1
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pada siang hari , tanggal 3 mei 2018 pasien dibawa ibunga karena
sudahsesuai dengan hari perkiraan lahir, yaitu 3 mei 2018. Sehingga pada
pukul 15.00 WIB keluarga membawanya ke IGD Rs. Roemani Semarang.
2. Data focus
3. Intervensi
2
pertama keperawatan selama 3. Edukasi mengenai
3x7 jam, diharapkan kehamilan pertama dan
ansietas berkurang persiapan operasi
dengan kriteria hasil : seksio
1. Pasien tampak 4. Ajarkan teknik
rileks relaksasi napas dalam
2. Pasien mampu 5. Prpgram sc pukul 18.00
memahami tentang
kehamilannya.
3. Implementasi
3
napas dalam, O:
untuk Pasien mampu menirukan
mengatasi gerakan napas dalam
kecemasaan
saat akan sc
4
N: 90 x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,50C DJJ 150x/m
B :
- Klien tidak ada alergi obat, klien hamil 40 mgg, G1P0A0 , klien
terpasang infus RL 20tpm
A :
- Masalah saat ini pasien yaitu cemas b.d kelahiran anak pertama
R :
- Monitor TTV pasien
- Monitor DJJ bayi
5
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Hari Keterangan
1 2 3
0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
2 1 2
Minum 2 : Mandiri
6
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 3 1 2
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
2 0 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
2 0 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 20 7 14 Ketergantungan ringan
7
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas TPPRI.
Ny.L telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan No. Rekam
Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti
pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas
pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S :
- Nama Ny L, Usia 27 Taun, DPJP yaitu dr. Deni D, Sp. OG.
diagnosa medis hamil aterm, letak lintang, masuk pada tanggal
15.49 Mei jam 15.49 WIB. Kondisi klien , TD : 122/80 mmHg,
N: 90 x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,50C DJJ 150x/m
B :
- Klien tidak ada alergi obat, klien hamil 40 mgg, G1P0A0 , klien
terpasang infus RL 20tpm
A :
- Masalah saat ini pasien yaitu cemas b.d kelahiran anak pertama
R :
- Monitor TTV pasien
- Monitor DJJ bayi
8
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
L mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah
Ondansentron4mg 12jam, metyhlgometrin 0,2 mg, Ketorolac IV 10
mg/8 jam.
Pada Ny. L mendapatkan obat yang tergolong dalam sound A li
ke, Look A Like dan High alert seperti Lidocain .
d. Safety surgery
Ny L melakukan operasi pukul 18.00, sebelum melakukan
operasi, pemberian informasi, persetujuan tindakan operasi baik itu
obsgin maupun bedah, yang berisis berupatindakan, tata cara
tindakan, indikasi, resiko, komplikasi, sestlah dilakakukan informasi
dan persetujuan bedah dan anestsi, dokter obsgin memberi tanda (-)
di gambar verivikasi sesuai area tubuh yang mau di operasi.
Kemudian dilalkuakn SIGN IN Dilakukan sebelum induksi
anestesi. Minimal ada perawat dan dokter anestesi
1. Apakah identitas pasien sudah benar, prosedur tindakan,
lokasi operasi, dan ada persetujuan tindakan/ informed consent
yang akan dilakukan?
Ya
2. Apakah area yang akan dioperasi sudah diberi tanda?
Ya
Tidak dapat diterapkan
3. Apakah mesin anestesi dan obat-obatan sudah lengkap?
Ya
Apakah pasien memiliki :
4. Riwayat alergi?
Tidak
Ya
5. Kesulitan jalan nafas atau resiko aspirasi?
9
Tidak
Ya, dan alat/ bantuan sudah tersedia
6. Resiko perdarahan >500ml (7ml/kg bagi anak-anak)
Tidak
Ya, dan infus 2 jalur/ akses sentral dan rencana terapi
cairan
10
……………………………………………………………...……..
10. Adakah peralatan yang perlu perhatian khusus atau dalam
masalah?
……………………………………………………………...…….....
11. Apakah hasil Rongten, MRI (imaging) sudah ditampilkan dan
sesuai?
Ya
Tidak dapat terapkan
11
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.
12
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30
(kursi, lemari, meja)
4 Terapi Intravena: apakah saat pasien terpasang Ya
20 20
infus? Tidak
5 Gaya berjalan/cara berpindah:
- Normal/ bed rest/immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri) 0
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Ganguan tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL NILAI 20
(Tidak
beresik
o)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. L didapatkan hasil skore 20
(tidak berisiko), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada
Ny. L yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
13
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien
Mengajarkan 5 menit
tekhnik relaksasi
nafas dalam saat
nyeri timbul
14
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
10 menit
jaga
Menanyakan keluha
5 menit
n
Melakukan
6 Mei 5 menit
pemeriksaan TTV
2018
Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 40 menit
15
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Pagi 60 menit
2 Malam 50 menit
3 Malam 45 menit
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien Minimal
Pagi Malam Malam
1 0,14 0,25 0,16
17
Pro Iv transp 1 5720
Dispo 5cc 3 5124
Gass lok J 4 135000
Hansaplast box 1 331
RL 500ml 3 33138
Dispo 3cc 3 5940
Scrubh brush 3 33414
F cath 1 10395
Greenpaper 120x120 1 29349
Demanios 75 27850
Chlororexidin
Topi pasien hijau 1 891
Anyosine DDI(5lt) 5 15075
Ondansentron 4mg 1 7425
inj
Spinocan G 25 1 59400
Soort (OK) 1 3713
Povidon 200ml 1 21384
Urine bag 1 8316
Ketorolac 300mg ij 1 4331
Metylergometrin 0,2 1 4725
mg
Paket secio (3 jenis) 1 287352
Megivel 20mg 1 103950
Ikrozid liq 5 lt 1 7700
18
h. Selimut
i. Tiang Infus
j. Hanscrub
k. Tempat Sampah
l. Lemari
m. Penerangan+lamp
u
n. Air
o. Kamar Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
10 Biaya tindakan Rekam EKG 1 50000 340
Pembacaan EKG 1 15000
Pemeriksaan UGD 1 35000
VT/Pemeriksaan 2 40000
hamil
Pasang infus 2 60000
Injeksi per hari 2 20000
Tindakan DJJ 1 20000
Secren 1 10000
Skintest 1 10000
Pasang kateter 1 50000
Memandikan pasien 1 10000
Askep per hari 2 20000
19
Perawat memberikan edukasi kepada Ny.L dan keluarga
mengenai pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6
langkah menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di
dekat washtafel, mengedukasi cara mengatasi nyeri dengan teknik rel
aksasi nafas dalam ketika nyeri timbul.
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Ayyub 1 ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa klien saat ini adalah, post secsio. Masalah
keperawatan yang muncul adalah nyeri akut.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah nyeri akut
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
20
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Ny. L yaitu:
- Amoxcicilin PO 3x1
- Methylergometin 1x1
- Vit 1x1
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah
pulang nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung
jawab klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri
muncul, serta perawatan tali pusat.
5) Outpatient referral
21
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk proses penembuhan luka,pasien dianjurkan untuk diet
tinggi protein, serta banak asupan sayuran khususnya sayuran
hijau untuk kelancaran ASI.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
22
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √
sebagai pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √
perawatan
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √
dalam melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √
membutuhkan bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter √
melakukan pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √
memantau keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √
keluarga sebelum melakukan tindakan
23
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Ny.L dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
24
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
klien. Memberikan edukasi tentang kehamilan, serta perawatan pasca
kehamilan yang di alami, mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam
jika nyeri timbul.
LAMPIRAN
1. Hak Pasien
25
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
26
peraturan perundang-undangan
2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
27
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.
28