Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN KANKER PAYUDARA

OLEH :

M. SYAEFUL B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI

LUHUR CIMAHI

2021
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status perkawinan :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
No Rekam Medik :
Ruang Perawatan :
Tanggal masuk :
Tanggal Pengkajian :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Hub.Keluarga :
Pekerjaan :
Alamat :
No.Hp :

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien merasa nyeri karena ada benjolan di payudara kirinya.
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Dulu di payudara kanan pernah ada benjolan diobati di
pengobatan alternatif dan akhirnya benjolan di payudara kanan
hilang. Kemudian muncul di payudara kiri, setelah 3 tahun
menjalani pengobatan alternatif benjolan di payudara kiri tidak
sembuh dan malah ada luka.

3. Pola Aktivitas
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3x/hari 3x/hari
Jumlah 1 porsi habis ¼ porsi
Jenis Nasi, lauk pauk, sayuran Bubur, Lauk pauk
Tidak ada
Diet Tidak ada Rendah serat
Pantangan Tidak ada Tinggi serat
Keluhan Mual, muntah 1x tekstur utuh,
tidak nafsu makan
b. Minum
Frekuensi 2-3 gelas / hari 2-3 gelas / hari
Jumlah + 500 cc s/d 750 cc/hari + 500cc s/d 750 cc/hari
Jenis Air putih Air Putih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
c. Infus - 1.500cc/ 24 jam
2 a. BAB
Frekuensi 2 x sehari Belum BAB sejak 1 hari
Konsisten Lembek Belum BAB sejak 1 hari
Warna Kuning khas Tidak Ada
Bau Khas Feses Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak Ada
b. BAK
Frekuensi 5 x sehari 6 x sehari
Warna Kuning bening Kuning bening
Jumlah 1250 cc 1500 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3 Istirahat tidur
a. Siang
Kualitas Nyenyak Nyenyak
Kuantitas 2 jam 2 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Malam
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Kualitas Tidak nyenyak
Kuantitas 8 jam 6 jam
Keluhan Tidak ada Demam
4 Personal hygiene
Mandi 2 x sehari 2 x sehari (diseka)
Keramas 1 x semiinggu Belum keramas 1 minggu
Gosok gigi 2 x sehari 2 x sehari
Gunting kuku 1 x seminggu Belum gunting kuku 1
Keluhan Tidak ada minggu
Tidak ada
Sumber : Anamnesa

Aktifitas ( Pengkajian Fungsional gardon )

No Aktivitas Mandiri ( 1 ) Ketergantungan ( O ) Score

1 Mandi Mandi (diseka) tidak


dilakukan mandiri tetapi 0
dibantu oleh orang lain
2 Memakai baju Perlu bantuan dibantu
dipakaikan baju secara 0
lengkap
3 Toileting Pasien mampu 1
berpindah ke toilet
sendiri
Mampu berpindah
4 Berpindah tempat dari tempat 1
tempat tidur ke kursi secara
mandiri
Dapat
5 Kontinensial mengendalikan 1
keinginan untuk
BAB dan BAK
6 Makan Makan disuapi 1
Total score 4
0 – 3 = Pasien sangat ketergantung
4 – 5 = Pasien ketergantungan sedang
6 = Pasien madiri
Hasil interprestasi : Pasien termasuk kedalam golongan ketergantungan sedang
Sumber :Anamnesa

Pengkajian Resiko Jatuh


No Resiko Nilai Skor
1 Riwayat jatuh yang baru atau Tidak 0 0
dalam bulan terakhir Ya 25
2 Diagnosa medis sekunder > 1 Tidak 0 0
Ya 15
3 Alat bantu jalan
a. Bedrest atau dibantu 0 0
perawat 15
b. Penopang, tongkat / walker 30
c. Purniture
4 Memakai heparin lock / IV Tidak 0 0
No Resiko Nilai Skor
Ya 20
5 Cara berjalan atau berpindah
a. Normal / badrest / 0 0
mobilisasi 10
b. Lemah 20
c. Terganggu
6 Status Mental
a. Orientasi sesuai 0 0
kemampuan diri 15
b. Lupa keterbatasan diri
Total score 0
0 – 24 = Pasien tidak beresiko
25 – 45 = Resiko Rendah - Sedang
> 45 = Resiko Tinggi
Hasil interpretasi : Pasien termasuk kategori tidak beresiko: total skor 0
Sumber : Anemnesa

Pengkajian Resiko Dekubitus


No 1 2 3 4 Skor
1 Persepsi- Keterbatasa Sangat Keterbatasan Tidak ada 4
sensasi n penuh Terbatas Ringan keterbatas
an
2 Kelembaban Lembab Sangat Kadang- Tidak ada 4
terus lembab kadang kembab
menerus lembab
3 Aktifitas Di tempat Di atas kursi Kadang- Sering 4
tidur kadang
berjalan
4 Mobilisasi Tidak dapat Pergerakan Keterbatasan Tidak ada 3
bergerak sangat ringan keterbatas
terbatas an
5 Status Sangat Tidak adekuat Adekuat Baik 3
Nutrisi buruk sekali
6 Friksi/ Bermasalah Potensi Tidak ada 3
gerakan bermasalah masalah
Total skor 20
Definisi resiko :
< 10 = Resiko sangat tinggi 15-18 = Resiko Rendah
10-12 = Resiko tinggi > 19 = Tidak beresiko
Hasil interpretasi = Pasien termasuk kategori tidak beresiko
Sumber : Anemnesa

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala:
Kepala normal, tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut:
Rambut tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata:
Fungsi penglihatan baik, pasien tidak menggunakan kacamata, pasien
dapat membaca dalam jarak 30 cm. Pergerakan bola mata baik, reflek
pupil baik, pasien dapat membuka dan menutup mata.
d. Telinga:
Bentuk telingan normal dan posisi simetris. Pendengaran pasien baik
tidak ada ketulian atau kelainan pada pendengaran. Rinne test positif
pada kedua telinga ditandai dengan hantaran udara lebih panjang
daripada hantaran tulang, Webber test tidak ada lateralisasi
pendengaran, Schwabach test, baik ditandai pendengaran pasien
dengan perawat sama.
e. Hidung:
Bentuk hidung simetris, septum nasal simetris, mukosa hidung
lembab, penciuman baik ditandai dengan pasien dapat membedakan
bau minyak kayu putih dan kopi. Tidak adanya pernafasan cuping
hidung,warna mukosa merah muda, tidak ada edema, tidak ada
perdarahan dan tidak ada nyeri tekan di daerah sinus temporalis dan
sinus maksilaris.
f. Mulut:
Mulut pasien tidak tercium bau mulut, tidak ada nyeri, kemampuan
bicara baik, pasien dapat menggigit, mengunyah, dan menelan dengan
baik, kelembaban mulut baik, warna bibir merah kecoklatan, tidak
adanya pembengkakan, dan tidak adanya stomatitis. Ovula berada
ditengah , tidak adanya peradangan tonsil. Warna gusi merah muda,
tidak terdapat edema, perdarahan dan nyeri. Jumlah gigi 32 buah tidak
ada gigi palsu, terdapat gigi berlubang dimulut sebelah kiri paling
ujung. Bentuk abdomen bulat, warna kulit sawo matang, contour tidak
padat dan tidak lembek, umbilikus berada ditengah, tidak terdapat
timbunan lemak yang berlebihan
g. Leher:
Trakhea berada ditengah, terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
reflek menelan baik, kekuatan leher dapat menahan tekanan yang
diberikan perawat, pasien dapat melakukan gerakan fleksi dan
eksistensi pada leher.
h. Punggung:
Tidak terdapat kelainan tulang punggung baik itu lordosis, kifsis
maupun skoliosis, tidak teraba nyeri tekan saat palpasi punggung.
i. Dada:
Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
j. Hepar:
Tidak ada pembesaran hepar.
k. Ekstremitas:
Ekstremitas Atas :
Bentuk simetris tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat edema, lengan
lengkap, jumlah jari lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, tangan
dapat melakukan fleksi, abduksi dan ekstensi, kekuatan otot 4 4
(dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan).
Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, jumlah jari lengkap, 10
jari terdiri 5 jari kanan dan 5 jari kiri, tidak terdapat edema, akral
hangat, kaki dapat melakukan mobilisasi dengan bebas untuk
melakukan gerakan aktif dan pasif (fleksi, ekstensi, abduksi dan
adduksi) kekuatan otot 4 4 (dapat bergerak dan dapat melawan
hambatan yang ringan).

B. Diagnosa
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) diagnose yang biasanya muncul pada
pasien kanker payudara adalah
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,
mis; anoreksia
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan
kurang pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan
fungsi tubuh
C. Intervensi

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil :
a. Kaji adanya alergi makanan
berhubungan dengan
pembedahan, mis; anoreksia
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
dengan tujuan menentukan jumlah kalori dan nutrisi
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan yang dibutuhkan pasien.
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
d. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang protein dan vitamin C
berarti
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang dimakan
(Mooehead, 2013) mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
h. Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
j. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk

8
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan
f. Jadwalkan pengobatan  dan tindakan
tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
l. Monitor makanan kesukaan
m. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
n. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
o. Monitor kalori dan intake nuntrisi
p. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
q. Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
(Bulechek, 2013)
Nyeri akut berhubungan a. Pain Level, Paint Managemen
dengan proses pembedahan
b. Pain control, a. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
c. Comfort level
karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab b. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mampu menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
mencari bantuan)
untuk mengetahui pengalaman nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan pasien
menggunakan manajemen nyeri
d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, nyeri
frekuensi dan tanda nyeri)
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri lampau
berkurang
f. Evaluasi bersama pasien dan tim
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
e. Tanda vital dalam   rentang normal kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
(Mooehead, 2013) g. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
h. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
i. Kurangi faktor presipitasi nyeri
j. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
l. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
m. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
n. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o. Tingkatkan istirahat
p. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
q. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
e. Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
f. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
g. Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
h. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama
kali
i. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
j. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
(Bulechek, 2013)
Kerusakan integritas kulit Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
berhubungan dengan Kriteria Hasil : Pressure Management
pengangkatan bedah
a. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan a. Anjurkan pasien untuk menggunakan
jaringan
(sensasi, elastisitas,   temperatur, hidrasi, pakaian yang longgar
pigmentasi)
b. Hindari kerutan padaa tempat tidur
b. Tidak ada luka/lesi pada kulit
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
c. Perfusi jaringan baik dan kering
d. Menunjukkan pemahaman dalam proses d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya setiap dua jam sekali
sedera berulang
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
e. Mampu melindungi kulit dan
f. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
mempertahankan kelembaban kulit dan
pada derah yang tertekan
perawatan alami
g. Monitor aktivitas dan mobilisasi
pasien
(Mooehead, 2013)
h. Monitor status nutrisi pasien
Ansietas  berhubungan a. Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
dengan  diagnosa,
b. Coping a. Gunakan pendekatan yang
pengobatan, dan
menenangkan
prognosanya . Kriteria Hasil :
b. Nyatakan dengan jelas harapan
a. Klien mampu mengidentifikasi dan
terhadap pelaku pasien
mengungkapkan gejala cemas
c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
dirasakan selama prosedur
menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
c. Vital sign dalam batas normal d. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas menunjukkan e. Berikan informasi faktual mengenai
berkurangnya kecemasan diagnosis, tindakan prognosis
f. Dorong keluarga untuk menemani
(Mooehead, 2013) anak
g. Lakukan back / neck rub
h. Dengarkan dengan penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat kecemasan
j. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
k. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
l. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
m. Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan
(Bulechek, 2013)
Kurang pengetahuan tentang a. Kowlwdge : disease process Teaching : Dissease Process
penyakit, perawatan,
b. Kowledge : health Behavior a. Kaji  tingkat pengetahuan klien dan
pengobatan kurang paparan
terhadap informasi keluarga tentang proses penyakit
b. Jelaskan tentang patofisiologi
Kriteria Hasil : penyakit, tanda dan gejala serta
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman penyebabnya
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
c. Sediakan informasi tentang kondisi
program pengobatan
klien
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan
d. Berikan informasi tentang
prosedur yang dijelaskan secara benar
perkembangan klien
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
e. Diskusikan perubahan gaya hidup
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
yang mungkin diperlukan untuk
kesehatan lainnya
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau kontrol proses
(Mooehead, 2013) penyakit
f. Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
g. Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
h. Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
i. Gali sumber-sumber atau dukungan
yang ada
j. Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
(Bulechek, 2013)
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Gangguan body image a. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya. a. Diskusikan dengan klien atau orang
berhubungan dengan terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
b. Klien dapat menerima efek pembedahan.
kehilangan bagian dan
Rasional : membantu dalam memastikan
fungsi tubuh
masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah
b. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat
membantu pasien memulai proses adaptasi.
c. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan
dirinya.
d. Anjurkan keluarga klien untuk selalu
mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada
orang yang memperhatikannya.

(Bulechek, 2013)
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Pelaksanaan adalah tahap pelaksanaan terhadap
rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat
bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan keterampilan
interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan
fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan
bagaimana respon pasien (Nursalam, 2015)

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose, rencana tindakan
dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan
untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2015). Ada dua
komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan, yaitu
(Nursalam, 2015):
a. Proses (formatif): Focus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan.
b. Hasil (sumatif): Focus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau
status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan klien.

F. Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan
keadaan klien yang di dasarkan pada setiap masalah yang ditemui pada
klien, modifikasi pada rencana dan tindakan mengikuti perubahan
keadaan klien kriteria masalah yang masuk dalam catatan perkembangan
(Hidayat, 2015) yaitu:

17
a. Masalah yang teratasi
b. Masalah yang teratasi sebagian
c. Masalah yang belum teratasi sesuai dengan kriteria jangka panjang
d. Jika timbul masalah baru
Pada teknik ini catatan perkembangan dapat menggunakan bentuk
SOAPIER sebagai berikut:
S : data subjektif, Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang
dirasakan di keluhkan dan ditemukan klien
O : data objektif, Perkembangan yang bisa di amati dan diukur oleh
perawat atau tim kesehatan lainnya
A : Analisa, Kedua jenis data tersebut baik subjektif maupun objektif
dininai dan dianalisis, apakah berkembang kearah perbaikan atau
kemunduran hasil analisanya dapat menguraikan sampai dimana
masalah yang ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah
baru yang menimbulkan diagnose keperawatan baru
P : perencanaan, Rencana penanganan klien pada hal ini didasarkan
pada hasil analisis di atas yang berisi melanjutkan
Daftar Pustaka

Bulechek. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) (Nurjannah.


Tumanggor (ed.); 5th ed.). Elsevier.
Hidayat, A. A. A. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan (2nd ed.). Salemba Medika.
Mooehead. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) (Nurjannah.
Tumanggor (ed.); 5th ed.). Elsevier.
Nurarif & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda NIC NOC. Media Action.
Nursalam. (2015). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai