Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

DI RUANG DIALISIS & IBS


TANGGAL 17 APRIL – 20 MEI 2023
RSUD DR. ADHYATMA, MPH SEMARANG

DEWI MELLIYUNITA
2208021

PRODI STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2023
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
DI RUANG DIALISIS & IBS
TANGGAL 17 APRIL – 20 MEI 2023
RSUD DR. ADHYATMA, MPH SEMARANG

DEWI MELLIYUNITA
2208021

Laporan Kegiatan Magang


Sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakan
Mata Kuliah Peminatan

PRODI STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan Magang : Laporan kegiatan magang di RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang di Ruang Dialisis
Nama : Dewi Melliyunita
NIM : 2208021

Disetujui,

Dosen Pembimbing Clinical Instructur

Ns. Dyah Restuning P, M.Kep Fitri Hanifah, S.Kep., Ners

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan Magang : Laporan kegiatan magang di RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang di Ruang IBS
Nama : Dewi Melliyunita
NIM : 2208021

Disetujui,

Dosen Pembimbing Clinical Instructur

Ns. Dyah Restuning P, M.Kep Ns. Yuli Kurniawati, S.Kep

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan magang ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Penyusunan laporan kegiatan magang ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi
berbagai pihak, maka dari itu penyusun ingin mengucapkan terimakasih pada :
1. Dr. Hargianti Dini Iswandari, drg, M.M selaku rektor Universitas Widya Husada
Semarang
2. Dr. Ari Dina Permana Citra, S.KM,. M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan, Bisnis
dan Teknologi Universitas Widya Husada Semarang
3. Ns. Niken Sukesi, M.Kep selaku ketua Program Studi Profesi Ners.
4. Ns. Dyah Restuning P, M.Kep selaku Pembimbing Akademik dalam kegiatan praktek
kerja lapangan
5. Fitri Hanifah, S.Kep, Ners selaku Pembimbing Lapangan dalam kegiatan praktek kerja
lapangan di Ruang Dialisis RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang
6. Ns. Yuli Kurniawati, S.Kep, Ners selaku Pembimbing Lapangan dalam kegiatan
praktek kerja lapangan di Ruang IBS RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang
7. Pihak-pihak lain yang terkait yang sudah memberikan semangat serta dukungan kepeda
penyusun
Penyusun menyadari sepenuhnya dalam penulisan laporan magang ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu penyusun menerima dan mengharapkan kritikan san saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki penulisan laporan lebih baik. Terima kasih.

Semarang, 30 April 2023

Dewi Melliyunita

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................................1


KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................4
A. Latar Belakang ....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................5
C. Tujuan Magang Kerja .........................................................................................5
D. Manfaat Magang Kerja .......................................................................................5
BAB II METODE MAGANG KERJA .......................................................................7
A. Waktu dan Tempat Kegiatan Magang ................................................................7
B. Metode Pelaksanaan............................................................................................8
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................8
BAB III PROFIL PERUSAHAAN .............................................................................10
A. Deskripsi Perusahaan ..........................................................................................10
B. Sejarah Singkat Lokasi Magang .........................................................................10
C. Struktur Organisasi dan Tata Kelola Perusahaan................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................31
A. Deskripsi Kegiatan Magang Kerja ......................................................................31
B. Kaitakan Kegiatan Magang Dgn Mata Kuliah Yg Didapat Di Perkuliahan .......36
C. Hambatan dan Kendala Magang .........................................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................37
D. Kesimpulan .........................................................................................................37
E. Saran ...................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................39

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka menunjang aspek keahlian Fakultas Keperawatan, Bisnis dan
Teknologi, Program Studi Keperawatan Universitas Widya Husada Semarang telah
menyediakan berbagai penunjang sarana dan prasarana pendidikan dengan lengkap.
Sarana dan prasarana tersebut menunjang kemampuan teori dan praktikum. Dalam
adanya kegiatan magang kerja ini diharapkan dapat memahami teori dan praktikum
yang sudah diajarkan dengan menerapkan keduanya dalam kegiatan praktek magang
kerja secara langsung. Magang kerja merupakan bentuk perkulaihan melalui kegiatan
bekerja secara langsung di lapangan dengan menerapkan teori dan praktik yang sudah
diajarkan secara langsung. Magang kerja ini merupakan suatu kegiatan praktek bagi
mahasiswa dengan tujuan menambah pengalaman yang nantinya dapat digunakan
untuk mengembangkan keahlian profesi, (Refnadi, 2018).
Ruang dialisis adalah ruangan yang digunakan untuk memberikan pelayanan
pada pasien dengan penyakit GGK (Gagal ginjal kronik) atau CKD (Chonic kidney
disease) dalam prosedur cuci darah. Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh
akumulasi sampah buangan. Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah
dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin dilaur tubuh yang
disebut dializer. Prosedur ini memerlukan jalan masuk melalui aliran darah. Untuk
melakukan tindakan ini, maka dibaut suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena
melalui pembedahan. Hemodialisa dilakukan pada gagal ginjal, (Nian Afrian Nuari,
S.Kep, Ns. & Dhina Widayati, S.Kep, Ns., 2019).
Hemodialisis (cuci darah) adalah suatu terapi. Kata ini berasal dari hemo yang
berarti darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu
terapi pengganti ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal,
baik akut maupun kronik. Prinsip dasar dari hemodialisis adalah dengan menerapkan
proses difusi dan untrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa
metabolisme tubuh. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya
pada gagal ginjal akut) atau dapat pula seumur hidup (misalnya pada gagal ginjal
kronik). Pada dasarnya untuk dapat dilakukan hemodialisa memerlukan alat yang
disebut ginjal buatan (dializer), (Nian Afrian Nuari, S.Kep, Ns. & Dhina Widayati,
S.Kep, Ns., 2019).
4
Ruang IBS untuk pelayanan kesehatan dengan tindakan bedah operasi yang
diperlukan sesuai dengan indikasi medis yang diberikan oleh dokter. Ruang IBS RSUD
Dr. Adhyatma, MPH Semarang memiliki sarana dan prasanana yang cukup lengkap
untuk pelaksanaan tindakan bedah / operasi pada pasien dengan masalah seperti : Usus
buntu, Peritonitis ( Kebocoran atau lubang di usus ), Abses hati, Tumor jinak, seperti
lipoma, fibroma, dan adenoma, Tumor atau kanker pada organ tertentu, seperti kanker
payudara, kanker usus, dan kanker lambung, Hernia, Cedera atau luka, seperti luka
tusuk dan bakar, Kelainan kongenital atau cacat bawaan lahir, Katarak, Kelainan
empedu, seperti batu empedu serta infeksi dan radang empedu, Patah tulang dan
dislokasi tulang, Impaksi gigi.
Praktek magang kerja ini dilaksanakan di Ruang Dialisis RSUD Dr. Adhyatma,
MPH Semarang yang merupakan salah satu Rumah Sakit daerah berbasis pendidikan
di Jawa Tengah yang memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk
penunjang kegiatan pembelajaran secara langsung di lapangan yaitu praktek kerja
lapangan. Motto dari RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yaitu “Kesembuhan dan
Kepuasan Anda adalah Kebahagian Kami”. Oleh sebab itu penulis memilih Rumah
Sakit Dr. Adhyatma, MPH Semarang dipercaya mampu mendidik mahasiswa sebagai
calon penerus tenaga kesehatan dibidang keperawatan dalam hal ini di ruang dialysis
maupun di bidang kesehatan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana gambaran nyata tentang lokasi, struuktur organisasi, fungsi dan tugas di
Ruang Dialisis & IBS RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang ?

C. Tujuan Magang Kerja


1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktek kerja lapangan di ruang hemodialisa dan ruang operasi
/ bedah di harapkan dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang
pengolahan ruangan. Dengan menerapkan teori pada kegiatan praktek ini
diharapkan dapat memberikan pelayanan sebagai perawat profesional di Ruang
Dialisis & IBS.
2) Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengolahan Ruang Dialisis dan IBS
5
b. Mengetahui cara kerja dan pengolahan Ruang Dialisis dan IBS
c. Mengetahui pengolahan atau pelayanan pasien Ruang Dialisis dan IBS

D. Manfaat Magang Kerja


1) Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengetahui teknik prosedur yang baik dan benar dalam
menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam tindakan hemodialisa sebelum
dan sesudah tindakan dilakukan
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk menunjang kegiatan kerja
pada saat yang akan datang untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas diri

2) Bagi Instansi
a. Dapat menjalin kerja sama yang baik antara institusi pendidikan dan rumah
sakit
b. Dapat mencetak tenaga kesehatan yang profesional khususnya profesi
keperawatan
c. Dapat menjadi pusat pelayanan yang berbasis pendidikan yang lebih unggul
dan profesional dalam memberikan pelayanan terhadap pembelajaran
lapangan

6
BAB II
METODE PELAKSANAAN MAGANG

A. Waktu dan Tempat Kegiatan Magang Kerja


Kegiatan magang dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 3 minggu, dimulai
pada tanggal 17 April – 6 Mei 2023. Magang kerja ini dilaksanakan di Ruang Dialisis
RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang. Ruang Dialisis RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang memiliki sarana dan prasanana yang cukup lengkap untuk pelaksanaan
tindakan hemodialisa pada pasien dengan masalah GGK (Gagal ginjal kronik) atau
CKD (Chronic kidney disease). Sehingga memadai bagi mahasiswa untuk belajar
menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai tenaga kesehatan yang profesional.
Ruang Hemodialisa memiliki 16 kamar dengan 2 bed isolasi dan 14 bed untuk non
isolasi. Alat- alat yang digunakan di ruang tersebut ada dua jenis yaitu Gambro dan
Fresenius. Untuk pasien yang melakukan hemodialisa ada sebanyak kurang lebih 15
pasien / hari dishift pagi dan siang di RSUD. Dr. Adhyatma, MPH Semarang. Dalam
penulisan laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan pengalaman serta
system kerja pada ruangan tersebut.
Kegiatan magang dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 2 minggu, dimulai
pada tanggal 8 – 20 Mei 2023. Magang kerja ini dilaksanakan di Ruang IBS RSUD Dr.
Adhyatma, MPH Semarang. Ruang IBS RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang
memiliki sarana dan prasanana yang cukup lengkap untuk pelaksanaan tindakan bedah
/ operasi pada pasien dengan masalah seperti :
1. Usus buntu
2. Peritonitis ( Kebocoran atau lubang di usus )
3. Abses hati
4. Tumor jinak, seperti lipoma, fibroma, dan adenoma
5. Tumor atau kanker pada organ tertentu, seperti kanker payudara, kanker usus, dan
kanker lambung
6. Hernia
7. Cedera atau luka, seperti luka tusuk dan bakar
8. Kelainan kongenital atau cacat bawaan lahir
9. Katarak
10. Kelainan empedu, seperti batu empedu serta infeksi dan radang empedu
11. Patah tulang dan dislokasi tulang
7
12. Impaksi gigi
Sehingga memadai bagi mahasiswa untuk belajar menambah pengetahuan dan
pengalaman sebagai tenaga kesehatan yang profesional. Ruang bedah / operasi
memiliki 7 ruangan OK dengan 6 bed OK 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 1 bed untuk ruang OK
infeksius. Alat- alat yang digunakan di ruang bedah operasi yaitu meja operasi, lampu
operasi, mesin anastesi, ventilator, patient monitor, suction pump, film viewer,
instrument trolley, tempat sampah klinis, tempat linen kotor, dan alat lainnya. Untuk
pasien yang melakukan operasi ada sebanyak kurang lebih 15 - 20 pasien / hari dishift
pagi di RSUD. Dr. Adhyatma, MPH Semarang. Dalam penulisan laporan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi keadaan pengalaman serta system kerja pada ruangan tersebut.

B. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan di Ruang Dialisis & IBS Mahasiswa magang kerja
mempelajari dan memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan ruang dialysis & IBS,
sejak pasien masuk ruangan hingga pasien keluar ruangan. Kegiatan magang kerja ini
di bimbing oleh dua pembimbing, diantanya yaitu pembimbing lapangan atau biasa
disebut CI (Clinical Intructur) dan pembimbing akademik sebagai pemberi fasilitas
kepada mahasiswa dalam kegiatan magang kerja yang sedang dilaksanakan.

C. Metode Pengumpulan Data


1) Observasi
Observasi (observation) adalah proses aktivitas secara langsung untuk memperoleh
data primer. Observasi tidak hanya dilakukan dengan pengamatan, tetapi juga dapat
berupa merasakan hingga memahami dari suatu fenomena yang terjadi untuk
memperoleh data informasi yang diperlukan.
2) Melalui Rekam Medis Pasien
Pengumpulan data diperoleh dari catatan medis atau catatan keperawatan yang
sudah ada pada lembar rekam medis pasien sebelum tindakan atau prosedur
hemodialisa dilakukan.
3) Internet Searching
Internet searching adalah proses pencarian data melalui media internet untuk
memperoleh informasi berdasarkan referensi, jurnal, artikel ataupun perundang-
undangan secara online.

8
4) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik memperoleh bukti kuat melalui buku,
catatan, arsip, ataupun laporan yang memuat informasi untuk mendukung laporan
magang. Dokumentasi berguna untuk memastikan kesesuaian data yang diperoleh.

9
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

A. Deskripsi Perusahaan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adhyatma, MPH Semarang terletak di Jl.
Walisongo KM. 8,5 No. 137 Semarang Jawa Tengah. Memiliki total ruang rawat inap
14 ruangan diantaranya yaitu: Anggrek, VK, Tulip, Bougenville, Alamanda, Amarylis,
Dahlia, Kenanga, Mawar, Nusa Indah, Wijaya Kusuma dan 3 ruang untuk pasien kritis
yaitu ICU, PICU dan NICU. Memiliki ruangan untuk IBS (Instalasi bedah central), IGD
(Instalasi gawat darurat) dan beberapa Poli dan fasilitas seperti Auditorium, Gedung
Parkir, Koperasi, Masjid, dan Kantin, (Profil RSUD Tugurejo Semarang, 2019). Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Adhyatma, MPH Semarang memiliki :
VISI :
Rumah Sakit Prima, Mandiri dan Terdepan dalam Pelayanan dan Pendidikan Profesi.
MISI :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berguna bermutu dan mengembangkan
pelayanan unggulan.
2. Meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan yang berdaya saing dalam
pelayanan dan pendidikan.
3. Mengembangkan sarana prasarana rumah sakit yang aman dan nyaman .
MOTTO :
Kesembuhan dan Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami.

B. Sejarah Singkat Lokasi Magang


RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang terletak di bagian Barat Kota Semarang,
berjarak 15 km dari pusat kota Semarang, tepatnya di Jalan Raya Tugurejo yang
merupakan jalur utama Pantura. Rumah Sakit ini terletak di kawasan jalur padat, dekat
dengan kawasan industri dan dikelilingi pemukiman penduduk yang cukup padat. Awal
mula pendirian RSUD Tugurejo adalah untuk merawat penderita kusta dari berbagai
daerah di Jawa Tengah. Rumah Sakit Khusus Kusta Tugurejo dibangun pada tahun
1952 oleh Dinas Pemberantasan Penyakit Kusta Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya
pada tahun 1968, berkembang menjadi Rumah Sakit Kusta Tugurejo Semarang.
Namun, karena terus berkembangnya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan

10
yang memadai, maka RSUD Tugurejo Semarang mengalami konversi menjadi Rumah
Sakit Umum (RSU).
Proses perkembangan dari Rumah Sakit Khusus menjadi Rumah Sakit Umum
dimulai pada bulan September 1993, yaitu berkembang menjadi Rumah Sakit Kusta
(khusus) milik Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Tengah dengan Eselon IVA.
Selanjutnya, dilakukan perintisan kenaikan eselon rumah sakit melalui proyek studi
kelayakan dari Direktorat Rumah Sakit Khusus Kusta dan Swasta Departemen
Kesehatan pada tahun 1993-1995 dan dikeluarkan usulan penetapan kelas Rumah Sakit
Kusta dari Menteri Kesehatan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
pada bulan Oktober 1995. Pada tanggal 30 Mei 1996, rumah sakit ini memperoleh
persetujuan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: B
672/I/1996 tentang penetapan kelas C Rumah Sakit Kusta Tugurejo Semarang.
Melalui pendekatan manajemen mutu, maka RSUD Tugurejo selalu berusaha
dengan upaya dan kerja keras untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu
pelayanan seluruh jajaran rumah sakit. Melalui perjalanan dan perjuangan yang
panjang, RSUD Tugurejo bisa berubah dari Rumah Sakit Khusus Kusta menjadi Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan umum, kemudian berubah menjadi 29 Rumah Sakit
Umum kelas C pada akhir tahun 2000 melalui Keputusan Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial No.1810/MenkesKesos/SK/XII/2000 tentang Perubahan Status
Rumah Sakit Khusus menjadi Rumah Sakit Umum.
RSUD Tugurejo mengalami perkembangan yang demikian pesat hingga dalam
waktu 3 tahun yaitu pada tanggal 19 November 2003, pemerintah meningkatkan status
menjadi Rumah Sakit umum kelas B melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1600/Menkes/SK/XI/2003 tentang Peningkatan Kelas B Pendidikan
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang milik Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah. Pada bulan Maret tahun 2007, RSUD Tugurejo mendapatkan sertifikat ISO
9001 : 2000 untuk 7 bidang pelayanan.
Pelayanan utama dan penunjang pelayanan lainnya, yaitu instalasi rawat jalan,
instalasi rawat inap (Amarylis 1), instalasi gawat darurat, instalasi farmasi, instalasi
laboratorium, instalasi radiologi, dan pelayanan rekam medis. Kemudian pada tanggal
6 Februari 2006, RSUD Tugurejo terakreditasi dengan status penuh tingkat lengkap (16
bidang pelayanan) dan sertifikat No. 01-10/III/359//08, yaitu administrasi dan
manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, rekam
medis, farmasi, K3, radiologi, laboratorium, kamar operasi, pengendalian infeksi di
11
Rumah Sakit, perinatal risk tinggi, pelayanan rekam medis, pelayanan gizi, pelayanan
intensif, dan pelayanan darah. Selanjutnya, 5 bulan kemudian RSUD Tugurejo
ditetapkan menjadi Rumah Sakit model akreditasi untuk 5 pelayanan antara lain:
administrasi manajemen, pelayanan medis, pelayananan gawat darurat, pelayanan
keperawatan, dan rekam medis dengan sertifikat No. HK.03.05/III/2689/08.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No.059/78/2008, pada tanggal 21
Oktober 2008 mengenai penetapan status pengelolaan keuangan badan layanan umum
daerah (BLUD) RSUD Tugurejo Semarang berubah menjadi PPK BLUD Penuh dan
berlaku per 1 Januari 2009. Rumah Sakit terus mengalami perkembangan hingga pada
bulan Februari 2010 mendapat sertifikat ISO 9001: 2008 yang meliputi instalasi rawat
jalan, instalasi rawat inap (Amarylis I), instalasi gawat darurat, instalasi farmasi,
instalasi laboratorium, instalasi radiologi, pelayanan rekam medis, dan penunjang
lainnya dan pada tahun 2014, RSUD Tugurejo mendapatkan akreditasi tingkat
paripurna dengan nomor KARSSERT/ 72/XII/2014.
RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang juga mempunyai Ruang Dialisis untuk
pelayanan cuci darah (Hemodialisa). Untuk visinya adalah instansi hemodialisa yang
professional, nyaman dan bersahabat. Untuk ruang dialisis sendiri terdiri dari mesin
dialisis dengan teknologi modern dan didukung sistem water treatment standar AAMI,
ditangani oleh para dokter dan perawat terlatih. Untuk ruangnya sendiri diciptakan
nyaman dengan fasilitas ber AC, TV, dan Toilet.
RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang mempunyai Ruang IBS untuk pelayanan
kesehatan dengan tindakan bedah operasi yang diperlukan sesuai dengan indikasi medis
yang diberikan oleh dokter. Untuk visinya adalah dalam mewujudkan pelayanan yang
cepat , tepat dan terukur di setiap pelayanan pasien, IBS RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang mempersembahkan pelayanan yang komprehensif dengan sumberdaya
manusia yang unggul dan terpilih dibidangnya masing masing serta didukung alat
kesehatan mutakhir, fasilitas ruang yang khusus dipersiapkan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan operasi dan tindakan medis yang memuaskan. Pelayanan IBS di
RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang pilihan penangan operasi dan tindakan berbagai
spesialis :
1. Spesialis Bedah Umum
2. Spesialis Bedah Onkologi
3. Spesialis Bedah Anak
4. Spesialis Bedah Obsgyn
12
5. Spesialis Bedah Ortopedi
6. Spesialis THT
7. Spesialis Mata
8. Spesialis Gigi Mulut
9. Spesialis Syaraf
10. Spesialis Disgetif
11. Spesialis Urologi
12. Spesialis Bedah Plastik
13. Diagnostik

C. Struktur Organisasi dan Tata Kelola

STRUKTUR ORGANISASI
DI RUANG DIALISIS
RSUD TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Instalasi : dr. Rachmi Dewi, Sp. PD
Kepala Ruang : Nugroho Lazuardi, S.Kep, Ners
PPJA : 1.
2.
3.
4.
Perawat Pelaksana : 1.
2.
3. dst
Pramu Ruang :
Administrasi :

Magang kerja ini dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yang
berada di Ruang Dialisis. Untuk struktur organisasi ruang dialisis terdiri dari Kepala
Instalasi, Kepala Ruang, PPJA, Perawat Pelaksana, Pramu Ruang, dan Administrasi
yang sudah terjadwal sesuai shiftnya. Untuk jadwal perawat di Ruang Dialisis sendiri
dari hari Senin sampai Sabtu terbagi menjadi dua yaitu Shift Pagi jam 07.00 – 14.00
dan Shift Siang 12.00 – 19.00.

13
URAIAN JABATAN

A. KETENAGAKERJAAN
Ketenagaan pelayanan hemodialisis terdiri dari :

1. Tenaga medis (Supervisor, Dokter Sp.PD-KGH yang bersertifikat HD, Dokter


bersertifikat HD).
2. Perawat.
3. Teknisi.
4. Tenaga administrasi.
5. Dan tenaga lainnya yang mendukung program.

B. KOMPETENSI
1. Supervisor hemodialisis adalah Dokter Sp.PD-KGH.
2. Dokter penanggung jawab dialisis adalah Dokter Sp.PD yang telah mempunyai
sertifikat pelatihan hemodialisis di pusat pendidikan yang diakreditasi dan disahkan
oleh PBPERNEFRI.
3. Dokter pelaksana hemodialisis adalah Dokter bersertifikat HD yang telah dilatih di
pusat pendidikan yang diakreditasi dan disahkan oleh PBPERNEFRI.
4. Perawat hemodialisis adalah Perawat yang bersertifikat pelatihan HD di pusat
pendidikan yang diakreditasi dan disahkan oleh PB.PERNEFRI.
5. Perawat adalah lulusan Akademi, S1, dan S2 yang sudah bersertifikat.

C. KLASIFIKASI DAN URAIAN TUGAS


1. Supervisor
Seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi (Dokter
SpPD-KGH) yang diakui oleh Pernefri, dan bertugas sebagai Pengawas Supervisor.
Disamping itu dapat juga bertugas sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Dialisis
dan/atau Dokter Pelaksana Unit Hemodialisis.

2. Penanggung Jawab
Seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Dokter Sp.PD) yang telah mendapat
pelatihan dialisis di Pusat Pelatihan Dialisis yang diakui/diakreditasi oleh PERNEFRI

14
dan bertugas sebagai Penanggung Jawab Unit Dialisis. Disamping itu dapat juga
bertugas sebagai Dokter Pelaksana Unit Hemodialisis.

3. Dokter Pelaksana
Seorang Dokter yang telah mendapat pelatihan dialisis di Pusat Pelatihan Dialisis
yang diakreditasi oleh PERNEFRI dan bertugas sebagai Dokter Pelaksana Unit
Hemodialisis.

4. Perawat
Perawat yang telah menempuh pendidikan khusus dialisis dan perawat ginjal
intensif di pusat pelatihan dialisis yang diakui PERNEFRI.

5. Teknisi
Minimal SMU/STM atau perawat dengan pelatihan khusus mesin dialisis &
perlengkapannya. Bertugas : menyiapkan mesin & perlengkapannya, menjalankan &
merawat mesin dialisis dan pengolah air, bekerjasama dengan teknisi pabrik
pembuatnya (produsen/agen).

6. Administrasi
Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan administrasi secara sempit
berasal dari kata administrate (Bahasa belanda) yaitu meliputi kegiatan catat-mencatat,
surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan sebagiannya yang
bersifat teknis.

7. Pramu Ruang
Pramu ruang uraian tugasnya membantu dalam melayani pasien, membersihkan
peralatan yang digunakan pasien, mengantar dan mengambil bahan dan peralatan medis
yang dibutuhkan pasien sesuai dengan pedoman dan arahan pemimpin.

15
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Magang kerja ini dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yang
berada di Ruang IBS. Untuk struktur organisasi Ruang IBS terdiri dari Kepala Instalasi
IBS , Kepala Ruang IBS, Kepala Pelayanan Anestesi, Katim, Perawat Pelaksana Bedah,
Perawat Pelaksana Anestesi, Administrasi dan Pramu Ruang. Untuk jadwal perawat di
Ruang IBS sendiri dari hari Senin sampai Sabtu terbagi menjadi tiga yaitu Shift Pagi
jam 07.00 – 14.00, Shift Siang 14.00 – 21.00 dan Shift Malam 21.00 – 07.00.

16
URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI
TUGAS
1. Mempelajari Program Kerja Direktorat Medik & Penunjang Medik, Program Kerja
Instalasi Bedah Sentral, dan Kebijakan - Kebijakan tentang Pelayanan Bedah Sentral
serta Uraian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas.
2. Bersama Penanggungjawab Pelayanan Bedah, Penanggung Jawab Anestesi,
Penanggung jawab Mutu dan Keselamatan, Penanggungjawab Logistik menyusun
rencana kerja Instalasi Bedah Sentral dengan menganalisis rencana dan hasil kegiatan
tahun sebelumnya, proyeksi kegiatan yang akan datang, serta arahan dari Direktur
Medik agar pelaksanaan kegiatan pelayanan Instalasi Bedah Sentral mempunyai
arahan yang jelas dan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Bersama Penanggungjawab Pelayanan Bedah, Penanggung Jawab Anestesi,
Penanggung jawab Mutu dan Keselamatan, Penanggung jawab Logistik menyusun
tatacara kerja pelayanan bedah dan anestesi di Instalasi Bedah Sentral berdasarkan
ketentuan yang berlaku dengan memberi arahan kepada bawahan untuk mencapai
efektifitas dan efisiensi kerja.
4. Memberi petunjuk dan mengkoordinasikan tugas kepada koordinator pelayanan bedah
dan pelayanan anestesi dalam kegiatan penyusunan formasi dan pelaksanaan tugas
masing-masing melalui rapat koordinasi atau perintah langsung agar terjalin
kerjasama yang baik dan saling mendukung untuk meningkatkan mutu pelayanan
Instalasi Bedah Sentral
5. Menyusun usulan upaya peningkatan mutu pelayanan di Instalasi Bedah Sentral
berdasarkan usulan dari Penanggung Jawab Pelayanan Bedah, Penanggung Jawab
Anestesi, Penanggung Jawab Mutu dan penanggung Jawab Logistik dan program
kerja rumah sakit sebagai pedoman kerja dan petunjuk atasan.
6. Memantau dan mengendalikan pelaksanaanm pelayanan bedah dan anestesi serta
memperbaiki atau mengarahkan apabila ada penyimpangan dan kesalahan dalam
pelaksanaan pelayanan tersebut.
7. Melakukan evaluasi dan pembinaan kepada staf medik apabila yang bersangkutan
tidak mematuhi peraturan yang berlaku/ melanggar disiplin kerja.

17
8. Mengevaluasi kegiatan dan kinerja staf medik di lingkungan Instalasi Bedah Sentral
dengan menilai prestasi kinerja ke dalam penilaia kinerja staf medik dalam rangka
pengembangan karier staf medik.
9. Melakukan koordinasi dengan KSM, khususnya dalam penyusunan dan revisi Standar
Prosedur Operasional, Panduan Praktik Klinik (PPK), dan Pedoman Pelayanan Bedah.
Melakukan koordinasi dengan Kepala DIKLAT untuk pelaksanaan pelatihan dan
pengembangan staf medik sesuai dengan program kerja Instalasi Bedah Sentral
10. Melakukan koordinasi tugas dengan unit kerja terkait, baik yang berada di lingkungan
RS maupun dengan institusi di luar rumah sakit dalam rangka kelancaran pelaksanaan
pelayanan bedah dan anestesi
WEWENANG
1. Meminta data dan atau laporan kegiatan pelayanan medik kepada unit kerja terkait.
2. Membuat keputusan untuk masalah yang menyangkut kebijakan pelayanan medik di
Instalasi Bedah Sentral sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Direksi
RS
3. Melakukan evaluasi dan pembinaan Staf Medik apabila yang bersangkutan melanggar
disiplin kerja.
4. Mengajukan usulan pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan staf medik
kepada Kepala DIKLAT sesuai dengan program kerja Instalasi Bedah Sentral
PERSYARATAN
1. Pendidikan formal : Dokter Spesialis Bedah/Anestesi
2. Pengalaman Kerja : Minimal 2 tahun bekerja di RS
3. Pengetahuan/kepribadian :
a) Memiliki jiwa kepemimpinan
b) Kepribadian yang jujur
c) Kreatifitas dan loyalitas tinggi
d) Tegas
e) Sertifikat ACLS/ATLS

2. PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN ANESTESI


TUGAS
1. Mempelajari jenis-jenis pelayanan anestesi
2. Membantu Kepala Instalasi mengidentifikasi dan merencanakan jenis dan cakupan
pelayanan anestesi di Instalasi Bedah Sentral dan di luar Instalasi Bedah Sentral
18
3. Mengawasi pelaksanaan pelayanan anestesi agar berjalan dengan baik
4. Membuat pencatatan dan pelaporan pelayanan anestesi dan capaian di h Semarang
secara periodik
5. Menganalisa capaian pelayanan anestesi dan memberikan rekomendasi untuk
perbaikan peningkatan pelayanan anestesi
6. Menyampaikan capaian pelayanan anestesi, baik dalam pertemuan internal maupun
eksternal
TANGGUNG JAWAB
1. Memastikan pelayanan anestesi berjalan dengan baik
2. Tersedianya laporan pelayanan anestesi unit kerja, evaluasi dan tindak lanjutnya
sesuai periode waktu yang telah ditetapkan
3. Terpenuhinya pelayanan anestesi sesuai dengan indikator-indikator yang telah
ditetapkan
WEWENANG
1. Mengakses data yang diperlukan dalam rangka melakukan pencatatan yang
berhubungan dengan pelayanan anestesi
2. Memberikan peringatan kepada karyawan/staf yang melakukan prosedur yang tidak
sesuai dengan SPO sehingga mengakibatkan penurunan pelayanan anestesi di unit
kerja
3. Bersama Kepala Instalasi menetapkan jenis dan cakupan pelayanan anestesi beserta
usulan terkait SDM, peralatan dan sistem/metode baru demi meningkatkan pelayanan
anestesi di unit kerja

SYARAT DAN KUALIFIKASI


SYARAT
1. Warga Negara Indonesia
2. Karyawan Tetap, memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi
3. Berkelakuan baik, jujur, berwawasan luas, mempunyai integritas, mampu bekerjasama
dalam tim dan berlomunikasi dengan baik serta mengembangkan team work
4. Mampu menjaga rahasia
KUALIFIKASI
1. Pendidikan formal : minimal S1 sesuai bidang unit kerja
2. Pengalaman kerja : minimal 5 tahun bekerja di lingkungan unit kerja terkait
3. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang standar pelayanan unit kerja terkait
19
4. Mampu mengoperasikan aplikasi lomputer standar (MS word, Excel, Power Point)

3. PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN BEDAH


TUGAS
1. Mempelajari jenis-jenis pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral
2. Membantu Kepala Instalasi mengidentifikasi dan merencanakan jenis dan cakupan
pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral
3. Mengawasi pelaksanaan pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral agar berjalan
dengan baik
4. Membuat pencatatan dan pelaporan pelayanan bedah dan capaian di Instalasi Bedah
Sentral secara periodik
5. Menganalisa capaian pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral dan memberikan
rekomendasi untuk perbaikan peningkatan pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral
6. Menyampaikan capaian pelayanan bedah di, Instalasi Bedah Sentral baik di pertemuan
internal
TANGGUNG JAWAB
1. Memastikan pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral berjalan dengan baik
2. Tersedianya laporan pelayanan bedah di Instalasi Bedah Sentral, evaluasi dan tindak
lanjutnya sesuai periode waktu yang telah ditetapkan
3. Terpenuhinya pelayanan bedah sesuai dengan indikator-indikator yang telah
ditetapkan
WEWENANG
1. Mengakses data yang diperlukan dalam rangka melakukan pencatatan yang
berhubungan dengan pelayanan bedah
2. Memberikan peringatan kepada karyawan/staf yang melakukan prosedur yang tidak
sesuai dengan SPO sehingga mengakibatkan penurunan pelayanan bedah di Instalasi
Bedah Sentral
3. Bersama Kepala Instalasi menetapkan jenis dan cakupan pelayanan bedah beserta
usulan terkait SDM, peralatan dan sistem/metode baru demi meningkatkan pelayanan
bedah di Instalasi Bedah Sentral

20
SYARAT DAN KUALIFIKASI
SYARAT
1. Warga Negara Indonesia
2. Karyawan Tetap Rumah Sakit, memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi
3. Berkelakuan baik, jujur, berwawasan luas, mempunyai integritas, mampu
bekerjasama dalam tim dan berlomunikasi dengan baik serta mengembangkan team
work
4. Mampu menjaga rahasia
KUALIFIKASI
1. Pendidikan formal : minimal S1 sesuai bidang unit kerja
2. Pengalaman kerja : minimal 5 tahun bekerja di lingkungan unit kerja terkait
3. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang standarpelayanan unit kerja terkait
4. Mampu mengoperasikan aplikasi lomputer standar (MS word, Excel, Power Point)

4. PENANGGUNG JAWAB MUTU


TUGAS
1. Mempelajari indikator mutu di Instalasi Bedah Sentral dan indikator mutu Rumah
Sakit
2. Membuat pencatatan capaian mutu di Instalasi Bedah Sentral secara periodik
3. Menganalisa capaian mutu di Instalasi Bedah Sentral dan memberikan
rekomendasi untuk perbaikan mutu di Instalasi Bedah Sentral
4. Melakukan penginputan data mutu ke dalam SISMADAK sesuai dengan peraturan
yang berlaku
5. Menyampaikan capaian mutu Instalasi Bedah Sentral, baik dalam pertemuan
internal unit kerja maupun pada pertemuan dengan unit/instalasi lain yang terkait
6. Membuat laporan capaian mutu, evaluasi dan tindak lanjut secara berkala sesuai
periode waktu yang telah ditetapkan
TANGGUNG JAWAB
1. Memastikan kebenaran data capaian mutu di Instalasi Bedah Sentral sesuai dengan
kamus indikator yang telah ditetapkan
2. Tersedianya laporan capaian mutu Instalasi Bedah Sentral, evaluasi dan tindak
lanjutnya sesuai periode waktu yang telah ditetapkan
3. Terpenuhinya data capaian mutu unit dalam SISMADAK
WEWENANG
21
1. Mengakses data yang diperlukan dalam rangka melakukan pencatatan yang
berhubungan dengan mutu unit
2. Memberikan peringatan kepada karyawan/staf yang melakukan prosedur yang
tidak sesuai dengan SPO sehingga mengakibatkan penurunan mutu di Instalasi
Bedah Sentral
3. Bersama Kepala Instalasi menetapkan indikator mutu unit

SYARAT DAN KUALIFIKASI


SYARAT
1. Warga Negara Indonesia
2. Karyawan Tetap Rumah Sakit, memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi
3. Berkelakuan baik, jujur, berwawasan luas, mempunyai integritas, mampu
bekerjasama dalam tim dan berlomunikasi dengan baik serta mengembangkan
team work
4. Mampu menjaga rahasia
KUALIFIKASI
1. Pendidikan formal : minimal D4 sesuai bidang di Instalasi Bedah Sentral
2. Pengalaman kerja : minimal 3 tahun bekerja di di Instalasi Bedah Sentral
3. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang standard pelayanan di Instalasi Bedah
Sentral

5. PENANGGUNG JAWAB LOGISTIK


TUGAS
1. Mempelajari jenis- jenis sediaan obat/alkes/kebutuhan administratif atau kebutuhan
lain yang bersifat rutin yang diperlukan oleh Instalasi Bedah Sentral
2. Membantu Kepala Instalasi mengidentifikasi dan merencana jenis dan jumlah
kebutuhan obat/alkes/kebutuhan administratif atau kebutuhan lain yang bersifat rutin
yang dibutuhkan oleh Instalasi Bedah Sentral
3. Mengawasi pemakaian sediaan obat/alkes/kebutuhan administratif atau kebutuhan lain
di Instalasi Bedah Sentral agar berjalan dengan baik
4. Membuat pencatatan dan pelaporan sediaan obat/alkes/kebutuhan administratif atau
kebutuhan lain di Instalasi Bedah Sentral secara periodik

22
5. Menganalisa pemakaian jenis sediaan obat/alkes/kebutuhan administratif atau
kebutuhan lain pelayanan di Instalasi Bedah Sentral dan memberikan rekomendasi
untuk perbaikan peningkatan efektivitas dan efisiensi
TANGGUNG JAWAB
1. Memastikan kebutuhan logistikdi Instalasi Bedah Sentral sesuai dengan jenis dan
jumlahnya
2. Tersedianya laporan perencanaan pengadaan, pendistribusian, pemakaian dan
penyimpanan logistik di Instalasi Bedah Sentral sesuai dengan periode waktu yang
telah ditetapkan
WEWENANG
1. Bersama Kepala Instalasi merencanakan jenis dan jumlah keperluan logistik di Instalasi
Bedah Sentral
2. Memberikan peringatan kepada karyawan/staf yang menggunakan barang-barang
logistik tidak sesuai dengan peraturan yang ada sehingga menurunkan efisiensi

SYARAT DAN KUALIFIKASI:


SYARAT
1. Warga Negara Indonesia
2. Karyawan Tetap Ruamh Sakit, memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi
3. Berkelakuan baik, jujur, berwawasan luas, mempunyai integritas, mampu bekerjasama
dalam tim dan berlomunikasi dengan baik serta mengembangkan team work
4. Mampu menjaga rahasia
KUALIFIKASI
1. Pendidikan formal : minimal D3 sesuai bidang di Instalasi Bedah Sentral
2. Pengalaman kerja : minimal 3 tahun bekerja di di Instalasi Bedah Sentral
3. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang standard pelayanan di Instalasi Bedah
Sentral

6. PELAKSANA
KATIM
TUGAS
1. Menerima dan menyusun program operasi
2. Menghubungi dokter operator dan anestesi
3. Bersama PJ Pelayanan Bedah menentukan pembagian tim bedah
23
4. Bersama PJ Pelayanan Bedah menentukan pembagian kamar operasi
5. Membawa kunci narkotika bila tidak ada TTK
6. Bertanggungjawab dalam ketersediaan dan kesiapan alat
7. Bertanggung jawab dalam penataan alat steril (dari lift ke almari alat)
8. Membuat laporan
9. Memanggil pasien 45 menit sebelum operasi mulai
10. Melaporkan kepada PJ Pelayanan Bedah bila ada masalah dalam hal pelayanan di
kamar bedah
11. Bekerja sesuai SPO
12. Melakukan handover antar shift
13. Memastikan setiap tim bedah bekerja sesuai dengan prosedur
14. Memastikan ketenagaan tim operasi dan mencatat di lemburan/ oncall jika memang
perlu dilakukan
15. Memastikan program operasi berjalan baik

7. PERAWAT ASISTEN
TUGAS
1. Bertanggung jawab untuk meneliti ulang nama, tanggal lahir pasien, jenis operasi,
dokter bedah
2. Mengetahui daerah atau lokasi yang akan dioperasi
3. Memasang foto rontgen bila diperlukan
4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis operasinya (koordinasi tim bedah)
5. Melakukan tindakan aseptik kulit pada regio yang akan dilakukan pembedahan
6. Membantu operator bedah dan memperhatikan jalannya operasi
7. Mempertahankan keamanan dan efektifitas daerah operasi dan daerah steril selama
pembedahan
8. Bersama operator bedah memeriksaseluruh area operasi (materioperasi lengkap)
9. Bekerjasama dengan perawat instrument bertanggung jawab untuk menghitung kassa
dan alat instrument secara verbal serta mencocokan secara tepat sesuai dengan jumlah
saat sebelum dipakai.
10. Membantu operator bedah dalam menutup atau menjahit luka operasi
11. Membantu operator bedah memfiksasi drain dan kateter (jika terpasang)
12. Menutup luka operasi dengan kassa steril

24
13. Membersihkan daerah sekitar luka operasi dan memeriksa adanya kerusakan kulit
pasien pada daerah yang dipasang ground plate
14. Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium / pataologi anatomi (PA) jika ada.
15. Bertanggung jawab terhadap kebersihan kamar dan penggunaan instrumen pra dan
paska operasi bersama dengan tim bedah
16. Mematuhi pemakaian APD
17. Mematuhi SPO yang telah dibuat
18. Mengisi buku laporan mutu unit Instlasi Bedah Sentral bekerjasama dengan perawat
sirkuler
19. Mengisi buku laporan pemakaian implant secara lengkap (kalau ada)
20. Melakukan pendokumentasian di buku laporan operasi

8. PERAWAT INSTRUMEN BEDAH


TUGAS
1. Menyiapkan set instrumen steril dan barang habis pakai sesuai kebutuhan operasi
2. Menyiapkan meja operasi
3. Mengingatkan “Tim Bedah Steril” jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik.
4. Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk operator bedah dan asisten
bedah
5. Menata instrumen steril dimeja instrumen sesuai dengan urutan prosedur pembedahan
dengan terlebih dahulu memberi alas steril di meja operasi
6. Memberikan cairan antiseptik kulit ke asisten operasi
7. Bekerjasamadenganperawat asisten bertanggung jawab untuk menghitung kassa dan
alat instrument secara verbal serta mencocokan secara tepat sesuai dengan jumlah saat
sebelum dipakai
8. Memberikan cairan antiseptik kulit ke asisten bedah
9. Memberikan laken steril untuk prosedur drapping
10. Memberikan instrumen kepada operator bedah dan asisten bedah sesuai urutan prosedur
dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar
11. Memberikan kassa kepada asisten bedah sesuai dengan kebutuhan saat pembedahan
berlangsung
12. Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan siap pakai
13. Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan tersusun secara
sistematis untuk memudahkan saat bekerja
25
14. Membersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk mempertahankan
sterilisasi alat dari meja instrumen
15. Menghitung jumlah kassa, jarum dan instrumen dengan disaksikan tim bedah
16. Memberitahukan hasil perhitungan jumlah kassa, jarum, dan instrumen sebelum
pembedahan dimulai dan sebelum luka ditutup lapis demi lapis
17. Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
18. Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit
19. Mengumpulkan laken kotor lalu ikat dan masukkan ke dalam kontainer infeksius
20. Memasukkan instrumen yang sudah dipakai ke dalam tempat yang sudah tersedia
21. Mengisi cek list instrumen
22. Bertanggung jawab terhadap kebersihan kamar dan penggunaan instrument operasi pre
dan post operasi bersama tim bedah
23. Mematuhi pemakaian APD
24. Mematuhi SPO yang telah dibuat
25. Melakukan pendokumentasian di buku laporan operasi

9. PERAWAT SIRKULAR
TUGAS
1. Menyiapkan alat, obat dan mesin anestesi bersama-sama dengan Dokter Anestesi
2. Melakukan serah terima pasien
3. Mengantar pasien keruang persiapan (pasang infuse bila belum terpasang)
4. Memindahkan pasien dari brancard kemeja operasi
5. Mengeluarkan brancart dari kamar operasi
6. Memasang monitor (manometer, pulse oxymetri, elektrode)
7. Melakukan Sign In bersama dengan dokter anestesi
8. Membantu dokter anstesi dalam melakukan induksi anestesi
9. Memasang ground plate ke tubuh pasien bila diperlukan
10. Membantu kelancaran dalam pelaksanaan pembedahan, termasuk: mengikat tali jas
steril tim bedah, steril washing terhadap pasien, memasang kabel electro surgery,
suction, dsb.
11. Melakukan time out bersama dengan tim bedah
12. Memonitor dan melakukan pendokumentasian selama pembedahan berlangsung
(kondisi haemodinamik pasien, jumlah instrumen dan kassa, jumlah cairan yang hilang)

26
13. Menghubungi petugas lain bila diperlukan selama pembedahan (dokter operator
konsulen, petugas penunjang medik)
14. Melakukan Sign out bersama dengan tim bedah sebelum dilakukan penutupan luka
operasi
15. Melakukan dressing pada luka operasi
16. Membersihkan dan merapikan pasien setelah dilakukan pembedahan.
17. Membantu dokter anestesi dalam melakukan ekstubasi (pada pasien dengan anestesi
umum)
18. Merapikan dan mengembalikan alat dan obat-obat anestesi bersama dengan tim operasi
19. Membantu memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard bersama dengan dokter
anestesi
20. Mengantar pasien ke ruang pemulihan / recovery room (RR) bersama dengan dokter
anestesi
21. Memasang monitor (manometer, pulse oxymetri, elektrode), memonitor dan melakukan
pendokumentasian selama di RR
22. Memasang selimut penghangat (bila diperlukan)
23. Menghubungi ruangan yang bersangkutan
24. Melakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan
25. Bertanggung jawab terhadap kebersihan kamar dan penggunaan instrument pra dan
pasca operasi bersama dengan anggota tim bedah.
26. Mematuhi pemakaian APD
27. Mematuhi SPO yang telah dibuat
28. Mengisi buku laporan mutu unit Instalasi Bedah Sentral bekerjasama dengan perawat
asisten

10. TEKNISI
TUGAS
1. Bertanggung jawab terhadap kesiapan peralatan penunjang operasi di setiap kamar
sebelum dilaksanakan operasi
2. Memastikan ketersediaan zat anestesi di mesin anestesi
3. Mengecek kapasitas batere UPS, APAR (setiap hari, ada 6 titik, durasi 5 menit tiap titik)
4. Memastikan ketersediaan gas CO2 untuk laparaskopi
5. Menjaga kebersihan dan kelayakan pakai setiap peralatan di Instalasi Bedah Sentral
6. Melakukan kalibrasi alat-alat internal
27
7. Menjaga kerapian alat medis di ruang operasi, ruang alat dan RR di IBS
8. Bertanggung jawab terhadap pengisian cek list suhu dan kelembaban di IBS
9. Mematuhi SPO yang telah dibuat
10. Mematuhi pemakaian APD
11. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan alat medis

11. ADMINISTRASI
TUGAS
1. Memberikan informasi kepada pasien/keluarga pasien yang datang
2. Menerima dan menjawab telpon yang masuk
3. Memberikan laporan pemakaian narkotika
4. Pengentrian, pencocokan dan pengarsipan billing pasien
5. Pengarsipan dokumen
6. Membuat permintaan dan penataan logistik ATK
7. Melakukan pendaftaran dan penerimaan program operasi /endoskopi dari ruangan/ unit
kerja lain dalam buku program harian dan melaporkan
8. Menyalin daftar program operasi ke dalam buku agenda operasi
9. Membuat dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar
10. Menyusun laporan kegiatan operasi
11. Menyetor ke bagian keuangan untuk billing yang masuk
12. Mengirim dan manngambil berkas rekam medis pasien one day care
13. Melakukan penginputan billing pasien yang sudah dilakukan operasi
14. Mempersiapkan penjaminan pasien one day care jika menggunakan asuransi
15. Membuat cek list laporan baik tindakan operasi, utilisasi kamar dan jenis anestesi
16. Membuat ekspedisi surat yang keluar
17. Membuat perincian biaya terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
18. Mematuhi SPO yang telah dibuat
19. Mematuhi pemakaian APD

12. ASISTEN RUMAH TANGGA


TUGAS
1. Pengelolaan Linen Bersih: mengelola seragam dokter dan petugas kamar bedah setiap
hari (mengelompokan, memasukan sesuai ukuran / nama)
2. Menata dan menyediakan baju pasien di R. penerimaan pasien
28
3. Mengantar surat keluar, kerusakan (logistik, listrik, pertukangan)
4. Mengambil kebutuhan ATK logistik dan ART logistik (ATK @ hari senin, ART @ hari
rabu)
5. Menginventaris dan mencatat ATK IBS
6. Mencuci dan membersihkan alat-alat makan (pagi dan sebelum pulang)
7. Menata, merapikan dan menjaga kebersihan pantry
8. Membersihkan Almari es (skrop) @ hari sabtu
9. Mengecek dan mengganti galon aqua lt 1 ( pantry )
10. Mengambil snack jaga malam @ hari
11. Menyiapkan tempat dan Fasilitas lainya bila ada pertemuaan / rapat di IBS ( kursi, LCD,
Snack, dll )
12. Mematuhi SPO
13. Mematuhi Pemakaian APD

13. TTK
TUGAS
1. Mengelola depo IBS
a. Memastikan penyimpanan sediaan farmasi sesuai kategori alkes, kelompok
farmakologi, FIFO, FEFO, HAM dan suhu
b. Memastikan jumlah stok sesuai buffer stok yang disepakati
c. Melakukan pemesanan sediaan farmasi ke Instalasi Farmasi setiap hari Selasa dan
Juma
d. Menjamin kesesuaian stok tercatat dengan fisik yang ada
e. Melakukan kegiatan pencatatan keluar masuk sediaan farmasi baik dengan metode
manual (kartu stok) dan komputerisasi SIM
f. Mengelola sediaan farmasi di IBS
g. Memastikan jumlah dan jenis sediaan farmasi yang tersedia sesuai dengan standar
yang ditentukan
h. Melakukan penggantian sediaan farmasi dengan dasar tagihan pasien dari administrasi
IBS
i. Memastikan penyimpanan sediaan farmasi sesuai kategori alkes, kelompok
farmakologi, FIFO, HAM dan suhu
2. Menjamin pengelolaan sediaan narkotika dan psikotropika

29
a. Sesuai peraturan yang berlaku di Instalasi Farmasi tersimpan dalam almari kunci
ganda (double keys)
b. Ada serah terima kunci almari narkotika psikotropika dengan katim shift saat TTK
tidak ditempat.
c. Penggantian stok dilakukan berdasarkan resep dengan nama dokter, identitas pasien
dan alamat pasien yang lengkap
d. Terdapat pencatatan stok secara teratur dengan kartu stok dan serah terima jumlah
terakhir dengan katim shift IBS sesaat sebelum TTK pulang
e. Menyerahkan pesanan sediaan farmasi ke Instalasi Farmasi Rawat Inap/Logistik
Farmasi untuk persediaan di ruang IBS.
f. Memantau dan melakukan pencatatan stok untuk persediaan konsinyasi alat kesehatan
g. Menyediakan paket sediaan farmasi untuk kebutuhan operasi
3. Mengelola persediaan troly emergency meliputi jumlah dan jenis sediaan farmasi,
kadaluwarsa dan pencatatan penggunaan obat serta kunci troly emergency
4. Mengambil pesanan sediaan farmasi berdasarkan resep atau yang bersifat cito ke
Instalasi Farmasi.
5. Mematuhi semua peraturan dan tata tertib RSUD Tugurejo Semarang
6. Menjalankan Visi dan Misi RSUD Tugurejo Semarang

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Magang Kerja


Kegiatan magang dilaksanakan di Ruang Dialisis RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang. Ruangan ini berada di dekat ruangan PICU, NICU, dan ICU. Pelayanan di
Ruang Dialisis antara 15 pasien per hari dengan jadwal terprogram shift pagi dan siang.
Jumlah mesin HD di Ruang Dialisis sebanyak 22 mesin yang berada di Ruang Dialisis
ada 17 mesin, ICU ada 2 mesin, dan di Ruang Kenanga 1 mesin. SDM di Ruang Dialisis
berjumlah terdiri dari dokter, perawat, pramu ruang dan administrasi. Seluruh perawat
yang dinas di Ruang Hemodialisa telah tersertifikasi pelatihan hemodialisa tingkat
nasional. Jam layanan hemodialisis terbagi 2 shift, yang terdiri dari shift pagi, dan siang.
Shif dimulai pada pukul 07.00 - 19.00.
Yang dilakukan penulis selama kegiatan magang adalah saya berusaha belajar
cara memasang alat dan mengatur alat sebelum dan sesudah selesai hemodialisa. Dalam
kegiatan Pre Dialisis ini yang dilakukan awal anamesa seperti TTV dan timbang BB,
TB pre HD, setelah itu mempersiapkan memasang alat, me-setting alat, dan membantu
program priming. Setalah mesin telah selesai di priming dan siap digunakan oleh
pasien, saya membantu perawat untuk mempersiapkan pasien untuk dilakukan HD,
setelah itu saya membantu menyiapkan alat-alat seperti mengisi air NaCL ke jarum AV-
Fistula, melakukan pemberian heparin, melakukan setting alat seperti BB, TB, Umur,
dan Jenis Kelamin di mesin HD. Jika tindakan telah selesai alat-alat dirapikan dan
dilakukan pembersihan pada mesin HD dengan cara di lap menggunakan kassa yang di
beri cairan alkohol. Biasanya pasien melakukan HD 1 minggu 2 kali selama 3 – 4 jam
per sekali terapi hemodialisa (HD).
Kemudian selama 4 jam pasien melakukan terapi hemodialisa (HD). Kegiatan
Intra Dialisis ini yang dilakukan pencatatan dan pemantauan TTV setiap satu jam
sekali. Tujuannya dilakukannya TTV satu jam sekali pada pasien HD untuk mengetahui
perbandingan tekanan darah sebelum dan selama hemodialisis pada pasien gagal ginjal
kronis yang menjalani hemodialisis rutin. Selain itu juga dilakukannya pemantauan alat
selama hemodialisis berlangsung selama 4 jam.
Setelah terapi hemodialisa (HD) selama 4 jam selesai, dilakukannya tindakan
Post Dialisis saya membantu perawat untuk terminasi seperti melepas AV-Fistula, lalu

31
menahan (mengedep) bekas tusukan jarum agar pembuluh darah tertutup lagi,
kemudian jika sudah tidak keluar darah bekas tusukan HD ditutup dengan hansaplast ,
untuk bekas jarum hemodialisa dibuang ke dalam jerigen tempat benda tajam. Setalah
itu melepas alat-alat yang telah digunakan oleh pasien, lalu bekas alat – alat di buang
ke dalam sampah infeksius. Setelah itu mesin clening, lalu di mesin di desinfektan.
Kemudian pasien di TTV jika tekanan darahnya tidak tinggi pasien di injeksi dengan
obat epoetin. Lalu setalah proses semua selesai mesin HD dilap menggunakan kassa
yang di beri cairan alkohol.
Untuk taget kompetensi yang harus dicapai saat kegiatan magang yang
dilakukan di Ruang Dialisis yaitu : melakukan pemeriksaan fisik pasien dengan CKD,
melakukan persiapan alat hemodialisa, melakukan persiapan pasien tindakan
hemodialisa, mendemonstrasikan teknik prosedur pemberian heparin, melakukan
observasi terhadap pemasangan kateter double lumen, melkukan observasi terhadap
pemasangan cimino AV – shunt, melakukan observasi terhadap penyambungan blood
linne dengan AV – fistula, melakukan observasi terhadap program priming (bilas blood
line), melakukan pemantauan selama dialysis (mesin, pasien), melakukan observasi
terhadap terminasi program HD, melakukan observasi terhadap perawatan mesin
dialysis, melakukan observasi prosedur mengganti dialyzer bocor, mendemonstraskan
keterampilan kontro infeksi selama di unit hemodialisa, mendemonstrasikan
keterampilan control infeksi nosocomial, dan mendemonstrasikan penanganan dampak
psikososial pasien hemodialisis. Untuk taget kompetensi yang belum tercapai yaitu
melakukan observasi terhadap prosedur steriliasi ginjal buatan.
Magang kerja ini dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yang
berada di Ruang Dialisis. Untuk struktur organisasi ruang dialisis terdiri dari Kepala
Instalasi, Kepala Ruang, PPJA, Perawat Pelaksana, Pramu Ruang, dan Administrasi
yang sudah terjadwal sesuai shiftnya. Untuk jadwal perawat di Ruang Dialisis sendiri
dari hari Senin sampai Sabtu terbagi menjadi dua yaitu Shift Pagi jam 07.00 – 14.00
dan Shift Siang 12.00 – 19.00.
Kegiatan magang dilaksanakan di Ruang IBS RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang. Pelayanan di Ruang IBS antara 15 – 20 pasien per hari dengan jadwal
terprogram shift pagi, siang dan malam. Untuk alat- alat yang digunakan di ruang bedah
operasi yaitu meja operasi, lampu operasi, mesin anastesi, ventilator, patient monitor,
suction pump, film viewer, instrument trolley, tempat sampah klinis, tempat linen kotor,
dan alat lainnya. SDM di Ruang IBS berjumlah terdiri dari dokter, perawat, perawat
32
anastesi, farmasi, dan pramu ruang. Seluruh perawat yang dinas di Ruang IBS telah
tersertifikasi pelatihan IBS tingkat nasional. Jam layanan IBS terbagi 3 shift, yang
terdiri dari shift pagi, siang, dan malam. Shif dimulai pada pukul pagi jam 08.00 –
14.00, shift siang 14.00 – 21.00, dan shift malam 21.00 – 07.00.
Asuhan keperawatan perioperatif merupakan asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dari periode sebelum pembedahan (pre operasi), selama
pembedahan (intra operasi) dan setelah pembedahan (post operasi). yang dilakukan
penulis selama kegiatan magang adalah saya berusaha belajar Pre Operasi, Intra
Operasi dan Post Operasi. Dalam kegiatan Pre Operasi ini yang dilakukan awal yaitu
dapat diambil dari data subyektif dan obyektif, untuk data subyektif meliputi seperti
mengisi checklist serah terima pasien seperti identitas pasien ( benar gelang, nama, no.
RM, Tgl. Lahir), Inform Consent bedah dan anestesi, stie marking, riwayat penyakit (
asma, DM, HIV/AIDS, TB paru, HT, hepatitis,dll, alergi, jenis alergi, rekasi alergi,
evaluasi assessmen seperti pra anestesi dan pra bedah, hasil pemeriksaan penunjang
medis seperti laboratorium PK, PA rongten thorak, foto lain, sc scan, echo, kateterisasi
jantung, EKG, Hasil konsul seperti penyakit dalam, anestesi, bagian lain, tranfusi
mempersiapan tranfusi (produk darah), prothesa seperti implant, pace maker, alat bantu
dengar, lensa/lensa kontak, untuk gigi seperti gigi palsu dan gigi goyang/lepas,
persiapan seperti mandi, cuci rambut, potong kuku. Lalu memindahkan pasien ke
brankar yang berada di ruang PI, lalu pasien diberikan selimut dan dipakaian topi
operasi, setalah itu pasien di pasang alat bed set monitor tujuannya untuk dimonitor
seperti TD, N, RR, SpO2, BB dan TB.
Setelah pasien dimonitor TTV, tahap ini dinamakan Intra Operasi pasien setelah
berada di ruang PI pasien siap dibawa masuk ke dalam ruangan operasi. Tindakan yang
dilakukan di Intra Operasi adalah Washing, Gownning, Gloving, dan Drapping. Setalah
masuk ke ruang operasi lalu pasien dari brankar pindah ke meja operasi, lalu pasien
dipasang lagi bed set monitor. Setelah itu pasien siap dibius oleh perawat anestesi, lalu
pasien dipasang OPA dan mesin ventilator anestesi tujuannya sebagai alat bantu
anestesi dengan sytem digital yang dilengkapi ventilator (untuk bantuan nafas) guna
membantu tindakan anestesi umum yang digerakan dengan arus listrik. Dan juga
disiapkan alat – alat steril operasi, suction pump dan lainya. Electro Cauter adalah suatu
alat untuk membantu dalam tindakan pembedahan khususnya pada waktu pemotongan
jaringan dan menghentikan pendarahan yang terjadi. Alat ini dihubungkan dengan arus
listrik. Jika alat dan pasien sudah siap maka perawat dan dokter siap memakai APD
33
yang pertama melakukan cuci tangan bedah terlebih dahulu lalu dilanjutkan
dikeringkan dengan handuk steril, memakai gown, dan sarung tangan steril. Lalu
disiapkan macam – macam gunting bedah seperti gunting jaringan, pisau bedah,
bengkok, klem kocher, retractor (wound hook) untuk menguakkan luka biasa disebut
dengan hak, jarum, pinset, dll.untuk alat didekatkan ke pasien operasi, untuk bagian
yang akan dioperasi harus disteril diberikan betadin. Lalu Tim OP : Dokter, Katim, dan
Perawat siap melakukan tindakan operasi. Setalah operasi selasai pasien dibangunkan
dengan cara ditepuk atau memberikan rangsangan nyeri. Lalu pasien dipindahkan dari
meja operasi ke brankar.
Untuk kegiatan selanjutnya disebut Post Operasi, pasien dari ruang operasi
dipindahkan ke ruang RR. Tindakan post operasi yang dilakukan dijenis anestesinya,
anestesi ada 3 macam yaitu anestesi genal ( total ), anestesi spinal, dan anestesi lokal.
Pasien dipasang bed set monitor untuk dipantau TD, N, RR, SpO2, dan tidak lupa
diberikan oksigen nasal kanul. Setelah itu pasien diobservasi dahulu dengan
menggunakan penialaian bromage dan alderet sebelum dipindahkan ke ruangan
bangsal.
Untuk taget kompetensi yang harus dicapai saat kegiatan magang yang
dilakukan di Ruang IBS yaitu : melakukan prosedur penerimaan klien yang akan
dilakukan pembedahan : kelengkapan status paisen, riwayat penyakit, riwayat operasi
sebelumnya, cek alergi, pemeriksaan penunjang laborat/ radiologi, melakukan prosedur
penggunaan topi, masker dan pakaian dasar kamar bedah, melakukan procedure APD
kamar bedah, melakukan prosedur drapping, melakukan manajemen safety manajemen
operasi : pengaturan posisi, memasang alat grounding ke pasien, asepsis instrument,
monitor kondisi fisiologis pasien selama operasi : balance cairan, observasi
cardiopulmonal, monitor TTV, mengetahui tim operasi : tim steril dan tim non streril,
penilaian bromage score di RR, penilaian Aldrete score di RR, membebaskan jalan
nafas, membantu menyiapkan procedure administrasi post op, menyiapkan trasportasi
pasien untuk dibawa keruangan.
Magang kerja ini dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yang
berada di Ruang IBS. Untuk struktur organisasi Ruang IBS terdiri dari Kepala Instalasi
IBS , Kepala Ruang IBS, Kepala Pelayanan Anestesi, Katim, Perawat Pelaksana Bedah,
Perawat Pelaksana Anestesi, Administrasi dan Pramu Ruang. Untuk jadwal perawat di
Ruang IBS sendiri dari hari Senin sampai Sabtu terbagi menjadi tiga yaitu Shift Pagi
jam 07.00 – 14.00, Shift Siang 14.00 – 21.00 dan Shift Malam 21.00 – 07.00.
34
Metode yang digunakan untuk mengambil data adalah yang pertama observasi
(observation) adalah proses aktivitas secara langsung untuk memperoleh data primer.
Observasi tidak hanya dilakukan dengan pengamatan, tetapi juga dapat berupa
merasakan hingga memahami dari suatu fenomena yang terjadi untuk memperoleh data
informasi yang diperlukan. Yang kedua Melalui Rekam Medis Pasien Pengumpulan
data diperoleh dari catatan medis atau catatan keperawatan yang sudah ada pada lembar
rekam medis pasien sebelum tindakan atau prosedur hemodialisa dilakukan. Metode
pengambilan data yang ketiga bisa menggunakan salah satunya internet searching.
Internet Searching adalah proses pencarian data melalui media internet untuk
memperoleh informasi berdasarkan referensi, jurnal, artikel ataupun perundang-
undangan secara online. Yang terakhir dokumentasi merupakan suatu teknik
memperoleh bukti kuat melalui buku, catatan, arsip, ataupun laporan yang memuat
informasi untuk mendukung laporan magang. Dokumentasi berguna untuk memastikan
kesesuaian data yang diperoleh.
Ketenagaan pelayanan hemodialisis terdiri dari Tenaga medis (Supervisor,
Dokter Sp.PD-KGH yang bersertifikat HD, Dokter bersertifikat HD), Perawat,
Teknisi, Tenaga administrasi, dan tenaga lainnya yang mendukung program.
Klasifikasi dan uraian tugasnya supervisor seorang Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi (Dokter SpPD-KGH) yang diakui oleh Pernefri,
dan bertugas sebagai Pengawas Supervisor. Disamping itu dapat juga bertugas sebagai
Dokter Penanggung Jawab Unit Dialisis dan/atau Dokter Pelaksana Unit
Hemodialisis. Penanggung Jawab seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Dokter
Sp.PD) yang telah mendapat pelatihan dialisis di Pusat Pelatihan Dialisis yang
diakui/diakreditasi oleh PERNEFRI dan bertugas sebagai Penanggung Jawab Unit
Dialisis. Disamping itu dapat juga bertugas sebagai Dokter Pelaksana Unit
Hemodialisis. Dokter Pelaksana adalah seorang Dokter yang telah mendapat pelatihan
dialisis di Pusat Pelatihan Dialisis yang diakreditasi oleh PERNEFRI dan bertugas
sebagai Dokter Pelaksana Unit Hemodialisis. Untuk seorang perawat yang telah
menempuh pendidikan khusus dialisis dan perawat ginjal intensif di pusat pelatihan
dialisis yang diakui PERNEFRI. Teknisi sendiri minimal SMU/STM atau perawat
dengan pelatihan khusus mesin dialisis & perlengkapannya. Bertugas : menyiapkan
mesin & perlengkapannya, menjalankan & merawat mesin dialisis dan pengolah air,
bekerjasama dengan teknisi pabrik pembuatnya (produsen/agen). Sedangkan
administrasi Menurut Soewarno Handayaningrat mengatakan administrasi secara
35
sempit berasal dari kata administrate (Bahasa belanda) yaitu meliputi kegiatan catat-
mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan
sebagiannya yang bersifat teknis. Untuk Pramu ruang uraian tugasnya membantu
dalam melayani pasien, membersihkan peralatan yang digunakan pasien, mengantar
dan mengambil bahan dan peralatan medis yang dibutuhkan pasien sesuai dengan
pedoman dan arahan pemimpin.

B. Kaitan Kegiatan Magang dengan Mata Kuliah yang Didapat Di Perkuliahan


Kegiatan magang yang penulis lakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH
Semarang merupakan bentuk praktik nyata dari beberapa mata kuliah yang didapat
penulis di perkuliahan. Dapat dikatakan bahwa kegiatan magang tersebut adalah
merupakan praktik atau simulasi yang dilakukan berdasarkan teori yang diperoleh.
Teori yang diberikan dalam perkuliahan dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk
bisa mencoba me-setting alat dan menerapkannya dipasien HD. Untuk diruangan IBS
bisa ikut mencoba tindakan dan melihat operasi secara langsung Dengan itu penulis
dapat membandingkan antara teori dengan praktik atau kegiatan nyata di lapangan
apakah sejalan atau justru berjalan berlawanan.

C. Hambatan dan Kendala Magang


Di ruang IBS hambatan dan kendala kesulitan menghafal alat – alat yang digunakan
saat operasi

36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Praktek magang kerja ini dilaksanakan 3 minggu terhitung mulai sejak tanggal
17 April – 6 Mei 2023 di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang.
Ruang Dialisis diperuntukkan pada pasien dengan penyakit ginjal kronik yeng
membutuhkan bantuan prosedur hemodialisis untuk penyaringan atau pergantian darah
yang biasa disebut cuci darah.
Magang kerja ini dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yang
berada di Ruang Dialisis. Untuk struktur organisasi ruang dialisis terdiri dari Kepala
Instalasi, Kepala Ruang, PPJA, Perawat Pelaksana, Pramu Ruang, dan Administrasi
yang sudah terjadwal sesuai shiftnya. Untuk jadwal perawat di Ruang Dialisis sendiri
dari hari Senin sampai Sabtu terbagi menjadi dua yaitu Shift Pagi jam 07.00 – 14.00
dan Shift Siang 12.00 – 19.00.
Ruang Dialisis untuk pelayanan cuci darah (Hemodialisa). Untuk visinya adalah
instansi hemodialisa yang professional, nyaman dan bersahabat. Untuk ruang dialisis
sendiri terdiri dari mesin dialisis dengan teknologi modern dan didukung sistem water
treatment standar AAMI, ditangani oleh para dokter dan perawat terlatih. Untuk
ruangnya sendiri diciptakan nyaman dengan fasilitas ber AC, TV, dan Toilet.
Praktek magang kerja ini dilaksanakan 2 minggu terhitung mulai sejak tanggal
8 – 20 Mei 2023 di Ruang IBS RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang. Ruang IBS salah
satu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit guna memberikan pelayanan kepada pasien
yang memerlukan tindkaan bedah / operasi, baik untuk kasus – kasus bedah terencana
(efektif) maupun untuk kasus – kasus bedah darurat (emergency).
Magang kerja ini dilakukan di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang yang
berada di Ruang IBS. Untuk struktur organisasi Ruang IBS terdiri dari Kepala Instalasi
IBS , Kepala Ruang IBS, Kepala Pelayanan Anestesi, Katim, Perawat Pelaksana Bedah,
Perawat Pelaksana Anestesi, Administrasi dan Pramu Ruang. Untuk jadwal perawat di
Ruang IBS sendiri dari hari Senin sampai Sabtu terbagi menjadi tiga yaitu Shift Pagi
jam 07.00 – 14.00, Shift Siang 14.00 – 21.00 dan Shift Malam 21.00 – 07.00.

37
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan wadah bagi proses pembelajaran lapangan yang
lebih baik dengan mengajarkan teknik yang sesuai dengan SOP untuk mewujudkan
profesi yang baik dan profesional.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu menerapkan prosedur tindakan pelayanan dengan SOP
(Standar operasional prosedur) yang sesuai. Mampu mengenali keluhan-keluhan
pasien dan mampu melakukan prosedur hemodialisa secara mandiri.

38
DAFTAR PUSTAKA

Nian Afrian Nuari, S.Kep, Ns., M. K., & Dhina Widayati, S.Kep, Ns., M. K. (2019). Gangguan
Pada Sistem Perkemihan Dan Penatalaksanaan Keperawatan (I). Deepublish Publisher.
Profil RSUD Tugurejo Semarang. (2019).
Refnadi, R. (2018). KONSEP PRAKTEK KERJA LAPANGAN PADA TENAGA KESEHATAN.
16–22.

39

Anda mungkin juga menyukai