Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

PADA NY. T DENGAN FRAKTUR OF PELVIS


DI RUANG ANGGREK RSUD DR. ADYATMA SEMARANG

Disusun oleh:

DEWI MELLIYUNITA

2208021

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. IDENTITAS PASIEN
1) Nama : Ny. T
2) Umur : 79 th 7 bl 22 hr
3) Tanggal lahir : 25 Juli 1943
4) Jenis kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SLTA
7) Status : Menikah
8) Pekerjaan : Lain-lain
9) Alamat : Kendal
10) No. RM : 643394
11) Diagnosis medis : Closed Fracture of Pelvis, Unspecifi
12) Dokter penanggung jawab : Rudiansyah Harahap Sp. BO dr.
13) Tanggal masuk : 19/03/2023

Penanggung Jawab Pasien


1) Nama : Ny. S
2) Umur : 48 tahun
3) Alamat : Kendal
4) Pekerjaan : IRT
5) Hubungan dengan pasien : Anak

B. IMPLEMENTASI PENGELOLAAN PASIEN


a. Penerimaan Pasien Baru
Pasien masuk melalui IGD RSUD dr. Adhyatma Tugurejo Semarang pada tanggal
19/03/2023 dengan nyeri gigi selama 6 hari. Kemudian datang ke IGD RSUD dr.
Adhyatma Tugurejo Semarang dan di bawa oleh orang tuanya yaitu Ny. S.

Penerimaan pasien dari IGD keruang Anggrek


Pasien mengatakan merasakan nyeri di bagian pinggang sampai kaki bawah sebelah
kanan lalu dibawa ke IGD. Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD hari Minggu tanggal
19 Maret 2023 Jam 12.58 WIB. Data pengkajian yang diperoleh dari IGD yaitu TD
165/101 mmHg, Nadi 108x/menit, RR 20x/menit dan Suhu 36,5 ºC, di IGD pasien
dilakukan tindakan pemasangan infus RL 10 tpm, mendapatkan terapi injeksi
ketorolac 3 x 30 mg (k/p) dan terapi obat oral amplodipine 1 x 5 mg. Kemudian oleh
dokter klien disarankan untuk rawat inap agar mendapatkan pengobatan dan
perawatan lebih lanjut. Selanjutnya perawat ruang IGD menyarankan kamar kelas 3 di
ruang anggrek sesuai ansuransi BPJS Kesehatannya, setelah perawat ruang anggrek
memberikan jawaban masih ada kamar kosong kelas 3 untuk perempuan. Setelah
menunggu kamar pasien akhirnya dipindahkan ke ruang anggrek dan diterima oleh
perawat D sebagai perawat penanggung jawab.

b. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


Saat Ny. T dan keluarga datang pada saat perawat berdinas di ruang Anggrek
melakukan orientasi ruangan yaitu :
Pelaksanaan
No Jenis Orientasi
Ya Tidak
1 Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri √
2 Perawat mengantar pasien/keluarga pasien ke kamar √
Perawat menginformasikan kepada pasien dan keluarga
tentang :
 Nama ruang, kelas, dan nomar kamar tempat pasien
dirawat
 Kapasitas ruangan
 Fasilitas yang ada, fungsi dan cara penggunaan :
seperti saklar dan lampu ruangan, cara menyalakan dan
3 √
mematikan AC, TV, Kipas angin, tiang infus mobile,
meja dan kursi, almari, tempat sampah, arah mata
angin dll.
 Alat bantu komunikasi (bel, aipon) dan cara
penggunaannya
 Lokasi atau tempat stase perawat/petugas (Nurse
station)
Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga cara
meninggikan dan menurunkan tempat tidur pasien, cara
4 √
memasang pangaman tempat tidur pasien, dan cara
mengunci roda tempat tidur
Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tempat lokasi
5 kamar mandi dan fasilitas yang ada di dalamnya, fungsi pot √
urina, pispot, dan penganggan dan dikamar mandi
Perawat memberi informasi mengenai dokter yang merawat
6 dan perawat yang bertanggungjawab terhadap pelayanan
saat itu
Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai maksud,
tujuan dan fungsi pemasangan gelang pasien, pasien akan
selalu diidentifikasi dengan menyebutkan nama dan tanggal
7 √
lahir (pada saat melakukan tindakan pengambilan sample
darah, tranfusi darah melakukan tindakan invasi, pemberian
obat )
Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien
bagaimana cara :
 Memperoleh informasi/edukasi mengenai kondisi
pasien
 Penunjukan kewenangan penerimaan informasi
(pelepasan informasi)
 Memperoleh pelayanan rohani, apabila
8 √
membutuhkan
 Melaporkan kejadian/perubahan kondisi pasien
 Menyampaikan keluhan berkaitan dengan
pelayanan/sarana yang kurang memuaskan
 Menyampaikan keluhan berkaitan dengan
pelayanan/sarana yang kurang memuaskan
 Tata tertib kunjungan pasien (jam besuk)
Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang
9 √
layanan informasi dan pengaduan di Customer Service
Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai jalur
10 √
evakuasi jika terjadi bencana di Rumah Sakit
Perawat mengajarkan kepada keluarga pasien mengenai
11 √
cuci tangan melalui 6 langkah
12 Mengucapkan salam dan berpamitan kepada √
pasien/keluarga

c. Tingkat Ketergantungan Pasien


Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tingkat ketergantungan menurut teori dari
Douglas didapatkan bahwa klien Ny. T dengan tingkat ketergantungan kategori II
yaitu Intermediate care / Perawatan Partial.
a. Kebersihan dibantu, makan dan minum dibantu
b. Observasi tanda – tanda vital setiap 4 jam
c. Ambulasi dibantu
d. Pengobatan dengan injeksi

1. Prinsip Pasien Safety


Tidak
No. Patient Safety Dilakukan
Dilakukan
1. Pastikan identitas pasien (penggunaan Perawat D melakukan
gelang berwarna merah muda) nama cek 2 identitas pasien
pasien, NIK, tanggal lahir, RM memakai gelang
warna biru disertai
nama lengkap yaitu
Ny. T, tanggal lahir 25
Juli 1943 dan No RM
643394
2. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan Perawat D sudah
mirip (look-alike , sound-a like melakukan identifikasi
medication names). obat-obatan sesuai
kebutuhan pasien dan
dosis sesuai
pemberian advis
dokter. Injeksi :
Ketorolac 3 x 30 mg
(k/p), dan obat oral
amplodipine 1 x 5 mg.

3. Komunikasi secara benar saat serah Perawat D


terima pasien menggunakan
komunikasi yang baik
dan benar dengan
pasien dan juga
keluarga pasien serta
dengan perawat IGD
saat serah terima Ny.
T atau dengan tenaga
kesehatan lain seperti
dokter.
S (situation):
Selamat pagi dokter R
saya perawat D ruang
anggrek, melaporkan
kondisi
pasien atas nama
Ny. T masih merasa
nyeri
P: nyeri timbul
apabila Ny. T saat
beraktivitas,
Q: nyeri seperti
ditusuk,
R: nyeri pada
oinggang, kaki dan
lutut kanan,
S: Skala nyeri 3,
T: 5-10menit
B (baground):
Pasien dengan
diagnosa Closed
Fracture of Pelvis,
Unspecifi, tanggal
masuk 19 Maret
2023. Tindakan yang
sudah diberikan
Injeksi Ketorolac 3 x
30 mg (k/p)
A (assesment):
Saya fikir pasien
kondisinya ringan
sekarang klien
merasa nyeri
dibagian pinggang,
kaki dan lutut kanan,
klien masih dapat
mengekspresikan
keadaannya saat ini
kepada perawat
R(rekomendation):
Apakah advis dokter
selanjutnya? Apakah
ada program lain
mungkin dok?
Program observasi
TTV, pemasangan
infus RL 10 tpm, dan
pemberian terapi non
farmalogis (teknik
relaksasi napas
dalam)
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi Perawat D sudah
tubuh yang benar seperti pemasangan melakukan edukasi
infus pada sisi kiri tangan mengenai keamanan
dan kenyamanan
pasien tentang
pemasangan infuse
yang benar yaitu pada
tangan sebelah kiri
5. Pastikan pagar beds lalu terpasang dan Perawat D sudah
pastikan dapat digunakan memberikan edukasi
mengenai keamanan
bed pasien agar selalu
ditutup jika pasien
mau tidur atau pas
ditinggal oleh
keluargannya
6. Hindari salah penyuntikan obat atau salah Perawat D
perawatan infus memberikan edukasi
mengenai pemberian
obat melalui selang
infuse sesuai dengan
obat dan dosis
kebutuhan pasien Ny.
T yang sudah di
tentukan oleh dokter
penanggungjawab.
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai Perawat D
menjelaskan
pemberian obat
melalui jarum suntik
hanya digunakan
sekali pakai. Jarum
suntik ditutup kembali
setelah itu dibuang di
safety box
8. Tingkatkan kebersihan tangan untuk Perawat D
pencegahan infeksi nosokomial saat akan memberikan edukasi
melakukan tindakan aseptif setiap memberikan
suatu tindakan tetap
menjaga kebersihan
yaitu selalu mencuci
tangan dengan benar
atau menggunakan
cairan aseptik untuk
menghindari resiko
infeksi. Pada perawat
maupun pasien
9. Penggunaan APD (masker, handscoon) Perawat D sudah
melakukan prosedure
yang benar dengan
menggunakan APD
lengkap saat
memberikan tindakan
keperawatan pada
pasien yaitu dengan
menggunakan
handscone dan masker
Kesimpulan: Penerapan pasien safety pada Ny. T sudah dilakukan dengan baik dan benar.

TABEL MORSE FALLRISK


Tgl Tgl: Tgl:
Penilaian Resiko Jatuh Skor 20-03- 21- 22-03- Tgl: Tgl:
23 03-23 23
Riwajat Jatuh: kecelakaan Jatuh satu kali atau lebih 25 0 0 0
kerja atau rekreasional dalam kurun waktu 6
bulan
Diagnosa sekunder 15 0 0 0
Alat bantu jalan Berpegangan benda 30 0 0 0
sekitar, kursi, dinding
dll
Kruk, tongkat, tripot, 15 0 0 0
walker, kursi roda dll
Tidak ada, Bedrest, 20 20 20 20
dibantu perawat
Terapi Intra Vena Kontinyu/ Heparin / Pengencer 0 0 0 0
darah
Gaya berjalan Gangguan (Pincang/ 20 0 0 0
Diseret)
Lemah (tidak bertenaga) 10 10 10 10
Normal, Bedrest, 0 0 0 0
Immobile (tidak dapat
bergerak sendiri)
Status Mental Agitasi, konfusi, 15 0 0 0
dimensia, keterbatasan
daya ingat
Normal, kooperatif, 0 0 0 0
menyadari kondisi
Skor Total S.K.O.R.E 150 30 30 30
Kesimpulan 0 0 0
Keterangan Skor:
Resiko Tinggi (RT) : 51 atau lebih
Resiko Sedang (RS) : 25 – 50
Resiko Rendah (RR) : 0 – 24
Kesimpulan: Nn. K mengalami tingkat Resiko Jatuh Sedang

2. Kebutuhan Waktu Perawatan Pasien


Jenis Tindakan Keperawatan
Hari/tgl Jam Tindakan Keperawatan Tidak
Langsung Kolaborasi
Langsung

Senin, Jam 14.00 Operan jaga


20-03-23
Jam 15.00 Melakukan asuhan 30 menit
keperawatan kepada pasien

Menyiapkan injeksi dan 10 menit


melakukan injeksi kepada
Jam 16.30 pasien

Melakukan vital sign dan


Jam 17.00 menanyakan keluhan pasien 20 menit

Selasa, Jam 13.30 Operan jaga


21-03-23

Jam 14.00 Melakukan asuhan 25menit


keperawatan

Jam 15.30 Menyiapkan injeksi 5 menit

Jam 16.00 Melakukan injeksi 5 menit

Jam 17.00 Melakukan vital sign dan


menanyakan keluhan pasien 25 menit

Rabu, Jam 07.00 Operan jaga


22-03-23

Jam 07.30 Melakukan asuhan 30 menit


keperawatan

Jam 08.00 Menyiapkan injeksi 5 menit

Jam 08.10 Melakukan injeksi ke pasien 5 menit

Jam 09.05 Melakukan vital sign dan


menanyakan keluhan pasien 20 menit

Rekap Waktu Tindakan Keperawatan Yang dilakukan


Hari
Jadwal Shift Waktu tindakan keperawatan yang dilakukan
Perawatan

1. Siang 60 menit

2. Siang 60 menit
3. Pagi 50 menit

3. Kebutuhan SDM
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst

TT: 27 Terisi: 19 Bed


Pasien minimal care : 11
Pasien parsial care :6
Pasien total care :2

No Minimal Partial Total Jumlah


Pagi:3
11x0,17 11x0,14 11x0,0 6x0,27 6x0,15 6x0,10 2x0,36 2x0,30 2x0,20
1 Siang:3
=1,87 =1,54 7 =0,77 =0,42 =0,9 =0,6 =0,72 =0,6 =0,5

TOTAL 6 Perawat
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan:
PAGI : 3 perawat
SORE : 3 perawat

4. Kebutuhan Logistik Pasien


Apa saja yang dibutuhkan dalam sehari
Tanggal
Total
No Tidakan Logistik 15-3- 16-3- 17-3-
Penggunaan
2023 2023 2023
Biaya 1 1
1
Administrasi
2 Pemberian a. Alkohol swab 7 7 5 19
terapi obat
melalui IV line b. RL 500 ml 2 3 1 6
c. Ketorolac 3 x 30 mg 3 3 3 9
(k/p)
d. Amplodipine 1 x 5 1 1 1 3
mg.
Laboratorium a) Na⁺ 140 mmoI/L 1 1
dan pemeriksaan b) K⁺ 4,3 mmoI/L 1 1
3
diagnostik c) CI 108 mmoI/L. 1 1
d) HbsAg 1 1
Ruang a. Tempat Tidur 1 1 1 3
perawatan: b. AC
Kelas 2 c. Meja
d. Kursi
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung bantal
h. Selimut
4 i. Tiang infus
j. Handrub
k. Tong sampah
l. Lemari
m. Penerangan+listrik
n. Air
o. Kamar mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
Visit dokter Dokter spesialis penyakit 2 2 2 6
5.
spesialis dalam (dr. R)
6. Tindakan Asuhan 1 1 1 3
Keperawatan Keperawatan/harian
Injeksi per hari 3 3 1 7
Pasang infus dewasa 1 1
Memberikan nebul 0 0 0 0
Materai inform 1 1
7.
consent

Total Harga Total


No Tindakan Penggunaan Satuan Biaya
Logistik
1. Biaya administrasi 1 50.000 50.000
2. Pemberian terapi a. Alkohol swab 19 479 9.101
obat melalui IV line b. RL 500 ml 6 12.403 74.418
c. Ketorolac 3 x 30 mg (k/p) 9 20.000 180.000
d. Amplodipine 1 x 5 mg. 3 10.000 30.000
3. Laboratorium dan a) Na⁺ 140 mmoI/L 1 75.000 75.000
Pemeriksaan b) K⁺ 4,3 mmoI/L 1 75.000 75,000
diagnostik c) CI 108 mmoI/L. 1 75.000 75.000
d) HbsAg 1 200.000 200.000
4. Ruang Perawatan: a. Tempat Tidur 3 275.000 825.000
Kelas 2 b. AC
c. Meja
d. Kursi
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung bantal
h. Selimut
i. Tiang infus
j. Handrub
k. Tong sampah
l. Lemari
m. Penerangan+listrik
n. Air
o. Kamar mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
5. Visit dokter Dokter spesialis penyakit 6 90.000 540.000
spesialis dalam
6. Tindakan Asuhan Keperawatan/harian 3 10.000 30.000
Keperawatan Injeksi per hari 7 10.000 70.000
Pasang infus dewasa 1 30.000 30.000
Memberikan nebul 0 0 0
7. Materai inform 1 6.000 6.000
consent

8. Edukasi Pasien dan Keluarga


Edukasi yang dilakukan pada pasien Ny. T yaitu mengenai penyakit dan penanganan
manajemen nyeri, diajarkan untuk terapi distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
Materi yang disiapkan lembar balik, leaflet, tentang penanganan yang perlu dilakukan
pada pasien nyeri Closed Fracture of Pelvis, Unspecifi.

9. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang sudah terjadi yaitu komunikasi SBAR yang dilakukan
oleh Dokter.
S (situation):
Selamat pagi dokter R saya perawat D ruang Anggrek, melaporkan kondisi
pasien atas nama Ny. T masih merasa nyeri
P: nyeri timbul apabila Ny. T saat berbicara
Q: nyeri seperti tertusuk
R: nyeri pada pinggang, kaki dan lutut kanan
S: skala nyeri 3
T: 5-10 menit
B (baground):
Pasien dengan diagnosa medis Closed Fracture of Pelvis, Unspecifi, tanggal masuk 19
Maret 2023. Tindakan yang sudah diberikan injeksi .

A (assesment):
Saya fikir pasien kondisinya lemah sekarang klien merasa cemas terhadap perubahan
penyakitnya, klien masih dapat mengekspresikan keadaannya saat ini kepada perawat

R (rekomendation):
Apakah advis dokter selanjutnya? Apakah ada program lain mungkin dok? Program
Ketorolac 3 x 30 mg (k/p), dan obat oral amplodipine 1 x 5 mg.
.
10. Hambatan Pendukung Proses Keperawatan
Hambatan yang ditemukan pada saat saya praktek keperawatan stase manajemen yaitu
pada saat pembagian tugas dinas ada beberapa hal jika ada teman yang tidak berangkat
kita harus menggantikan peran temanya, jadi harus berperan menjadi dua Karu dan
PPJA.

11. Hambatan dan Pendukung Serta Solusi Penyelesaiian Dalam Pengelolaan Masalah
Keperawatan
Pada kasus ini yang menjadi hambatan pada proses keperawatan yaitu pasien dan merasa
khawatir serta cemas yang berlebih pada pasien dan belum bisa menerima keadaan yang
terjadi tentang perubahan penyakitnya. Faktor yang mendukung pasien dalam mengatasi
khawatir dan cemas secara berlebih yaitu berikan pengetahuan yang cukup mengenai
penyakit yang di derita pasien dan tak lupa libatkan keluarga. Peran perawat sebagai
educator yaitu sebagai pemberi pendidikan kesehatan itu sebagai penyelesaian dalam
masalah ini.

12. 7 Etik Moral Terhadap Pasien Kelolaan


1) Autonomi atau Kemandirian
Pada saat Nn. K mampu memutuskan sendiri bahwa dirinya bersedia di rawat di
ruang Anggrek RSUD dr. Adhyatma Tugurejo Semarang.
2) Veracity atau kejujuran
Pada saat Nn. K sangat cemas perawat memberitahu keadaan yang sebenarnya dan
menjaga privacy pasien saat memberikan tindakan keperawatan.
3) Benefience atau berbuat baik
Pada saat memberikan injeksi, merawat infus pasien, menawarkan bantuan untuk
keperluan klien seperti ganti baju atau ke kamar mandi.

4) Nonmalefisience atau tidak merugikan


Pada saat Nn. K tidak mau dilakukan injeksi, perawat tetap memberikan edukasi
yang baik dan menjelaskannya sehingga tindakan tersebut tetap diberikan dengan
ketentuan klien bisa menerimanya dan mengizinkan.
5) Fidelity atau kesetiaan
Pada saat perawat memberikan asuhan keperawatan pada Nn. K sesuai dengan SOP
sampai kondisi klien membaik.
6) Justice atau keadilan
Pada saat perawat memberikan Asuhan Keperawatan tanpa membedakan-bedakan
pasien berdasarkan ras, suku, agama atau golongan.
7) Confidentiality atau kerahasiaan
Pada saat perawat menjaga rahasia tentang penyakit Nn. K dan tidak memberitahu
kepada orang lain yang bukan termasuk keluarga Nn. K
8) Accuntability atau Akuntabilitas
Pada saat perawat ruang anggrek bertanggungjawab atas tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap Nn. K, seperti contoh salah dalam memberikan dosis obat.

Anda mungkin juga menyukai