Anda di halaman 1dari 201

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP PARIKESIT RSUD PANEMBAHAN


SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh Kelompok III

1. Aris Murniati, S.Kep 24211502


2. Aulia Rahmawati, S.Kep 24211509
3. Dhea Ayu Ambarukma, S.Kep 24211508
4. Fitri Paolinur, S.Kep 24211506
5. Irmalianti, S.Kep 24211510
6. Lisa Febriani, S.Kep 24211511
7. Muh. Robi Pirman Sidik, S.Kep 24211503
8. Osa Puspita Dewi, S.Kep 24211507
9. Siti Sundari 24211512
10. Yesita Nurdiasti, S.Kep 24211504
11. Yeti Magdalena M. W. A, S.Kep 24211505

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXVII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022

1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
PROFESI NERS ANGKATAN XXVII

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “Laporan Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap


Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta” guna memenuhi tugas
kelompok Stase Manajemen Keperawatan STIKes Surya Global
Yogyakarta Tahun 2022

Yogyakarta, September 2022


Mengetahui,

Sub. Koord. Kelp Subst Kepala Ruang Rawat Inap


Keperawatan Dan Kebidanan Parikesit RSUD Panembahan
Senopati

Rohayati Masitoh, S.Kep., MM


Aris Murniati, S.Kep

Pembimbing Akademik Stase Manajemen Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global
Yogyakarta

Muskhab Eko Riyadi, S.Kep., Ns., M.Kep

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini yang
berjudul “Laporan Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.
Adapun penyusunan tugas ini, sehubungan dengan pemenuhan tugas
kelompok yaitu presentasi kasus stase manajemen keperawatan yang dibimbing
oleh Rohayati Masitoh. S.Kep., M.M selaku pembimbing klinik dan bapak
Muskhab Eko Riyadi. Kep., Ns., M. Kep., selaku dosen pembimbing akademik di
RSUDPanembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya, dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai update ilmu terkait manajemen keperawatan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan ulasan demi
perbaikan laporan yang telah kamibuat. Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Akhir kata tim penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
pembimbing klinik dan pembimbing akademik, karena berkat bimbingan
beliaulah kami bisa menyelesaikan laporan ini.

Yogyakarta, September 2022

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................................9
C. Tujuan..................................................................................................................10
D. Manfaat................................................................................................................11
E. Cara Pengumpulan Data.......................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................13
A. Kerangkan Konsep, Fislosiofi, Visi, Misi, Dan Tujuan Pelayanan
Keperawatan.........................................................................................................13
B. Konsep Dasar Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP).......................18
C. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan.....................................20
D. Kegiatan MPKP....................................................................................................25
E. Pengkajian Manajemen Pelaksanaan Profesional (MPKP)...................................38
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN PERENCANAAN...............................................85
A. Profil dan Gambaran Umum RSUD Panembahan Senopati.................................85
B. Unsur Input..........................................................................................................97
C. Unsur Proses.......................................................................................................114
D. Unsur Ouptut......................................................................................................196
BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI..............................................................185
A. Belum tersedianya SAK (Standar Asuhan Keperawatan) berdasarkan 10 besar
penyakit dalam 3 bulan terakhir di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul..................................................................................................185
B. Kepatuhan Terhadap 5 Moment Cuci Tangan....................................................187
C. Kegiatan Pre Conference dan Post Conference..................................................189
D. Kegiatan Komunikasi Teraupetik.......................................................................191
E. Kegiatan Pelaksanaan Meeting Morning............................................................193
F. Kegiatan Pelaksanaan Operan Jaga....................................................................195
BAB V PENUTUP.........................................................................................................197
A. Kesimpulan........................................................................................................197
B. Saran...................................................................................................................197

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam


memasuki abad ke-21 ini. Perubahan tersebut sebagai dampak dari
perubahan sosial-politik-ekonomi, kependudukan serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga perubahan membawa
implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan kesehatan dan sebagai
tantangan bagi tenaga kesehatan Indonesia dalam proses profesionalisasi
(Nursalam, 2016). Pelayanan kesehatan yang berkualitas di dukung oleh
sumber-sumber yang memadai antara lain sumber daya manusia, standar
pelayanan dan fasilitas. Sumber-sumber yang tersedia di manfaatkan
sebaik-baiknya agar berdaya guna, sehingga tujuan institusi penyelenggara
pelayanan dapat tercapai dengan kualitas tinggi (Depkes RI, 2015).
Premenkes no 73 Tahun 2021 RSUD tentang Panembahan Senopati
BantulProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagai rujukan pertama
untuk tingkat Kabupaten Bantul dan pendukung penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang direktur yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
sekretaris daerah. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan
Kesehatan di RSUD, penyusunan program dan pengendalian RSUD,
penyelenggaraan pelayanan pencegahan, pengobatan, penyembuhan dan
pemulihan Kesehatan perorangan sesuai dengan standar pelayanan RSUD,
pelaksanaan pelayanan rujukan, penyelenggaraan Pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan Kesehatan, penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi bidang Kesehatan,
penyelenggaraan urusan hukum dan pemasaran RSUD, serta pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan dinas sesuaidengan tugas dan fungsinya.
Terdapat berbagai macam ruang pelayanan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul salah satunya adalah ruang rawat inap yaitu diantaranya:

5
ruang melati, ruang anggrek, ruang teratai, ruang asoka (ICU), ruang
alamanda, ruang mawar, ruang mawar WK edelweys, ruang flamboyant,
ruang nusa indah, ruang cempaka, ruang bakung, ruang gabung, ruang
bougenvile, ruang dahlia, ruang kemoterapi dan HCU. Premenkes no 73
Tahun 2021.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan secara keseluruhan bahkan merupakan salah satu
faktorpenentu terhadap peningkatan mutu pelayanan dan citra kesehatan.
Hal ini dapat dipahami karena perawat merupakan individu yang
berhubungan langsung dengan pasien selama 24 jam dalam masa
perawatan. Keperawatan sebagai sebuah profesi dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan moral
(Nursalam, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka pelayanan keperawatan
secara organisatoris, administratif, dan teknis fungsional tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dengan
demikian pelayanan kesehatan perlu dikelola secara professional sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra kesehatan, oleh karenanya kualitas pelayanan
keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.
Dengan memperhatikan hal tersebut maka proses manajemen yang baik
perlu juga diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga
dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan
tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati (Nursalam, 2016).
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan saling bergantung saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,

6
praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalisasi. Kedaan ini akan bisa dicapai apabila perawat Indonesia
menguasai pengelolaan keperawatan secara professional saat ini dan yang
akan datang (Nursalam, 2016).
Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu ada
suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman
bagi pelayanan keperawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana
tindak lanjut sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang
diharapkan. Di dalam rumah sakit kepala ruang adalah pimpinan yang
langsung membawahi perawat pelaksana, danpelaksanaan tugas perawat di
ruang rawat inap merupakan suatu unsur proses dalam manajemen rumah
sakit. Unsur proses di dalam manajemen sangat berpengaruh terhadap
output/keluaran rumah sakit. Rumah sakit merupakan proses, tetapi antara
kepala ruang dengan pelaksanaan tugas perawat akan saling berpengaruh
terhadap keberhasilan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana
proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan
terhadap mayoritas tenaga dari pada seorangpegawai, maka setiap tahapan
di dalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
Berdasarkan uraian di atas pelayanan keperawatan sebagai inti
pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan yang kontribusi perawatannya dapat membentuk
praktek keperawatan. Perkembangan praktek keperawatan ditentukan oleh
tehnik manajemen dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Manajemen
keperawatan merupakan komunikasi efektif yang menjamin semua tingkat
pekerjaan, mengetahui misi atau tujuan, filosofi dan sasaran khusus dari

7
institusi dan divisi keperawatan. Manajemen keperawatan sebagai suatu
pelayanan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai planning, organizing,
aktuating dan controlling.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2016), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional di mana tim keperawatan dikelola
dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan
yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif yang
menjamin semua tingkat pekerjaan, mengetahui misi atau tujuan, filosofi
dan sasaran khusus dari institusi dan divisi keperawatan. Manajemen
keperawatan sebagai suatupelayanan profesional dimana tim keperawatan
dikelola dengan pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai planning,
organizing, actuating dan controlling. Perawat sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, dituntut untuk memilikikemampuan manajerial yang
tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan
kebutuhan klien. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai
cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan
keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran
dilahan praktek. (Nursalam, 2016).
Kemampuan manajerial keperawataan dapat dimiliki melalui
berbagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan
meningkatkan ketrampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui

8
pembelajaran dilahan praktek. Untuk itu akan dikembangkan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP). Hal ini dimaksudkan agar
rumah sakit dapat berperan optimal sebagai fasilitas kesehatanpertama
(top referral) pelayanan kesehatan. Pelayanan prima keperawatan
dikembangkan dalam bentuk Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum
lain. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan saling bergantung saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas (Hartanto, 2009)
Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XXVII STIKes Surya Global
Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul, dengan arahan dari pembimbing akademik maupun
dari pembimbing lapangan. Dengan adanya praktek dilapangan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang sudah didapat
dan mampu mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Proses pelaksanaan praktik mahasiswa profesi ners STIKes Surya
Global Yogyakarta stase Manajemen Keperawatan yang dilaksanakan
di Ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul yang
bertempat di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Area Sawah, Trirenggo,
Kec. Bantul, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55714. Proses
ini berlangsung selama 4 minggu mulai tanggal 15 Agustus 2022 – 10
September 2022. Adapun kegiatan yang akan kami lakukan selama 4
minggu di RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu mengobservasi
sistem manajerial di Ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati

9
Bantul membuat rencana dari hal pengkajian yang telah didapat,
mengimplementasikan dan mengevaluasi tindakan yang telah di
lakukan.
C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu
secara luring di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan
konsep dan keterampilan manajamen serta gaya atau model
kepemimpinan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu
secara luring di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul,
mahasiswa mampu:
a. Melakukan analisa tentang gambaran umum di ruang rawat inap
RSUDPanembahan Senopati Bantul
b. Melakukan analisa aspek manajemen di ruang rawat RSUD
Panembahan Senopati Bantul yang meliputi unsur input, proses,
dan output.
c. Mengidentifikasi, menganalisa serta menetapkan masalah dan
prioritas masalah.
d. Mengidentifikasi alternative pemecahan masalah serta menyusun
rencanakegiatan/POA berdasarkan prioritas masalah.
e. Mengorganisasi kegiatan berdasarkan perencanaan yang
ditetapkan.
f. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan
yang telahdisusun sesuai prioritas.
g. Melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian dalam upaya
pencapaian hasil yang optimal.
h. Menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi.

10
D. Manfaat
1. Bagi Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Praktek manajemen keperawatan ini dapat menambah khasanah
pengetahuan khususnya dalam lingkup manajemen keperawatan
dengan memberikan gambaran pengetahuan kepada perawat tentang
MPKP dan memotivasi perawat dalam melaksanakan MPKP di Ruang
Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Bagi Perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dapat membantu memberikan referensi serta pengetahuan dalam
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan teori yang telah didapat kedalam
lingkup kerja yang sebenarnya.
E. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan, keadaan inventaris ruangan, asuhan keperawatan
yang langsung dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada koordinator perawat ruang rawat
inap Parikesit, perawat primer, perawat pelaksana, keluarga pasien
untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
3. Angket / Kuisioner
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap
asuhan keperawatan, penerapan standar asuhan keperawatan dan
pelaksanaan Model Praktek Keperawatan Profesional.

11
F. Kategori Penilaian

Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan dilakukan


penilaian dengan menggunakan persentase lalu ditafsirkan dengan kalimat
kualitatif berdasarkan kriteria Arikunto (2013) yaitu : kriteria sangat baik
(76- 100%), baik (56-75%), cukup/kurang (21-55%), sangat kurang (1-
20%).
G. Peserta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Surya Global Yogyakarta yang sedang menjalani tahap
pendidikan profesi ners angkatan XXVII stase manajemen keperawatan
periode 15 Agustus 2022 – 10 September 2022 di Ruang Inap Parikesit
RSUD Panembahan Senopati Bantul,
Dengan anggota :
1. Aris Murniati, S.Kep 24211502
2. Aulia Rahmawati, S.Kep 24211509
3. Dhea Ayu Ambarukma, S.Kep 24211508
4. Fitri Paolinur, S.Kep 24211506
5. Irmalianti, S.Kep 24211510
6. Lisa Febriani, S.Kep 24211511
7. Muh Robi Pirman Sidik, S.Kep 24211503
8. Osa Puspita Dewi, S.Kep 24211507
9. Siti Sundari, S.Kep 24211512
10. Yesita Nurdiasti, S.Kep 24211504
11. Yeti Magdalena M. W. A, S.Kep 24211505

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangkan Konsep, Fislosiofi, Visi, Misi, Dan Tujuan Pelayanan
Keperawatan
Kerangka konsep, keyakinan dasar, filosofi, visi, misi, dan tujuan
keperawatan merupakan landasan pelaksanaan kegiatan keperawatan,
pedoman untuk pengambilan keputusan dan dasar dalam
evaluasikeberhasilan upaya yang telah dilakukan.
1. Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan
a. Manusia
Dalam manajemen partisipatif, individu/keluarga/masyarakat
adalahyang diberi pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan
tugas keperawatan yang terorganisir, terarah, terkoordinasi dan
terintegrasi dalam rentang kendali yang memadai.
b. Perawat Atau Keperawatan
Tenaga keperawatan baik dari tingkat manajerial puncak,
menengah maupun bawah, pelaksana keperawatan yang berada
dalam rentang komunikasi dan kendali, bekerjasama untuk
memberikan pelayanan keperawatan, sesuai dengan standar praktik
keperawatan serta melaluiupaya penunjang selama berinteraksi,
interdependensi, dan kolaborasi dengananggota tim kesehatan lain.
c. Kesehatan
Kisaran hasil pelayanan kesehatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga dan masyarakat
melalui upaya pencegahan, penyembuhan, peningkatan dan
pemulihan.
d. Lingkungan
Area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama
pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan
menjelang pulang.(Nursalam, 2016).

13
2. Filosofi Keperawatan
Filosofi manajemen keperawatan merupakan keyakinan yang
dimiliki oleh tim keperawatan yang mempunyai tujuan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dalam pembagian
kerja, koordinasi dan evaluasi (Julianto, 2013). Adapun filosofi
manajemen keperawatan yaitu tim keperawatan meyakini bahwa :
a. Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok
b. Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama bidang
keperawatan
c. Meningkatkan mutu kinerja keperawatan, berarti juga meningkatkan
pelayanan keperawatan
d. Pendidikan berkelanjutan sangat perlu untuk meningkatkan
pengetahuan keperawatan bagi pelaksanaan dan pengelola dan
merupakan tanggung jawabbidang keperawatan
e. Keperawatan adalah proses keperawatan individual yang membantu
danmenunjang pasien melalui perubahan tingkat kesehatan sehingga
mencapai keadaan fungsi yang optimal
f. Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat
untuksetiap tindakan keperawatan yang diberikan
g. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan
keperawatan yangbermutu
h. Perawat adalah advokat pasien yang berpartisipasi melalui fungsi
komunikasi dan koordinasi segala tindakan keperawatan dan pasien
serta keluarga harus dilibatkan mulai perencanaan sampai evaluasi.
i. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga dalam upaya meningkatkanfungsi yang optimal,
dan perencanaan pulang adalah proses transisi dari rumah sakit ke
komunitas merupakan bagian integral dari perencanaan perawatan
pasien (Werdati,2017).
3. Visi dan Misi Keperawatan
Dengan pemahaman visi dan misi diharapkan setiap kegiatan
keperawatan, akan mengarah kepada pelaksanaan visi dan misi tersebut

14
(Nursalam, 2016).
4. Tujuan Pelayanan Keperawatan
Tujuan pelayanan keperawatan memiliki pernyataan konkrit dan
spesifik dalam pelayanan keperawatan yang mempunyai kegunaan
untuk menetapkan prioritas dalam kegiatan sehingga dapat dapat
mencapai serta mempertahankan visi, misi, serta filosofi yang diyakini
(Fauzi dkk, 2013).
5. Lingkup Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam 2016 ruang lingkup manajemen keperawatan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di dalam rumah sakit dikelola oleh bagian
ataubidang keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial
yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak semua orang yang memiliki kedudukan dalam manajemen
berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa factor yang dimiliki oleh
seorang pimpinan agar penatalaksanaan kegiatan dapat berhasil
dengan baik.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan adalah :
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Keterampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen di
dalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atau evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal
dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat menentukan

15
setepat mungkin dengan berdasar pada pengalaman lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa
datang. Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data,
memvalidasi, menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai
individu yang unik.
Perencanaan atau intervensi keperawatan dibuat setelah perawat
mampumemformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih
metodekhusus, memilih dari sekumpulan tindakan alternative untuk
menolong pasien mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan
yang optimal. Semua kegiatan keperawatan menggunakan sumber-
sumber yang tersedia melalui penetapan tujuan jangka panjang
dan jangka pendek
Penerapan rencana intervensi keperawatan merupakan langkah
berikut dalam proses keperawatan. Implementasi rencana asuhan
keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong,
mengobservasi, dan mendidik personil keperawatan yang terlibat
dalam asuhan pasien tersebut. Pemantauan yang terus menerus
terhadap personil keperawatan dan pasien termasuk evaluasi
tingkah laku dan pendidikan merupakan supervise keperawatan yang
penting.
Evaluasi adalah langkah keempat dalam proses keperawatan
merupakan pertimbangan sistematis dari standar dan tujuan yang
dipilih sebelumnya disbanding dengan penerapan praktik yang
actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan
asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang
diidentifikasi sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai oleh
perawat, pasien, dan keluarga.
Proses keperawatan ini berlangsung terus menerus dilakukan
oleh paraperawat melalui metode penugasan yang telah ditetapkan
oleh para pimpinan keperawatan. Para pimpinan keperawatan
terlibat dalamproses manajerial yang melibatkan berbagai fungsi

16
manajemen dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang
memadai sesuai dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.
6. Strategi Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Masa Datang
Untuk mengurangi kendala dan permasalahan yang timbul sebagai
akibat dari perubahan peran, fungsi, dan tanggung jawab manajer
keperawatan dimana diperlukan suatu pendekatan dari sentralisasi ke
desentralisasi, maka manajemen partisipatif merupakan salah satu
metodeyang baik yang dapat dipilih. Manajemen partisipatif dibentuk
juga berdasarkan kerangka kerja praktek professional yang menghargai
kebebasan, mempertahankan dukungan, harapan yang jelas, sumber
daya yang memadai dan situasi organisasi yang terbuka yang dapat
menciptakan hubungan kerja dan lingkungan yang baik dan harmonis
dan memberi kesempatanberdasarkan saling memperercayai.
Siklus kepercayaan dapat dilihat seperti gambar berikut:

soladritas

Saling mengerti dan menerima


Nilai nilai individu

Keterlibatan dalam mengambil keputusan Komunikasi terbuka

Gambar 2.1 Siklus Kepercayaan (O’grady, 1986)


Alam suatu manajemen yang baik, keterbukaan antara
individu yang terlibat merupakan kunci sukses dalam
menentukan prioritas dan menerima perubahan. Dengan
keterbukaan, keterlibatan di setiap tingkatan manajerial
keperawatan akan dapat menghasilkan pembuatan keputusan

17
yang tepat.

B. Konsep Dasar Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
professional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan
jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai derajat
ketergantungan klien. Penerapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien
menjadi hal penting,karena bila jumlah perawat tidak sesuai denganjumlah
tenaga yang dibutuhkan, tidak memiliki waktu bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (Sitorus, 2011). Selain jumlah, perlu
ditetapkan pada jenis tenaga yaitu PP (Perawat Primer) dan PA
(PerawatAnggota), sehingga peran dan fungsi masing masing tenaga sesuai
dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek
struktur ditetapkan juga standar renpra, yaitu pada setiap ruangrawat inap
sudah tersedia standar renpra,berdasarkan diagnosa medis, dan atau
berdasarkan system tubuh. Pada aspek proses,ditetapkan penggunaan
metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim
keperawatan primer) (Sitorus, 2011).
Selain jumlah, perlu ditetapkan pada jenis tenaga yaitu PP (Perawat
Primer) dan PA (Perawat Anggota),sehingga peran dan fungsi masing
masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab
yang jelas. Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra,artinya pada
setiap ruang rawat telah tersedia standar renpra, berdasarkan diagnosa
medis, dan atau berdasarkan system tubuh. Pada aspek proses,ditetapkan
penggunaan metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode
tim keperawatan primer) (Sitorus, 2011).
Lima subsistem dalam pengembangan MPKP (Hoffart dan Woods
dalam Sitorus, 2011) adalah sebagai berikut :

18
1. Nilai-nilai professional sebagai inti model
Pada model ini, PP (perawat primer) dan PA (perawat anggota)
membangun kontrak dengan pasien/keluarga, menjadi partner dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi
renpra, PP (perawat primer) mempunyai otonomi dan akuntabilitas
guna mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk
tindakan yangdilakukan oleh PA (Perawat Anggota). Hal ini berarti PP
(Perawat Anggota). memiliki tanggung jawab membina performa PA
(Perawat Anggota). guna melakukan tindakan berdasarkan nilai– nilai
professional (Sitorus, 2011).
Nilai–nilai professional digariskan dalam kode etik keperawatan
(Sitorus,2011) :
a. Hubungan perawat klien
b. Hubungan perawat dan praktek
c. Hubungan perawat dan masyarakat
d. Hubungan perawat dan teman sejawat
e. Hubungan perawat dan profesi
2. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, dimana terdapat
garis koordinasi yang jelas antara PP (Perawat Primer) dan PA
(Perawat Anggota). Performan PA dalam satu tim menjadi tanggung
jawab PP (Perawat Primer). Dengan demikian PP (Perawat Primer)
adalah seorang manager asuhan keperawatan. Sebagai seorang
manajer, PP (Perawat Primer) harus dibekali kemampuan manajemen
dan kepemimpinan sebagai PP (Perawat Primer) dapatmenjadi manajer
yang efektif dan pemimpin yang efektif. Metode pemberian asuhan
keperawatan modifikasi metode keperawatan primer (Sitorus, 2011).
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah
modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra
dapat ditetapkan oleh PP (Perawat Primer), dan PA (Perawat Anggota)

19
akan mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari dan membuat
modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan pasien (Sitorus, 2011).

4. Hubungan Profesional
Hubungan antar professional dilakukan oleh PP (Perawat Primer),
dimana PP (Perawat Primer) yang paling mengetahui perkembangan
kondisi pasien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi
yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medis
(Sitorus, 2011).
5. Sistem Kompetensi dan Penghargaan
PP (Perawat Primer) dan timnya berhak atas kompetensi serta
penghargaanuntuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan
yang professional. Kompensasi serta penghargaan yang diberikan
kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan
penghargaan berdasarkan prosedur (Sitorus, 2011).
C. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan

Klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan


berdasarkan teori D’Orem: Self Care Defisit berdasarkan kriteria sebagai
beriku :
Table 2.1
Klasifikasi Derajat Ketergantungan Menurut Orem
No. Klasifikasi dan Kriteria
1. Minimal Care
Klien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri/mandi sebagian denganbantuan
d. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
e. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
f. Status psikologis stabil
g. Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
h. Operasi ringan
2. Personal Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik dan turun tempattidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan makan (disuapi)

20
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk bantuan BAB dan BAK (tempat tidur kamar mandi)
2. Post op minor (24jam)
3. Melewati fase akut dari post op mayor
4. Fase awal dari penyembuhan
5. Observasi tanda – tanda vital setiap 4 jam
6. Gangguan emosional ringan
3. Total Care
1. Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan
memerlukan waktu perawatan lebih lama
2. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi
3. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi
4. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
5. Membutuhkan bantuan makan (disuapi)
6. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
7. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
8. Memutuhkan bantuan untuk bantuan BAB dan BAK (tempattidur, kamar mandi).
9. 24 jam post op mayor
10. Pasien tidak sadar
11. Keadaan klien tidak stabil
12. Observasi TTV setiap kurang dari 1 jam
13. Perawatan luka bakar
14. Perawatan kolostomi
15. Menggunakan alat bantu pernafasan (respirator)
16. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
17. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
18. Menggunakan WSD
19. Fraktur/pasca operasi tulang belakang atau leher Gangguan emosional berat, bingung
dan disorientasi

a. Klasifikasi ketergantungan pasien menurut Depkes (2014), ada 4


kategori,masing masing memerlukan waktu :
1) Asuhan Keperawatan minimal : 2 jam /24 jam
2) Asuhan Keperawatan sedang : 3,08 /24 jam
3) Asuhan Keperawatan agak berat : 4,15 /24 jam
4) Asuhan Keperawatan maksimal: 6,16 /24 jam
b. Keterangan tentang kategori asuhan keperawatan :
1) Asuhan keperawatan minimal, kriterianya sebagai berikut :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b) Makan dan minum dilakukan sendiri
c) Ambulasi dengan pengawasan

21
d) Observasi tanda tanda vital dilakukan setiap shift
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2) Asuhan keperawatan sedang
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b) Observasi tanda tanda vital setiap 4 jam
c) Ambulasi dibantu,pengobatan lebih dari sekali
3) Asuhan keperawatan agak berat
a) Sebagian besar aktifitas dibantu
b) Observasi tanda tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali
c) Terpasang infus
d) Pengobatan lebih dari sekali
e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4) Asuhan keperawatan maksimal
a) Segala aktifitas diberikan oleh perawat
b) Posisi diatur, observasi tanda tanda vital setiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, terapi intravena
d) Penanganan suction
e) Gelisah / disorientasi
c. Penghitungan Tenaga Perawat Menurut Depkes (2014) :
i. Jumlah tenaga keperawatan yang bertugas
A = jumlah tenaga keperawatan bertugas di ruang / hariJumlah
efektifperawat
ii. Jumlah tenaga keperawatan yang libur
B = jumlah tenaga hari libur mgg/thn + jmlh harilibur besar/tahun
Jumlah hari kerja/ tahun
iii. Tugas non Keperawatan(A + B ) x 25 %
iv. Jumlah tenaga keperawatan yangdiperlukanA + B + C = D
d. Menurut Depkes (2014) jumlah tenaga yang dibutuhkan di ruangan
adalah: (D + 1 kepala ruang + 2 PP + 2 orang pramusaji)
e. Ketenagaan menurut Gilies (2008)

22
Jumlah ketenagaan perawat yang dibutuhkan (X) di ruangan rawat
dapat dilihat dengan aspek kapasitas ruangan, BOR, jumlah jam efektif
perawatan dan hari libur perawatdalam satu tahun dengan rumus :
X = ( BOR x TT ) x jam efektif x hari dalam satu tahun
(hari dalam satu tahun – hari libur ) x 7
f. Sedangkan untuk menentukan jam efektif perawatan secara khusus
dapat dikategorikan :
1) Minimal Care membutuhkan waktu 1- 2 jam / 24 jam
2) Parsial Care membutuhkan waktu 3 – 4 jam / 24 jam
3) Total Care membutuhkan waktu 5-6 jam / 24 jam
g. Penghitungan ketenagaan menurut Gillies (2008)
1) Kriteria pasien ( minimal, parsial, total )
2) Rata rata jam perawatan
3) Jam efektif = rata rata jam perawatan / jumlah pasien
berdasarkan kriterianya
4) BOR selama 3 hari
Rata rata jumlah pasien = jumlah pasien 3 hari/
3BOR = (rata–rata jumlah pasien / 15) x100%
X = (BOR x TT) x jam efektif x hari dalam
satutahun (hari dalam satu tahun – hari libur) x 7
h. Jadi jumlah tenaga keperawatan yang
dibuuhkan di ruangan menurut Gilliesadalah
X + 1 KARU + 2 ( PP ).
i. Penghitungan cara menurut Douglass
Perhitungan tenaga keperawatan menurut Douglas berdasarkan
pengkajian selama 3 hari.

23
Tabel 2.2
Nilai Koefisien Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut
Douglas
Klasifikasi pasien
Jaga
Minimal Parsial Total

Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Pasien x Pasien x Pasien x Pasien x Pasien x Pasien x Pasien x Pasien x Pasien x
0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
Sumber : Nursalam 2016
Analisa :
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan menurut
Douglass adalah Jumlah total + 1 KARU + 2 PP
j. Perhitungan Menurut Depkes
Menurut Depkes 2002 tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang
rawat Inapdari hasil observasi dengan BOR dan jumlah tempat tidur
rata - rata pasien perhari. Dasar perhitungan kebutuhan tenaga sebagai
berikut :
1) Rata-rata jumlah klien / hari
2) Jumlah jam perawatan / hari
3) Jam efektif / hari Sehinggadiperoleh rumus :
Jml rata-rata klien/hari X jml jam perawatan/hariJam efektif
perawat perhari
Untuk kebutuhan tenaga yang diperlukan faktor-faktor koreksi agar
pelayanan keperawatan berjalan dengan baik.
Lost day = hari libur/cuti/hari besar dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah minggu + cuti + hari besar tahun
x Jumlah perawat
Jumlah hari kerja efekti

24
Tugas Non Tetap
Jumlah tenaga keperawatan + loss day X 25%
100
Jadi Jumlah perawat yang diperlukan + lost day + jumlah non
tetap.
D. Kegiatan MPKP
Adapun kegiatan dari MPKP menurut Nursalam (2016) :
1. Operan jaga (Prosedur Operan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini:
a. Persiapan
1) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapan system MPKP, operan dilaksanakan oleh
perawat jaga sebelumnya kepada perawat yang mengganti jaga
pada shift berikutnya:
1) Operan dilaksanakan setiap pergantian shift atau jaga
2) Dari Nurse Station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
operan untuk mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
dengan masalah keperawatan pasien, rencana kegiatan yang
sudah dan belumdilaksanakan serta hal-hal penting lain perlu
dilimpahkan.
3) Hal-hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap yang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada perawat jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan saat operan jaga:
a) Identitas pasien dan diagnosa medis
b) Masalah keperawatan yang kemungkinan muncul
c) Tindakan kemungkinan yang sudah dan belum dilaksanakan
d) Intervensi kolaborasi dan dependensi

25
e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakuakan
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
penunjang.
f) Perawat yang melakukan operan dapat melakukan
klasifikasi tanya jawab dan melakuan validasi terhadap hal-
hal yang perlu dioperkan dan berhak menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.
g) Penyampaian pada saat operan secara singkat dan jelas.
h) Operan jaga dilakukan pada setiap pergantian dinas dengan
waktu yang cukup panjang agar tidak terburu-buru terutama
di unit kritis.
i) Pelaporan untuk laporan ditulis secara langsung pada
buku laporanruangan oleh perawat primer.
j) Secara terinci operan jaga terdiri dari 3 sesi yaitu :
(1) Sesi 1 di Nurse Station
(a) PA malam menyiapkan status pasien yang menjadi
tanggungjawabnya
(b) PP membuka operan jaga dengan doa
(c) PP mempersilahkan PA jaga malam untuk
melaporkan pasienkepada PA jaga pagi
(d) PA melaporkan pasien yang menjadi tanggung
jawabnyameliputi:
i. Identitas pasien dan diagnose medis
ii. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih
muncul
iii. Tindakan keperawatan yang sudah da
belumdilaksanakan
iv. Intervensi kolaborasi dan dependensi
v. Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakuakan kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan penunjang, dll.

26
(e) PA jaga pagi mengklarifikasikan apa yang
disampaikan PA jaga malam.
(f) PP mengajak PA jaga malam dan PA jaga pagi
yang bertangguang jawab untuk mengklarifikasikan
ke pasien.
(2) Sesi 2 : di kamar / bed pasien
(a) Yang masuk ke kamar
(b) pasien hanya PP (perawat primer), PA malam dan
PA pagi yang bertanggung jawab terhdap pasien
tersebut.
(c) PA malam mengucapkan salam dan menyapa
pasien.
(d) PA malam menanyakan masalah keperawatan yang
telah dilakukan tindakan.
(e) PA malam manyampaikan bahwa tugasnya telah
selesai dandigantikan oleh tim pagi.
(f) PA memperkenalkan atau menanyakan apakah
masih ingatdengan nama PP.
(g) PP menjelaskan tentang perawatan pagi dan PA
yangbertanggung jawab pada pasien tersebut selama
shift pagi.
(h) PP memperkenalkan PA yang bertangung jawab.
(i) PA yang bertanggung jawab menyapa dan
memastikan bahwadia yang bertanggung jawab.
(3) Sesi 3 : di Nurse Station
(a) PP memberi kesempatan untuk mendiskusikan
pasien yangditanya.
(b) PP meminta PA jaga malam untuk
melaporkan inventarisasi.obat dan fasilitas lain
(jumlah alat, laken, dll).
(c) PP member pujian pada PA jaga malam.

27
(d) PP menutup operan dengan doa.
2. Meeting Morning
a. Pengertian
Merupakan pengarahan yang dapat dilakuka kepala ruang kepada
seluruh staff, setiap pagi setelah serah terima tugas jaga malam ke
pagi da sebelumya telah dilakukan pre conference.
b. Tujuan
1) Terjadi komunitas dua arah antara kepala ruang dan staf
2) Terjaminnya kelancaran kegiatan ruangan
c. Pelaksanaan
1) Kepala ruang menyiapakan tempat untuk melakukan meeting
morning.
2) Kepala ruang memberikan arahan kepada staf dengan materi
yangtelah disiapakan sebelumnya.
3) Kepala ruang melakukan klarifikasi apa yang telah
disampaikankepada staf.
4) Memberi kesempatan staf untuk mengungkapkan
permasalahan yangmuncul di ruangan.
5) Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang
dapatditempuh.
6) Kepala ruang memberi motivasi dan reinforcement kepada staf.
3. Conference (pre dan post)
a. Pengertian
Pre-conference merupakan pertemuan tim yang dilakuakan
setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat.
Pre-conference dilakukan doa awal jaga setelah melakukan operan
dinas, baik dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
PP. Pre-conference sebaiknya dilakukan diruang sendiri sehingga
dapat menghi+ndari gangguan dari luar.

28
Post-conference dapat dilakukan secara terjadwal siang
hari sebelum operan jaga shift pagi ke shift sore pada hari yang
sama dilakukanketika akan pre conference hari selanjutnya.
Peserta :
1) Kepala ruang
2) Primary Nurse (PN) / perawat primer (PP)
3) Associate Nurse (AN) / perawat anggota (PA)
4) Mahasiswa jika ada
b. Tujuan
Konferensi bertujuan untuk:
1) Membahas masalah tiap pasien berdasarkan renpra yang telah
dibuat oleh PP.
2) Menetapkan pasien yang menjadi tanggung jawab PA.
pembagian didasarkan pada jumlah klien, ketergantungan
pasien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada suatu tugas
jaga (shift) PP di dampingi oleh 2 orang PA, maka semua
pasien dibagi pada kedua PA sebagai penanggung jawabnya.
PP akan membimbing dan membantu PA dalam memberikan
asuhan keperawatan bila PP hanya didampingi oleh 1 orang
pada suatu tugas jaga maka jumlah pasien yang menjadi
tanggung jawab PP adalah sebanyak 20%.
3) Membahas Rencana Tindakan Keperawatan.
4) Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap pasien yang menjadi
tanggungjawabnya.
5) PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang
terkaitdengan keperawatan.
6) PP membagi tugas masing-masing PA.
7) Meningkatkan Kembali Standart Prosedur yang ditetapkan.
8) Meningkatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran, dankemajuan masing- masing PA.

29
9) Membantu PA menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan
c. Tugas perawat pre dan post
conference
Tugas PP pada pre conference
a) Menyiapkan ruangan / tempat
b) Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
c) Menjelaskan tujuan dilakukan pre-conference
d) Memandu pelaksanaan pre-conference
e) Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan
danrencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
f) Membagi tugas kepada PA sesuai kemampuan yang
dimilikidengan memperhatikan keseimbangan kerja
g) Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien
/tindakan
h) Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian yangsedang didiskusikan
i) Mengklarifikasi kesiapan PA untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
j) Memberikan reinforcement positif pada PA
k) Menyimpulkan hasil pre conference
2) Tugas PP pada post conference
a) Menyiapkan ruangan/ tempat
b) Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi
tanggungjawabnya
c) Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
d) Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan/hasil
asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA

30
e) Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam
memberikan Asuhan keperawatan pada pasien dan mencari
upaya penyelesaianmasalah
f) Memberikan reinforcement pada PA
g) Menyimpulkan hasil post conference
h) Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas
jaga shiftjaga berikutnya.
3) Tugas PA
a) Mengikuti pre dan post conference
b) Menyiapkan diri dan melaksanakan askep kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam
keperwatan
c) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti
direkamkeperawatan.
d) Melaksanakan konsultasi tentang masalah pasien kepada
PP.
e) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti
direkam medik keperawatan.
f) Menerima keluhan pasien dan keluarga serta berusaha
untuk mengatasinya.
g) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien
yangmenjadi tanggung jawabnya
h) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir tugas
pada semua pasien yang menjadi tangggung jawabnya dan
ada bukti direkam medik keperawatan.
i) Mengikutinya post conference yang diadakan oleh PP pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi/perkembangan
semua pasien yang menjadi tangung jawabnya dan ada
bukti di rekam keperawatan.

31
j) Bila PP tak ada, wajib mengenalkan PA yang ada dalam
satu group yang akan memberikan asuhan keperawatan
pada jagaberikutnya kepada pasien atau keluarga baru.
k) Mengikuti diskusi kasus/conference dengan dokter/tim
kesehatanlain setiap seminggu sekali
l) Mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin.
m) Melaksanakan tugas lain sesuai tugas PA.
n) Melaksanakan tugas PP pada sore, malam dan hari libur.
d. Langkah-langkah Pre dan Post Conference
1) Konfrensi dilakukan setiap hari segera setelah pergantian dinas
pagi/sore sesuai dengan jadwal dinas PP.
2) Konfrensi dilakukan oleh PP dan PA dalam timnya masing-
masing.
3) Penyampaikan perkembangan dan masalah klien berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh
dinas malam.
Hal-hal yang disampaikan oleh PP meliputi:
a) Keadaan umum klien
b) Keluhan pasien
c) Tanda-tanda vital dan kesadaran
d) Hasil pemeriksaan lab, diagnostik terbaru
e) Masalah keperawatan
f) Rencana keperawatan hari ini
g) Perubahan terapi medis
h) Rencana medis
4. Kolaborasi
a. Pengertian
Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana
(pemberian pelayanan) memegang tanggung jawab paling besar
untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respentif
mereka. Praktek kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama

32
dalam manajemen keperawatan pasien, dengan proses pembuatan
keputusan bilateral didasarkan padamasing-masing pendidikan dan
kemampuan praktisi. Elemen-elemen kolaborasi:
1) Struktur
Komunikasi 2 arah, berpusat pada pasien, semua pemberian
pelayanan harus bekerja sama dengan pasien, menekankan
kontinuitas, kondisi di ambal balik satu satu dengan yang lain
dan tak ada satu pemberi pelayanan yang mendominasi terus
menerus.
2) Proses
Proses kolaborasi terdiri dari kerjasama, koordinasi, saling
berbagi, kompromi, rekanan, saling ketergantungan, dan
kebersamaan:
a) Melibatkan tenaga ahli dengan bidang keahlian yang
berbeda, uang dapat bekerjasama imbal balik secara mulus
b) Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerja
sama.
c) Kelompok harus memberikan pelayanan dan keunikannya
dihasilkan dari kombinasi pandangan dan keahlian
dihasilkan dari kombinasi pandangan dan keahlian yang
diberikan oleh setiap anggota tersebut.
b. Tujuan
1) Membina hubungan saling percaya dan kerjasama
2) Menyelasaikan masalah klien secara bersama
3) Meningkatkan mutu pelayanan
4) Langkah-langkah
c. Langkah-langkah
1) Menentukan pasien yang akan didiskusikan
2) Mendiskusikan masalah pasien
3) Mengambil keputusan bersama
4) Menutup kolabrasi

33
5. Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan Dengan Pasien
a. Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada
diruangansetiap awal tugas.
b. PP dan PA mensupervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung
jawabnyasegera setelah menerima operan tugas setiap pasien.
c. PP menginformasikan peraturan dan tata tertib Rumah Sakit yang
berlakukepada setiap atau keluarga baru.
d. PP memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat
selamapasien dirawat di Rumah Sakit.
e. PP atau PA melakukan visit atau monitoring pasien untuk
mengetahuiperkembangan atau kondisi pasien.
f. PP memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau program
pengobatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.
g. Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PP atau PA
memberikanpenjelasan atas tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien/ keluarga.
h. Kesediaan PP atau PA untuk menerima konsultasi/keluhan
pasien/keluarga dan berupaya mengatasinya.
i. Pasien atau keluarga mengetahui siapa PP atau perawat yang
bertanggung jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama
pasien.
j. PP atau PA memberitahu dan mempersiapkan pasien yang akan
pulang
6. Hubungan Profesional Kemitraan Antar Staf Keperawatan
Dengan Dkter/Tim Kesehatan Lain
a. PP atau PA melakukan visit bersama dengan dokter atau tim
kesehatan lainyang merawat.
b. PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/ tim kesehatan
minimal 1x/minggu
c. Hubungan profesional / kemitraan dengan dokter/ tim kesehatan
tercermindalam dokumen rekam medik

34
d. PP atau PA dapat segera memberikan data pasien yang akurat
dengan cepat dan tepat kepada dokter/ tim kesehatan lain bila
dibutuhkan
e. PP/ PA menggunakkan rekam medik sebagai sarana hubungan
profesionaldalam rangka pelaksanaan program kolaborasi
f. Dokter/ tim kesehatan lain menggunakkan rekam keperawatan
sebagai sarana hubungan profesional dalam rangka program
kolaborasi
g. Dokter/ tim kesehatan yang lain mengetahui setiap pasien siapa
PP-nya
7. Ronde Keperawatan
a. Pengertian
Suatu kegiatan yang untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Tetapi
pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruang, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik:
1) Pasien dilibatkan secara langsung
2) Pasien merupakan fokus kegiatan
3) Perawat associate, perawat primer, dan konsuler melakukan
diskusi bersama
4) Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5) Konsuler mengembangkan kemampuan perawat associate PP
untukmeningkatkan kemampuan dan mengatasi masalah
b. Tujuan
1) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah pasien
3) Meningkatkan faliditas data pasien

35
4) Menilai kemampuan justifikasi
5) Meningkatkan dalam menilai hasil kerja
6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan
c. Peran
1) Perawat anggota
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah
peranan yang ada untuk memaksimalkan keberhasilan, yang
bisa disebutkan antara lain:
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama pasien
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
f) Perawat primer dan atau konsuler
g) Memberikan justifikasi
h) Memberikan reinforcement
i) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi
keperawatan serta tindakan yang rasional
j) Mengarahkan dan koreksi
k) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
l) Langkah-langkah diperlukan dalam ronde keperawatan
adalah sebagai berikut :
(1) Persiapan
(a) Menetapkan kasus minimal satu hari sebelum
pelaksanaan ronde
(b) Pemberian informed consen kepada pasien atau
keluarga
(2) Pelaksanaan ronde
(a) Menjelaskan tentang pasien oleh perawat associate
dalam hal ini menjelaskan difokuskan pada masalah

36
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
(b) Diskusi tentang anggota tim tentang kasus tersebut
(c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau
perawat konsuler /kepala ruangan tentang masalah
klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
(d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telahdan yang akan diterapkan.
(3) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada
Pasien tersebut serta menetapkan tindakan tersebut serta
tindakan yang akan diperlukan.
8. Discharge Planning
a. Ringkasan recana pemulangan pasien berisikan :
1) Keadaan Pasien saat ini
2) Diagnosa keperawatan
3) Rencana pelayanan keperawatan
4) Intervensi keperawatan
5) Penjelasan mengenai kemampuan yang telah dicapai obat-
obatan dancara pemberiannya.
6) Alat-alat khusus yang digunakan
b. Informasi untuk klien yang akan pulang
1) Gunakanlah bahasa yang sederhana, jelas, ringkas
2) Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan
3) Perkuat penjelasan lisan dengan instruksi tertulis
4) Motivasi Pasien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut
dalammelakukan perawatan dan pengobatan
5) Kenali tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada
timkesehatan.
6) Berikan nama dan nomor telepon yang dapat dihubungi

37
E. Pengkajian Manajemen Pelaksanaan Profesional (MPKP)
Pengkajian MPKP menurut Nursalam (2016), meliputi unsur input,
proses,dan output :
1. Unsur Input
a. Man/Manusia
1) Pasien
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan
yang membutuhkan pelayanan medis/keperawatan yang
terganggu kondisi kesehatannya baik jasmani maupun rohani
(WHO).
Menurut Dr. Wila Chandrawila Supriadi, S.H, dalam
bukunya, “Hukum Kedokteran” bahwa Pasien adalah orang
sakit yang membutuhkan bantuan dokter untuk menyembuhkan
penyakit yang dideritanya, dan pasien diartikan juga adalah
orang sakit yang awam mengenai penyakitnya.
Dalam pelayanan dibidang medis, tidak terpisah akan
adanya seorang tenaga kesehatan dengan konsumen, dalam hal
ini pasien. Pasien dikenal sebagai penerima jasa pelayanan
kesehatan dan dari pihak rumah sakit sebagai pemberi jasa
pelayanan kesehatan dalam bidang perawatan kesehatan.
2) Ketenagaan
a) Kuantitas
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, pengertian
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Perawat
menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki

38
kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang
diperoleh melalui pendidikan perawatan.
Kebutuhan tenaga keperawatan ditetapkan
berdasarkan karakteristik Pasien, model penugasan dan
kompetensi yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan. Kesesuaian tenaga keperawatan
yang mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi dengan
kebutuhan pelayanan keperawatan yang efektifdan efisien.
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai
kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai
peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi berikut dengan dokumentasinya.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan
perencanaan yang ada dalam hal menentukan berapa
banyak tenaga yang dibutuhkan dalam suatu ruangan dan
kriteria tenaga yang dipakai untuk suatu ruangan pada tiap
shiftnya. Di bawah ini terdapat beberapa formula yang
dikeluarkan oleh para ahli dalam hal penentuan apakah
tenaga ada yang kurang, cukup, atau lebih yaitu:
(1) Menurut Gillies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:

Tenaga Perawat = A X B X 365


(365-C) x jam kerja/hari
Keterangan:
A : jam perawatan/24 jam

39
B : (BOR x jumlah TT jumlah
pasien C : jumlah hari libur
(2) Menurut Douglas
Perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
untuksetiap shiftnya sebagai berikut :
Tabel 2.3
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Pasien menurut Formula Douglas

Waktu Kebutuhan tenaga perawat


Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,30 0,20

Sumber : Douglas, 1984


Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien
terhadap keperawatan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
(a) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24
jam,dengan kriteria:
i. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
ii. Makan dan minum dilakukan sendiri
iii. Ambulasi dengan pengawasan
iv. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
v. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
vi. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
(b) Intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam,
dengankriteria:
i. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
ii. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

40
iii. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
iv. Folley cateter, intake-output dicatat
v. Pasien denganpemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
(c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-
6jam/24 jam, dengan kriteria:
i. Segala diberikan atau dibantu
ii. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
iii. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi
intravena
iv. Pemakaian suction
v. Gelisah/disorientasi
(3) Menurut Depkes RI (2014)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes :
(a) Asuhan keperawatan minimal :
i. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
ii. Makan dan minum dilakukan sendiri
iii. Ambulasi dengan pengawasan
iv. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift
v. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
vi. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
(b) Asuhan Keperawatan Sedang:
i. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
ii. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap 4 jam
iii. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(c) Asuhan Keperawatan Agak Berat:
i. Sebagian besar aktivitas dibantu
ii. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam
iii. Terpasang folley cateter, intake-output dicata
iv. Terpasang infus
v. Pengobatan lebih dari sekali

41
vi. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
(d) Asuhan Keperawatan Maksimal:
i. Segala aktivitas dibantu perawat
ii. Posisi diatur
iii. Makan memerlukan NGT, terapi
intravena
iv. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
v. Penggunaan suction
vi. Gelisah/disorientasi
(4) Perhitungan tenaga
perawat Berdasarkan :
(a) Tingkat ketergantungan pada perawat berdasarkan jenis
kasus
(b) Rata-rata pasien perhari
(c) Jam perawatan yang diperlukan per hari per pasien
(d) Jam perawatan yang diperlukan per ruangan per hari
(e) Jam efektif setiap perawat 7 jam/hari
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan :

Jumlah jam perawatan diruagan/hari


Jam efektif perawat

Faktor koreksi :
Untuk perhitungan jumlah tenaga perlu ditambah (faktor
resiko) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day) :
Jumlah hr mgg dlm 1 thn + cuti + hr besar x Jml perawat
tersedia
Jumlah hari kerja efektif
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan (tenaga administrasi) seperti contohnya membuat

42
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-
alat makan dll., diperkirakan 25 % dari jam pelayanan
keperawatan:

Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 %100

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan :


Tenaga yang tersedia + faktor resiko
b) Kualitas
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam
pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.
Dalam keperawatan, tujuan kualitas pelayan adalah untuk
memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan
yang dihasilkan sesuai dengan standar atau keinginan pasien
(Nursalam,2016).
Menurut Djojodibroto (2009), bahwa pelatihan, kursus dan
loka karya yang diperlukan bagi tenaga perawat profesional di
rumah sakit adalah:
(1) Etika komunikasi
(2) Komunikasi dalam keperawatan
(3) Etika keperawatan
(4) Manajaemen keperawatan
(5) Hospital managemen training
(6) Audit medik
(7) Pencegahan penyakit nosokomial
(8) Sanitasi Puskesmas
Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya
merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen rumah

43
sakit, strategi manajemen sumber daya manusia sebenarnya
juga merupakan bagian integral dari strategi rumah sakit
dengan pemahaman bahwa sumber daya manusia adalah aset
utama rumahsakit sehingga perlu juga direncanakan rotasi dan
mutasi sumber daya manusia untuk menyesuaikan beban dan
tuntutan pelayanan dimasa depan sehingga penyesuaian
keahlian yang dibutuhkan melalui pelatihan terus menerus dan
berkesinambungan.
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan adalah ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan
keperawatan yang berkualitas memerlukan SDM yang sesuai
dengan kualitas yang tinggi dan professional sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b. Money / Sumber Dana
Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan
kesehatan baikmedis maupun non medis. Dalam pelayanan
tersebut agar pelayanan rumahsakit dapat berjalan seoptimal
mungkin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat maka rumah
sakit perlu mempersiapkan peralatan jasa non medis dan jasa
pemborongan (Nursalam, 2016).
Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana
diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Hal ini sejalan dengan
amanat Pasal 28 H ayat (1) PerubahanUndang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Depkes, 2014).
Yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperolah
pelayanan kesehatan, dan selanjutnya Pasal 34 ayat (3) juga
menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan

44
fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi
yangkompleks (Depkes, 2014).
Sesuai dengan ketentuan umum PP no 6 tahun 2000 perjan
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana diatur
dalam UU no 9 tahun 1969 dimana seluruh modalnya oleh
pemerintah dan merupakan kekayaan Negara yang tidak
dipisahkan serta tidak terbagi atas saham- saham, jadi rumah sakit
perjan tetap merupakan aset Depkes. Pengelolaan RS perjan
dilakukan oleh direksi serta dibentuk dewan pengawasan untuk
melakukan pengawasan (Sugito, 2002).
Mulai tanggal 2 januari 2006 berubah menjadi Badan
Layanan Umum (BLU) sehubung dengan telah ditetapkannya
PPRI no 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan BLU
bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :
1) BLU adalah institusi di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melaukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisensi dan produktivitas.
2) Berdasarkan PP BLU pasal 37 ayat 2 bahwa status BUMN
yang berbentuk perjan beralih menjadi instansi pemerintah
yangmenerapkan PPK-BLU.
3) Dengan mempertimbangkan sumber dana rumah sakit yaitu :
a) Daftar isian proyek (DIP) pemerintah pusat dari APBN
b) Daftar isian kegiatan (DIK) dari APBsN

45
c) Pedapatan fungsional dan non fungsional dari pendapatan
pelayanan rumah sakit yang digunakan dalam bentuk
RKAP

c. Material dan Mesin (fasilitas, alat dan bahan)


Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan
spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes. 2014).
Ruang lingkup peralatan keperawatan adalah alat tenun,
alat kesehatan, alat rumah tangga, alat pencatatan pelaporan
keperawatan, pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar
perencanaan, standar pengadaan standar distribusi, standar
penggunaan standar penghapusan, standar pengawasan dan
pengendalian (Depkes, 2014).
Perawatan minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan,
ruang perawat jaga yang sebaiknya terletak di tengah-tengah ruang
perawatan pasien, ruang ganti perawat, ruang tindakan perawatan,
ruang obat dan peralatan, ruang penyimpanan alat tenun, ruang
diskusi, kamar mandi pasien, kamar mandi perawat atau petugas
(Nursalam, 2016).
d. Metode/standar/pedoman dan prosedur tetap
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum
dikenal sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan
dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan
sebagai pembanding (Marr dan Blebing, 2009). Jenis-jenis standar
antara lain:
1) Standar Input: tenaga, fasilitas, dana, organisasi, management
kebijakandan lain-lain.
2) Standar Proses: prosedur tindakan pelayanan

46
3) Standar Output: penampilan kinerja, kepuasan
pelanggan.Menurut Donabedian bahwa standar adalah rumusan
tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu
dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
Berdasarkan clinical practice guideline, standar adalah tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai
batas penerimaan minimal atau disebut juga sebagai kisaran
variasi yang masih dapat diterima. Suatu ruang perawatan
didalam sebuah rumah sakit idealnya mempunyai prosedur
tetap (Protap) tindakan yang berlaku secara resmi dandipahami
dan diterapkan oleh seluruh staf ruangan (Depkes. 2014).
Standar Asuhan Keperawatan di Indonesia, standar
keperawatandipakai sebagai pedoman dan instrumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan yang disusun oleh Depkes (2014),
yaitu:
1) Standar I pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesa,
observasiyang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara
terus, menerus tentang keadaan pasien untuk menentukan
asuhan keperawatansehingga data keperawatan harus
bermanfaat bagi semua anggota tim. Data pengkajian meliputi
pengumpulan data, pengelompokan data, dan perumusan
masalah.
2) Standar II diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang
dirumuskan berdasakan data status kesehatan pasien, dianalisis
dan dibandingkan dengan norma kehidupan pasien, dan
komponennya terdiri dari masalah penyebab dan gejala (PES)
bersifat aktual dan potensial dan dapat ditanggulangi perawat.

47
3) Standar III perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan
asuhan keperawatan dan rencana tindakan.
4) Standar IV intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan dan pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan
keluarga.
5) Standar V evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangan dari tiap pasien.
6) Standar VI dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh
perawat selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan yang
digunakan sebagai informasi, komunikasi dan laporan.
Dokumentasi dibuat setelahtindakan dilakukan. Sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan setiap mencatat harus
mencantumkan inisial atau paraf atau nama perawat,
menggunakan formulir yang baku, dan disimpan sesuai
peraturan yang berlaku Dasar hukum standar profesi
keperawatan adalah UU kesehatanRI No. 23 pasal 53 :
a) Ayat 1 berbunyi tenaga kesehatan memperoleh
perlindungan dalammelaksanakan tugas sesuai profesinya.
b) Ayat 2 berbunyi tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya berkewajiban standar profesi dan pasien.
Standar keperawatan menurut Depkes RI meliputi :
1) Standar pelayanan keperawatan (SPK)
2) Standar asuhan keperawatan (SAK)

48
Saat ini sedang dikembangkan persamaan penggunakan bahasa
standar dalam penentuan diagnosa keperawatan berdasarkan
SDKI dan rencana intervensi dengan SIKI. Ruang perawatan
mempuyai prosedur tetap semua tindakan perawatan dan SAK
(Standar Asuhan Keperawatan) minimal 10 kasus terbanyak
penyakit yang ada di ruangan namun belum disesuaikan dengan
kriteria diagnosa keperawatan SDKI. Standar diperlukan untuk
menentukan mutu, bagaimana kegiatan-kegiatan akan
dikerjakan dan untuk menilai mutu, seberapa baik kegiatan-
kegiatan dikerjakan.

2. Unsur Proses
a. Proses Manajemen Keperawatan
1) Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan
professional merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor
penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh
karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan
dan ditingkatkan seoptimal mungkin (Nursalam, 2016).
Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain (1)
Memenuhi standar profesi yang ditetapkan, (2) Sumber daya
untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara
wajar, efektif, dan efisien, (3) Aman bagi Pasien dan tenaga
keperawatan sebagai pemberijasa pelayanan, (4) Memuaskan
bagi klien dan tenaga keperawatan serta, (5) Aspek sosial,
ekonomi, budaya, etika dan tata nilai masyarakat dipehatikan
dan dihormati (Nursalam, 2016).
Disamping itu prasyaratan untuk meningkatkan mutu
asuhan keperawatan antara lain: (1) Pimpinan yang peduli dan

49
mendukung, (2) Ada kesadaran bahwa mutu harus ditingkatkan
(standar mutu), (3) Tenaga keperawatan disiapkan melalui
upaya peningkatanpengetahuan,sikap, dan keterampilan dengan
cara diadakan program diklat, (4) Sarana dan perlengkapan,
serta lingkungan yang mendukung, (5) Tersedia dan
diterapkannya standar asuhan keperawatan (Nursalam,2016).
Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jendral
Pelayanan Medis, Depkes RI bersama dengan Organisasi
Profesi Keperawatan, telah menyusun Standar Asuhan
Keperawatan dan secara resmi XStandar Asuhan Keperawatan
diberlakukan untuk diterapkan di seluruhRumah Sakit, melalui
SK Direktur Jendral Pelayanan Medik, No. YM 00.03.2.6.7637
tahun 1993 tentang berlakunya standar asuhan keperawatan di
rumah sakit. Ini berarti bahwa seluruh tenaga keperawatan di
Rumah sakit, dalam memberikan asuhan keperawatan, harus
berpedoman kepada standar asuhan keperawatan (Nursalam,
2016).
UU RI No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 53 ayat 2
dalam penjelasan mendefenisikan standar profesi sebagai
pedomanyang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik atau secara singkat, dapat
dikatakan standar adalah pedomankerja agar pekerjaan berhasil
dan bermutu. Berdasarkan penjelasantersebut maka standar
asuhan keperawatan berguna sebagai kriteria untuk mengukur
keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan (Nursalam, 2016).
Standar Asuhan Keperawatan terdiri dari 6 standar, yaitu :
a) Standar pengkajian keperawatan
b) Standar diagnosa keperawatan
c) Standar perencanaan keperawatan
d) Standar pelaksanaan keperawatan
e) Standar evaluasi keperawatan

50
f) Standar catatan asuhan keperawatan (Depkes RI, 2014).
Proses asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik
yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan
klien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989 cit Keliat 2006).
Sistematika penyusunan standar asuhan keperawatan sebagai
berikut :
a) Standar 1 : Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari
proseskeperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari:
(1) Pengumpulan Data, kriteria :
(a) Menggunakan format yang ada
(b) Sistematis
(c) Diisi sesuai item yang tersedia
(d) Aktual
(e) Absah (valid)
(2) Pengelompokan data, kriteria :
(a) Data biologis
(b) Data psikologis
(c) Data sosial
(d) Data spiritual
(3) Perumusan kriteria masalah:
(a) Kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan
(b) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah
dikumpulkan
b) Standar 2 : Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat
oleh perawat profesional yang menggambarkan tanda
dan gejala yang menunjukkan masalah kesehatan yang
dirasakan Pasien dimana perawat yang berdasarkan

51
pendidikan dan pengalaman mampu menolongnya (Ali
Z, 2002 cit Nurjanah, 2008).
Menurut Suarli & Yayan. (2007), diagnosa
keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan
pasti, tentang masalah Pasien serta pengembangan yang
dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan
keperawatan.
Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah
baik aktual, resiko maupun potensial berdasarkan hasil
pengkajian data. Diagnosa keperawatan dirumuskan
berdasarkan data status kesehatan Pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan klien.
Kriteria diagnosa keperawatan :
(1) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan
penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
Pasien.
(2) Dibuat sesuai dengan wewenang perawat.
(3) Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan
tanda ataugejala (PES) atau terdiri dari masalah dan
penyebab (PE).
(4) Bersifat aktual apabila masalah kesehatan Pasien
sudah nyataterjadi.
(5) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan
Pasienkemungkinan besar akan terjadi.
(6) Dapat ditanggulangi oleh perawat.
c) Standar 3 : Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan, yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Suarli & Yayan, 2007).

52
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan
keperawatan meliputi:
(a) Menentukan urutan prioritas masalah, adapun
pertimbangannyaberdasarkan atas :
i. Masalah-masalah yang mengancam kehidupan
merupakanprioritas pertama
ii. Masalah-masalah yang mengancam kesehatan
seseorangadalah prioritas kedua
iii. Masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku
merupakanprioritas ketiga
(b) Merumuskan tujuan asuhan keperawatan dengan
kriteria :
i. Spesifik
ii. Measurable, yaitu bisa diukur
iii. Achievable, yaitu bisa dicapai
iv. Realistis
v. Time, yaitu ada batas waktu
(c) Rencana tindakan, kriteria :
i. Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
ii. Melibatkan klien atau keluarga
iii. Mempertimbangkan latar belakang budaya klien
atau keluarga
iv. Menentukan alternatif tindakan yang tepat
v. Mempertimbangkan kebijaksanaan dan
peraturan yang berlaku, lingkungan, sumber
daya dan fasilitas yang ada.
d) Standar 4 : Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan
rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud

53
agar kebutuhan klien terpenuhi secara maksimal
yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan,
pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan klien dan keluarganya.
Kriteria implementasi keperawatan :
(1) Dilaksanakan sesuai dengan rencana
keperawatan
(2) Menyangkut keadaan bio-psiko-sosio-spiritual
Pasien
(3) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang
akandilakukan kepada Pasien atau keluarga
(4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
(5) Menggunakan sumber daya yang ada
(6) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
(7) Menerapkan prinsip aman, nyaman,
ekonomis, privasi dan mengutamakan
keselamatan klien
(8) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan
respon klien
(9) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang
mengancamkeselamatan Pasien
(10) Mencatat semua tindakan yang telah
dilaksanakan
(11) Merapikan Pasien dan alat setiap selesai
melakukan tindakan
(12) Melaksanakan tindakan keperawatan
berpedoman pada prosedur teknis yang
telah ditentukan
e) Standar 5 : Evaluasi Keperawatan

54
Evaluasi keperawatan dilakukan secara
periodik, sistematis dan berencana untuk menilai
perkembangan Pasien. Dengan Kriteria :
(1) Setiap tindakan keperawatan dilakukan
evaluasi
(2) Evaluasi hasil menggunakan indikator yang
ada pada rumusantujuan
(3) Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan
(4) Evaluasi melibatkan Pasien, keluarga dan tim
kesehatan
(5) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
g) Standar 6 : Catatan Asuhan Keperawatan
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara
individual.
Kriteria:
(1) Dilakukan selama Pasien dirawat inap dan rawat
jalan
(2) Dapat digunakan sebagai bahan informasi,
komunikasi danlaporan
(3) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
(4) Penulisannya harus jelas dan ringkas serta
menggunakanistilah yang baku
(5) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
(6) Setiap pencatatan harus mencantumkan
initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan
tindakan dan waktunya
(7) Menggunakan formulir yang baku dan benar.
(8) Disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku
(Depkes RI,2010).

55
2) Kepatuhan Tenaga Keperawatan Terhadap Stadar
OperasionalProsedur Keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan yang baik
harus sesuai dan mengacu pada protap-protap ataupun standar
yang telah ditetapkandengan hasil tindakan.
Prosedur tetap merupakan salah satu pedoman kerja
bagi setiap tenaga keperawatan dalam rangka
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional.
b. Pelaksanaan Standar Pre causion (kewaspadaan standard)
Menurut (PPI, 2008)
(1) Kebersihan tangan
(a) Ringkasan teknik :
i. Cuci tangan (40-60 detik): basahi tangan dan gunakan
sabun, gosok seluruh permukaan, bilas kemudian
keringkandengan handuk sekali pakai, sekaligus untuk
mematikan keran.
ii. Penggosokan tangan (20-30 detik): gunakan produk
dalam jumlah cukup untuk seluruh bagian tangan,
gosok tangan hingga kering.
(b) Ringkasan indikasi :
i. Sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien
dan di antara pasien, baik menggunakan maupun tidak
menggunakan sarung tangan
ii. Segera setelah sarung tangan dilepas.
iii. Sebelum memegang peralatan.
iv. Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekret,
ekskresi,kulit terluka, dan benda-benda terkontaminasi,
walaupunmenggunakan sarung tangan.
v. Selama merawat pasien, saat bergerak dari sisi
terkontaminasi ke sisi bersih dari pasien.
vi. Setelah kontak dengan benda-benda di samping pasien.

56
(2) Sarung tangan
i. Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret,
ekskresi, membran mukosa, kulit yang tidak utuh.
ii. Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya
pada pasien yang sama setelah kontak dengan bahan-bahan
yangberpotensi infeksius.
iii. Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda
dan permukaan yang tidak terkontaminasi, dan sebelum
pindah ke pasien lain. Lakukan tindakan membersihkan
tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.
(3) Pelindung wajah (mata, hidung, dan mulut)
Gunakan 1 masker bedah dan pelindung mata (pelindung
mata, kaca mata pelindung) atau 2 pelindung wajah untuk
melindungi membran mukosa mata, hidung, dan mulut selama
tindakan yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya
percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
(4) Gaun Pelindung
Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah
kotornya pakaian selama tindakan yang umumnya bisa
menimbulkan percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan
ekskresi. Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera
mungkin dan bersihkan tangan.
(5) Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya
i. Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya
ii. Bersihkan alat-alat yang telahdigunakan.
iii. Buang jarum dan alat-alat tajam lainya yang telah
digunakan.
(6) Kebersihan pernapasan dan etika batuk
i. Seseorang dengan gejala gangguan napas harus
menerapkan langkah-langkah pengendalian sumber. Tutup
hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan masker,

57
serta membersihkan tangan setelah kontak dengan sekret
saluran napas.
ii. Fasilitas pelayanan kesehatan harus:
- Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan
akut setidaknya 1 meter dari pasien lain saat berada di
ruang umum jika memungkinkan.
- Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan
pernapasan dan etika batuk pada pintu masuk fasilitas
pelayanan kesehatan.
- Pertimbangkan untuk meletakkan perlengkapan/ fasilitas
kebersihan tangan di tempat umum dan area evaluasi pasien
dengan gangguan pernapasan.
(7) Kebersihan Lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan
rutin dan disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang
sering disentuh
(8) Linen
Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang
telah dipakaidengan cara:
i. Cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta
kontaminasi pada pakaian.
ii. Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan
(9) Pembuangan Limbah
i. Pastikan pengelolaan limbah yang aman.
ii. Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan
peraturan setempat.
iii. Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara
langsung berhubungan dengan pemrosesan spesimen harus
jugadiperlakukan sebagai limbah infeksius.
iv. Buang alat sekali pakai dengan benar.

58
(10) Peralatan perawatan pasien
Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret,
dan ekskresi harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga
pajanan pada kulit dan membran mukosa, kontaminasi
pakaian, dan penyebaran patogen ke pasien lain atau
lingkungan dapat dicegah.
Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan
yang digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada
pasien lain.
c. Pelaksanaan 9 Patient Safety Solution
WHO Collaboring Centre for Patient Safty pada tahun
2007 resmi menerbitkan “Nine Life Saving Patient Safety
Solutions” (Sembilan Solusi keselamatan Pasien Rumah Sakit).
Komite keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong
rumah sakit di Indonesia untuk menerapkan “Sembilan Solusi
keselamatan Pasien Rumah Sakit”, lansung atau bertahap, sesuai
dengan kemampuan dan kondisi rumah sakit masing-masing yaitu:
(Kemenkes, 2017).
1) Perhatikan nama obat, rupa, dan ucapan mirip (NORUM)
(Look-Alike-Sound Alike Medication Names)
Nama obat, rupa, dan ucapan mirip, yang membingungkan
staf pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering
dalam kesalahan obat, dan ini merupakan satu keprihatinan
seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di
pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya kesalahan
akibat bingung terhadap nama merk atau generik serta
kemasan.
Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protocol
untuk mengurangi resiko dan memastikan terbacanya resep,
label atau perintah yang dicek lebih dulu, maupun pembuatan
resep secara elektronik.

59
2) Pastikan identifikasi klien
Kegagalan yang luas, dan terus-menerus untuk
mengidentifikasi pasien secara benar sering mengarah pada
kesalahan pengobatan, transfusi, maupun pemeriksaan.
Rekomendasi ditekankan kepada metode untuk verifikasi
terhadap identitas Pasien, termasuk keterlibatan Pasien dalam
proses ini, standarisasi dalam metode identifikasi di semua RS
dalam suatu sistem layanan kesehatan dan partisipasi klien
dalam konfirmasi ini menggunakn protokol untuk membedakan
identifikasi Pasien dengan nama yang sama.
3) Komunikasi secara benar saat serah terima atau pengoperan
Pasien Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima antara
unit pelayanan, dan antar tim pelayanan bisa mengakibatkan
terputusnya kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak
tepat dapat mengakibatkan cidera terhadap pasien.
4) Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki serah terima klien
termasuk penggunaan protocol untuk mengkomunikasikan
informasi yang bersifat kritis, memberikan kesempatan bagi
praktisi untuk bertanya pada saat serah terima dan melibatkan
para Pasien atau keluarga dalam proses serah terima.
5) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Penyimpangan pada hal ini seharusnya sepenuhnya dapat
dicegah. Kasus dengan pelaksaan prosedur yang keliru adalah
akibat dari komunikasi yang tidak baik atau tidak adanya
komunikasi yang benar. Faktor yang paling banyak
kontribusinya terhadap kesalahan ini, yaitu kurangnya proses
pra bedah yang distandarisasi.
Rekomendasinya adalah untuk mencegah jenis kesalahan
pelaksanaan proses verifikasi pra pembedahan, pemberian
tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas, dan adanya tim
yang terlibat dalam prosedur untuk menginformasikan identitas

60
Pasien, prosedur dansisi yang akan di bedah.
6) Kendalikan cairan elektrolit pekat
Sementara semua obat-obatan, biologis, vaksin, dan kontras
memiliki profil resiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan
untuk injeksi khususnya adalah berbahaya.
Rekomendasinya adalah membuat standarisasi dari dosis
untuk unit ukuran dan istilah pencegahan atau campur aduk
cairan elektrolit pekat yang spesifik.
7) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat
transisi
atau pengalihan. Rekonsilisasi medikasi adalah suatu proses
yang didesain untuk mencegah salah obat (medicationerror)
pada titik-titik transisi Pasien.
Rekomendasinya adalah menciptakan suatu data yang
paling lengkap dan akurat dari seluruh medikasi yang sedang
diterima klien. Juga disebut sebagi “home medicationlist”
sebagai perbandingan dengan daftar saat admisi, penyerahan
dan atau perintah pemulangan bilamana menuliskan perintah
medikasi dan komunikasikan daftar tersebut kepada petugas
layanan yang berikut dimana Pasien akan ditransfer atau
dilepaskan.
8) Hindari salah kateter dan salah sambung selang
Selang, kateter, seta spuit yang digunakan harus didesain
sedemikian rupa agar mencegah kemungkinan terjadinya KTD
yang bisa menyebabkan cidera atas Pasien melalui
penyambungan spuit dan selang yang salah, serta memberikan
medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru.
Rekomendasinya adalah menganjurkan perlunya perhatian
atas medikasi serta pemberian makan (misalnya selang yang
benar) dan bilamenyambung alat-alat kepada Pasien (misalnya
menggunakan sambungan dan selang yang benar).

61
9) Gunakan alat injeksi sekali pakai
Salah satu keprihatinan global yang terbesar adalah
penyebaran dari HIV, HBV, dan HCV yang diakibatkan oleh
pakai ulang dari jarumsuntik.
Rekomendasinya adalah perlunya melarang pakai ulang
jarum di fasilitas pelayanan kesehatan, pelatihan periodik para
petugas, di lembaga-lembaga kesehatan khususnya tentang
prinsip-prinsip pengendalian infeksi, edukasi terhadap Pasien
dan keluarga mengenai penularan infeksi melalui darah, dan
praktek jarum sekali pakai yang aman.
10) Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi
nosokomial
Diperkirakan bahwa setiap saat lebih dari 1,4 juta
orang di seluruh dunia menderita infeksi yang diperoleh di
Rumah Sakit.
Kebersihan tangan yang efektif adalah ukuran preventif
yang primer untuk menghindari masalah ini.
Rekomendasinya adalah mendorong implementasi
penggunaan cairan, alkohol base hand rubs, yang tersedia pada
pelayanan pasien, tersedianya sumber air pada semua kran
aliran alir, pendidikan staf mengenai teknik kebersihan
penerapan tangan yang benar, petunjuk mengingatkan
penggunaan tangan bersih di tempat kerja, dan pengukuran
kepatuhan kebersihan tangan melalui pemantauan atau
observasi dan teknik-teknik yang lain (Nursalam, 2016).

62
d. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
Mekanisme kerja dari fungsi-fungsi manajemen dapat
digambarkandalam skema :

Keinginan Perencanaan

Pengorganisasian
Tujuan
Pengarahan

Informasi Pengkoordinasian

Pengawasan

Gambar 2.2 Skema Mekaisme kera fungsi-fungsi manajemen


1) Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah sebuah keputusan guna suatu
kemajuanyang berisikan apa yang akan dilakukannya serta
bagaimana, kapan dan dimana akan dilaksanakannya
(Marquis, 2011). Perencanaan dimaksudkan guna menyusun
suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhankeperawatan kepada semua Pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan
tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola
struktur organisasi yang dapat dioptimalkan efektifitas staf
serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional
untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2016).
Perencanaan dimaksudkan digunakan untuk menyusun
suatu telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan

63
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,
menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang
dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan
kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi
dan misi institusi yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016).
Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan
pelayanan rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu
kepada kerangka utama rencana strategi rumah sakit dengan
mempertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata
dan ancaman eksternal yang harus diantisipasi. Kerangka
perencanaan yang matang sangat membatu dalam upaya
melakukan perbaikan atauinprovisasi apabila dalam perjalanan
kegiatan usaha keluaran yang tidak diharapkan. Dengan
demikian perencanaan dapat dikoreksi tanpa kehilangan waktu
dan efisiensi (Nursalam, 2016).
Kerangka perencanaan terdiri dari :
a) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana
langkahmencapai visi
b) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
c) Tujuan, yaitu berisikan tujuan yang ingin dicapai
d) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana
mencapaitujuan
e) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan
f) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal
yangmenyimpang (Nursalam, 2016).
Model perencanaan meliputi:
a) Reactive planning, yaitu tidak ada perencanaan, manager
langsung melakukan tindakan begitu menemukan masalah.

64
Perubahan yang terjadi tidak pasti karena dipengaruhi oleh
masalah dan kondisi yang ada
b) Inactive planning yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan
dengan masalah yang muncul (setelah ada bayangan atau
perencanaan dilakukan sejalan dengan perkembangan
masalah)
c) Preactive planning yaitu penyusunan perencanaan dengan
mengetahui rencana kedepan pencapaian target yang sudah
pasti (sudah jelas dan tidak berubah). Ciri dari perencanaan
ini adalah tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat
pembatasan waktu perencanaan berlangsung, terdapat
indikator pencapaian target, resiko dan ketidakpastian jelas.
d) Proactive planning yaitu pembuatan perencanaan dengan
memperhatikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Masalalu digunakan sebagai pengalaman untuk menyusun
perencanaan sekarang dan masa depan, masa sekarang
sebagai pelaksanaan perencanaan, dan masa depan
merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan evaluasi
pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang
(Nursalam, 2016).
Perencanaan berdasarkan periode meliputi :
(1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam
minggu ataubulan)
(2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu
tahun)
(3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)
(Nursalam, 2016).
Tugas kepala ruang dalam perencanaan meliputi :
(1) Menyusun rencana kerja kepala unit
(2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang yang bersangkutan

65
(3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari
segi jumlah maupun kwalifikasi diruang rawat,
koordinasi denganinstalasi (Nursalam, 2016).
2) Pengorganisasian
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis
struktur formal paling sederhana dan tertua. Dalam organisasi
ukuran tertentu, struktur kepemimpinan merupakan jenis yang
besar kemungkinan untuk berkembang melalui proses
evolusioner karena dengan peningkatan jumlah pekerjaan yang
diselesaikan dan jumlah pekerja yang mengerjakannya
(Nursalam, 2016).
Ada kecenderungan untuk membagi pekerjaan kedalam
tugas khusus dan untuk mengatur pekerja yang terikat dalam
tugas yang sama kedalam kelompok yang jelas menurut
definisi pekerja yang logis.
Pengorganisasian melibatkan semua sumber daya yang
ada dalam suatu sistem orang, modal, dan peralatan dalam
kegiatan menuju pencapaian tujuan. Keinginan seorang
perawat kepala adalah memasukkan semua unsur manusia dan
situasi kedalam suatu sistem yang akan mengemban suatu
tujuan tertentu dan mengatur mereka sedemikian rupa sehingga
banyak kelompok dapat bekerja sama kearah pencapaian tujuan
(Monica, 2007).
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang
akan melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang,
tanggung jawab dan mekanisme pertanggung jawaban masing-
masing kegiatan (Nursalam, 2016).
Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian
dariKepala Ruang adalah (Nursalam, 2016) :
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan

66
c) Membuat perincian tugas ketua tim dan anggota secara
jelas
d) Membuat rentang kendali kepada unit membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
g) Mendelegasikan saat kepala unit tidak berada di tempat
kepadaketua tim
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi klien
i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya
j) Identifikasi masalah dan cara penanganan
Pengorganisasian pelaksanaan asuhan keperawatan, Hoffart
danWoods (2004), mendefinisikan model praktek keperawatan
(MPKP) sebagai suatu sistem (struktur, proses, nilai-nilai
professional) yang memungkinkan perawat professional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
untuk mendukung pemberian asuhan keperawatan.
MPKP terdiri dari elemen sub sistem antara lain :
a) Nilai professional (inti MPKP)
b) Pendekatan manajemen
c) Metode pemberian asuhan keperawatan
d) Hubungan professional
e) System kompensasi dan penghargaan (Nursalam, 2016).
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa
teori mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gillies
(2008), metode asuhan keperawatan terdiri dari :
a) Metode kasus (total care methode)
Metode ini merupakan metode tertua (tahun, 1880),
dimana seorang klien dirawat oleh seorang perawat
selama 8 jam

67
perawatan. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani
seluruhkebutuhan Pasien saat dia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiappergantian shift dan tidak ada jaminan bahwa Pasien
akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu Pasien satu
perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk keperawatan khusus seperti di ruang
rawat intensif.
Kelebihan dari metode ini adalah :
(1) Sederhana dan langsung
(2) Garis pertanggung jawaban jelas
(3) Kebutuhan klien cepat terpenuhi
(4) Memudahkan perencanaan tugas
Kekurangan dari metode ini adalah :
(1) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
(2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuandasar yang sama
(3) Tidak dapat dilakukan oleh perawat baru atau
kurangpengalaman
(4) Mahal, perawat professional termasuk melakukan
tugas nonprofesional
b) Metode fungsional (Functional Nursing)
Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien.
Pelayanankeperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda
dan dilaksanaakan oleh perawat yang berbeda dan
tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas. Misalnya
fungsi menyuntik, membagi obat, perawatan luka. Metode
ini merupakan manajemen klasik yang menekankan pada
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan
yang lebih mudah. Semua prosedur ditentukan untuk

68
dipakai sebagai standart. Perawat senior menyibukkan diri
dengan tugas manajerialnya sedangkan asuhan keperawatan
klien diserahkan kepada perawat yunior.
Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi
tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat
karena asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
terfragmentasi menurut tugas atau perasat yang dilakukan
Cara kerja yang diawasi membosankan perawat
karena berorientasi pada tugas dan sistem ini baik dan
berguna untuk situasi dimana rumah sakit kekurangan
tenaga perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak
professional dan tidak berdasar pada masalah klien
(Nursalam, 2016).
Keuntungan dari metode ini adalah :
(1) Lebih sedikit membutuhkan perawat
(2) Tugas mudah dijelaskan dan diberikan
(3) Staf mudah menyesuaikan dengan tugas
(4) Tugas cepat selesai
Kekurangan dari metode ini adalah:
(1) Tidak efekttif
(2) Fragmentasi pelayanan
(3) Membosankan
(4) Komunikasi minimal
(5) Tidak holistik
(6) Tidak professional
(7) Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat
c) Metode tim (Team Nursing)
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok Pasien. Ketua tim
bertanggung jawab membuat perencanaan dan evaluasi

69
asuhan keperawatan untuk semua klien yang ada dibawah
tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan asuhan
keperawatan kepada klien sesuai perencanaan yang telah
dibuat oleh ketua tim (Nursalam, 2016).
Tujuan keperawatan ini adalah memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan
sejumlah staffyang tersedia.
Keuntungan dari metode ini adalah :
(1) Memberikan kepuasan bagi perawat dan Pasien
(2) Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan
secaraoptimal
(3) Komprehensif dan holistik
(4) Produktif, kerjasama, komunikasi dan moral
Kekurangan dari metode ini adalah :
Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
(1) Membutuhkan banyak kerjasama
dan komunikasi
(2) Membingungkan bila komposisi tim
sering diubah
(3) Banyak kegiatan keperawatan
dilakukan oleh perawat non
profesional
d) Metode Primer (Primary Nursing)
Metode ini merupakan metode penugasan kerja
terbaik dalam suatu pelayanan dengan semua staff
keperawatan yang professional. Pada metode ini setiap
perawat primer memberikan tanggung jawab penuh secara
menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi keperawatan mulai dari klien masuk sampai keluar
dari rumah sakit, mendorong praktek kemandirian perawat,
ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan

70
pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara Pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengkoordinasikan asuhan
keperawatan selama Pasien dirawat (Nursalam, 2016).
Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer
(PP). Setiap PP merawat 4-6 Pasien dan bertanggung jawab
terhadap Pasien selama 24 jam dan dari Pasien masuk
sampai Pasienpulang. Terdapat kontinuitas asuhan
keperawatan yang bersifat komprehensif dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dalam satugroup PP mempunyai
beberapa PA dan perawatan dilanjutkan oleh PA
(Nursalam, 2016).
Kelebihan dari model primer ini adalah model ini
bersifat continue dan komprehensif dalam melakukan
proses keperawatan kepada Pasien dan perawat primer
mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan yang
dirasakan adalah Pasien merasa dimanusiakan kerena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan
yang diberikan bermutu tinggi dan tercapaipelayanan yang
efektif terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi
dan advokasi (Nursalam, 2016).
Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya
dapat dilaksanakan oleh perawat yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang memadai dengan
kriteria asertif, mampu mengatur diri sendiri, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat, penguasaan klinik,
akuntabel, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan berbagai disiplin.

71
Supervisor Sarana
Dokter

Koordinator
Keperawatan

Gambar 2.3 Bagan Skema


Diagram Model Keperawatan
Primer

(1) Uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab


dari PPdan PA
Tugas PJ ruang keperawatan yang mendukung
pelaksanaan system pemberian asuhan keperawatan
dengan Metode Primer Modifikasi:
(a) Membagi staf keperawatan ke dalam tim MPM
sesuai dengan kemampuan dan beban kerja
(b) Membuat jadwal koordinasi dengan PP
(c) Membagi Pasien kepada grup MPM sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja
(d) Mengikuti operan tugas perawat dari jaga malam
(e) Melakukan pertemuan pagi (meeting morning)
dengan semua staf ruangan
(f) Memfasilitasi dan memdukung kelancaran tugas PP
dan PA
(g) Melakukan supervise dan memberikan motivasi
seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja
yang optimal
(h) Memberikan pendidikan kesehatan pada Pasien
dankeluarga sesuai dengan kebutuhan Pasien.

72
(i) Mendelegasikan tugas kepada penanggung jawab
jaga pada jaga siang/malam/libur
(j) Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf
melaluidaftar hadir yang ada di ruangan
(k) Berperan sebagai konsultan bagi PP (Nursalam,
2016).
(2) Tugas Perawat Primer
(a) Bertugas pada pagi hari
(b) Bersama PA menerima operan tugas jaga dari PA
yag tugas jaga malam.
(c) Bersama PA melakukan konfirmasi/supervise
tentang kodisi Pasien segera setelah selesai operan
tugas jaga setiap Pasien
(d) Bersama PA melakukan doa bersama sebagai awal
dan akhir tugas, dilakukan setelah selesai operan
tugas jaga malam.
(e) Melakukan pre conference dengan semua PA yang
ada dalam groupnya pada setiap awal dinas pagi
(f) Membagi Pasien kepada PA sesuai kemampuan dan
beban kerja.
(g) Melakukan pengkajian, menentukan masalah/
diagnosa, dan perencanaan keperawatan kepada
semua Pasien yangmenjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam medis keperawatan
(h) Memonitor dan membimbing tugas PA
(i) Membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan keperawatan Pasien
(j) Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep
yang dilakukan oleh PA yang ada di bawah
tanggungjawabnya.

73
(k) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap Pasien
sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti pada rekam medis
keperawatan.
(l) Melaksanakan post conference pada setiap akhir
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari
PA untuk persiapan operan tugas jaga berikutya.
(m)Memperkenalkan PA yang akan merawat Pasien
selama Pasien dirawat kepada klien
baru/keluarganya
(n) Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter/tim
kesehatan lain setiap seminggu sekali
(o) Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan
rutintim keperawatan di ruangan minimal 11 kali
(p) Menyelenggarakan diskusi kasus sesuai prosedur
(q) Meleksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
(r) Menggantikan tugas penanggung ruang pada pagi
hari jika penanggung jawab ruang tidak ada.
(s) Mendelegasikan tugas PA pada S/M/HL
(t) Memberikan bimbingan mahasiswa praktek yang
ada dalam groupnya dalam rangka orientasi dan
pelaksanaanpraktek keperawatan
(u) Menginformasikan peraturan dan tata tertib yang
berlakupada Pasien/keluarga
(v) Melakukan visite perkembangan klien serta
persiapan Pasien pulang
(w) Menerima konsultasi atau keluhan klien dan
berusaha mengatasinya.
(x) Membuat laporan tugas kepada kepala ruang setiap
akhirtugas
(y) Mengikuti pertemuan ilmiah RS (Nursalam, 2016).

74
(3) Tugas Perawat Anggota (PA)
(a) Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir
jaga dari dan kepada PA yang ada dalam satu
groupnya.
(b) Melakukan konfirmasi tentang kondisi Pasien
segera setelah selesai operan setiap Pasien.
(c) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan
tugas jaga.
(d) Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap
awaltugas pagi
(e) Melakukan asuhan keperawatan kepada Pasien yang
menjadi tanggungjawab dan ada bukti di rekam
medis keperawatan
(f) Melakukan monitoring respon Pasien dan ada bukti
di rekam medis keperawatan
(g) Melakukan konsultasi tentang msalah Pasien/
keluarga kepada PP
(h) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada Pasien yang menjadi tanggungjawabnya dan
adabukti di rekam medis keperawatan.
(i) Menerima keluhan klien/keluarga dan berusaha
mengatasinya.
(j) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada
semua klien yang menjadi tanggungjawabnya.
(k) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap
akhir tugas pada semua pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam medis
keperawatan.
(l) Mengikuti post conference yang diadakan oleh PP
pada tiap akhir tugas dan melakukan

75
kondisi/perkembangan semua Pasien yang menjadi
tanggungjawab pada PP.
(m)Bila PA tidak ada, wajib mengenalkan PA yang
ada dalam anggotanya yang akan memberikan
asuhan keperawatan pada jaga berikutnypa pada
Pasien dan keluarga.
(n) Melaksanakan pendelegasian tugas PA pada S/M/L
(o) Berkoordinasi dengan penanggungjawab tugas
jaga/dokter/tim kesehatan lain bila ada masalah
padaklien pada S/M/L
(p) Mengikutidiskusi kasus dengan dokter/tim
kesehatan lain, setiap seminggu sekali
(q) Membantu melakukan bimbingan praktek klinis
keperawatan kepada peserta didik keperawatan.
(r) Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan
(s) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA
(Nursalam, 2016).
3) Actuating atau menggerakkan
Fungsi manajemen merupakan fungsi pengarahan semua
kegiatanyang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah dirumuskan dalam
fungsi perencanaan. Pengarahan adalah membuat atau
mendapatkan staff melakukan apa yang diinginkan dan harus
mereka lakukan. Pengarahan melibatkan kualiatas, gaya,
kekuasaan pemimpin, (komuunikasi, motivasi dan disiplin)
(Nursalam, 2016).
Menurut Swanburk (2000), pengarahan adalah elemen
tindakan dari manajemen keperawatan, proses interpersonal
dengan petugas keperawatan. Pengarahan sering disebut
sebagai fungsi memimpin dari managemen keperawatan. Ini

76
meliputi proses pendelegasian, pengawasan, koordinasi dan
pengendalian implementasi rencanaorganisasi.
Menurut Douglas (2008), actuating adalah pengeluaran
penugasan, pesanan dan instruksi yang memungkinkan pekerja
memahami apa yang diharapkan darinya dan pedoman serta
pandanganpekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif dan
efisien untuk mencapai obyektif organisasi.
Koesoema (2006), menjelaskan beberapa cara manager
merangsang bawahanya agar pelaksanakan kegiatan meningkat
dalam rangka mencapai tujuan organisasi :
a) Motivasi
Motivasi merupakan proses dengan apa seorang manager
merangsang bawahnya untuk bekerja dalam rangka
mencapai sasaran organisasi. Teori model motivasi yang
perlu diterapkan dalam rangka mencapai sasaran organisasi
adalah:
(1) Model tradisional: menaikkan sistem upah untuk
memotivasi para karyawan
(2) Model hubungan antar manusia: kontak sosial yang
dialami karyawan baik di dalam kerja maupun di luar
jam kerja.
b) Kemampuan individu
Untuk menunjukkan organisasi, disamping juga penting
untuk menelaah kemampuan individu. Bila sudah menjadi
karyawan tentu tugas manajer meng-upgrade, mengadakan
training, kursus dan sebagainya secara berkelanjutan untuk
memajukan pengetahuannya.
4) Controlling atau Pengawasan
Pengawasan adalah membandingkan hasil kinerja dengan
standar dan mengambil tindakan korektif bila kinerja yang
didapat tidak sesuai dengan standar (Nursalam, 2016).

77
Pengawasan melalui komunikasi mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksanan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepadaPasien. Fungsi pengawasan mencakup 4 unsur yaitu :
a) Penetapan standar pelaksanaan
b) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
c) Pengukuran pelaksanaan nyata dibandingkan dengan
standar yang ditetapkan
d) Pengambilan tindakan koreksi (Nursalam, 2016).
Pelaksanaan pengawasan/supervisi antara lain yaitu:
(1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati
sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki atau mengawasi kelemahan yang ada saat
itu juga
(2) Pengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar
hadir perawat yang ada, membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan,
mendengar laporan dari PP mengenai pelaksanaan
tugas.
(3) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana perawatan yang telah disusun bersama
PP.
(4) Mengaudit (Nursalam, 2016).
Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di
RS, tugas kepala unit sebagai kontroling/pengawasan,
pengendalian dan penilaian meliputi :
a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
b) Mengawasi dan menilai siswa /mahasiswa keperawatan
untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan

78
program bimbingan yang telah di tentukan.
c) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang
beradadibawah tanggungjawabnya
d) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan
e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan
tim pengendalian mutu asuhan keperawatan
Untuk keperluan evaluasi hasil kerja diperlukan dahulu
persiapanantara lain :
a) Standart operating prosedur
b) Standar therapy and diagnosis (Nursalam, 2016).
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi
terakhirdan proses managemen dan ada 3 macam, yaitu:
a) Pengendalian pendahuluan yaitu pengendalian dipusatkan
pada permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-
penyimpangan dari bawahan terhadap kinerja pemberi
pelayanan keperawatan, baik dari sumber daya SDM,
bahan, alat maupun dana.
b) Concurent control, pengendalian berlangsung saat
pekerjaan berlangsung guna memastikan sasaran tercapai.
c) Feedback control, pengendalian untuk mengontrol terhadap
hasil dari pekerjaan yang telah diselesaikan, bila ada
penyimpangan merupakan pelajaran untuk aktivitas yang
sama dimasa yang akandatang (Nursalam, 2016).
e. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni dan penyembuhan dapat diartikan bahwa
terapeutik adalah sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan
(As.Hrnyby 1974 citIntansari 2000).

79
Tujuan hubungan dari terapeutik menurut Stuart & Sundeen
(1995) adalah kesadaran diri, penerimaan diri, dan meningkatnya
kehormatan diri, identitas pribadi yang jelas dan meningkatnya
integritas pribadi, kemampuan untuk membentuk suatu keintiman,
saling ketergantungan hubungan interpersonal, dengan kapasitas
memberi dan menerima cinta, serta mendorong fungsi dan
meningkatkan kemampuan terhadap kebutuhan yang memuaskan
dan mencapai tujuan pribadi yang realistik.
Empat fase dari proses hubungan terapeutik :
1) Fase preinteraksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Menyiapkan alat
c) Mencuci tangan
2) Fase introductory/orientasi
a) Memberikan salam dan tersenyum pada klien
b) Melakukan validasi
c) Memperkenalkan nama perawat
d) Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
e) Menjelaskan tanggungjawab perawat dan klien
f) Menjelaskan peran perawat dan klien
g) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
h) Menjelaskan tujuan
i) Menjelaskan waktu
j) Menjelaskan kerahasiaan
3) Fase kerja
a) Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
b) Menanyakan keluhan utama
c) Memulai kegiatan dengan cara yang baik
d) Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
e) Mencuci tangan
4) Fase terminasi

80
a) Menyimpulkan hasil wawancara : evaluasi proses dan hasil
b) Memberikan reinforcement positif
c) Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
d) Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik (Nursalam,
2016).
f. Proses Manajemen Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan
(PKK)
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien
dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan
atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya
(Nursalam, 2016).
Bimbingan klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif
yang dilaksanakan oleh pembimbing klinik untuk memberikan
pengetahuannyata secara optimal dan membantu peserta didik
agar mencapaikompetensi yang diharapkan (Nursalam, 2016).
Praktek klinik adalah suatu bentuk pengalaman belajar
yang dilaksanakan dalam tatanan pelayanan kesehatan secara nyata
dimanapeserta didik dihadapkan langsung dengan klien dan situasi
yang nyata. Peserta didik berkesempatan dalam melatih diri
melaksanakan asuhankeperawatan profesional (Nursalam, 2016).
ICN mendefinisikan praktek keperawatan sebagai cara
untuk membantu individu atau kelompok mempertahankan atau
mencapai kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan
yang mengkaji status kesehatan klien, menetapkan diagnosa
keperawatan, rencana, tindakan keperawatan untuk mencapai
tujuan dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang
diberikan (Nursalam, 2016).
Tujuan dari bimbingan klinik adalah membantu peserta
didik menyesuaikan diri dengan lingkungan praktek, memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman

81
kerja profesional, membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dihadapi di lahan praktek, dan membantu peserta didik mencapai
tujuan praktek klinik (Nursalam,2016).
Dalam usaha meningkatkan keterampilan mahasiswa
perawat yang melaksanakan praktek klinik, mahasiswa harus
mendapatkan bimbingan dari pembimbing PKK yang telah
ditunjuk. Untuk memberikan proses bimbingan yang baik kepada
mahasiswa maka harus memenuhi standar pelaksanaan yang telah
dibuat. Pembimbing klinik ditetapkan melalui SK pembimbing
klinik yang dikeluarkan oleh rumah sakit, yang mempunyai
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain persyaratan
profesional, persyaratan pribadi dan persyaratan sosial.
1) Organizing
a) Penerimaan
Peserta didik diserahkan oleh direktur atau pembimbing
pendidikan kepada direktur RSUD Panembahan Senopati
Bantul atau pejabat yang ditunjuk.
b) Orientasi
(1) Umum
Orientasi mengenai struktur kepengurusan, tempat
pelayanan maupun unit-unit yang ada dalam organisasi
RSUD Panembahan Senopati Bantul secara
keseluruhan atau umum baik dari fungsional dan
struktural.
(2) Khusus
Orientasi ruang perawatan, orentasi klien, menitipkan
pembimbing klinik, penjelasan pelaksana PKK.
Untuk penjelasan pelaksanaan PKK, bimbingan
dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing klinik
adalah seorang tenaga perawat yang profesional yang

82
diberi wewenang dan tanggung jawab membimbing
secara langsung peserta didik (Nursalam, 2016).
Dalam proses bimbingan pembimbing klinik berperan dalam:
(1) Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik
dalam rangka kelancaran pelaksanaan bimbingan PKK
sesuai dengan metode yang telah ditentukan
(2) Mengikuti kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan
(3) Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan klien
yangakan dijadikan sumber pengalaman kerja
(4) Mengikutkan peserta didik dalam kerja keperawatan
(5) Memotivasi minat dan semangat belajar untuk
meningkatkankemampuan peserta didik
(6) Memfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan
keperawatan kepadapasien.
(7) Mengetahui pasien kelolaan peserta didik
(8) Memantau pelaksanaan praktek yang meliputi
kemampuan, ketaatan serta memberikan teguran bila terjadi
pelanggaran
(9) Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam
rangka pencapaian target kompetensi yang diharapkan
(10) Mengesahkan pencapaian target kompetensi
peserta didik(Nursalam, 2016).
2) Actuating
Pengarahan dilakukan dengan metode bimbingan yang
dilakukan,antara lain:
a) Pre-post conference
Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klini
dan pembimbing akademik.
b) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran
klinik keperawatan yang memberi kesempatan kepada

83
peserta didik untuk mentransfer dan mempraktekkan
pengetahuan yang didapat di kelas dan di laboratorium
dengan kunjungan secara langsung kepada klien.
c) Bed side teaching
Bed side teaching adalah bentuk pembimbingan yang
dilakukanoleh pembimbing klinik di samping pasien.
d) Monitoring kehadiran dan kompetensi peserta didik
e) Bimbingan pelaksanaan tindakan perawatan
f) Diskusi dan laporan individu (Nursalam, 2016).
3) Controling
Controlling terhadap mahasiswa praktek dilakukan melalui:
a) Tata tertib
b) Observasi
c) Reward dan punishment
d) Langsung dari pembimbing PKK dan pembimbing
akademik(Nursalam, 2016).

84
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN PERENCANAAN
A. Profil dan Gambaran Umum RSUD Panembahan Senopati
1. Gambaran Umum RSUD Panembahan Senopati
a. Sejarah RSUD Panembahan Senopati
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati merupakan
pendukung penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh
seorang Direktur yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. RSUD Panembahan Senopati
berada di Jl. Wahidin Sudirohusodo Bantul 55714 Yogyakarta.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul berdiri sejak tahun
1953 sebagai Rumah Sakit Hongerudem (HO) dikarenakan pada waktu
itu banyak masyarakat terkena penyakit HO atau busung lapar. Pada
tahun 1957 resmi menjadi Rumah Sakit Kabupaten dengan 60 tempat
tidur. Padatahun 1967 bertambah menjadi 90 tempat tidur.
Rumah Sakit terus berkembang sehingga pada tahun 1978 sebagai
Rumah Sakit Umum Daerah kelas D. Dari tahun ke tahun Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bantul mengalami peningkatan layanan
sehinggapada tahun 1993 meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit
Kelas C dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.202/MenKes/SK/11/1993,tgl 26-2-1993.
Guna memenuhi standar mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bantul mengikuti akreditasi rumah sakit dan Lulus
Akreditasi Penuh bulan November 1998 untuk 5 Pokja Pelayanan. Agar
Rumah Sakit dapat berkembang cepat dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat,maka rumah sakit harus mandiri. Bentuk kemandirian
rumah sakit diwujudkan dengan ditetapkannya Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bantul sebagai Rumah Sakit Swadana Daerah dengan
penetapan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2002 pada tanggal 8 Juni
2002 dan mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2003.
Dalam upaya pengelolaan rumah sakit secara interpreunership

85
dibutuhkan perubahan pola pikir pelayanan dari birokratik ke pelayanan
berfokus pada pelanggan antara lain dengan memberikan nama rumah
sakit menjadi “Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Kabupaten Bantul “ pada tanggal 29 Maret 2003. Upaya berikutnya dalam
mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang baik adalah dengan
menerapkan Tarif Unit Cost pada tanggal 1 September 2004 dengan
Penetapan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004.
Rumah Sakit umum Daerah Panembahan Senopati terus berkembang
dibuktikan dengan peningkatan kelas rumah sakit menjadi Kelas B Non
Pendidikan pada tahun 2007 dengan penetapan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 142/Menkes/SK/I/2007, Tgl 31 Januari 2007.
Dengan berubahnya Kelas Rumah Sakit menjadi Kelas B, maka struktur
organisasi Rumah Sakit menjadi berubah menjadi Lembaga Teknis
Daerah sesuai Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007.
Rumah Sakit Panembahan Senopati juga ditetapkan menjadi Rumah
Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung (Avian Influenza) sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 414/Menkes/SK/IV/2007.
Dalam strategi promosi rumah sakit ditetapkanlah Logo Rumah Sakit
Daerah Panembahan Senopati Bantul sesuai Keputusan Bupati Bantul
Nomor 124 tahun 2007. Pemilihan Logo ini dengan cara sayembara
dengan penetapan pemenang tunggal dengan hadiah 5 juta rupiah.
Pemerintah Daerah sebagai pemilik rumah sakit makin
mempercayakan pengelolaan rumah sakit ini dengan menetapkan Pola
Pengelolaan Keuangan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
dengan Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 195 tahun 2009 tertanggal
21 Juli 2009. Pada tahun 2010 mengikuti akreditasi pelayanan dan lulus
Akreditasi 12 Pelayanan pada Bulan Desember 2010 status penuh
berkelanjutan.
Penetapan RSUD Panembahan Senopati sebagai RS Rujukan
PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) di
Kabupaten Bantul melalui Surat Keputusan Bupati Nomor : 184 Tahun

86
2013 hingga saat ini; Rumah Sakit Panembahan Senopati makin banyak
mendapat kepercayaan dari institusi pendidikan kesehatan dengan makin
banyaknya institusi pendidikan melakukan kerjasama sebagai lahan
pendidikan praktekantara lain dari FKIK UMY dengan Penetapan sebagai
RS Pendidikan Utama sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : HK.03.05/III/413/12, tanggal 13 Maret 2012. Untuk memenuhi
ketentuan peraturan perundangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
harus mengikuti akreditasi RS Pendidikan tahun 2018 dan lulus dengan
Sertifikat B untuk masa berlaku 3 tahun (2018-2021). Sebagai upaya
memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit pada pasal 40, maka Rumah Sakit Umum Derah
Panembahan Senopati mengikuti Akreditasi RS versi 2012 dan Lulus
PARIPURNA. pada 18 Maret 2015 dan berakhir pada 17 Maret 2018.
RSUD Panembahan Senopati Bantul mengikuti Reakreditasi RS versi
SNARS edisi 1 dan lulus paripurna dengan masa berlaku 3 tahun (2018-
2021).
RSUD Panembahan Senopati juga ditetapkan sebagai salah satu RS
Rujukan Covid-19 dari 132 RS Rujukan PIE diseluruh Indonesia melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07/MENKES/169/2021
tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penyakit Infeksi Emerging
Tertentu yang ditetapkan pada tanggal 10 Maret 2021.
b. Tugas pokok RSUD Panembahan Senopati
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah Bidang
Pelayanan Kesehatan.
c. Fungsi RSUD Panembahan Senopati
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan rumah sakit;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidangpelayanan rumah sakit;

87
3) Pembinaan dan pengendalian pelayanan rumah sakit; dan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugasdan fungsinya.
d. Visi dan misi RSUD Panembahan Senopati
Visi : Terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan
seluruh masyarakat.
Misi :
1) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan.
2) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
3) Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam Pelayanan
Kesehatan, Pendidikan, dan Penelitian.
4) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait.
5) Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas.
6) Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk
mendukungpertumbuhan organisasi
e. Nilai-nilai RSUD Panembahan Senopati
1) Jujur.
2) Rendah hati.
3) Kerja sama.
4) Profesional.
5) Inovasi.
f. Meaning Statement RSUD Panembahan Senopati
Melayani sepenuh hati untuk kualitas hidup yang lebih baik.
g. Tujuan RSUD Panembahan Senopati
1) Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas
2) Terwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan
3) Terwujudnya karyawan yang produktif dan berkomitmen
4) Terwujudnya proses pelaporan dan akses informasi yang cepat
danakurat
5) Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan
dan penelitian

88
6) Terwujudnya pelayanan non fungsional untuk kepuasan pelanggan
h. Sasaran RSUD Panembahan Senopati
1) Meningkatnya kualitas dan terintegrasikannya proses pelayanan
kepadapelanggan
2) Meningkatnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan
3) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan karyawan (kapabilitas
karyawan) dan meningkatnya etos/semangat kerja karyawan
(komitmen karyawan)
4) SIM RS yang terintegrasi untuk seluruh unit
5) Terlaksananya pelayanan pendidikan dan penelitian bagi institusi
dan perorangan
6) Terlaksananya pelayanan non fungsional
i. Kebijakan RSUD Panembahan Senopati
1) Pelayanan Prima
2) Business Proses Reengineering (BPR)
3) Pembangunan Kemitraan dengan Pelanggan
4) Peningkatan Layanan Pelanggan
5) Pengembangan SDM
6) Pengembangan SIM
7) Pengembangan Jejaring Pelayanan Pendidikan dan Penelitian
8) Sumber pendapatan non fungsional
j. Strategi kegiatan RSUD Panembahan Senopati
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui penyelenggaraan
pelayanan sesuai dengan standar operasional prosedur, peningkatan
akuntabilitas kinerja dan transparansi dalam pengelolaan keuangan.

89
STRUKTUR ORGANISASI PANEMBAHAN SENOPATI

PLT DIREKTUR

SATUAN PEMERIKSA KOMITE MEDIS KOMITE PENGENDALIAN


RESISTENSI ANTIMIKROBA

KOMITE KOMITE PROFESI TENAGA


KEPERAWATAN KESEHATAN LAIN

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR KOMITE ETIK DAN KOMITE PENCEGAHAN


DAN PENGENDALIAN
HUKUM
PELAYANAN & UMUM & SUMBER INFEKSI

PENUNJANG DAYA KOMITE KESEHATAN DAN


KOMITE MUTU KESELAMATAN KERJA

KOMITE ETIK
PENELITIAN

BIDANG PELAYANAN BIDANG BIDANG BIDANG HUKUM BAGIAN BAGIAN UMUM DAN
MEDIK PENUNJNAG MEDIK KEPERAWATAN & PEMASARAN & PROGRAM
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEUANGAN

KELOMPOK SUBSTANSI
PELAYANAN MEDIK KELOMPOK SUBSTANSI KELOMPOK SUBSTANSI SUB BAGIAN UMUM DAN
KELOMPOK SUBSTANSI SUB BAGIAN VERIFIKASI
KHUSUS & PENUNJANG KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN DAN KEPEGAWAIAN
PENUNJANG KLINIK DAN AKUNTANSI
KEBIDANAN PENELITIAN

KELOMPOK SUBSTANSI
RAWAT JALAN, RAWAT SUB BAGIAN KELOMPOK SUBSTANSI
KELOMPOK SUBSTANSI KELOMPOK SUBSTANSI KELOMPOK SUBSTANSI
INAP & GAWAT DARURAT PERBENDAHARAAN DAN PROGRAM
PENUNJANG NON KLINIK PENJAMINAN MUTU HUKUM & PEMASARAN
ASET

KELOMPOK
PLH INSTALASI
JABATAN PENDIDIKAN DAN
INSTALASI PELAYANAN
PENJAMINAN
PELATIHAN

9
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RS

INSTALASI RAW AT INAP INSTALASI FARMASI

INSTALASI RADIOLOGI
INSTALASI RAW AT JALAN INSTALASI GIZI INSTALASI SANITASI DAN LINGKUNGAN

PLH UNIT PKRS UNIT ASET UNIT SIMRS


INSTALASI
LABORATORIUM
INSTALASI GAWAT DARURAT INSTALASI REKAM MEDIS
PLH UNIT INFORMASI DAN PELAYANAN PELANGGAN UNIT LAYANAN PENGADAAN
UNIT KASIR
INSTALASI BEDAH
SENTRAL UNIT PEMULASARAN JENAZAH

INSTALASI DIALISIS

INSTALASI
UNIT KENDARAAN
REHABILITASI MEDIK
DINAS
UNIT BANK DARAH
INSTALASI RAW AT
INTENSIVE
UNIT LAUNDRY
UNIT CSSD
UNIT CAPD

UNIT ICU RUANG RAWAT KRESNA, YUDHISTIRA RUANG RAWAT NAKULA SADEWA
UNIT HEMODIALISA
UNIT ONKOLOGI

UNIT ICCU RUANG RAWAT ARJUNA, BISMA RUANG RAWAT PARIKESIT

UNIT POLIKLINIK

UNIT HCU RUANG RAWAT GATOTKACA RUANG RAWAT SETYAKI

UKTP

UNIT PICU RUAMG RAWAT PERGIW A, PERGIW ATI


RUANG RAWAT BIMA

RUANG RAWAT BALADEWA


UNIT NICU RUANG RAWAT KUNTHI

RUANG RAWAT ABIMANYU

9
2. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati
a. Profil Ruangan
Ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati memberikan
pelayanan kesehatan pada pasien dewasa dengan kasus penyakit dalam,
syaraf, dan onkologi.
Fasilitas Ruangan Perawatan Pasien :
1) Ruang Perawatan Kelas II
Ruang perawatan kelas II dihuni oleh 2 pasien, fasilitas ruang
perawatan kelas II melputi 2 bed pasien, 2 bantal, 2 selimut, 2
lemari makanan, 2 lemari barang, 2 tiang infus, 2 lampu penerangan,
2 bel, 3 gorden, 2 kipas angin dan kamar 1 menggunakan AC (Air
Conditioner).
Fasilitas ruang parikesit:
a) Ruang Koas i) Ruang karu
b) Dapur j) Kamar Mandi
c) Ruang Gizi k) Kamar Mandi
d) Ruang Tindakan l) Lift
e) Nurse Station m) Gudang
f) KM Petugas
g) Tempat tas dan sepatu
h) Ruang perawat
b. Pelayanan Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di Ruang Rawat Parikesit
adalah sebagai berikut:
1) Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut
maupun kronis yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan
kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.
2) Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh
sekaligus melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar.

9
3) Pemantauan fungsi vital tubuh dan pelaksanaan terhadap komplikasi
yang ditimbulkan oleh Penyakit.
4) Memberikan bantuan psikologis pada pasien untuk membantu proses
penyembuhan penyakit.
c. Gambar Denah Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati
DENAH RUANG RAWAT INAP PARIKESIT
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

11
1 99C 99B 9A
9 Kls
Kls3 10A
10 10B
1 110C 10
1

7B 7A 8A 8B

Kls
Kls2
5B 5A 6A 6B

3B 3A 4A 4B

1B 1A Kls 1 2A 2B

U1 4

6
5 3
7

8 9 2 1

RUANG KONFEREN 12 13
PINTU

Gambar 3.2 Denah Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati

9
Keterangan:
1. Ruang Koas 8. Ruang Perawat
2. Dapur 9. Ruang Karu
3. Ruang Gizi 10. Kamar Mandi
4. Ruang Tindakan 11. Kamar Mandi
5. Nurse Station 12. Lift
6. KM Petugas 13. Gudang
7. Tempat Tas dan Sepatu

9
d. Bagan Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Kordinator Ruang
Aris Murniati S.Kep

Admin
Sumaryanti

PPJA PPJA
Indra Apriliana Amd.Kep Dina Muthoharoh Amd.Kep

PJ Shift PJ Shift PJ Shift PJ Shift


Ibnunaningsih Amd. Kep Suhesti S.Kep Ns Heni Tri Fatonah Amd. Kep Ratih Widowati Amd. Kep

P AP P P
A 1. Rismawati Amd. Kep A A
1. Indriyani Nurul Umi Amd. Kep 2. Naming Amd. Kep 1. Ganip Ambarsari Amd. Kep 1. Sri Komsatun Amd. Kep
2. Zahra Sonda S.Kep Ns 2. Erlina Amd.Kep 3. Sri Dwi Nuryani Amd. Kep
Gambar 3.3 Bagan Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Parikesi RSUD Panembahan Senopati

9
Analisa: Berdasarkan bagan struktur organisasi ruang rawat inap di
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul, bahwa ruangan tersebut
terdiri dari 1 kordinator ruangan, dan 19 perawat yang bertugas di ruang
rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul.
e. Peraturan dan tata tertib ruangan
1) Penunggu :
a) Pasien dapat ditunggu atas indikasi medis
b) Pasien dapat ditunggu keluarga 1 orang, dengan memegang kartu
tunggu
c) Tidak membawa tikar, bantal, alat-alat elektronik yang
menggunakan listrik
d) Cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas dengan pasien
2) Pengunjung
a) Anak dibawah 12 tahun dilarang masuk
b) Pengunjung harus segera meninggalkan ruang rawat setelah
waktu berkunjung selesai
c) Jam besuk pagi : 10.00 – 12.00 WIB
d) Jam besuk sore: 16.00 - 19.00 WIB
f. Tarif
Tarif Akomodasi Menggunakan Jaminan Kesehatan
Tarif kelas 1 Rp. 170.000
Tarif Kelas II Rp. 125.000
Tarif Kelas III Rp. 75.000

9
B. Unsur Input
1. Man (Manusia)
a. Pasien
1) Distribusi Jumlah Pasien Di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul pada bulan Mei-Juli 2022
Jenis Kelamin
No Bulan Total
Laki-Laki Perempuan
1. Mei 47 48 95
2. Juni 52 45 97
3. Juli 35 46 81
Jumlah 273
Sumber:Buku Register Pasien Rung Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bulan Mei-Juli 2022

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pasien di ruang


rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul, paling
banyak pada bulan Juni yaitu sebanyak 97 orang dan jumlah pasien
yang paling sedikit pada bulan Juli sebanyak 81 pasien, terdapat 35
pasien laki-laki, dan pasien perempuan 46 pasien.
2) Distribusi sepuluh besar penyakit di ruang rawat inap Parikesit
RSUD Panembahan Senopati
Tabel 3.3
Distribusi Sepuluh Besar Penyakit
Diruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul Bulan Mei-
Juli2022
No Diagnosa Jumlah
1 Cronic Kidney Diases 17
2 Dypsnew 14
3 Chongestif Heart Failur 13
4 Cerebral Infection 13
5 Diabetes Melitus 12
6 Stroke 11
7 Anorexsia 9
8 Anemia 8
9 Nausea 8
10 GEA 7
Jumlah 112
Sumber: Buku Register Pasien di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati pada Bulan Mei-Juli 2022

9
Analisa:
Berdasarkan tabel diatas diperoleh dari buku register pasien
ditemukan bahwa selama bulan Mei-Juli 2022 terdapat pasien dan
ditemukan ada 10 penyakit yang sering muncul di ruang rawat inap
parikesit RSUD Penembahan Senopati Bantul adalah CKD sebanyak
17 dan paling sedikit GEA sebanyak 7.
3) Distribusi Demografi Pasien yang ada di ruang rawat inap Parikesit
RSUD Panembahan Senopati bulan Mei-Juli 2022
Tabel 3.4
Ditribusi Demografi Pasien di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bulan Mei-Juli
2022
No Alamat Jumlah
1. Sewon 40

2. Pandak 16

3. Jetis 14

4. Trirenggo 13

5. Imogiri 13

6. Pandong 12

7. Srandakan 12

8. Palbapang 10

9. Pajangan 10
Jumlah 11
Sumber: Buku Register Pasien Ruang Rawat Inap Rawat Inap
Parikesit RSUDPanembahan Senopati Bantul Mei-Juli 2022
Analisa hasil:
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data penunjang ruang parikesit
RSUD Panembahan Senopati terbanyak berasal dari Sewon
sejumlah 40 pengunjung sepanjang bulan Mei hingga bulan Juli
2022.

9
b. Ketenagaan
1) Kualitas
a) Kajian data pendidikan dormal dan informal perawat
Tenaga perawat di ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pendidikan
No Nama Petugas Ketugasan Jenjang Karir Jenis pelatihan yang pernah diikuti
terakhir
1 Zahra Sonda D3 PPA TIM 2 Pra PK Komunikasi Efektif
2 Erlina D3 PPA TIM 2 Pra PK PPGD
3 Indra Apriliana D3 PN 1 PK 2
4 Septi Anasari D3 PPA PK 1

5 Ibnunaningsih D3 PJ SIFHT PK 1 PPGD. Zoominar Perawat Digarda Dipan


Penanganan Covid-19, Inhost Traning System
Manajemen Dan Mutu Bagi PIC Data Dan
Keselamatan Pasien, Seminar Asuhan
Keperawatan Bochopneumonia Pada Anak,
Seminar kesehatan nasional, Seminar
Penerapan foot massage Untuk Penanganan

99
Nyeri Dan Gangguan Tidur, Seminar
Keperawatan Permasalahan Dan Issue
Pelayanan Kesehatan Lansia Diera Milenial
6 Indriyani Nurul Umi D3 PPA TIM 1 PK1

7 Suhesti S1 NERS PJ SIFHT PK1 PPGD


8 Rismawati D3 PPA TIM 1 PK 1 PPGD
9 Heni Tri Fatonah D3 PJ SIFHT PK 3 PPGD

10 Ganip Ambarsari D3 PPA TIM 1 PK 1 PPGD


11 Ratih Widowati D3 PJ SIFHT Pra PK
12 Sri Komsatun S1 PPA TIM 1 PK 1 PPGD
13 Sri Dwi Nuryani D3 PPA TIM 2 PK3 PPGD

14 Sumaryanti SMK Admin -


15 Nuri Ernawati D1 Asper Asper -
16 Dina Muthoharoh D3 PN 2 PK 2
17 Aris Murniati S1 Koordinator PK 3 Terapi Komplementerdan Alternatif Solusi
Sehat Saat Now, Terapi Komplementer Dan
Alternatif Solusi Sehat Saat Now, Tantangan

10
Perawat Manager Dalam Menghadapi
Transformasi Pelayanan Kesehatan Di
Rumah Sakit, Manajemen Mutu Pelayanan
Geriatric Di Rumah Sakit, Stres
Management On Hospitalization Patient,
Better Treatment For better outcome in covid
19, Preceptor penguatan kualitas
pembelajaran Klinik di Era Covid 19,
Intervensi Pemulihan
Kapasitas Fungsionla Lansia, Seminar
18 Surip Lestari D3 PPA PK3 PPGD, Seminar Manajemen Kanker Untuk
Perawat, Zoominar Peran Perawat PPI
(IPCN) Dalam Penanganan Covid-19,
Sosialisasi Dan Bimbingan Teknis PKB
Online
19 Naning D3 PPA TIM 2 PK3

10
Berdasarkan tabel diatas, Pendidikan tenaga perawat di ruang
rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati adalah 1 orang
dengan pendidikan S1 Keperawatan Profesi Ners, 2 orang dengan
pendidikan S1 Keperawatan, 1 orang dengan pendidikan SMK, 1
orang dengan pendidikan D1 Asper dan 14 orang berpendidikan DIII
Keperawatan dan pelatihan terbanyak yang diikuti adalah PPGD.
Dari hasil tabel data pegawai bahwasanya sertifikat dari jenis
pelatihan yang telah diikuti oleh perawat di ruang Parikesit RSUD
Panembahan Senopati dikatakan belum memenuhi standar.
Dikarenakan dari 10 penyakit masih jarang mengikuti pelatihan.
Seperti contoh pelatihan perawatan luka Diabetes Milletus.
2) Kuantitas
Penghitungan tenaga perawat Ruang Rawat Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati dapat dihitung berdasarkan
jumlah pasien selama 3 bulan terakhir yaitu pada bulan Mei 2022
sampai Juli 2022 dengan menggunakan jumlah BOR pada bulan
tersebut yaitu 69,94%
a) Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut:
TT = 5 buah
Jam kerja efektif = 7 jam Jam kerja = 8 jam
Hari Libur = 5 hari/bulan
Ditanyakan :
BOR ?
Keterangan:
A. jam perawat selama 24 jam (6)
B. (Bor x TT) (bulan)
C. jumlah hari libur

10
Rata-rata jumlah keperawatan yang dibutuhkan dari Mei-Juli adalah 19 orang
perawat.

10
b) Dengan menggunakan formula PPNI
Self Care = (3 x 1 jam) + (3 x 1 jam) + (3 x 0,25 jam) = 6,75
jam
Partial Care = (13 x 3 jam) + (13 x 1 jam) + (13 x 0,25 jam) =
55,25 jam
Total Care = (5 x 6 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25) = 36,25
jam Total Jam asuhan :
= 6,75 + 55,25 + 36,25 = 98,25 jam/21 pasien
Rata-rata jam asuhan = 5 jam
Maka Jumlah keseluruhan kebutuhan tenaga keperawatan adalah
TP = ((5 x 52 x 7 x 21 x BOR) / (1640 jam) ) x 125% = 29,14 orang
perawatDibulatkan menjadi 29 orang perawat pelaksana.
c) Metode Thailand dan Filiphina

d) Metode menurut DEPKES


1) Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
jumlah jam perawatan/hari
= jam kerja efektif/shift
8.05
= = 1.341
6

10
2) Loss day (hari libur/hari besar)
jumlah hari non efektif
= jumlah hari kerja efektif × jumlah perawat

80
= 285 × 1.341 = 0.37
3) Koreksi 25% (tugas tugas non keperawatan)
25
= 100 × jumlah tenaga keperawatan + loss day
25
= 100 × 1.347 + 0.37
= 0.25 × 1.347 + 0.37 = 0.70
4) Kebutuhan
= jumlah tenaga keperawatan + loss day + koreksi
= 1.374 + 0.37 + 0.70 = 2.41
dibulatkan menjadi 3 orang/shift
e) Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori
mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :

Jumlah Klasifikasi Pasien


Pasien
Minimal Parsial Total

Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Dst

10
Shift pagi:
3 x 0, 17 = 0,51
13 x 0, 27 = 3,51
5 x 0,36 = 1,8
= 0,51 + 3,51 + 1,8
= 5, 82 Dibulatkan menjadi 6 orang pershift.

Shift siang:
3 x 0,14 = 0,42
13 x 0,15 = 1,95
5 x 0,30 = 1,5
= 0,42 + 1,95 + 1,5
= 3,87 Dibulatkan menjadi 4 orang pershift

Shift malam:
3 x 0,10 = 0,3
13 x 0,07 = 0,91
5 x 0,20 = 1
= 0,3 + 0,91 + 1
= 2,21 Dibulatkan menjadi 3 orang pershift

c. Peserta didik
Data mahasiswa praktek diruang rawat inap RSUD Panambahan Senopati
Bantulpada bulan Mei-Juli 2022.
Tabel 3.8
Data Mahasiswa Praktek di Ruang Inap RSUD Panembahan
Senopati pada Bulan Mei-Juli 2022
No Bulan Jumlah Institusi
1. Mei 11 Mahasiswa SMK Kesehatan, Unjani,
SSG, Unisa
2. Juni 21 Mahasiswa SMK Kesehatan, Unjani,
SSG, Unisa
3. Juli 10 Mahasiswa SMK Kesehatan, Unjani,
SSG, Unisa

10
Sumber: Jadwal Arsip Peserta Didik Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa
yang praktek di ruang rawat inap parikesit RSUD Penembahan Senopati
Bantul sejumlah 42 Mahasiswa selama bulan Mei – Juli apakah sudah
sesuai dan mengikuti pelatihan untuk jadi pembimbing. Dimana masih
memenuhi standar antara jumlah pembimbing dan jumlah mahasiswa
yang dibimbing di Ruang Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
2. Money / Sumber Dana
Pengelolaan keuangan dikelola terpusat melalui RSUD Panembahan Senopati
bantul, sumber keuangan RSUD Panembahan senopati berdasarkan dari
BLUD APBD dan APBN.
3. Machine/ Material
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan Rawat Inap Ruang Parkesit
RSUD Panembahan, hasil observasi langsung dan daftar inventaris Ruang
Rawat Inap Ruang Parkesit RSUD Panembahan dalam tabel berikut:
a. Daftar Alat Keperawatan
Tabel 3.9
Daftar Inventaris Alat Medis Keperawatan di Ruang Rawat Rawat
InapParikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Nama Barang Jumlah Standar Kondisi
1 Syring pump 7 5 Baik
2 Stetoskop litman 1 1 Baik
3 Stetoskop biasa 4 4 Baik
4 Spigmanometer/ Tensimeter 0 0 Tidak ada
jarum
5 Spigmanometer/ Tensimeter 0 0 Tidak ada
raksa
6 Digital sphygmanometer 3 3 Baik
7 Thermometer digital 3 2 Baik
8 Thermometer raksa 0 0 Tidak ada
9 Tourniquet 3 3 Baik
10 Tabung oksigen besar 2 2 Baik
11 Tabung oksigen kecil 2 2 Baik
12 Korentang 0 1 Tidak ada
13 Bak instrument 2 2 Baik
14 Bengkok 1 1 Baik

10
15 Pinset anatomis 4 4 Baik
16 Pinset cirugis 2 2 Baik
17 Gunting jaringan 2 2 Baik
18 Gunting heacting aff 1 1 Baik
19 Gunting verban 2 2 Baik
20 Pean 2 2 Baik
21 Com 2 2 Baik
22 Tromol 1 1 Baik
23 Sterilisator 1 1 Baik
24 Tourge spatel 0 1 Tidak ada
25 EKG 1 2 Baik
26 Nebulizer 2 2 Baik
27 Animex 1 1 Baik
28 Monitor 0 0 Tidak ada
29 Suction pump besar 0 0 Tidak ada
30 Suction pump kecil 1 1 Baik
31 Kasur dekubitus 2 1 Baik
32 Reflex hummer 1 1 Baik
33 Senter 1 1 Baik
34 Ambubag 1 1 Baik
35 Troli obat 1 1 Baik
36 Troli tindakan 3 3 Baik
37 Troli tindakan 1 1 Baik
38 Troli EKG 1 1 Baik
39 Troli medikasi 1 1 Baik
40 Troli linen 1 1 Baik
41 Tempat tidur pasien 21 21 Baik
42 Matras atau Kasur 21 21 Baik
43 Bantal 30 30 Baik
44 Bak Spuit 23 21 Baik
45 Tiang infus 21 21 Baik
46 Kursi roda 3 3 Baik
47 Kom kapas alcohol 1 1 Baik
48 Stemper 1 1 Baik
49 Pispot plastic 5 5 Baik
50 Pispot alumunium 10 21 Baik
51 Urinal plastic 0 0 Baik
52 Urinal alumunium 0 0 Baik
53 Tempat mangantar specimen 1 1 Baik
lab
54 Easy Move 1 1 Baik
55 Kulkas untuk menyimpan obat 1 1 Baik
56 Infus pump 1 1 Baik
57 Tensi digital ABN 1 4 Baik
58 Spo2 rosmex 3 (1 rusak) 3 Baik
59 Mesin Ekg 1 2 Baik

10
4. Metode/Standar/Pedoman dan Prosedur Tetap
Tabel 3.10
Standar Prosedur Operasional di Ruang Rawat Inap RSUD
Panembahan Senopati
NO. STANDAR KONDISI TAHUN
1 Menerima Pasien baru Ada 2009
2 Menimbang berat badan Ada 2009
3 Pemeriksaan Fisik (Kepala) Ada 2009
4 Pemeriksaan Fisik (Dada) Ada 2009
5 Pemeriksaan Fisik (Abdomen) Ada 2009
6 Pemeriksaan GCS Ada 2009
7 Pengukuran tekanan darah Ada 2009
8 Pengukuran suhu badan (Aksila) Ada 2009
9 Pengukuran suhu badan (Oral) Ada 2009
10 Pengukuran suhu badan (Rectal) Ada 2009
11 Perhitungan nadi dan pernafasan Ada 2009
12 Memotong kuku Ada 2009
13 Oral Hygiene Menggunakan sikat Ada 2009
Gigi
14 Oral Hygiene tanpa Menggunakan Ada 2009
sikat gigi
15 Perawatan gigi palsu Ada 2009
16 Pemasangan cup kutu Ada 2009
17 Menyisir rambut Ada 2009
18 Mencuci rambut Ada 2009
19 Memandikan pasien di tempat tidur Ada 2009
20 Mengganti alat tenun kotor tempat Ada 2009
tidur tanpa memindahkan pasien
21 Vulva hygiene Ada 2009
22 Cuci tangan biasa dan antiseptic Ada 2009
23 Cuci tangan steril Ada 2009
24 Pemakaian sarung tangan steril Ada 2009
25 Memindahkan pasien Ada 2009
26 Menolong pasien berjalan menuju Ada 2009
kursi
27 Membantu pasien bangun dari Ada 2009
tempat tidur
28 Membantu pasien pada posisi Ada 2009
duduk
29 Membantu pasien pada posisi Ada 2009
duduk pada tepi tempat tidur
30 Membantu pasien pada posisi Ada 2009
setengah duduk atau semi fowler
31 Memindahkan pasien dari tempat Ada 2009

10
tidur ke kursi
32 Mengatur posisi pasien dengan Ada 2009
posisi semi fowler
33 Mengatur posisi pasien dengan Ada 2009
posisi trendelenbreg
34 Mengatur posisi pasien dengan Ada 2009
posisi dorsal recumbent
35 Mengatur posisi pasien degan posisi Ada 2009
Litotomi
36 Mengatur posisi pasien degan posisi Ada 2009
genupectoral atau knee chest
37 Membantu pasien berjalan dengan Ada 2009
kruk
38 Pengelolaan obat obatan Ada 2009
39 Pemberian obat intravena Ada 2009
40 Pemberian obat subcutan Ada 2009
41 Pemberian obat intracutan Ada 2009
42 Pemberian obat intramuscular Ada 2009
43 Pemberian obat suposutorial Ada 2009
44 Pemberian obat tetes mata Ada 2009
45 Pemberian obat salep mata Ada 2009
46 Pemberian irigasi mata Ada 2009
47 Pemberian obat tetes telinga Ada 2009
48 Pemberian irigasi telinga Ada 2009
49 Pemberian tetes hidung Ada 2009
50 Pemberian obat topical Ada 2009
51 Penyiapan specimen darah vena Ada 2009
52 Memberikan oksigen dengan Ada 2009
binasal kanul
53 Latihan nafas dalam Ada 2009
54 Melatih batuk efektif Ada 2009
55 Fisio terapi dada Ada 2009
56 Penghisapan lender Ada 2009
57 Inhalasi manual Ada 2009
58 Inhalasi nebulizer Ada 2009
59 Postural drainage Ada 2009
60 Pemasangan infus Ada 2009
61 Memberikan tranfusi darah Ada 2009
62 Vena sectie Ada 2009
63 Perawatan infus Ada 2009
64 Memberikan makan dan minum Ada 2009
pada pasien
65 Penghisapan lender Ada 2009
66 Memasang NGT Ada 2009
67 Pemberian makan lewat NGT Ada 2009

11
68 Melepas selang NGT Ada 2009
69 Membantu pasien pada waktu BAB Ada 2009
dan BAK
70 Menolong memberikan urinal Ada 2009
71 Pemasangan kateter pria Ada 2009
72 Pemasangan kateter Wanita Ada 2009
73 Perawatan kateter pria Ada 2009
74 Perawatan kateter Wanita Ada 2009
75 Pelepasan kateter Ada 2009
76 Huknah rendah-tinggi Ada 2009
77 Memberikan huknah gliserin Ada 2009
78 Membimbing relaksasi distraksi Ada 2009
79 Pemberian kibrat Es Ada 2009
80 Pemberian kibrat Es gantung Ada 2009
81 Pemberian kibrat Es leher Ada 2009
82 Pemberian buli-buli panas Ada 2009
83 Perawatan luka kotor Ada 2009
84 Pengangkatan jahitan luka Ada 2009
85 Menyiapkan dan memberikan Ada 2009
kompres basah
86 Perawatan luka jahit Ada 2009
87 Latihan pergerakan sendi (ROM) Ada 2009
88 Latihan pergerakan sendi (ROM) Ada 2009
ekstremitas atas
89 Latihan pergerakan sendi (ROM) Ada 2009
ekstremitas bawah
90 Alih baring Ada 2009
91 Menyiapkan dan memasang bantal Ada 2009
angin
92 Penilaian balance cairan Ada 2009
93 Memasang balutan Ada 2009
94 Perawatan luka lecet Ada 2009
95 Memelihara mulut pasien Ada 2009
yang patah tulang rahang
atau akan menjalani operasi
rahang
96 Mengubah kandung kemih (dengan Ada 2009
spuit)
97 Mengubah kandung kemih dengan Ada 2009
menggunakan tetesan
98 Bilas lambung Ada 2009
99 Perawatan pasien yang akan Ada 2009
meninggal
100 Penggunaan section pump Ada 2009
101 Penggunaan sterilisator Ada 2009

11
102 Resusitasi jantung paru Ada 2009
103 Pemakaian syring dan infus pump Ada 2009
104 Rekaman EKG Ada 2009
105 Set-up ventilator servo 900 c Ada 2009
106 Penggunaan DC shock emergency Ada 2009
107 Menyiapkan pasien untuk tindakan Ada 2009
intubasi
108 Memasang T.piece dinding Ada 2009
109 Menyiapkan pasien dan alat untuk Ada 2009
tindakan ekstubasi
110 Tindakan intermiten positif pressure Ada 2009
breathing (IPPB)
111 Penyimpanan alat gigi Ada 2009
112 Pemberian imunisasi pada bayi dan Ada 2009
anak
113 Penanganan vaksin Ada 2009
114 Prosedur penanganan limbah Ada 2009
Imunisasi
115 Prosedur penggunaan lemari Ada 2009
pendingi untuk
penyimpanan vaksin
116 Oral care pada bayi dengan Ada 2009
candidiasis oral
117 Perawatan tali pusat dengan infeksi Ada 2009
118 Pengukuran entroprometri Ada 2009
119 Pemeriksaan audometri Ada 2009
120 Perawatan Luka DM Tidak Ada 2022
121 Memberikan oksigen dengan NRM Tidak Ada 2022

11
5. Market
Marketing yang dilakukan rumah sakit yang dipublikasi melalui website rumah
sakit sehingga masayarakat punya ketertarikan atau tidak terhadap rumah sakit
panembahan.
Tabel 3.11
Indikator Standar Efisiensi di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati
No Indikator Standar Standar Hasil Keterangan
Depkes Barner
1 BOR ( Bed 65-85% 75-85% 69,94 Memenuhi
Occupancy Ratio) % Standar
2 LOS ( Lenght of 6-9 Hari 3-12 Hari 5,67 Memenuhi
Stay) Standar
3 TOI ( Turn Over 1-3 Hari 1-3 Hari 2,29 Memenuhi
Internal) Standar
4 BTO ( Bad Turn 5-45 30 Pasien 3,71 Tidak
Over) Pasien memenuhi
standar
Sumber: Data Primer ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Tahun 2022

6. Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Dan Panduan Asuhan Keperawatan


(PAK)
Tabel 3.12
Standar Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Parikesit
RSUD Panembahan Senopati Tanggal 13 Agustus 2022
SAK
No Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Kondisi Tahun
1. Standar Asuhan Keperawatan Dengan CKD ada 2009
2. Standar Asuhan Keperawatan Dengan Dypsneu Tidak ada 2022
3. Standar Asuhan Keperawatan Dengan CHF
Tidak ada 2022

4. Standar Asuhan Keperawatan Dengan


Tidak ada 2022
Cerebral Infection
5. Standar Asuhan Keperawatan Dengan DM Tidak ada 2022

11
6. Standar Asuhan Keperawatan Dengan Stroke 2009
Ada
7. Standar Asuhan Keperawatan Dengan Anoreksia Tidak ada 2022
8. Standar Asuhan Keperawatan Dengan Anemia Ada 2009
9. Standar Asuhan Keperawatan Dengan Nausea Tidak ada 2022
10. Standar Asuhan Keperawatan Dengan GEA 2009
Ada
Sumber: Buku SAK (2009) Yang Ada di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati pada Bulan Mei-Juli 2022

Analisa:
Berdasarkan tabel di atas data SAK di ruang rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul sudah ada dan digunakan, namun masih ada beberapa yang belum
ada seperti SAK Dypsneu, SAK CHF, SAK CerebralInfection SAK Diabetes Melitus,
SAK Anoreksia, SAK Nausea, SAK masih mengacu pada NANDA, NIC, NOC.

C. Unsur Proses
1. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan (Instrument A)
a. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Tabel 3.14
Pengkajian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUDPanembahan Senopati Bantul
Observasi
No ASPEK YANG DINILAI DI PENGKAJIAN (n=10) Ya Tidak
(2) (1)
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman 20
pengkajian
2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual) 20
3. Data dikaji daei pasien masuk sampai pulang 20
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan 20
antara status Kesehatan dengan norma dan
polafungsi
kehidupan
Total 80

11
Nilai yang didapat
Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 80 × 100 % = 100 %
80

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan Standar Pengkajian
Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100%
dikategorikan baik.
Tabel 3.15
Diagnosa Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit
RSUDPanembahan Senopati Bantul
No ASPEK YANG DINILAI DIAGNOSA YA TIDAK
(n=10) (2) (1)
1. Diagnosa yang dibutuhkan 20
berdasarkan masalah
yang dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan 20
PE/PES
3. Merumuskan diagnose keperawatan 20
actual/potensial
Total 60

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 60 × 100 % = 100 %
60

11
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan Standar Diagnosa
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100% dikategorikan baik.

Tabel 3.16
Rencana Tindakan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
No ASPEK YANG DI NILAI DI RENCANA YA TIDAK
TINDAKAN (n=10) (2) (1)
1. Berdasarkan diagnose keperawatan 20

2. Disusun menurut urutan prioritas 20

3. Rumusan tujuan mengandung komponen 20


pasien/subyek perubahan perilaku kondisi
pasien atau kriteria
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuandengan 20
kalimatperintah, terinci, dan jelas atau
melibatkan pasien dan keluarga
5. Rencana tindakan menggambarkan 20
keterlibatan pasien/keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama 20
dengan tim kesehatan lain

Total 120

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 120 × 100 % = 100 %
120

11
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan Standar Rencana
Tindakan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100%
dikategorikan baik.
Tabel 3.17
Tindakan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit
RSUD Panembahan Senopati Bantul
No ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
DI IMPLEMENTASI (2) (1)
(n=10)
1. Tindakan mengacu pada rencana keperawatan 20

2. Perawat mengobservasi respon pasien 20


terhadap
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil 20

4. Semua hal yang telah dilakukan dicatat 20


ringkas
dan jelas
80
Total

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 80 × 100 % = 100 %
80

11
Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan Standar
Implementasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100%
dikategorikan baik.
Tabel 3.18
Evaluasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
NO ASPEK YANG DI NILAI DI EVALUASI YA TIDAK
(n=10) (2) (1)
1. Evaluasi mengacu pada tujuan 20

2. Hasil evalusi dicatat 20

Total 40

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 40 × 100 % = 100 %
40

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

11
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan Standar Evaluasi
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100% dikategorikan baik.

Tabel 3.19
Catatan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
No ASPEK YANG DINILAI DI CATAT YA TIDAK
ASUHAN KEPERAWATAN (n=10) (2) (2)
1. Menulis pada format yang baku 20

2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan 20


tindakan yang dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, 20
istilah yang baku dan benar
4. Setiap melakukan tindakan /kegiatan 20
perawat mencantumkan paraf/nama jelas,
dan tanggal jam dilakukannya tindakan
5. Berkas catatan keperawatan disimpan 20
sesuaidengan ketentuan yang berlaku
Total 100

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 100 × 100 % = 100 %
100

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil penerapan Standar Catatan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100% dikategorikan baik.

11
b. Penerapan Standart Asuhan Keperawatan (Instrumen B)
Tabel 3.20
Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan (instrument B) Di Ruang Rawat
Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul

12
12
122
123
c. Kepatuhan Tenaga Perawat terhadap SOP (Instrumen C)
Tabel 3.21
Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan Jenis Kegiatan : Cuci Tangan Biasa
No ASPEK YANG DINILAI Observasi
(n=4) Ya Tidak
(2) (1)
A. Tahap Pra Interaksi
1. Kuku dalam keadaan pendek 8
B. Tahap Kerja
1. Melepaskan semua asesoris pada tangan dan gulung 4 2
baju sampai siku
2. Melakukan inspeksi tangan dan jari 8
adanya luka/sayatan
3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh 0 4
wastafel, jika tangan meneyentuh wastafel cuci
tangan di ulang
4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian 4 2
5. Membasahi tangan dan lengan bawah, 8
mempertahankannya lebih dari siku
6. Menaruh sedikit sabun atau antiseptic (2-4cc) untuk 8
sabun batang pegang dan gosok sampai berbusa
7. Menggosokan kedua lengan dengan cepat, 8
selama 10-15 detik
8. Menggosok punggung tangan, sela sela jari 8
9. Menggosok jari-jari secara melingkar minimal 5 0 4
kali
10. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan 8
yang lain
11. Membilas lengan dan tangan sampai bersih 4 2
12. Menutup kran dengan siku (bila kran harus 0 4
ditutup dengan tangan cuci kran dengan sabun
terlebih
dahulu sebelum membilas tangan)
13. Mengeringkan tangan dengan handuk pengering 8
Total 76 18

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %

: 112 × 100 % = 83 %
94

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Penilaian Cuci Tangan Di Ruang
Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
presentase sebesar 83% baik.

16
Tabel 3.22
Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Jenis Kegiatan : Kepatuhan Momen Cuci Tangan
Observasi
ASPEK YANG DINILAI
No Ya Tidak
(n=5) (2) (1)
1. Sebelum kontak pasien 5
2. Sebelum tindakan aseptic 5
3. Setelah kontak dengan pasien 5
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 10
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien 10
Total 20 15

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 35 × 100 % = 70 %
50

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Penilaian Cuci Tangan Di Ruang
Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
presentase sebesar 70 % dikategorikan cukup baik.
Tabel 3.23
Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Jenis Kegiatan : Pemberian Obat Intravena
No ASPEK YANG DINILAI OBSERVASI
(n=4) Ya Tidak
(2) (1)
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 8
2. Mencuci tangan 4
3. Menyiapkan obat sesuia prinsip (baca dengan teliti 8
program pengobatan yang ada di status, yaitu nama
obat, dosis,waktu,cara pemberian), baca etiket
obat,
obat-obat yang tidak jelas etiketnya jangan
di pergunakan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan teraupetik 4
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga 8
3. Menanyakan persiapan klien sebelum kegiatan 8
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca kembali etiket obat yang akan diberikan 8
2. Memposisikan pasien dan pilih vena dari arah distal 8
3. Memasang perlak dan alasnya 4
4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 8
5. Meletakan tourniquet 5 cm proksimal yang akan di 8
tusuk

16
6. Memakai hand scoon 8
7. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol 8
(melingkar dari arah dalam keluar) biarkan kering
8. Memasang spuit dengan sudut 30 derajat 8
9. Menusuk dengan kemiringan 30 derajat, dan lubang 8
jarum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk 8
ke spuit
11. Membuka tourniquet 8
12. Memasukan obat secara perlahan-lahan 8
13. Mencabut spuit menekan daerah tusukan dengan 8
kapas
14. Menutup daerah dengan tusukan dengan 8
plester/hipafik
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien 8
2. Berpamitan dengan pasien 8
3. Membereskan alat 8
4. Mencuci tangan 8
5. Mencatat kegiatan dengan lembar keperawatan 8
Total 176 12

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 188 × 100 % = 94 %
200

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Pemberian Obat Intravena Di Ruang
Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
presentase sebesar 94 % dikategorikan baik.

Tabel 3.24
Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Jenis Kegiatan : Penyiapan Specimen Darah Vena

Observasi
No ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
(2) (1)
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mencuci verifikasi data sebelumnya bila ada 2
2. Mencuci tangan 2
3. Membawa alat di dekat pasien dengan benar 2
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan 2
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada 2
kelaurga/pasin
3. Menanykan persiapan klien sebelum kegiatan 2

16
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari 2
arah distal
2. Memasang perlak dan alasanya 2
3. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 2
4. Meletakan tourniquet 5 cm proximal 2
yang akan ditusuk
5. Memakai handscoon 2
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol 2
(melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan
kering
7. Mempertahankan spuit dengan sudut 30 2
derajat
8. Memegang spuit menekan daerah tusukan 2
dengan kapas
9. Menusuk dengan kemiringan 30 derajat, dan 2
lubang jarum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk 2
ke spuit, ambil sesuai kebutuhan
11. Membuka tourniquet 2
12. Mencabut spuit menekan daerah tusukan 2
dengan kapas
13. Menutup daerah tusukan dengan 2
hipafik/plester
14. Memasukan darah ke dalam botol specimen 2
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi Tindakan 2
2. Berpamitan dengan pasien 2
Total 44

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 44 × 100 % = 100 %
44

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Obser vasi Penyiapa n
Specimen Darah Vena Di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100 %
dikategorikan baik.

16
Tabel 3. 25
Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Jenis Kegiatan : Pengukuran Tekanan Darah
Pelaksanaan
No ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
(2) (1)
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila 2
ada
2. Mencuci tangan 2
3. Membawa alat di dekat pasien dengan benar 2
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan 2
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada 2
keluarga/pasien
3. Menanyakan persiapan klien sebelum 2
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien = supinasi 2
2. Menempatkan diri disebelah kanan pasien 2
bila memungkinkan
3. Membebaskan lengan pasien dari abju 2
4. Memasang manset 2 jari di atas mediabab 2
cubiti selang sejajar artesi bracialis
5. Meraba denyut arteri brachialis 2
6. Meletakan diafragma stetoskop di atas 2
7. Menutup sekrup balon, membuka pengunci 2
air raksa
8. Memompa manset hingga tak terdengar 2
bunyi denyut arteri
9. Membuka skrup balon perlahan-lahan 2
melihat turunya air raksa atau jarum dan
dengarkan bunyi denyut pertama (systole)
hingga bunyi terakhir (diastole) sampai
tekanan nol
10. Melakukan validasi dengan mengulangi 2
poin 8-9 (bila hasil pengukuran keduanya
berbeda ulangi sekali lagi)
11. Mengunci air raksa dan melepaskan manset 2
12. Mencatat hasil pengukuran pada buku 2
catatan
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien 2
2. Berpamitan dengan pasien 2
3. Membereskan alat-alat 2
4. Mencuci tangan 2
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan 2
keperawatan
Total 46

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 46 × 100 % = 100 %
46

Kategori :
>75 : Baik

16
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Observasi Pengukuran Tekanan
Darah Vena Di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100 % dikategorikan baik.

Tabel 3.26
Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Jenis Kegiatan : Perhitungan Nadi dan Pernafasan

Pelaksanaan
No ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak
(2) (1)
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya 2
bila ada
2. Mencuci tangan 2
3. Membawa alat di dekat pasien dengan 2
benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan 2
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada 2
keluarga/pasien
3. Menanyakan persiapan klien sebelum 2
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien 2
2. Menetukan lokasi nadi yang akan di ukur 2
3. Meraba denyut nadi dengan 3 jari 2
(telunjuk dan tengah)
4. Mengamati dada/perut pasien selama 1 2
menit
5. Menilai hasil pengukuran 2
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien 2
2. Berpamitan dengan pasien 2
3. Membereskan alat-alat 2
4. Mencuci tangan 2
5. Mencatat kegaiatan dalam lembar catatan 2
keperawatan
Total 32

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 32 × 100 % = 100 %
32

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang

16
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Observasi Penghitungan Nadi
dan Pernafasan Di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan presentase sebesar 100 % dikategorikan baik.

Tabel 3.27
Pelaksanaan 6 Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul

Pelaksanaan
ASPEK YANG DINILAI
No Ya Tidak
(n=5) (2) (1)
A. Identifikasi Pasien
1. Kebijakan dan prosedur yang 10
mengarahkan pelaksanaan identifikasi
pasien yang konsisten pada semua situasi
dan lokasi
2. Pasien diidentifikasi menggunakan 10
identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi
3. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian 6 2
obat, cairan atau produk darah dan
tindakan atau prosedur
4. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil 10
darah dan spesimen lain untuk
pemerikasaan klinik
5. Pasien rawat inap memakai gelang untuk 10
identifikasi pasien dengan
mencantumkan nama lengkap, No RM
dan tanggal lahir
B. Meningkatkan Komunikasi Efektif
1. Tersedia kebijakan dan prosedur 10
mengarahkan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon
secara konsisten

2. Tersedia bukti bahwa perintah lengkap 10


secara lisan dan yang melalui telepon
atau hasil pemeriksaaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah
3. Tersedia mekanisme atau prosedur bukti 10
bahwa bukti perintah lengkap lisan dan
telepon atau hasil pemeriksaan ditulis
dan dibacakan kembali secara lengkap
oleh
penerima perintah (write down and read
back
4. Tersedia daftar singkatan yang tidak 10
boleh di pakai
5. Tersedia SPO komunikasi serah terima 10
antar shif jaga antara perawat dengan
perawat, antara perawat dengan dokter,
antara dokter dengan dokter
6. Tersedia bukti pelaksanaan prosedur 10
komunikasi pada saat serah terima
7. Tersedia SPO komunikasi penyampaian 10
hasil pemeriksaan yang mempunyai
nilai kritis dan daftar hasil pemeriksaan
penunjang yang kritis misal lab, radiologi

16
8. Tersedia bukti pelaksanaan SPO 10
komunikasi penyampaian hasil
pemeriksaan yang mempunyai nilai kritis
Total 126 2

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 128 × 100 % = 99 %
130

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Observasi 6 Keselamatan
Pasien Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan presentase sebesar 99 % dikategorikan baik.

Tabel 3.28
Kaji Komunikasi Terapeutik Di Ruangan
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Pelaksanaan
No
ASPEK YANG DINILAI (n=4) Ya Tidak
(2) (1)
1. Tahap persiapan (pre interaksi)
a. Klien: mengumpulkan data tentang klien 8
(dari RM) 8
b. Alat: menyiapkan alat yang dibutuhkan 8
c. Perawat: cuci tangan, menilai kesiapan
diri perawat
2. Tahap pelaksanaan (orientasi)
a. Memberikan salam, berjabat tangan, 4
dan tersenyum pada klien
b. Melakukan validasi 8
c. Memperkenalkan nama perawat 4
d. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 4
e. Menjelaskan tanggungjawab perawat 8
f. Menjelaskan peran perawat dank lien 8
g. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 8
h. Menjelaskan tujuan 8
i. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 8
kegiatan/lama kegiatan
j. Menjelaskan dan menjawab kerahasiaan 8
3. Tahap kerja
a. Memberi kesempatan pada klien 8
untuk bertanya 8
b. Menanyakan keluhan utama 8
c. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 8
d. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana 4
e. Mencuci tangan

4. Tahap terminasi

16
a. Menyimpulkan hasil kegiatan 8
b. Memberi reinforcement positif 4
c. Membuat kesepakatan dengan 8
klien/keluarga untuk pertemuan/kegiatan
d. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik 4
(mengucapkan salam/tersenyum/memberikan
sentuhan/berjabat tangan)
Total 128 24

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 152 × 100 % = 86 %
176

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Komunikasi Terapeutik D i
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan presentase sebesar 86 % dikategorikan baik.

Tabel 3.29
Tugas Kepala Ruang di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll Srg Kdg Tdk
NO TUGAS KEPALA RUANG (n=1)
(3) (2) (1) (0)
Membagi staf kedalam grup MPM
1 sesuai dengan kemampuan dan 3
beban kerja
Membuat jadwal dinas dengan
2 3
berkoordinasi dengan PN
Membagi klien ke dalam grup MPM
3 sesuai dengan kemampuan dan 3
beban kerja
4 Melakukan meeting morning 3
Memfasilitasi dan mendukung
5 3
kelancaran tugas PN dan AN
Melakukan supervisi dan memberi
6 motivasi seluruh staf keperawatan 3
untuk mencapai kinerja yang optimal
Melakukan upaya meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dengan
7 3
melakukan evaluasi melalui angket
setiap klien akan pulang
Mendelegasikan tugas ke PPJR pada
8 3
jaga S/M/L
9 Berperan serta sebagai konsultan 3
JUMLAH 27

17
Nilai yang didapat
Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 27 × 100 % = 100 %
27

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang

Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari kepala di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan persentase
sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.30
Tugas PN di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
TUGAS PRIMERY NURSE Sll Srg Kdg Tdk
NO (n=2) (3) (2) (1) (0)
1 Bertugas pagi hari 6
Bersama AN menerima operan
2 tugas jaga dari AN yang jaga 6
malam
Bersama AN melakukan
konfirmasi/ supervisi tentang
3 6
kondisi klien segera setelah selesai
operan dengan petugas jaga malam
Bersama AN melakukan doa
bersama sebagai awal dan akhir
4 6
tugas, dilakukan setelah selesai
operan jaga malam
Melakukan pre-conference dengan
5 semua AN yang ada dalam grupnya 6
setiap awal dinas pagi
Membagi habis klien kepada AN
6 sesuai dengan kemampuan dan 6
beban kerja
Melakukan pengkajian,
menetapkan masalah atau diagnosa
dan perencanaan keperawatan
7 6
kepada semua klien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti
di rekam keperawatan
Memonitor dan membimbing tugas
8 6
AN
Membantu tugas AN untuk
9 kelancaran pelaksanaan asuhan 6
klien
10 Mengoreksi, merevisi dan 6

17
melengkapi catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh
AN yang ada dibawah tanggung
jawabnya
Melakukan evaluasi hasil kepada
setiap klien sesuai tujuan yang ada
11 dalam perencanaan asuhan 6
keperawatan dan ada bukti dalam
rekan keperawatan
Melaksanakan post conference
pada setiap akhir dinas dan
12 menerima laporan akhir tugas jaga 6
dari AN untuk persiapan operan
tugas jaga selanjutnya
Melakukan operan jaga kepada AN
13 6
jaga sore diikuti AN pagi
Memperkenalkan AN yang ada
dalam satu grup atau yang akan
14 merawat selama klien dirawat atau 6
kepada klien atau keluarga yang
baru
Mendelegasikan tugas kepada AN
15 6
pada S/M/L
Menerima pendelegasian tugas PJ
16 6
ruang bila pagi hari tidak bertugas
Menyelenggarakan diskusi kasus
17 dengan dokter dan tim kesehatan 4
lain setiap seminggu sekali
Menyelenggarakan diskusi kasus
18 dalam pertemuan rutin keperawatan 4
di ruang minimal sebulan sekali
Menyelenggarakan diskusi kasus
19 4
sesuai prosedur
Melaksanakan tugas lain sesuai
20 4
dengan uraian tugas
JUMLAH 96 16

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 112 × 100 % = 93 %
120

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari tugas PN di Ruang Rawat
Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan persentase
sebesar 93% dikategortikan baik.

17
Tabel 3.31
Tugas AN di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll Srg Kdg Tdk
NO TUGAS ASSOCIATE NURSE (n=9)
(3) (2) (1) (0)
Melaksanakan operan ugas setiap awal
1 dan akhir jaga dari dan kepada AN 27
yang ada dalam satu grup
Melakukan konfirmasi atau supervisi
2 tentang kondisi klien segera setelah 27
operan setiap klien
Melakukan doa bersama setiap awal
3 dan akhir tugas yang dilakukan setelah 27
selesai operan tugas jaga
Mengikuti pre conference yang
4 27
dilakukan oleh PN setiap awal tugas
Melaksanakan asuhan keperawatan ke
5 klien yang menjadi tanggung jawab dan 27
ada bukti direkam medis
Melakukan monitoring respon klien dan
6 27
ada bukti di rekam medis
Melakukan konsultasi tentang masalah
7 27
klien/ keluarga kepada PN
Membimbing dan melakukan
pendidikan kesehatan kepada klien
8 27
yang menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti direkam medis
Menerima keluhan klien/ keluarga dan
9 27
berusaha mengatasinya
Melengkapi catatan asuhan
10 keperawatan pada semua klien yang 27
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi asuhan
11 keperawatan pada semua klien yang 27
menjadi tanggung jawabnya
Mengikuti post conference yang
diadakan oleh PN pada setiap akhir
tugas dan melaporkan kondisi dan
12 27
perkembangan semua klien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada
klien
Bila tidak ada PN wajib mengenalkan
AN yang ada dalam grup yang kan
13 memberikan asuhan keperawatan pada 27
jaga berikutnya kepada klien/ keluarga
baru
Melakukan pendelegasian tugas PN
14 27
pada S/M/L
Berkoordinasi dengan PNJR/ Dokter/
15 Tim kesehatan lain bila ada masalah 27
klien pada S/M/L
Mengikuti diskusi kasus dengan dokter
16 atau tim kesehatan lain setiap seminggu 18

17
sekali
Mengikuti diskusi kasus dalam
17 18
pertemuan rutin keperawatan di rungan
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian
18 27
tugas AN
JUMLAH 432 36

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 468 × 100 % = 96 %
485

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang

Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari tugas AN di Ruang Rawat
Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan persentase
sebesar 96% dikategortikan baik.

Tabel 3.32
Hubungan Antar Staf Keperawatan Dengan Klien/Keluarga di
Ruangan Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hubungan Profesional Perawat Sll Srg Kdg Tdk
No
Dengan Klien/ Keluarga (n=10) (3) (2) (1) (0)
Kepala ruang melakukan supervisi
1 seluruh klien yang ada di ruangan setiap 30
awal tugasnya
PN/ AN mensuperfisi seluruh klien
yang menjadi tanggung jawabnya
2 30
segera setelah menerima operan tugas
setiap klien
PN menginformasikan peraturan dan
3 tata tertib RS yang berlaku kepada 30
klien/ keluarga baru
PN memperkenalkan perawat dalam
4 satu grup yang akan merawat klien 30
selama klien dirawat di RS
PN/ AN melakukan visit/ monitoring ke
5 klien untuk mengetahui perkembangan 30
atau kondisi klien
PN memberikan penjelasan setiap
rencana tindakan atau program
6 30
pengobatan sesuai wewenang dan
tanguung jawabnya
Setiap akan melakukan tindakan
7 keperawatan PN/ AN memberikan 30
penjelasan atas tindakan yang akan

17
dilakukan kepada klien atau keluarga
Kesedian PN/ AN untuk menerima
8 konsultasi atau keluhan klien atau 30
keluarga dan berupaya mengatasinya
Klien/ Keluarga mengetahui PN/
9 perawat yang bertanggung jawab dan 30
ditulis pada papan nama klien
PN/ AN memberitahu dan
10 30
mempersiapkan klien yang akan pulang
JUMLAH 300

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 300 × 100 % = 100 %
300

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari hubungan antar staf
keperawatan dengan klien/keluarga di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan persentase sebesar 100%
dikategortikan baik.
Tabel 3.33
Hubungan Antar Staf Keperawatan di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
HUBUNGAN ANTARA STAF Sll Srg Kdg Tdk
NO
KEPERAWATAN (n=4) (3) (2) (1) (0)
PJ pelayanan keperawatan
1 mengadakan pertemuan rutin dengan 12
KaRu minimal sebulan sekali
KaRu mengadakan pertemuan rutin
2 dengan seluruh staf keperawatan 12
minimal sebulan sekali
KaRu mengadakan pertemuan rutin
3 dengan PN minimal dua minggu 12
sekali
PN mengadakan pre dan post
4 conference pada setiap awal dan akhir 12
tugas jaga pagi
PN menerima serah terima tugas jaga
5 12
AN yang tugas jaga sebelumnya
AN melaksanakan serah terima tugas
6 jaga dari jaga sebelum dan kepada 12
tugas jaga berikutnya
PN mendampingi serah terima tugas
7 jaga antara AN pada tugas jaga 12
berikutnya

17
PN melakukan dokumentasi askep
terutama pada pengkajian,
8 12
menetapkan diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan
AN melakukan dokumentasi askep
9 terutama hal pelaksanaan dan evaluasi 12
keperawatan
PN memberikan laporan tugas kepada
KaRu keperawatan setiap akhir tugas
10 12
terutama tentang keadaan umum klien
dan permasalahan yang ada
PN melakukan motivasi/ bimbingan
11 12
dengan AN setiap hari
AN menggantikan tugas PN bila PN
12 12
tidak ada
PJ tugas jaga menggantikan tugas
13 12
KaRu pada S/M/L
JUMLAH 156

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 156 × 100 % = 100 %
156

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari hubungan antar staf
keperawatan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Bantul didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.34
Hubungan Staf Keperawatan dengan Tim Kesehatan Lain di
Ruangan Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hubungan Antara Staf
Perawatan Dengan Dokter/ Tim Sll Srg Kdg Tdk
No
Kesehatan Lain Yang (3) (2) (1) (0)
Mendukung
Pelaksanaan Mpm (n=4)
PN/ AN melakukan visit bersama
1 dokter/ tim kesehatan lain yang 12
merawat klien
PN melakukan diskusi kasus dengan
2 dokter/ tim kesehatan lain minimal 12
satu kali seminggu
Hubungan professional/ kemitraan
dengan dokter/ tim kesehatan lain
3 12
tercermin dalam dokumentasi Rekam
Medis

17
PN/ AN menggunakan rekam medik
4 sebagai sarana hubungan professional 12
dalam pelaksanaan program kolaborasi
Dokter/ tim kesehatan lain
menggunakan rekam keperawatan
5 sebagai sarana hubungan professional 12
dalam rangka pelaksanaan program
kolaborasi
Dokter/ tim kesehatan lain mengetahui
6 12
setiap klien siapa PN nya
PN memfasilitasi pelaksanaan
7 konsultasi klien/ keluarga dengan 12
dokter/ tim kesehatan lain
JUMLAH 84

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 84 × 100 % = 100 %
84

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari hubungan staf keperawatan
dengan tim kesehatan lain di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan persentase sebesar 100%
dikategortikan baik.

Tabel 3.35
Pelaksanaan Operan Jaga di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll Srg Kdg Tdk
NO VARIABEL YANG DINILAI (n=9)
(3) (2) (1) (0)
Serah terima didahului dengan doa
1 27
bersama
Komunikasi antar pemberi tanggung
jawab dan penerima tanggung jawab
2 27
dilakukan didepan pintu dengan suara
pelan/ tidak rebut
Menyebutkan identitas klien, diagnose
medis, diagnose keperawatan,
3 tindakan keperawatan yang telah 27
dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya dan evaluasinya
Menginformasikan jenis rencana dan
4 waktu rencana tindakan keperawatan 27
yang belum dilaksanakan
5 Menyebutkan perkembangan klien 27

17
yang ada selam shift
Menginformasikan pendidikan
6 kesehatan yang telah diberikan (bila 18
ada)
Mengevaluasi hasil tindakan
7 27
keperawatan
Menyebutkan tindakan medis beserta
8 27
waktunya yang dilakukan selama shift
Menyebutkan tindakan medis yang
9 27
belum dilakukan selama shift
Menginformasikan kepada klien/
10 keluarga nama perawat pada shift 9
berikutnya pada setiap akhir tugas
Memberi salam pada klien, keluarga
serta mengobservasi dan
11 menginspeksi keadaan klien, 18
menanyakan keluhan-keluhan klien
(dalam rangka klasifikasi)
JUMLAH 216 36 9

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 261 × 100 % = 88 %
297

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan operan jaga di
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 88% dikategortikan baik.

Tabel 3.36
Pelaksanaan Meeting Morning di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll Sr Kdg Tdk
NO VARIABEL YANG DINILAI (n=3)
(3) g (1) (0)
(2)
KaRu menyiapkan tempat untuk 9
1 melakukan meeting morning
KaRu memberikan pengarahan pada
2 staf dengan materi yang telah 3
disiapkan sebelumnya
KaRu melakukan klarifikasi apa yang
3 telah disampaikan kepada staf 6
Memberikan kesempatan pada staf
4 untuk mengungkapkan permaslahan 6
yang muncul diruangan
Bersama staf mendiskusikan 9
5 pemecahan masalah yang dapat

17
ditempuh
KaRu memberi motifasi dan
6 6
reinforcement pada staf
JUMLAH 18 18 3

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 39 × 100 % = 72 %
54

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan meeting
morning di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Bantul didapatkan persentase sebesar 72 % cukup baik.

Tabel 3.38
Pelaksanaan Pre Conference di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
VARIABEL YANG Sll Srg Kdg Tdk
NO
DINILAI
(n=9) (3) (2) (1) (0)
1 Menyiapkan rungan/ tempat 27
Menyiapkan rekam medik klien yang 27
2 menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukannya
18
3 pre conference
Memandu pelaksanaan pre
27
4 conference
Menjelaskan masalah keperawatan
5 klien, dan rencana keperawatan yang 27
menjadi tanggung jawabnya
Membagi tugas kepada AN sesuai
6 kemampuan yang dimiliki dengan 27
memperhatikan keseimbangan kerja
Mendiskusikan cara dan strategi 27
7 pelaksanaan asuhan klien/ tindakan
Memotifasi untuk memberikan
8 tanggapan dan penyelesaian masalah 18
yang sedang di diskusikan
Mengklarifikasi kesiapan AN untuk
9 melaksanakan asuhan keperawatan
kepada klien yang menjadi tanggung 27
jawabnya
Memberi reinforcement positif pada
18
1 AN
11 Menyimpulkan hasil pre conference 27
Total 216 54

17
Nilai yang didapat
Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 270 × 100 % = 90 %
297

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan pre conference
di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 90% dikategortikan baik.

Tabel 3.39
Pelaksanaan Post Conference di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
VARIABEL YANG Sll Sr Kdg Tdk
NO
DINILAI (3) g (1) (0)
(n=9)
(2)
1 Menyiapkan rungan/ tempat 27
Menyiapkan rekam medik klien yang 27
2 menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukannya
3 post conference 18
Menerima penjelasan dari AN
4 tentang hasil tindakan/ hasil asuhan
keperawatan yang telah di lakukan 27
oleh AN
Mendiskusikan masalah yang di
temukan dalam memberikan askep
27
5 klien dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya
6 Memberi reinforcement pada AN 18
Menyimpulkan hasil post 27
7 conference
Mengklarifikasi klien sebelum
8 melakukan operan tugas jaga sift 27
jaga berikutnya
JUMLAH 162 36

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 198 × 100 % = 92 %
216

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik

18
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan post conference
di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 92% dikategortikan baik.

Tabel 3.40
Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
Ya Tidak
No Kegiatan (n=4)
(2) (1)
N % N %
A Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 8
Membuat rencana pertemuan dengan
2 8
klien
B Orientasi
Memberi salam dan tersenyum
1 8
kepada klien
2 Memperkenalkan nama diri 8
Menanyakan nama panggilan
3 8
kesukaan klien
4 Menanyakan perasaan klien 8
5 Menjelaskan peran perawat 8
6 Menjelaskan tugas perawat 8
Menjelaskan kegiatan (orientasi)
7 8
yang akan dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 8
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan
9 8
untuk orientasi
10 Menjelaskan kerahasiaan 8
C Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 8
2 Memberi kesempatan bertanya 8
Memulai dengan ajakan untuk
3 8
berkonsentrasi
4 Melakukan orientasi 8
D Materi
Mengorientasikan tentang fasilitas
1 8
yang ada diruangan
Mengorientasikan tentang cara
2 8
menggunakan fasilitas
Mengorientasikan tata tertib
3 8
penggunaan fasilitas ruang tunggu
Mengorientasikan tempat-tempat
penting, kamar mandi, ruang tunggu,
4 8
ruang konsultasi, ruang perawat,
mushola, dll
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 8
2 Memberikan pujian positif 8

18
Merencanakan tindak lanjut kepada
3 8
klien
4 Melakukan kontrak selanjutnya 8
Mengakhiri pertemuan dengan cara
5 8
yang baik dan tersenyum
JUMLAH 200
Nilai yang didapat
Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 200 × 100 % = 100 %
200

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan orientasi pasien
baru di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.41
Pelaksanaan Informasi Pasien Baru di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
Ya Tidak
No Kegiatan (n=4)
(2) (1)
N % N %
A Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 8
Membuat rencana pertemuan dengan
2 8
klien
B Orientasi
Memberi salam dan tersenyum kepada
1 8
klien
2 Memperkenalkan nama diri 8
Menanyakan nama panggilan kesukaan
3 8
klien
4 Menanyakan perasaan klien 8
5 Menjelaskan peran perawat 8
6 Menjelaskan tugas perawat 8
Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang
7 8
akan dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 8
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan
9 8
untuk orientasi
1
Menjelaskan kerahasiaan 8
0
C Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 8
2 Memberi kesempatan bertanya 8
3 Memulai dengan ajakan untuk 8

18
berkonsentrasi
4 Melakukan orientasi 8
D Materi
1 Menjelaskan hak klien/ keluarga 8
2 Menjelaskan kewajiban klien/ keluarga 8
Menjelaskan petugas yang akan
3 6
merawat
4 Menjelaskan jadwal waktu konsultasi 8
Menjelaskan bahwa setiap hari akan
5 disampaikan catatan perkembangan dan 8
rencana perawatannya
Menjelaskan syarat pengurusan
6 8
administrasi
Menjelaskan fasilitas yang ada
7 8
diruangan
Mendemonstrasikan cara penggunaan
8 8
fasilitas yang ada diruangan
9 Menjelaskan tata tertib kamar tunggu 8
1
Memberitahukan tempat-tempat penting 8
0
1
Menjelaskan denah ruangan 8
1
1
Memulai discharge planning 8
2
1
Menandatangani surat pernyataan 8
3
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 8
2 Memberikan pujian positif 8
Merencanakan tindak lanjut kepada
3 8
klien
4 Melakukan kontrak selanjutnya 8
Mengakhiri pertemuan dengan cara
5 8
yang baik dan tersenyum
26
JUMLAH 6
4

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 270 × 100 % = 99 %
272

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan informasi
pasien baru di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Bantul didapatkan persentase sebesar 99% dikategortikan baik.

18
Tabel 3.42
Pelaksanaan Discharge Planning di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
Ya Tidak
No Kegiatan (n=1)
(2) (1)
N % N %
A Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 2
Membuat rencana pertemuan dengan
2 2
klien
B Orientasi
Memberi salam dan tersenyum kepada
1 2
klien
2 Memperkenalkan nama diri 2
Menanyakan nama panggilan kesukaan
3 2
klien
4 Menanyakan perasaan klien 2
5 Menjelaskan peran perawat 2
6 Menjelaskan tugas perawat 2
Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang
7 2
akan dilakukan
8 Menjelaskan tujuan kegiatan 2
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan
9 2
untuk orientasi
1
Menjelaskan kerahasiaan 2
0
C Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 2
2 Memberi kesempatan bertanya 2
Memulai dengan ajakan untuk
3 2
berkonsentrasi
4 Melakukan orientasi 2
D Materi
Menjelaskan informasi mengenai
1 2
penyakit
Menjelaskan informasi mengenai
2 2
penyebab penyakit
Menjelaskan informasi mengenai tanda
3 2
dan gejala penyakit
Menjelaskan informasi mengenai cara
4 2
perawatan dirumah
Menjelaskan informasi mengenai cara
5 2
pemberian obat
Menjelaskan informasi mengenai cara
6 2
pencegahan penyakit dan infeksi
Menjelaskan informasi mengenai
7 2
program pengobatan lanjutan
Menjelaskan informasi mengenai nutrisi
8 2
yang sesuai dengan program diet
Menjelaskan informasi mengenai aktifitas
9 2
dan istirahat
Menjelaskan informasi mengenai control
1
: waktu, tempat, cara control, persiapan 2
0
control

18
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 2
2 Memberikan pujian positif 2
3 Merencanakan tindak lanjut kepada klien 2
4 Melakukan kontrak selanjutnya 2
Mengakhiri pertemuan dengan cara yang
5 2
baik dan tersenyum
6
JUMLAH 2

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 62 × 100 % = 100 %
62

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan discharge
planning di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan

Tabel 3.44
Pelaksanaan Actuating/Menggerakan di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
No Standar Ya Tidak Data Ket
(2) (1)
1 Pengarahan 2
2 Supervisi staf 2
3 Koordinasi 2
4 Orientasi staf 2
5 Orientasi mahasiswa praktik 2
6 Orientasi klien/ keluarga 2
Memobilisasi sumber daya
7 yang ada untuk mencapai 2
tujuan
Memberi motifasi pada
8 2
anggota
9 Membuat keputusan 2
10 Memanajemen konflik 2
11 Menelaah kemampuan individu 2
Membimbing tenaga
12 2
keperawatan
Mengadakan pertemuan
berkala atau sewaktu-waktu
13 dengan staf keperawatan dan 2
petugas lain yang bertugas
diruang rawatnya
14 Memberi kesempatan atau izin 2

18
kepada staf keperawatan
Mengupayakan pengadaan
15 2
peralatan dan obat-obatan
Mendampingi visite dokter dan
16 2
mencatat instruksi dokter
Mengelompokkan klien dan
mengatur penempatannya
diruang rawat menurut tingkat
17 2
kegawatan, infeksi atau non
infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan
Mengendalikan kualitas system
18 pencatatan dan pelaporan 2
asuhan keperawatan
Meneliti pengisian formulir
19 sensus harian klien diruang 2
rawat
Meneliti dan memeriksa
pengisisan daftar permintaan
20 2
makanan klien berdasarkan
macam dan jenis makan klien
Menyiapkan berkas catatan
21 2
medic klien
Membimbing siswa/
mahasiswa keperawatan yang
22 2
menggunakan ruang rawatnya
sebagai bahan praktek
Memberi penyuluhan
23 2
kesehatan
Melakukan serah terima klien
24 dan lain-lain pada saat 2
pergantian dinas
JUMLAH 48

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 48 × 100 % = 100 %
48

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan
actuating/menggerakan di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan persentase sebesar 100%
dikategortikan baik.

18
Tabel 3.45
Pelaksanaan Contolling/ Pengawasan di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
No Standar Ya Tidak Data Ket
(2) (1)
Pengawasan langsung melalui
1 2
inspeksi
Pengawasan langsung melalui
2 2
laporan langsung secara lisan
Pengawasan langsung melalui
3 2
laporan tertulis
Pengawasan kelemahan yang
4 2
ada
Pengawasan tidak langsung
5 dengan mengecek daftar hadir 2
yang ada
Pengawasan tidak langsung
6 dengan membaca dan 2
memeriksa rencana keperawatan
Pengawasan dengan mendengar
7 laporan dari PN mengenai 2
pelaksanaan tugas
8 Evaluasi upaya pelaksanaan 2
Membandingkan dengan rencana
9 keperawatan yang telah disusun 2
bersama PN
Pengawasan yang dilakukan
oleh kepala ruang :
a. Sosialisasi kebijakan
b. Mengatur dan
vmengendalikan
2
pelaksanaan kebijakan
2
c. Mengecek kelengkapan
inventaris peralatan
d. Mengecek obat-obatan
2
yang tersedia
e. Melakukan supervisi
2
f. Menilai pelaksanaan
10 asuahan keperawatan 2
yang telah ditentukan 2
g. Menilai siswa/
mahasiswa keperawatan
h. Melakukan penilaian
kinerja tenaga 2
keperawatan
i. Menilai mutu asuhan 2
keperawatan sesuai
standar yang berlaku 2
secara mandiri atau
koordinasi dengan tim
pengendalian mutu
asuhan keperawatan
JUMLAH 36

18
Nilai yang didapat
Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 36 × 100 % = 100 %
36

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari controlling/pengawasan di
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.46
Kaji Penilaian Untuk Pembimbing PKK di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Jawaban
No Pernyataan Ya Tidak
(2) (1)
Pembimbing PKK selalu mengadakan orientasi
1 2
ruangan
2 Mengadakan pre dan post conference 2
Menguasai materi dan tindakan yang akan
3 2
dipandunya
4 Selalu menyediakan waktu untuk membimbing 2
Mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan
5 2
asuhan keperawatan
Memberikan contoh pelaksanaan prosedur yang
6 2
benar (bed side teaching)
Mengarahkan dan membimbing peserta didik
7 2
dalam pencapaian target kompetensi
Memotifasi minat dan semangat belajar untuk
8 2
meningakatkan kemampuan peserta didik
Memonitor pelaksanaan praktek yang meliputi :
kemampuan peserta dan ketaatan peserta didik
9 2
dalam mematuhi aturan RS dan institusi
Pendidikan
10 Melakukan ronde keperawatan 2
Melakukan evaluasi bimbingan praktek
11 2
(kognitif, afektif, psikomotorik)
Memeriksa dan memberikan penialaian yang
12 2
dibuat peserta didik
Memberikan bimbingan kepada peserta didik
13 2
minimal 2 kali dalam satu minggunya
14 Memberikan umpan balik kepada peserta didik 2
JUMLAH 28

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %

18
: 28 × 100 % = 100 %
28

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari controlling/pengawasan di
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.47
Kaji Planning Pembimbing PKK di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
No Standar (n=3) Ya Tidak Metode Ket
(2) (1)
Pemberitahuan dari institusi
1 kelahan praktek sebelum praktek 6
dengan kerangka acuan lengkap
Penentuan lokasi praktek sesuai
2 dengan kompetensi yang ingin 6
dicapai
Penerimaan dan orientasi
3 6
mahasiswa
4 Orientasi tugas 6
5 Penyiapan pembimbing PKK 6
JUMLAH

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 30 × 100 % = 100 %
30

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari kaji planning bimbingan
PKK di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

18
Tabel 3.48
Kaji Organizing Proses Pembimbing PKK di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
No Standar (n=3) Ya Tidak Metode Ket
(2) (1)
Adanya serah teirma peserta
1 3 Surat Dinas
didik
Penetapan pembimbing
2 PKK sesuai kriteria yang 3
ditetapkan
Penjelasan pelaksanaan
3 3
PKK
4 Pembagian jadwal dinas 3
Penentuan sanksi bagi Mengganti
5 3
peserta didik jadwal 2x
Adanya proses bimbingan
6 dari pembimbing PKK 3
sesuai dengan ketentuan
JUMLAH 18

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 18 × 100 % = 100 %
18

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang

Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari kaji Organizing Proses
Bimbingan PKK di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.49
Kaji ControllingProses PKK di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Dilakukan
No Standar Ya Tidak Metode Ket
(2) (1)
Memonitor pelaksanaan dinas
peserta didik :
a. Tata tertib 2
1
b. Observasi 2
c. Reward dan 2
punishment

19
Mengetahui kasus klien
2 kelolaan peserta didik 2
Mengecek dokumnetasi
3 distatus klien kelolaan peserta 2
didik
Memberikan teguran bila
4 2
terjadi pelanggaran
JUMLAH 12

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 12 × 100 % = 100 %
12

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang

Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari kaji Controlling Proses PKK
di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 100% dikategortikan baik.

Tabel 3.39
Pelaksanaan Post Conference di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
VARIABEL YANG DINILAI Sll Srg Kdg Tdk
NO
(n=9) (3) (2) (1) (0)
1 Menyiapkan rungan/ tempat 27
Menyiapkan rekam medik klien yang
2 27
menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukannya
3 15 8
post conference
Menerima penjelasan dari AN
tentang hasil tindakan/ hasil asuhan
4 27
keperawatan yang telah di lakukan
oleh AN
Mendiskusikan masalah yang di
temukan dalam memberikan askep
5 27
klien dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya
6 Memberi reinforcement pada AN 15 8
Menyimpulkan hasil post
7 27
conference
Mengklarifikasi klien sebelum
8 melakukan operan tugas jaga sift 27
jaga berikutnya

19
JUMLAH 192 16

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 208 × 100 % = 96 %
216

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan post conference
di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 96% dikategortikan baik.

Tabel 3.39
Pelaksanaan Post Conference di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll Srg Kdg Tdk
NO VARIABEL YANG DINILAI (n=9)
(3) (2) (1) (0)
1 Menyiapkan rungan/ tempat 27
Menyiapkan rekam medik klien yang
2 27
menjadi tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan dilakukannya post
3 15 8
conference
Menerima penjelasan dari AN tentang
hasil tindakan/ hasil asuhan
4 27
keperawatan yang telah di lakukan oleh
AN
Mendiskusikan masalah yang di
temukan dalam memberikan askep
5 27
klien dan mencari upaya penyelesaian
masalahnya
6 Memberi reinforcement pada AN 15 8
7 Menyimpulkan hasil post conference 27
Mengklarifikasi klien sebelum
8 melakukan operan tugas jaga sift jaga 27
berikutnya
JUMLAH 192 16

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 208 × 100 % = 96 %
216

19
Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan post conference
di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 96% dikategortikan baik.

Tabel 3.36
Pelaksanaan Meeting Morning di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll Sr Kdg Tdk
NO VARIABEL YANG DINILAI (n=3)
(3) g (1) (0)
(2)
KaRu menyiapkan tempat untuk 9
1 melakukan meeting morning
KaRu memberikan pengarahan pada
2 staf dengan materi yang telah 6
disiapkan sebelumnya
KaRu melakukan klarifikasi apa yang
9
3 telah disampaikan kepada staf
Memberikan kesempatan pada staf
4 untuk mengungkapkan permaslahan 9
yang muncul diruangan
Bersama staf mendiskusikan
5 pemecahan masalah yang dapat 9
ditempuh
KaRu memberi motifasi dan 6
6 reinforcement pada staf
JUMLAH 36 12

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 48 × 100 % = 89 %
54

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan meeting
morning di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Bantul didapatkan persentase sebesar 89 % cukup baik.

19
Tabel 3.35
Pelaksanaan Operan Jaga di Ruangan
Parekesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
Sll
NO VARIABEL YANG DINILAI (n=9) Srg Kdg Tdk
(3) (2) (1) (0)
1 Serah terima didahului dengan doa
bersama 27
Komunikasi antar pemberi tanggung
2 jawab dan
dilakukan penerima
didepan pintu tanggung jawab
dengan suara 27
pelan/ tidak rebut
Menyebutkan identitas klien, diagnose
medis, diagnose keperawatan, tindakan
3 keperawatan yang telah dilakukan 27
beserta waktu pelaksanaannya dan
evaluasinya
Menginformasikan jenis rencana dan
4 waktu rencana tindakan keperawatan 27
yang belum dilaksanakan
Menyebutkan perkembangan klien yang
5 ada selam shift 27
Menginformasikan pendidikan kesehatan
6 yang telah diberikan (bila ada) 18
Mengevaluasi hasil tindakan 27
7 keperawatan
Menyebutkan tindakan medis beserta 27
8 waktunya yang dilakukan selama shift
Menyebutkan tindakan medis yang 27
9 belum dilakukan selama shift
Menginformasikan kepada klien/
10 keluarga nama perawat pada shift 18
berikutnya pada setiap akhir tugas
Memberi salam pada klien, keluarga
serta mengobservasi dan menginspeksi
18
11 keadaan klien, menanyakan keluhan-
keluhan klien (dalam rangka klasifikasi)
JUMLAH 216 54

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 270 × 100 % = 91 %
297

Kategori:
≥75 : Baik
60-74 : Cukup baik
58≤ : Kurang
Analisis data:
Berdasarkan table diatas bahwa hasil dari pelaksanaan operan jaga di
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan persentase sebesar 91% dikategortikan baik.

19
Tabel 3.28
Kaji Komunikasi Terapeutik Di Ruangan
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul

Pelaksanaan
No
ASPEK YANG DINILAI (n=4) Ya Tidak
(2) (1)
1. Tahap persiapan (pre interaksi)
a. Klien: mengumpulkan data tentang 8
klien (dari RM) 8
b. Alat: menyiapkan alat yang dibutuhkan 8
c. Perawat: cuci tangan, menilai kesiapan
diri perawat
2. Tahap pelaksanaan (orientasi)
a. Memberikan salam, berjabat tangan, 8
dan tersenyum pada klien
b. Melakukan validasi 8
c. Memperkenalkan nama perawat 4
d. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 8
e. Menjelaskan tanggungjawab perawat 8
f. Menjelaskan peran perawat dank lien 8
g. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 8
h. Menjelaskan tujuan 8
i. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 8
kegiatan/lama kegiatan
j. Menjelaskan dan menjawab kerahasiaan 8
3. Tahap kerja
a. Memberi kesempatan pada klien 8
untuk bertanya 8
b. Menanyakan keluhan utama 8
c. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 8
d. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana 8
e. Mencuci tangan
4. Tahap terminasi
a. Menyimpulkan hasil kegiatan 8
b. Memberi reinforcement positif 4
e. Membuat kesepakatan dengan klien/keluarga 8
untuk pertemuan/kegiatan
f. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik 4
(mengucapkan salam/tersenyum/memberikan
sentuhan/berjabat tangan)
Total 152 12

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 164 × 100 % = 93 %
176

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :

19
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Komunikasi Terapeutik D i
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan presentase sebesar 93 % dikategorikan baik.

Tabel 3.22
Instrumen
Observasi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Jenis Kegiatan : Kepatuhan Momen Cuci Tangan
No ASPEK YANG DINILAI (n=5) Observasi
Ya Tidak
(2) (1)
1. Sebelum kontak pasien 6 2
2. Sebelum tindakan aseptic 6 2
3. Setelah kontak dengan pasien 10
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 10
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien 10
Total 42 4

Nilai yang didapat


Presentase: Nilai keseluruhan × 100 %
: 46 × 100 % = 92 %
50

Kategori :
>75 : Baik
60 – 74 : Cukup baik
59< : Kurang
Analisa data :
Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil Penilaian Cuci Tangan D i
Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan presentase sebesar 92 % dikategorikan cukup baik.

D. Unsur Ouptut
1. Efisiensi Ruang Rawat
Tabel 3.31
Indikator Efisiensi Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul
No Indikator Standar DEPKES Standar Barber Johnson
1. BOR 60-85 % 75 – 85 %
2. LOS 6-9 hari 3-12 hari
3. TOI 1 – 3 hari 1-3 hari
4. BTO 5 – 45 pasien 30 pasien
JUMLAH
Sumber: Data primer, rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul.

a. Kaji data

19
Tabel 3.32
Perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO Berdasarkan Jumlah Pasien Periode
Bulan Mei-Juli 2022 Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul
Indikator
No Bulan BOR LOS TOI BTO
1 Mei 68,35% 5,31 2,39 3,76
2 Juni 71,90% 4,35 1,68 4,23
3 Juli 69,58% 7,35 2,82 3,14
Rata-rata 69,94% 5,67 2,29 3,71
Jumlah tempat tidur yang tersedia di ruangan sebanyak: 21 TT
Sumber: Data Primer Di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul 2022

DIAGRAM 3.1
Perhitungan BOR, LOS, TOI, BTO Berdasarkan Jumlah Pasien Periode
Bulan Mei-Juli 2022 Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantu

8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
,0

BOR LOS TOI BTO


MEI 68,35% 5,31 2,39 3,76
JUNI 71,90% 4,35 7,35 4,23
JULI 69,58% 7,35 2,82 3,14

MEI JUNI JULI

Tabel 3.54
Hasil Evaluasi Efisiensi Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul Bulan Mei-Juli 2022
No Indikator Hasil Standar
01. BOR 69,94% 60 – 85%
02. LOS 5,67 6 – 9 hari
03. TOI 2,29 1 – 3 hari
04. BTO 3,71 40 – 45 kali
Sumber: Laporan Register Pelayanan Rawat Inap Parikesit RSUD
Panembahan Senopati Bantul

Analisa Data:
a. BOR (Rasio penggunaan tempat tidur) di Ruang Rawat Parikesit
RSUD Panembahan senopati bantul pada bulan Mei-Juli tahun 2022

19
rata-rata 69,94 %. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian tempat
tidur untuk bulan Mei-Juli tahun 2022 belum memenuhi standar
Barber Johnson yaitu (75% - 85%) Dan sudah memenuhi Standar
Depkes yaitu (60-85%).
b. LOS (lama waktu yang dirawat pada setiap pasien ) di Ruang rawat
Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Mei-
Juli 2022 ada 5,67 dibulatin menjadi 6 hari. Hal ini menunjukkan
bahwa lama rata-rata hari perawatan sudah memenuhi standar dari
Depkes yaitu 6-9 hari. Sehingga dapat di simpulkan bahwa perawatan
di ruang Parikesit sudah efisien dan dapat terus di tingkatkan dan
terus di monitoring agar tidak ada penurunan.
c. TOI (waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong) di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati bantul 2,29 di bulatkan
menjadi 3 hari. Hal ini menunjukan waktu rata-rata tempat tidur di
ruang parikesit sudah efisien karena sesuai dengan standar Depkes
yaitu 1-3 hari sehingga waktu rata-rata tempat tidur kosong lebih
bagus dikarenakan dikarenakan tidak banyak pasien yang kerumah
sakit.
d. BTO (Frekuensi pemakaian tempat tidur) di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul 3,71. Hal ini
menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur parikesit masih
sangat rendah bila di bandingkan dengan standar DEPKES yaitu 40-
50 kali. sehingga belum memenuhi standar Depkes 5-45 kali.
Dikarenakan mobilisasi di ruang parikesit dengan perawatan yang
lebih cepat rata-rata 1-3 hari sehingga dapat terus di pertahankan dan
terus di monitoring agar tidak ada penurunan.

19
Grafik Barber-Johnson

GRAFIK BABER JOHNSON


15

13

GARIS BOR MEI 2022


11
GARIS BTO MEI 2022
9
TITIK POTONG

7 0; 9,87
AL

GARIS BOR JUNI


0; 7,09 2022
8,24; 0 GARIS BTO JUNI 2022
5

-1 0 12 34 5 678910
TOI

a. Empat indikator pada bulan mei sampai juli di ruang parikesit


- Nilai ideal BOR yang mencapai ideal ( 75% - 85%) sudah ada : Mei
(68,38%), Juni (71,90%), Juli (69,94%).
- Nilai ideal LOS yang mencapai ideal (3 – 12 hari) sudah ada : Mei (5,31
hari), Juni (4,35 hari), Juli (7,35 hari).
- Nilai ideal TOI tertinggi pada bulan Juli
- Nilai ideal BTO yang mencapai ideal (>30) belum ada Mei (3,76), Juni
(4,23), Juli (3,14).
b. Berdasarkan grafik Barber Johnson pada bulan Mei – Juli titik pertemuan ke
empat indikator sudah masuk ke daerah efisiensi. Adanya peningkatan
efisiensi penggunaan tempat tidur setiap bulannya dan grafik Barber Johnson
sudah mendekati daerah efisiensi.
c. Kesimpulan : Berdasarkan grafik Barber Johnson pada bulan Mei – Juli dapat
di simpulkan bahwa penggunaan tempat tidur sudah maksimal berdasarkan
observasi ke pasien selama 72 jam / 3 hari yang berada di ruang rawat inap
ruang Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul.

19
2. Mutu Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A)
Tabel 3.33
Nilai Rata-Rata Instrumen A Di Ruang Parikesit
RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Aspek yang Hasil (%) Keterangan
dinilai
1 Pengkajian 100% 1. Penulisan Identitas Pasien
Ditulis Secara Lengkap, Baik Di
Pojok Rekam Medis Ataupun
Diformat Pengkajian.
2. Pencatatan Data Dikaji Sesuai
Dengan Pedoman Pengkajian.
3. Data Dikaji Dari Pasien Masuk
Sampai Pulang.
4. Grafik Suhu, Nadi, Tekanan
Darah, Dan Respirasi
Rate Terisi Lengkap.
5. Tidak ada pengkajian nyeri dan
lembar edukasi
6. Pengkajian Awal Masuk
Diruangan Rawat Inap
Dilakukan Pencatatan
7. Perumusan Masalah
Keperawatan Sesuai Dengan
Data Yang Ada Dipengkajian
Yang Telah Dituliskan.
8. Penulisan Tanggal, Jam, Paraf
Dan Nama Terang Perawat
Tertulis Dengan Jelas.

2 Diagnosa 100% 1. Diagnosa yang dibuat


berdasarkan masalah yang
dirumuskan.
2. Diagnosa meliputi aktual, resiko
dan kolaborasi sesuai dengan
urutan dengan disertai
penulisan data subyektif dan
obyektif pada masing masing
diagnosa.
3. Identitas pasien, tanggal, jam ,
paraf dan nama terang tertulis
dengan jelas.
3 Rencana tindakan 100% 1. Diagnosa yang dibuat
berdasarkan masalah yang
dirumuskan.
2. Diagnosa meliputi aktual, resiko
dan kolaborasi sesuai dengan
urutan dengan disertai
penulisan data subyektif dan
obyektif pada masing masing
diagnosa.
3. Identitas pasien, tanggal, jam ,
paraf dan nama terang tertulis
dengan jelas.

20
4. Rencana Keperawatan
5. Rencana keperawatan sesuai
diagnosa dengan
mempertimbangkan SMART
(spesifik, bisa diukur, bisa
dicapai, bisa
pertanggungjawabkan).
6. Nursing outcome telah
mencantumkan waktu yang
ditargetkan dan kriteria hasil.
7. Rencana tindakan telah
mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah yang rinci dan
jelas.
8. Rencana tindakan terdiri dari
tindakan observasi, nursing care
dan edukasi.
9. Dalam perencanaan terdapat
rencana untuk kolaborasi
dengan tim kesehatan lain.
4 Tindakan 100% 1. Tindakan mengacu pada
keperawatan rencanan keperawatan
2. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap tindakan
keperawatan
3. Semua tindakan yang
dilaksanakan dicatat dengan
jelas.
4. Tidak ada Monitoring resiko
jatuh terisi.
5. Tidak Terdapat lembar edukasi
oleh perawat dengan materi
yang tertulis jelas.
6. Pendidikan pasien terisi dan
identitas pasien, tanggal, jam,
paraf serta nama terang tercatat
dengan jelas.
5 Evaluasi 100% 1. Evaluasi berdasarkan pada
tujuan dan tercacatat dalam
catatan integrasi dengan SOAP
2. Tertulis tanggal, jam, paraf dan
nama terang dengan jelas
6 Catatan asuhan 100% 1. Semua format sudah dibakukan.
keperawatan 2. Pencatatan ditulis dengan jelas,
istilah yang digunakan baku dan
benar, penggunaan singkatan
adalah yang sudah dibakukan
oleh RS dan penulisan
kata/kalimat juga kalimat/kata
bahasa yang sesuai dengan
EYD.
3. Berkas catatan keperawatan
disimpan sesuai ketentuan yang
berlaku (sesuai urutan dalam
petunjuk penyusunan format

20
rekam medis ) sesuai ketentuan
puskesmas
Rata-rata(%) 100%
Sumber :Data Primer Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul Bulan Mei-Juli 2022

Analisis hasil:
Berdasarkan data dari tabel diatas, rata-rata nilai instrument A didapatkan
hasil total standart asuhan keperawatan (SAK) sebanyak 100 % masuk
dalam kategori baik.

20
b. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen B)
Tabel 3.34
Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan (instrument B)
Di Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Aspek Yang Dinilai
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 Apakah perawat jaga 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


memperkenalkan diri
2 Apakah ada larangan merokok di 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
ruangan
3 Apakah perawat menanyakan 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
bagaimana nafsu makan pasien
4 Apakah perawat 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
menanyakan/memperhatikan berapa
jumlah makanan dan minuman yang
biasa pasien habiskan
5 Apakah ruangan selalu dijaga 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
kebersihannya dengan disapu
dan dipel setiap hari
6 Apakah lantai kamar mandi/WC 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
selalu bersih, tidak licin, tidak
berbau, cukup terang
7 Apakah alat- alat tenun seperti 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
sprei, selimut dll diganti setiap
kotor

16
8 Apakah perawat memberikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku di
rumah sakit
9 Selama pasien dalam perawatan 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
apakah perawat mengawasi
keadaan pasien secara teratur pagi,
sore
maupun malam hari
10 Selama pasien dalam perawatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
apakah perawat segera memberi
bantuan bila diperlukan
11 Apakah perawat bersikap ramah, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
sopan
12 Apakah anda/pasien mengetahui 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
perawat yang bertanggung jawab
setiap kali penggantian dinas
13 Apakah perawat selalu memberi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
penjelasan sebelum melakukan
tindakan perawatan/pengobatan
14 Apakah perawat selalu bersedia 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
mendengarkan dan memperhatikan
setiap keluhan anda/pasien
15 Apakah perawat membantu 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
menyiapkan/meminumkan obat
16* Apabila anda/pasien tidak mampu 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2
makan sendiri apakah perawat
membantu menyuapi*

16
17* Pada saat anda/pasien dipasang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
infuse, apakah perawat selalu
memeriksa cairan/tetesannya dan
area sekitar pemasangan infuse*
18 Apabila anda/pasien mengalami 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
kesulitan buang air besar apakah
perawat menganjurkan makan
buah dan sayuran, minum cukup,
banyak bergerak.
19* Pada saat perawat membantu 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
anda/pasien waktu buang air besar-
buang air kecil, apakah perawat,
memasang sampiran/selimut,
menutup pintu/jendela,
mempersilahkan pengunjung
keluar ruangan*
20* Selama anda/pasien belum mampu 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2
mandi (dalam keadaan istirahat
total) apakah dimandikan oleh
perawat*
21* Apakah perawat pernah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
memberikan penjelasan akibat dari
: kurang gerak, berbaring terlalu
lama*
22* Selama anda/pasien dirawat, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
apakah diberikan penjelasan
tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah anda/pasien

16
diperbolehkan pulang*

JUMLAH
NILAI 89%
Sumber: Data primer di ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2022

Persentase (%) = 394 x 100%


(10 x 2 x 22)
= 394 x 100 %
440
= 89%
Analisa hasil:
Berdasarkan data table diatas, diketahui bahwa nilai dari data intrumen B kepuasan pasien pada 10 pasien minimal dirawat selama 3 hari didapatkan
hasil 89%% dalam kategori baik.

16
d. Instrument C (Evaluasi kepatuhan tenaga perawat terhadap SOP)
Tabel 3.35
Evaluasi Kepatuhan Tenaga Perawat Terhadap SOP
No Evaluasi Hasil Keterangan
Kepatuhan Tenaga
Perawat Terhadap Sop
1. Pemberian obat intervena 84% Dari data kepatuhan tenaga
keperawatan terhadap SOP
pemberian obat intervena
hasil persentase sebanyak
(84%) yaitu termasuk
kategori baik
2. Pelaksanaan cuci tangan 100% Dari data kepatuhan
biasa dan antiseptic tenaga keperawatan
melakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah
menggunakan antiseptik di
dapat hasil
(100%) dengan kategori
baik
3. Perawatan luka DM 80% Dari data kepatuhan
tenaga keperawatan
melakukan perawatan luka
DM (100%) dengan
kategori
baik
Nilai rata-rata % 88%
Sumber: Data primer di ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta 2022.

Berdasarkan tabel diatas kepatuhan tenaga perawat terhadap SOP


sudah baik dengan rata-rata presentase 88%. Adapun indicator seperti
pemberian obat darah vena perlu ditingkatkan. Untuk penyiapan specimen
darah vena, perhitungan nadi dan pernapasan, cuci tangan biasa dan
antiseptic perlu ditingkatkan dan dimonitoring agar tidak terjadi penurunan.
3. Evaluasi Manajemen Bimbingan Klinik Lapangan
Tabel 3.36
Evaluasi Manajemen Bimbingan Klinik Lapangan
Evaluasi
No Manajemen Hasil Keterangan
Bimbingan Klinik
1. Kajian penilaian 100% Berdasarkan dari data table
untuk pembimbing didapatkan data kajian
PKK penilaian proses bimbingan
PKK keperawatan dengan
presentase 100% dan
termasuk kategori bimbingan
baik sehingga harus terus di
pertahankan dengan baik.
2. Kajian planning 100% Berdasarkan dari data tabel
proses bimbingan didapatkan data kajian
PKK penilaian proses bimbingan
PKK keperawatan dengan
16
presentase 100% dan
termasuk kategori bimbingan
baik sehingga harus terus di
pertahankan dengan baik.
3. Standart organizing 90% Berdasarkan dari data tabel
proses bimbingan didapatkan data kajian
PKK penilaian proses bimbingan
PKK keperawatan dengan
presentase 90% dan termasuk
kategori bimbingan baik
sehingga harus terus di
pertahankan dengan baik.
4. Kajian controlling 100% Berdasarkan dari data tabel
proses bimbingan didapatkan data kajian
PKK penilaian proses bimbingan
PKK keperawatan dengan
presentase 100% dan
termasuk kategori bimbingan
baik sehingga harus terus di
pertahankan dengan baik.
5. Kajian actuating 100% Berdasarkan dari data tabel
proses bimbingan didapatkan data kajian
PKK penilaian proses bimbingan
PKK keperawatan dengan
presentase 100% dan
termasuk kategori bimbingan
baik sehingga harus terus di
pertahankan dengan baik.
Nilai rata-rata % 98%
Sumber: Data primer di ruang rawat Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta 2022

Analisa hasil:
Berdasarkan hasil dari tabel diatas evaluasi manajemen bimbingan klinik
lapangan secara garis besar sudah dilaksanakan dengan baik dan didapatkan hasil
98% serta masuk dalam kategori baik.

4. Kepuasan Kerja Karyawan


Tabel 3.37
Kepuasan Kerja Karyawan
No Evaluasi Kepuasan Hasil Keterangan
Kerja Karyawan
1. Kepuasan kepala 100% Berdasarkan dari data diatas
ruang melaksanakan didapatkan hasil kepuasan
MPKP kepala ruang melaksanakan
MPKP sebesar 75%
dikategorikan baik karena
kepala ruang sudah
melaksanakan tugasnya dan
memimpin stafnya.

16
2. Kepuasan PN 100% Berdasarkan dari data diatas
melaksanakan MPKP didapatkan hasil kepuasan PN
melaksanakan MPKP sebesar
86% dikategorikan baik
karena perawat primer sudah
menjadi ketua tim yang
mampu dengan baik
memimpin perawat
anggota
Nilai rata-rata % 100%
Sumber: Data primer di ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta 2022.

Analisa hasil:
Berdasarkan table diatas kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja diruangan
rata-rata presentase 100% dengan kategori baik. Kepala ruangan dan perawat
primer telah melakukan tugas masing-masing dengan baik dan bertanggung
jawab.

5. Pelaksanaan Pasien Safety


Tabel 3.38
Evaluasi Pelaksanaan 6 Pasien Safety
No Evaluasi Pelaksanaan 6 Hasil Keterangan
Pasien Safety
1. Mengidentifikasi pasien 100% Dari hasil yang didapatkan hasil
6 pasien safety no. 1 dengan
hasil 100% dengan kategori baik
2. Meningkatkan komunikasi 100% Dari hasil yang didapatkan
yang efektif hasil 6 pasien safety no. 2
dengan
hasil 100% dengan kategori
baik.
3. Peningkatan keamanan obat 100% Dari hasil yang didapatkan hasil
yang perlu diwaspadai 6 pasien safety no. 3 dengan
hasil 100% dengan kategori
baik.
4. Kepastian tepat – lokasi, tepat 0% Dari hasil yang didapatkan
prosedur, tepat-pasien operasi hasil 6 pasien safety no. 4
atau tindakan operasi dengan
hasil 0% dengan kategori baik.
5. Pengurangan resiko infeksi 100% Dari hasil yang didapatkan
terkait pelayanan kesehatan hasil 6 pasien safety no. 5
dengan hasil 100% dengan
kategori
baik.
6. Mengurangi resiko pasien 90% Dari hasil yang didapatkan hasil
cidera akibat jatuh 6 pasien safety no. 6 dengan
hasil 90% dengan kategori baik.
Nilai rata-rata % 82%
Sumber: Data primer di ruang rawat inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta 2021

16
Analisa Hasil:
Berdasarkan tabel diatas 6 pasien safety diruangan rata-rata presentase 82%
dengan kategori baik. Semua staf sudah melakukan prosedur tindakan 6 pasien
safety dengan sebaik-baiknya.

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan di ruang rawat inap RSUD
Panembahan Senopati beberapa masalah yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Analisis Data
No Data Penyebab Masalah
1
Kegiatan operan jaga tidak Ada beberapa tenaga Pelaksanaan operan jaga
berjalan dengan maksimal kerja yang kurang belum maksimal
maksimal dalam operan
jaga
2 Tidak terjalanya pre dan Pelaksanaan pre dan post
a. Belum optimalnya post conference jika conference belum
pelaksanaan tidak didampingi kepala optimal.
preconfrence diruang ruangan
rawat inap RSUD
Panembahan Senopati
b. Belum optimalnya
pelaksanaan post
confrence diruang
rawat inap RSUD
Panembahan Senopati

3 Belum optimalnya 5 Tidak patuh pada 5 Peningkatan kepatuhan


moment Hand higiene di moment hand hygiene terhadap 5 moment
ruang rawat inap RSUD hand hygiene
Panembahan Senopati
4 Belum maksimal Kurang maksimal nya Peningkatan kepatuhan
pelaksanaan meeting kegitan jika tidak dalam memaksimalkan
morning didampingi oleh kepala kegiatan meeting
ruangan morning

ANALISA SWOT
Dari identifikasi masalah diatas maka sebelum kita merencanakan tindakan
selanjutnya maka perlu menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan keadaan
yang dapat mengancam jalan pelayanan keperawatan diruang Parikesit dalam bentuk
analisa SWOT. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusi masing-
masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh pengguna analisis SWOT, bahwa
analida SWOT adalah semata-mata sebuah alat mungkin dihadapi oleh organisasi,

16
dan sebuah alat analisa yang mampu memberi jalan keluar bagi masalah yang
dihadapi oleh organisasi. Analisa ini dibagi atas komponen dasar:
1. Strenght (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program saat ini.
2. Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program saat ini.
3. Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan.
4. Theared (T) adalah suatu situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi dimasa
depan (Sukardjo, 2010)
Dalam kegiatan praktek profesi keperawatan manajemen ini sesuai dengan,
implementasi yang berhasil kami laksanakan, maka hal-hal yang dapat kami evaluasi
berdasarkan analisa SWOT adalah sebagai berikut.

17
Skor
No Analisis SWOT Nilai Bobot Rating
(score x rating)
TOTAL
Belum tersedianya SAK (standar asuhan
keperawatan) berdasarkan 10 besar penyakit dalam
3 bulan terakhir
Internal Strategi Factor Analysis Summary
(IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Sudah tersedianya SAK yang ditetapkan oleh
rumah sakit 4 4:8 = 0,5 4 0,5 x 4= 2
2. Sudah tersedianya kualitas sumber daya untuk
melakukan pelayanan kesehatan secara baik. 4 4:8 = 0,5 4 0,5 x 4= 2
Total nilai 8 1 8 4
No Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Weakness (Kelemahan)
1. Belum mencakup 10 besar penyakit di 3 bulan 4 4:8 = 0,5 -4 0,5 x (-4) = -2,4
terakhir.
2. Kurangnya evaluasi terhadap SAK 4 4:8 = 0,5 -4 0,5 x (-4) = -2,4
Total nilai 8 1 -8 -4,8
TOTAL S – W
= 4 – (-4,8) =
8,8
External Strategic Factor Analysis (EFAS)
Opportunity (Peluang)
Tersedianya literatur pendukung SAK
4 4:4 = 1 4 1x4=4

17
Total nilai 4 1 4 4
Threat (Ancaman)
Ilmu terus berkembang sehingga pentingnya untuk 4 4:4=1 -4 1 x (-4) = -4
memperbarui SAK sesuai dengan jenis penyakit
yang ditemukan dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Total nilai 4 1 -4 -4
TOTAL O – T = 4 – (-4)
=8
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
TOTAL
Komunikasi terapeutik belum sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional
Internal Strategi Factor Analysis Summary
(IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Rumah Sakit sudah menetapkan kewajiban
perawat harus menggunakan komunikasi 4 4:4=1 4 1x4=4
terapeutik.

Total nilai 4 1 4 4
No Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Weakness (Kelemahan)
1. Sudah tersedia Standar Prosedur Operasional 4 4:4=1 -4 1 x (-4) = -4
komunikasi terapeutik di rumah sakit.

17
Total nilai 4 1 -4 -4
TOTAL S – W
= 4 – (-4) = 8
External Strategic Factor Analysis (EFAS)
Opportunity (Peluang)
Tersedianya Standar Prosedur Operasional 4 4:4 =1 4 1x4=4
komunikasi terapeutik
Total nilai 4 1 4 4
Threat (Ancaman)
Jika tidak menggunakan komunikasi terapeutik 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
sesuai dengan standar prosedur operasional,
maka akan berdampak pada kenyamanan pasien.
Total 3 1 -3
TOTAL O – T = 4 – (-3)
=7
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
TOTAL
Kegiatan Pre dan post conference tidak berjalan
sesuai dengan standar prosedur operasional
Internal Strategi Factor Analysis Summary
(IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Sudah tersedianya SPO yang ditetapkan
oleh rumah sakit 4 4 : 8 = 0,5 4 0,5 x 4 = 2
2. Sudah tersedianya kualitas sumber daya
untuk melakukan pelayanan kesehatan secara 4 4 : 8 = 0,5 4 0,5 x 4 = 2
baik.
Total nilai 8 1 8 4

17
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Weakness (Kelemahan)
Ada beberapa perawat yang tidak melakukan Pre 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
dan Post Conference sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional.
Total nilai 3 1 -3 -3
TOTAL S – W
= 4 – (-3) = 7
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
External Strategic Factor Analysis (EFAS)
Opportunity (Peluang)
Tersedianya Standar Prosedur Operasional Pre dan 3 3:3=1 3 1x3=3
Post Conference
Total nilai 3 1 3 3
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Threat (Ancaman)
Jika tidak melakukan pre dan post conference 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
sesuai dengan standar prosedur operasional, maka
informasi yang di sampaikan tidak optimal
Total nilai 3 1 -3 -3
TOTAL O – T = 3 – (-3)
=6
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
TOTAL
Kegiatan operan jaga tidak berjalan sesuai dengan

17
Standar Prosedur Operasional
Internal Strategi Factor Analysis Summary
(IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Sudah tersedianya SPO yang ditetapkan
oleh rumah sakit 4 4 : 8 = 0,5 4 0,5 x 4 = 2
2. Sudah tersedianya kualitas sumber daya
untuk melakukan pelayanan kesehatan secara 4 4 : 8 = 0,5 4 0,5 x 4 = 2
baik.
Total nilai 8 1 8 4
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Weakness (Kelemahan)
Ada beberapa perawat yang tidak melakukan 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
Kegiatan operan jaga sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional
Total nilai 3 1 -3 -3
TOTAL S – W
= 4 – (-3) = 7
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
External Strategic Factor Analysis (EFAS)
Opportunity (Peluang)
Tersedianya Standar Prosedur Operasional operan
jaga 4 4:4=1 4 1x4=4

Total nilai 4 1 4 4

NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor

17
(score x rating)
Threat (Ancaman)
Jika tidak melakukan operan jaga sesuai dengan 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
standar prosedur operasional, maka informasi
yang
di sampaikan tidak optimal
3 1 -4 -3
TOTAL O – T = 4 – (-3)
=7
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
TOTAL
Peningkatan kepatuhan terhadap 5 moment hand
hygiene
Internal Strategi Factor Analysis Summary
(IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Sudah tersedianya SPO yang ditetapkan oleh 4 4 : 8 = 0,5 4 0,5 x 4 = 2
rumah sakit
2. Sudah tersedianya kualitas sumber daya untuk 4 4 : 8 = 0,5 4 0,5 x 4 = 2
melakukan pelayanan kesehatan secara baik.

Total nilai 8 1 8 4
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Weakness (Kelemahan)
Ada beberapa perawat yang tidak melakukan 5 4 4:4=1 -4 1 x (-4) = -4
moment hand hygiene
Total nilai 4 1 -4 -4
TOTAL S – W

17
= 4 – (-4) = 8
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
External Strategic Factor Analysis (EFAS)
Opportunity (Peluang)
Tersedianya Standar Prosedur Operasional 5 4 4:4 = 1 4 1x4=4
moment hand hygiene
Total nilai 4 1 4 4
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Threat (Ancaman)
Jika tidak melakukan 5 moment hand hygiene 4 4:4=1 -4 1 x (-4) = -4
sesuai dengan standar prosedur operasional, maka
dapat terjadi perpindahan bakteri atau virus melalui
tangan perawat ke pasien.
4 1 -4 -4
TOTAL O – T = 4 – (-
4)= 8
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Belum maksimal pelaksanaan meeting morning.
Internal Strategi Factor Analysis Summary
(IFAS)
Strength (Kekuatan)
1. Sudah tersedianya SPO yang ditetapkan oleh
rumah sakit 4 4 : 7 = 0,6 4 0,6 x 4 = 2
2. Sudah tersedianya kualitas sumber daya untuk
melakukan pelayanan kesehatan secara baik 3 3 : 7 = 0,4 4 0,4 x 4 = 1,6
Total nilai 7 1 8 3,6

17
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Weakness (Kelemahan)
Meeting morning belum dilakukan sesuai standar 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
prosedur operasional
Total nilai 3 1 -3 -3
TOTAL S – W
= 3,6 – (-3) =
6,6
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
External Strategic Factor Analysis (EFAS)
Opportunity (Peluang)
Tersedianya Standar Prosedur Operasional meeting 3 3:3=1 3 1x3=3
morning
Total nilai 3 1 3 3
NO Analisis SWOT Nilai Bobot Rating Skor
(score x rating)
Threat (Ancaman)
Jika tidak melakukan meeting morning sesuai 3 3:3=1 -3 1 x (-3) = -3
dengan standar prosedur operasional, maka
informasi yang di sampaikan tidak optimal.
3 1 -3 -3
TOTAL O – T = 3 – (-3)
=6

17
A. Skoring Masalah

Tabel 3.39
Tabel Skoring Masalah

NO MASALAH Analisa SWOT Hasil Prioritas


IFAS EFAS
1 Belum tersedianya SAK 8,8 8 16,8 1
(standar asuhan keperawatan)
berdasarkan 10 besar
penyakit dalam 3 bulan
terakhir
2 Komunikasi terapeutik belum 8 7 15 III
sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional
3 Kegiatan Pre dan post 7 6 13 V
conference tidak berjalan
sesuai dengan standar prosedur
operasional
4 Kegiatan operan jaga tidak 6,6 6 12,6 VI
berjalan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional
5 Peningkatan kepatuhan 8 8 16 II
terhadap 5 moment hand
hygiene
6 Belum maksimal pelaksanaan 8 8 16 IV
meeting morning

Prioritas Masalah
1. Belum tersedianya SAK (standar asuhan keperawatan) berdasarkan 10 besar
penyakit dalam 3 bulan terakhir
2. Peningkatan kepatuhan terhadap 5 moment hand hygiene
3. Komunikasi terapeutik belum sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
4. Belum maksimal pelaksanaan meeting morning
5. Kegiatan Pre dan post conference tidak berjalan sesuai dengan standar
prosedur operasional
6. Kegiatan operan jaga tidak berjalan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional

1
B. Skoring Masalah
Tabel 3.39
NO MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS
1 Belum tersedianya SAK 4 4 3 11 I
(standar asuhan
keperawatan) berdasarkan
10 besar penyakit dalam
3 bulan terakhir
2 Komunikasi terapeutik 4 2 3 9 III
belum sesuai dengan
Standar Prosedur
Operasional
3 Kegiatan Pre dan post 3 2 2 7 V
conference tidak berjalan
sesuai dengan standar
prosedur operasional
4 Kegiatan operan jaga 2 2 2 6 VI
tidak berjalan sesuai
dengan Standar Prosedur
Operasional
5 Peningkatan kepatuhan 4 3 3 10 II
terhadap 5 moment hand
hygiene
6 Belum maksimal 4 2 2 8 IV
pelaksanaan meeting
morning

Keterangan:
U : Urgensi, semakin mendesak waktunya, semakin besar nilainya.
S : Seriousness, semakin mengganggu dalam pencapaian tujuan, semakin
besar nilainya
G : Growth, semakin berkembang masalahnya, semakin besar nilainya
Skala penilaian:
1 : Sangat kecil
2 : Kecil
3 : Sedang
4 : Besar
5 : Sangat Besar

1
C. Rencana Kegiatan / Plan Of Action
(POA)
Tabel 3.40

Rencana Kegiatan / Plan Of Action (POA)


Kegiatan Uraian Sumber Waktu
No Masalah Sasaran Target Pj Pembimbing
Pokok Kegiatan Dana Pelaksanaan
1. Belum Menyusun - koordinasi Kepala Berjalannya Mahasiwa 29 – 31 Robi, aulia, lisa, - Muskhab Eko
tersedianya SAK sesuai dengan ruang, standar asuhan agustus dea, ocha, pao, Riyadi,
SAK ( 10 besar kepala Perawat AN, keperawatan 2022 sundari,yesita, S.Kep.,Ns.,M.K
standar penyakit ruang dan perawat yang sesuai Irma, yeti, ibu aris ep
asuhan terkait PN dengan murniati ( - Aris murniati,
keperawata dengan prosedur pembimbing klinik) S.Kep
n) SAK 10
berdasarka besar
n 10 besar penyakit
penyakit yang
dalam 3 tersedia
bulan dan belum
terakhir tersedia
dalam 3
bulan
terahir
2. kepatuhan SOP dan - Koordina Kepala Optimal nya Mahasiswa 29 – 31 Robi, aulia, lisa, - Muskhab Eko
terhadap 5 pelaksanaan si dengan ruang, kepatuham 5 Profesi Ners agustus dea, ocha, pao, Riyadi,
moment dan video superviser Perawat AN, moment hand SSG 2022 sundari,yesita, S.Kep.,Ns.,M.K
hand dan 5 dan dan perawat hygine Irma, yeti, ibu aris ep
hygiene moment hand perawat PN murniati ( - Aris murniati,
hygine jaga pembimbing klinik) S.Kep
tentang
kepatuhan

18
cuci
tangan (5
momen)
- Melaksan
akan 5
moment
hand
hygiene
- Membuat
video 5
moment
hand
higiene
3. Komunika Pelaksanaa - Koordinasi Kepala Pelaksanaan Mahasiswa 29 – 31 Robi, aulia, lisa, - Muskhab Eko
si rol play kepala ruang, komunikasi Profesi Ners agustus dea, ocha, pao, Riyadi,
terapeutik sesuai dengan ruang dan Perawat AN, teraupetik SSG 2022 sundari,yesita, S.Kep.,Ns.,M.K
belum standar perawat AN dan perawat berjalan sesuai Irma, yeti, ibu aris ep
sesuai prosedur PN PN standar murniati ( - Aris murniati,
dengan operasional - pelaksanaan prosedur pembimbing klinik) S.Kep
standar role play operasional
prosedur komunikasi
operasiona teraupetik
l sesuai
standar
prosedur
operasional
4 Belum Meberikan - Koordina Perawat AN Berjalannya Mahasiswa 29 – 31 Robi, aulia, lisa, - Muskhab Eko
maksimal contoh si dengan PN dan meeting Profesi Ners agustus dea, ocha, pao, Riyadi,
pelaksanaa kegiatan dan perawat kepala morning sesuai SSG 2022 sundari,yesita, S.Kep.,Ns.,M.K
n meeting role play AN PN Ruangan standar Irma, yeti, ibu aris ep
morning tentang san parekesit prosedur murniati ( - Aris murniati,

18
pelaksanaan kepala operasional pembimbing klinik) S.Kep
meeting ruangan
morning tentang
kepatuhan
menjalan
kan
meeting
morning
- Melaksan
akan
kegiatan
meeting
morning
sesuai
SPO
- Melaksan
akan role
play
sesuai
dengan
SPO
yang
ada
5. Kegiatan SOP dan Rol - Penyusunan Perawat AN SOP Pre-post Mahasiswa 29 – 31 Robi, aulia, lisa, - Muskhab Eko
pre dan play pre post SOP dan PN dan confrence Profesi Ners agustus dea, ocha, pao, Riyadi,
post conference role play kepala tersusun dan SSG 2022 sundari,yesita, S.Kep.,Ns.,M.K
conference pre post Ruangan terlaksananya Irma, yeti, ibu aris ep
tidak conference parekesit sosialisasi murniati ( - Aris
berjalan Preconfrence pembimbing klinik) murniati,
dengan S.Kep
standar
prosedur

18
operasiona
l

6. Kegiatan SOP dan - Penyusuna Perawat AN Terlaksananya Mahasiswa 29 – 31 Robi, aulia, lisa, - Muskhab Eko
operan Role play n SOP dan PN dan operan jaga Profesi Ners agustus dea, ocha, pao, Riyadi,
jaga tidak operan jaga role play kepala yang optimal SSG 2022 sundari,yesita, S.Kep.,Ns.,M.K
berjalan operan Ruangan Irma, yeti, ibu aris ep
sesuai jaga. parekesit murniati ( - Aris murniati,
dengan pembimbing klinik) S.Kep
standar
prosedur
operasiona
l

18
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Berdasarkan rencana kegiatan atau Plan Of Action (POA) yang telah disusun,
maka pelaksanaan dan evaluasi kegiatan menurut masalah sesuai pengkajian di ruang
rawat inap Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul dilakukan sebagai berikut:
A. Belum tersedianya SAK (Standar Asuhan Keperawatan) berdasarkan 10 besar
penyakit dalam 3 bulan terakhir di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul
1. Pelaksanaan
a. Langkah-langkah Kegiatan
Pelaksanaan Pengadaan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
berdasarkan 10 besar penyakit di ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul dilakukan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi dimana masing-masing tahapan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Langkah-Langkah Kegiatan Pelaksanaan Belum Tersedianya SAK
(Standar Asuhan Keperawatan) Berdasarkan 10 Besar
Penyakit Dalam 3 Bulan Terakhir Di Ruang Rawat
Inap RSUD Panembahan Senopati

Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


No
Persiapan
1. Melakukan Mahasiswa Karu, Untuk 29-31 Ruang
pendataan Manajemen PN, AN mengetahui Agustus Rawat Inap
SAK kelengkapan 2022 Parikesit
berdasarkan 10 SAK RSUD
besar penyakit penyakit Panembaha
dalam 3 bulan yang ada di n Senopati
terakhir Ruang Bantul
Parikesit
2. Melakukan Mahasiswa Karu, Dilaksanakan 01 – 04 Ruang
Koordinasi Manajemen PN, AN nya Septemb Rawat Inap
dengan kepala penyusunan er 2022 Parikesit

18
ruang dan SAK RSUD
perawat Panembaha
pelaksanan n Senopati
Bantul
Pelaksanaan
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Tersedianya 01-03 Ruang
penyusunan Manajemen Ruang SAK sesuai Agustus Rawat Inap
SAK Rawat dengan 10 2022 Parikesit
Inap penyakit RSUD
RSUD terbanyak Panembaha
Panemba dalam 3 n Senopati
han bulan terakhir Bantul
Senopati
Bantul
Evaluasi
1. Mengevaluasi Mahasiswa Perawat Tersedianya 04 Ruang
pelaksanaan Manajemen Ruang SAK sesuai Agustus Rawat Inap
penyusunan Rawat dengan 10 2022 Parikesit
SAK Inap penyakit RSUD
RSUD terbanyak Panembaha
dalam 3 n Senopati
bulan terakhir Bantul
Sumber : Data Primer 2022

a. Anggaran Dana SAK


No Kebutuhan Dana Realisasi
1. Print SAK Rp. 100.000 Rp. 100.000
2. Bendel SAK Rp. 10.000 Rp. 10.000
Jumlah Rp. 110.000 Rp. 110.000
Sumber : Data Primer 2022

1. Evaluasi
a. Hasil
Berdasarkan hasil penyusunan Standar Asuhan Keperawatan yang
dilakukan pada tanggal 01 September hasil tersediannya SAK di Ruang
Parikesit berhasil menyusun 8 besar penyakit, 2 penyakit yang belum
berhasil di susun yaitu cerebral infection dan anorexsia dikarenakan

18
keterbatasan referensi, yang ada di rumah sakit 3 bulan terakhir, agar dapat
dijadikan referensi dan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien dan menambah pengetahuan untuk perawat yang ada di
ruangan.
b. Faktor pendukung dan penghambat
1) Pendukung
a) Tersedianya contoh SAK tahun 2009 yang dapat dijadikan
gambaran dalam penyusunan SAK
b) Adanya dukungan dari kepala ruang dan perawat parikesit dalam
penyusunan SAK
2) Penghambat
a) Sulitnya mencari referensi yang berhubungan dengan infection
cerebral dan anoreksia
b) Terbatas nya waktu dalam penyusunan SAK

B. Kepatuhan Terhadap 5 Moment Cuci Tangan


1. Pelaksanaan
a. Langkah - langkah kegiatan
Pelaksanaan pembuatan vidio di ruang Rawat Inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul dilakukan melalui 3 tahapan yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Kegiatan pembuatan vidio
5 moment cuci tangan dilaksanakan mulai bulan 01 September 2022 dengan
membuat video Flayer Reminder 5 moment cuci tangan.

18
Tabel.4.3
Langkah-Langkah Kegiatan membuat Flayer Reminder 5 Moment
Cuci Tangan di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


Persiapan
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Mempermu 01-05 Ruang Jaga
Kegiatan Jaga Di dah September Perawat
penyusunan Ruang pembuatan 2022 Rawat Inap
materi yang Rawatt Inap vidio Flayer Parikesit
akan di buat Parikesit Reminder 5 RSUD
moment Panembaha
menjadi vidio cuci tangan n Senopati
flayer Bantul
reminder 5
moment cuci
tangan

Pelaksanaan
2. Membuat Mahasiswa Perawat Untuk 02 Ruang Jaga
vidio Flayer jaga di sebagai September Perawat
Reminder 5 Ruang pengingat 2022 Rawat Inap
moment cuci Rawat Inap kepada Parikesit
tangan Parikesit semua RSUD
perawat agar Panembaha
menerapkan n Senopati
5 moment Bantul
cuci tangan

Evaluasi
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Untuk 07 Ruang Jaga
observasi jaga di menilai September Perawat
kembali hasil Ruang keberasilan 2022 Rawat Inap
vidio yang Rawat Inap dalam Parikesit
sudah di buat Parikesit mengingatk RSUD
an perawat Panembaha
akan 5 n Senopati
moment Bantul
cuci tangan
Sumber: data primer 2022

18
2. Evaluasi
a. Hasil
Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa terlaksana nya pembuatan
vidio flayer reminder 5 moment cuci tangan, dengan tujuan sebagai alat
untuk mengngatkan perawat agar patuh dan selalu menerapkan 5 moment
cuci tangan.
b. Faktor pendukung dan Penghambat
1) Faktor Pendukung
a) Mudahnya mencari referensi materi 5 moment cuci tangan dalam
pembuatan vidio
b) Tersedianya sumber daya manusia yang dapat membuat vidio
flayer reminder 5 moment cuci tangan
2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan kemampuan dalam edit vidio flayer reminder 5
moment cuci tangan
b) Keterbatasan waktu dalam melakukan edit vidio flayer reminder 5
moment cuci tangan

C. Kegiatan Pre Conference dan Post Conference

1. Langkah Kegiatan
Kegiatan pembuatan vidio pre conference dilaksanakan mulai bulan 03
September 2022 dengan membuat video pre conference
Tabel.4.4
Langkah-Langkah Kegiatan Membuat Vidio Pre Conference
Di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


Persiapan
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Untuk 01-05 Ruang Jaga
Kegiatan Manejemen Jaga Di memudah September Perawat Rawat
penyusunan Ruang kan dalam 2022 Inap Parikesit
naskah untuk Rawat pembuatan RSUD
pre Inap vidio pre Panembahan
Parikesit conference Senopati
Bantul

18
conference

Pelaksanaan
2. Membuat Mahasiswa Perawat Untuk 02 Ruang Jaga
vidio pre Manajemen jaga di menjadi September Perawat Rawat
conference Ruang role model 2022 Inap Parikesit
Rawat dalam RSUD
Inap melakukan Panembahan
Parikesit pre Senopati
conference Bantul
yang baik
dan benar
Evaluasi
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Untuk 07 Ruang Jaga
observasi jaga di menilai September Perawat Rawat
kembali hasil Ruang keberhasila 2022 Inap Parikesit
vidio pre Rawat n dalam RSUD
conference Inap membuat Panembahan
yang sudah di Parikesit vidio role Senopati
buat play pre Bantul
conference
Sumber: data primer 2022
Tabel.4.5
Langkah-Langkah Kegiatan Membuat Vidio Post Conference
Di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


Persiapan
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Untuk 01-05 Ruang Jaga
Kegiatan Manejemen Jaga Di memudahkan September Perawat Rawat
penyusunan Ruang dalam 2022 Inap Parikesit
naskah Rawat pembuatan RSUD
untuk post Inap vidio post Panembahan
Parikesit conference Senopati
conference
Bantul
Pelaksanaa
n
2. Membuat Mahasiswa Perawat Untuk 02 Ruang Jaga
vidio post Manajemen jaga di menjadi role September Perawat Rawat
conference Ruang model dalam 2022 Inap Parikesit
Rawat melakukan RSUD
Inap post Panembahan

19
Parikesit conference Senopati
yang baik Bantul
dan benar
Evaluasi
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Untuk menilai 07 Ruang Jaga
observasi jaga di keberhasilan September Perawat Rawat
kembali Ruang dalam 2022 Inap Parikesit
hasil vidio Rawat membuat RSUD
post Inap vidio role Panembahan
conference Parikesit play post Senopati
yang sudah conference Bantul
di buat
Sumber: data primer 2022

2. Evaluasi
a. Hasil
Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa telah terlaksana nya
pembuatan vidio Pre Conference dan Post Conference yang dapat dijadikan
sebagai role model dalam melakukan Pre dan Post Conference di ruang
parikesit.
b. Faktor pendukung dan Penghambat
1) Faktor Pendukung
a) Tersedianya ceklis pre conference dan post conference sebagai
referensi membuat klip naskah

2) Faktor Penghambat
a) Tempat tidur pasien di ruang parikesit terisi penuh sehingga dalam
proses pembuatan vidio tidak dapat menggunakan ruangan pasien.
b) Keterbatasan waktu dalam edit vidio pre dan post conference
c) Terdapat suara bising ketika pembuatan vidio

D. Kegiatan Komunikasi Teraupetik


1. Langkah Kegiatan
Pelaksanaan peningkatan komunikasi terapeutik di Ruang Parikesit RSUD
Pnembahan Senopati dilakukan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap

19
pelaksanaan dan tahap evaluasi, pembuatan vidio komunikasi terapeutik di
laksanakan pada hari sabtu 03 September 2022.
Tabel.4.6
Langkah-langkah dalam Pembuatan Vidio Komunikasi Terapeutik
di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat


Persiapan
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Memudahkan 02 Ruang Jaga
Pembuatan Manajemen jaga di dalam September Perawat Rawat
naskah video Ruang membuat 2022 Inap Parikesit
komunikasi Rawat vidio RSUD
teraupetik Inap komunikasi Panembahan
Parikesit teraupetik Senopati Bantul
Pelaksanaan
2. Melakukan Mahasiswa Perawat Untuk 03 Ruang Jaga
pembuatan Manajemen jaga di dijadikan role September Perawat Rawat
vidio Ruang play perawat 2022 Inap Parikesit
komunikasi Rawat mengenai RSUD
teraupetik Inap komunikasi Panembahan
Parikesit terapeutik Senopati Bantul
yang baik
dan benar
Evaluasi
1. Melakukan Mahasiswa Perawat Mengevaluas 07 Ruang Jaga
evaluasi Manjemen jaga di i vidio September Perawat Rawat
video Ruang Kegiatan 2022 Inap Parikesit
komunikasi Rawat komunikasi RSUD
teraupetik Inap terapeutik Panembahan
Parikesit Senopati Bantul

Sumber: data primer 2022

2. Evaluasi
a. Hasil
Berdasarkan hasil evaluasi pembuatan video pada tanggal 03 September
2022 bahwa telah terlaksana pembuatan vidio terapeutik yang dapat

19
dijadikan referensi bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi kepada
pasien.

b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Pendukung
Tersedianya ceklis komunikasi terapeutik sehingga mudah salam
membuat naskah
2) Penghambat
a) Keterbatasan ruangan dikarenakan di ruangan penuh dengan pasien
sehingga tidak bisa meminjam ruangan atau kamar pasien untuk
dijadikan tempat pembuatan video
b) Keterbatasan waktu dalam edit vidio komunikasi terapeutik
c) Terdapat suara bising ketika pembuatan vidio
.
E. Kegiatan Pelaksanaan Meeting Morning
1. Langkah Kegiatan
Pelaksanaan meeting morning di Ruang Parikesit RSUD Pnembahan
Senopati dilakukan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan
dan tahap evaluasi, pembuatan vidio me di laksanakan pada hari sabtu 04
September 2022.
Tabl 4.7
Pelaksanaan Meeting Morning Vidio di Ruang Rawat Inap
Parikesit RSUD Panembahan Senopati Bantul

Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu


No
Persiapan
Melakukan Mahasiswa Perawat jaga di Memudahkan 04
1. pembuatan Manajemen Ruang Rawat dalam membuat September
naskah vidio Inap Parikesit vidio meeting 2022
meeting morning morning

19
Pelaksanaan
Melakukan Mahasiswa Perawat jaga di Sebagai media 02
2. pembuatan Manajemen Ruang Rawat yang dapat September
meeting morning Inap Parikesit menjadi 2022
referensi dan
role model
melakukan
meeting
morning
Evaluasi
Evaluasi Mahasiswa Perawat jaga di Terlaksananya 06
1 pelaksanaan Manajemen Ruang Rawat pembuatan vidio September
dalam meeting Inap Parikesit meeting 2022
morning morning
Yang dapat
dijadikan
sebagai referensi
dalam
melaksanakan
meeting
morning yang
baik dan benar

2. Evaluasi
a. Hasil
Berdasarkan hasil evaluasi pembuatan video pada tanggal 02 September
2022 bahwa telah terlaksana pembuatan vidio meeting morning yang dapat
dijadikan referensi bagi perawat dalam melaksanakan meeting morning.
b. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung
1) Faktor Pendukung
Mudahnya dalam membuat naskah dikarenkan sudah tersedianya
pedoman ceklis meeting morning
2) Penghambat
a) Keterbatasan waktu dalam edit vidio meeting morning
b) Terdapat suara bising ketika pembuatan video

19
F. Kegiatan Pelaksanaan Operan Jaga
1. Langkah Kegiatan
Pelaksanaan pembuatan vidio Operan Jaga di Ruang Parikesit RSUD
Pnembahan Senopati dilakukan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi, pembuatan vidio me di laksanakan pada hari
sabtu 05 September 2022.
Tabl 4.8
Pelaksanaan Vidio Operan Jaga
di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu


Persiapan
1. Melakukan Mahasiswa Perawat jaga Memudahkan 04
pembuatan Manajemen di Ruang dalam membuat September
naskah vidio Rawat Inap vidio operan jaga 2022
Parikesit yang akan di
operan jaga
gunakan dan di
share ke perawat
untuk menjadi role
play dalam
melaksanakan
operan jaga
Pelaksanaan
2. Melakukan Mahasiswa Perawat jaga Sebagai media 05
pembuatan Manajemen di Ruang yang dapat menjadi September
vidio operan Rawat Inap referensi dan role 2022
jaga Parikesit model melakukan
operan jaga

Evaluasi
1. Evaluasi Mahasiswa Perawat jaga Terlaksananya 05
pelaksanaan Manajemen di Ruang pembuatan vidio September
dalam operan Rawat Inap operan jaga 2022
jaga Parikesit Yang dapat
dijadikan sebagai
referensi dalam
Operan jaga
melaksanakan yang
baik dan benar

19
2. Evaluasi
a. Hasil
Berdasarkan hasil evaluasi pembuatan video pada tanggal 02 September
2022 bahwa telah terlaksana pembuatan vidio Operan jaga yang dapat
dijadikan referensi bagi perawat dalam melaksanakan Operan jaga yang baik
dan benar.
b. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung
1) Faktor Pendukung
Mudahnya dalam membuat naskah dikarenkan sudah tersedianya
pedoman ceklis operan jaga
2) Penghambat
a) Keterbatasan waktu dalam edit vidio meeting morning
b) Terdapat suara bising ketika pembuatan video
c) Terbatasnya ruangan di bangsal sehingga pembuatan vidio di
laksankan di luar ruangan dikarenkan bangsal yang penuh

19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan data sebagai berikut:


1. Pelaksanaan penyusunan SAK berdasarkan 10 besar penyakit, hanya 8 besar
penyakit yang belum berhasil di susun dan yang belum berhasil di susun ada 2
penyakit yaitu adalah cerebral infection dan anorexsia dikarenakan keterbatasan
referensi
2. Pelaksanaan pembuatan vidio yang terdiri dari :
a. Telah terlaksana pembuatan vidio pre conference
b. Telah terlaksana pembuatan vidio post conference
c. Telah terlaksana pembuatan vidio meeting morning
d. Telah terlaksana pembuatan vidio operan jaga
e. Telah terlaksana pembuatan vidio komunikasi terapeutik
B. Saran
2. Kepala bidang dan keperawatan dan penjaminan mutu agar melaksanakan
a. Monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan pre conference, post
conference, meeting morning, operan jaga dan komunikasi terapeutik.
b. Agar SAK yang telah tersusun dapat di diskusikan dengan KSKP untuk di
usulkan penetapan oleh direktur
c. Agar vidio role play dapat dijadikan salah satu referensi untuk meningkatkan
kepatuhan perawat dalam melaksanakan pre conference, post conference,
meeting morning, operan jaga dan komunikasi terapeutik.
3. Bagi koordinator ruang rawat inap parikesit memberikan motivasi kepada
perawat untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam pre conference, post
conference, meeting morning, operan jaga dan komunikasi terapeutik.sesuai
dengan SPO bagi perawat jaga Ruang Rawat Inap Parikesit RSUD Panembahan
Senopati Bantul

19
a. SAK yang telah di susun di usulkan ke bidang keperawatan agar di tindak
lanjuti untuk di diskusikan ke KSKP medikal bedah
b. Vidio role play yang telah disusun dapat dijadikan reminder untuk
meningkatkan kepatuhan
c. Meningkatkan komitmen sesuai dengan pre conference, post conference,
meeting morning, operan jaga dan komunikasi terapeutik.

19

Anda mungkin juga menyukai