Anda di halaman 1dari 14

KASUS

A. Deskripsi Kasus
Seorang wanita 33 tahun, setelah 1 tahun pasca melahirkan mengeluhkan
tumbuhnya rambut dan banyaknya jerawat diwajah, perubahan/irregular
mestruasi, disertai Low Back Pain. Setelah pemeriksaan ditemukan adanya
fraktur kompresi pada area lumbar spine. Nyeri berkisar antara 3 – 7 (skala 0
– 10) dan meningkat bila beraktifitas. Karena kondisi ini pasien mengeluh
sangat sedih karena tidak lagi mampu merawat bayinya. Setelah terapi
konvensional, nyeri area tulang belang berkurang tapi keluhan lain tetap tidak
membaik. Hasil wawancara lanjut menemukan bahwa pasien mengatakan
perubahan ukuran abdomen (cenderung buncit), gampang lelah, tidak
mengalami kenaikan berat badan, tidak ada gangguan tidur, tidak ada sleep
apneu, cenderung sering buang air kecil, dan ada striae di area perut.

Pasien mengaku beberapa tahun terakhir relatif sering menggunakan obat


asma inhalasi, karena sering mengalami kekambuhan.
Pasien pemeriksaan:
> HR: 74, BP: 154/96, RR: 16
> Urine-free cortisol values of 228, 235, 265, dan 246
> Hyperglikemia; GDS 200 mg/dl
> MRI; 4 × 5 mm micro-adenoma pada sisi kiri pituitary

Terapi Pengobatan:
> Mifepristone 300 mg
> Rencana Pembedahan
TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan kasus
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. Y.
Umur : 49 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan.
Golongan Darah :A
Alamat : Kp. Babakan Muncang Rt 03 / 11 Desa
Padaasih Kab Bandung Barat.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Pendidikan : SMA.
Agama : Islam.
Suku Bangsa : Sunda.
Status : Sudah menikah.
Diagnosa Medis : Appendicitis perforasi
Jenis Operasi : Laparatomi eksplorasi
Jenis Anestesi : Anastesi Umum
No. Medrec : 544614.
Tanggal Masuk : 11 Mei 2018. Jam : 20.00 WIB.
Tanggal Operasi : 12 Mei 2018 Jam : 09.00 WIB.
Tanggal Dikaji : 14 Mei 2018. Jam : 10.00 WIB.
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A.
Umur : 50 Tahun.
Jenis Kelamin : Laki-Laki.
Agama : Islam.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Hubungan Dengan Pasien : Suami.
Alamat : Kp. Babakan Muncang Rt 03 / 11
Desa Padaasih Kab Bandung Barat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit
Pada hari jumat 11 Mei 2018 pukul 19.00 WIB pasien merasakan
nyeri pada daerah perut secara mendadak disertai pusing lalu pukul
20.00 WIB datang ke rumah sakit dengan diantar oleh suaminya
dengan keadaan nyeri pada bagian perut, sebelumnya pasien
dibawa ke RS Mitra kasih dan telah dilakukan pemeriksaan,
kemudian pasien dirujuk ke RS Dustira dikarenakan RS Mitra
kasih penuh, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien
disarankan untuk dirawat diruang perawatan guntur untuk
dilakukan operasi.
b) Keluhan saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 14 Mei 2018 pukul 10.00
WIB, pasien mengeluh nyeri pada luka operasi, nyeri dirasakan
bertambah saat duduk dan banyak beraktivitas dan berkurang saat
beristirahat, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri tidak
menjalar kebagian tubuh yang lainnya hanya dibagian perut bekas
operasi saja dengan skala 4 nyeri sedang menggunakan skala
Wong baker rentang 0-10 (Smelzer & Bare, 2010). nyeri yang
dirasakan hilang timbul.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat dengan
penyakit seperti sekarang ini. Pasien mengatakan tidak mempunyai
penyakit keturunan seperti Diabetes atau Hipertensi, tetapi klien
memiliki kebiasaan minum obat warung seperti laserin, ultraflu kalau
mengalami sakit seperti batuk, pilek. Pasien mengatakan sebelumnya
sering makan makanan pedas.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti yang di derita pasien. Keluarga pasien juga
mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, Hipertensi ataupun
penyakit menular seperti hepatitis, tuberculosis (TBC), human
immunodeficiency virus (HIV) / acquired immune deficiency syndrome
(AIDS).
c. Pola Aktivitas / Avtivities of daily living (ADL)
Tabel 3.1 Pola aktivitas
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS

1. Nutrisi
a. Makan 3 x sehari 3 x sehari
Frekuensi Nasi, lauk, sayur Susu / jus
Tidak ada Tidak ada
Jenis
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS

Diit Tidak ada Tidak ada


Tidak ada Tidak ada
Pantangan
± 5-6 gelas ±3- gelas
Keluhan
± 1000-1250 cc ±750 cc
Air putih Air putih
Tidak ada Tidak ada
b. Minum Tidak ada Tidak ada
Frekuensi Tidak ada Tidak ada
Jumlah
Jenis
Diit
Pantangan
Keluhan

2. Eliminasi
a. BAB 1 x serhari 2 x selama di RS
Frekuensi Lembek Lembek
Konsistensi Kuning khas Kuning khas
Warna Khas feses Khas feses
Bau Tidak ada Tidak ada
Keluhan
b. BAK 4-6 x sehari 5-6 x sehari
Frekuensi Kuning khas Kuning khas
Warna 1000 cc ±1500 cc
jumlah Tidak ada Tidak ada
Keluhan

3. Istirahat tidur
a. Siang
Kualitas Tidak pernah tidur Nyenyak
Kuantitas Tidak pernah tidur ± 1 jam
Keluhan Tidak pernah tidur Tidak ada
b. Malam
Kualitas Nyenyak Nyenyak
Kuantitas 6-7 jam 7-8 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada

4. Personal hygiene
Belum mandi (1
No Aktivitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS

a. Mandi 2 x / hari hari)


Belum keramas
b. Keramas 2 x / minggu semenjak masuk RS
(sejak 2 hari yang
lalu)
1 x / hari
c. Gosok gigi 2 x / hari Belum gunting kuku
d. Gunting kuku 1 x / minggu semenjak masuk RS
(sejak 2 hari yang
lalu)
Tidak ada Tubuh pasien agak
lengket
e. Masalah
5. Aktivitas
± 7-8 jam Tidak bekerja
a. Lama bekerja Tidak olah raga Tidak olah raga
b. Olahraga Tidak ada Tidak ada
c. Lain-lain Tidak ada Pasien belum bisa
d. Masalah bekerja dan berolah
raga karena sakit

6. Balance cairan Input :


Minum 750 cc
RL 1500 cc
Obat 311 cc
AM 300 cc
2861 cc

Output :
BAK 1500 cc
IWL 900 cc
Drain 200 cc
2800 cc

Input – output =
+ 61 cc

d. Pengkajian fungsional (Gordon)


Tabel 3.2 Pengkajian fungsional
No Aktivitas Mandiri (1) Ketergantungan (0) Skor

1. Mandi Mandi tidak dapat 0


dilakukan sendiri
atau harus ada yang
membantu

2. Memakai Memakai baju 0


baju memerlukan bantuan
karena tangan
terpasang infus

3. Toileting Pasien mampu 1


berpindah ke
toilet sendiri

4. Berpindah Mampu berpindah 1


tempat tempat dari
tempat tidur ke
kursi sendirian

5. Kontinensia Dapat 1
mengendalikan
keinginan untuk
BAB dan BAK

6. Makan Dapat makan 1


sendiri

Total skor 4

0 – 3 = pasien sangat tergantung, 4 – 5 = pasien ketergantungan


sedang, 6 = pasien mandiri.
Keterangan = pasien ketergantungan sedang

e. Pengkajian resiko jatuh (skala morse)


Tabel 3.3 Pengkajian resiko jatuh
No Resiko Keterangan Nilai Skor

1. Riwayat jatuh, yang baru dalam Tidak 0 0


bulan terakhir Ya 25
2. Diagnosa medis sekunder atau >1 Tidak 0 0
Ya 15

3. Alat bantu jalan 15


 Bedrest atau di bantu perawat 0
 Penopang, tongkat/walker 15
 Furnitur 30

4. Memakai terapi lock heparin / Tidak 0 0


intravena Ya 25

Cara berjalan / pindah 0


 Normal/ bedrest/immobilisasi 0
 Lemah 10
 Tergantung 20

5. Status mental 0
 Orientasi sesuai kemampuan 0
diri
 Lupa keterbatasan 15

Total skor 15

Definisi resiko :
Pasien tidak beresiko (0-24), resiko rendah atau sedang (25-45),
resiko tinggi (>45)
Keterangan : pasien tidak beresiko

f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a) Penampilan : Bersih, berpenampilan seperti wanita
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
b) Nadi : 87 x/menit
c) Respirasi : 19 x/menit
d) Suhu : 36,5OC
3) Antropometri
a) Lingkar kepala : 55 cm
b) BB sebelum sakit : 60 kg
c) BB sesudah sakit : 60 kg
d) TB : 150 cm
e) IMT : BB = 60 = 26 (Status gizi normal)
(TB)2 (1,50)
4) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris ditandai dengan letak septum nasal berada ditengah, mukosa
hidung lembab, tidak terdapat sekret, distribusi rambut hidung merata, tidak terdapat
polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, kepatenan jalan nafas baik, tidak ada nyeri
tekan pada sinus frontalis dan sinus maksilaris, trakhea berada ditengah, bentuk dada
simetris, taktil premitus getarannya sama antara dada kanan dan dada kiri, ekspansi
paru mengembang dengan seimbang antara kiri dan kanan, tidak terlihat adanya
penggunaan otot bantu pernafasan, pada pemeriksaan auskultasi bunyi nafas di
trakhea bronchial yaitu terdengar nyaring dengan hembusan yang lembut, bunyi
bronkhial di dengar di bagian manubrium sterni terdengar ekspirasi lebih panjang dari
pada inspirasi, bunyi bronkovesikuler di dengar dibagian ICS 1 atau 2 terdengar
inspirasi sama dengan ekspirasi, dan di alveolus terdengar alveolar dengan ekspirasi
lebih pendek dari inspirasi, tidak terdapat bunyi nafas tambahan seperti ronchi atau
whezing, irama pernafasan reguler, pada saat perkusi area kanan paru ICS 1-6
terdengar resonan, area paru kiri terdengar suara resonan pada ICS 1-2.
5) Sistem kardiovaskuler
Warna bibir merah muda/tidak sianosis (kebiruan), Konjungtiva berwarna merah
muda tidak anemis, Cafillary Refill Time (CRT) normal kembali dalam 2 detik, kulit
tidak sianosis, tidak terdapat peningkatan vena jugularis dengan panjang 4 cm, tidak
tampak adanya clubbing finger, tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah, tidak terdapat pembesaran jantung, teraba denyut nadi di iktus
kordis dan di nadi radialis teraba sama, bunyi jantung S1 terdengar jelas di ICS 5
midklavikula sinistra dan S2 terdengar jelas di ICS 2 dextra di katup mitral dengan
bunyi murni reguler (lub dup), tidak terdapat bunyi tambahan seperti galop dan
murmur, bunyi jantung dullnes (pekak) pada saat di perkusi di ICS 3-5 dada kiri,
arteri radialis teraba normal dengan frekuensi nadi 87 x/menit, denyut nadi teraba dan
denyut nadi disemua arteri sama, irama nadi teratur, isi nadi cukup tidak pulsus
magnus (volume denyut besar) dan pulsus pervus (volume denyut kecil).
6) Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, warna bibir merah muda, bibir tampak kering, tidak terdapat
stomatitis, tidak terdapat pembengkakan pada gusi, jumlah gigi tidak lengkap dengan
jumlah 28 gigi, terdapat karies gigi di geraham kanan dan kiri bawah, tidak terdapat
nyeri saat menelan, ovula berada ditengah, lidah bersih berwarna merah muda, tidak
terdapat pembesaran tonsil, bentuk abdomen simetris, frekuensi bising usus 8
x/menit, terdapat nyeri tekan karena adanya bekas luka operasi, Pasien tampak
meringis ketika dipalpasi pada bagian abdomen, terdapat luka bekas jahitan dibagian
abdomen dengan 13 jahitan dengan ukuran ± 13-14 cm (luka tertutup perban),
terpasang drain, tidak terdapat pembesaran hepar, pankreas dan ginjal, tidak
dilakukan pemeriksaan anus, namun pasien mengatakan tidak ada masalah atau
keluhan pada anusnya.
7) Sistem perkemihan
letak uretra normal berada di tengah, tidak terdapat pembekakan ginjal baik kanan
maupun kiri, tidak ada nyeri tekan pada saat dilakukan palpasi ginjal, tidak terdapat
nyeri pada saat dilakukan perkusi ginjal, tidak teraba adanya distensi kandung kemih.
8) Sistem muskuloskeletal
a) Leher
Leher simetris berada di tengah-tengah antara bahu kanan dan bahu kiri,
mampu melakukan mobilisasi gerakan aktif maupun pasif, kekuatan otot leher
5.
b) Punggung
Betuk tulang punggung normal (tidak lordosis, skoliosis dan kifosis).
c) Ekstremitas atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema, akral
hangat, jumlah jari tangan lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, tangan
pasien dapat melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan
aktif atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, pronasi, supinasi),
terdapat infus RL 20 gtt/menit pada tangan sebelah kiri, kekuatan otot

5 5
d) Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema dan varises,
jumlah jari lengkap 10 jari, 5 jari kanan dan 5 jari kiri, kaki pasien dapat
melakukan mobilisasi dengan bebas untuk melakukan gerakan aktif atau pasif
(fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi), kekuatan otot 5 5
9) Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, warna kulit merata pada seluruh tubuh, distribusi rambut
merata, kuku tampak bersih, keadaan kulit kepala bersih, rambut tampak bersih tidak
ada ketombe, terdapat luka bekas jahitan dibagian abdomen dengan 13 jahitan dengan
ukuran ± 13-14 cm (luka tertutup perban), terpasang drain, keadaan luka bagus tidak
tampak kemerahan atau nanah disekitar luka, dan tampak sudah mengering, tidak ada
tanda-tanda infeksi, struktur kulit lembab, akral teraba hangat, turgor kulit normal
kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.
10) Sistem persyarafan
a) Keadaan umum
Kualitas : Compos mentis
Glasglow Coma scale (GCS) : 15
E : 4 (Dapat membuka mata spontan)
V : 5 (Mampu menjawab dengan benar, orientasi sempurna)
M : 6 (Dapat melakukan gerakan sesuai instruksi)
b) Status mental
(1) Orientasi
Orientasi pasien terhadap waktu, orang dan tempat baik terbukti bahwa pasien
mengatakan sedang berada di RS dustira, masuk ruang perawatan hari jumat
tanggal 11 mei 2018 pukul 20.00 WIB diantar oleh suaminya.
(2) Daya ingat
 Daya ingat jangka panjang
pasien dapat mengingat tempat tanggal lahirnya yaitu Bandung 08 Mei
1969.
 Daya ingat jangka pendek
Pasien dapat menujukan kembali 3 buah benda yang ditunjukan oleh
pemeriksa yaitu buku, pulpen dan penggaris.
(3) Perhatian dan perhitungan
Perhatian pasien baik dan fokus, ditandai dengan pasien menyimak ketika
ada yang mengajak bicara. Perhitungan pasien baik, di tandai dengan
pasien mampu menghitung penjumlahan dan pengurangan.
(4) Fungsi bahasa dan bicara
Fungsi bahasa dan bicara pasien baik, pasien dapat berbicara dengan
perawat dengan menggunakan bahasa sunda dan bahasa indonesia.
c) Sistem syaraf kranial
(1) Nervus I (olfaktorius)
Fungsi penciuman pasien baik, pasien dapat mencium dan membedakan
bau kayu putih dan kopi dengan mata tertutup
(2) Nervus II (optikus)
Penglihatan pasien tidak terdapat masalah, pasien dapat membaca papan
nama perawat pada jarak 30 cm, dan lapang pandang baik.
(3) Nervus III (okulomotoris), IV (Trochlearis), VI (Abdusen)
Pasien mampu menggerakan bola matanya ke 8 arah mata angin, pupil
miosis pada saat terkena cahaya, bentuk pupil isokor.
(4) Nervus V (trigeminus)
Pasien dapat mengunyah dengan baik, pasien dapat menggerakan
rahangnya kedepan, samping kiri dan kanan. Pasien dapat merasakan
sensori di kedua pipi, dahi, hidung dan dagu.
(5) Nervus VII (fasialis)
Pasien dapat mengangkat alis mata dengan simetris, pasien dapat
megerutkan dahinya, pasien dapat mengembungkan pipinya, dan
menunjukan giginya dengan senyum yang simetris antara kiri dan kanan.
Pasien dapat membedakan rasa manis dan asin di 2/3 posterior lidah.
(6) Nervus VIII (auditorius)
Fungsi pendengaran pasien baik terbukti pasien dapat menjawab setiap
pertanyaan perawat tanpa harus mengulang pertanyaannya. Test rinne baik
karena hantaran udara lebih panjang dari pada hantaran tulang, test webber
baik karena hantaran telinga kanan dan kiri seimbang, tidak ada lateralisasi
bunyi di telinga kanan atau telinga kiri dan swabach baik karena bunyi
antara pasien dan pemeriksa sama.
(7) Nervus IX (glosofaringeus)
Tidak dilakukan pemeriksaan rasa pahit di 1/3 posterior lidah, terdapat
reflek muntah saat lidah ditekan dengan menggunakan tongue spatel.
(8) Nervus X (vagus)\
Reflek menelan baik, ovula berada ditengah dan bergerak terangkat ke atas
ketika pasien mengatakan “aaaaa”.
(9) Nervus XI (assesorius)
Pergerakan kepala dan bahu normal, pasien dapat menahan tekanan saat
menoleh kesamping kanan dan kiri, pasien dapat mengangkat atau
menggerakan bahu kanan dan kiri, pasien dapat melakukan rotasi kepala.
(10) Nervus XII (hipoglosus)
Gerakan lidah normal, pasien dapat menggerakan lidah kesegala arah.

d) Pemeriksaan motorik
Posisi tubuh tegap, tidak terdapat gerakan involunter abnormal seperti tremor,
pasien mampu fleksi, ekstensi, abduksi adduksi maupun pronasi, baik
ekstremitas atas maupun bawah.
e) Test fungsi sensoris
(1) Sensasi nyeri
Pasien mengalami rasa sakit dibagian luka bekas operasi, pasien dapat
membedakan sensori tajam dan tumpul.
(2) Sentuhan
Pasien dapat merasakan sentuhan dengan ujung jari pemeriksa pada bagian dahi,
pipi dan kedua lengan, rasa sentuhan sama seperti pada bagian-bagian yang
lainnya, pasien dapat merasakan dan membedakan sentuhan tajam dan halus.
(3) Diskriminasi
 Stereognosis
Pasien dapat menebak pulpen yang digenggamkan pada telapak tangan pasien
dengan kedua mata tertutup.
 Graphestesia
Pasien dapat menebak angka 2 yang dituliskan oleh pemeriksa di kedua telapak
tangan pasien dengan kedua mata pasien tertutup.

 Two point stimulation


Pasien dapat menebak 2 buah titik yang di buat di telapak tangan pasien dengan
kedua mata yang tertutup.
f) Test fungsi serebelum
Pasien tidak mengalami gangguan keseimbangan ketika berjalan dan tidak
mengalami gangguan dalam berkomunikasi.
g) Test fungsi reflek
(1) Reflek Fisiologis
Reflek bisep : ++/++
Reflek trisep : ++/++
Reflek brachioradialis : ++/++
Reflek patella : ++/++
Reflek achiles : ++/++
(2) Reflek patologis
Reflek babynski : -/-
h) Test rangsang meningeal
Kaku kuduk :-
Brudzinski 1-4 :-
Kerning sign :-
11) Sistem endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri pada kelenjar
tyroid. Wajah berbentuk oval (tidak moonface), tangan dan kaki pasien tidak ada
tanda-tanda akromegali. Tidak teraba pembesaran pankreas, tidak ada tanda-
tanda trias poli khas diabetes melitus.
12) Sistem reproduksi
Tidak terdapat adanya massa/benjolan pada payudara pada saat dilakukan
pemeriksaan, areola mamae normal berada di tengah serta menonjol keluar,
terdapat bulu diketiak. Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia dan anus, namun
pasien mengatakan tidak ada masalah dan keluhan pada genetalia dan anusnya,
bulu di genetalianya tumbuh. Pasien menstruasi dari usia 15 tahun dengan
frekuensi 1 bulan sekali selama ± 6-7 hari.
g. Aspek psikologis
1) Status emosi
Pasien terlihat tenang, emosi pasien stabil, di lihat dari responnya yang
kooperatif pada saat di periksa oleh perawat dan dokter.
2) Pola koping
Pasien mengatakan jika ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya dan
pasien mempunyai pola koping yang baik.
3) Gaya komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi menggunakan bahasa sunda dan bahasa indonesia,
pasien juga berkomunikasi dengan kooperatif dan pasien cukup terbuka dalam
mengungkapkan perasaannya serta menerima masukan dari orang lain. Pasien
banyak bertanya tentang bagaimana cara perawatan luka di rumah, pasien
meminta di beri penjelasan dan di ajarkan bagaimana cara perawatan luka di
rumah.
4) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, pasien mengatakan
bahwa dirinya mensyukuri anggota tubuh yang pasien miliki sekarang.
b) Peran diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perempuan dan seorang istri
dari suami serta ibu dari anak-anaknya. Pasien mengatakan dirinya adalah
seorang ibu rumah tangga dan mengurus warung yang di bukanya.
c) Harga diri
Pasien mengatakan kondisinya saat ini tidak mempengaruhi harga dirinya, dan
pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sedikitpun merasa malu akan sakit yang
di alaminya saat ini.
d) Identitas diri
Pasien adalah seorang perempuan dan berpenampilan wajar sesuai dengan
identitasnya.
e) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari sakitnya, dan dapat pulang
sehingga bisa berkumpul dengan keluarganya, serta ingin kembali melakukan
aktivitanya.
h. Aspek sosial
Pasien mampu menjalani hubungan baik dengan orang lain yang ada di
sekitarnya, pasien tampak harmonis dengan keluarganya. Pasien juga dapat
menjalani hubungan baik dengan perawat ataupun tim medis lainnya.
i. Aspek spiritual
Pasien adalah seorang yang beragama islam yang selalu berusaha menjalankan
ibadah sesuai kemampuan sedang sakit, namun pasien meyakini adanya tuhan
dan selalu berdoa agar cepat sembuh seperti semula.
j. Data penunjang
k. Tabel 3.4 Data penunjang

\ Hasi Nilai
No Jenis Pemeriksaan Satuan Keterangan
l Lab Normal

1 Hematologi
Hemoglobin 13, 8 11,0-16,0 g/dL Normal
Eritrosit 4,7 4,0-5,5 10^6 /uL Normal
Lekosit 8,0 4,0-10,0 10^3/uL Normal
Hematoksit 41,6 36,0-48,0 % Normal
Trombosit 277 150-450 10^3/Ul Normal
2 MCV, MCH, MCHC
MCV 87,8 75,0-100,0 fL Normal
MCH 29,1 25,0-32,0 pq Normal
MCHC 33,2 32,0-36,0 g/dL Normal
3 RDW 12,5 10,0-16,0 % Normal
Hitung Jenis
Basofil 0,2 0,0-1,0 % Normal
Eosinofil 0,9 1,0-4,0 % Rendah
Neutrofil Segmen 64,0 50,0-80,0 % Normal
Limfosit 27,8 25,0-50,0 % Normal
Monosit 7,1 4,0-8,0 % Normal
l. Therapy
Tabel 3.5 Therapy

Nama obat Dosis Rute Jam Indikasi

Cairan Ringer Laktat 20 gtt/mnt Intraven 24 jam Untuk memenuhi


a kebutuhan cairan
Celocid 3x750 mg 07.00 Obat antibiotik yang
Intraven 15.00 digunakan untuk
a 23.00 berbagai infeksi.
Metronidazole 3x100 ml 07.00 Obat antimikroba
15.00 digunakan untuk
Intraven 23.00 berbagai infeksi.
Ranitidin 2x50 mg a 07.00 Untuk mengurangi
15.00 produksi asam
keterolak 3x30 mg lambung.
Intraven 07.00 Obat untuk
a 15.00 mengurangi
23.00 bengkak, nyeri atau
Intraven demam.
a

Anda mungkin juga menyukai