Tanggal Lahir : 25 Mei 1965 Usia : 53 tahun 5 bulan Tanggal Masuk RS : 07 November 2018 Diagnosa Medis : Mioma Uteri pro Laparascopy Histerektomy dan Salphingektomy. Keluhan Utama : Pasien mengeluh pendarahan pervaginam (bleeding menopause) dengan frekuensi 3 kali ganti pembalut dalam sehari sehingga pasien merasa badannya lemas. Perdarahan dirasakan sejak sebulan yang lalu hingga saat ini. Riwayat Haid : Pasien sudah menopause. Menarche : 13 tahun Siklus : Biasanya 30-35 hari, tidak teratur Lama Haid : 7 hari Keluhan saat Haid : Nyeri saat haid Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit berat atau keturunan seperti asthma, DM, hepatitis, dan tidak memiliki riwayat alergi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan gastritis. Konsumsi obat amlodipin 1x5 mg dan lansoprazole bila perlu. Pasien memiliki riwayat operasi curettage tahun 2017 dan pernah dirawat di RS karena alasan tersebut. Riwayat Kehamilan : Pasien dengan P2A0. Tingkat Kesadaran : Composmentis (E4M6V5). Pemeriksaan Fisik : Tinggi Badan : 150 cm Berat Badan saat ini : 58 kg Berat Badan sebelum sakit : 58 kg TTV : TD 130/90 mmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36,5oC, RR 20 x/menit Rambut : Bersih, tidak mudah tercabut. Kepala : Tidak ada benjolan. Mata : Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak memakai alat bantu. Hidung : Bersih, simetris, tidak ada kelainan. Telinga : Bersih, simetris, tidak ada kelainan. Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab. Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan. Dada/ Thoraks : RR 20x/menit, irama regular, sesak (-), retraksi dada (-), batuk (-), pilek (-), bunyi napas vesikuler, nyeri dada (-), BJ S1 dan S2, nyeri dada (-). Abdomen : Sedikit cembung, tidak ada nyeri abdomen, teraba massa, BU (+) 14x/ menit, kembung (-), flatus (+). Genitalia : Perdarahan (+) 1/4 pembalut penuh, tidak ada luka/ lesi, tidak ada hemorrhoid. Ekstremitas : Simetris, tidak ada kelainan. Punggung : Bentuk tulang belakang lurus. Integumen : Tidak ada lesi, turgor kulit baik, akral hangat, CRT <3 detik. Kebiasaan Makan : 3x/ hari, jenis makanan bervariasi nasi, ikan, sayur, daging, dan lain-lain. Tidak ada masalah makan. Kebiasaan Minum : 1.800 ml/ hari, jenis air putih, teh, kopi. Tidak ada masalah minum. Kebiasaan Eliminasi : Pasien BAK 3-4x/ hari dan BAB 1x/ hari, tidak ada kelainan. Pola Aktivitas : Tidak ada gangguan tidur, lama tidur siang 1 jam, tidur malam 8 jam (tidak teratur), hal yang membantu cepat tidur, yaitu lampu dimatikan. Personal Hygiene : Pasien mandi 2x/ hari, sikat gigi 3x/hari, keramas 3x/minggu. Kebiasaan Olahraga : Pasien jarang berolahraga. Risiko Jatuh : Risiko jatuh ringan (skor 0). Fungsi Neuroserebral : Pasien merasa sedikit pusing, orientasi penuh, perhatian adekuat, memori adekuat, lemas (+). Komunikasi Verbal : Normal, pasien menggunakan bahasa Indonesia, tidak ada hambatan komunikasi. Respon Emosi : Pasien tampak cemas. Sosial Ekonomi : Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dukungan : Pasien tinggal bersama suami. Data Spiritual : Pasien beragama Kristen dan menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. a. Hasil Laboratorium : Tanggal 06 November 2018 Hb : 12,5 g/dL Leukosit : 4.170/ mm3 Glukosa darah puasa : 96 mg/ dL Golongan darah : B rheus positif CA 125 : 11.70 U/ mL HBsAg : Non reaktif b. Hasil EKG dan USG : Tanggal 06 November 2018 Hasil EKG : Normal sinus rhytm. Hasil USG : Pasien dengan mioma uteri dan hyperplasia endometrium.
II. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah 1. DS : Perdarahan Resiko syok “Pasien mengeluh pendarahan pervaginam diluar berhubungan pervaginam (bleeding siklus haid, menopause dengan menopause) dengan frekuensi 3 (+). perdarahan. kali ganti pembalut dalam sehari sehingga pasien merasa badannya lemas. Perdarahan dirasakan sejak sebulan yang lalu hingga saat ini.” DO : - TTV : TD 130/90 mmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36,5oC, RR 20 x/ menit. - Riwayat paritas P2Ao dan sudah menopause. - Perdarahan ¼ pembalut penuh. - Konjungtiva tidak anemis. - Pasien tampak lemas. - Hb 12,5 mg/ dL.
2. DS : “Pasien mengatakan Kurang pengetahuan Kecemasan.
merasa cemas.” mengenai proses DO : penyakit, pembedahan. - Os. tampak cemas. - TTV : TD 130/90 mmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36,5oC, RR 20 x/ menit.
III. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko syok b.d. perdarahan. 2. Kecemasan b.d. kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, pembedahan. IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tanggal/ Diagnosa INTERVENSI KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN Jam Keperawatan NOC NIC KEPERAWATAN 07/11/2018 Kecemasan Setelah dilakukan tindakan Mandiri : 1. Menggunakan S : “Pasien mengatakan merasa pkl. 19.30 b.d kurang keperawatan selama 1x24 1. Bantu pasien pendekatan yang cemas menghadapi operasi WIB pengetahuan jam kecemasan klien teratasi mengenal menenangkan. besok.” mengenai dengan kriteria hasil : situasi yang 3. Melibatkan O: proses - Klien mampu menimbulkan keluarga untuk - Keadaan umum baik, pasien penyakit, mengidentifikasi dan kecemasan. mendampingi klien. tampak cemas. pembedahan. mengungkapkan 2. Gunakan 4. Menginstruksikan - Pasien dapat tidur semalam. gejala cemas. pendekatan pada pasien untuk - Perhatian adekuat, memori - Mengidentifikasi, yang menggunakan teknik adekuat. mengungkapkan dan menenangkan. relaksasi napas dalam. - Tidak ada nyeri abdomen, diare, menunjukkan teknik 3. Libatkan mual atau kelelahan. untuk mengontrol keluarga untuk - Tidak ada diaphoresis. cemas. mendampingi - TD 130/90 mmHg, Nadi 92 x/ - Vital signs dalam klien. menit, suhu 37 C, pernapasan 20 batas normal. 4. Instruksikan x/ menit. - Postur tubuh, pada pasien A : Kecemasan b.d. kurang ekspresi wajah, untuk pengetahuan mengenai proses Bahasa tubuh dan menggunakan penyakit, pembedahan. tingkat aktivitas teknik relaksasi P : Lakukan intervensimandiri 1, menunjukkan (missal : napas 2, 3, 4, dan 5. berkurangnya dalam). I : Melakukan intervensi mandiri kecemasan. 5. Beri 2, 3, dan 4 kesempatan E : Masalah belum teratasi. pasien untuk R : Lanjutkan intervensi mandiri mengungkapkan 1, 4, dan 5. perasaannya dengan penuh perhatian. 07/11/2018 Risiko syok Setelah dilakukan tindakan Mandiri : 1. Monitor adanya S : “Pasien mengatakan masih Pkl. 19.30 hipovolemik keperawatan selama 1x24 1. Monitor respon kompensasi keluar darah dari vagina.” WIB b.d. jam tidak terjadi syok adanya respon terhadap syok O: perdarahan. hipovolemik dengan kriteria kompensasi (misalnya, tekanan - Keadaan umum baik. hasil : terhadap syok darah - Turgor kulit baik. - Tanda vital dalam (misalnya, normal, tekanan nadi - Warna kulit kemerahan batas normal. tekanan darah melemah, dan hangat, mukosa bibir - Tugor kulit baik. normal, tekanan perlambatan lembab, diaphoresis (-), - Warna kulit nadi melemah, pengisian kapiler, CRT < 2 detik, sesak (-), kemerahan. perlambatan pucat/ tekanan nadi kuat irama - Tidak ada sianosis. pengisian dingin pada kulit atau regular. - Suhu kulit hangat. kapiler, pucat/ kulit kemerahan, - Pasien tampak lemas. - Tidak ada diaforesis. dingin pada takipnea ringan, mual - GCS 15 (E4/M6/V5). - Membran mukosa kulit atau kulit dan muntah, - Tidak ada sianosis. lembab. kemerahan, peningkatan rasa - TD 130/90 mmHg, Nadi takipnea ringan, haus, dan kelemahan). 92 x/ menit, suhu 37 C, mual dan 2. Monitor terhadap pernapasan 20 x/ menit muntah, adanya tanda ketidak SPO2 98%. peningkatan adekuatan perfusi A : Risiko syok hipovolemik b.d. rasa haus, dan oksigen kejaringan perdarahan. kelemahan). (misalnya, P : Lakukan intervensi mandiri 1, 2. Monitor peningkatan stimulus, 2, 3, 4, 5, dan 6. adanya tanda- peningkatan I : Melakukan intervensi mandiri tanda respon kecemasan, 1, 2, dan 4. sindroma perubahan E : Masalah belum teratasi. inflamasi status mental, egitasi, R : Lanjutkan intervensi mandiri sistemik oliguria dan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. (misalnya, akral teraba dingin peningkatan dan warna kulit suhu, takikardi, tidak merata). takipnea, 3. Monitor suhu dan hipokarbia, status respirasi. leukositosis, leukopenia). 3. Monitor terhadap adanya tanda ketidak adekuatan perfusi oksigen kejaringan (misalnya, peningkatan stimulus, peningkatan kecemasan, perubahan status mental, agitasi, oliguria dan akral teraba dingin dan warna kulit tidak merata). 4. Monitor suhu dan status respirasi. 5. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala syok yang mengancam jiwa. 6. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai langkah- langkah timbulnya gejala syok.