Anda di halaman 1dari 43

EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DALAM MENURUNKAN TINGKAT


KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN KANKER YANG SEDANG MENJALANI
KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT
TAHUN 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan pembimbing
Wini Hadiyani, S. Kp., M. Kep.

Disusun Oleh :
Dea Nanda Arshani Maryadi
Dian Langgeng Sawitri
Marice Eva Wisna Silaban
Rizqi Putri M.

PENDIDIKAN PROFESI NERS NON REGULAR


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...……………………………………………………………………………… 2


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 3
1. Latar Belakang …………………………………………………………………….… 3
1.1 Fenomena……………………………………………………………...……….. 4
1.2 Prevalensi… ………………………………………………………………….. 4
1.3 Gambaran Kasus……………………………………………………………… 4
2. Tujuan ……………………………………………………………………….............. 5
BAB II PELAKSANAAN EBN…………………………………………………………… 6
1. Tahap 1..………………………………………...…………………………………… 6
2. Tahap 2...…………………………………………..………………………………… 6
3. Tahap 3…...…………………………………………..……………………………… 6
4. Tahap 4……………………………………………….……………………………… 8
5. Tahap 5………………………………………………………………………………. 26
6. Implementasi…… ……………………………………...…………………………… 35
7. Evaluasi……………………………………………………………………………… 35
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….. 36
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 36
B. Saran ………………………………………………………………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………... 43

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
1.1 Fenomena
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang
tidak terkendali dan kemampuan sel-sel untuk menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh. Kanker merupakan ancaman serius kesehatan
masyarakat karena insiden dan angka kematiannya terus meningkat, karena menjadi
penyebab kedua kematian di dunia (WHO, 2007 dalam Depkes RI, 2009).

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti
radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang
berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah
menyebar jauh atau mestastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007). Obat-obat anti kanker
ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active single agents), tetapi kebanyakan
berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel
kanker. Selain itu, sel-sel yang resisten terhadap salah satu obat mungkin sensitive
terhadap obat lainnya. Rasjidi (2007) menuturkan efek samping kemoterapi
meliputi anemia, trombositopenia, leukopenia, mual dan muntah, alopesia
(kebotakan), stomatitis, reaksi alergi, neurotoksis, dan ekstrasvasasi (keluarnya obat
vesikan atau iritan ke jaringan sub kutan yang berakibat timbulnya rasa nyeri,
nekrosis jaringan, dan ulserasi jaringan). Hal tersebut menyebabkan peningkatan
tingkat kecemasan dan penurunan tingkat kenyamanan bagi pasien.

Sebagai salah satu metode efektif untuk mengatasi kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan, latihan relaksasi biasa digunakan sebagai metode yang efisien dan
murah digunakan untuk mengubah proses mental dan perilaku individu. Untuk
pasien kanker, perawatan lanjutan intervensi, seperti latihan relaksasi, berdampak

3
positif pada kecemasan yang timbul akibat penyakit dan efek samping dari
kemoterapi yang diberikan (Mishra et. al, 2011). Relaksasi otot progresif adalah
terapi dengan cara peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti.

1.2 Prevalensi
Setiap tahun diperkirakan 12 juta orang menderita kanker diseluruh dunia dan 7,8
juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta
orang meninggal dunia karena kanker pada tahun 2030. Penyakit kanker menjadi
salah satu penyebab utama kematian di dunia, berdasarkan estimasi Globocan
International Agency Research on Cancer (IARC) tahun 2012. Berdasarkan data
Globocan International Agency for Research on Cancer (IARC) diseluruh dunia
pada tahun 2012, terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian
akibat kanker.

Di Indonesia lebih kurang 6 % atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita
kanker dan memerlukan pengobatan dini. Data dari Depkes (2009) menyebutkan
kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia. Jenis kanker
terbanyak adalah kanker serviks dan kanker nasofaring (YKI , 2016). Prevalensi
terjadinya kecemasan akibat kecemasan pada pasien kanker sebesar 36,9 % , dan
kemungkinan mengalami kecemasan sebesar 19.18 %, serta yang mengalami
kecemasan dan depresi sebanyak 25 %.

1.3 Gambaran Kasus


Pada pasien kanker, kecemasan muncul berkaitan dengan adanya ketidakpastian
akan prognosa penyakit, efektivitas pengobatan terhadap pemulihan kondisi yang
sering ditemukan pada pasien kanker terutama stadium lanjut (Otto, 2007). Selain
itu persepsi pasien dan keluarga tentang kanker yang selalu dikaitkan dengan
kematian, masalah ketidakpastian setelah pengobatan yang dilakukan dan ketakutan
akan kanker menjadi progresif atau kambuh kembali. Kecemasan yang tidak diatasi
dengan baik dapat menimbulkan rangsangan korteks serebri yang selanjutnya dapat

4
menstimulasi pusat muntah, sehingga memungkinkan untuk terjadinya peningkatan
keluhan mual dan muntah akibat kemoterapi. Intervensi keperawatan yang dapat
diberikan pada pasien yang mengalami kecemasan adalah terapi kognitif, terapi
perilaku, thoght stopping, relaksasi otot progresif (PMR) dan terapi kognitif
perilaku serta terapi individu (Stuart, 2009). Dalam laporan ini akan membuktikan
keefektifan pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi terhadap penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan Evidenced Based Nursing (EBN) ini adalah sebagai berikut.
2.1 Mengetahui keefektifan pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
2.2 Mengetahui rumusan PICOT keefektifan pengaruh terapi relaksasi otot progresif
dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang sedang menjalani
kemoterapi yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi masalah serta
intervensi yang akan dilakukan sehingga proses pencarian bukti/ hasil penelitian
lebih spesifik berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
2.3 Mengetahui evidence atau artikel yang tepat akan dijadikan ilmiah pelaksanaan
EBN terkait keefektifan pengaruh relaksasi otot progresif dalam menurunkan
tingkat kecemasan pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
2.4 Mengetahui quality assessment/ appraisal atau nilai hasil penelitian/ bukti yang
didapat untuk menentukan hasil penelitian terbaik yang tidak menimbulkan
bahaya jika diterapkan di lapangan tempat bekerja atau praktik.
2.5 Mengintegrasikan hasil penelitian terbaik (jurnal) mengenai keefektifan pengaruh
relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker
yang sedang menjalani kemoterapi.

5
BAB II
PELAKSANAAN EVIDENCED BASED NUTRSING (EBN)

1. Tahap 1
Setelah dilakukan pencarian masalah didapatkan adanya pengaruh yang signifikan
terhadap intervensi relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada
pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

2. Tahap 2
P : Pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
I : Relaksasi otot progresif.
O : Penurunan tingkat kecemasan.
T : Clinical trial.

3. Tahap 3
Berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan di Pubmed dan Google Schoolar ditemukan
sebanyak 6.812 artikel dimana 6.741 artikel telah diperoleh dengan rincian menggunakan
kombinasi kata kunci anxiety and cancer and chemotherapy and progressive muscle
relaxation serta 72 artikel dengan kata kunci kecemasan dan kemoterapi dan PMR,
dengan kriteria artikel minimal tahun 2014-2020 dan metode penelitian clinical trial.
Akan tetapi hanya 3 artikel yang memenuhi kriteria pencarian sesuai kriteria inklusi
untuk dianalisis, yaitu artikel dengan kriteria full text, mencakup pasien kanker yang
sedang menjalani kemoterapi dan mengalami kecemasan, serta dilakukan relaksasi otot
progresif.

6
Jumlah artikel yang didapat :
-Pubmed (n=1)
-Google Schoolar (n=6.812)

Tipe artikel google schoolar : Tipe artikel pubmed :


-Full text, clinical trial -Full text, clinical trial
-6 tahun terakhir (2014-2020) -6 tahun terakhir (2014-2020)

Jumlah artikel yang layak :


-Pubmed (n=0)
-Google Schoolar (n=3)

Kriteria inklusi : pasien


kanker yang sedang
menjalani kemoterapi
dan mengalami
kecemasan, serta
dilakukan relaksasi otot
Diagram 1. Diagram Flow Jumlah artikel yang masuk progresif.
Proses Pencarian. untuk dianalisis :
-Google Schoolar (n=3)

Adapun artikel yang terpilih untuk dianalisis adalah sebagai berikut.


Peneliti/ Tahun Judul Penelitian
1. Seher Gurdil Yilmaz, Sevban Effects of Progressive Relaxation Exercises on Anxiety
Arslan (2015). and Comfort of Turkish Breast Cancer Patients
Receiving Chemotherapy.
2. Enny Virda Yuniarti, Ima Progressive Muscle Relaxation Effect on The Level
Rahmawati. (2018). Anxiety of Cancer Patients Undergoing Chemoterapy.
3. Hilman Syarif, Ardia Putra. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap
(2014). Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker yang
Menjalani Kemoterapi : Randomized Clinical Trial.

7
4. Tahap 4
a. CASP Checklist
1) Effects of Progressive Relaxation Exercises on Anxiety and Comfort of Turkish Breast Cancer Patients
Receiving Chemotherapy (Seher Gurdil Yilmaz, Sevban Arslan, 2015).
No. Pertanyaan Fokus Respon Komentar
Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1. Apakah studi tersebut  Studi populasi √  Sampel penelitian adalah 60 pasien
menjelaskan masalahnya  Intervensi √ kanker payudara yang memperoleh
secara fokus yang kemoterapi.
diberikan  Intervensi yang dilakukan adalah
 Kelompok √ relaksasi otot progresif yang
control/ dilakukan selama 3 minggu.
komparasi  Kelompok kontrol adalah pasien
 Hasil/ √ yang tidak mendapat intervensi dan
outcome dilakukan evaluasi setelah 3
minggu.
 Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap intervensi
relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat kecemasan
pada pasien kanker payudara yang
memperoleh kemoterapi.
2. Apakah pembagian pasien  Bagaimana √  Populasi penelitian ini adalah
ke dalam kelompok ini dilakukan? wanita yang didiagnosa kanker
intervensi dan control  Apakah √ payudara yang memperoleh
dilakukan secara acak alokasi pasien kemoterapi dan masuk kriteria

8
dilakukan pengambilan, yaitu pasien yang
secara mau secara sukarela mengikuti
tersembunyi penelitian. Total sample adalah 60
dari peneliti pasien.
dan pasien?  Sampel kelompok intervensi
berjumlah 30 responden dan 30
responden merupakan kelompok
kontrol.
3. Apakah semua pasien  Apakah √  Pengambilan data dilakukan
yang terlibat dalam dihentikan sebelum dan sesudah diberikan
penelitian dicatat dengan lebih awal? intervensi relaksasi otot progresif.
benar di kesimpulannya?  Apakah √ Intervensi dilakukan selama 3
pasien minggu pada pasien dengan
dianalisis intervensi dan pasien kelompok
dalam kontrol.
kelompok  Analisa data pada penelitian ini
untuk yang adalah menggunakan analisa
2
mereka acak? descriptive tests, X , t-test in
independent groups, dan t-test in
paired groups.
4. Apakah pasien, petugas √  Dalam jurnal tersebut dijelaskan
kesehatan dan responden oleh peneliti secara lengkap
pada penelitian ini ‘Blind’ bagaimana cara melakukan
terhadap intervensi yang intervensi relaksasi otot progresif
dilaksanakan? beserta waktu yang diberikan
untuk melakukan intervensi
tersebut. Data dikumpulkan
melalui wawancara tatap muka
oleh peneliti.
 Intervensi diakukan pada
kelompok eksperimen dengan
memberikan formulir data pribadi,
kuisioner kecemasan sebelum

9
diberikan kemoterapi, selanjutnya
dibuat janji untuk home visite.
Pada kunjungan pertama,
dilakukan latihan relaksasi otot
progresif melalui CD yang
ditayangkan. Pelatihan dilakukan
satu kali untuk setiap pasien dan
bila pasien tidak mengerti, perlu
penjelasan dan pengulangan dibuat
untuk memastikan hal itu pasien
mempelajari latihan dengan benar.
Pelatihan dilakukan satu per satu
untuk setiap pasien, waktunya rata-
rata 50 menit untuk setiap pasien.
Setelah pelatihan, pasien diberikan
CD dan selebaran latihan relaksasi
otot progresif. Para pasien diminta
untuk mempraktikkan latihan
relaksasi otot progresif selama tiga
minggu, mendengarkan tiga kali
seminggu. Selama latihan relaksasi
otot ptogresif yang akan
berlangsung selama tiga minggu,
satu kunjungan rumah mingguan
dilakukan untuk setiap pasien di
kelompok eksperimen. Pasien
diminta untuk kembali berlatih
relaksasi otot progresif selama
kunjungan rumah. Pada akhir
minggu ketiga, peneliti
memberikan kembali kuisioner
sebagai post-test untuk mengukur
tingkat kecemasan pasien setelah

10
intervensi.
 Pada pasien kelompok kontrol,
diberikan formulir data pribadi,
kuisioner kecemasan saat mereka
melakukan kunjungan untuk
kemoterapi di klinik atau rumah
sakit. Tidak ada intervensi selain
asuhan keperawatan yang rutin
dilakukan pada pasien. Pada akhir
minggu ketiga, diberikan kembali
kuisioner sebagai post-test untuk
mengukur tingkat kecemasan
mereka.
5. Apakah waktu pelaksanaan √ Waktu pelaksanaan untuk setiap grup
untuk setiap grup sama? sama, dilakukan pada 20-07-2012 dan
01-06-2013. Kegiatan dilakukan
selama 3 minggu pada masing-masing
kelompok.
6. Selain intervensi yang √ Para pasien diperlakukan sama dan
dilaksanakan, apakah adil. Penelitian dilakukan pada pasien
setiap grup dipelakukan yang sukarela mengikuti penelitian.
sama/ adil? Pasien diberikan informasi tentang
penelitian dan diberikan informed
consent.
Seciton B: Apa hasilnya?
7. Seberasa besar efek dari  Apa outcome √  Mengukur keefektifan intervensi
intervensi tersebut yang diukur? relaksasi otot progresif dalam
 Apakah hasil √ menurunkan tingkat kecemasan
dijelaskan pada pasien kanker payudara yang
secara spesifik? menjalani kemoterapi.
 Apa hasil dari √  Penelitian dilakukan dengan
setiap outcome metode quasi eksperimental. Hasil
yang diukur? dijelaskan secara spesifik dengan

11
menggunakan analisa descriptive
tests, X2, t-test in independent
groups, dan t-test in paired groups.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah State-Trait
Anxiety Inventory (Spielberger et
al. dan diadaptasi oleh Turkish and
studied untuk validation dan
reliability oleh Oner and Le
Compte).
 Skor rata-rata post-test kecemasan
pasien adalah 36,2 ± 8,21 pada
kelompok eksperimen dan 43,4 ±
7,96 pada kelompok kontrol.
8. Seberapa tepat dan akurat  Berapa √ Hasil yang diperoleh terdapat
efek intervensi? confidence perbedaan mean post-test score status
limitnya? kecemasan antara kelompok pasien
dengan intervensi dan kelompok
kontrol yang signifikan (p<0.05).
Sehingga dapat disimpulkan terdapat
pengaruh yang signifikan pada
pemberian intervensi relaksasi otot
progresif untuk menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi.
Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
9. Bisakah hasilnya  Apakah √ Intervensi ini bisa diterapkan oleh
diterapkan populasi lokal, karakteristik perawat di tempat bekerja atau tempat
atau dikonteks saat ini di pasien sama praktik saat ini pada ruangan
lingkungan sekarang? dengan tempat gynecologic dimana terdapat pasien-
bekerja/ pasien dengan kanker dan sedang
populasi anda? menjalani kemoterapi.
 Jika berbeda,

12
apa
perbedaannya?
10. Apakah hasil penelitian ini  Apakah √ Penting di pertimbangkan untuk
penting secara klinis untuk infomasi yang menggunakan relaksasi otot progresif
dipertimbangkan? anda inginkan sebagai terapi non-farmakologis guna
sudah terdapat menurunkan kecemasan pada pasien
dalam kanker yang sedang menjalani
penelitian? kemoterapi.
 Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan?
11. Apakah manfaatnya Meskipun tidak √ Manfaat dari terapi ini untuk
sepadan dengan bahaya tercantum dalam mengurangi efek samping yang buruk
dan biaya yang penelitian, bagi pasien akibat penderitaan yang
dibutuhkan? bagaimana diakibatkan oleh kanker dan
menurut anda? kemoterapi terutama dalam penurunan
tingkat kecemasan, terapi ini mudah
dilakukan serta tidak membutuhkan
biaya.

13
2) Progressive Muscle Relaxation Effect on The Level Anxiety of Cancer Patients Undergoing Chemoterapy (Enny
Virda Yuniarti, Ima Rahmawati, 2018).
No. Pertanyaan Fokus Respon Komentar
Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1. Apakah studi tersebut  Studi populasi √  Sampel penelitian ini adalah pasien
menjelaskan masalahnya  Intervensi √ kanker yang sedang menjalani
secara fokus yang kemoterapi dan berjumlah 30
diberikan orang.
 Kelompok √  Intervensi yang dilakukan adalah
control/ relaksasi otot progresif 1-2 kali
komparasi √ selama tiga minggu dengan durasi
 Hasil/ 15 menit tiap sesi.
outcome  Tidak ada kelompok kontrol.
Penelitian dilakukan dengan
melihat tingkat kecemasan pasien
kanker yang sedang menjalani
kemoterapi sebelum dan setelah
dilakukan latihan otot progresif.
 Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap intervensi
relaksasi otot progresif dalam
menurunkan tingkat kecemasan
pada pasien kanker yang sedang
menjalani kemoterapi.
2. Apakah pembagian pasien  Bagaimana √  Teknik pengambilan sampel
ke dalam kelompok ini dilakukan? menggunakan purposive sampling.
intervensi dan control  Apakah √ Total sample adalah 30 pasien.
dilakukan secara acak alokasi pasien  Sampel kelompok intervensi

14
dilakukan berjumlah 30 responden dilakukan
secara penilaian terhadap tingkat
tersembunyi kecemasan pada pasien kanker
dari peneliti yang menjalani kemoterapi
dan pasien? sebelum dan setelah intervensi
selama 3 minggu latihan relaksasi
otot progresif.
3. Apakah semua pasien  Apakah √  Pengambilan data dilakukan
yang terlibat dalam dihentikan sebelum dan sesudah diberikan
penelitian dicatat dengan lebih awal? intervensi relaksasi otot progresif.
benar di kesimpulannya?  Apakah √ Intervensi dilakukan selama 3
pasien minggu.
dianalisis  Analisa data pada penelitian ini
dalam adalah menggunakan uji Wilcoxon
kelompok Rank Test.
untuk yang
mereka acak?
4. Apakah pasien, petugas √  Dalam jurnal tersebut dijelaskan
kesehatan dan responden oleh peneliti secara lengkap
pada penelitian ini ‘Blind’ bagaimana cara melakukan
terhadap intervensi yang intervensi relaksasi otot progresif
dilaksanakan? beserta waktu yang diberikan
untuk melakukan intervensi
tersebut.
 Intervensi dilakukan diberikan
kepada pasien yang akan
melakukan kemoterapi dengan
teknik prosedur sebagai berikut :
melakukan latihan relaksasi otot
progresif 1-2 kali sehari selama 3
minggu dengan durasi 15-20
menit, regangkan otot selama ± 5-7
detik dan relaksasi selama ± 10

15
detik dalam 15 gerakan, posisi
duduk atau terlentang, dan latihan
relaksasi otot progresif dilakukan
sebelum pasien melakukan
kemoterapi.
 Peneliti akan melakukan evaluasi
terhadap latihan relaksasi otot
progresif yang telah pasien
lakukan di rumah dengan
memberikan kuisioner sebagai
post-test.
5. Apakah waktu pelaksanaan √ Waktu pelaksanaan untuk setiap grup
untuk setiap grup sama? sama, dilakukan pada 20 Maret 2017-
21 April 2017. Kegiatan dilakukan
selama 3 minggu.
6. Selain intervensi yang √ Para pasien diperlakukan sama dan
dilaksanakan, apakah adil. Penelitian dilakukan pada pasien
setiap grup dipelakukan yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu
sama/ adil? mampu bergerak mandiri, kooperatif
dan mau menjadi responden penelitian,
dapat melihat, dapat menulis dan
membaca, serta belum pernah
melakukan teknik relaksasi relaksasi
otot progresif. Penelitian ini tidak
dilakukan pada pasien dengan kriteria
eksklusi, yaitu mengalami penyakit
penyerta lainnya yang tidak dapat
dilakukan relaksasi otot progresif dan
penderita kanker yang menjalani
kemoterapi tetapi tidak mengalami
kecemasan.

16
Seciton B: Apa hasilnya?
7. Seberasa besar efek dari  Apa outcome √  Mengukur keefektifan intervensi
intervensi tersebut yang diukur? relaksasi otot progresif dalam
 Apakah hasil √ menurunkan tingkat kecemasan
dijelaskan pada pasien kanker yang sedang
secara spesifik? menjalani kemoterapi.
 Apa hasil dari √  Penelitian dilakukan dengan
setiap outcome metode pre-experiment dengan
yang diukur? pretest-posttest. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner HRS-A
(Hamilton Rating Scale-Anxiety).
 Dari 30 responden sebelum dan
sesudah diberikan relaksasi otot
progresif ditemukan bahwa
sebelum diberikan relaksasi otot
progresif terdapat 11 orang
(36,7%) mengalami kecemasan
ringan setelah diberikan relaksasi
otot progresif yang mengalami
kecemasan ringan 12 orang (40%);
sebelum diberikan Relaksasi Otot
Progresif terdapat 13 orang
(43,3%) mengalami kecemasan
sedang setelah diberikan relaksasi
otot progresif didapatkan dengan
kecemasan sedang 15 orang (50%);
sebelum relaksasi otot progresif
terdapat 6 orang (20%) mengalami
kecemasan berat setelah diberikan
relaksasi otot progresif diperoleh
dengan kecemasan berat 3 orang
(10%).

17
8. Seberapa tepat dan akurat  Berapa √ Berdasarkan hasil perhitungan uji
efek intervensi? confidence statistik Wilcoxon Signed Ranks
limitnya? didapatkan nilai Z sebesar -2,000
dengan P value 0,046 <(0,05). Harga
Ztabel (-1,645) dan harga Zhitung (-
2,000) lebih besar dari (-1,645)
sehingga makna H0 ditolak. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap tingkat kecemasan pasien
kanker yang menjalani pengobatan
kemoterapi.
Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
9. Bisakah hasilnya  Apakah √ Intervensi ini bisa diterapkan oleh
diterapkan populasi lokal, karakteristik perawat di tempat bekerja atau tempat
atau dikonteks saat ini di pasien sama praktik saat ini pada ruangan
lingkungan sekarang? dengan tempat gynecologic dimana terdapat pasien-
bekerja/ pasien dengan kanker dan sedang
populasi anda? menjalani kemoterapi.
 Jika berbeda,
apa
perbedaannya?
10. Apakah hasil penelitian ini  Apakah √ Penting di pertimbangkan untuk
penting secara klinis untuk infomasi yang menggunakan relaksasi otot progresif
dipertimbangkan? anda inginkan sebagai terapi non-farmakologis atau
sudah terdapat terapi komplementer guna menurunkan
dalam kecemasan pada pasien kanker yang
penelitian? sedang menjalani kemoterapi.
 Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan

18
keputusan?
11. Apakah manfaatnya Meskipun tidak √ Manfaat dari terapi ini untuk
sepadan dengan bahaya tercantum dalam mengurangi efek samping yang buruk
dan biaya yang penelitian, bagi pasien akibat penderitaan yang
dibutuhkan? bagaimana diakibatkan oleh kanker dan
menurut anda? kemoterapi terutama dalam penurunan
tingkat kecemasan, terapi ini mudah
dilakukan serta tidak membutuhkan
biaya.

3) Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker yang Menjalani
Kemoterapi : Randomized Clinical Trial (Hilman Syarif, Ardia Putra , 2014).
No. Pertanyaan Fokus Respon Komentar
Iya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1. Apakah studi tersebut  Studi populasi √  Sampel penelitian ini adalah pasien
menjelaskan masalahnya  Intervensi √ kanker yang sedang menjalani
secara fokus yang kemoterapi dan berjumlah 30 orang
diberikan dengan rincian 15 pasien kelompok
 Kelompok √ intervensi dan 15 pasien kelompok
control/ kontrol.
komparasi √  Intervensi yang dilakukan adalah
 Hasil/ relaksasi otot progresif 2x sehari
outcome selama 7 hari. Evaluasi dilakukan
pada kemoterapi siklus berikutnya
atau hari ke-2 setelah pasien
melakukan intervensi pada sikus
berikutnya (post test).
 Kelompok kontrol adalah pasien
yang tidak mendapat intervensi dan

19
dilakukan evaluasi pada pertama
kali bertemu dengan peneliti, siklus
pertama berlangsung, atau siklus
berikutnya atau setelah 7 hari (post
test) .
 Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa intervensi relaksasi otot
progresif efektif dalam
menurunkan tingkat kecemasan
pada pasien kanker yang sedang
menjalani kemoterapi.
2. Apakah pembagian pasien  Bagaimana √  Teknik pengambilan sampel
ke dalam kelompok ini dilakukan? menggunakan randomized
intervensi dan control  Apakah √ sampling. Total sample adalah 30
dilakukan secara acak alokasi pasien pasien.
dilakukan  Peneliti menggunakan random
secara allocation subjek. Penentuan
tersembunyi sample yang masuk dalam
dari peneliti kelompok intervensi dan kontrol
dan pasien? berdasarkan proses random
sederhana menggunakan koin. Jika
pada saat random berada di atas
adalah angka maka akan masuk ke
dalam kelompok intervensi dan
sebaliknya akan masuk ke dalam
kelompok kontrol.
3. Apakah semua pasien  Apakah √  Pengambilan data dilakukan
yang terlibat dalam dihentikan sebelum dan sesudah diberikan
penelitian dicatat dengan lebih awal? intervensi relaksasi otot progresif.
benar di kesimpulannya?  Apakah √ Intervensi dilakukan selama 7 hari.
pasien  Analisa data pada penelitian ini
dianalisis adalah menggunakan analisis
dalam bivariat (t-test) dan univariat.

20
kelompok
untuk yang
mereka acak?
4. Apakah pasien, petugas √  Peneliti menggunakan blinding
kesehatan dan responden atau ketersamaran dengan aplikasi
pada penelitian ini ‘Blind’ single mask atau ketersamaran
terhadap intervensi yang tunggal dimana subjek penelitian
dilaksanakan? tidak mengetahui intervensi yang
dilakukan sedangkan peneliti
mengetahuinya.
5. Apakah waktu pelaksanaan √ Waktu pelaksanaan untuk setiap grup
untuk setiap grup sama? sama, dilakukan selama 7 hari di tahun
2013.
6. Selain intervensi yang √ Para pasien diperlakukan sama dan
dilaksanakan, apakah adil. Untuk mempertahankan keadilan,
setiap grup dipelakukan kelompok kontrol diajarkan relaksasi
sama/ adil? otot progresif setelah pengambilan data
post test.
Seciton B: Apa hasilnya?
7. Seberasa besar efek dari  Apa outcome √  Mengukur keefektifan intervensi
intervensi tersebut yang diukur? relaksasi otot progresif dalam
 Apakah hasil √ menurunkan tingkat kecemasan
dijelaskan pada pasien kanker yang sedang
secara spesifik? menjalani kemoterapi.
 Apa hasil dari √  Penelitian dilakukan dengan
setiap outcome metode randomized clinical trial
yang diukur? (RCT). Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner
State-Trait Anxiety (STAI)
Spielberger (1983).
 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata skor kecemasan

21
pengukuran kedua pada kelompok
intervensi sebesar 50,80 dengan
standar deviasi 6,7.
8. Seberapa tepat dan akurat  Berapa √ Berdasarkan hasil perhitungan uji t-test
efek intervensi? confidence bivariat didapatkan p value=0,003
limitnya? (p<0,05). Maka dapat disimpulkan
bahwa relaksasi otot progresif efektif
terhadap tingkat kecemasan pasien
kanker yang menjalani pengobatan
kemoterapi.
Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
9. Bisakah hasilnya  Apakah √ Intervensi ini bisa diterapkan oleh
diterapkan populasi lokal, karakteristik perawat di tempat bekerja atau tempat
atau dikonteks saat ini di pasien sama praktik saat ini pada ruangan
lingkungan sekarang? dengan tempat gynecologic dimana terdapat pasien-
bekerja/ pasien dengan kanker dan sedang
populasi anda? menjalani kemoterapi.
 Jika berbeda,
apa
perbedaannya?
10. Apakah hasil penelitian ini  Apakah √ Penting di mempertimbangkan
penting secara klinis untuk infomasi yang relaksasi otot progresif sebagai salah
dipertimbangkan? anda inginkan satu tindakan mandiri keperawatan
sudah terdapat guna menurunkan kecemasan pada
dalam pasien kanker yang sedang menjalani
penelitian? kemoterapi.
 Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan?

22
11. Apakah manfaatnya Meskipun tidak √ Manfaat dari terapi ini untuk
sepadan dengan bahaya tercantum dalam mengurangi efek samping yang buruk
dan biaya yang penelitian, bagi pasien akibat penderitaan yang
dibutuhkan? bagaimana diakibatkan oleh kanker dan
menurut anda? kemoterapi terutama dalam penurunan
tingkat kecemasan, terapi ini mudah
dilakukan serta tidak membutuhkan
biaya.

b. Hasil Analisis Jurnal


No. Penulis, Tujuan Penelitian Partisipan Jenis Penelitian Intervensi Hasil Score
Tahun CASP
1. Effects of Tujuan penelitian ini Sampel Desain penelitian Intervensi yang Hasil yang 10
Progressive adalah untuk penelitian quasi dilakukan diperoleh terdapat
Relaxation mengetahui adanya adalah 60 experimental. adalah relaksasi perbedaan mean
Exercises on pengaruh relaksasi pasien kanker otot progresif post-test score
Anxiety and otot progresif dalam payudara yang dilakukan status kecemasan
Comfort of menurunkan tingkat yang selama 3 antara kelompok
Turkish kecemasan pada memperoleh minggu. pasien dengan
Breast Cancer pasien kanker kemoterapi, Kelompok intervensi dan
Patients payudara yang dimana 30 kontrol adalah kelompok kontrol
Receiving sedang menjalani sample pasien yang yang signifikan
Chemotherap kemoterapi. intervensi dan tidak mendapat (p<0.05). Sehingga
y (Seher 30 sampel intervensi dan dapat disimpulkan
Gurdil kontrol. dilakukan terdapat pengaruh
Yilmaz, evaluasi setelah yang signifikan
Sevban 3 minggu. pada pemberian
Arslan, 2015). intervensi relaksasi
otot progresif
untuk menurunkan

23
tingkat kecemasan
pada pasien kanker
payudara yang
menjalani
kemoterapi.
2. Progressive Tujuan penelitian ini Sampel  Metode Intervensi yang Berdasarkan hasil 10
Muscle adalah untuk penelitian ini penelitian dilakukan perhitungan uji
Relaxation mengetahui adalah pasien menggunakan adalah relaksasi statistik Wilcoxon
Effect on The pengaruh relaksasi kanker yang metode pre- otot progresif 1- Signed Ranks
Level Anxiety otot progresif dalam sedang eksperiment. 2 kali selama didapatkan nilai Z
of Cancer menurunkan tingkat menjalani  Teknik tiga minggu sebesar -2,000
Patients kecemasan pada kemoterapi sampling dengan durasi dengan P value
Undergoing pasien kanker yang dan berjumlah menggunakan 15 menit tiap 0,046 <(0,05).
Chemoterapy sedang menjalani 30 orang. purposive sesi. Harga Ztabel (-
(Enny Virda kemoterapi. sampling. 1,645) dan harga
Yuniarti, Ima Zhitung (-2,000)
Rahmawati, lebih besar dari (-
2018). 1,645) sehingga
makna H0 ditolak.
Maka dapat
disimpulkan
bahwa terdapat
pengaruh relaksasi
otot progresif
terhadap tingkat
kecemasan pasien
kanker yang
menjalani
pengobatan
kemoterapi.
3. Pengaruh Tujuan penelitian ini Sampel  Penelitian Intervensi yang Berdasarkan hasil 11
Progressive adalah untuk penelitian ini dilakukan dilakukan perhitungan uji t-
Muscle mengetahui adalah pasien dengan adalah relaksasi test bivariat

24
Relaxation keefektifan relaksasi kanker yang metode otot progresif didapatkan p
Terhadap otot progresif dalam sedang randomized 2x sehari value=0,003
Penurunan menurunkan menjalani clinical trial selama 7 hari. (p<0,05). Maka
Kecemasan kecemasan pada kemoterapi (RCT). Evaluasi dapat disimpulkan
Pada Pasien pasien kanker yang dan berjumlah  Metode dilakukan pada bahwa relaksasi
Kanker yang menjalani 30 orang sampling kemoterapi otot progresif
Menjalani kemoterapi. dengan menggunakan siklus efektif terhadap
Kemoterapi : rincian 15 randomized berikutnya atau tingkat kecemasan
Randomized pasien sampling. hari ke-2 pasien kanker yang
Clinical Trial kelompok setelah pasien menjalani
(Hilman intervensi dan melakukan pengobatan
Syarif, Ardia 15 pasien intervensi pada kemoterapi.
Putra , 2014). kelompok sikus berikutnya
kontrol. (post test).
Kelompok
kontrol adalah
pasien yang
tidak mendapat
intervensi dan
dilakukan
evaluasi pada
pertama kali
bertemu dengan
peneliti, siklus
pertama
berlangsung,
atau siklus
berikutnya atau
setelah 7 hari
(post test) .

25
5. Tahap 5
Penelitian pada artikel jurnal I yang berjudul Effects of Progressive Relaxation Exercises
on Anxiety and Comfort of Turkish Breast Cancer Patients Receiving Chemotherapy
yang dilakukan oleh Seher Gurdil Yilmaz, Sevban Arslan dan dipublikasikan pada tahun
2015 di Turki, bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh relaksasi otot progresif
dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara yang sedang
menjalani kemoterapi. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan
pengambilan sampel pada populasi wanita yang didiagnosa kanker payudara yang
memperoleh kemoterapi dan masuk kriteria pengambilan, yaitu pasien yang mau secara
sukarela mengikuti penelitian sejumlah 60 pasien, dimana sampel kelompok intervensi
berjumlah 30 responden dan 30 responden merupakan kelompok kontrol. Waktu
pelaksanaan untuk setiap grup sama, dilakukan pada 20-07-2012 dan 01-06-2013.
Kegiatan dilakukan selama 3 minggu pada masing-masing kelompok.

Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah diberikan intervensi relaksasi otot
progresif. Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka oleh peneliti. Intervensi
diakukan pada kelompok intervensi dengan memberikan formulir data pribadi, kuisioner
kecemasan sebelum diberikan kemoterapi, selanjutnya dibuat janji untuk home visite.
Pada kunjungan pertama, dilakukan latihan relaksasi otot progresif melalui CD yang
ditayangkan. Pelatihan dilakukan satu kali untuk setiap pasien dan bila pasien tidak
mengerti, perlu penjelasan dan pengulangan dibuat untuk memastikan hal itu pasien
mempelajari latihan dengan benar. Pelatihan dilakukan satu per satu untuk setiap pasien,
waktunya rata-rata 50 menit untuk setiap pasien. Setelah pelatihan, pasien diberikan CD
dan selebaran mengenai latihan relaksasi otot progresif. Para pasien diminta untuk
mempraktikkan latihan relaksasi otot progresif selama tiga minggu, mendengarkan tiga
kali seminggu. Selama latihan relaksasi otot ptogresif yang akan berlangsung selama tiga
minggu, satu kunjungan rumah mingguan dilakukan untuk setiap pasien di kelompok
intervensi. Pasien diminta untuk kembali berlatih relaksasi otot progresif selama
kunjungan rumah. Pada akhir minggu ketiga, peneliti memberikan kembali kuisioner
sebagai post-test untuk mengukur tingkat kecemasan pasien setelah intervensi. Pada
pasien kelompok kontrol, diberikan formulir data pribadi, kuisioner kecemasan saat

26
mereka melakukan kunjungan untuk kemoterapi di klinik atau rumah sakit. Tidak ada
intervensi selain asuhan keperawatan yang rutin dilakukan pada pasien. Pada akhir
minggu ketiga, diberikan kembali kuisioner sebagai post-test untuk mengukur tingkat
kecemasan mereka.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State-Trait Anxiety Inventory
(Spielberger et al. dan diadaptasi oleh Turkish and studied untuk validation dan
reliability oleh Oner and Le Compte). Hasil dijelaskan secara spesifik dengan
menggunakan analisa descriptive tests, X2, t-test in independent groups, dan t-test in
paired groups. Skor rata-rata post-test kecemasan pasien adalah 36,2 ± 8,21 pada
kelompok eksperimen dan 43,4 ± 7,96 pada kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh pada
uji statistik terdapat perbedaan mean post-test score status kecemasan antara kelompok
pasien dengan intervensi dan kelompok kontrol yang signifikan (p<0.05). Sehingga dapat
disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian intervensi relaksasi otot
progresif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi.

Penelitian pada artikel jurnal II yang berjudul Progressive Muscle Relaxation Effect on
The Level Anxiety of Cancer Patients Undergoing Chemoterapy yang dilakukan oleh
Enny Virda Yuniarti, Ima Rahmawati dan dipublikasikan pada tahun 2018, bertujuan
untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Desain penelitian ini
menggunakan metode pre-eksperiment dengan teknik sampling menggunakan purposive
sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi
dan berjumlah 30 orang dengan perlakuan sama (tidak ada kelompok kontrol) yang
diambil di Rumah Sakit Sumber Glagah, Pacet Mojokerto pada 20 Maret 2017-21 April
2017. Kegiatan dilakukan selama 3 minggu. Para pasien diperlakukan sama dan adil.
Penelitian dilakukan pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu mampu bergerak
mandiri, kooperatif dan mau menjadi responden penelitian, dapat melihat, dapat menulis
dan membaca, serta belum pernah melakukan teknik relaksasi relaksasi otot progresif.
Penelitian ini tidak dilakukan pada pasien dengan kriteria eksklusi, yaitu mengalami

27
penyakit penyerta lainnya yang tidak dapat dilakukan relaksasi otot progresif dan
penderita kanker yang menjalani kemoterapi tetapi tidak mengalami kecemasan.

Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah diberikan intervensi relaksasi otot
progresif. Intervensi dilakukan selama 3 minggu. Dalam jurnal tersebut dijelaskan oleh
peneliti secara lengkap bagaimana cara melakukan intervensi relaksasi otot progresif
beserta waktu yang diberikan untuk melakukan intervensi tersebut. Intervensi dilakukan
kepada pasien yang akan melakukan kemoterapi dengan teknik prosedur sebagai berikut :
melakukan latihan relaksasi otot progresif 1-2 kali sehari selama 3 minggu dengan durasi
15-20 menit, regangkan otot selama ± 5-7 detik dan relaksasi selama ± 10 detik dalam 15
gerakan, posisi duduk atau terlentang, dan latihan relaksasi otot progresif dilakukan
sebelum pasien melakukan kemoterapi. Peneliti melakukan evaluasi terhadap latihan
relaksasi otot progresif yang telah pasien lakukan di rumah dengan memberikan kuisioner
sebagai post-test.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner HRS-A (Hamilton
Rating Scale-Anxiety). Hasil dijelaskan secara spesifik, dimana dari 30 responden
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif ditemukan bahwa sebelum
diberikan relaksasi otot progresif terdapat 11 orang (36,7%) mengalami kecemasan
ringan setelah diberikan relaksasi otot progresif yang mengalami kecemasan ringan 12
orang (40%); sebelum diberikan Relaksasi Otot Progresif terdapat 13 orang (43,3%)
mengalami kecemasan sedang setelah diberikan relaksasi otot progresif didapatkan
dengan kecemasan sedang 15 orang (50%); sebelum relaksasi otot progresif terdapat 6
orang (20%) mengalami kecemasan berat setelah diberikan relaksasi otot progresif
diperoleh dengan kecemasan berat 3 orang (10%). Berdasarkan hasil perhitungan uji
statistik Wilcoxon Signed Ranks didapatkan nilai Z sebesar -2,000 dengan P value 0,046
<(0,05). Harga Ztabel (-1,645) dan harga Zhitung (-2,000) lebih besar dari (-1,645)
sehingga makna H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh relaksasi
otot progresif terhadap tingkat kecemasan pasien kanker yang menjalani pengobatan
kemoterapi.

28
Penelitian pada artikel jurnal III yang berjudul Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi :
Randomized Clinical Trial yang dilakukakn oleh Hilman Syarif, Ardia Putra dan
dipublikasikan pada tahun 2014, bertujuan untuk mengetahui keefektifan relaksasi otot
progresif dalam menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Desain penelitian ini menggunakan metode randomized clinical trial (RCT) dengan
metode sampling menggunakan randomized sampling. Sampel penelitian ini adalah
pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi dan berjumlah 30 orang dengan rincian
15 pasien kelompok intervensi dan 15 pasien kelompok kontrol. Penelitian dilakukan
selama 7 hari pada tahun 2013.

Intervensi yang dilakukan adalah relaksasi otot progresif 2x sehari selama 7 hari.
Evaluasi dilakukan pada kemoterapi siklus berikutnya atau hari ke-2 setelah pasien
melakukan intervensi pada sikus berikutnya (post test). Pada kelompok kontrol, pasien
yang tidak mendapat intervensi dilakukan evaluasi pada pertama kali bertemu dengan
peneliti, saat siklus pertama berlangsung, atau siklus berikutnya atau setelah 7 hari (post
test). Para pasien diperlakukan sama dan adil. Untuk mempertahankan keadilan,
kelompok kontrol diajarkan relaksasi otot progresif setelah pengambilan data post test.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner State-Trait Anxiety
(STAI) Spielberger (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor
kecemasan pengukuran kedua pada kelompok intervensi sebesar 50,80 dengan standar
deviasi 6,7. Berdasarkan hasil perhitungan uji t-test bivariat didapatkan p value=0,003
(p<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif efektif terhadap tingkat
kecemasan pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi.

Berdasarkan analisis pada ketiga artikel jurnal di atas, dapat disimpulkan bahwa
ketiganya memiliki tujuan penelitian yang sama, yaitu untuk mengetahui keefektifan atau
adanya pengaruh relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada
pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Meski pengambilan sampel, waktu dan
metode penelitian yang dilakukan berbeda, ketiga penelitian tersebut menjelaskan kriteria

29
sampel yang diambil dan intervensi yang dilakukan walaupun terdapat perbedaan pada
penelitian artikel jurnal I yang mengambil sampel spesifik pada pasien kanker payudara
yang sedang menjalani kemoterapi. Terdapat perbedaan penggunaan instrumen dan uji
statistik pada ketiga jurnal artikel tersebut, tetapi ketiganya membuktikan bahwa terdapat
pengaruh atau terbukti adanya efektifitas relaksasi otot progresif pada pasien kanker yang
sedang menjalani kemoterapi. Sehingga intervensi ini pada akhirnya bisa diterapkan oleh
perawat di tempat bekerja atau tempat praktik saat ini pada ruangan gynecologic dimana
terdapat pasien-pasien dengan kanker dan sedang menjalani kemoterapi. Penyedia
layanan kesehatan seperti rumah sakit perlu mempertimbangkan relaksasi otot progresif
sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan atau menjadikan tindakan tersebut
sebagai terapi komplementer guna menurunkan kecemasan pada pasien kanker yang
sedang menjalani kemoterapi. Hal tersebut dikarenakan terapi relaksasi otot progresif
memiliki manfaat untuk mengurangi efek samping yang buruk bagi pasien akibat
penderitaan yang diakibatkan oleh kanker dan kemoterapi terutama dalam penurunan
tingkat kecemasan, terapi ini mudah dilakukan serta tidak membutuhkan biaya.

Pada tahap ini hasil analisis penelitian juga diintegrasikan dalam bentuk standar
operasional prosedur. Berikut adalah standar operasional prosedur tindakan relaksasi otot
progresif.

Pengertian Terapi dengan cara peregangan otot kemudian dilakukan


relaksasi otot yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau
sugesti.
Tujuan 1. Tujuan Umum : Menurunkan tingkat kecemasan.
2. Tujuan Khusus :
1) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri
leher, dan punggung.
2) Mengurangi disritmia jantung.
3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi
ketika klien sadar dan tidak memfokus perhatian
seperti relaks.

30
4) Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi.
5) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress.
6) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan,
iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap
ringan.
7) Membangun emosi positif.
Indikasi 1. Klien yang mengalami insomnia.
2. Klien yang mengalami kecemasan.
3. Klien yang mengalami stress.
4. Klien yang mengalami depresi.
5. Klien yang mengalami nyeri pada gangguan fisik.
Kontraindikasi Klien dengan cedera akut atau ketidaknyamanan
musculoskeletal, infeksi, inflamasi, dan penyakit berat atau akut.
PMR tidak dilakukan pada otot yang sakit.

Prosedur Peralatan :
1. APD sesuai kebutuhan.
2. Skerem bila perlu untuk menjaga privacy pasien.
3. Tempat duduk atau tempat tidur.
4. CD berisi video relaksasi otot progresif.

Langkah Kerja :
Fase Persiapan :
1. Cuci tangan.
2. Gunakan APD sesuai kebutuhan.
3. Jaga privacy pasien, tutup skerem bila perlu.
Fase Orientasi :
1. Salam terapeutik.
2. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap dan
nama panggilan.
3. Tanya perasaan responden dan kesiapan responden

31
mengikuti terapi.
4. Tanyakan ketegangan otot yang dirasakan oleh
responden.
5. Jelaskan jumlah sesi pertemuan yang harus diikuti yaitu 4
kali pertemuan dilakukan 2 hari setiap hari. Waktu : 30-
45 menit. Tempat: Ruangan yang tenang. Tujuan
pertemuan : responden mampu melakukan gerakan PMR
yang terdiri dari 14 gerakan dengan bimbingan.
Fase Kerja :
1. Minta klien untuk melepaskan kaca mata dan jam tangan,
melonggarkan ikat pinggang dan pakaian yang ketat.
2. Persilahkan klien duduk dan tenang pada posisi berbaring
di tempat tidur pada posisi yang nyaman.
3. Jelaskan PMR mulai dari pengertian, tujuan dan proses
pelaksanaan yang terdiri dari prosedur umum dan
gerakan inti.
4. Minta responden untuk mempertahankan mata terbuka
selama beberapa menit. Kemudian secara perlahan
menutup mata dan mempertahankannya tetap tertutup.
5. Minta responden untuk tarik napas dalam, dalam
beberapa kali sebelum memulai latihan dengan cara nafas
dalam secara perlahan-lahan melalui hidung dan
hembuskan keluar melalui mulut 1 kali.
6. Lanjutkan dengan 14 gerakan inti mulai dari otot tangan
belakang, otot bisep, otot bahu, otot dahi, otot mata, otot
rahang, otot mulut, otot leher depan, dan belakang, otot
punggung, otot dada, otot perut, otot kaki dan paha :
1) Perawat mendemonstrasikan gerakan ke-1, yaitu
genggam tangan dengan membuat kepalan selama
5-7 detik, dan rasakan ketegangan yang terjadi
kemudian dilepaskan sleama 10 detik. Melakukan

32
gerakan sebanyak 2 kali.
2) Perawat mendemonstrasikan gerakan ke-2, yaitu
menekuk ke belakang pergelangan tangan
sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan
bagian bawah menegang ke langit-langit selama 5
detik, dan dilepaskan selama 10 detik. Kemudian
ulangi sekali lagi.
3) Perawat mendemonstrasikan gerakan ke-3, yaitu
menggenggam tangan sehingga menjadi kepalan
ke pundak selama 5 detik. Rasakan kepalannya
kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali
lagi.
4) Latih gerakan ke-4, yaitu mengangkat kedua bahu
setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa
hingga menyentuh kedua telinga selama 5 detik,
kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali
lagi.
5) Lakukan gerakan ke-5 sampai dengan ke-8, yaitu
gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-
otot di wajah (dahi, mata, rahang, dan mulut),
pertama kerutkan dahi dan alis sampai otot-
ototnya terasa dan kulitnya keriput. Lakukan
selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10
detik. Ulangi sekali lagi.
6) Tutup keras-keras mata sampai mata terasa
tegangannya selama 5 detik kemudian lepaskan
selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
7) Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi
dengan kuat selama 5 detik kemudian lepaskan
selama 10 detik kemudian ulangi gerakan sekali
lagi.

33
8) Moncongkan mulut sekuat-kuatnya sehingga
terasa ketegangan disekitar mulut selama 5 detik
kemudian lepaskan selama 10 detik dan ulangi
gerakan sekali lagi.
9) Latih gerakan ke 9 dan 10 tekankan kepala ke
permukaan bantalan kursi atau ke tempat tidur
sehingga dapat merasakan ketegangan di
belakang leher dan punggung atas kemudian
rilekskan. Ulangi sekali lagi.
10) Latih gerakan ke-11, yaitu mengangkat tubuh dari
sandaran kursi atau tempat tidur. Kemudian
punggung dilengkungkan dan dada dibusungkan
selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10
detik. Ulangi sekali lagi.
11) Latih gerakan ke-12, yaitu menarik napas panjang
dan dalam untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya. Ulangi sekali lagi.
12) Latih gerakan ke-13, yaitu menarik kuat-kuat
perut ke dalam kemudian tahan selama 5 detik
sampai perut menjadi kencang dan keras.
Lepaskan selama 10 detik.
13) Latih gerakan ke-14 yaitu menarik kuat-kuat
perut ke dalam kemudian tahan selama 5 detik
sampai perut menjadi kencang dan keras.
Lepaskan selama 10 detik dan ulangi sekali lagi.
Fase Terminasi :
1. Rapikan pasien, kembalikan ke posisi semula atau
posisikan nyaman.
2. Tanyakan perasaan klien setelah melakukan terapi PMR.
3. Berikan reinnforcment positif kepada klien.
4. Terminasi tindakan.

34
5. Ucapkan salam.
6. Cuci tangan.
7. Dokumentasikan respon klien selama tindakan.
Dokumentasi Catatan keperawatan.
Petugas Perawat, terapis fisioterapi.
Unit Terkait Seluruh bagian keperawatan dan fisioterapi.

6. Implementasi
Pada tahap ini diimplementasikan hasil EBN, yaitu pemberian intervensi relaksasi otot
progresif pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi sesuai standar
operasional prosedur yang telah dibuat sebelumnya bertujuan untuk menurunkan tingkat
kecemasan.

7. Evaluasi
Hasil dari implementasi EBN relaksasi otot progresif, pasien merasa lebih relaks dan
nyaman, tingkat kecemasan pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi
menurun dibandingkan sebelum dilakukan intervensi. Hal ini tentu saja dapat membantu
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara efektif khususnya pada pasien
kanker yang sedang menjalani kemoterapi dalam menurunkan tingkat kecemasannya.

35
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan jurnal yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, didapatkan bahwa hasil
outcome yang diukur dalam penelitian ini adalah pengaruh keefektifan intervensi pemberian
tindakan relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker
yang sedang menjalani kemoterapi. Oleh karena itu, pemberian intervensi relaksasi otot
progresif dapat digunakan dalam praktik klinis sehari-hari dan juga program latihan di rumah
bagi pasien dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi guna menurunkan tingkat
kecemasan yang diakibatkan baik oleh penyakit kanker yang diderita ataupun efek
kemoterapi.

B. Saran
Diharapkan pemberian intervensi relaksasi otot progresif dapat diterapkan di pelayanan atau
fasilitas kesehatan baik di Rumah Sakit guna membantu menurunkan tingkat kecemasan pada
pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Relaksasi otot progresif juga dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu terapi komplementer atau tindakan mandiri keperawatan
dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang sedang menjalani
kemoterapi.

36
INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR OUTCOME TINGKAT KECEMASAN PADA
PASIEN KANKER YANG SEDANG MENJALANI KEMOTERAPI (HAMILTON
ANXIETY RATING SCALE (HAM-A, 1959)

Instruksi :
Di bawah ini adalah daftar kata yang menggambarkan perasaan tertentu yang dimiliki seseorang.
Beri nilai pada pasien dengan mencari jawaban yang paling menggambarkan sejauh mana dia
memiliki kondisi ini. Pilih satu dari lima jawaban untuk masing-masing dari empat belas
pertanyaan.
No. Pertanyaan Tidak Ada Ringan Sedang Berat Sangat
Berat
(0) (1) (2) (3) (4)
1. Perasaan Cemas
- cemas
- firasat buruk
- takut akan pikiran sendiri
- mudah tersinggung
2. Ketegangan
- merasa tegang
- lesu
- tak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
3. Ketakutan
- pada gelap
- pada orang asing
- ditinggal sendiri
- pada binatang besar
- pada keramaian lalu lintas
- pada kerumunan orang
banyak
4. Gangguan Tidur
- sukar masuk tidur
- terbangun malam hari
- tidak nyenyak
- bangun dengan lesu
- banyak mimpi-mimpi
- mimpi buruk
- mimpi menakutkan

37
5. Gangguan Kecerdasan
- sukar konsentrasi
- daya ingat buruk
6. Perasaan Depresi
- hilangnya minat
- berkurangnya kesenangan
pada hobi
- sedih
- bangun dini hari
- perasaan berubah-ubah
sepanjang hari
7. Gejala Somatik (Otot)
- sakit dan nyeri di otot-otot
- kaku
- kedutan otot
- gigi gemerutuk
- suara tidak stabil
8. Gejala Somatik (Sensorik)
- tinitus
- penglihatan kabur
- muka merah atau pucat
- merasa lemah
- perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala Kardiovaskuler
- takhikardia
- berdebar
- nyeri di dada
- denyut nadi mengeras
- perasaan lesu/lemas seperti
mau pingsan
- detak jantung menghilang
(berhenti sekejap)
10. Gejala Respiratori
- rasa tertekan atau sempit di
dada
- perasaan tercekik
- sering menarik napas
- napas pendek/sesak
11. Gejala Gastrointestinal
- sulit menelan
- perut melilit
- gangguan pencernaan
- nyeri sebelum dan sesudah
makan
- perasaan terbakar di perut
- rasa penuh atau kembung

38
- mual
- muntah
- buang air besar lembek
- kehilangan berat badan
- sukar buang air besar
(konstipasi)
12. Gejala Urogenital
- sering buang air kecil
- tidak dapat menahan air seni
- amenorrhoe
- menorrhagia
- menjadi dingin (frigid)
- ejakulasi praecocks
- ereksi hilang
- impotensi
13. Gejala Otonom
- mulut kering
- muka merah
- mudah berkeringat
- pusing, sakit kepala
- bulu-bulu berdiri
14. Tingkah Laku Pada Wawancara
- gelisah
- tidak tenang
- jari gemetar
- kerut kening
- muka tegang
- tonus otot meningkat
- napas pendek dan cepat
- muka merah
Cara Pengukuran Outcome :
Dilakukan penghitungan total skor dari jawaban pasien. Dimana total skor kurang dari 14
kategori tidak ada kecemasan; total skor 14-20 kategori kecemasan ringan; total skor 21-27
kategori kecemasan sedang; total skor 28-41 kategori kecemasan berat; dan total skor 42-56
kategori kecemasan berat sekali.

39
PERENCANAAN IMPLEMENTASI KLINIK TINDAKAN RELAKSASI OTOT
PROGRESIF PADA PASIEN KANKER YANG SEDANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2021

Pokok Bahasan/ Tema : Latihan relaksasi otot progresif


Sub Pokok Bahasan :

1. Definisi latihan relaksasi otot progresif.


2. Tujuan latihan relaksasi otot progresif.
3. Indikasi dan kontraindikasi latihan relaksasi otot progresif.
4. Prosedur latihan relaksasi otot progresif.

Sasaran : Pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi


Hari/ Tanggal : 2021
Waktu : 14.00-20.00 WIB
Tempat : Ruang rawat inap ginekologi
Pengajar : Kelompok III

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) :
Setelah diberikan pengajaran selama 1X45 menit, peserta penyuluhan diharapkan
dapat melakukan latihan relaksasi otot progresif.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) :
Setelah diberikan pengajaran mengenai latihan relaksasi otot progresif selama
1X45 menit, diharapkan peserta penyuluhan mampu :
a) Menjelaskan definisi latihan relaksasi otot progresif.
b) Menyebutkan tujuan latihan relaksasi otot progresif.
c) Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi latihan relaksasi otot progresif.
d) Melakukan latihan relaksasi otot progresif sesuai prosedur.

40
B. Cakupan Materi
Adapun cakupan materi yang akan dibahas, yaitu :
1. Definisi latihan relaksasi otot progresif.
2. Tujuan latihan relaksasi otot progresif.
3. Indikasi dan kontraindikasi latihan relaksasi otot progresif.
4. Prosedur latihan relaksasi otot progresif.

C. Pelaksanaan
No. Kegiatan Kegiatan
Pengajar Klien
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan.
diri. 3. Menyimak.
3. Menjelaskan maksud 4. Memahami apa
dan tujuan yang telah
pengajaran, serta disampaikan dan
menyebutkan materi/ ikut membuat
pokok bahasan yang kontrak waktu.
akan disampaikan. 5. Bertanya dan
4. Kontrak waktu. memusatkan
5. Apersepsi. perhatian.
2. Isi 1. Menyampaikan dan 1. Mendengarkan.
(30 menit) mendemonstrasikan 2. Memperhatikan,
materi penyuluhan. menyimak, dan
2. Menekankan hal-hal memahami materi
yang penting dan yang disampaikan.
memberikan contoh. 3. Menanyakan hal-
3. Menjawab hal yang tidak
pertanyaan. dimengerti dan
tidak jelas.
3. Penutup 1. Evaluasi. 1. Menjawab
(10 menit) 2. Menyimpulkan pertanyaan.
materi yang telah 2. Memperhatikan,
disampaikan. memahami, dan
3. Mengakhiri menyatakan
pertemuan dengan persetujuan.
mengucapkan 3. Mengakhiri
terimakasih dan pertemuan dan
salam. menjawab salam.

41
D. Metode
Metode yang digunakan adalah :
1. Tanya jawab.
2. Latihan/ demonstrasi.

E. Media
Media yang digunakan, yaitu video latihan relaksasi otot progresif.

F. Sumber
Bahasan materi penyuluhan ini menggunakan sumber
1. Buku literature yang berkaitan dengan materi latihan relaksasi otot progresif.
2. Situs dan browser yang berkaitan dengan materi latihan relaksasi otot progresif.

G. Evaluasi
1. Bentuk
Bentuk yang digunakan adalah lisan, yaitu tanya jawab yang dilaksanakan
langsung pada saat selesai dilakukan penyuluhan kesehatan, bertujuan untuk
mengetahui penyuluhan kesehatan telah berhasil atau tidak.
2. Jenis
Jenis evaluasi, yaitu lisan tanya jawab berjumlah 4 soal dan harus dijawab/
didemonstrasikan langsung oleh peserta penyuluhan kesehatan pada saat itu juga.
Pertanyaan tersebut antara lain :
a. Apa definisi latihan relaksasi otot progresif?
b. Sebutkan tujuan latihan relaksasi otot progresif !
c. Sebutkan indikasi dan kontraindikasi latihan relaksasi otot progresif!
d. Peragakan kembali latihan relaksasi otot progresif sesuai prosedur!
Jawaban (terdapat di SOP).

42
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. (2009). Jakarta:
Ditjen PP & PL.
Enny Virda Yuniarti, Ima Rahmawati. (2018). Progressive Muscle Relaxation Effect on The
Level Anxiety of Cancer Patients Undergoing Chemoterapy. International Journal of
Nursing and Midwi fery Science (IJNMS), v o l . 2, issue 1, April 2018. e-ISSN : 2597-
9345, p-ISSN : 2597-761X.
Hilman Syarif, Ardia Putra. (2014). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi : Randomized
Clinical Trial. Idea Nursing Journal, vol. No. 3, September-Desember 2014. ISSN :
2087-2879.
Mishra, T., Khullar, M., Bhatia, A. (2011). Anticancer Potential of Aqueous Ethanol Seed
Extract of Z.Z. Jujube Mauritiana Against Cancer Cell Lines and Ehrlich Ascites
Carcinoma. J. Evid Based Complementary Altern Med, 8 : 1-11.
International Agency for Research on Cancer (IARC)/ WHO. (2012). GLOBOCAN 2012 :
Estimated CancerIncidence, Mortality, and Prevalence World Wide in 2012.
Otto, S. E. (2007). Keperawatan Onkologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI.
Rasjidi, Imam. (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi dalam Praktek Sehari-Hari. Jakarta : CV.
Sagung Seto.
Seher Gurdil Yilmaz, Sevban Arslan. (2015). Effects of Progressive Relaxation Exercises on
Anxiety and Comfort of Turkish Breast Cancer Patients Receiving Chemotherapy. Quasi
Experimental Study. DOI:http://dx.doi.org/10.7314/APJCP.2015.16.1.217.
Stuart, G.W. (2009). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis : Mosby.
Yayasan Kanker Indonesia (YKI). (2012). YKI-Jakarta Race. Diakses tanggal 02-11-2020 dari
http://yayasankankerindonesia.org/2012/tki-jakarta-race/.

43

Anda mungkin juga menyukai