Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PRE CONFERENCE, POST CONFERENCE,

DAN TIMBANG TERIMA

Disusun oleh:

DEWI MELLIYUNITA

2208021

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Pre conference dan Post conference

Pengertian Pre Conference


Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Tujuan
1. Membantu mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil.
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan.
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien. Kebijakan
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
Prosedur
1. Persiapan
a. Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan pre conference.
b. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan pre conference.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
b. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
c. Konferensi dihadiri oleh ketua tim dan perawat pelaksana.
d. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil tindakan yang
diberikan.
e. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi :
1) Keluhan pasien.
2) TTV dan kesadaran pasien.
3) Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru.
4) Masalah keperawatan.
5) Rencana keperawatan hari ini.
6) Perubahan keadaan terapi medis.
7) Rencana medis.
f. Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat pelaksana tentang masalah yang
terkait dengan perawatan pasien yang meliputi :
1) Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infus.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
6) Ketepatan dokumentasi.
g. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
h. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing-masing perawatan asosiet.
i. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan.
Unit terkait : Ruang rawat inap

Pengertian Post Conference


Post conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang
shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya.
Tujuan
1. Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan
masalah yang dijumpai.
2. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah disusun saat pre conference dan
telah diimplementasikan ke pasien.
3. Mendiskusikan dan tindak lanjut asuhan keperawatan untuk dioperkan kepada perawat
atau jaga shift selanjutnya.
4. Meningkatkan koordinasi dalam rencana tindak lanjut pemberian asuhan keperawatan.
5. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus.
Kebijakan
1. Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang hasil asuhan keperawatan,
tindakan yang belum dilakukan dan data-data yang perlu ditambahkan.
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
5. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya 1 orang, maka conference ditiadakan.
Prosedur
1. Persiapan
a. Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan post conference.
b. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan post conference.
2. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim.
b. Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari pemberian asuhan pada masing-masing
pasien.
c. Perawat associate menyampaikan hasil asuhan pada kasus yang ditangani.
d. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus di operkan kepada
perawat shift berikutnya.
e. Ketua tim memberikan reinforcement.
f. Ketua tim menutup kegiatan post conference.
3. Dokumentasi
a. Ketua tim mendokumentasi hasil dari post conference.
b. Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan post conference.

4. Evaluasi
Kepala ruang mengisi format evaluasi post conference untuk ketua tim.
Unit terkait : Ruang rawat inap

Pengertian Hand Over


Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien
saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
Tujuan
1. Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
2. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
3. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien.
4. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
5. Menyusun rencana kerja untuk dinas
berikutnya. Prosedur Hand Over

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Timbang terima - Menit Nurse Station PP:PA
dilaksanakan setiap pergantian
sif/ operan.
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
3. PA/PP menyampaikan timbang
terima kepada PP (yang menerima
pendelagasian) berikutnya, hal
yang perlu disampaikan dalam
timbang terima:
a. aspek umum yang meliputi: M1
s/d M5;
b. jumlah pasien;
c. identitas pasien dan diagnosis
medis;
d. data (keluhan/subjektif
dan objektif);
e. masalah keperawatan
yang masih muncul;
f. intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum);
g. intervensi kolaboratif dan
dependen;
h. rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang,
dan program lainnya)
Pelaksanaan Nurse Station - Menit Nurse Station KARU:PP:PA
1. Kedua kelompok dinas sudah
siap (sif jaga).
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan buku
catatan.
3. Kepala ruang membuka
acara timbang terima.
4. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat oleh perawat
jaga (NIC). Ruangan/bad
5. Perawat jaga sif selanjutnya pasien
dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
Di Bed Pasien
6. Kepala ruang
menyampaikan salam dan PP
menanyakan kebutuhan dasar
pasien.
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan, kebutuhan,
dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas
berikutnya.
Post Hand 1. Diskusi. - Menit Nurses Station KARU:PP:PA
Over 2. Pelaporan untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang jaga
saat itu dan PP yang jaga
berikutnya diketahui oleh Kepala
Ruang.
3. Ditutup oleh KARU.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sift.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi
pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse
station.

Uraian Kegiatan
1. Prolog
Pada hari …… jam..............seluruh perawat (PP dan PA) sift pagi dan sore serta kepala
ruang
berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima.
2. Session I di Nurse Station
Kepala ruang memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian
mempersilakan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama
bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore).
PP dan PA sif sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan
belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum
dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-
lain), serta hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan
timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di
ruang perawatan pasien.
3. Session II di ruang perawatan/bed pasien
Seluruh perawat dan kepala ruang bersama-sama melihat ke bed pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga
yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan
keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke
pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah
proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan
timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruang.
Evaluasi
1. Struktur (Input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain:
catatan timbang terima, status pasien dan kelompok sift timbang terima. Kepala
ruang/Nurse in charge (NIC) memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian sift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada sift sore
ke malam dipimpim oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas maupun yang akan mengganti sift. Perawat primer mengoperkan ke
perawat primer berikutnya yang akan mengganti sif. Timbang terima pertama dilakukan
di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kemabali lagi ke nurse station.
Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang
belum/sudah dilakukan.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian sift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antarperawat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai