Anda di halaman 1dari 24

TIMBANG TERIMA DAN KOMUNIKASI PADA TIMBANG

TERIMA

Nur Miladiyah R., M.Kep

STIKES BANI SALEH


Definisi Timbang Terima
Timbang terima adalah pengalihan tanggung
jawab profesional dan akuntabilitas untuk
beberapa atau semua askep keperawatan untuk
pasien, atau kelompok pasien, kepada orang
atau kelompok profesional secara sementara
atau permanen (Kozier dkk, 2015).
Pengertian Timbang terima
keperawatan
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Timbang terima atau Handoffers merupakan
komunikasi oral pada pergantian shift jaga perawat mengenai
pasien yang diberikan asuhan keperawatan.

Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handoffers


adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien
Tujuan Timbang Terima
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari timbang
terima adalah :
Menyampaikan kondisi atau keadaan secara
umum klien
Menyampaikan hal-hal penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh shift berikutnya
Untuk menjaga kelangsungan laporan ata
perkembangan klien
Tersusunnya rencana kerja untuk shift berikutnya
Tujuan dan Manfaat Operan
1. Perawat dapat mengikuti perkembangan 1. Dapat menyampaikan hal-hal yang perlu
klien secara paripurna. ditindak lanjut perawat pada shift
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi berikutnya.
antara perawat. 2. Dapat melakukan cross check ulang
3. Akan terjalin suatu kerjasama yang tentang hal-hal yang dilaporkan
bertanggung jawab antara anggota tim sebelumnya.
perawat. 3. Pasien dapat menyampaikan masalahnya
4. Terlaksana asuhan keperawatan yang secara langsung bila ada yang belum
berkesinambungan. terungkap.
Tipe Timbang terima

Verbal Tape Recorded


Handover Handover

Bedside Written
Handover Handover
Disampaikan pada acara seminar
implementasi manajemen keperawatan di
RSUD Ciawi
Verbal Handover
Melakukan timbang terima dengan diskusi
Kelebihan
Terjadi komunikasi dua arah terjadi diskusi untuk
membicarakan asuhan keperawatan klien
Dapat mengklarifikasi informasi secara langsung

Kekurangan
Terkadang pembicaraan yang tidak penting bisa menyertai
proses timbang terima sehingga akan memakan waktu
yang lebih lama dan juga informasi yang seharusnya
disampaikan terkadang lupa disampaikan
Tape Recorded Handover

Timbang terima dengan cara menggunakan tape


recorder
Kelebihan
Jika perawat jaga lupa dengan informasi yang diberikan
oleh perawat jaga sebelumnya dapat didengarkan kembali
Informasi yang disampaikan langsung to the point

Kekurangan
One way communication dapat menyebabkan
kesalahpahaman
Informasinya tidak dapat diklarifikasi
Bedside Handover
Timbang terima yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien
atau keluarga pasien secara langsung
Kelebihan
Mendapatkan feedback dari pasien/keluarga pasien
sehingga asuhan keperawatan yang dilakukan dapat
tercapai dengan baik
Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi
antara pasien dengan perawat
Mengurangi waktu untuk klarifikasi mengenai kondisi
pasien (dapat diklarifikasi langsung dengan pasien)
Kekurangan
Memakan waktu yang lama
Metode Komunikasi dalam Timbang
Terima

Banyak metode komunikasi yang digunakan


dalam timbang terima. Namun, metode SBAR
adalah metode yang paling sering digunakan.
Komunikasi SBAR
( situation,background,assesment,recommendation)

SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk


petugas kesehatan dalam penyampaikan kondisi pasien. S-BAR juga
sebagai alat komunikasi dalam melakukan identifikasi terhadap
pasien sehingga mampu meningkatkan kemapuan komunikasi
antara perwat- dokter,dan juga perawat-perawat.
Pelatihan Komunikasi S-BAR,Mutu Operan Jaga

Komunikasi S-BAR terdiri dari 4 komponen yaitu :


1. S (situationn): suatu gambaran yang terjadi saat itu.
2. B (background): suatu tindakan yang melatar belakangi situasi yang terjadi.
3. A (Assesment): suatu pengkajian terhadap suatu masalah.
4. R ( Recommendation): suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang
benar yang seharusnya dilakukan pada permasalahan tsb.

S-BAR terbukti sebagai alat komunikasi yang efektif dalam pengaturan perawat akut
untuk tingkatan komunikasi yang urgen , terutama atara dokter perawat, perawat-
perawat,paisen-keluarga.

Disampaikan pada acara seminar


implementasi manajemen keperawatan di
RSUD Ciawi
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation)
Elemen Deskripsi Contoh
Situation Penjelasan singkat terhadap Nilai laboratorium
situasi yang ada penting yang perlu
ditangani (contoh hasil
AGD kritis)
Background Riwayat medis, keperawatan, Pasien mengaku dengan
atau informasi keluarga yang emboli paru dan sedang
signifikan terhadap perawatan dalam terapi heparin,
dan/atau kondisi pasien menerima oksigen pada
4L melalui nasal kanul;
apa langkah selanjutnya
Assessment Data penilaian baru-baru ini TTV, hasil
yang menunjukkan keadaan laboratorium, suara
klinis terbaru dari pasien paru-paru, status mental,
hasil EKG, dll
Recommendation Informasi untuk intervensi Monitor pasien;
dan/atau intervensi selanjutnya mengubah dosis
heparin; dll
Prosedur langkah-langkah Operan
Menurut ( Nursalam;2012) Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pergantiian
shif/operan jaga:

1. Keadaan kelompok shift dalam keadaan sudah siap.


2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoper perlu persiapan hal-hal yang disampaikan.
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada tanggung jawab shift yang
selanjutnya meliputi:
Kondisi atau kesehatan klien secara umum.
Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan.
Rencana Kerja untuk dinas yang menerima operan.
4. Penyampaian operan diatas harus dilakukan dengan jelas tanpa terburu-buru.
5. PP dan anggotan dari kedua shift bersama-sama secara langsunf melihat kondisi pasien.
PROSES OPERAN
TAHAP KEGIATAN
1. Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift.
2. Prinsip timbang terima semua pasien baru
masuk dan pasien dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan/ masih membutuhkan
observasi lanjut.
PERSIAPAN 3. Perawat Primer (PP) menyampaikan
(Pre Conference) timbang terima Pada Perawat Primer (PP)
berikutnya, hal disampaikan dalam
timbang terima:

Jumlah Pasien
Identitas klien dan diagnosa medis.
Data subjektif dan objektif.
Masalah keperawatan yang sering muncul.
Intervensi perawat
Intervensi Kaloboratif.
Rencana umum dan persiapan yang perlu
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift Jaga).
(Conference) 2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima.
4. Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab,dan melakukan validasi
mengenai hal-hal yang kurang jelas.
5. Kepala ruangan/ PP menanyakan kebutuhan dasar pasien.
6. Penyampaian yang jelas,singkat, dan padat.
7. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji
secara penuh terhadap: mslh kep, kebutuhan, dan
tindakan yang belum dilaksanaka.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat secara khusus u/ kemudian
diserahterimakan kpd perawat berikutnya
9. Sebaiknya Lama timbang terima hanya utuk tiap pasien
tidak lebih dari 5 menit.

Akhir 1. Diskusi
(Post Conference) 2. Pelaporan u/ timbang terima dituliskan secara langsung pd
format timbang terima yang ditanda tangan oleh PP, dan PP
jaga Disampaikan
saat berikutnya
pada acaradiketahui
seminar oleh kepala ruangan.
implementasi
3. Ditutup oleh manajemen
kepalakeperawatan
ruangan.di
RSUD Ciawi
Timbang Terima
Metode bedside Handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005),handover yang sekarang
sudah menggunakan model bedside handover , yang dimana
perawat berada di samping tempat tidur pasien dengan
melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk
mendapat feedback.
Kelebihan metode Handover, yaitu:
1. Meningkatkan hub. Caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
2. Mengurangi waktu waktu untuk melukan klarifikasi ulang
pada pasien secara khusus.
3. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil
keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
Hal- Hal Yang Perlu diPerhatikan

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift


2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau PP.
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistemik,
dan menggambarkankondisi pasien saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien.
5. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat operan dikamar pasien, menggunakan volume
yang cukup.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut/ membuat
pasien shock dibicarakan di nurse station.
DOKUMENTASI DALAM OPERAN

Identitas klien
Diagnosa medis klien
Dokter yang menangani
Kondisi saat klien ini
Masalah Keperawatan
Intervensi yang sudah dilakukan
Intervensi yang belum dilakukan
Tindakan kolaborasi
Disampaikan pada acara seminar
implementasi manajemen keperawatan di
RSUD Ciawi
Disampaikan pada acara seminar
implementasi manajemen keperawatan di
RSUD Ciawi
Evaluasi Operan

1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang
menampung telat tersedia antara lain: catatan timbang terima,
status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan
memimpin kegitan operan yang dilaksanakan saat pergantian
shift.

2. Evalusi Proses
di pimpin oleh kepala ruangan, perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan
menggantikan shift. Operan pertama ke nurse station kemudian
ke ruang keperawatan pasien, dan kembali ke nurse station.
NEXT

3. Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi
antara perawat berjalan baik.

Anda mungkin juga menyukai