Anda di halaman 1dari 60

PROPOSAL DESIMINASI AWAL

PRAKTIK PROFESI NERS MANAGEMEN KEPERAWATAN


DI RS WIYUNG SEJAHTERA SURABAYA

Disusun Oleh:

Arvino Aprilian,S.Kep 1120021137


Asifatur Rochmah,S.Kep 1120021070
Auwaliyatun Tasmiyah,S.Kep 1120021118
Aynur Risyda,S.Kep 1120021063
Azhar Sulaiman,S.Kep 1120021128
Bela Syahputi Ashar,S.Kep 1120021090
Bidayatus Sholihah,S.Kep 1120021130
Bisma Aditiya Putra,S.Kep 1120021017
Brenda Adellia Putri H,S.Kep 1120021107
Chintya Elta Ridayanti,S.Kep 1120021127

Dosen Pembimbing :
Siti Damawiyah.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
HALAMAN PENGESASAN LAPORAN DESIMINASI AWAL
STASE MANAGEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG BLUE 2 RS WIYUNG SEJAHTERA SURABAYA
Tanggal, 17 April 2022 – 22 Mei 2022

Disahkan Pada :

Hari / Tanggal :
Tempat : Ruang Blue 2 RS Wiyung Sejahtera Surabaya

Ketua Kelompok

Azhar Sulaiman,S.Kep
NIM. 1120021128

Mengetahui,
Kepala Diklat Keperawatan Pembimbing Klinik
RS Wiyung Sejahtera Ruang Blue 2 RS Wiyung Sejahtera

Dinik Purwahyuningsih, S. Kep., Ns Ledy Martha Kristina, S. Kep., Ns

Pembimbing Akademik

Siti Damawiyah,S.Kep.,Ns.,M.Kep

iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada kira, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan desiminasi awal praktik profesi ners stase managemen
keperawatan di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Kota Surabaya.
Selama pembuatan proposal ini kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai sumber. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Khamida,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan fakultas keperawatan dan
kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
2. Ibu Siti Nurjannah,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kepala program studi profesi ners
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
3. Ibu Siti Damawiyah,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing praktik
Manajemen keperawatan profesi ners yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan ilmu, koreksi, saran, dan motivasi.
4. Ibu Dinik Purwahyuningsih, S. Kep., Ns selaku kepala diklat keperawatan
rumah sakit Wiyung Sejahtera Surabaya yang telah membimbing dan
mengarahkan kami selama di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya.
5. Ibu Ledy Martha Kristina, S. Kep., Ns selaku pembimbing klinik praktik
Manajemen keperawatan profesi ners yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan ilmu, koreksi, saran, dan motivasi.
Semoga Allah SWT. Membalas kebaikan dari semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan laporan
desiminasi awal praktik profesi ners stase managemen keperawatan di Rumah
Sakit Wiyung Sejahtera Kota Surabaya. Kami menyadari bahwa laporan yang
kami buat ini banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat memotivasi dalam rangka perbaikan tugas selanjutnya. Kami
berharap semoga proposal desiminasi awal ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan pembaca umumnya.
Surabaya, 21 April 2022

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................iii


Daftar Isi ...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................6
1.1 Latar Belakang ............................................................................................6
1.2 Tujuan..........................................................................................................7
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................................7
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................................7
1.3 Manfaat .......................................................................................................7
1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit .............................................................7
1.3.2 Manfaat Bagi Intitusi Pendidikan ....................................................8
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa ...............................................................8
1.3.4 Manfaat Bagi Petugas Keperawatan ...............................................8
1.3.5 Manfaat Bagi Pasien.........................................................................9
BAB 2 GAMBARAN UMUM LAHAN PRAKTIK ......................................10
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Wiyung Sejahtera ....................................10
2.2 Gambaran Umum Ruangan Blue II.............................................................11
BAB 3 HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA SERTA
SINTESA
PERMASALAHAN MANAGEMEN KEPERAWATAN……….12
3.1 PENGKAJIAN ...........................................................................................12
3.1.1 Tenaga dan Pasien ( M1 : Man).................................................................12
3.1.2 Sarana dan Prasarana (M2 : Material).......................................................16
3.1.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3 : Method)............................................22
3.1.4 Sumber Keuangan (M4 : Money) ..............................................................29
3.1.5 Pemasaran (M5 : Marketing, Mutu Pelayanan Keperawatan)...................31
3.2 FUNGSI MANAGEMENT........................................................................34
3.2.1 Planning (Perencanaan).............................................................................34
3.2.2 Organizing (Pengorganisasian)..................................................................35
3.2.3 Directing & Controlling (Pengarahan & Pengawasan).............................36
3.2.4 Pengendalian (Staffing).............................................................................37

v
3.3 Analisa SWOT..............................................................................................38
BAB 4 PRIORITAS MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN
MASALAH & PLAN OF ACTION PENYELESAIAN MASALAH
MANAGEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BLUE 2 ……52
4.1 Prioritas Masalah ..........................................................................................52
4.2 Perencanaan Plan of Action (POA)...............................................................53
4.3 Rencana Strategi dan Operasional................................................................59
4.3.1 Pengorganisasian .......................................................................................59
4.3.2 Model Asuhan Keperawatan (MAKP).......................................................59

vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi setiap individu,
karena dengan kesehatan maka individu tersebut dapat melakukan
berbagai aktifitas. Sudah seharusnya kesehatan adalah hal yang sangat
wajib diperhatikan oleh pemerintah, karenanya pemerintah menjamin
kesehatan warganya. Menurut  Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Rumah Sakit, definisi
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang
perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai
peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan
Keperawatan Profesional. Pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Berdasar atas fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan
Metode Praktek Asuhan Keperawatan Profesional, dimana pelaksanaannnya
melibatkan pasien kelolaan Ruang Blue 2 RS Wiyung Sejahtera Surabaya.
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam
kegiatan kali ini adalah MAKP jenis Tim Pelaksanaan MAKP yaitu perawat
bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

7
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan dengan menggunakan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Primer.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian di Ruang Blue 2 RS Wiyung Sejahtera
Surabaya
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan rumusan masalah.
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima,
Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat, Supervisi Keperawatan,
Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima,
Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat, Supervisi Keperawatan,
Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
6. Mengevaluasi pelaksanaan strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima,
Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat, Supervisi Keperawatan,
Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Perawatan Blue 2
RS Wiyung Sejahtera yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
3. Menerapkan Metode Keperawatan Profesional (MAKP).

8
4. M1 (Man) Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, ruang
Bobo dapat meningkatkan profesionalitas dengan menerapkan metode
MAKP yang efektif, kebutuhan jumlah tenaga perawat yang proporsional
untuk melakukan perawatan pasien serta adanya perhitungan BOR per
shift.
5. M2 (Material) Membantu mengajukan peralatan yang kurang dan
membantu administrasi pengelolaan material sesuai standard JCI.
6. M3 (Methode)
1) Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
menyeluruh
2) Menurunkan hari perawatan
3) Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan
manajemen, khususnya manajemen keperawatan yang berimplikasi
pada pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkait dengan
perencanaan pulang di rumah sakit
7. M4 (Money) Mendapatkan perawat yang memiliki loyalitas untuk
rumah sakit dikarenakan gaji yang diberikan sudah sesuai dengan beban
kerja yang diberikan serta perhitungan remunerasi yang transparan
8. M5 (Mutu) Meningkatkan kualitas keselamatan pasien sesuai standart
JCI dan meningkatkan mutu kepuasan pelayanan pasien di Ruang Blue
2 RS Wiyung Sejahtera Surabaya.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
1. Perawat akan memiliki referensi baru yang dapat diaplikasikan
untuk penerapan manajemen keperawatan. Perawat juga diharapkan
untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal pada
pasien.
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Sebagai pengalaman dalam mengelola suatu ruangan rawat inap,
sehingga dapat memodifikasi metode yang akan diterapkan sesuai
kebutuhan (pasien dan institusi).
2. Mampu menerapkan managemen keperawataan diruangan sesuai MAKP.
1.3.4 Manfaat Bagi Tenaga Keperawatan

9
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Terjalin hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan
perawat dengan pasien serta keluarga pasien
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri dari perawat
Meningkatkan profesionalisme dalam menerapkan asuhan keperawatan
profesional
1.3.5 Manfaat Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal selama klien dirawat di
Ruangan Blue 2 Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya.

10
BAB 2
GAMBARAN UMUM LAHAN PAKTIK
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
2.1.1 Visi
Menjadi pusat layanan Kesehatan professional yang akrab masyarakat
2.1.2 Misi
a. Memberikan pelayanan medis yang Aman, Cepat dan Profesional
b. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik dengan pasien dan
masyarakat
c. Menjaga kepuasan pasien dan keluarganya dengan pelayanan yang
terbaik
d. Menciptakan loyalitas pelanggan
2.1.3 Motto
“KESEMBUHAN ANDA ADALAH BERKAH KAMI”
2.1.4 Tugas
Melaksanakan upaya Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi,terpadu dengan upaya rujukan, sesuai dengan
perundang undangan yang berlaku
2.1.5 Fungsi
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan medis dan non medis
c. Pelayanan asuhan keperawatan
d. Pelayanan rujukan
e. Pelayanan Pendidikan dan pelatihan
f. Pelayanan administrasi dan keuangan
2.1.6 Demensi Pelayanan
a. Tangibles : Penampilan orang dan sarana fisik
b. Reliability : Layanan sesuai janji dan waktu
c. Responsiveness : Mau dan cepat beri layanan
d. Competence : Terampil, ahli dan mampu
e. Courtesy : Sopan santun, ramah dan hormat
f. Credibility : Tingkat kejujuran dan kepercayaan
g. Security : Bebas dari resiko, bahaya dan keraguan
h. Accesibility : Mudah dihubungi dan ditemui
i. Communication : Memberi informasi dengan jelas
j. Understanding : Memahami kebutuhan pelanggan

11
2.1.7 Prinsip Pelayanan
Kesembuahan dan kepuasan pasien kami utamakan dengan prinsip
kenyamanan, keamanan dan kehati – hatian.
2.2 Gambaran Umum Ruangan Blue 2
Rumah Sakit Wiyung Sejahtera adalah rumah sakit swasta di Surabaya
yang diresmikan pada tahun 1995. Kehadiran RS Wiyung Sejahtera mendapat
tanggapan positif dari masyarakat luas, terbukti dengan tetap bertahan dan
berkembang hingga sekarang telah menjadi Rumah Sakit type C.
Kebutuhan pasien akan kesehatan menjadi fokus utama bagi Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera. Oleh karena itu, Rumah Sakit Wiyung Sejahtera menjaga
kualitas pelayanannya dengan mempekerjakan dokter-dokter serta staf medis
yang berpengalaman dalam bidangnya dan menyediakan layanan-layanan
yang dibutuhkan oleh pasien. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Wiyung Sejahtera antara lain :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. Bedah
5. Farmasi
6. Radiologi
7. Laboratorium
8. Medical Check Up(MCU)
Ruangan Blue 2 merupakan salah satu ruangan di Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera Surabaya. Ruang Blue 2 terletak dilantai 2 menghadap ke Selatan
yang dapat diakses melalui jalan kaki, ruang Blue 2 ada 25 bed pasien dan
merupakan ruangan khusus bagi pasien kelas 1, 2 dan 3. Kelas 1 terdiri dari 8
kamar tidur dengan nomer ruangan 201, 202, 203, 204. Kelas 2 terdiri dari 9
kamar tidur dengan nomer ruangan 207, 208, 209 dan kelas 3 terdiri dari 8
kamar tidur dengan nomer ruangan 205 dan 206, lalu 1 Nurse Station, 1 ruang
perawat, 1 ruang sentralisasi obat, 1 ruangan linen. Tata letak ruangan-
ruangan pada ruang Blue 2 terletak pada denah

12
Denah Ruang blue 2

13
BAB 3
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAGEMEN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Tenaga dan Pasien ( M1 : Man)
a. Struktur Organisasi
1) Struktur Organisasi Rumah Sakit

14
2) Struktur Organisasi Ruang Blue 2

b. Tenaga dan Sumber Daya Manusia


Tanggal Survey :Senin, 18 April 2022
Tabel 3.1 Tenaga Perawat
Nama Tenaga Riwayat
No Jabatan Pelatihan
Perawat Pendidikan
1. Lita Lestari, Amd.Kep D3 Kep Karu PPGD
2. Sapto Saputro, S.Kep., S1 Ners Katim PPGD
Ns
3. Murni, Amd.Kep D3 Kep Katim PPGD
4. Yoga Dawaul A, D3 Kep Katim PPGD
Amd.Kep
5. Nikmatus S, Amd.Kep D3 Kep Katim PPGD
6. Rofiatus Sa’adah, S1 Ners Katim PPGD
S.Kep., Ns
7. Rika Yunita S, D3 Kep Katim PPGD
Amd.Kep
8. Puri Indriani, D3 Kep Pelaksana PPGD
Amd.Kep
9. Ima Setyowati, D3 Kep Pelaksana PPGD
Amd.Kep
10. Faizatun Nisa, S.Kep., S1 Ners Pelaksana PPGD
Ns
11. Eviana D, Amd.Kep D3 Kep Pelaksana PPGD
12. Wahyu Kurniadji, D3 Kep Pelaksana PPGD
Amd.Kep

15
13. Ferry Nuryanto, D3 Kep Pelaksana PPGD
Amd.Kep
14. Yuan Bagus DS, D3 Kep Pelaksana PPGD
Amd.Kep
15. D1 Asisten
Dewi Musyyadah
Perawat

Maka dapat disimpulkan dari tabel 3.1 tentang tenaga perawat dari
total 14 perawat, 11 perawat atau (78,57%) sebagian besar masih berlatar
belakang pendidikan D3 Keperawatan, Sebagian kecil (21,42%) atau
sejumlah 3 Perawat berlatar belakang pendidikan S1 Keperawatan Ners.

Data kasus terbanyak diruang Blue 2 adalah sebagai berikut :


Tabel 3.2 Daftar Kasus Terbanyak di Ruang Blue 2
No Diagnosa Medis Jumlah Prosentase
1. Unstable Angina 20 12,42%
2. GEA 15 9,31%
3. Soft Tissue Tumor 10 6,21%
4. Diabetes Melitus 30 18,63%
5. CVA 5 3,10%
6. Acute Lung Odema 10 6,21%
7. Pneumonia 12 7,45%
8. Ortopedi 5 3,10%
9. DHF 5 3,10%
10. KDS 4 2,48%
Jumlah 161 100%

c. Kebutuhan Tenaga Perawat


Prosentase tingkat ketergantungan pasien di ruang Blue 2 pada tanggal 18
April 2022
Tabel 3.3 Kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas di Ruang Blue 2
Tingkat
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Ketergantungan
Jenis Tingkat
Σ
Ketergantunga Pagi Siang Malam
Px
n
Minimal Care 8 8x0,17 =1,36 8x0,14 =1,12 8x0,07 = 0,56
Partial Care 10 10 x0,27 = 2,7 10x0,15= 1,5 10x0,10 = 1
Total Care 3 3x0,36 = 1,08 3x0,30 =0,9 3x0,20 = 0,6

16
TOTAL 21 5,14 3,52 1,16
JUMLAH 21 5 4 1

Total Tenaga Perawat


Pagi : 3 perawat, 1 Karu,1 Administrasi
Siang : 3 perawat,
Malam : 3 Perawat
TOTAL : 11 orang

Presentase tingkat ketergantungan pasien di ruang Blue 2 4perhari menurut


Gillies
1) Keperawatan Langsung
Ketergantungan Minimal : 8 x 1 jam = 6 jam
Ketergantungan Parsial : 10 x 3 jam = 30 jam
Ketergantungan Total : 3 x 6 jam = 18 jam
2) Jumlah Keperawatan Tidak Langsung :21 x 1 jam = 21 jam
3) Pendidikan Kesehatan : 21 x 0.25 jam = 5,25jam
Total jam keseluruhan adalah : 54+18+5= 77 jam
Sehingga jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per-pasien tiap
harinya adalah 77 jam : 21 (pasien) = 3,6 Jam 4 jam
Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
Tanggal Survey : Selasa, 19 April 2022
Tabel 3.3 Tenaga Perawat
Tingkat Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Ketergantungan
Jenis Tingkat Σ Px Pagi Siang Malam
Ketergantungan
Minimal Care 6 6x0,17 = 1,02 6x0,14 = 0,84 6x0,07 = 0,42
Partial Care 9 9 x0,27 = 2,43 9x0,15= 1,35 9x0,10 = 0,9
Total Care 2 2x0,36 = 0,72 2x0,30 = 0,6 2x0,20 = 0,4
TOTAL 17 4,17 2,79 1,72
JUMLAH 17 4 3 2

Total Tenaga Perawat


Pagi : 3 perawat, 1 Karu
Siang : 3 Perawat, 1 Administrasi
Malam : 3 Perawat
TOTAL : 11 Orang

17
Presentase tingkat ketergantungan pasien di ruang Blue 2 4 perhari menurut
Gillies
1) Keperawatan Langsung
Ketergantungan Minimal : 6x 1 jam = 6 jam
Ketergantungan Parsial : 9 x 3 jam = 27 jam
Ketergantungan Total : 2 x 6 jam = 12 jam
Total Keseluruhan :45 Jam
2) Jumlah Keperawatan Tidak Langsung : 17 x 1jam = 17 .jam
3) Pendidikan Kesehatan : 17 x 0,25 jam = 4,25.jam
Total jam keseluruhan adalah : 45+ 17 + 4 = 66 jam
Sehingga jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per-pasien tiap
harinya adalah 66 jam : 17 (pasien) = 3,8 Jam 4 jam
Kesimpulan : perhitungan tingkat ketergantungan dan kebutuhan perawat pada
tanggal 18-19 april 2022 menunjukkan hasil
3.1.2 Sarana dan Prasarana (M2 : Material)
a. Lokasi
Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 18-19 April 2022. Adapun
data yang didapat sebagai berikut :
Ruang Blue 2 RS Wiyung Sejahtera Surabaya dengan uraian sebagai berikut
:
1. Ruang Blue 2 Berada Dilantai 2 sebelah selatan dekat dengan Ruang
Eksekutif
2. Sebelah Utara Ruangan Blue 2 berbatasan dengan ruang pink 2
b. Denah Ruangan

18
c. Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari Senin 18 April – 21 April
2022, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Blue 2 adalah
25 bed dengan rincian sebagai berikut :
a) Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Blue 2 sebanyak 25
bed
b) Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Blue 2 kelas 1
sebanyak 2 bed/ kamar.
c) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Blue 2 kelas 2 sebanyak
3 bed/kamar.
d) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Blue 2 kelas 3 sebanyak
4 bed/ kamar.
d. Peralatan dan Fasilitas
1) Peralatan Medis
No Nama Alat Jumlah Kondisi Ideal
1 Tensi Meter 2 Buah Baik 2 Buah
2 Stetoscope 2 Buah Baik 2 Buah
3 Suction 2 Buah Baik 2 Buah
4 Thermometer 2 Buah Baik 2 Buah
Digital
5 Alat Bantu Baik
Pernafasan
- Nasal Canul 5 Buah
- NRM 5 Buah
- RM 5 Buah
- BVM 5 Buah 5
- Jontion Risk Buah
6 Mesin EKG 1 Buah Baik 2 Buah
7 Mucus Extractor 4 Buah Baik 2 Buah
8 Nebulizer 2 Buah Baik 2 Buah
9 Infuse Pump 3 Buah Baik 2 Buah
10 Syring Pump 3 Buah Baik 2 Buah
11 Bahan Habis Pakai:
- Handscoon Sesuai Kebutuhan
Steril
- Handscoon
Bersih
- NGT
- Blood Set
- Infuse Set
- Extension Tube

19
- Urine Bag
- Triway
- Kateter
- Kertas EKG
- Kasa Steril
- Kasa Gulung
- Colostomy bag

2) Peralatan Non-Medis
No Nama Alat Jumlah Kondisi Ideal
1 Tempat tidur 25 Bed Baik Sesuai Dengan
2 AC / Pendingin 9 Buah Baik Kapasitas Ruangan
Ruangan
3 Jenis Linen :
- Sprei
Stok linen ada di Ruang Perawat dan
- Sarung Bantal
dikelolah oleh ruangan
- Perlak
- Gaun
4 APAR 1 Buah Baik Tipe A : 1 Buah
Tipe B & C : 2 Buah
5 Furniture:
- Kursi Keluarga 25 Buah Baik Sesuai Dengan
Pasien Kapasitas Ruangan
- Kursi Ruangan 6 Buah Baik
- Lemari 2 Buah Baik
Penyimpanan
Pasien
- Lemari Alkes 1 Buah Baik
- Lemari Obat 1 Buah Baik
- Lemari Ruangan
- Meja Penunjang 2 Buah Baik
6 Branchart 0
7 Trolly Emergency 0 1 Buah
8 Tempat Sampah :
- Tempat sampah 1 Buah Baik 1 Buah
Infeksius
- Tempat Sampah 10 Buah Baik 10 Buah
Non-Infeksius
9 Wastafel 10 Buah Baik 1 Per Ruangan
10 Trolly :
- Trolly Obat 1 Buah Baik 2 Buah
- Trolly Tindakan 1 Buah Baik 2 Buah
11 Pispot 9 Buah Baik 3-4 Buah per kamar
12 Hands Scrube 19 Buah Baik Setiap Bed
13 Kamar Mandi 10 Buah Baik Setiap kamar
14 Viewer Photo 1 Buah per Ruangan
15 Helm Emergency 3 Buah Baik 1 Buah per Ruangan

20
16 Jam Dinding 10 Buah Baik 1 Buah per Kamar
17 Kipas 2 Buah Baik 2 – 3 Buah Per Kamar
18 Televisi 9 Buah Baik 1 Buah per Kamar
19 Timbangan Badan 1 Buah Baik 1 Buah
20 Penyimpanan Obat 1 Buah Baik 1 Buah
Khsusu (Lemari ES)
21 Alat Kebersihan :
- Sapu 1 Buah Baik 1 Buah
- Pel 1 Buah Baik 1 Buah
22 Tempat Linen Kotor 1 Buah Baik 1 Buah
23 Spill Kit 1 Buah Baik 2 – 3 Buah
24 Sketsell 0 0
25 Monitor USG 0 0
26 Bed ESWL 0 0
27 Tirai / Gorden 9 Buah Baik Tiap Bed
28 Hand Towel 10 Buah Baik 1 Buah per Wastafel
29 Komputer Ruangan 1 Buah Baik 1 Buah
30 Kursi Roda 0 0 2 Buah
31 Easy Move 1 Buah Baik 1 Buah
32 Brankar Dorong 0 0 0
33 Tabung Oksigen 1 Buah Baik 2 Buah
34 Tandu Darurat 0 Buah 0 0
35 Streatcher 0 Buah 0 0

Tabel Fasilitas Pasien yang Tersedia


Kelas 1 (Kamar : 201, 202, 208, 209)
No. Klasifikasi Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Non medis Tempat Tidur 8 Buah 2 Bed kamar
TV 2 Buah 1 TV kamar
Jam Dinding 2 Buah 1 Buah kamar
Standart Infuse 8 Buah 2 Buah kamar
Meja Pasien 8 Buah 2 Buah kamar
AC 2 Buah 1 Buah kamar
Kursi Keluarga 8 Buah 2 Buah kamar
Pasien
Hands rub 8 Buah 2 Buah kamar
Rak Jemuran 2 Buah 1 Buah kamar
Wastafel & 2 Buah 1 Buah kamar
Hands Scrube

21
Kelas 2 (Kamar : 203, 204)
No. Klasifikasi Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Non medis Tempat Tidur 6 Buah 3 Bed perkamar
TV 2 Buah 1 TV perkamar
Jam Dinding 2 Buah 1 Buah Perkamar
Standart Infuse 6 Buah 3 Buah Perkamar
Meja Pasien 6 Buah 2 Buah Perkamar
AC 2 Buah 1 Buah Perkamar
Kursi Keluarga 6 Buah 2 Buah Perkamar
Pasien
Hands rub 6 Buah 2 Buah Perkamar
Rak Jemuran 2 Buah 1 Buah Perkamar
Wastafel & 2 Buah 1 Buah Perkamar
Hands Scrube

Kelas 3 (Kamar : 205, 206, 207)


No. Klasifikasi Nama Alat Jumla Keterangan
h
1 Non medis Tempat Tidur 11 Buah 4 Bed perkamar, dan 1
kamar berisi 3 bed
TV 3Buah 1 TV perkamar
Jam Dinding 3 Buah 1 Buah Perkamar
Standart Infuse 11 Buah 4 Standar Infus
perkamar, dan 1 kamar
berisi 3 standar Infus
Meja Pasien 11 Buah 4 meja pasien
perkamar, dan 1kamar
berisi 3 meja pasien
AC 3 Buah 1 Buah Perkama
Kursi Keluarga 11 Buah 4 Kursi Keluarga
Pasien pasien dan 1 kamar
berisi 3 kursi keluarga
pasien
Hands rub 11 Buah 4 Kursi Keluarga
pasien dan 1 perkamar
berisi 3 kursi keluarga
pasien
Rak Jemuran 3 Buah 1 Buah Perkamar
Wastafel & Hands 3 Buah 1 Buah Perkamar
Scrube

e. Fasilitas Petugas Kesehatan

22
Tabel Daftar Alat dan Obat Emergency Yang Tersedia di Ruang Blue 2
No Nama alat Jumlah Kondisi
1 Spuit 3cc 5 Buah Baik
2 Spuit 5cc 5 Buah Baik
3 Spuit 10cc 5 Buah Baik
4 Blood set 2 Buah Baik
5 Infus set 2 Buah Baik
6 NaCL 0,9% 100 ml 2 Buah Baik
7 NaCL 0,9% 500 ml 2 Buah Baik
8 IV CATH no. 18 2 Buah Baik
9 IV CATH no. 20 2 Buah Baik
10 IV CATH no. 22 2 Buah Baik
11 IV CATH no. 24 2 Buah Baik
12 Mayo besar 1 Buah Baik
13 Mayo kecil 0 -
14 Suction no. 14 2 Buah Baik
15 Suction no. 10 2 Buah Baik
16 Masker nebul 1 Buah Baik
17 Masker anastesi 1 Buah Baik
18 Jaction reese 1 Buah Baik
19 Nasal O2 1 Buah Baik
20 NRM 1 Buah Baik
21 D40% 1 Buah Baik
22 Epineprin / Adrenalin 1 Buah Baik
23 Sulfat atropine 1 Buah Baik
24 Noreprineprin 1 Buah Baik
25 Amiodaron 1 Buah Baik

Obat dan alat emergency sudah siap pakai di letakkan di almari


ruang tindakan dan penempatannya tertata rapi.
1. Alur penggunaan obat Emergency
Setelah obat emergency digunakan, kemudian perawat menghubungi
farmasi dan menyampaikan obat atau alat yang digunakan oleh pasien serta
menyebutkan identitas pasien untuk dilakukan pengimputan di SIM. Petugas
farmasi mengantar obat dan alat emergency ke ruangan kemudian dikunci
dan tertulis di form yang tersedia.

Bagan Alur Penggunaan Obat Emergency

23
Kesimpulan :
Dari Hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan pada tanggal 18
April – 21 April diperoleh hasil masih terdapat beberapa alat yang belum
tersedia, seperti Bengkok.
3.1.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3 : Method)
a. Penerapan MAKP
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
empat unsur yakni : standart proses keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-
prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan kualitas produksi / jasa
layanan keperawatan, jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut
sebagai pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan
kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasaan pasien tidak akan
terwujud (Nursalam, 2014).
Penerapan model asuhan keperawatan professional (MAKP) di ruang
Blue 2 di Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya menggunakan
metode TIM. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala
ruangan Blue 2 pada tanggal 18 April 2022 bahwa model MAKP diruang
Blue 2 adalah metode TIM, dengan kepala ruangan adalah seorang D3
Keperawatan yang berpengalaman. Perawat dalam menjalankan asuhan
keperawatan setiap perawat memegang 6-7 pasien setiap shift nya. Di
ruang tersebut ketua tim juga memegang pasien sama hal nya dengan

24
anggota tim sehingga setiap perawat memegang pasien disetiap shiftnya,
dan kepala ruangan juga memegang pasien dikarenakan TIM diblue 2
kekurangan SDM, maka dari itu kepala ruangan juga ikut memegang
pasien dan melakukan tindakan. Kepala ruangan bertanggung jawab
untuk memperkerjakan, mengembangkan, dan mengevaluasi staff nya.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, perawat shift pagi
yang berjaga 5 orang, shift sore berjumlah 3 orang, dan shift malam
berjumlah 3 orang. Perawat terbagi menjadi 2 TIM, yaitu 1 Kaltim 2
perawat pelaksana. Perawat yang bertugas setiap siftnya pagi 7 siang 3
malam 3 dan lepas dinas 3 orang. Dimana perawat pelaksana
memberikan perawatan kepada sekelompok atau beberapa pasien dan
supervisi langsung oleh kepala ruangan. Nampak adanya kerja sama yang
baik antara perawat ruangan dengan mahasiswa.
Berdasarkan hasil observasi MAKP dengan model tim, diruangan
Blue 2 belum berjalan dengan baik. Pembagian tugas pada setiap masing-
masing anggota tim sudah ada. Namun, pelaksaan model tim belum
berjalan sesuai pembagian tim yang ditentukan.
b. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan atau keluarga) diruang pelayanan keperawatan,
khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan
pasien baru, maka disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang,
pengenalan ketenagaan ners-medis, dan tata tertib ruang serta penyakit
(Nursalam, 2014).
Dari hasil wawancara yang dilakukan alur dari penerimaan pasien
baru yaitu pasien datang dari instalasi gawat darurat (IGD) atau poli
klinik diantar oleh petugas, pasien selanjutnya dibawah ke ruangan yang
dituju dengan membawa status dan lembar persetujuan untuk rawat inap.
Penanggung jawab dari pasien harus melengkapi dan mengurus surat-
surat yang diperlukan, sehingga dapat dilakukan perawatan rawat inap
sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh rumah sakit Wiyung
Sejahtera Surabaya. Perawat dari ruang IGD ataupun poli melakukan

25
timbang terima dengan perawat ruang blue 2 terkait kondisi pasien dan
tindakan apa yang sudah diberikan selama pasien berada di ruang IGD
ataupun poli. Selanjutnya diruangan dilakukan tindakan pengkajian awal
rawat inap yang komprehensif oleh perawat ruangan blue 2 yang meliputi
pengukuran TTV, dan mengobservasi tanda-tanda klinis pasien.
Selanjutnya dilakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi pasien
sesuai dengan indikasi dan arahan dari dokter penanggung jawab.
Terdapat format khusus penerimaan pasien baru di Blue 2, dimana
format transfer pasien anata unit perawat. Dimana yang dilakukan operan
penerimaan pasien baru dari IGD terdapat Rekam medis pasien (identitas
pasien, dokter penanggung jawab, obat, hasil swab antigen, hasil Lab,
Foto rontgen, diagnose medis, pemberian infus, tindakan yang sudah
dilakukan, Tensi, RR, BB, dan TB pasien).
Pasien Masuk

Poli IGD

MRS

Blue 2

Pulang sembuh

Pindah ruangan/dirujuk

c. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan

26
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilaksanakan
/ belum dan perkembangan pasien saat itu (Nursalam, 2016).
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diperoleh hasil
bahwa di ruang Blue 2 sudah melakukan prosedur timbang terima pada
saat pergantian shift jaga. Pada shift pagi, timbang terima dipimpin oleh
kepala ruangan, kaltim dan perawat asosiate. Pada shift sore, timbang
terima dipimpin oleh kaltim dan perawat asosiate.pada shift malam,
timbang terima dipimpin kaltim dan perawat asosiate. Isi timbang terima
disampaikan secara lisan berdasarkan system timbang terima SBAR,
dapat dijelaskan mulai dari diagnose pasien, tindakan kolaboratif yang
sudah dikerjakan atau yang belum dikerjakan sesuai perkembangan
pasien pada saat itu utamanya pada masalah masalah keperawatan,
kemudian seluruh perawat ruangan validasi ke masing-masing pasien.
Timbang terima diawali dengan berdoa, visi misi rumah sakit, operan
ruangan dengan menyebutkan nama pasien. Dari segi pendokumentasian,
terdapat buku khusus untuk mempermudah proses timbang terima (buku
penghubung) dimana isi dari buku tersebut terkait identitas pasien,
diagnose medis, dokter penanggung jawab, serta tindakan yang sudah
dilakukan dan tindakan yang belum dilakukan. Teknik yang digunakan
menggunakan metode SBAR. Waktu pelaksanaan timbang terima di
ruang Blue 2 tepat waktu tetapi terkadang melebihi waktu mulai jam
kerja tergantung banyaknya pasien disebuah ruangan.
d. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2014).

27
Dari hasil wawancara yang dilakukan diruang Blue 2 beberapa
perawat diruang ini sudah mengerti dan memahami tentang ronde
keperawatan. Namun dalam proses MAKP di ruang ronde keperawatan
masih belum terlaksana, berhubungan dengan beberapa pertimbangan
salah satunya yaitu penyesuaian jadwal. Ronde keperawatan diruang
Blue 2 belum dilakukan secara optimal oleh perawat, jadwal rencana
pelaksanaan ronde keperawatan, belum terbentuk struktur tim untuk
ronde keperawatan, serta adanya keterbatasan waktu antar tenaga medis.
Dari hasil observasi dan wawancara kepala ruangan menyetakan
bahwa diruangan sudah ada upaya untuk melakukan ronde keperawatan
dengan cara mengkonsulkan pasien dengan dokter spesialis yang
merupakan DPJP. Jika tidak ada perubahan pada pasien tersebut maka
pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain.

e. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2014). Tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diruang Blue 2
alur sentralisasi obat diruang Blue 2. Dari awal pasien masuk rumah sakit
melalui IGD atau Poli, dari IGD pasien dikonsulkan kedokter dan sudah
mendapatkan terapi dan resep dalam 1 hari dan dapat obat. Lalu selama
1 minggu dilakukan resep untuk pasien ke farmasi. Setelah mendapat
obat dari farmasi. Pada saat penerimaan obat perawat mengecek
identitas dan kelengkapan obat sesuai dengan resep yang telah diberikan
oleh dokter. Data yang kami peroleh dari Blue 2 pengelolaan obat per
pasien diletakkan dalam satu wadah sesuai dengan kamar pasien dan
sesuai dengan cara pemberian. Obat injeksi dan obat oral pada pasien
Ruang Blue 2 diletakkan pada wadah tersendiri namun disetiap kotaknya
tertata dengan rapi. Diruangan sudah ada tempat khusus untuk obat

28
Emergency dan kulkas khusus penyimpanan obat pasien. Di ruang Blue 2
ada penyediaan stok cairan dan alat –alat kesehatan hanya sebagian ada
dengan jumlah yang ada. Setiap pagi orang farmasi mengecek
ketersediaan obat di ruangan Blue 2 . jika sewaktu-waktu terdapat cairan
dan alat kesehatan yang dibutuhkan maka perawat meminta resep ke
dokter penanggung jawab dan diresepi, lalu perawat memberikan ke
keluarga pasien agar segera diambil ke farmasi.
Alur Sentralisasi Obat di Ruang Blue 2

Dokter penanggung
jawab

Resep obat

Perawat

Resep di berikan kepada keluarga

APOTIK RS

Wiyung Sejahtera

Diserahkan ke perawat
dilakukan pengecekan dan
penataan obat

f. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Huber, 2000 dalam Nursalam, 2014).

29
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup
masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar
pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2014)
Dari hasil pengkaijan dan wawancara dengan kepala ruangan pada
tanggal 18 April 2022 di Ruang Blue 2 menyatakan bahwa di ruang Blue 2
sudah pernah dilakukan supervise. Apabila ada perawat yang melanggar
atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan SOP dan adanya
complain dari pasien, perawat tersebut diberi teguran oleg kepala ruangan
dan dilakukan pembinaan jika 2-3x masih tidak sesuai dengan SOP akan
diserahkan ke HRD. Untuk satu bulan terakhir ini dilakukan 2x supervise,
yang bersifat harian hanya pada satu shift saja (shift pagi).di rumah sakit
wiyung sejahtera terdapat MOD ( Manager On Duty) dimana 3 Shift pagi,
Sore dan malam yang bertugas dalam mengkoordinasi jika butuh bantuan
bagi medis dan non medis.
g. Discharge Planning
Perencanaan pulang (discharge planning) adalah suatu proses yang
dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan
kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Nursalam,
2014).
Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, alur pelaksanaan
discharge planning di ruang blue 2 keluarga pasien menyelesaikan secara
adminisstratif, perawat menyiapkan status pasien dan format discharge
planning kemudian memeriksa kelengkapan administrasi dan memberikan
resep obat kepada keluarga. Keluarga pasien mengambil obat di apotik dan
menyerahkan ke meja perawat untuk mendapatkan penjelasan tentang cara
pemberian obat, serta perawat memberikan surat kontrol yang digunakan
untuk kontrol pasien. Pada ruang Blue 2 sudah terdapat format discharge
planning dan telah dilakukan.
Discharge planning dijelaskan secara lisan kepada keluarga pasien,
ada pemberian leaflet atau brosur untuk pasien, dan informasi yang

30
disampaikan saat discharge planning terkadang kurang mencangkup
dengan apa yang dibutuhkan oleh pasien. Leaflet yang tersedia belum
disampaikan atau diberikan secara maksimal. Belum adanya leaflet 5
penyakit terbanyak di ruang Blue 2 yaitu DM, Broncopneumonia, DHF,
GE, KDS. Pemberian HE (Health Education) dan leaflet pada pasien dan
keluarga pasien sangat penting untuk memberikan pengetahuan agar
pasien dapat menjaga kesehatannya dan nanti saat dirumah pasien bisa
melihat kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan
perawat. Sudah ada format khusus untuk pencatatan kegiatan discharge
planning.
h. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan autentik dalam penerapan
manajemen asuhan keperawatan nasional. Perawat professional
diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran
masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi
yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan (Nursalam, 2014).
Dari hasil observasi yang dilakukan, model dokumentasi
keperawatan yang digunakan diruang Blue 2 adalah model dokumentasi
PIE (Problem, Etiologi, Intervensi). Dokumentasi keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian persistem dan evaluasi keperawatan
menggunakan SOAP. Format pengkajian sudah tersedia diruangan hal ini
dapat memudahkan perawat dalam pengisian pengkajian. Sistem
pendokumentasian menggunakan manual (catatan) dan komputerisasi.
Catatan keperawatan berisikan advice dokter dan tindakan mandiri
perawat.
Dokumentasi keperawatan dengan belum dilakukan secara maksimal
seperti penulisan SOAP yang kurang lengkap. Serta tulisan perawat
dalam pendokumentasian ada yang masih sulit dibaca oleh perawat lain.
3.1.4 Sumber Keuangan (M4 : Money)
Sumber kesejahteran karyawan atau ruangan Blue 2 Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera meliputi :

31
a. Jasa Pelayanan dari Unit :
(IGD, IRNA, IRJA, Laboratorium, Radiologi, Parkiran, Ambulance,
Diklat, Ruang Rapat)
b. Sumber Dana Lain :
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), Ansuransi Umum atau
Swasta
Daftar tarif perawatan di ruang Blue 2 Rumah Sakit Wiyung Sejahtera
meliputi rincian berikut :
Pembagian Kelas
Uraian Tarif
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Sewa Ruangan / Hari Rp 500.000 Rp 275.000 Rp 150.000
Visite Dokter Umum / Rp 125.000 Rp. 100.000 Rp. 80.000
Hari
Visite Dokter Spesialis / Rp 170.000 Rp 160.000 Rp. 110.000
Hari
Tindakan Keperawatan Sesuai dengan tindakan keperawatan yang
dilakukan

Tarif Sewa Alat :


No. Sewa Alat Tarif (Rp)
1. Pemakaian dan Pembacaan ECG Rp 65.000
2. Suction Rp 315.000
3. Syringe Pump Rp 100.000
4. Pasang Kateter Rp 30.000
5. Nebulizer Rp 30.000
6. Kumbah lambung Rp 60.000
7. Pasang NGT Rp 7.200
8. Pasang Infus Dewasa Rp 24.000
9. Lepas Kateter Rp 6.000
10. Sonde Rp 6.000
11. Dc Shock Rp 72.500
12. Injeksi Obat Lain Rp 30.000
13. Injeksi Obata Standart Rp 20.000
14. Darah PMI dan Filter Rp 750.000
15. IGG/IGM HAV (Rapid) Rp 150.000
16. Ganti Kateter Rp 18.000
17. Pemakaian Monitor Rp 67500
18. Oksigen 1 tabung Rp 250.000
19. Oksigen 1 s.d 5 L/menit Rp 250.000
20. Oksigen 6 s.d 10 L/menit Rp 500.000
21. Oksigen 11 s.d 15 L/menit Rp 750.000
22. AFF NGT Rp 18.000

32
3.1.5 Pemasaran (M5 : Marketing, Mutu Pelayanan Keperawatan)
a. Bed Occupation Rate (BOR)
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat
tidur diruang Blue 2 yaitu 25 tempat tidur dengan rincian sebagai
berikut:
Tanggal 18 April 2022
Shift
No Ruang
Pagi Sore Malam
1 201 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
2 202 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
3 203 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai)
4 204 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai)
5 205 4 Bed 4 Bed 4 Bed
(4 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
6 206 4 Bed 4 Bed 4 Bed
(3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
7 207 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(0 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai)
8 208 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
9 209 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
18 18 18
BOR ×100 %=72 % ×100 %=72 % ×100 %=72 %
25 25 25

Tanggal 19 April 2022


Shift
No Ruang
Pagi Sore Malam
1 201 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
2 202 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
3 203 2 Bed 2 Bed 2 Bed
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai)
4 204 2 Bed 2 Bed 2 Bed

33
(1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai) (1 Bed Terpakai)
5 205 4 Bed 4 Bed 4 Bed
(4 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
6 206 4 Bed 4 Bed 4 Bed
(3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
7 207 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(0 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai) (0 Bed Terpakai)
8 208 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai) (3 Bed Terpakai)
9 209 3 Bed 3 Bed 3 Bed
(2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai) (2 Bed Terpakai)
18 18 18
BOR ×100 %=72 % ×100 %=72 % ×100 %=72 %
25 25 25

b. Mutu Pelayanan Keperawatan


1).Kepuasan Pasien
2).Keselamatan Pasien
Dari hasil observasi dan pengkajian pada hari Senin,18 April 2022
didapatkan data sebagai berikut :
Bulan April
No Variable penilaian
2022
Mutu pelayanan
1 Jumlah pasien dekubitus baru 2 Orang
2 Medication eror -
Jumlah pasien KTD -
3 Jumlah kejadian pasien jatuh -
Jumlah pasien beresiko jatuh 10 Orang
Jumlah pasien IV line -
4 Jumlah ketidak tepatan penggantian infus -
Jumlah pasien yang terpasang infus 18 Orang
Transfusi darah
5 Jumlah angka reaksi transfuse -
Jumlah pemasangan trasfusi darah 1 Orang
Restrain
6 Jumlah pasien yang terpasang restrain -
Kejadian trauma karena pemasangan -
restrain
Infeksi luka oprasi
1 Jumlah operasi bedah 2 Orang
2 Jumlah infeksi luka operasi -
3 Jumlah komplikasi paska operasi -
4 Jumlah pasien dengan waktu tunggu >24 -

34
jam
5 Jumlah angka salah operasi -
6 Jumlah salah menidentifikasi pasien -
Infeksi saluran kemih
1 Jumlah ISK 1 Orang
2 Jumlah pemasangan kateter urin -
Infeksi aliran darah primer
1 Jumlah infeksi aliran darah primer -
2 Jumlah pemasangan CVC -

3) Tingkat Kepuasan Perawat


Dari hasil wawancara terhadap kepuasan perawat pada hari
Rabu, 19 April 2022 menunjukan dari 10 perawat dan 1
Administrasi seluruhnya (100%) mengatakan puas terhadap gaji
yang diperoleh sebanding dengan beban kerja.
4) Perawatan Diri

Menurut Nursalam 2017 berdasarkan pengkajian pada tanggal 18


April 2022, jumlah pasien sesuai dengan kempuan perwatan diri di
Ruang Blue RS Wiyung Sejahtera 4 meliputi :
Kategori Deskripsi Jumlah pasien
A Mandiri dalam hal makan, Bab, 6 Orang
Bak, mengenakan pakaian, pergi ketoilet,
berpindah dan mandi
B Mandiri semuanya kecuali salah satu dari 2 Orang
dalam hal makan, BAB, BAK,
Mengenakan pakaian, pergi
ke toilet, berpindah dan mandi
C Mandiri kecuali mandi 2 Orang
D Mandiri, kecuali mandi, 2 Orang
Berpakaian
E Mandiri, kecuali mandi, 2 Orang
berpakaian, ketoilet
F Mandiri kecuali mandi, pakaian 2 Orang
ketoilet, berpindah
G Ketergantungan untuk semua 2 Orang

5) Kejadian Kematian
Jumlah angka kejadian kematian pada bulan April 2022 tidak
terdapat pasien yang meninggal.

35
3.2 FUNGSI MANAGEMENT
Pada fungsi management keperawatan terdapat beberapa element utama
yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(kepegawaian), directing (pengarahan), controlling (pengendalian atau
evaluasi).

3.2.1 Planning (Perencanaan)


George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna,
2011). Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta
serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi
untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Di bidang kesehatan perencanaan dapat di definisikan sebagai proses untuk


menumbuhkan dan merumuskan masalah-masalah Kesehatan di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan.

a. Tujuan perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
2) Membantu dalam koping dengan situasi kritis
3) Meningkatkanefektifitas dalam hal biaya
4) Membantu menurunkan elemen perubahan karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan yang akan datang
b. Tahap dalam perencanaan
1) Analisis situasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta
2) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
3) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin di capai
4) Mengkaji kemungkinan adanya hambatandan kendala dalam
pelaksanaan program
5) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

36
c. Jenis perencanaan
1) Perencanaan strategi
Perencanaan strategi merupakan suatu prosesberkesinambungan
yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan
terhadap hasil yang di harapkan melalui mekanisme umpan balik
yang dapat di percaya.
2) Perencanaa operasional
Perencanaan operasional menggambarkan cara menyiapkan orang-
orang untuk bekerja dalam evaluasi perawatan pasien.
d. Manfaat perencanaan
1) Membantu dalam proses managemen untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan
2) Memudahkan koordinasi
3) Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
4) Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
5) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah di pahami
6) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
7) Menghemat aktu dan biaya
e. Keuntungan perencanaan
1) Mengurangi jenis pekerjaan yang tidak produktif
2) Dapat dipakai sebagai alatpengukur hasil kegiatan
3) Memodifikasi gaya management
4) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Kelemahan perencanaan
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal penetapan
informasi dan fakta-fakta tentang masa yang akan datang
2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif

3.2.2 Organizing (Pengorganisasian)

37
Suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam mencapai tujuan.
a. Manfaat pengorganisasian
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2) Pendelegasian wewenang
3) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik
b. Langkah-langkah pengorganisasian
1) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
2) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis
3) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staff
dan menyediakan fasilitas yangdi perlukan
4) Penugasan personil tepat dalam melaksanakan tugas
5) Mendelegasikan wewenang
3.2.3 Directing & Controlling (Pengarahan & Pengawasan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang di
timbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
di pahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk perusahaan yang
nyata. Seorang manger/pimpinan harus mampu untuk memotifasi diri
sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi
terhadap permasalahan organisasi dan menggerakan staffnya agar mampu
melaksanakan tugas pokok-pokok organisasi.
Pengawasan/pengendalian merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah
terjadi sesuai dengan rencana yang di tetapkan/disepakati, intruksi yang
telah dikeluarkan serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan yang bertujuan
untuk memperbaiki. Tugas seorang managemen dalam usahanya
menjalakan dan mengembangkan fungsi pengawasan managerial perlu
memperhatikan beberapa prinsip berikut:
a. pengawasan yang di lakukan harus di mengerti oleh staff

38
b. standart untuk kerja yang akan di awasi perlu di jelaskan oleh semua
staff, sehingga staff dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program

3.2.4 Staffing IPengendalian)


Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur
dan sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan
jumlah personil suatu organisasi yang di butuhkan dalam situasi tertentu.
Dalam perencanaan pengaturan staff padasuatu unit keperawatan mencakup
personil keperawatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat.
Pengaturan staff juga di pengaruhi oleh organisasi defisi keperawatan ,
rencana harus di tinjau ulang dan di perbarui untuk mengatur departemen
Uberoperasi secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi,
dan obyektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif dan
evaluasi periodic terencana.
3.2 Analisa SWOT
No Analisa SWOT Bobot Rating B x R Hasil
Z Sumber Daya Manusia (M-1)
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Adanya sistem 0.1 3 0.3 IFAS
pengembangan staf berupa (S-W)
pelatihan, seminar, (3,1 -1.68)
workshop 1,42
2. Sebagian besar perawat 0.2 3 0,6
dalam struktur organisasi
yang ada sudah sesuai
dengan kompetensinya
Jenis Ketenagaan
D3 Keperawatan : 11 Orang
Profesi Ners : 3 Orang
3. Sebagian besar perawat 0.4 4 1,6
memiliki sifat caring yang
tinggi
4. Hubungan antar perawat 0.2 3 0,6
dan staf non perawat

39
terjalin dengan baik
TOTAL 1 13 3,1
-Weakness
5. Masih belum ada struktur 0.26 1.5 0.39
organisasi yang terbaru di
ruang blue 2
6. Kekurangan jumlah perawat 0.37 2.5 0.92
yang ada di ruang blue 2
setelah dirumus
7. Saat dilakukan pengkajian 0.37 1 0.37
didapatkan perawat belum
secara kontinu
memperkenalkan diri ke
pasien
TOTAL 1 5 1.68
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya kesempatan untuk 0.3 3.5 1.05 (O-T)
melanjutkan pendidikan ke (3.35-3.15)
jenjang lebih tinggi 0,2
2. Adanya kerja sama yang 0.2 4 0.8
baik anatara mahasiswa
praktik dengan tenaga
perawat 0.2 3 0.6
3. Adanya mahasiswa profesi
yang praktek manajemen 0.3 3 0.9
4. Adanya kebijakan
pemerintah tentang
profesionalisme perawat
TOTAL 1 12.5 3.35
-Threathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0.3 3.5 1.05
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran 0.2 3 0.6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antara RS yang 0.2 3 0.6
semakin kuat
4. Semakin ketatnya penilaian 0.3 3 0.9
dan kebijakan mutu dari
pihak RS
TOTAL 1 12.5 3.15

2 Sarana dan Prasarana (M-2)

40
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Alat sesuai dengan 0.3 3 0,9 IFAS
kebutuhan untuk (S-W)
mendukung pelayanan (2,4-4,5)
pasien -2,1
2. Terdapat administrasi 0.2 3 0.6
penunjang (seperti buku
injeksi, buku visite, SOP,
buku status pasien, buku
obat) yang memadai
3. Adanya ruang untuk 0.2 3 0.6
perawat atau nurse station
4. Perawat mampu 0.1 3 0.3
menggunakan peralatan
dengan baik
TOTAL 1 12 2,4
-Weakness
1. Bebrapa alat medis kurang 0.5 3 1.5
dan belum terpelihara
dengan baik
2. Masih dijumpai alat yang 0.5 3 1.5
belum dilengkapi dengan
petunjuk teknis manual
pengoprasian
3. Kurangnya handrub di 0.28 2 1.5
masing-masing tempat tidur
pasien
TOTAL 1 8 4,5

Ekternal Faktor (EFAS)


-Opportunity EFAS
1. Adanya pemeliharaan 0.6 3 1.8 (O-T)
sarana dan prasarana yang (2.8-2.3)
rusak dari bagian instansi 0.5
pemeliharaan sarana (IPS)
2. Adanya kesempatan 0.4 2.5 1
kesempatan untuk
menambah sarana prasarana
TOTAL 1 5.5 2.8
-Threathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0.4 2 0.8
masyarakat untuk
melengkapi sarana
prasarana
2. Semakin banyak rumah 0.3 2 0.6
sakit dengan berbagai
pengembangan sarana

41
prasarana
3. Masih ditemukan rendahnya 0.3 3 0.9
kesadaran pasien dan
keluarga untuk menjaga
sarana prasarana ruangan
TOTAL 1 7 2.3
3 Method (M-3)
1. MAKP
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Rumah sakit memiliki visi, 0.4 3.5 1.4 IFAS
misi, dan motto sebagai (S-W)
acuan melaksanakan (2.93-6.84)
kegiatan pelayanan -3.91
2. Ruangan memakai model 0.2 2.5 0.5
MAKP yaitu model Tim
Nursing
3. Ruangan memakai model 0.2 2.5 0.5
evaluasi SOAP yang sudah
sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit
4. Mempunyai standart asuhan 0.1 3 0.3
keperawatan
5. Mempunyai protap setiap 0.1 2.3 0.23
tindakan
TOTAL 1 13.8 2.93
-Weakness
1. Pelaksanaan model tim 0.37 2 2.28
belum berjalan sesuai
pembagian tim yang
seharusnya
2. Tenaga keperawatan / SDM 0.37 2.5 2.28
kurang dari kebutuhan
3. Jumlah perawat senior dan 0.25 2.4 6.68
terlatih masih sedikit
4. Banyak item pengkajian 0.25 2.4 0.9
yang belum di isi lengkap
5. Lembar kepuasan pasien 0.25 2.4 0.9
terkadang tidak dibagikan
TOTAL 1 11.7 6.84
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya mahasiswa profesi 0.3 3 0.9 (O-T)
ners yang praktek (2.65-2.4)
manajemen keperawatan 0.25
2. Ada kebijakan pemerintah 0.3 2 0.6
tentang profesionalisme
perawat

42
3. Adanya kebijakan rumah 0.4 2.5 1
sakit tentang pelaksanaan
MAKP
TOTAL 1 7.5 2.65
-Threathened
1. Persaingan antar rumah 0.3 2 2.65
sakit semakin ketat
2. Adanya tuntutan 0.3 2 0.6
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan
yang lebih professional
3. Makin tinggi kesadaran 0.2 3 0.6
masyarakat akan hukum
4. Kebebasan pers 0.2 3 0.6
mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi
didalam ruangan
kemasyarakatan
TOTAL 1 10 2.4
2. Sentralisasi Obat
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Semu perawat pernah 0.12 3.5 0.42 IFAS
berwenang mengurusi (S-W)
sentralisasi obat (3.65-2.7)
2. Adanya buku injeksi dan 0.2 3 0.6 0.93
obat oral bekerja sama
dengan farmasi di ruangan
3. Adanya lemari pendingin 0.12 4 0.48
khusus untuk penyimpanan
obat
4. Adanya pengecekan obat 0.2 4.5 0.9
pasien harian oleh farmasi
setiap harinya
5. Adanya SOP tentang pasien 0.2 4 0.8
safety
6. Sebagian perawat 0.12 3.5 0.42
memahami tentang
pemahaman obat health
alert
TOTAL 1 8 1
-Weakness
1. Penjelasan tentang 0.3 2.5 0.75
pemberian efek samping
obat belum optimal
2. Kurang lengkapnya sarana 0.3 2.5 0.75
dan prasarana sentralisasi

43
obat
3. Racikan dan pemberian obat 0.4 3 1.2
tidak sesuai dengan jam
shift 1 8 2.7
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya tuntutan pasien 1 4 4 (O-T)
untuk mendapatkan (6.7-3.12)
pelayanan yang professional 3.58
2. Ada pasien yang tidak 0.6 4.5 2.7
mengetahui dengan adanya
sentralisasi obat
TOTAL 1 8.5 6.7
-Threathened
1. Adanya tuntutan pasien 0.6 3.2 1.92
untuk mendapatkan
pelayanan yang professional
2. Terkadang ada pihak pasien 0.4 3 1.2
yang tidak mengetahui
dengan adanya sentralisasi
obat
TOTAL 1 6.2 3.12
3. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Kepala ruangan mendukung 0.5 4 2 IFAS
kegiatan supervise demi (S-W)
peningkatan mutu (6.4-2)
pelayanan keperawatan 4.4
2. Adanya hubungan 0.5 4.3 2.15
kerjasama antara kepala
ruangan dengan staff
3. Dilakukannya supervise 0.5 4.5 2.25
secara rutin untuk
menunjang kinerja perawat
dan staff
TOTAL 1 12.8 6.4
-Weakness
1. Belum memiliki format 1 2 2
yang baku dalam
pelaksanaan supervise
TOTAL 1 2 2
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya perbaikan kinerja 0.5 3.8 1.9 (O-T)
perawat klinik (2.95-2)
2. Adanya teguran dari kepala 0.3 2 0.6 0.94

44
ruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas
dengan baik
3. Adanya mahasiswa profesi 0.2 3 0.44
ners yang praktik
manajemen keperawatan
TOTAL 1 8.8 2.94
-Threathened
1. Tuntutan pasien pasien 0.5 2 1
sebagai konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang professional
2. Adanya persaingan 0.5 2 1
pemberian pelayanan
kesehatan antara tempat
pelayan kesehatan
TOTAL 1 4 2
4. Timbang Terima
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Kegiatan timbang terima 0.4 3.5 1.4 IFAS
dilakukan setiap hari tiga (S-W)
kali dengan mode SBAR (4.7-2.65)
2. Diikuti oleh seluruh perawat 0.3 3 0.9 2.05
yang telah dan akan dinas
3. Adanya klasifikasi, tanya 0.3 4 1.2
jawab, dan validasi terhadap
semua yang dioperkan
4. Setiap akan dilakukan 0.3 4 1.2
timbang terima diawali
dengan berdoa dan membaca
visi misi
TOTAL 1 14.5 4.7
-Weakness
1. Tidak semua sarana dan 0.5 2.5 1.25
prasarana pelayanan
keperawatan dilaporkan
pada saat kegiatan timbang 0.5 2.8 1.4
terima
2. Tidak ada perkenalan
perawat setiap timbang
terima 1 5.3 2.65
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya interaksi antara 0.4 3.3 1.32 (O-T)
pasien dengan perawat akan (3.12-2.5)
meningkatkan rasa 0.62

45
kepercayaan pasien terhadap
perawat
2. Adanya kerja sama yang 0.4 3 1.2
baik antara mahasiswa
dengan perawat ruangan,
sarana dan prasarana
penunjang cukup 0.2 3 0.6
3. Kebijakan rumah sakit
(bidang keperawatan)
tentang timbang terima 1 9.3 3.12
TOTAL
-Threathened 0.6 2.5 1.5
1. Meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pembei asuhan 0.4 2.5 1
keperawatan
2. Adanya tuntutan yang
lebihtinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang 1 5 2.5
profesional
TOTAL
5. Discharge Planning
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Perawat memberikan health 0.4 4 1.6 IFAS
education kepada pasien saat (S-W)
akan pulang dengan (5.3-3.5)
menggunakan Bahasa yang 1.8
mudah dimengerti oleh
pasien
2. Perawat bersedia melakukan 0.3 3.5 1.05
discharge planning untuk
pasien
3. Adanya surat kontrol 0.3 3.5 1.05
berobat 0.4 4 1.6
4. Perawat mengevaluasi
pemahaman pasien atau
keluarga dalam pemberian
pendidikan kesehatan
kepada pasien 1 15 5.3
TOTAL
-Weakness 0.5 4 2
1. Pemberian KIE tanpa
memberikan instrument
(leaflet) 0.5 3 1.5

46
2. Informasi yang disampaikan
saat discharge planning
kadang kurang mencakup
dengan apa yang dibutuhkan
oleh pasien 1 7 3.5
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Meningkatnya kepercayaan 0.5 3 1.5 (O-T)
pasien terhadap pasien (3-2.4)
2. Kemauan pasien atau 0.5 3 1.5 5.4
keluarga terhadap anjuran
perawat
TOTAL 1 6 3
-Threathened
1. Makin tingginya 0.6 2 1.2
pengetahuan dan kesadaran
pasien mengenai dunia
kesehatan
2. Adanya tuntutan pasien 0.5 3 1.2
sebagai konsumen akan
tenaga perawat yang
professional
TOTAL 1 5 2.4
6. Ronde Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Adanya kesempatan diri 1 4.5 4.5 IFAS
kepala ruangan untuk (S-W)
mengadakan ronde (4.5-2.68)
keperawatan pada perawat 1.82
dan mahasiswa yang praktik
manajemen sebagai role
mode
TOTAL 1 4.5 4.5
-Weakness
1. Keterbatasan waktu bagi 0.4 2.5 1
tenaga medis
2. Rinde keperawatan belum 0.6 2.8 1.68
menjadi kegiatan yang rutin
dan belum adanya jadwal
rencana pelaksanaan ronde
keperawatan dan belum
terbentuknya struktur tim
untuk ronde keperawatan
TOTAL 1 5.3 2.68
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS

47
1. Adanya kesempatan dari 0.5 3 1.5 (O-T)
kepala ruang dan perawat (3-3.3)
ruangan untuk mendapatkan -0.3
pelayanan yang professional
2. Adanya pelatihan atau 0.5 3 1.5
seminar tentang manajemen
keperawatan
TOTAL 1 6 3
-Threathened
1. Adanya tuntutan dari 0.4 3 1.2
masyarakat akan pelayanan
keperawatan yang
professional
2. Semakin ketatnya 0.6 3.5 2.1
persaingan antara rumah
sakit dalam memberikan
pelayanan 1 6.3 3.3
TOTAL
7. Dokumentasi Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Tersedianya sarana dan 0.4 3.5 1.4 IFAS
prasarana dokumentasi (S-W)
(administrasi) yang (3.2-3)
menunjang 0.2
2. Sudah ada sistem 0.3 3.5 1.05
dokumentasi keperawatan
menggunakan sistem PIE
dan evaluasi dengan
menggunakan SOAP
3. Adanya kesadaran perawat 0.3 2.5 0.75
akan tanggung jawab dan
tanggung gugat
TOTAL 1 9.5 3.2

-Weakness
1. Proses dokumentasi belum 0.5 3 1.5
dilakukan secara maksimal
seperti penulisan SOAP
yang kurang lengkap
2. Tulisan perawat dalam 0.5 3 1.5
pendokumentasian ada
beberapa yang masih sulit
dibaca oleh perawat lain
TOTAL 1 6 3
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya mahasiswa S1 0.4 3 1.2 (O-T)

48
Profesi keperawatan yang (3-2.75)
praktek management 0.25
keperawatan
2. Peluang perawat untuk 0.6 3 1.8
meningkatkan pendidikan
TOTAL 1 6 3
-Threathened
1. Tingkat kesadaran 0.5 3 1.5
mahasiswa akan tanggung
jawab dan tanggung gugat
semakin tinggi
2. Dokumentasi sebagai 0.5 2.5 1.25
tanggung jawab dan
tanggung gugat
TOTAL 1 5.5 2.75
8. Penerimaan Pasien Baru
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Teknik penerimaan 0.3 2 0.9 IFAS
pemberian PPBsecara lisan (S-W)
dan tertulis (2.1-4.5)
2. Menjelaskan persetujuan 0.4 4 1.2 -2.4
tindakan medis dan
keperawatan
TOTAL 1 5 2.1
-Weakness
1. Bebrapa perawat masih lupa 0.5 3 1.5
untuk memperkenalkan diri
kepada pasen
2. Kurang lengkapnya 0.5 3 1.5
informasi yang disampaikan
kepada keluarga pasien
terkait dengan tata tertib
rumah sakit, visitasi dokter,
dan objek vital RS (apotik,
masjid, pujasera)
3. Tidak adanya orientasi
ruangan ketika ada pasien 0.5 3 1.5
baru
TOTAL
1 9 4.5
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya mahasiswa profesi 0.4 3 1.2 (O-T)
ners yang praktik di ruangan (3-2.4)
2. Adanya kerjasama yang baik 0.6 3 1.8 0.2
antara mahasiswa
keperawatan yang praktik

49
dengan praktik klinik
TOTAL 1 6 3
-Threathened
1. Adanya tuntutan dari 0.3 3 0.9
masyarakat untuk pelayanan
keperawatan yang lebih
professional
2. Persaingan antara rumah 0.2 2 0.4
sakit yang semakin kuat
3. Kesadaran masyarakat yang 0.5 3 1.5
semakin tinggi mengenai
kesehatan
TOTAL 1 8 2.5
Marketing (M-5)
Internal Faktor (IFAS)
-Strength
1. Adanya standart mutu 0.3 3 0.9
pelayanan IFAS
2. Pemberian pelayan tanpa 0.2 3 0.6 (S-W)
mebeda-bedakan (2.4-2.8)
3. Adanya peningkatan 0.3 3 0.9 -0.4
keamanan obat (high alert
medications)
TOTAL 1 9 2.4
-Weakness
1. Tidak tersedianya leaflet 1 2.8 2.8
patient safety dan pemberian
KIE
TOTAL 1 2.8 2.8
Ekternal Faktor (EFAS)
-Opportunity EFAS
1. Adanya mahasiswa profesi 0.6 3 1.8 (O-T)
ners yang praktik (2.6-2.05)
manajemen keperawatan 0.55
2. Rumah Sakit Wiyung
Sejahtera yang telah 0.4 2 0.8
terakreditasi paripurna
TOTAL
-Threathened 1 5 2.6
1. Tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi mengenai 0.5 2 1
pelayanan keperawtaan yang
professional
2. Adanya persaingan antara
rumah sakit yang semakin 0.5 2.1 1.05
kuat
TOTAL
1 7 2.05

50
DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT
RUANG BLUE 2 RS WIYUNG SEJAHTERA PADA TANGGAL 19 APRIL 2022

51
52
BAB 4
PRIORITAS MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
PLAN OF ACTION PENYELESAIAN MASALAH MANAGEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG BLUE II
4.1. Prioritas Masalah
Tabel 4.1 Penentuan Prioritas Masalah
No Metode IFAS EFAS Prioritas Kondisi
1 Ronde Keperawatan 1.82 -0.3 1 Agresif
2 M3 -3.91 0.25 2 Agresif
3 Penerimaan Pasien Baru -2.4 0.2 3 Agresif
4 M2 -1.71 0.5 4 Agresif
5 Dokumentasi Keperawatan 0.2 0.25 5 Agresif
6 M5 0.4 0.55 6 Agresif
7 Sentralisasi Obat 0.93 3.58 7 Agresif
8 Discharge Planning 1.8 0.6 8 Turn Arround
9 Timbang Terima 2.05 0.62 9 Agresif
10 M1 3.89 1 10 Turn Arround
11 Supervisi 4.4 0.94 11 Diversifikasi

53
4.2.......................................................................................................................Perencanaan Plan of Action (POA)
Tabel 4.2 Perencanaan Plan of Action (POA)
No Problem Tujuan Kegiatan Indicator Keberhasilan Waktu PJ
1 M1 (Ketenagaan) Optimalnya Memberi masukan untuk 1) Perawat Minggu ke 1 Noviyanto
1) Beberapa perawat belum peran perawat memaksimalkan tugan memperkenalkan diri sampai Eka Putra
secara kontinu dalam dengan menunjuk sebelum melakukan minggu ke 3
dalam memperkenalkan mengelola penanggung jawab per job tindakan Shitf pagi:
diri ke pasien. pasien disk atau setiap kegiatan 2) Perawat menjelaskan 07.00 WIB
2) Masih ruangan serta memberi tindakan yang akan Shift sore:
ditemukan beberapa reward kepada perawat dilakukan 14.00 WIB
perawat yang belum yang berprestasi 3) Perawat tidak terjebak Shift malam:
menjelaskan tujuan dalam rutinitas. 21.00 WIB
tindakan perawatan yang
akan dilakukan
3) Beberapa perawat sering
terjebak dalam rutinitas
pekerjaan
2. M2 (Sarana dan Pra Alat medis Memberi ceklist 1) Alat medis terpelihara Minggu ke 1 Nadia Dwi
Sarana) terpelihara dan perawatan alat medis agar dengan baik sampai Saputri
1. Beberapa alat medis dapat mempermudah 2) Alat medis dilengkapi minggu ke 4
kurang dan belum digunakan identifikasi peralatan yang dengan petunjuk
terpelihara dengan baik. rusak atau kurang teknis
2. Masih dijumpai alat yang terpelihara untuk di
belum dilengkapi dengan perbaiki oleh IPS serta
petunjuk teknis manual membantu membersihkan
pengoprasian dan memelihara alat
3. M3 (Metode)

54
a. Penerapan Metode
MAKP Diadakan diskusi MAKP model tim Minggu ke 1 Nur
Pelaksanaan model tim Perawat tentang setiap berjalan dengan baik sampai minggu Aditya
belum berjalan sesuai memahami hambatan yang ada dalam ke 4 Ramadani
pembagian tim yang mengenai penerapan MAKP,
ditentukan pengertian diantaranya pembagian
MAKP peran dan tugas, dll
b. Sentralisasi Obat
1. Kurang lengkapnya Tersedianya Mengusulkan Penjelasan terkait obat Minggu ke 1 Nanda
sarana dan prasarana format inventarisasi keperluan kegunaan jumlah dan efek sampai minggu Ilvy
sentralisasi obat persetujuan penunjang sentralisasi obat diharapkan optimal ke 4 Nurdiana
2. Belum lengkapnya sentralisasi obat termasuk format terlengkapinya tindakan
peralatan pendukung obat untuk persetujuan dan membuat keperawatan
tindakan keperawatan pasien rincian teknis sentralisasi
sentralisasi obat obat

c. Supervisi
1. Belum memiliki format Terlaksananya 1. Terdokumentasinya Minggu ke 1 Nur Atira
yang baku dalam supervisi yang Memberikan urulan supervise yang baik sampai minggu
pelaksanaan supervisi optimal kepada kepala ruangan 2. Adanya format ke 4
untuk membuat jadwal supervise yang baku
2. Tidak adanya penilaian Terciptanya supervise secara rutin diruangan untuk setiap
individu saat pelaksaan program kerja adanya penilaian individu tindakan keperawatan
supervisi dan tindak dan uraian dan tindak lanjut setelah
lanjut setelah supervisi yang jelas supervise
sesuai standar
yang telah
ditetapkan

55
d. Timbang Terima
1. Tidak semua sarana dan Pelaksanaan Adanya Setiap Musarrofah
prasarana timbang terima Mengusulkan penyediaan pendokumentasian atau pertukaran
pelayanan keperawatan terkonsep buku khusus untuktimbang buku timbang terima shift
dilaporkan pada saat dengan baik terima dan kelengkapan
kegiatan timbang terima serta dapat
tanda tangan diakhir
2. Timbang terima belum berjalan secara
menggunakan buku optimal pada timbang terima
laporan harian atau buku setiap
khusus untuk catatan pergantian sift
timbang terima serta
belum adanya tanda
tangan di akhir proses
timbang terima sebagai
pertanggungjawaban dari
perawat yang selesai
bertugas ke perawat yang
akan bertugas.
e. Discharge Planning Untuk Membuat brosur atau 1. Terlengkapinya Saat discharge Novia
1. Tidak ada pemberian memberikan leaflet tentang penyakit brosur untuk pasien planning Wahyu F
leaflet/brosur untuk pasien pendidikan yang dialami pasien. Terpenuhinya
2. Informasi yang secara tertulis
informasi
disampaikan saat discharge
planning
terkadang kurang mencakup
dengan apa yang dibutuhkan
oleh pasien
f. Ronde Keperawatan

56
1. Keterbatasan waktu bagi 1) Agar Menyararankan kepada 1) Tersedianya waktu Minggu ke 1 Nadiva
tenaga medis dibentuknya kepala ruangan agar tenaga mdis dan 4 Rifianti
2. Ronde keperawatan tim ronde membentuk tim dan 2) Terlaksananya ronde
belum menjadi kegiatan keperawatan jadwal ronde
keperawatan.
yang rutin dann belum diruang keperawatan yang akan
adanya jadwal rencana bougenvile4 menunjang mutu dan
pelaksaan ronde saat pelayanan asuhan
keperawatan dan belum keperawatan saat
terbentuknya struktur tim terdapat terdapat masalah
untuk ronde keperawatan. masalah khusus pada pasien
khusus
pada
pasien
2) Ronde
keperawatan
dapat
terlaksana
sdengan
teratur
h. Penerimaan Pasien
Baru Kegiatan Mengusulkan kepada Informasi yang Dilakukan Nur Aditya
1. Beberapa perawat masih penerimaan kepala ruangan supaya didapatkan keluarga setiap ada Ramadani
lupa untuk pasien baru pasien baru
perawat mengorientasi pasien tercukupi
memperkenalkan diri dapat
kepada pasien dilakukan pasien dan keluarga
2. Kurang sesuai dengan pasien
lengkapnya informasi standard dan
yang prosedur yang

57
disampaikan benar
kepada keluarga pasien
terkait dengan tata tertib
Rumah sakit, visitasi
dokter, dan objek vital RS
(Apotik, Masjid, Pujasera,
dll)
M5 (Marketing) Pelaksanaan Menyediakan leaflet Perawat dan mahasiswa Minggu ke-1 Novianto
Tidak tersedianya leaflet patient safety patient safety mampu melakukan sampai minggu Eka Putra
patient safety dapat dilakukan tindakan patient safety ke- 4
secara optimal kepada pasien di ruangan
Sesuai
prosedur yang
benar

58
4.3. Rencana Strategi dan Operasional
4.3.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum,
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
a. Ketua : Noviyanto Eka Putra
b. Wakil Ketua : Musarrofah
c. Sekretaris : Novia Wahyu Febrianti
d. Bendahara : Nanda Ilvy Nurdiana
e. Penanggung Jawab MAKP : Noviyanto Eka Putra
f. Penanggung Jawab Timbang Terima : Musarrofah
g. Penanggung Jawab Penerimaan Pasien Baru : Nur Aditya Ramadani
h. Penanggung Jawab Discharge Planning : Novia Wahyu Febrianti
i. Penanggung Jawab Supervisi : Nur Atira
j. Penanggung Jawab Ronde Keperawatan : Nadiva Rifianti
k. Penanggung Jawab Dokumentasi Keperawatan : Nadia Dwi Saputri
l. Penanggung Jawab Sentralisasi Obat : Nanda Ilvi Nurdiana
m. Koordinator Penyuluhan : Nur Atira
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Assosiate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
model asuhan keperawatan profesional di ruangan.
4.3.2 Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan pendekatan
analisa SWOT, maka kelompok praktik klinik manajemen keperawatan
diruang Blue 2 Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya menerapkan
model asuhan keperawatan profesional yaitu primary nursing.
Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu model
praktik keperawatan profesional dimana perawat bertanggung jawab

59
penuh terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.
Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing.
Diagram 4.1 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing
dalam menerapkan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan :
1. Kelebihan
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b. Perawat primer mendapat akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan kemungkinan dan pengembangan diri. Pasien merasa
diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu
c. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan proteksi, informasi dan advokasi (gillies,
1989).
2. Kekurangan
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin profesi

60

Anda mungkin juga menyukai