Disusun oleh :
1. Rahmanda P ( 201903041 ) 7. M. Asrul Azis (201903125 )
2. Moh Rifak (201903127 ) 8. Fitria Madiniah.S (201903129 )
3. Aris Dwi Susanti (201903038 ) 9. Maharani Ayus.F (201903036 )
4. Silvy Arifianti (201903023 ) 10. Haris Hidayat.E (201903114 )
5. Dwi Rindayu.F (201903025 ) 11. Ainur Riski (201903027 )
6. M. Dani Setiawan (201903083 ) 12. Afie Magfuri (2019030151)
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi
faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas
yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk
melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.
2.6 Metode dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yangdilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover
memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika ada
informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis
yang lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi
untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan dari
penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulangatau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan
terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.
PASIEN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
DIAGNOSIS MEDIS (didukung data)
MASALAH KOLABORATIF
RENCANA TINDAKAN
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGAIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
DAFTAR PUSTAKA
Kassean, H.K., & Jagoo, Z.B.2005.Managing Change in the Nursing Handover from Traditional
to Beside Handover.
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan do’a dan
kemudian mempersilakan Katim dan perawat pelaksana dinas pagi untuk melaporkan keadaan
dan perkembangan pasien selama bertugas kepada katim dan perawat pelaksana sore yang akan
berdinas selanjutnya. Katim dan Perawat Pelaksana shift pagi memberikan klarifikasi keluhan,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan. Intervensi kolaboratif dan
dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.
(Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan diruang perawatan pasien).
Kepala ruangan ( Haris) : “Asalamu’alaikum Wr.Wb selamat sore, Alhamdulillah sore ini
kita bisa berkumpul disini untuk melakukan timbang terima dari
shift pagi ke shift sore, serta memulai shift sore hari ini. Untuk
memulainya mari kita awali dengan berdo’a terlebih dahulu agar
pasien yang kita rawat cepat diberikan kesembuhan olehNya serta
kita yang merawat senantiasa dilindungi olehNya. Berdo’a
dimulai. Amin. Selesai. Karena semuanya sudah siap, langsung
saja silahkan pada perawat shift pagi untuk menyampaikan
laporannya.”
Katim pagi (Rinda) :Baik, Terimakasih mas haris. Saya awali assalamualikum
Wr.Wb. saya selaku katim dinas pagi akan melakukan timbang
terima. Laporan yang dinas pagi ke yang dinas sore. Untuk
mempersingkat waktu, silahkan untuk mbak fitri membacakan
laporan dinas pagi ke dinas sore.
PP Pagi (Fitri) : Baik terimakasih mbak rinda, pasien pertama atas nama ibu
supiyah OB masuk ruangan jam 22.00 WIB. Dengan diagnosa
DM Hiperglikemi+HT. dokter yang merawat dokter sahid. Pasien
mengeluh batuk, bila makan bubur mual, semalam tidak bisa
tidur. Masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa
berhubungan dengan hipoglikemia. TD= 130/100 mmHg, Nadi=
114x/menit, RR= 20x/menit, suhu= 36,5OC, GDA= 76 mg/dl,
pasien tampak lemas, makan ½ porsi. Tindakan yang sudah
dilakukan infus drip D40 3 flash di grojok, injeksi ceftriaxone 2
gram, injeksi granicentrone 1 ampul. Hal hal yang perlu
diperhatikan yaitu infus widabes 12 tpm, diit B2 2100 kal NT,
injeksi ceftriaxone 2x2 gram, granicentra 1x1 ampul,
metocoplamid 3x1 ampul, oral cliad 0-0-1, dopepsa 3xc1 Ac,
pantopamp 1-0-0, intevask 2x5mg, escovit 2x1. GDA/2jam.
Katim Pagi (Rinda) : Timbang terima sudah dilakkuakn saya kembalikan kepada mas
haris untuk mempimpin validasi ke pasien.
Karu (Haris) : Baik
Ke Ruangan Pasien 1
PP Sore (Dani) : Selamat sore bu supiyah
Pasien : ….
Katim Pagi (Rinda) : iya bu ini operan dulu ya bu dari yang shift pagi ke sore. Yang
jaga pagi tadi gentian sama yang jaga sore. yang jaga sore nanti ada
Mbak riri, Mbak Maharani, sama mas dani. Jadi nanti kalau ada
apa-apa ibu bisa langsung melapor ke perawat yang jaga sore.
Sudah bukan saya lagi bu ya.
Pasien : ……
PP Sore (Rinda) : Kalau begitu kami permisi dulu ya bu. Nanti kalau ada apa-apa
langsung panggil perawatnya diruang perawat ya. Permisi bu
Kepala Ruangan (Haris) : Baiklah, hari ini kita sudah melakukan timbang terima dari shift
pagi ke shift sore. untuk perawat shift pagi, terimakasih dan
selamat beristirahat karena telah melakukan tugas dan
kewajibannya pagi hingga sore pukul 14.00 ini. Dan untuk
perawat shift sore semangat untuk melakukan pengabdian pada
sore hari ini semoga Tuhan selalu melindungi dan memberikan
keberkahan atas setiap keringat kita. Aamiin. Untuk perawat
yang jaga pagi bisa pulang dan perawta yang jaga sore bisa
memulai aktivitas. Saya akhiri, wassalamualaikum wr.wb