hipotesis anterior

2. DS : mengeluh cemas Menghadapi persalinan cemas


DO : I
Tampak tegang dan gelisah Ibu merasa takut
Bermk.keringat I
cemas

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


1. nyeri akut berhubungan dilatasi servik
2. cemas berhubungan proses persalinan

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO intervensi Rasional
KEPERAWATAN
1. nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji sifat dan derajat
berhubungan keperawatan selama … ketidaknyamanan
dilatasi servik diharapkan pasien dapat 2. Beri informasi yang tepat
mengontrol nyeri, nyeri tentang perawatan selama
berkurang dengan Kriteria periode pascapartum
hasil : b) 3. Lakukan tindakan
 Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang c) 4. Anjurkan penggunaan teknik
 Menunjukkan postur relaksasi
dan ekspresi wajah d) 5. Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
 Pasien merasakan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-
2)
cemas berhubungan Tupan : setelah dilakukan  Kaji tingkat kecemasan pasien
2.  Berikan tekhnik distraksi pada
proses persalinan tindakan keperawatan
pasien
selama 24 jam diharapkan
cemas pasien berkurang

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N HARI / TGL NO. DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


O
1 1 Menberikan pasien Waktu (jam)
lingkungan yang nyaman S : pasien
dan melakukan tekhnik mengatakan
tarik nafas dalam
masih nyeri
O : pasien
tampak meringis
A : malasah
teratasi sebagian
P :therapi
dilanjutkan

2 2 Memberikan informasi S : pasien


yang tepat kepada pasien
tentang hal yang sedang
mengatakan
dialami mengerti
terhadap
informasi yang
diberian
O : pasien
tampak mengerti
A : masalah
teratasi
P : intervensi di
hentikan

CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX HARI / TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1 S : klien tampak masih nyeri
O : klien terlihat meringis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
I : berikan lingkungan yang nyaman
E : pasien masih merasakan nyeri
R : mengajarkan tekhnik nafas dalam

Anda mungkin juga menyukai