A. TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Ny. T
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Status : Menikah
Nomor RM 0001684959
Nama : Ny. F
69
70
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
1 bulan yang lalu pada bulan April 2018 klien mengatakan tersiram
air panas, awalnya klien bangun tidur dan merasa pusing lalu klien
mengambil air panas untuk mandi, menurut klien saat mengambil air
panas klien masih merasa pusing sampai akhirnya klien terjatuh dan
tersiram air panas pada area kaki kiri. Setelah kejadian klien
perawatan luka, Pada hari selasa tanggal 1 Mei 2018 klien dilakukan
operasi pada daerah luka dan klien dirawat di RS. Santosa selam 7 hari.
dan dari poli klien di bawa ke IGD, di IGD klien dilakukan perawatan
megeluh nyeri pada area luka bakar, nyeri dengan skala 4 (0-10),
menurut klien dirasakan ketika miring ke kanan dan saat ganti balutan
luka, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri dirasa seperti dicubit, dan
kemerahan pada sekitar area luka, terdapat rembesan pada balutan luka,
luka tampak basah, tercium bau pada area luka, klien tanpak berhati-
ringan
kepuskesmas.
1) Data Psikologis
2) Data Sosial
3) Data Spiritual
Klien percaya bahwa apa yang sudah Allah berikan adalah bentuk
sekarang
keluarga
f. Pemeriksaan Fisik
Penampilan :
HR= 90x/menit
RR= 20x/menit
S= 36,9oC
TB= 160 cm
2. Sistem Pernapasan
fremitus taktilseimbang kanan dan kiri. Saat di palpasi tidak ada nyeri
tekan pada dada, irama nafas reguler, saat diperkusi terdengar suara
serta area interskapula, ICS I pekak karena ada tulang dan otot, ICS 2
wheezing
3. Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva an-anemis, CRT <3 detik, akral teraba hangat, tidak ada
peningkatan pada JVP, bunyi jantung S1-S2 normal terdengar lub dub,
4. Sistem Pencernaan
Lidah klien bersih, tidak terdapat sariawan, tidak ada caries, mulut
klien lembab, abdomen cembung, bising usus 5x/ menit, klien tidak
terpasang NGT, tidak terdapat massa dan tidak ada nyeri tekan, klien
tidak merasa kembung dan mual, lidah klien berwarna putih, tidak
5. Sistem Endokrin
6. Sistem Perkemihan
tidak terdapat pembengkakan pada ginjal, tidak ada nyeri tekan pada
bagian abdomen
7. Sistem Persyarafan
4. N V (Trigeminus)
kelopak mata
dari perawat
normal
10. Klien dapat melihat tulisan atau objek dari jarak 30 cm tanpa
menggunakan kacamata
8. Sistem Muskuloskeletal
a. Ekstremitas atas
aduksi, dan rotasi, kekuatan otot 5/5, refleks trisep dan bisep +/+,
b. Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah kanan : tidak ada edema , tidak terdapat luka pada
kaki kanan, kekuatan otot 5, refleks patella (+), refleks achilles (+),
dan tidak terdapat nyeri tekan. Ekstremitas bawah kiri : tidak terdapat
9. Sistem Integument
Terdapat luka bakar pada bagian kaki grade 3 di bagian kaki kiri dari
area paha hingga ujung kaki, luka bakar dengan 18 %, turgor kulit
kemerahan.
g. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Rontgen
2. Pemeriksaan Laboratorium
Eosinofil 1–6 %
Batang 3–5 %
40 – 70 %
Segmen
30 – 45 %
Limfosit
2 – 10 %
Monosit
Kimia Klinik
15 – 50 mg/dL
Ureum
0,7 – 1,2 mg/dL
Kreatinin
135 – 145 mEq/L
Natrium (Na)
Kalium (K) 3,6 – 5,5 mEq/L
Kalsium (Ca Bebas) 4,7 – 5,2 Mg/dL
Magnesium (Mg) 7,34 – 7,44 Mg/dL
Analisa Gas Darah
pH 35 – 45 mmHg
PCO2 69 – 116 mmHg
PO2 22 – 26 mEq/L
HCO3 (-2) – (+3) mEq/L
TCO2 95 – 98 %
Base Excess 5,0
Saturasi O2
Protein Total
Albumin 1,90 g/dl
Globulin 3,1 g/dl
Rasio albumin/ globulin 0,61 g/dl
Tabel : 3.2 Pemeriksaan Laboratorium
3. Program Terapi
Tanggal 20 Mei 2015
Jenis obat Rute pemberian Kegunaan
Ciprofloxacin 2 x 400 mg/ IV Obat antibiotik untuk menangani
bebagai jenis infeksi seperti infeksi
pada saluran nafas, infeksi saluran
pencernaan, infeksi pada kulit
Ranitidin 2 x 50 mg/ IV Untuk mengurangi jumlah asam
lambung
Vitamin C 4 x 250 mg/ IV Untuk membantu tubuh untuk
mengontrol semua organ tubuh agar
tetap stabil dan memiliki daya tahan
tubuh yang baik, memperbaiki
jaringan sel kulit
Zinc 2 x 20 gr/ P.O Untuk penyembuhan luka
Sensai nyeri
Nyeri akut
2 DS : Air panas Risiko Infeksi
Tidak terkaji
DO : Pengalihan energi sumber panas ke tubuh
Tampak kemerahan
Terdapat rembesan pada Trauam pada kulit
balutan luka
Luka tampak basah Luka bakar (combustio)
Sensai nyeri
Pergerakan pasif
Otot
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Dengan mengidentifikasi nyeri secara
perawatan 3 x 24 jam, nyeri dapat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, komprehensif, akan membantu perawat
membaik, dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dalam menentukan asuhan keperawatan
1. Keluhan nyeri dapat nyeri pada pasien
berkurang 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengukur tingkat keparahan nyeri
2. Skala nyeri menurun 3 (0-10) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal pada pasien
3. Keluhan nyeri hilang ketika 4. Identifikasi faktor yang memperberat 3. Untuk mengetahui terjadinya peningkatan
merubah posisi dan bergerak. dan memperingan nyeri respon nonverbal
5. Monitor keberhasilan terapi 4. Setelah mengetahui faktor yang
komplementer yang susah diberikan memperingan dan memperberat nyeri
6. Monitor efek samping penggunaan maka perawat dapat menentukan faktor
analgetik mana yang harus dipertahankan.
Terapeutik 5. Sebagai acuan atau tingkat keberhasilan
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk setelah memberikan teknik
mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi dengan cara memberikan
2. Kontrol lingkungan yang memperberat doa-doa menghadapi nyeri.
rasa nyerifasilitasi istirahat dan tidur 6. Dengan memonitor dapat mengetahui efek
3. Fasilitasi istirahat dan tidur samping setelah penggunaan analgetik
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri Terpaeutik
dalam pemilihan strategi meredakan 1. Dengan memberikan teknik
nyeri nonfarmakologi dengan terapi supaya
Edukasi pasien dapat mengalihkan rasa nyerinya
1. Jelaskan penyebab, periode, dan dengan terapi relaksasi atau terapi
pemicu nyeri murrotal al-quran
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 2. Dengan mengkontrol dapat mengetahui
3. Anjurkan memonitor nyeri secara faktor lingkungan yang memperberat
mandiri nyeri pasien
4. Ajarkan teknik norfarmakologis untuk 3. Supaya nyeri pasien dapat teralihkan
mengurangi rasa nyeri denga beristirahat
Kolaborasi 4. Supaya tidak terjadi komplikasi atau hal-
1. Kolaborasi pemberian analgetik hal yang tidak diharapkan
Edukasi
1. Dengan memberikan penjelasan
mengenai penyebab, periode dan pemicu
nyeri
2. Dengan teknik nonfarmakologi agar
membantu mengurangi nyeri
3. Edukasi tentang teknik meringankan
nyeri pasien
4. Edukasi tentang teknik memperingan
nyeri
Kolaborasi
1. Untuk mencapai yang maksimal dengan
mengkolaborasikan dengan bantuan
pemberian obat
2 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
perawatan 3 x 24 jam, risiko infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal 1. Untuk mengetahui tanda dan gejala infeksi,
berkurang, dengan kriteria hasil : dan sistematik agar perawat dapat merencanakan tindakan
1. Tidak tampak kemerahan Terapeutik perawatan selanjutnya
2. Tidak terdapat rembesan 1. Batasi jumlah pengunjung Terapeutik
pada balutan luka 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah 1. Untukmengurangi risiko infeksiyang
3. Luka tampak kering kontak dengan pasien dan lingkungan ditimbulkan akibat jumlah pengunjung
4. Tidak tercium bau pada area pasien yang terlalu banyak
luka 3. Pertahankan teknik aseptik pada 2. Untukmenhindari kuman atau bakteri yang
5. Tanda dan gejala infeksi pasien berisiko tinggi menempel pada tangan, dan untuk
tidak ada Edukasi menciptakan hidup bersih
6. Leukosit dalam rentang 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 3. Untuk mempertahankan teknik aseptik
normal 4400 – 11300 2. Ajarkan cara mencunci tangan dengan terhadap pasien yang berisiko tinggi
7. Hb dalam rentang normal benar terkena infeksi
13,5 – 17,5 3.
Ajarkan etika batuk Edukasi
4.
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka 1. Mengedukasi tanda dan gejala terjadinya
atau luka operasi infeksi, agar pasien mudah memahami
5.
Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi apabila terjadi infeksi
6.
Ajarkan meningkatkan asupan cairan 2. Dengan mengajarkan agar pasien dapat
mengaplikasikan ketika dirumah atau diluar
rumah sakit
3. Untuk menghindari risiko infeksi
4. Untuk melihat atau mengetahui tanda –
tanda infeksi sejak dini
5. Untuk mempertahankan asupan nutrsi yang
adekuat dan membantu dalam pemulihan
6. Untuk mempertahankan asupan cairan yang
adekuat dan membantu dalam pemulihan
3 Gangguan Integritas Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
Kulit perawatan 3 x 24 jam, gangguan 1. Monitor karakteristik luka 1. Agar perawat dapat menentukan tindakan
integriitas kulit dapat teratasi, dengan 2. Indetifikasi penyebab luka bakar keperawatan terhadap pasie dengan kondisi
kriteria hasil : 3. Indetifikasi durasi terkena luka bakar yang terkena luka
1. Menunjukkan regenerasii dan riwayat penanganan luka 2. Untuk dapat mengetahui penyebab dari
jaringan sebelumnya luka bakar
2. Mencapai penyembuhan 4. Monitor kondisi luka 3. Untuk mengetahui riwayat penanganan
tepat waktu pada area luka Terapeutik sebelumnya
bakar 1. Lepaskan balutan dan plester secara 4. Untuk mengetahui kondisi luka agar
perlahan bertindak cepat terhadap penanganannya
2. Bersihkan jaringan nekrotik Terapeutik
3. Pasang balutan sesuai jenis luka 1. Untuk membuka bagian luas dari nalutan
4. Pertahankan teknik steril saat luka
melakukan perawatan luka 2. Untuk menghindari terjadinya infeksi
5. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dengan membersihkan jaringan nekrotik
dan drainase 3. Untuk menerapkan standar operasioanl
6. Lepaskan balutan lama dengan prosedur yang sudah ditetapkan
menghindari nyeri dan perdarahan 4. Untuk mempertahankan teknik
7. Rendam dengan air steril jika balutan kesterilisasian dan untuk untuk tidak
lengket pada luka mudah terkena risiko infeksi
8. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 5. Untuk mengehmat arag tidak terbuang
jam atau sesuaikondisi pasien 6. Untuk menghindari risiko infeksi dengan
9. Lakukan terapi relaksasi untuk mengganti balutan secara rutin
mengurangi nyeri 7. Untuk memudahkan ketika melepas balutan
10. Jadwalkan frekuensi perawatan luka yang lama, dan agar tidak terasa nyeri pada
berdasarkan ada atau adanya infeksi, pasien saat dilepas balutan
jumlah eksudat, dan jenis balutan yang 8. Untuk menghindari terjadinya kompilkasi
digunakan seperti dekubitus
11. Gunakan modem dressing sesuai 9. Salah satu edkuasi untuk mengurangi nyeri
dengan kondisi luka 10. Agar terhindari dari tanda dan gejala dari
Edukasi infeksi
1. Ajarkan prosedur perawatan luka 11. Untuk tidak mudah terkena infeksi dan
secara mandiri luka cepat kering
2. Anjurkan mengonsumsi makanan Edukasi
tinggi kalori dan protein 1. Untuk meningkatkan peningkatan pasien
Kolaborasi dapat melakukan perawatan secara mandiri
1. Kolaborasi prosedur debridement 2. Untuk membantu proses penyembuhan
2. Kolaborasi pemberian antibiotic Kolaborasi
1. Untuk melakukan pembersihan pada
jaringan luka pada pasien
2. Untuk membantu dalam mencegah
terjadinya infeksi
4 Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
Fisik perawatan 3 x 24 jam, gangguan 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan 1. Untuk mengetahui adanya keluhan fisik
mobilitas fisik dapat teratasi, dengan fisik lainya lainnya
kriteria hasil : 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan 2. Untuk dapat mengukur atau dalam
1. Kekuatan otot pada ambulasi melakukan ambulsi
ekstremitas bawah kiri 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan 3. Agar tidak terjadinya komplikasi saat
meningkat 5/5 darah sebelum mulai ambulasi melakukan ambulasi
2. Refleks patella (+) 4. Monitor kondisi umum selama 4. Untuk mengetahui secara umum kondisi
3. Refleks Achilles (+) melakukan ambulasi luka pasien
4. Dapat melakukan gerakan ke Terapeutik Terapeutik
segala arah. 1. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan 1. Untuk memudahkan pasien dalam
ambulasi dengan alat bantu (mis. melakukan teknik ambulasi
Tongkat, kruk) 2. Untuk dapat membantu dan mempermudah
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik dalam melakukan ambulasi
3. Libatkan keluarga untuk membantu 3. Sebagai motivasi atau pendorong dalam
pasien dalam meningkatkan ambulasi melakukan mabulasi
4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan 4. Untuk dapat membantu dan mempermudah
alat bantu (mis. pagar tempat tidur) dalam melakukan ambulasi
5. Fasilitasi melakukan pergerakan 5. Untuk membantu meningkatkan
pergerakan sedikit demi sedikit dalam
Edukasi melakukan ambulasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi Edukasi
2. Anjurkan melakukan ambulasi dini 1. Dengan mengedukasi tujuan dari ambulasi
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang 2. Agar pasien terlatih dengan membiasakan
harus dilakukan (mis. Berjalan dari diri dengan melakukan ambulasi dan agar
tempat tidur kekursi roda, berjalan dari terhindari dari komplikasi
tempat tidur ke kamar mandi, berjalan 3. Untukmencapai tahap yang diharapkan
sesuai toleransi) maka harus dilakukan ambulasi dari mulai
yang sedderhana sampai ke tingkat yang
lebih susah.
5 Kesiapan Setelah dilakukan tindakan 3. Identifikasi keinginan pasien terhadap 1. Untuk mengetahui keinginan pasien
Meningkatkan keperawatan selama 3 x 24 jam ekspresi keagamaan mengenai kebiasaan ibadah yang
Religiositas keluhan klien diharapkan dapat 4. Dukung rencana ritual dan partisipasi dipercayainya
teratasi, dengan kriteria hasil: dengan cara yang tepat 2. Untuk memotivasi atau mendorong agar
1. Klien dapat melakukan 5. Ekplorasi alternatif untuk beribadah pasien melakukan ibadah sesuai
praktik ibadah di rumah sakit 6. Bantu dengan modifikasi untuk acara kepercayaannya
2. Klien dapat meningkatkan ritual dalam rangka memenuhi 3. Sebagai pendukung untuk melakukan
kesiapan melakukan ibadah kebutuhan karena ketidakmampuan ibadah
shalat atau sakit 4. Untuk memudahkan dalam melakukan
7. Dorong diskusi mengenai minat ibadah
terhadap keagamaan 5. Agar pasien termotivasi dalam melakukan
ibadahnya
Tabel : 3.5 Intervensi Keperawatan Luka Bakar
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Rabu, 20 Mei 1,2 08.00 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : Klien mengatakan masih nyeri pada area luka
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri. bakar.
2020 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri O : skala nyeri 4(0-5), luka tampak kemerahan,
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk terdapat rembesan dan tercium bau tidak alergi
mengurangi rasa nyeri dengan cara memberikan terhadap obat.
teknik relaksasi
Memberikan obat paracetamol 3x500 gr/PO dan A : Nyeri akut, risiko infeksi, gangguan integritas
obat Ciprofloxacin 2x400 mg/IV kulit, gangguan mobilitas fisik belum teratasi
Respon : Klien mengatakan masih nyeri dengan
skala 4 (0-5), tidak alergi terhadap obat. P : lanjutkan intervensi
Lakukan pengkajian nyeri, kolaborasi untuk
2 09.12 pemberian analgetik, monitor tanda dan gejala
Memonitor tanda dan gejala infeksi infeksi, monitor kondisi luka, lakukan miring kanan
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi yang muncul miring kiri setiap 2 jam sekali.
pada luka bakar
Mengajarkan cara mencunci tangan dengan benar
Respon : luka tampak kemerahan, terdapat
rembesan dan tercium bau.
3 10.00
Mengganti balutan dengan menggunakan cairan
NaCl 0,9%
4 13.05 Respon : luka tampak kemerahan
Kamis, 21 Mei 1,2,3 07.25 Mengidentifikasi skala nyeri S : Klien mengatakan masih nyeri pada area luka
Memonitor karakteristik luka bakar, klien mengatakan sudah tahu tata cara sholat
2020 Memonitor tanda dan gejala infeksi pada luka dan tayamum
Respon : skala nyeri 4(5-10), luka tampak
kemerahan O : skala nyeri 4(0-5), klien tampak mempraktikan
tata cara tayamum
3 08.00 Memberikan obat zinc 2x20 gr/PO, ciprofloxacin A : nyeri akut, risiko infeksi, gangguan integritas
2x400 mg/IV, Vitamin C 4x250 mg/IV kulit, gangguan mobilitas fisik, , kesiapan
Respon : tidak adanya alergi terhadap obat meningkatkan religiositas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Memberikan teknik nonfarmakologi dengan doa Kaji skala nyeri, faktor yang memperberat dan
1 10.35 doa kesehatan untuk mengurangi nyeri memperingan nyeri, monitor tanda dan gejala nyeri,
Mengganti balutan luka dengan cairan NaCl 0,9% ganti balutan luka dengan cairan NaCl 0,9%,
Respon : klien tampak mengikuti doa doa kesehatan ingtakan untuk melakukan shalat, ajarkan teknik
yang diberikan, luka tampak kemerahan mobilisasi setiap 2 jam sekali.
4 09.45
Melakukan teknik mobilisasi dengan merubah
posisi miring kanan miring kiri setiap 2 jam sekali
Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
menggunakan pagar pengaman tempat tidur.
5 10.15 Mengingatkan untuk ibadah shalat
Mengganti balutan luka
Respon : luka tamapak kemerahan
Sabtu, 23 Mei 14.45 Mengidentifikasi skala nyeri S : Klien mengatakan nyeri masih ada, sudah
Memonitor karakteristik luka melakukan ibadah shalat dzuhur
2020 Memonitor tanda dan gejala infeksi pada luka
Respon : skala nyeri 3(5-10), luka tampak O : skala nyeri 3(0-5), balutan luka sudah d ganti,
kemerahan tidak ada rembesan
Minggu, 24 2,3,4 14.20 Memonitor kondisi luka S : Klien mengatakan nyeri masih ada, sudah
Memonitor tanda dan gejala infeksi melakukan ibadah shalat dzuhur dibimbing oleh
Mei 2020 Menganjurkan mengonsumsi makanan tinggi kalori keluarga
dan protein O : luka tampak kemerahan, skala nyeri 3(0-5)
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam A : nyeri akut, risiko infeksi, gangguan integritas
meningkatkan ambulasi kulit, gangguan mobilitas fisik belum teratasi
Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
dengan pagar tempat tidur P : Lanjutkan intervensi
Respon : Klien melakukan mobilisasi Kaji skala nyeri, faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri, monitor tanda dan gejala nyeri,
ganti balutan luka dengan cairan NaCl 0,9%,
Mengidentifikasi skala nyeri ingtakan untuk melakukan shalat, ajarkan teknik
1,23 16.40 Memonitor karakteristik luka mobilisasi setiap 2 jam sekali.
Memonitor tanda dan gejala infeksi pada luka
Respon : skala nyeri 3(5-10), luka tampak
kemerahan
1 19.00
Memberikan teknik nonfarmakologi dengan teknik
relaksasi
Respon : Klien tampak melakukan teknik relaksasi
B. PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan memaparkan pembahasan dari tinjauan kasus
1. Pengakjian
nyeri pada area luka bakar, nyeri dengan skala 4 (0-10), menurut klien
dirasakan ketika miring ke kanan dan saat ganti balutan luka, nyeri
dirasakan hilang timbul, nyeri dirasa seperti dicubit, dan nyeri berkurang
ketika klien diposisikan secara terlentang. Dari gejala yang timbul maka
nyeri akut. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
Suddarth, 2002).
merupakan masalah serius bagi pasien luka bakar semasa pengobatan. Luka
bakar pada lapisan epidermis terasa nyeri hebat akibat tidak ada lapisan
Nyeri juga dialami pada luka bakar derajat II sedangkan pada derajat III
denyut nadi, tekanan darah, dan respirasii. Nyeri akan dirasakan pasien
terutama saat ganti pembalut luka, saat prosedur operasi, dan saat
rehabilitasi.
balutan luka, luka tampak basah, tercium bau pada area luka, klien tanpak
batasan karakteristik yang dikemukakan oleh Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
refleks patella (-), refleks achilles (-), terdapat luka didaerah telapak kaki
klien. Dari data yang ditemukan sama halnya dengan teori yang
dikemukakan oleh Tim Pokja SDKI DPP PPNI yaitu gangguan mobilitas
fisik adalah keterbatas dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri. Dari data tersebut maka penulis menyimpulkan dengan data
Terdapat luka bakar pada bagian kaki grade 3 di bagian kaki kiri dari
area paha hingga ujung kaki, luka bakar dengan 18 %, turgor kulit elastis,
akral teraba hangat, S : 36,9, kulit diskitar luka tampak kemerahan. Dari
ibadah, selama sakit klien tidak melakukan sholat 5 waktu karena klien
merasa kotor dengan adanya luka di kaki klien, klien juga beragam islam.
kepercayaan tertentu.
2. Diagnosa Keperawatan
gangguan citra tubuh, risiko perfusi renal tidak efektif, risiko perfusi
tidak efektif.
yang mungkin muncul yaitu seperti seperti nyeri akut, gangguan mobilitas
fisik, gangguan pertukaran gas serta bersihan jalan napas tidak efektif.
muncul sesuai pada kasus luka bakar, seperti nyeri akut, risiko infeksi,
keperawatan, karena dilihat dari batasan karakteristik tanda dan gejala yang
yaitu nyeri akut . Nyeri akut adalah pengalaman sensori atau emosional
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
2016). Data yang ditemukan pada pasien adalah pasien megeluh nyeri pada
area luka bakar, nyeri dengan skala 4 (0-10), nyeri dirasakan ketika miring
ke kanan dan saat ganti balutan luka, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri
dirasa seperti dicubit, dan nyeri berkurang ketika pasien diposisikan secara
terlentang.
Diagnosa kedua yaitu risiko infeksi berhubungan dengan luka bakar
dengan ditemukan data pada pasien adalah luka tampak kemerahan, terdapat
rembesan pada balutan luka, luka tampak basah, tercium bau pada area luka,
11,48, Hb menurun 7,6 albumin menurun 1,90. Mneurut teori risiko infeksi
kulit (dermis dan/ atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea,
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi, dan/ atau ligamen)
pada pasien adalah pasien terdapat luka bakar pada bagian kaki grade 3,
dibagian kaki kiri dari area paha hingga ujung kaki, luka bakar dengan luas
dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Data
objektif yang ditemukan pada pasien seperti kekuatan otot pada ekstremitas
bawah kiri menurun 3, Refleks patella (-), refleks achilles (-), terdapat luka
pasien merasa kotor dengan adanya luka di kaki klien, klien juga masih ada
keinginan untuk melakukan ibadah. Hal ini juga ditemuka dalam teori
menurut Nanda (2015) suatu pola kesadaran terhadap agama adan / atau
3. Perencanaan
mengruangi nyeri.
lokal dan sistematik, batasi jumlah pengunjung, cuci tangan sebelum dan
cara mencunci tangan dengan benar, ajarkan etika batuk, ajarkan cara
pasang balutan sesuai jenis luka, pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase. lepaskan
baluta lama dengan menghindari nyeri dan perdarahan, rendam dengan air
steril jika balutan lengket pada luka, jadwalkan perubahan posisi setiap 2
mobilisasi dan teknik ambulasi sangat penting jika dilakukan secara dini
sederhana yang harus dilakukan misalnya berjalan dari tempat tidur kekursi
roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi.
pasien.
4. Implementasi
kata-kata perawat dan mau melakukan teknik relaksasi, dalam hal ini
dengan Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik, Batasi jumlah
pengunjung, Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
pasien tersebut.
Pada diagnosa keperawatan keempat yaitu gangguan mobilitas fisik,
dekubitus.
kesempatan pada pasien untuk memilih jenis spiritual yang biasa dilakukan,
5. Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi