Anda di halaman 1dari 182

LAPORAN DESIMINASI AKHIR

PRAKTEK PROGRAM PROFESI NERS STASE MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA

TANGGAL 31 JANUARI 2021 S/D 11 FEBRUARI 2022

OLEH

KELOMPOK DAHLIA :

Putu Krisna Yudha, S.Kep (21089142068)

Putu Riska Febrianti, S.Kep (21089142070)

Putu Nadya Satya Mayanti, S.Kep (21089142069)

Serly Arledya Lestari, S.Kep (21089142074)

Putu Yuli Purnama Dewi, S.Kep (21089142073)

Putu Widia Erning Praja, S.Kep (21089142072)

Ni Putu Sisma Pitriyani, S.Kep (21089142071)

Ni Putu Yuli Astari (21089142060)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Desiminasi Awal Praktik
Keperawatan Manajemen Profesi Ners di Ruang Dahlia RSU NEGARA.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini. Ucapan terimakasih kami berikan kepada:
1. Dr Ni Putu Eka Indrawati , sebagai Direktur RSU Negara Kabupaten Jembrana
yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
praktik profesi pendidikan Ners di lingkungan RSU Negara.
2. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si, sebagai Ketua STIKES Buleleng yang
memberikan pengarahan dalam pembuatan laporan ini.
3. Gede Adhi Ratnaya, Amd. Kep selaku Kepala Ruangan Dahlia RSU Negara yang
telah membantu proses pengumpulan data di ruangan
4.Ns. Ni Putu Ayu Giraldine Istari, S.Kep selaku pembimbing klinik atau Clinical
Instructure (CI) yang membantu proses pengumpulan data di ruangan tersebut dan
atas semua bimbingan yang telah diberikan.
5. Ns. G. Nur Widya Putra, S.Kep., M.kep, selaku pembimbing akademik atau
Clinical Teacher (CT) atas semua bimbingan yang telah diberikan.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami membuka diri untuk menerima sebagai saran dan kritik yang membangun.

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................1
B.Tujuan......................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
A.Man (M1)...............................................................................................9
B.Method (M2)........................................................................................14
C.Materials (M3).....................................................................................18
D.M4 (Money)..................................................................................................18
E.M5 (Mutu).....................................................................................................19

BAB 3 ANALISIS SITUASI


A.Profil RSU Negara..............................................................................32
B.Analisis Situasi Ruangan Dahlia........................................................33
C.Analisa Data.......................................................................................33
C. Analisa Swot......................................................................................52
E.Planning Of Action (POA).................................................................61
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Pelaksanaan Makp......................................................................62
B.Model Asuhan Keperawatan Profesional.............................................62
C.Ronde Keperawatan.............................................................................63
D.Supervisi Keperawatan........................................................................65
E.Timbang Terima Keperawatan............................................................68
F.Analisa.................................................................................................72
BAB 5 PENUTUP
A.KESIMPULAN..................................................................................74
B.SARAN..............................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

3
Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel 2.2 Prosedur Timbang Terima (Nursalam, 2012)

Tabel 3.1Tenaga Kesehatan Ruang Dahlia

Tabel 3.2 Pembagian Ruangan Dan Fasilitas Di Ruang Dahlia


Tabel 3.3 Struktur Organisasi Ruang Dahlia
Tabel 3.5 Fasilitas Alat Tenun di Ruang Mawar (Data primer, 2020)
Tabel 3.12 Analisis SWOT Ruang Mawar (Data Primer, 2020)

BAB I
4
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada pelayanan kesehatan
dengan segala perencanaan atau tindakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
kehidupan masyarakat Salah satu usaha dalam pemberian pelayanan keperawatan secara
profesional, yang diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan
asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju kearah kesehatan yang
optimal. Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional, maka perlu di lakukan
pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan,sehingga menjadikan perawat
sebagai tenaga kerja yang perlu di perhatikan,diakui dan di hargai keprofesionalan
melalui penerapan sistem manajemen (Nursalam, 2014).

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dalam melibatkan


anggota keperawatan dalam memberikan pelayanaan asuhan keperawatan profesional.
Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional, perawat diharapkan mampu
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
derajat pasien menuju kearah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata yaitu dirumah sakit dan komunikasi sebagai perawatan perlu memahami konsep
dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan,
konsep menejemen keperawatan, perencannaan, yang berupa rencana strategi melalui
pendekatan, pengumpulana data analisa SWOT dan penyusunan langkah perencanaan
secara operasional khususnya dalam pelaksanaan MAKP (Model Asuhan Keperawatan
Profesional) delegasi dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2014).

Model MAKP memiliki prosedur diantaranya adalah timbang terima, ronde


keperawatan, sentralisasi obat, supervise keperawatan, discharge planning penerimaan
pasien baru dan dokumentasi. Dari hasil observasi yang didapatkan prosedur timbang
terima kepala ruangan atau ketua tim memimpin kegiatan timbang terima, diikuti oleh
semua perawat yang telah dan akan dinas, timbang terima dilaksanakan 3x sehari setiap
pergantian shift, selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima, timbang
terima berfokus pada masalah medis pasien.

5
Pelaksanaan timbang terima di ruang sekar tunjung sudah dilakukan secara
optimal. kegiatan timbang terima yang dilaksanakan di ruang mawar seperti ada salam
pembuka dan doa bersama sebelum memulai timbang terima, sudah ada interaksi antara
perawat dan pasien, ketika kepala ruangan dan perawat ruangan setelah dari pasien
mereka kumpul kembali ke ners station untuk mendiskusikan hasil validitas

6
keadaan pasien. Setelah dilakukan kegiatan timbang terima, seharusnya dilanjutkan
dengan kegiatan pre conference, dimana Katim dan anggota tim melakukan diskusi
mengenai tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan rencana keperawatan yang
akan dilakukan pada pasien kelolaan. di Ruang Mawar kegiatan pre conference dan post
conference sudah dilaksanakan.
Alasan penggunaan metode ini menurut (Nursalam, 2015), bahwa penetapan
sistem model MAKP (Metode Asuhan Keperawatan Professional) ini didasarkan pada
beberapa alasan, yaitu masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat,
memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim tetapi tidak efektif bila pengaturan
tidak baik, membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi, membingungkan bila
komposisi tim sering diubah.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 15 Maret 2021, didapatkan
bahwa metode asuhan keperawatan professional MAKP yang saat ini sedang
dilaksanakan pada Ruang Dahlia RSU Negara adalah metode tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Sedangkan kelompok kami akan menggunakan penerapan metode MAKP tim primer
yang akan dilaksanakan di ruang Dahlia RSU NEGARA.
Karena model ini bersifat continue dan komprehensif dalam melakukan proses
keperawatan kepada klien dan perawat tim primer mendapatkan akuntabilitas yang
tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan yang
dirasakan adalah klien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami ingin memperkenalkan metode MAKP tim
primer yang akan dilaksanakan di Mawar RSU NEGARA

7
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).
1.2.2 Tujuan Kusus
1.2.2.1 Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan , mahasiswa mampu :
1.2.2.2 Melaksanakan pengkajian di ruamg Dahlia RSU NEGARA
1.2.2.3 Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
1.2.2.4 Menentukan rumusan masalah

8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen juga didefinisikan
sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya lain, manajemen
berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi (Nursalam, 2013).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja dalam
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara
profesional, perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju
kearah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas-aktifitas upaya keperawatan dalam rangka
meningkatkan mutu, kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang kesegatan
secara komprehensif sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sering kita lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagai
rumah sakit belum maksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik
dalam mnenciptakan lingkungfan yang nyaman dan harmonis antara perawat
dan pasien untuk melakukan tindakan keperawatan atau praktik keperawatan
dan asuhan keperawatan.

B. Tujuan Manajemen Keperawatan

1. Melaksanakana dan mengevaluasi strategi yang akan dipilih secara efektif


dan efesien agar mencapai pada suatu tujuan
2. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji situasi kemudian
melakukan penyesuaian dan koreksi jika ada sesuatu penyimpangan pada
suatu pelaksanaan strategi
3. Dapat memperbaharui strategi yang dirumuskan untuk sesuai pada
perkembangan lingkungan eksternal
4. Dapat meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada peluang yang ada
5. Dapat melakukan inovasi atas kegiatan sehingga dapat lebih teratur
6. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit

9
7. Meningkatkan penerimaan masyarakat akan pelayanan keperawatan
dalam mendidik perawat agar profesional dan bertanggung jawab
8. Meningkatkan hubungan pasien, keluarga, dan masyarakat

9. Meningkatkan komunitas antara staff

10.Meningkatkan produktifitas antara staff

C. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam
organisasi sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja
yang kondusif dan membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga
diharapkan akan menghasilkan produktifitas yang tinggi (Fahrurozi,
2014).
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang
dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan
individu, untuk mencapai suatu tujuan (Suarli, 2012).
D. Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang
dapat diterapkan dalam suatu organisasi (Nursalam, 2013) antara lain :
a. Menurut Hersey dan Blanchard
Membedakan empat gaya kepemimpinan dimana keempat
gaya kepemimpinan tersebut memiliki ciri-ciri tiap gaya
kepemimpinan yaitu :
1) Intruksi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi
sejarah, pengambilkan keputusan berada pada pemimpin dan
peran bawahan sangat minimal, pemimpin banyak
memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta
mengawasi dengan ketat.
2) Konsultasi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi
dua arah, peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan
pengambilan kepuasan cukup besar, bawahan diberi
kesempatan untuk memberi masukan dan menampung
keluhan.
3) Partisipasi, tinggi hubungan tapi rendah tugas, pemimpin dan
bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam mengambil
keputusan.
4) Delegasi, rendah hubungan dan rendah tugas, komunikasi dua
arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan
bawahan dalam mengambil keputusan pemecahan masalah.

6
b. Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu :otoriter, demokratis,
dan liberal atau laissez fire yang mulai dikembangkan di Universitas
lowa.

1) Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri antara lain :
a. Wewenang mutlak berada pada pemimpin,
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin,
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin,
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pemimpin kepada
bawahan,
e. Pengawasan terhadap sikap,
f. Tingkah laku, pembuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat,
g. Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin,
h. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran pertimbangan atau pendapat,
i. Tugas-tugas bawahan diberikan secara intruktif,
j. Lebih banyak kritik dari pada pujian,
k. Pimpinan menurut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
sarat,
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman, kasar
dalam bersikap,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul
oleh pemimpin.
2) Demokratis
Gaya kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja untuk mencapai tujuan
yang

telah ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan


ditentukan bersama antar pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak
b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang
kepada bawahan,
c. Keputusan dibuat bersama antara pemimpin dan bawahan,
d. Komunikasi berlangsung timbal balik
e. Pengawasan dilakukan secara wajar, prakarsa dapat datang
dari bawahan,
f. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan
saran dan pertimbangan,

7
g. Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat
permintaan daripada intruktif,
h. Pujian dan kritik seimbang
i. Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan
dalam batas masing-masing,
j. Pemimpin meminta kesetiaan bawahan secara wajar,
k. Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak,
l. Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan
saling menghargai,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung
bersama-sama.

3) Liberal atau Laissez Fire


Kepemimpinan gaya liberal atau laissez fire adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
berkerja sama untuk mencapai tujuan dengan lebih banyak
menyerakhan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada
bawahan. Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain :
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahan
d. Prakarsa selalu berasal dari bawaha
e. Hamper tidak ada pengarahan dari pimpinan
f. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
g. Kepentingan pribadi lebih penting dari pada kepentingan
kelompok
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan.
c. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang menurut
Gillies (1996) dalam Nursalam (2013) yang dibedakan menjadi empat

1. Otoriter, merupakan kepemimpina yang berorientasi pada


tugas atau pekerjaan. Gaya kepemimpinana ini memiliki ciri-
ciri yaitu :
a. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin
b. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai
dalam pengambilan keputusan,
c. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas
d. Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.

8
2. Demokrasi, merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat
dan kemampuan setiap staf. Gaya kepemimpinan ini memiliki
cirri-ciri yaitu :
a. Menggunakan posisi dan pribadinya untuk mendorong
ide- ide staf,
b. Otifasi kelompok untuk enentukan tujuan sendiri,
c. Membuat rencana dengan pengontrolan dalan
menerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya
dengan terbuka.
3. Partisipastif, merupakan gabungan antara otoriter dan
demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis
masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada
bawahannya. Pemipin meminta saran dan kritk staf serta
mempertimbangkan respon terhadap usulannya.kepuasan akhir
yang diambil bergantung pada kelompok.

4. Bebas Tindak, merupakan pimpinan ofisial karyawan menetukan


sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi.
Staf atau bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan
caranya sendiri. Pemimpin hanya sumber informasi da
pengadilan secara minimal.

E. Man (M1)

1. Pengertian

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling


menentukan dalam melakukan pelayanan keperawatan profesional.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia yang melakukan proses
untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Tanpa ada manusia tidak
ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan (Nursalam, 2014).
2. Perhitungan Jumlah Tenaga

Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan rawat inap


Rumah Sakit (Depkes, 2011):

Jumlah Jam Perawatan


Jam Kerja Efektif per Shift
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor):

Jumlah Hari Minggu 1 tahun + cuti + hari besar


X Jumlah perawat tersedia
koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day):

9
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non
keperawatan seperti membuat perincian pasien pulang, kebersihan
ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.

3. Tingkat Ketergantungan Pasien


Tingkat ketergantungan klien di ruangan dinilai dengan
menggunakan instrumen yang dimodifikasi kelompok sesuai dengan
keadaan klien dengan acuan instrumen penilaian tingkat ketergantungan
klien dari Orem (total, partial, mandiri)
Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien (berdasarkan teori
Orem)
KLASIFIKASI DAN KRITERIA

MINIMAL CARE
1. Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik- turun tempat tidur
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Mampu makan dan minum sendiri
d. Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan
e. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantua
g. Status psikologis stabil
h. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i. Operasi ringan

10
PARTIAL CARE

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian


a. Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur.
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan
c. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan.
d. Membutuhkan bantuan untuk makan/disuap.
e. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan.
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/
kamar mandi).
h. Fase awal dari penyembuhan.
i. Observasi tanda- tanda vital setiap 4 jam.

TOTAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan
memerlukan waktu perawat yang lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong atau kursi roda.
b. Membutuhkan latihan pasif.
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus) atau NG tube (sonde).
d. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan
berdandan.
f. Dimandikan perawat.
g. Dalam keadaan inkontinensia
h. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator).
i. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

4. Uraian Tugas

1) Kepala Ruangan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan
menurut Depkes (2006) adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a) Melaksanakan jumlah dan kategori tenaga serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan.

c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan


keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
11
pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a) Mengatur dan mengoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat.
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan/ peraturan
yang berlaku (Bulanan, Mingguan, harian).
c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan
satu atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat.
d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar.
e) Mengoordinasi seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja
sama dengan pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,


meliputi:
a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap upaya
peningkatan pengetahuan keterampilan di bidang perawatan.
b. Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai (D.P.3) bagi
pelaksanaan keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada
di bawah tanggungjawabnya untuk berbagai kepentingan (naik
pangkat/ golongan, melanjutkan sekolah).
c. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
d. Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat.

2) Perawat Pelaksana
Dalam memberikan asuhan keperawatan sebagai perawat yang
profesional perawat pelaksana dituntut memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam berbagai bidang perawatan, perawat pelaksana
secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat
sebagai perawat pelaksana disebut care giver yaitu perawat
menggunakan metode pemecahan dalam membantu pasien mengatasi
masalah kesehatan, menurut Potter & Perry (2005) dalam
melaksanakan asuhan keperawatan peran perawat pelaksana bertindak
sebagai berikut:
a. Pemberi Perawatan
12
Perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya
melalui proses penyembuhan, proses penyembuhan lebih dari
sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekalipun keterampilan
tindakan yang meningkatkan kesehatan fisik merupakan hal yang
penting bagi pemberi asuhan keperawatan. Perawat memfokuskan
asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi
upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial.
b. Pembuat keputusan klinis
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat
menggunakan keahliannya berpikir kritis melalui proses
keperawatan sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik
dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan dan
mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan
menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien.
c. Pelindung dan advokat klien
Perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan
efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau
pengobatan. Dalam menjalankan perannya sebagai advokat,
perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum,
serta membantu klien dalam menyatakan hak-hak yang
dibutuhkan.
d. Manajer kasus
Perawat mengoordinasikan aktivitas anggota tim kesehatan
lain, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
kelompok yang memberikan perawatan pada klien, Selain itu
perawat juga mengatur waktu kerja dan sumber yang tersedia di
tempat kerja.
e. Rehabilitator
Merupakan proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang
menimbulkan ketidakberdayaan lainnya, sering kali klien
mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka dan perawat membantu klien beradaptasi semaksimal
mungkin dengan keadaan tersebut.
f. Pemberi kenyamanan
Merawat klien sebagai seorang manusia, merupakan peran
tradisional dan historis dalam keperawatan dan telah berkembang
sebagai sesuatu peran yang penting dimana perawat melakukan
peran baru..
g. Komunikator
Peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran

13
perawat yang lain, Keperawatan mencakup komunikasi dengan

klien dan keluarga, antara sesama perawat dan profesi kesehatan


lainnya, sumber informasi dan komunikasi.
h. Penyuluhan
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien
konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasikan
prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien
memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan
dalam pembelajaran.
F. Method (M2)

1. Pengertian MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu


sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Anjani, 2018).
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
empat unsur, yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan perinsip-
prinsip nilai yang dinyakini dan akan menentukan kualitas jasa pelayanan
keperawatan.

Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu


pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan
kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan
dapat terwujud (Nursalam, 2014).
2. Dasar pertimbangan pemilihan Model Asuhan Keperawatan (MAKP)

a. Sesuai dengan visi dan misi institusi. Dasar utama penentuan model
pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi
rumah sakit

b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.


Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap
kesinambungan asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan
dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses
keperawatan.

c. Efisien dan efektif penggunaan biaya. Setiap suatu perubahan, harus


selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran
pelaksanaannya

d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat. Tujuan


akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien
terhadap asuhan yang di berikan oleh perawat.

e. Kepuasan dan kinerja perawat. Kelancaran pelaksanaan suatu model

14
sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat.

f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dam tim


kesehatan lainnya. Komunikasi secara profesional sesuai dengan
lingkup tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan
model. Model asuhan keperawatan diharapkan akan dapat
meningkatkan hubungan yang baik antara perawat dan tenaga
kesehatan lainnya.

3. Jenis Model asuhan keperawatan (MAKP)

a. Fungsional (Bukan MAKP profesional)

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan


sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan 1-
2 jenis intervensi keperawatan (misalnya merawat luka) kepada semua pasien di
bangsal.
 Kelebihan

Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian


tugas yang jelas dan pengawasan yang baik. Sangat baik untuk
rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior
menyibukkan diri dengan tugas material, sedangkan perawatan
pasien diserahkan kepada perawat junior yang belum
berpengalaman.

 Kekurangan

Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.


Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan
yang berkaitan dengan keterampilan saja

b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu.
 Kelebihan
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. Mendukung
pelaksanaan proses keperawatan. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
 Kekurangan
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-
waktu sibuk.
 Konsep metode tim
Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai

15
teknik kepemimpinan. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinunitas
rencana keperawatan terjamin. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruang.
 Tanggung jawab ketua tim
Membuat perencanaan. Membuat penugasan, supervise, evaluasi.
Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
Mengembangkan kemampuan anggota. Menyelenggarakan konfrensi.
 Tanggung jawab anggota tim
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim. Memberikan laporan
c. MAKP Primer

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab


penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat

dan terus- menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
 Kelebihan

Bersifat kontinuitas dan komprehensif. Perawat primer


mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan antara lain
terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit.

 Kekurangan

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman


dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif,
selfdirection, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinis, akuntabel serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
 Tugas Kepala Ruangan Dalam Metode Primer

Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.


Orientasi dan merencanakan karyawan baru. Menyusun
jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.

Mengevaluasi,kinerjaperawat. Merencanakan/menyelenggarakan
pengembangan staf. Perencanaan, pengawasan, pengarahan
dan pengawasan.
 Tugas Primary Nurse

Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara


komprehensif. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
16
Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai. Menerima dan
menyesuaikan rencana. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial, kontak dengan
lembaga sosial di masyarakat. Membuat jadwal perjanjian
klinis. Mengadakan kunjungan rumah.
 Tugas Associate Nurse

Memberikan asuhan keperawatan. Mengikuti timbang terima.


Melaksanakan tugas yang didelegasikan. Mendokumentasikan
tindakan keperawatan

d. MAKP Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan


pasien saat ia bertugas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh

orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolasi,
intensivecare.
 Kelebihan

Perawat lebih memahami kasus per kasus. Sistem evaluasi dan


manajerial menjadi lebih mudah
 Kekurangan
Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab.
Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasaryangsama

e. Modifikasi: MAKP Tim-Primer


Pada model MAKP tim-primer digunakan secara kombinasi dari kedua system. Penetapan system
model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
 Perawat primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau
setara
 Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
 Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer
 Untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4
orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, disamping seseorang
kepala ruang rawat juga Ners.

17
E. Materials (M3)

5. Pengertian

Material adalah sebagai faktor pendukung/penunjang terlaksananya


pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan
keperawatan merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lain
yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Jumlah fasilitas dan alat-alat keperawatan dan kedokteran dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing rumah
sakit dengan memperhatikan jenis barang atau alat, bahan dan jumlah
yang dibutuhkan. Material rumah sakit meliputi:
1. Gambaran umum ruangan

2. Lokasi denah ruangan

3. Fasilitas pasien

4. Fasilitas petugas

5. Peralatan/instrument

2. Timbang Terima

Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk


menyampaikan dan menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/sebelum,

perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus


akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna (Nursalam, 2014).
a. Prosedur timbang terima

Tahap Kegiatan Wakt Tempat Pelaksana


u
Persiapan 2. Prinsip timbang terima, 20 menit Nurse station PP,PA
semua pasien baru masuk dan
pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien
yang memiliki
permasalahan yang belum
/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi
lebih lanjut
3. PA/PP menyampaikan timbang
18
terima kepada PP (yang menerima
pendelagasian) berikutnya,
hal
Yang perlu disampaikan dalam
timbang terima:
 Aspek umum yang meliputi M1 s/d
M5
 Jumlah pasien
 Identitas pasien dan diagnosis medis
 Data
 Masalah keperawatan yang masih
muncul
 Intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan
 Intervensi kolaboratif dan
dependen
 Rencana umum dan persiapan
yang dilakukan (persiapan operan,
pemeriksaan penunjang, dan
program lainnya
Pelaksanaan 4. Penyampaian yang jelas, singkat 15 menit Nurse station KARU,
dan padat oleh perawat jaga (NIC) PP, PA
5. Perawat jaga sif selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,
tanggung jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang
telah ditimbang terimakan
dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang
jelas
6. Kepala ruangan menyampaikan
salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh terhadap
maslah keperawatan, kebutuhan
dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus
untuk kemudian diserah terimakan
kepada petugas berikutnya.
19
Post- timbang Diskusi 10 Menit Nurse station KARU,
terima 1. Pelaporan untuk timbang terima PP, PA
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang di
tandatangani oleh PP yang jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruangan
Ditutup oleh KARU

Tabel.2.2 Prosedur Timbang Terima (Nursalam, 2012)

b. Hal-hal yangperlu di perhatikan

- Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian sift.


- Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
- Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
- Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien.
- Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
- Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehinga pasien di sebelah tidak mendengar suatu
yang rahasia bagi pasien. Suatu yang dianggap rahasia sebaiknya
tidak di bicarakan secara langsung di dekat pasien.
- Sesuatu yang mungkin membuat terkejut dan shock sebaiknya di
bicarakan di nurse station.

c. Alur Timbang Terima


d. Pengelolaan Sentrasi Obat
1. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengolahan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengolahan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2014).
2. Teknik Pengolahan Obat (Sentralisasi)
Dalam teknik pengelolaan obat akan dilakukan sepenuhnya
oleh perawat dengan acuan sebagai berikut.

a. Penanggung jawab pengelola obat adalah kepala ruangan yang


secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk (perawat primer atau ketua tim).
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.

c. Penanggung jawab pengelola obat adalah kepala ruangan yang


secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk (perawat primer atau ketua tim).

20
d. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.

e. Penanggung jawab pengelola obat adalah kepala ruangan yang


secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk (perawat primer atau ketua tim).
f. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.
3. Penerimaan obat.
1) Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan
obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat dengan menerima lembar serah terima.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan dalam kartu kontol obat dan diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat, kemudian pasien dan keluarga mendapat penjelasan
tentang kapan/bilamana obat tersebut akan habis.
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapat kartu kontrol obat
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kontak obat (Nursalam, 2014).
4. Pembagian obat.
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disiapkan untuk
diberikan pada pasien.
b. Obat yang telah disiapkan selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksikan dokter.
c. Pada saat memberikan obat terlebih dahulu perawat
menginformasikan kepada pasien tentang macam, kegunaan
obat, jumlah obat yang diberikan dan efek samping. Usahakan
tempat obat kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi/disuntikkan.
5. Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis
atau perubahan alur pemberian obat maka informasi ini akan
dimasukan dalam buku/lembar pemberian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja),
maka dokumentasi hanya dilakukan pada pemberian obat dan
kemudian diinformasikan pada keluarga (Nursalam, 2014).

6. Obat khusus.
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga
yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup
sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya

21
diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
2) pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus
obat dilaksanakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga ; nama
obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian dan wadah obat sebaiknya
diserahkan atau di tunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian.
e. Supervisi
Supervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber-
sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan supervisi
memungkinkan seorang manajer keperawatan dapat menemukan
berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan di ruangan yang bersangkutan melalui analisis. Secara
komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara efektif
dan efisien. Melalui kegiatan supervise seharusnya kualitas atau mutu
pelayanan keperawatan menjadi focus dan menjadi tujuan utama,
bukan malah menyibukkan diri mencari kesalahan atau penyimpangan.
Supervisi merupakan suatu kegiatan yang mengandung dua dimensi
pelaku, yaitu pimpinan dan anggota atau orang yang disupervisi. Kedua
dimensi pelaku tersebut walaupun secara administrative berbeda level dan
peranannya, namun dalam pelaksanaan kegiatan supervisi keduanha memiliki
andil yang sama-sama penting .(Kuntoro, 2010).
Adapun manfaat dan tujuan supervisi (Nurrachmah, 2008):
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta
semakin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih
harmonis antara atasan dan bawahan
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja.
Peningkatan efisiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-
sia akan dapat dicegah.Apabila kedua peningkatan ini dapat
diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan
suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif
dan efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi
dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).

f. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

22
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, dan
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam 2014).
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.

1. Tujuannya:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
perawatan.
2. Pelaksanaan:

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan


ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
c. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih
prioritas yang perlu didiskusikan.
d. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
e. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/ kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan
yang akan dilakukan.
f. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
yang akan ditetapkan.
g. Pasca ronde perawat mendiskusikan hasil temuan dan tindakan
pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu
dilakukan.
3. Karakteristik ronde keperawatan:
a. Pasien dilibatkan secara langsung.
b. Pasien merupakan focus kegiatan.

c. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama.


d. Konselor memfasilitasi kreativitas. Konselor membantu
23
mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.
Manfaat ronde keperawatan: Masalah pasien dapat teratasi,
Kebutuhan pasien dapat terpenuhi, Terciptanya komunitas
keperawatan yang profesional, Terjalinnya kerja sama antar tim
kesehatan, Perawat dapat melaksanakan model asuhan
keperawatan dengan tepat dan benar. Kriteria pasien: Pasien yang
dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut: Mempunyai masalah
keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.
g. Discharge Planning

Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait


dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut
dengan perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang
dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk
memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfun fisik.
Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan

terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna


untuk proses perawatan di rumah. Adapun pelaksanaan discharge
planning yang idealnya dilaksanakan:

1 PP memberi Health Education (HE) pada pasien yang akan


pulang atau yang direncanakan pulang meliputi: obat-obatan
yang masih harus diminum di rumah, diet, aktivitas, istirahat,
kapan kontrol kembali dan dimana, apa saja yang dibawa
pulang dan hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama di
rumah.

2 Jika pasien pulang dengan meneruskan perawatan khusus


seperti: perawatan kateter atau perawatan luka, maka pasien
dan keluarga dibekali pengetahuan tentang perawatan kateter
dan perawatan luka.

3 Selain memberikan penjelasan secara lisan, PP juga


memberikan kartu discharge planning dan leaflet-leaflet lain
yang berisi penjelasan yang diperlukan.
Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge
planning maka, pasien atau keluarga menandatangani format
discharge planning sebagai bukti telah mendapatkan discharge
planning dari perawat.

Perencanaan pulang (discharge planning) akan


menghasilkan sebuah hubungan yang terintegrasi, yaitu antara
perawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan
24
perawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Perawatan di
rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan perawatan
di rumah. Namun sampai saat ini, perencanaan pulang bagi
pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal
dilaksanakan, dimana peran perawat terbatas pada kegiatan
rutinitas saja, yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang.
Pasien yang memerlukan perawatan kesehatan di rumah,
konseling kesehatan atau

penyuluhan dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu


dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan
sering kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah minor,
dan sering kali diterima kembali dalam 24 jam sampai 48 jam
dan kemudian
h. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi merupakan catatan autentik dalam penerapan
manajemen asuhan keperawatan professional Ners prosesional
diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Komponen penting
dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses keperawatan dan
standar asuhan keperawatan. Efektivitas dan efisiensi sangat

bermanfaat dalam mengumpulkan informasi yang relevan serta akan


meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2014).
Sistem pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah
Sources Oriented Record (SOR) yaitu sistem pendokumentasian yang
berorientasi kepada lima komponen (lembar penilaian berisi biodata,
lembar order dokter, lembar riwayat medis/penyakit, catatan perawat,
catatan dan laporan khusus).
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam
sistem pelayanan kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik
informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara
berkesinambungan. Disamping itu dokumentasi merupakan dokumen
legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik
dokumentasi berfungsi se-bagi sarana komunikasi antar profesi
kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber
data untuk penelitian, sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pertanggung gugatan asuhan keperawatan, dan sarana untuk
pemantauan asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat berdasarkan
pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan pemecahan ma-
salah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan
tindakan keperawatan dan catatan perkembangan pasien.
Pada model PKP juga terdapat for-mat dokumentasi seperti
disebutkan diatas, namun pada model ini dikembangkan standar
rencana keperawatan berdasarkan literatur. Penetapan standar rencana
25
keperawatan ini diharapkan dapat membuat efisiensi waktu bagi
perawat.
Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesifik untuk
memungkinkan pendokumentasian semua tindakan keperawatan.
Catatan perkembangan pasien juga dilakukan setiap hari yang ber-
tujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana keperawatan
dan catatan perkembangan pasien dilakukan oleh PP dan catatan
tindakan dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya masing-
masing (Al-Assaf, 2009).
a. Tujuan
 Mendokumentasikan asuhan keperawatan (pendekatan proses
keperawatan).
 Mendokumentasikan pengkajian keperawatan.
b. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
 Mendokumentasikan perencanaan keperawatan.
 Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan.
 Mendokumentasikan evaluasi keperawatan.
 Mendokumentasikan pengelolaan logistic dan obat.
 Mendokumentasikan HE (Health Education) melalui kegiatan
perencanaan pulang.
 Mendokumentasikan timbang terima (pergantian sif/ jaga).
 Mendokumentasikan kegiatan supervise.
 Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde
keperawatan.
c. Manfaat
 Sebagai alat komunikasi antar ners dan dengan tenaga kesehatan
lain.
 Sebagai dokumentasi legal dan mempunyai nilai hokum.
 Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
 Sebagai referensi pembelajaran dalam meningkatkan ilmu
keperawatan.
 Mempunyai nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan.

d. Tahap-tahap Dokumentasi Keperawatan


 Pengkajian keperawatan
 Pengumpulan data, kriteria, yaitu LLARB: Legal, Lengkap,
Akurat, Relevan, Baru.
 Pengelompokan data, kriterianya adalah sebagai berikut:
1) Data biologis: hasil dari observasi tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik melalui IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Auskultasi), pemeriksaan diagnostik/penunjang, yaitu
laboratorium dan rontgen.
2) Data psikologis, social dan spiritual melalui wawancara,
26
format pengkajian data awal menggunakan model ROS
(review of system) yang meliputi data demografi pasien,
riwayat keperawatan, observasi dan pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang/diagnosis.
e. Diagnosis keperawatan
Kriterianya antara lain sebagai berikut:
a) Status kesehatan dibandingkan dengan standar untuk
menentukan kesenjangan.
b) Diagnosis keperawatan dihubungkan dengan penyebab
kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
c) Diagnosis keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang
ners.
d) Komponen diagnosis terdiri atas P-E-S
f. Perencanaan
Komponen perencanaan keperawatan terdiri atas:
1. Prioritas masalah
Kriteria antara lain sebagai berikut:
1) Masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas
utama.

2) Masalah yang mengancam kesehatan seseorang merupakan


prioritas kedua.
3) Masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas
ketiga.
2. Tujuan asuhan keperawatan, memenuhi syarat SMART (Spesifik
Measurable Achievable Reasonable Time) Kriteria (NOC-Nursing
Outcome kriteria) disesuaikan standar pencapaian antara lain
sebagai berikut:
a. Tujuan dirumuskan secara singkat.
b. Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan.
c. Spesifik pada diagnosis keperawatan.
d. Dapat diukur.
e. Dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
f. Ada target waktu pencapaian
3. Rencana tindakan disasarkan pada NIC (Nursing Intervention
Classification) yang telah ditetapkan oleh instansi pelayanan
setempat. Jenis rencana keperawatan mengandung tiga komponen
meliputi DET tindakan keperawatan, yaitu sebagai berikut:
a. Diagnosis/Observasi.
b. Edukasi (HE).
c. Tindakan independent, dependent, dan interdependent
Kriteria meliputi hal sebagai berikut:
1) Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan.
2) Merupakan alternative tindakan secara tepat.

27
3) Melibatkan pasien atau keluarga.
4) Mempertimbangkan latar belakang sosial budaya pasien
atau keluarga.
5) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku.

6) Menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien.


7) Disusun dengan mempertimbangkan lingkungan, sumber
daya dan fasilitas yang ada.
8) Harus berupa kalimat instruksi, ringkas, tegas, dan
penulisan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
9) Menggunakan formulir yang baku
4. Intervensi/Implementasi Keperawatan (NIC: Nursing Intervention
Classification). Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan
perencanaan tindakan yang ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal yang mencakup aspek
peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan pasien dan keluarga. Intervensi keperawatan
berorientasi pada 15 komponen dasar yang dikembangkan dengan
prosedur teknik nersan. Kriteria meliputi:
a. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
b. Mengamati keadaan bio-psiko-sosio spiritual pasien.
c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan pada
pasien/keluarga.
d. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Menggunakan sumber daya yang ada.
f. Menunjukkan sikap sabar dan ramah dalam berinteraksi
dengan pasien/keluarga.
g. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan.
h. Menerapkan prinsip-prinsip aseptik dan antiseptik.
i. Menerapkan etika keperawatan.

j. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi, dan


mengutamakan keselamatan pasien.
k. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan repson pasien

l. Merujuk dengan segera terhadap masalah yang mengancam


keselamatan pasien.
m. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.
n. Merapikan alat dan pasien setelah melakukan tindakan.
o. Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknis
yang telah ditentukan.
p. Prosedur keperawatan umum maupun khusus dilaksanakan
28
sesuai dengan prosedur tetap yang telah disusun.
5. Evaluasi
Dilakukan secara periodik, sistematik dan berencana untuk
menilai perkembangan pasien setelah tindakan keperawatan.
Kriteria meliputi:
a. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi

b. Evaluasi hasil menggunakan indicator perubahan fisiologis da


tingkah laku pasien
c. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untuk
diambil tindakan selanjutnya
d. Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lain

e. Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin dicapai


dan standar praktik keperawatan)
6. Komponen evaluasi, mencakup aspek K-A-P-P (kognitif-afektif-
psikomotor-perubahan biologis), yaitu sebagai berikut:
a. Kogitif (pengetahuan klien tentang penyakit dan tindakan)
b. Afektif (sikap) klien terhadap tindakan yang tela dilakukan
c. Psikomotor (tindakan/perilaku) klien dalam upaya
penyembuhan
d. Perubahan biologis (tanda vital, system imunologis)
7. Keputusan dalam evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Masalah teratasi

2. Masalah tidak teratasi, harus dilakukan pengkajian dan


perencanaan tindakan ulang
3. Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dan rencana
tindakan
4. Timbul masalah baru.

g. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah proses interaksi antara perawat
dengan pasien dan keluarga pasien dalam mengorientasikan hal-hal
seperti ruangan, tata tertib dan penjelasan tentang sentralisasi obat dan
informed consent (Anissa, 2008).
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru ruangan. Dalam penerimaan pasien baru
disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,
medis, dan tata tertib ruangan.
1. Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat
dan terapeutik.

29
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien
c. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
2. Tahapan penerimaan pasien baru
 Tahap pra penerimaan pasien baru:
 Menyiapkan kelengkapan administrasi
 Menyiapkan perlengkapan kamar sesuai pesanan
 Menyiapkan format penerimaan pasien baru
 Menyiapkan format pengkajian
 Menyiapkan informed consent sentralisasi/pengelolaan obat.
 Menyiapkan nersing kit
 Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan

 Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien


 Menyiapkan kartu penunggu
 Menyiapkan angket kepuasan pasien
3. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ katim/
perawat yang diberi delegasi
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya
c. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur dan mengantar
ke tempat yang sudah ditetapkan
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke
tempat tidur ( apabila pasien datang dengan branchard/kursi
roda) dan memberikan posisi yang nyaman
e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan
perawat memberikan informasi kepada klien dan keluarga
tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visite), dan tata tertib ruangan
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi
yang telah disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani informed consent sentralisasi obat
j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar angket tingkat
kepuasan pasien
4. Peran perawat dalam penerimaan pasien baru:
a. Kepala ruangan : menerima pasien baru

b. Ketua tim:
1) Menyiapkan lembar persiapan pasien baru

30
2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
4) Mengorientasikan klien pada ruangan
5) Memberi penjelasan pada perawat dan dokter yang
bertanggung jawab
6) Memberikan penjelasan tenang sentralisasi obat pada pasien
7) Mendokumentasikan penerimaan pasien bar
c. Perawat associate
Membantu katim dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.

31
BAB III
ANALISA SITUASI

Dalam BAB ini akan disajikan tentang profil Rumah Sakit Umum
Negara, Profil Ruang Dahlia dan hasil pengumpulan data di Ruang Dahlia
dari tanggal 1-3 Februari 2022.

3.1 Profil Rumah Sakit Umum Negara


Rumah Sakit Umum Negara adalah salah satu UPTD
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana yang merupakan unsur penunjang
penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang Pelayanan Kesehatan. Sebagai salah
satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah di lingkungan PEMDA yang menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK – BLUD) dan dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Hal tersebut bertujuan
meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan dan sejalan dengan praktek bisnis yang sehat. Demikian
halnya dengan Rumah Sakit Umum Negara Kabupaten Jembrana, perkembangan
UPTD. RSU Negara menjadi PPK – BLUD merupakan peluang yang sangat baik
bagi kelangsungan hidup UPTD.
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks, padat pakar, padat modal dan padat teknologi. Kompleksitas ini muncul
karena pelayanan di Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi, antara lain
pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun
jenis disiplin pelayanan. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang
demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki perangkat penunjang sumber daya
manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi
kesehatan.
UPTD. Rumah Sakit Umum Negara termasuk dalam katagori
kelas C dan RS ini telah lulus dengan Akreditasi Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit (SNARS) edisi 1 dengan peringkat Madya. UPTD. RSU Negara
memberikan pelayanan rawat jalan dan juga pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat
jalan dilakukan oleh 14 poliklinik yang ada, lengkap dengan dokter spesialisnya,
kecuali poli umum dan poli geriatri. Selain itu ditunjang dengan unit penunjang
antara lain unit laboratorium, radiologi, fisioterapi dan juga farmasi serta instalasi
gawat darurat yang melayani selama 24 jam.

32
3.1.1 Visi Misi Rumah Sakit Umum Negara
Adapun visi, misi, tujuan, nilai-nilai dasar Rumah Sakit Umum Negara dan
motto tentang RSU Negara dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1.1.1 Visi
“Menjadi rumah sakit mandiri dan memuaskan pelanggan"

3.1.1.2 Misi
1. Mewujudkan sumber daya manusia (SDM)
2. Mewujudkan pelayanan Kesehatan yang prima
3. Mewujudkan lingkungan rumahn sakit yang
bersih dan tertib
4. Mewujudkan kemandirian rumah sakit dengan prinsip otonomi dalam
pengelolaan keuangan
3.1.2 Motto
“SERASI” (Segera, Efektif, Ramah, Aman, Simpati, Indah)

3.2 Analisa Situasi Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Negara

3.2.1 Tenaga Kesehatan

Tabel 3.1 Tenaga Kesehatan Ruang Dahlia

No Ketenagaan Jumlah Keterangan

1. S1 Keperawatan + Ners 4 orang -

2. DIII Keperawatan 13 orang -

Sumber: Data Sekunder dari Inventaris Ruang Dahlia 2022


Tabel 3.2 Pembagian Ruangan dan Fasilitas di Ruang Dahlia.

No Ruangan Fasilitas

Jumlah Jumlah Tempat Kamar


Kamar Tidur Mandi
1. Perawatan kelas 2 8 9 9

2. Perawatan kelas 3 4 20 8

Sumber: Data Sekunder dari Inventaris Ruang Dahlia 2022

Denah lokasi ruang dahlia terdiri dari 12 kamar perawatan, 1 ruang jaga
perawat, 1 Nurse Station, 17 kamar mandi pasien, 1 kamar mandi perawat, 1spoel
hock, 1 ruang tindakan, 1 ruang kepala ruangan, dan 1 ruang admission denah lokasi
ruang Dahlia sebagai berikut:

33
34
U

B T

211 209

204 202

212 210

35
3.1 Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man)

1. Ketenagaan

a. Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSU Negara Struktur organisasi dan tata kerja
RSU Negara, dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini.
b. Struktur Fungsional Dahlia
Struktur organisasi Rumah Umum Negara Ruang Dahlia terdiri dari Direktur Rumah
Sakit, Kepala Instalasi Rawat Inap, yang dibawahnya ada kepala ruangan, dimana
kepala ruangan mempunyai administrasi, dan 15 PA. Struktur organisasi tersebut
sudah lengkap dengan uraian tugas, fungsi, kewajiban, tanggung jawab serta
hubungan kerja dengan unit lain untuk menyelenggarakan pelayanan keperawatan.
Struktur Ruang Dahlia dapat dilihat pada gambar 3.4

36
Gambar 3.3 Stuktur Organisasi Ruang Dahlia

STRUKTUR RUANG DAHLIA

RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

DIREKTUR

Dr. Ni Putu Eka Indrawati

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Dr. I Made Sukarya,M.Boime,Sp.B

KEPALA RUANGAN RUANG


DAHLIA
Gd. Adhi Ratnaya, Amd.Kep

Ketua Tim Ketua Tim


Ns. Gd Trisna Cahyadinata,S.Kep IGA Putu Wiwiek Febronita,Amd.Kep

PA
c. Ketenagaan
 Ni Putu Prajayanti,Amd.Kep
Tabel 3.4 Tenaga
 Ni Ketut Suryathi,Amd.Kep
Keperawatan di
 Ni Nyoman Nuriasih,Amd.Kep
Ruang Dahlia
Rumah Sakit  Munawarah,Amd.Kep

Umum Negara  Ni Putu Ayu Patmi Dewi,Amd.Kep


N PEND GOL
N JA
O I O
A B
. D N
M A
I G
A T
K A
A
A N
N
N
Gd Adhi
1 Ke A.M I
Ratnaya
. pal d I
a Kep I
Ru
an D
ga
n
Retno A.M
2 W I
Budi d
. ak I
Purwan Kep
a I
ti
Ru
37
angan D
3. Ayu Gd Susantie PA A.Md Kep III B
Cahyaningtyas
4. I GA Putu Wiwiek PA A.Md Kep. III B
Febronita
G.A Dewi
5. Ariyanthi PA A.Md. Kep. III B
Ni Pt Ayu S1, Ners
6. PA III A
Giraldine
Istari
Ni Putu Prajayanti
7. PA A.Md. Kep. III B
Ni Ketut Suryanthi
8. PA A.Md. Kep. III B
Ni Nyoman A.Md. Kep
9. PA III B
Nuariasih
Munawarah
10. PA A.Md Kep III B
NiNi Luh
11. PA II B
PutuAstiti A.Md.kep
Ratnawati
Ni Putu Noviana
12. PA A.Md Kep Kontrak
Pramita
13. Ni Putu Ayu Patni PA A.Md Kep Kontrak
Dewi
I Gede Tisna
14. PA S1, Ners Kontrak
Cahyadinata
Made
15 PA S1, Ners Kontrak
Hredayanti
Hesti Putri Rozana
16 PA AMK Kontrak
17 Wahyu Adi PA S1, Ners Kontrak
Saputra
Sumber: Data Sekunder dari Inventaris Ruang Dahlia 2022

d. Sitem Pembagian Dinas Perawat Ruang Dahlia


Tabel 3.5 Sitem pembagian dinas perawat ruang Dahlia 1-3 Februari
2022 Sumber: Data Primer Pembagian Dinas Perawat Ruang Dahlia
Dinas Libur/ Keteranga
Tenaga
Pagi Sore Malam Cuti n
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Karu L 1 1 - - - - - - 1 -
Wakaru L 1 1 - - - - - - 1
PA 3 6 6 3 3 3 3 3 3 - -

Sumber: Data Primer Klasifikasi Pasien Ruang Dahlia 2022


38
3.3.2 Sarana Dan Prasarana (M2-Material)
1. Peralatan dan Fasilitas
a. Peralatan dan fasilitas di Ruang Dahlia

Tabel 3.6 Daftar Peralatan dan fasilitas di Ruang Dahlia


No Alat-Alat Ruangan Jumlah Kondisi

1 Meja Kayu 4 Baik

2 Lemari Sorok pasien 29 Baik

3 AC 10 Baik

4 Kursi Kayu 6 Baik

5 Kursi Kerja 1 Baik

6 Kipas Angin 1 Baik

7 TV 1 Baik

8 Tempat Sampah Medis 3 Baik

9 Tempat Sampah Umum 3 Baik

10 Tempat Sampah Infuse 1 Baik

11 Kulkas 1 Baik

Sumber: Data Sekunder dari Inventaris Ruang Dahlia 2022


Tabel 3.7 Fasilitas Alat Medis

No Alat-Alat Medis Jumlah Kondisi

1 Dressing Troley 2 Baik

2 Stetoskop 4 Baik

3 Tensimeter 2 Baik

4 Infuse Pump 1 Baik

5 Bak intrumen 1 Baik

6 EKG 1 Baik

7 Nebulizer 2 Baik

8 Timbangan + Uk. Tinggi Badan 1 Kurang


Baik
9 Nurse call 2 Baik

10 Kupet Sedang 1 Baik

39
11 Gunting verban 1 Baik

12 Set Rawat Luka 2 Baik

13 Ambubag 1 Baik

14 Suction Mobile Unit 1 Baik

15 Syringe Pump 3 Baik

16 Instrumen Troly 2 Baik

17 Saturasi O2/ Pulse Oxymeter 1 Baik

Sumber: Data Sekunder dari Inventaris Ruang Dahlia 2022


b. Fasilitas Pasien

1) Kelas II

a) Kamar Mandi : 9 buah

b) Tempat Tidur : 9 buah

c) Meja Pasien : 9 buah

2) Kelas III

a) Kamar Mandi : 8 buah

b) Tempat Tidur : 20 buah

c) Meja Pasien : 20 buah

c. Fasilitas Petugas Kesehatan

1) Meja kerja perawat terdapat 1 buah, dengan 6 kursi.

2) Ruang perawat berisi 1 toilet khusus perawat jaga.

d. Buku-buku Protap dan Acuan

1) Protap keperawatan

a) Mencuci tangan

b) Pemberian terapi obat

2) Buku Lab

3) Buku visite

4) Buku Registrasi Pasien

2. Inventaris Alat Tenun

Tabel 3.8 Inventaris Alat Tenun

Kondisi

40
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1 Sprei pasien 29 Baik -

2 Stik laken kuning 15 Baik -

3 Perlak 5 Baik -

4 Selimut loreng 15 Baik -

5 Sarung bantal 29 Baik -

Sumber: Data Sekunder dari Inventaris Ruang Dahlia

3.3.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3-Methode)

Model asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang Dahlia adalah MAKP


Tim. Dari hasil angket didapatkan bahwa perawat sudah memahami peran dan
fungsinya dalam MAKP.

3.3.3.1 Timbang terima

Pelaksanaan timbang terima di Ruang Dahlia sudah dilaksanakan secara rutin


setiap shift dan kepala ruangan memimpin timbang terima setiap pagi. Pergantian
shift ke pagi pukul (08.00), pagi ke sore pukul (14.00) dan sore ke malam pukul
(20.00). Timbang terima berfokus pada masalah keperawatan pasien yang kemudian
dilanjutkan dengan masalah non keperawatan.
Berdasarkan hasil angket yang disebarluaskan di Ruang Dahlia
didapatkan sebagian besar perawat mengatakan pelaksanaan timbang terima
dilaksanakan tepat waktu (94,1%), timbang terima dihadiri oleh semua perawat.
Perawat yang mengatakan ada buku khusus untuk timbang terima (76,4%), perawat
yang mengatakan belum ada buku khusus untuk timbang terima (23,6%). Ada
beberapa point dari kegiatan timbang terima yang telah dilaksanakan seperti ketika
kepala ruangan dan perawatan ruangan setelah dari pasien sudah kumpul kembali ke
ners station untuk mendiskusikan hasil validitas keadaan pasien.

41
.
Setelah dilakukan kegiatan timbang terima, perawat sudah melakukan kegiatan
preconference, dimana Katim dan anggota tim melakukan diskusi mengenai tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan dan rencana keperawatan yang akan dilakukan
pada pasien kelolaan. Untuk kegiatan post conference juga sudah dilaksanakan di
Dahlia .
3.3.3.2 Ronde keperawatan

Berdasarkan pengkajian data tanggal 1 Februari 2022 melalui angket dan


wawancara dengan KARU dan perawat tentang ronde keperawatan di Ruang Dahlia
didapatkan bahwa ronde keperawatan belum dilaksanakan secara optimal.

3.3.3.3 Supervisi

Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 1 Februari 2022 diperoleh data bahwa


kegiatan supervisi keperawatan yang dijalankan di ruang Dahlia selama ini supervisi
dilakukan. Perawat ruangan telah mengetahui mengenai supervisi dan tujuannya.
Sudah terdapat kelengkapan untuk pelaksanaan supervisi seperti buku supervisi,
jadwal pelaksanaan dan petugas pelaksana supervisi. Supervisi dilakukan oleh kepala
ruangan dan kepala tim untuk menjalankan supervisi. Hasil supervisi juga langsung
diberikan oleh supervisor kepada pihak yang disupervisi. Di ruang Dahlia sudah
terdapat format baku dalam melaksanakan supervisi dan biasanya supervisi dilakukan
oleh kepala atau wakil kepala ruangan maupun inventaris kepada ketua tim dan
anggota. Pelaksanaaan supervisi telah dilakukan sesuai dengan standar operasional
prosedur dan sudah dijadwalkan.
3.3.3.4 Discharge Planning

Discharge planning yang dilakukan di Ruang Dahlia sudah optimal. Pada


angket discharge planning perawat mengatakan mengerti tentang discharge
planning, discharge planning dilakukan secara lisan dan tertulis, discharge
planning dilakukan pada saat pasien masuk sampai pasien akan keluar RS. Hasil
pengkajian di lapangan didapatkan perencanaan pulang bagi pasien yang dirawat
di rumah sakit sudah optimal dilaksanakan, dimana peran perawat terbatas pada
kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Pasien yang
memerlukan perawatan Kesehatan di rumah, konseling kesehatan atau
penyuluhan dan pelayanan komunitas. Pada penerimaan pasien baru perawat
mendokumentasikan hasil penerimaan pasien baru, orientasi penerimaan pasien
baru dilaksanakan dengan lisan dan tertulis. Pada dokumentasi keperawatan,
perawat mengerti tentang dokumentasi dan pelaksanaan dokumentasi dilakukan
dengan tepat waktu.

42
3.3.3.5 Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat di Ruang Dahlia sudah dilakukan secara menyeluruh sarana


dan prasarana yang mendukung untuk pelaksanaan sentralisasi belum tersedia secara
optimal. Sentralisasi obat di Ruang Dahlia belum dilakukan secara merata dan ada
perbedaan antara asuransi dan umum. Perbedaannya yaitu sentralisasi obat pada
pasien umum di bawa oleh pasien itu sendiri sedangkan pasien asuransi untuk
sentralisasi obat di pegang oleh perawat.
Data yang diperoleh dari penyebaran angket tentang pengadaan sentralisasi
obat adalah sebagian besar perawat mengerti tentang sentralisasi obat, dilihat dari
hasil angket 100% perawat mengatakan sentralisasi obat perlu diadakan diruangan
dan belum dilaksanakan secara optimal. Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan
didapatkan belum terdapat format persetujuan sentralisasi obat yang digunakan
diruangan Dahlia.
Data tentang cara penyimpanan obat meliputi adanya ruangan khusus obat.
Jika terdapat obat yang tidak ditanggung pasien di anjurkan untuk membeli sendiri
dengan ketentuan persetujuan dari pihak keluarga pasien.
Alur sentralisasi obat menggunakan pelayanan obat terpadu yaitu obat
diresepkan oleh dokter, yang di berikan pada perawat kemudian perawat menaruh
resep di apotik lalu pegawai apotik datang ke ruang dahlia .Keluarga pasien membeli
obat pada petugas apotik lalu keluarga pasien menyerahkan obat tersebut pada
perawat untuk ditulis di buku masuk obat lalu dikelola. Perawat dalam mengelola
obat menggunakan prinsip 6 Benar.

3.3.3.1 Dokumentasi Keperawatan


Sistem pendokumentasian di Ruang Dahlia berdasarkan SOR (Source
Oriented Record) yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi pada 5 komponen
berupa: lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat
medis/penyakit, catatan perawat dan laporan, yang meliputi Lembar Tindakan dan
Evaluasi, Catatan Perkembangan, Catatan Pemberian Obat Oral, Injeksi dan Infus,
Rekam Asuhan Keperawatan, Grafik Tanda-Tanda Vital, dan Blangko Tindakan
Medik, dan lain sebagainya.

Secara umum diperoleh hasil pada pendokumentasian diagnosa keperawatan


dilakukan pada saat awal pasien masuk rumah sakit dan diagnose dapat berubah
setelah pasien di ruang rawat inap.
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan diruangan Dahlia adalah
model dokumentasi pembukuan dalam bentuk les yang meliputi pengkajian yang
menggunakan sistem head to toe dan ROS (review of body sistem), serta diagnosis
keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP. Format pengkajian sudah
ada sehingga dapat memudahkan perawat dalam mengkaji.
Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual. Catatan
keperawatan berisikan jawaban terhadap order dokter dan tidakan mandiri perawatan.
Dokumentasi asuhan keperawatan dilaksanakan segera setelah melakukan tindakan
asuhan keperawatan ke pasien.

43
Adapun analisis pendokumentasian keperawatan di Ruang Dahlia adalah
sebagai berikut:Tabel 3.9 Dokumentasi Keperawatan Ruang Dahlia
No 5 Standar Fakta Kesenjangan
Langkah
1 Pengkajian 1. Mencatat data yang Berdasarkan dari Ada beberapa
dikaji sesuai dengan 3 les pasien yang yang belum
pedoman pengkajian diambil pada data sesuai dengan
2. Data dikelompokkan pengkajian di standar
(Body Sistem) Ruang Dahlia di
3. Data dikaji sejak pasien temukan data
masuk sampai pulang bahwa poin yang
4. Masalah dirumuskan dilakukan tetapi
berdasarkan kesenjangan tidak sempurna
antara status kesehatan adalah pada poin
dengan norma dan pola 6 dan 7.
fungsi kehidupan
Berdasarkan poin
5. Singkatan/istilah yang
7 ada beberapa
digunakan berlaku
identitas pasien
secara umum (ada daftar
yang belum di isi
singkatan daftar dan
secara lengkap.
istilah yang di SK kan
Masih ada
oleh RS dan disebarkan
beberapa kolom
ke rumah sakit
pengkajian yang
6. Tidak ada aspek
kosong atau tidak
pengkajian/no, kolom
terisi seperti
pengkajian yang
kolom sumber
kosong
7. Data identitas pasien data, data fisik,
tertulis lengkap (nama, keadaan umum,
TTL, jenis kelamin, dan pengkajian
alamat, per sistem. Pada
penanggungjawab dan format identitas
no telp yang dapat pasien ada
dihubungi, no RM) beberapa les yang
8. Dapat diidentifikasi tidak terisi no
dengan jelas perawat telp, jenis kelamin
yang melakukan dan umur
pengkajian dan waktu
pelaksanaan
pengkajian (tanggal,
jam , nama lengkap
perawat yang mengkaji
dan ttd perawat).

44
2 Diagno 1. Diagnosa keperawatan Berdasarkan dari Ada beberapa
ditulis lengkap (ada 3 les pasien yang yang belum
unsur P, E dan/atau S) diambil di ruang Sesuai
2. Seluruh data Dahlia dan dari dengan
abnormal/data senjang hasil observasi standar
telah diadopsi ke dalam didapatkan hasil
diagnosa keperawatan bahwa
3. Diagnosa keperawatan perumusan
dibuat oleh Katim diagnosa
4. Ada nama lengkap keperawatan
perawat dan tanda dibuat tidak hanya
tangan perawat yang oleh katim tapi
merumuskan diagnosa juga dibuat oleh
5. Katim mengupdate perawat
rumusan diagnosa pelaksana.
sesuai dengan
perkembangan
assesment/analisa pada
teknik SBAR

3 Perencanaan 1. Perencanaan asuhan Berdasarkan dari Ada beberapa


keperawatan sesuai 3 les pasien yang yang belum
dengan diagnosa diambil di ruang sesuai dengan
keperawatan. Dahlia di standar
2. Perencanaan asuhan temukan data
keperawatan disusun bahwa poin yang
menurut urutan tidak dilakukan
prioritas tindakan atau kurang
(NIC). sesuai adalah
3. Rumusan tujuan pada poin
dilengkapi dengan perencanaan
kriteria hasil dengan asuhan
mengandung keperawatan
komponen perubahan belum secara
ke arah positif kondisi maksimal NIC,
klinis pasien, dan rumusan
kemandirian pasien kriteria hasil tidak
dalam perawatan diri, berdasarkan
peran serta keluarga NOC, rencana
dalam percepatan tindakan tidak ada
perawatan pasien yang melibatkan
(NOC). keluarga dan
4. Rencana tindakan tidak secara
mengacu pada tujuan komprehensif

45
dengan kalimat
perintah, terinci dan
jelas dan atau
melibatkan
pasien/keluarga.
5. Rencana tindakan
komprehensif:
mengandung rencana
tindakan independen,
dependen,
interdependen.

Implementasi 1. Implementasi Berdasarkan dari Sudah sesuai


dilaksanakan mengacu 3 les pasien yang dengan
pada rencana diambil secara standar
keperawatan random tidak
2. Bukti implementasi ditemukan
dicatat langsung pada ketidaksesuaian.
format yang resmi,
terdapat tanggal, jam,
no diagnosa,
3. Rumusan kalimat
implementasi
menggunakan kalimat
aktif
4. Singkatan/istilah yang
digunakan berlaku
secara umum (ada
daftar singkatan daftar
dan istilah yang di SK
kan oleh RS dan
disebarka ke rumah
sakit
5. Perawat yang
melakukan tindakan
adalah perawat yang
mendokumentasikan
tindakan tersebut.
6. Setiap tindakan
keperawatan yang
telah dilakukan kepada
pasien
didokumentasikan
dengan dilengkapai
46
nama lengkap dan
paraf perawat yang
melakukan.
7. Format pemberian obat
injeksi terisi secara
lengkap dan benar
sesuai kolom yang
tersedia dalam format
8. Format pemberian obat
oral terisi secara
lengkap dan benar
sesuai kolom yang
tersedia dalam format
9. Format monitoring
keseimbangang cairan
(balance cairan) terisi
secara lengkap dan
benar sesuai kolom
yang tersedia dalam
format
10. Format monitoring
TTV (grafik TTV)
terisi secara lengkap
dan benar sesuai
kolom yang tersedia
dalam format

47
5 Evaluasi Evaluasi Formatif Berdasarkan dari Sesuai
3 les pasien yang dengan
1. Setiap tindakan yang
diambil secara standar
dilakukan kepada
random di
pasien, perawat
temukan data
memonitoring respon
bahwa sudah
pasien dan dicatat pada
menuliskan
kolom evaluasi sejajar
evaluasi dengan
dengan kalimat
format SOAP
implementasi
keperawatan tersebut
2. Perawat melakukan
evaluasi
perkembangan kondisi
pasien (Progress
Note) pada saat
sebelum operan shift
jaga dengan
menggunakan teknik
SBAR
3. Penulisan lengkap:

S: keluhan pasien/keluarga
pasien

O: hasil pengamatan,
pengukuran,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang
terakhir

A: masalah yang sudah


teratasi, masalah yang
belum teratasi, masalah
baru yang muncul)

P : perencanaan perawatan

48
independen, rencana
tindakan dokter
(fisik/penunjang)
rencana
terapi/perubahan terapi,
dan rencana
penatalaksanaan pasien
lainnya)

4. Dicatat lengkap dan


tercantum nama dan
paraf perawat yang
melakukan
5. Pada saat pasien
pulang evaluasi
sumatif dengan teknik
SOAP ditulis lengkap
seperti di atas
6. Pada saat pasien
pulang, perawat
merumuskan
Discharge Planning
7. Pada saat pasien
pulang, perawat
merumuskan Resume
Keperawatan
8. Evaluasi sumatif
SOAP dibuat pada saat
habisnya kriteria waktu
sesuai tujuan pada
setiap aspek diagnosa
9. Semua poin di atas
dilengkapi nama
lengkap dan paraf
Sumber: Data Dokumentasi Keperawatan Ruang Dahlia
3.3.4 Keuangan (M4-Money)
Ruang Dahlia memiliki sistem keuangan yang diatur
langsung oleh rumah sakit baik untuk pelayanan maupun untuk
penggajian pegawai ruangan. Perawat memperoleh gaji sesuai
dengan golongan/ jabatan masing-masing di ruangan. Sistem
pembayaran pasien juga dikelola langsung oleh bagian keuangan

49
rumah sakit dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang
digunakan pasien.
1. Sumber Pendanaan Pasien
Tabel 3.10 Sumber Pendanaan Pasien Pertanggal 1-
31Januari 2022

No Sumber Pendanaan 1-31 Januari


2022
1 Umum 2 orang

2 JKN 185 orang

TOTAL 187 orang

3.3.1 M5 (Mutu)
a. Jumlah kunjungan
Jumlah pasien yang menjalani rawat inap di
Ruang Dahlia RSU Negara dari tanggal 1 Februari
sampai tanggal 3 Februari 2021 sebanyak 9 pasien.
b. Gambaran Kasus
Sepuluh besar penyakit terbanyak di Ruang
Dahlia RSU Negara 2022 dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.11 Sepuluh besar penyakit terbanyak di Ruangan


Dahlia RSU Negara pada tanggal 1-31 Januari
2022

No. Jenis Jumlah Peringkat

Penyakit
1 Apendiksitis 21 1
2 CKR 20 2
3 Snake Bite 10 3
4 Diabetes Melitus 8 4
5 Hernia 7 5
6 CKD 6 6
7 CKS 5 7
8 Fraktur 4 8
9 CF Clavikula 3 9
10 Tumor Mammae 2 10

50
3.4 Analisa SWOT
Berdasarkan permasalahan tersebut kemudian kelompok
mencoba menganalisisnya berdasarkan kekuatan, kelemahan yang
dimiliki oleh ruang Dahlia dan berdasarkan peluang, serta
ancaman yang ada (analisis SWOT). Analisis SWOT ini ditinjau
dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun yang
merupakan faktor internal (IFAS) adalah strength (Kekuatan = S)
dan weakness (kelemahan = W) sedangkan yang menjadi faktor
eksternal (EFAS) yaitu opportunities (peluang = O) dan threats
(ancaman = T)
Tabel 3.12 Analisa SWOT
NO ANALISIS SWOT
1 M1 (Man)
Internal Faktor (IFAS)
Strength/ Kekuatan
1. Adanya tugas, peran dan wewenang yang
jelas bagi perawat
2. Jenis Ketenagaan:
a. S1 Keperawatan, Ners = 4 orang
b. DIII Keperawatan = 13 orang
Weakness/ Kelemahan
1. Beberapa perawat belum melakukan
pelatihan BTCLS
Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity/ Peluang
1. Adanya program akreditasi RS dari
pemerintah dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian
2. Kepala ruangan dan staf menerima dengan
baik dan memfasilitasi mahasiswa praktek
manajemen keperawatan di ruangan
3. Adanya Kerjasama yang baik antara
perawat klinik dan mahasiswa
Threatened
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya Kesehatan
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan hukum
2 M2 (Material)
Internal Faktor (IFAS)
Strength/ Kekuatan
51
1. Memiliki sarana dan prasarana untuk
pasien dan tenaga Kesehatan
2. Perawat mengerti tentang penggunaan alat-
alat di ruangan
3. Tersedianya Nurse Station
Weaknnes / Kelemahan
1. Terdapat sampiran di ruang Dahlia, tetapi
belum adanya pembatas antara pasien satu
dengan pasien lainnya.
Eksternal Faktor ( EFAS)
Opportunity/ Peluang
1. Adanya kesempatan untuk penggantian
alat-alat tidak layak pakai
2. Adanya kesempatan untuk menambah
peralatan yang dibutuhkan
Threatened

3. M3 (Method) MAKP
Penerapan Model
Internal Faktor (IFAS)
Strength/Kekuatan
1. RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan.
2. Sudah ada metode MAKP yang digunakan metode
TIM.
3. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat
dan tim kesehatan yang lain.
4. Ada dokumentasi SBAR
5. Mempunyai Standar Asuhan Keperawatan

Weakness/Kelemahan
1. Dengan menggunakan model asuhan keperawatan
saat ini tidak menjadikan semakin pendek lama
rawat inap bagi pasien
Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity/Peluang
1. Adanya mahasiswa program profesi ners melaksanakan
praktek manajemen di Ruang Dahlia
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa keperawatan

52
dengan perawat ruangan.

Threatened/Threatened
Persaingan dengan Rs Swasta semakin ketat

a. Discharge Planing
Faktor Internal (IFAS)
Strength/Kekuatan
Semua perawat mengerti tentang discharge planing
Weakness/Kelemahan

Pendidikan kesehatan diberikan kepada pasien dan


keluarga hanya secara lisan
Faktor Eksternal (EFAS)
Opportunity/Peluang
Adanya mahasiswa keperawatan yang praktek
manajemen di ruang dahlia
Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa
Threatened/Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat mendapatkan pelayanan
professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan

b. Ronde Keperawatan
1. Sebagian perawat sudah mengerti definisi ronde.
2. Sertifikasi perawat sesuai dengan bidang
keahliannya

Weakness/Kelemahan

1. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan


rutin di ruangan.

Ekternal Faktor (EFAS)


Opportunity

Treathened

53
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih
professional.
2. Persaingan antara RS semakin kuat dalam pemberian
pelayanan.
3. Perkembangan jenis penyakit baru.

Discharge Planning STRENGTH

1. Perawat telah mengerti apa itu Discharge Planning


2. Tersedia resume keperawatan untuk pasien pulang
3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara
informal kepada pasien atau keluarga selama
dirawat/pulang

Weakness

1. Perawat memberikan KIE secara lisan tanpa


menggunakan media

OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa profesi Ners keperawatan yang


melakukan praktik manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa Profesi
Ners keperawatan dengan praktek klinik

TREATHENED

1. Adanya tuntutan masyarakat mendapatkan pelayanan


professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan

c. Sentralisasi Obat Internal Faktor (IFAS)


STRENGTH
1. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi

54
obat
2. Sebagian dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat ruang
Dahlia, obat oral sudah dilakukan sentralisasi obat.

WEAKNESS

Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa Profesi Ners yang dapat membantu


pelaksanaan sentralisasi obat
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa

TREATHENED

1. Adanya tuntunan pasien untuk mendapatkan pelayanan


yang profesional
2. Pasien kadang tidak percaya tentang pengelolaan obat
yang dilakukan

d. Supervisi

Internal Faktor (IFAS) STRENGTH


RSU Negara merupakan Rs Pendidikan tipe C yang menjadi
rs rujukan bagi wilayah setempat

WEAKNESS

Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktik manajemen


keperawatan.
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas dengan baik.

THREATENED

Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan

55
pelayanan yang profesional dan bermutu.
e. Timbang terima

Internal factor (IFAS)


STRENGTH

1. Timbang terima sudah dilakukan pada setiap


pergantian shift. Kepala ruangan atau ketua tim
memimpin kegiatan timbang terima
2. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
Selalu ada interaksi dengan
WEAKNESS

External Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa Profesi Ners praktik manejemen


keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa
Profesi Ners yang praktik dengan perawat ruangan

THREATENED

Adanya tuntutan yang tinggi dari pasien untuk memberikan


sarana dan prasarana yang memadai
4 M4 (Money)
Faktor Internal (IFAS) Strength/ Kekuatan
1. Biaya rawat inap kebih terjangkau dibandingkan dengan
Rs Swasta
2. Merupakan rumah sakit umum pemerintah rujukan
puskemas
3. Adanya pemberian jasa pelayanan
Weakness/ Kelemahan

Faktor Eksternal (EFAS) Opportunity/ Peluang


1. Semakin meningkat kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pengobatan dan perawatan di RSU Negara
Threatened
1. Adanya persaingan dengan RS Swasta

56
5 M5 (Mutu)
Internal Faktor (IFAS)
Strength/ Kekuatan
1. Dari 10 pasien ditemukan bahwa 6 pasien menyatakan
sangat puas, 3 pasien menyatakan cukup puas, dan 1
pasien mengatakan tidak puas dengan pelayanan di
ruang Dahlia
2. Adanya upaya ruangan dan rumah sakit untuk
memberikan pelayan yang berkualitas
3. Sebagai tempat praktek mahasiswa S1 Keperawatan
Weakness/ Kelemahan
1. Five moment dan 6 langkah cuci tangan sudah
diterapkan tetapi belum maksimal di ruangan pasien
Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity/ Peluang
1. Adanya jaminan kesehatan yang dibiayai total oleh
pemerintah
2. Mahasiswa profesi ners praktik manajemen
keperawatan
3. Kerjasama yang baik perawat dan mahasiswa
Threatened
1. Persaingan dengan rumah sakit swasta
2. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS,
Umum)

3.1 Identifikasi Masalah

Tabel 3.13 Rumusan Masalah

Sumber Rumusan Masalah


Daya
M1 (Man) 1. Beberapa perawat belum melakukan pelatihan BTCLS
M3 (Method) 1. Perawat Sudah memahami peran dan fungsinya dalam MAKP
2. Pendokumentasian proses keperawatan sudah dilakukan secara
optimal.
3. Ronde keperawatan pelaksanaannya belum optimal
M5 (Mutu) 1. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS,
Umum)
2. Five moment dan 6 langkah cuci tangan sudah
diterapkan tetapi belum maksimal di ruangan pasien

57
3.2 Prioritas Masalah

Berdasarkan diagram layang yang telah dibuat pada bab sebelumnya, dapat
diprioritaskan masalah yang dihadapi oleh ruang Dahlia adalah:
 Belum adanya pelaksanaan ronde keperawatan
 Terdapat sampiran di ruang Dahlia, tetapi belum adanya pembatas antara pasien
satu dengan pasien lainnya.

58
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.


Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba
Medika.

Santoso, imoch stiadjid E. (2011). Buku Ajar Etika Penelitian Kesehatan.Malang: UB


Press.
Siswanto, susila, suyanto. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran.

Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Potter & Perry. 2006. Fondamental of Nursing, Proses Konsep dan Praktis, Edisi
Volume 2. Jakarta.
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2006.Perilaku HidupBersih dan
Sehat Di Rumah Tangga.Jakarta: Depkes RI

59
POA (Planning Of Action)
Tabel 3.14 Planning of Action

Item Program Kegiatan Penanggung


No Masalah Tujuan Indikator keberhasilan Waktu
Masalah Jawab
1. M3 Ronde Keperawatan Meningkatkan Melaksanakan kegiatan ronde
(Method) 75% perawat kemampuan keperawatan yang sesuai
menyatakan ronde perawat dalam dengan MAKP
keperawatan tidak mengatasi
dilaksanakan setiap masalah pada
bulan pasien

60
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pelaksanaan MAKP


Pada bab ini diuraikan tentang aplikasi penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) dalam kelompok II yang
dilaksanakan dalam praktik keperawatan manajemen di Ruang Dahlia
RSU Negara pada tanggal 4 Februari – 10 Februari 2022. Model
Asuhan Keperawatan Profesional yang kami gunakan di Ruang
Dahlia RSU Negara adalah model MAKP Tim. Metode ini adalah
Tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap pasien dan perawat di ruangan dibagi metode
mejadi 2/3 tim/grup ang terdiri atas tenaga professional. Pelaksanaan
MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu Ronde
Keperawatan, Supervisi, Timbang Terima.
B. Model Asuhan Keperawatan Profesional
Berdasarkan hasil pengkajian Ruang Dahlia , MAKP yang digunakan
yaitu menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim,
dimana model praktek keperawatan tersebut secara skematik dapat
dilihat pada gambar.

Bagan Pengembangan MAKP: Keperawatan Tim di Ruang Dahlia RSU Negara

Kepala R.

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Anggota Anggota Anggota

Pasien/klien Pasien/ klien Pasien/ klien

Bagan 0.1 Bagan Pengembangan MAKP: Keperawatan T i m d i R u a D a h l i a (Data


Primer, 2022).
Pelaksanaan

Penerapan model praktik keperawatan profesional dilaksanakan pada


tanggal 4 Februari – 10 Februari 2022. Masing-masing anggota kelompok
memegang peranan sebagai kepala ruangan, Ketua Tim, dan perawat pelaksana
setiap 1 hari sekali secara bergantian. Mahasiswa dibagi menjadi 3 sift jaga, yaitu,
pagi, sore dan malam. Masing-masing mahasiswa memainkan peran sesuai
dengan jadwal dan perannya pada hari itu, berdasarkan jadwal peran, dan uraian
tugas.

61
C. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat dengan

melibatkan pasien dan keluarga untuk mambahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan

konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan tim

kesehatan yang terkait dalam proses perawatan pasien (Nursalam, 2014).

Persiapan

Menetapkan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan yaitu pasien yang sudah mendapatkan terapi

dan asuhan keperawatan namun belum menunjukkan perubahan kondisi

yang signifikan. Persiapan pasien dengan inform consent serta hasil

pengkajian dan validasi data Menentukan tim ronde.

Menyiapkan materi untuk ronde keperawatan sesuai dengan kasus

kelolaan.

Pelaksanaan

Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan pada tanggal 5 Februari 2022

yang dihadiri oleh pembimbing klinik yaitu Ns. Ni Putu Ayu Giraldine

Istari, S.Kep , pembimbing akademik Ns. G Nur Widya Putra S.Kep,

M.Kep. dan mahasiwa kelompok II program profesi ners STIKES

BULELENG Ronde keperawatan dilakukan pada pasien ”Tn. S” dengan

diagnosa Medis Ulkus neurotic Cronis, CHF dengan diagnosa keperawatan

Nyeri akut

Evaluasi Proses

Dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan kepala ruangan dan

perawat pelaksana sudah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala

ruangan selaku moderator, sudah dapat mengarahkan alur ronde dengan baik

begitu juga dengan perawat pelaksana sudah dapat menjelaskan kondisi

pasien dengan lengkap dan dapat memberi masukan kepada tim

62
kesehatan lainnya.

Evaluasi Hasil

Hasil pelaksanaan ronde keperawatan adalah didapatkan masukan

dari berbagai bidang ilmu yang terkait dengan perawatan “Tn. S”.

Banyak saran yang didapatkan dari bidang ilmu lain sehingga

kedepannya dapat meningkatkan asuhan keperawatan yang akan

diberikan pada pasien. Setelah dilakukannya ronde keperawatan

bersama dengan tim ronde, keluarga pasien dapat jauh lebih mengerti

tentang kondisi pasien dan bersedia untuk mematuhi perawatan dan

bekerjasama dengan petugas kesehatan yang sedang berjaga di ruangan.

Selain itu ronde keperawatan ini juga dapat meningkatkan pengetahuan

mahasiswa tentang penyakit atau pasien yang dijadikan pasien ronde.

Hasil lainnya dapat dilihat pada hasil resume ronde keperawatan. Hasil

pelaksanaan ronde keperawatan ditemukan hambatan yaitu mahasiswa

kesulitan dalam mencari dokter yang merawat pasien karena dokter

yang merawat harus berjaga di ruang oprasi, mahasiswa juga

mengalami hambatan dalam menentukan pasien yang akan digunakan

karena kebanyakan pasien yang di rawat diruang Dahlia merupakan

pasien bedah dimana waktu perawatan pasien tidak lama dan jarang ada

pasien dengan multiple problem yang mengharuskan dirawat 2 dokter

atau lebih.

Hambatan

Hasil pelaksanaan ronde keperawatan ditemukan hambatan yaitu

mahasiswa kesulitan dalam mencari dokter yang merawat pasien karena

dokter yang merawat harus berjaga di ruang operasi, mahasiswa juga

mengalami hambatan dalam menentukan pasien yang akan digunakan

karena kebanyakan pasien yang di rawat diruang Dahlia merupakan

pasien bedah dimana waktu perawatan pasien tidak lama dan jarang

63
ada pasien dengan multiple problem yang mengharuskan dirawat 2

dokter atau lebih.

Dukungan

Bimbingan dan masukan dari para konselor beserta pembimbing

klinik dan akademik yang menyetujui pelaksanaan ronde, memberi

keleluasan dalam memilih pasien serta saran dan masukan yang

diberikan baik dari dokter yang bertanggung jawab atas pasien, ahli gizi

yang merawat pasien serta pembimbing klinik. Sehingga dapat

menambah pengetahuan mahasiswa dan meningkatkan asuhan

keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.

D. SUPERVISI

Selama praktek manajemen keperawatan, kelompok melaksanakan

kegiatan supervisi keperawatan sebanyak tiga kali dengan tahap-tahap

kegiatannya sebagai berikut:

Persiapan

Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

Menentukan penanggung jawab supervisi.

Mempersiapkan semua perlengkapan untuk melakukan persiapan

supervisi.

Menetapkan alokasi waktu untuk pelaksanaan supervisi.

Melaksanakan supervisi dilakukan setiap giliran menjadi kepala

ruangan yang akan melakukan supervisi pada katim dan pada

perawat pelaksana (PA)

Melakukan bimbingan dalam kegiatan supervisi.

Menyiapkan format penilaian dalam pelaksanaan supervisi.

Pelaksanaan

Pelaksanaan supervisi dilaksanakan tanggal 6 Februari 2022. Peran yang

dilakukan oleh masing-masing kepala ruangan, katim, dan perawat

64
pelaksana telah tersusun dalam job description yang telah disusun.

Kepala ruangan selalu memimpin pelaksanaan supervisi. Untuk

mendapatkan persepsi yang sama dan peningkatan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap mengenai pelaksanaan supervisi yang benar,

telah dilakukan bimbingan oleh pembimbing ruangan dalam hal ini CI

Ruang Dahlia RSU Negara dan pembimbing akademik. Adapun kegiatan

supervisi yang dilakukan yaitu supervisi tindakan keperawatan

perawatan luka sesuai dengan SOP yang ada.

Evaluasi

Struktur

Persiapan dilaksanakan sebelum acara dimulai yaitu

pembuatan format penilaian kemudian melakukan bimbingan

supervisi serta berlatih role play sebagai supervisor oleh kepala

ruangan dan katim yang akan disupervisi.

Namun secara keseluruhan, pelaksanaan kegiatan supervisi

dapat berjalan dengan baik, berlangsungnya supervisi sesuai

rencana yaitu kepala ruangan melakukan supervisi kepada katim

dan perawat pelaksana (PA) mengenai pemberian intervensi

keperawatan secara komprehensif.

Hasil Kegiatan berjalan dengan lancar dan

tujuanm mahasiswa tercapai dengan baik. Mahasiswa bekerja

sesuai dengan tugas masing–masing.

65
Hambatan

Secara umum pelaksanaan dari program ini tidak ditemukan

hambatan yang berarti. Pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana karena

mendapatkan dukungan sangat baik dari Kepala Ruangan, Wakil Kepala

Ruangan dan perawat di ruang Dahlia

Dukungan

Pembimbing institusi, pembimbing klinik, Kepala Ruangan, serta

seluruh perawat di Ruang dahlia memberikan dukungan penuh pada

kelompok untuk melaksanakan kegiatan supervisi.

E.TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan pada peran pegelolaan

ruangan pada saat rotasi jaga 24 jam yang terbagi dalam 3 sift jaga(pagi, sore

dan malam). Pelaksanaan timbang terima selama ini sudah berjalan secara

rutin saat pergantian jaga yaitu pada pergantian jaga pagi ke sore, sore ke

malam, serta dari malam ke pagi. Agar memiliki persepsi yang sama dalam

peningkatan ketrampilan, pengetahuan dan sikap mengenai pelaksanaan

timbang terima yang benar, maka kelompok telah mempraktekkan timbang

terima yang biasa dilakukan diruangan setiap pergantian jaga. Timbang terima

dilakukan di nurse station dengan berdiskusi mengenai masalah keperawatan

pasien serta segenap tindakan yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal

penting lainnya mengenai pasien. Hal-hal yang sifatnya khusus dan

memerlukan perincian yang matang dicatat secara khusus untuk kemudian

diserah terimakan kepada petugas jaga berikutnya. Selanjutnya timbang terima

ke ruang pasien untuk memvalidasi data dan masalah keperawatan serta

mengetahui perkembangan kondisi pasien dan memperkenalkan perawat yang

akan jaga jaga berikutnya.

66
Persiapan

Persiapan timbang terima mulai direncanakan dari setelah

pengkajian akan tetapi persiapan yang matang dilakukan setelah

desiminasi awal pada tanggal 4 Februari 2022. Persiapan yang dilakukan

antara lain:

 Mempersiapkan penanggung jawab dari pelaksanaan

timbang terima.

 Menyiapkan format atau buku timbang terima.

 Mempersiapkan role play pelaksanaan timbang terima.

 Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan

timbang terima keperawatan.

 Mempersiapkan segala keperluan pelaksanaan timbang terima.

Pelaksanaan

Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara berkelanjutan,

saat rotasi jaga 24 jam. Timbang terima dilakukan pada pergantian

jaga pagi ke sore, sore ke malam, serta jaga malam ke pagi. Peran yang

dilakukan oleh masing- masing kepala ruangan, perawat

pelaksana/perawat asosiate telah tersusun dalam job description yang

telah disusun. Kepala ruangan selalu memimpin pelaksanaan timbang

terima antara jaga pagi ke sore, sore ke malam dan malam ke pagi. Untuk

mendapatkan persepsi yang sama dan peningkatan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap mengenai pelaksanaan timbang terima yang

benar, telah dilakukan bimbingan oleh pembimbing ruangan dalam hal

ini CI Ruang Dahlia RSU Negara dan pembimbing akademik. Role Play

kegiatan timbang terima yang dihadiri pembimbing pembimbing klinik

dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Februari 2022 pukul 09.00 WITA antara

jaga malam ke jaga pagi dimana proses timbang terima dilakukan dari

Ketua Tim jaga malam ke perawat pelaksana jaga pagi.

Pelaksanakan timbang terima dilakukan di Ruang Dahlia.

67
Kelompok dibagi berdasarkan peran sebagai kepala ruangan yang

memimpin timbang terima, Ketua Tim jaga malam yang melaporkan

timbang terima serta perawat pelaksana jaga pagi yang mendengar

pelaporan timbang terima jaga malam dan yang lain membantu

menambahkan jika ada yang ditanyakan. Ruang Dahlia, Kamar 212.

Pelaporan meliputi Keluhan subyektif dan obyektif, rencana keperawatan

yang sudah dan belum dilaksanakan, terapi atau tindakan kolaboratif

serta persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (pemeriksaan

penunjang, konsul, pemindahan dan pemulangan pasien). Seluruh

kegiatan timbang terima dapat berjalan lancar sesuai dengan skenario

yang telah disusun.

Evaluasi

Evaluasi Struktur Timbang Terima

Setelah dilakukan evaluasi, sarana prasarana yang menunjang

telah tersedia diantaranya: format timbang terima, buku MAKP, status

klien, work sheet dan alat tulis, serta perawat jaga yang akan

melakukan timbang terima telah siap. Format yang dicantumkan

dalam proses timbang terima sudah lengkap meliputi, keadaan pasien

(data subyektif dan objektif), diagnosa keperawatan yang masih

muncul dan teratasi, intervensi keperawatan yang sudah dilakukan,

intervensi keperawatan yang belum, dan hal-hal yang perlu

diperhatikan (lab, obat, advise medik). Kepala ruangan dan perawat

jaga malam dan pagi yang bertugas dalam timbang terima telah hadir

dan siap untuk melakukan timbang terima.

Evaluasi Proses Timbang Terima

Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan diikuti

oleh seluruh perawat yang bertugas sebelumnya maupun yang akan

ganti jaga. Ketua tim malam melakukan timbang terima pada perawat

pelaksana mengenai kondisi klien dan tindakan keperawatan yang

68
belum dan sudah dilakukan oleh perawat sebelumnya. Dalam proses

kegiatannya, pertama-tama dilakukan di Nurse Station. Kepala

ruangan memimpin jalannya operan kemudian dilanjutkan dengan

memimpin doa bersama. Selanjutnya kepala ruangan mempersilahkan

perawat jaga malam melakukan timbang terima ke perawat jaga pagi.

Timbang terima kemudian dilanjutkan ke bed klien untuk melakukan

validasi data dan kembali lagi ke Nurse Station. Isi timbang terima

mencakup identitas klien, diagnosa medis dan keperawatan, intervensi

yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan dan pesan

khusus. Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.

Evaluasi Hasil Timbang Terima

Pelaksanaan timbang terima telah dilakukan dengan sesama rekan

perawat dan ke pasien dengan berinteraksi dengan pasien dan keluarga

pasien, setiap perawat mengetahui perkembangan pasien dengan jelas,

komunikasi antar perawat berjalan dengan baik, informasi yang

disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga. Kegiatan

dihadiri pembimbing pembimbing klinik yang mengawasi proses

timbang terima. Kegiatan berjalan dengan baik dan tujuan mahasiswa

tercapai. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya.

Hambatan

Pelaksanaan secara keseluruhan dari program timbang terima ini

tidak menemukan hambatan yang berarti. Pelaksanaan dapat berjalan

sesuai rencana karena adanya koordinasi yang baik antara kepala

ruangan, Associate Nurse dalam mengelola klien dan mendapatkan

apresiasi dari pembimbing klinik Ruang Dahlia.

69
F. Analisa

1) Model Asuhan Keperawatan Profesional

Dari kegiatan yang sudah berjalan dari tanggal 4 – 10 Februari 2022

di Ruang Dahlia dapat dikatakan berhasil dengan indikator yang sudah

dicapai yaitu:

 Terbentuknya struktur organisasi kelompok dalam penerapan model

asuhan keperawatan profesional.

 Adanya jadwal pembagian peran di dalam shift.

 Terlaksananya model asuhan keperawatan professional sesuai peran

yang dilaksanakan.

2) Ronde Keperawatan

Pada tanggal 5 Februari 2022 dilakukan kegiatan ronde

keperawatan yang sudah dilaksanakan dan dianggap berhasil dengan

indikator yang sudah dicapai yaitu:

Terlaksananya ronde keperawatan pada salah satu pasien di ruang Dahlia.

Adanya laporan pelaksanaan ronde keperawatan pada salah satu pasien di

ruang Dahlia.

3) Supervisi Keperawatan.

Tanggal 6 Februari 2022 dilakukan kegiatan supervisi, dianggap berhasil

dengan indikator yang sudah dicapai yaitu:

Terlaksananya kegiatan supervisi.

4) Timbang Terima Keperawatan

Pada tanggal 4-10 Februari 2022 mulai dilakukan kegiatan timbang

terima keperawatan dan dianggap berhasil dengan indikator yang sudah

dicapai yaitu:

Terlaksananya timbang terima setiap pergantian shift dari shift pagi ke

shift sore, dan sift sore ke malam.

70
Pelaksanaan timbang terima pada pasien kelolaan terdokumentasi dalam

format timbang terima sesuai SBAR (S= Situation, B= Background, A=

Assessment, R= Recommendation) dan buku timbang terima

71
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan:

Dari pengkajian dan analisa data di ruang Dahlia RSU Negara


menggunakan metode pendekatan 5 M, hasil pengkajian adalah:
1. M1 (MAN) Di Ruangan Dahlia Beberapa perawat belum melakukan pelatihan
BTCLS.
2. M2 (Material): Sarana dan prasarana di ruang Dahlia Sudah lengkap seperti:
ruang Dahlia Sudah memiliki Depo obat untuk masing – massing pasien, ruang
dahlia memiliki sampiran di setiap passien di semua ruangan.
3. M3 (Method):
MAKP : Metode penugasan di ruang Dahlia sudah mempergunakan metode
Tim.

Ronde Keperawatan: Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin


di ruangan.
Sentralisasi Obat: Penyimpanan obat sudah terbagi dalam beda tempat, antara
obat oral dan obat injeksi untuk semua pasien, Sebagian dilaksanakan kegiatan
sentralisasi obat ruang Dahlia, obat oral sudah dilakukan sentralisasi obat.
4. M4 (Money)
Keuangan dalam memberikan jasa pelayanan sudah optimal dan sudah di atur
pihak RS
5. M5 (Market):
Five moment dan 6 langkah cuci tangan sudah diterapkan tetapi belum
maksimal di ruangan pasien. Pelaksanaan kegiatan MAKP dilaksanakan dari
tanggal 4 - 10 Maret dengan metode role play, penatalaksanaan masalah
tersebut berjalan lancar dimana role play timbang terima, ronde keperawatan,
supervisi, discharge planning, orientasi pasien baru, cuci tangan pada keluarga
pasien sudah berjalan dengan lancar. Dari hasil kegiatan, sudah terlihat adanya
perubahan baik oleh tenaga perawat maupun pasien dan keluarga pasien.

72
B. Saran
1. Kepada Bagian Perencanaan dan Kepegawaian RSU Negara

Diharapkan dari hasil pengkajian yang telah kelompok lakukan dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pelayanan seperti:

pengadaan loker obat untuk masing – masing pasien.

2. Kepala Ruangan dan Ketua Tim Ruang Dahlia RSU Negara

a) Diharapkan agar dapat melaksanakan ronde keperawatan untuk kasus-

kasus penyakit yang langka maupun kasus lama.

3. Kepada Institusi Pendidikan

a) Pemilihan materi dalam kurikulum menajemen keperawatan hendaknya

bersifat aplikatif sehingga mahasiswa yang akan praktek di bagian

manajemen telah memiliki pengetahuan tentang manajemen.

b) Sebelum mahasiswa terjun langsung ke ruangan sebaiknya

disepakati/disosialisasikan terlebih dahulu bagaimana sistematika

pelaksanaan sistem manajemen ini.

4. Mahasiswa Praktek Manajement Selanjutnya

Mahasiswa praktek yang akan datang diharapkan dapat memantau hasil

residensi terdahulu khususnya di ruang percontohan MAKP dan menambah

kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan seperti: rencana mingguan,

bulanan, dan ronde keperawatan dan menyempurnakan format pengkajian dan

rencana intervensi yang sudah ada.

73
ANGKET KEPUASAN PASIEN

Yang kami hormati bapak/ Ibu yang dirawat di Ruang Dahlia RSU

Negara. Kami Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Buleleng

bermaksud akan melakukan pengkajian awal tentang kepuasan pasien dalam

mutu pelayanan selama dirawat di ruang Dahlia RSU Negara. Berkaitan

dengan hal tersebut di atas, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi

responden dengan mengisi kuesioner atau angket yang kami berikan.

Tidak ada jawaban salah, semua jawaban adalah benar maka

jawablah semua pertanyaan ini sesuai dengan kenyataan yang ada,

kerahasiaan dalam pengisian kuesioner ini akan kami jaga, kami sangat

menghargai kejujuran dan keterbukaan saudara.

Negara, 4 Februari 2022


Mahasiswa STIKES Buleleng
Program Profesi Ners

74
Angket 5 M

Dengan Hormat,

Kepada Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan, dan Katim I, Katim

II, Perawat Pelaksana di Ruang Dahlia RSU Negara.

Kami Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Buleleng

bermaksud akan melakukan pengkajian awal tentang manajemen keperawatan di

ruang Dahlia RSU Negara. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami mohon

kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner atau

angket yang kami berikan.

Tidak ada jawaban salah, semua jawaban adalah benar maka jawablah

semua pertanyaan ini sesuai dengan kenyataan yang ada, kerahasiaan dalam

pengisian kuesioner ini akan kami jaga, kami sangat menghargai kejujuran dan

keterbukaan saudara.

Negara, 4 Februari 2022


Mahasiswa STIKES Buleleng
Program Profesi Ners

75
SURAT PERSETUJIAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :..................................................................................
Umur :..................................................................................
Alamat:..................................................................................

Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien:


Nama :...................................................................................
Umur :...................................................................................
Alamat:..................................................................................
Ruang :..................................................................................
No.RM:..................................................................................

Dengam ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Negara,..................................
Perawat yang menerangkap Penanggung jawab

............................................. .............................................

Saksi-saksi: Tanda tangan:

1....................................................... .....................

2....................................................... .....................

76
Angket Kepuasan Pasien

Petunjuk pengisian:

1) Sebelum pengisian mohon baca dan pahami setiap pertanyaan di bawah ini
2) Jawablah pertanyaan ini dengan memberikan tanda cheklist (√) pada jawaban
yang telah disediakan
Nama responden :

Umur :

Jenis kelamin :

Status pekerjaan :

Jenjang pendidikan :

Lama dirawat di RSUD :

Diagnosa penyakit :

Jenis pembiayaan : JKN JKBM BPJS

UMUM ASKES
IKS

No Karakteristik 1 2 3 4

1 RELIABILITY (KEANDALAN)

Perawat mampu menangani masalah


perawatan anda dengan tepat dan
profesional.
Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya dan tata
tertib yang berlaku di RS.
Perawat memberi tahu deng
an jelas tentang hal-hal yang harus dipatuhi
dalam perawatan anda.
Perawat memberi tahu dengan jelas tentang

77
hal-hal yang dilarang dalam perawatan anda.
Ketepatan waktu perawat tiba di
ruangan ketika anda membutuhkan
Perawat meminta persetujuan kepada pasien
atau keluarga sebelum melakukan tindakan
2 ASSURANCE (JAMINAN)

a. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan


yang anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
anda.
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang
keadaan anda.
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
anda.
f. Perawat menyediakan fasilitas untuk
menyampaikan kritik dan saran
g. Setelah melakukan tindakan keperawatan,
perawat selalu menilai kembali keadaan Anda.
h. Perawat menjelaskan dan memberi tahu tentang
diagnosa penyakit Anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)

Perawat memberi informasi tentang


administrasi yang berlaku bagi pasien rawat inap di
RS.
Perawat selalu menjaga kebersihan
dan kerapian ruangan yang anda tempati.
Perawat menjaga kebersihan dan
kesiapan alat-alat kesehatan yang digunakan.
Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan
toilet.
Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya.

78
4 EMPATHY (EMPATI)

Perawat memberikan informasi kepada


anda tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan.
Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
anda membutuhkan.
Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi,
pernafasan dan cairan infus.
Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/status tapi berdasarkan kondisi
anda.
Perawat perhatian dan memberi
dukungan moril terhadap keadaan anda
(menanyakan dan berbincang-bincang tentang
keadaan anda).
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)

Perawat bersedia menawarkan bantuan pada


anda ketika mengalami kesulitan walau tanpa
diminta.
Perawat segera menangani anda ketika
sampai di ruangan rawat inap.
Perawat menjelaskan di mana tempat-
tempat yang penting untuk kelancaran perawatan
(kamar mandi, ruang perawat, tata usaha, dan lain-
lain)
Perawat membantu pasien memenuhi
kebutuhan BAB,BAK, ganti posisi tidur dan lain-
lain
Perawat membantu anda untuk memperoleh
obat.
Perawat membantu anda untuk
pelaksanaan pelayanan foto dan laboratorium di
RS ini.
Keterangan:

1 = Sangat tidak puas

79
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas

80
Angket 5 M

Petunjuk pengisian:

Sebelum pengisian mohon baca dan pahami setiap pertanyaan di


bawah ini
Jawablah pertanyaan ini dengan memberikan tanda cheklist (√)
pada jawaban yang telah disediakan
Nomor Responden :

Umur :

Jenis kelamin :

Status ketenagakerjaan :

Jenjang pendidikan :

Lama bekerja di RSUD :

Jabatan :

Angket M1 (Manusia/Ketenagaan)

Jawaban
NO Pertanyaan
Ya Tidak

1. Struktur organisasi yang telah berjalan di ruangan,


Apakah Anda setuju dengan kemampuan perawat
sesuai dengan bidangnya

2. Pembagian tugas yang dilakukan di ruangan sudah


sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada

3. Apakah anda terbebani dengan tingkat ketergantungan


pasien yang ada di ruangan

4. Kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan


tugas-tugasnya

5. Kinerja ketua tim/PP sudah kompeten degan tugas-


tugasnya

81
6. apakah perawat puas dengan pemberian jasa sesuai
dengan latar pendidikan

7. Jumlah perawat dan pasien di ruangan sudah sesuai


menurut perawat

8. Pembagian tugas di ruangan sudah jelas

Angket M2 (Material/Sarana dan Prasarana)

NO Pertanyaan Jawaban

MAKP Ya Tidak

1. Denah dan lokasi ruangan Anda sudah baik

2. Fasilitas ruangan untuk perawat sudah lengkap sesuai


dengan standar yang berlaku

3. Peralatan di ruangan Anda sudah lengkap untuk


perawatan pasien

4. Jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien

5. Perawat mengerti cara menggunakan semua alat-alat


perawatan

6. Persediaan consumable (alat habis pakai) selalu


tersedia sesuai yang dibutuhkan pasien

7. Administrasi penunjang yang dimiliki sudah


memadai

82
Angket M3 (Metode)

No Pertanyaan Jawaban

MAKP Ya Tidak

1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan


perawat di ruangan sudah sesuai dan saat ini perawat
menggunakan model asuhan keperawatan

TIM
PRIMER
FUNSIONAL
TIM PRIMER
2. Perawat mengerti atau memahami dengan model
asuhan keperawatan yang digunakan saat ini

3. Apakah model tersebut cocok digunakan di ruangan

4. Dengan menggunakan model asuhan keperawatan ini,


Tanggung jawab dan pemberian tugas di ruangan
sudah jelas

5. Apakah dengan menggunakan model saat ini


menjadikan semakin pendek lama rawat inap bagi
pasien

6. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan di


ruangan mendapat banyak kritikan dari pasien

7. Apakah kontinuitas rencana keperawatan terencana

8. Dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan PP/PA


sering mendapat teguran dari ketua tim

9. Dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan apakah


perawat menjalankan kegiatan sesuai standar

10 Apakah perawat mengenal atau mengetahui kondisi


pasien dana dapat menilai tingkat kebutuhan

Timbang terima

83
1. Apakah Timbang terima selalu dilakukan tepat waktu

2. Apakah Timbang terima dihadiri oleh semua perawat


yang berkepentingan

3. Siapa yang memimpin timbang terima ?

Kepala Ruangan
Perawat Primer
Katim
4. Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan
timbang terima

5. Perawat mengetahui apa saja yang harus disampaikan


dalam pelaporan timbang terima

6. Selalu disediakan buku khusus untuk mencatat hasil


laporan timbang terima

7. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan laporan


timbang terima

8. Perawat berinteraksi dengan pasien saat timbang


terima berlangsung

9. Perawat mengetahui teknik pelaporan ketika berada di


depan pasien

10. Perawat mengetahui bagaimana persetujuan atau


penerimaan timbang terima

11. Perawat (sif pengganti) selalu dievaluasi kesiapannya


oleh kepala ruangan

Ronde Keperawatan

1. Ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde


keperawatan

2. Sebagian besar perawat di ruang bedah mengerti


tentang adanya ronde keperawatan

3. Pelaksanaan ronde keperawatan di ruang ini telah

84
Optimal

4. Ronde keperawatan dilaksanakan setiap bulan

5. Keluarga pasien mengerti tentang adanya ronde


keperawatan

6. Tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan


telah dibentuk

7. Tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan


kegiatan ronde keperawatan

Sentralisasi Obat

1. Apakah perawat mengetahui tentang sentralisasi obat

2. Apakah di ruangan perawat ini terdapat sentralisasi


obat?

Jika Ya, apakah sentralisasi obat yang ada sudah


dilaksanakan secara optimal?
Ya b) Tidak
Jika Tidak, menurut perawat apakah di ruangan ini
perlu diadakan sentralisasi obat? (Untuk yang
menjawab, ini pertanyaan terakhir)
2. Alur penerimaan obat

Selama ini selalu disediakan format persetujuan


sentralisasi obat dari pasien/keluarga pasien
Proses penerimaan obat pada pasien/keluarga
pasien sudah terlaksana dengan baik
3. Cara penyimpanan obat

Di ruangan ini terdapat ruangan khusus untuk


sentralisasi obat
Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung
sentralisasi obat sudah lengkap
Selama ini perawat memisahkan kepemilikan antar
obat-obatan pasien
Selama ini perawat memberikan etiket dan alamat

85
pada obat-obat pasien

4. Cara penyiapan obat

Selama ini sebelum memberikan obat pada pasien


perawat selalu menginformasikan jumlah
kepemilikan obat yang digunakan
Selalu disediakan format untuk tiap jenis obat,
sebelum perawat memberikan obat ke pasien
Supervisi

1. Semua perawat mengerti tentang supervisi

2. Supervisi dalam bentuk tindakan, les pasien, kehadiran


sudah terlaksana sesuai prosedur di ruang Dahlia

3. Supervisi dilakukan oleh ketua tim terhadap kinerja


dari anggotanya dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sedangkan keseluruhan asuhan
keperawatan disupervisi oleh kepala ruangan

4 Pasca supervisi

Supervisor memberikan penilaian supervisi (fair)


Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
Supervisor memberikan reinforcement dan
folow
up perbaikan
5. Supervisi yang dilakukan sesuai dengan alur

6. Sudah ada format baku untuk supervisi diruangan

7. Format supervisi sudah sesuai dengan standar


keperawatan

8. Alat (instrumen) untuk supervisi tersedia secara


lengkap

9. Hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat

10. Selalu ada umpan balik dari supervisor untuk setiap


tindakan

86
11. Perawat merasa puas dengan hasil dari umpan balik
tersebut

12. Selalu ada tindak lanjut untuk setiap hasil supervisi

13. Perawat menginginkan perubahan untuk setiap


tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi

14. Perawat mendapatkan pelatihan dan sosialisasi


tentang supervisi

Perencanaan Pulang

1 Semua perawat mengerti tentang discharge planning

2 Perawat selalu memberikan discharge planning kepada


pasien

Mulai pasien masuk RS sampai pasien akan keluar


RS
Saat pasien masuk RS
Saat pasien akan keluar RS
3 Perawat bersedia melakukan discharge planning

5 Sudah ada pembagian tugas tentang


discharge planning di ruang Dahlia

6 Pemberian tugas discharge planning oleh kepala


ruangan sudah terlaksana

7 Perawat memberikan brosur/leafleat saat melakukan


discharge planning

8 Bahasa apa yang digunakan saat melakukan


discharge planning

Indonesia
Bali
9 Teknik yang digunakan saat pemberian discharge
planning pada pasien

Lisan
Tertulis

87
Lisan dan tertulis
Leaflet
Flow
chart
10 Bahasa yang digunakan perawat dalam discharge
planning bisa di pahami oleh pasien

11 Setiap selesai melakukan discharge planning, perawat


melakukan pendokumentasian

Angket M4 (Dokumentasi Keperawatan)

Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak

Model dokumentasi keperawatan yang digunakan di


1 ruang Dahlia sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan

Sudah ada format pendokumentasian yang baku di


2
ruang Dahlia

Perawat sudah mengerti cara pengisian format


3
dokumentasi tersebut dengan benar dan tepat

Format dokumentasi yang digunakan bisa membantu


4 (memudahkan perawat) dalam melakukan pengkajian
pasien

Perawat sudah melakukan pendokumentasian dengan


5
tepat waktu (segera setelah melakukan tindakan)

Menurut perawat model dokumentasi yang digunakan


6
ini menambah beban kerja perawat

Menurut perawat model dokumentasi yang digunakan


7
ini menyita banyak waktu perawat

88
PROPOSAL
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA

OLEH:

Putu Krisna Yudha, S.Kep (21089142068)

Putu Riska Febrianti, S.Kep (21089142070)

Putu Nadya Satya Mayanti, S.Kep (21089142069)

Serly Arledya Lestari, S.Kep (21089142074)

Putu Yuli Purnama Dewi, S.Kep (21089142073)

Putu Widia Erning Praja, S.Kep (21089142072)

Ni Putu Sisma Pitriyani, S.Kep (21089142071)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG TAHUN

2022

89
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA

1.1 Latar Belakang


Pengembangan pelaksanaan model keperawatan dengan metode
keperawatan primer, merupakan salah satu metode pemberian pelayanan
keperawatan yang sedang dimantapkan. Untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK,
maka perlu pengembangan dan pelaksanaan model asuhan keperawatan
profesional yang efektif dan efisien serta salah satu indikatornya adalah
tingkat kepuasan pasien. Dalam pelaksanaan model praktek keperawatan ini
uraian tugas pada masing-masing peran dalam memberi asuhan keperawatan
terurai dengan jelas. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat dimulai
dengan upaya untuk menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien
adalah dengan melaksanakan ronde keperawatan.

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk


mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di
samping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
/konselor, kepala ruangan dan perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Nurslam, 2014)

Adapun kriteria pasien yang dilakukan ronde adalah sebagai


berikut: pasien dengan penyakit kronis, pasien dengan penyakit komplikasi,
pasien dengan penyakit akut dan pasien dengan permasalahan keperawatan
yang belum terselesaikan.

90
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum :
Setelah melalui ronde keperawatan mahasiswa mampu
mengatasi masalah keperawatan pasien melalui pendekatan berpikir
kritis.

b. Tujuan khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis dalam pemecahan


masalah keperawatan pasien.
2. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4. Meningkatkan kemampuan justifikasi
5. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
6. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan

1.3 Manfaat
a. Bagi Pasien :
1. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
2. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien
3. Memenuhi kebutuhan pasien
b. Bagi Perawat :
1. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
2. Menjalin kerjasama tim
3. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
c. Bagi rumah sakit :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

91
1.4 Pelaksanaan dan Metode
Topik : Asuhan Keperawatan pada „Tn.S‟ dengan Diangnosa Medis Ulkus
Neurotic Cronis, CHF

Sasaran : Pasien yang dirawat di Ruang Dahlia beserta keluarga

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Februari 2022

Waktu : 1 jam (pkl. 08.00-09.00 WITA)

Tempat : Ruang Dahlia

Materi : Asuhan Keperawatan pasien “Tn.S” dengan Diangnosa Medis


Ulkus Neurotic Cronis, CHF

Metode : Diskusi dan tanya jawab

Media : - Materi disampaikan secara lisan

- Dokumentasi pasien (status)

92
1.5 Mekanisme Kegiatan Ronde Keperawatan
TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU
Pra Ronde
Pra Ronde
Menetapkan kasus dan topik sehari Nurse Penanggung Sehari
sebelum pelaksanaan ronde. Station jawab sebelum
Menentukan Tim Ronde pelaksanaan
Menentukan Literatur ronde
Membuat Proposal
Mempersiapkan pasien
Diskusi Pelaksanaan

Ronde Pembukaan
Salam pembukaan Nurse Karu 5 menit
Memperkenalkan tim ronde dan Station
menjelaskan tujuan kegiatan ronde
serta mempersilahkan PP
menyampaikan kasusnya
Menyampaikan identitas pasien,
masalah keperawatan pasien,
intervensi yang telah dilakukan, Nurse PP 5 menit
modifikasi tindakan, tingkat Station
keberhasilan dan dasar
pertimbangan dilakukan ronde.
Klarifikasi data yang telah
disampaikan.

Validasi Data
Validasi data yang telah
disampaiakan oleh PP Memberikan Bed PP, anggota 15 Menit
intervensi yang perlu dilakukan Pasien dan Konselor
pembenaran pada saat validasi

Pasca Karu membuka dan memimpin Konselor, 20 menit


Ronde diskusi Karu, PP dan
Diskusi tentang masalah yang Nurse PA
belum terselesaikan dari validasi Station
data antar Tim ronde
Menentukan solusi dalam
mengatasi masalah
Salam penutup Karu

1.6 Kriteria Evaluasi :


a. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan ronde
keperawatan
2) Penyusunan proposal ronde keperawatan

93
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum
pelaksanaan ronde keperawatan
5) Penentuan pasien dan kasus yang akan dilaksanakan ronde
6) Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
permasalahan pasien.

94
MATERI RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer /konselor, kepala
ruangan dan perawat associate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nurslam, 2014)

2. Tujuan Ronde :
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.

b. Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu :

1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan


masalah keperawatan pasien.
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
pasien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
3. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunitas perawatan yang profesional
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat dan benar

95
4. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah


dilakukan tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
5. Peran Masing-masing Anggota Tim
a. Peran PP dan perawat anggota
a) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b) Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d) Menjelaskan hasil yang didapat
e) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f) Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
b. Peran perawat konselor
a) Memberikan justifikasi (putusan/pertimbangan)
b) Memberikan reinforcement
c) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari (Nursalam,
2014)

6. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
a) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dll)
b) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c) Persiapan dilakukan sehari sebelumnya
b. Proses
a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
c. Hasil
a) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b) Masalah pasien dapat teratasi
c) Perawat dapat :
1. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
2. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis

96
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.

97
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

Topik : Asuhan keperawatan Pada Pasien „Tn. S‟ dengan Diagnosa


Medis Ulkus Neurotic Cronis, CHF

Sasaran : Pasien „Tn. S‟ (Umur 63 Tahun)

Hari/tanggal : 5 februari 2022

Waktu : 08.00-09.00 WITA

1. Tujuan
1) Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi

2) Tujuan khusus :
a. Mengklarifikasi masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat ketua tim dan
tim kesehatan lain
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien
2. Sasaran
Pasien Tn.S umur 63 tahun yang dirawat di Ruang Dahlia RSU
Negara

3. Materi
1) Teori asuhan keperawatan pada pasien dengan Ulkus Neurotic Cronis
2) Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Ulkus Neurotic Cronis
3) Intervensi keperawatan pada pasien dengan Ulkus Neurotic Cronis
4. Metode
Diskusi

5. Media
a. Sarana diskusi : buku, pulpen
b. Status/dokumentasi keperawatan pasien
c. Materi yang disampaikan

98
6. Kegiatan Ronde Keperawatan
TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU
Pra Ronde Pra Ronde

a) Menetapkan kasus dan topik


Nurse Station Penanggung Satu hari
minimal sehari sebelum
Jawab sebelum
pelaksanaan ronde.
pelaksanaan
Menentukan Tim Ronde. ronde

Menentukan Literatur

Membuat Proposal

Mempersiapkan pasien

Diskusi Pelaksanaan

Ronde Pembukaan Nurse Station Karu 5 menit

b) Salam pembukaan

Memperkenalkan tim ronde

Menyampaikan identitas dan


masalah pasien

Menjelaskan tujuan kegiatan ronde


serta mempersilahkan Katim
menyampaikan kasusnya

Penyajian
Nurse Station PP 15 menit
c) Memberi salam

Menjelaskan riwayat penyakit dan


perawatan pasien

Menjelaskan masalah keperawatan


pasien, rencana intervensi yang
telah dilakukan, modifikasi
tindakan, tingkat keberhasilan
dan dasar pertimbangan
dilakukan ronde serta

99
menetapkan prioritas yang harus
didiskusikan

Klarifikasi data yang telah


disampaikan.

Validasi Data
Pasca Nurse Station PP, PA dan 15 Menit
Ronde d) Mencocokkan dan menjelaskan Konselor
kembali data yang telah
disampaikan

Diskusi antar anggota tim dan


pasien tentang masalah
keperawatan tersebut
Memberikan intervensi yang
perlu dilakukan pembenaran
pada saat validasi

e) Pemberian justifikasi oleh


perawat primer atau konselor Nurse Station Konselor, 15 menit
atau kepala ruang tentang Karu, PP,
masalah pasien serta rencana PA
tindakan yang akan dilakukan

Menentukan tindakan keperawatan


pada masalah prioritas yang
telah ditetapkan

Evaluasi dan rekomendasi Nurse Station Karu 10 menit

intervensi keperawatan

Salam penutup

7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan ronde keperawatan
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang Dahlia RSU Negara

100
2. Evaluasi Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan pasien.
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi (putusan/pertimbangan)
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

101
Asuhan Keperawatan Pada Pasien ‘Tn. S’ dengan Diagnosa CHF
di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Negara

Tanggal 04 Februari 2022

Identitas Klien
Nama : “Tn. S”
Umur : 63 Tahun
Suku : Bali
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : BD Tangi Meyeh, Berangbang
No. CM : 122238
Tanggal MRS : 03-02- 2022, Jam 20.30 WITA
Tgl Pengkajian : 04-02-2022

Identitas Penanggung Jawab


Nama : “Ny. A”
Umur : 22 tahun
Suku : Bali
Agama : Hindu
Pendidikn : S1
Pekerjaan : Pegawai Kontrak
Alamat : BD Tangi Meyeh, Berangbang
Hub dengan klien : Anak Kandung

102
1. Riwayat Kesehatan saat ini

1) Keluhan utama

Jelaskan : Pasien datang dengan keluhan nyeri Pada Kaki Kanan

2) Riwayat Dirawat

Jelaskan : Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah di rawat di


rumah sakit
2. Riwayat Perkawinan

1) Status Perkawinan : Kawin

2) Umur pertama kali kawin : 25 tahun

3) Menikah sejak tahun : Thn 1984

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Jelaskan : Pasien mengatakan pernah menderita penyakit Gagal


Jantung,pasien juga mengatakan mempunyai
riwayat penyakit DM sejak 1 tahun yang lalu

103
4. Pola aktivitas sehari-hari

Pola SMRS MRS


Aktivitas
Eliminasi Pasien Pasien mengatakan
(warna, mengatakan BAB dapat BAB 1x
konsistensi, normal yaitu 1 x sehari
frekuensi , bau ) sehari, dengan
BAB warna
kekuningan,
konsistensi
lembek, bau khas
feses.
BAK Pasien Pasien
mengatakan BAK mengatakan BAK
normal, yaitu 2-3 kali/ hari warna
dengan frekuensi kuning pekat, < 300
3-4x/hari, warna cc.
kuning jernih,
tidak ada nyeri
saat BAK
Nutrisi Pasien Pasien
(jenis, jumlah, mengatakan mengatakan makan
frekuensi) Makan makan 3x/hari 3x/hari sesuai
dengan porsi 1/2 jadwal pembagian
piring sekali makanan, pasien
makan dengan mampu
menu nasi putih, menghabiskan 1/3
sayur dan lauk. dari 1 porsi yang
diberikan. Makanan
yang diberikan
yaitu bubur beras.
Minum Pasien Pasien mengatakan
mengatakan minum 1-2gelas
Minum kurang aqua
lebih 4-8 gelas (250-500cc)/per
perhari hari.

104
Istirahat Pasien Pasien mengatakan
Tidur siang mengatakan tidak bisa tidur,
istirahat tidur karena udara
siang tidak ruangan panasdan
teratur, tetapi tidak terbiasa
pasien selalu dengan suasana
istirahat kurang lingkungan.
lebih 1-2 jam/hari
setelah bekerja.
Tidur malam Pasien Pasien mengatakan
mengatakan tidak bisa tidur,
istirahat tidur pasien sering
malam lebih terbangun saat
cepat, karena malam hari.
merasa lelah
dengan aktifitas
seharian, tidur
mulai pukul 20.30
sampai jam 05.00
Kebersihan diri Pasien Pasien mengatakan
Pemelihara an badan mengatakan saat sejak MRS tidak
di rumah mandi pernah mandi,
2x sehari yaitu pasien
pagi dan sore dibantu anaknya
untuk
membersihkan
badan dengan di
Lap menggunakan
air hangat 2 kali
sehari.
Pemelihara Pasien Pasien
an gigi dan mulut biasa melakukan mengatakan
gosok gigi setiap mengosok gigi
kali mandi sekali saja saat baru
bangun pagi.

105
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Penyakit yang sedang /pernah dialami anggota keluarga

: Pasien mengatakan ada anggota keluarga yang


Jelask
menderita penyakit yang sama.
an

6. Riwayat Psikososial

jelas : Pasien mengatakan sebelum MRS biasa melakukan


kan kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong, berkumpul
saat ada upacara keluarga dan kegiatan masyarakat lainnya,
saat MRS pasien mengatakan merasa kasian pada anaknya
yang mengurus dan menunggu setiap hari di rumah sakit.
7. Pemerikasaan Fisik

1) Keadaan umum

Kesadaran : Kesadaran Composmentis


GCS E :4 V :5 M :6

Tanda vital :130/80 mmhg


: 36,3 0c
: 83 x/menit
: 20x/menit
2) Kepala-leher

Kepala Inspeksi Bentuk kepala normalchepal, penyebaran rambut


merata, warna hitam, kulit kepala tidak terdapat lesi.
Palpasi Tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan
Mata Inspeksi Konjungtiva anemis, sklera tidak icterik, pupil isokor,
tidak ada gangguan penglihatan, tidak memakai alat
bantu kaca mata
Palpasi Tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan
Hidung Inspeksi Bentuk normal, tidak ada sekret, kebersihan cukup,
hidung bagian luar terdapat bula dan lesi.
Palpasi Tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan.
Telinga Inspeksi Bentuk normal, tidak ada serumen, kebersihan cukup,
tidak memakai alat bantu dengar, terdapat lesi
terdapat bula dan lesi didaun telinga

106
Palpasi Tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan
Mulut Inspeksi Mukosa bibir kering, kebersihan kurang, tidak ada
caries gigi, stomatitis pada bibir atas dan bawah
Palpasi Terdapat nyeri tekan
Leher Inspeksi Bentuk simetris, tidak ada bendungan vena jugularis
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat bula
dan lesi.
Palpasi Tidak Ada nyeri tekan

3) Thorax dan dada

Paru/ dada Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terlihat penggunaan otot


bantu nafas, pergerakan dada simetris, terdapat
bula dan lesi.
Palpasi : Tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi :Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan
Jantung Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa
Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 reguler
4) Abdomen

Inspeksi : Tidak Terdapat bula dan lesi.


Auskultasi : Terdengar bising usus 12x/menit
Palpasi :Tidak teraba masa, ada nyeri tekan dibagian perut
Perkusi : Suara redup
5) Pemeriksaan ekstremitas

Simetrisitas Inspeksi : Ekstremitas atas simetris antara kanan dan


kiri, ektremitas bawah simetris antara kanan
dan bawah, terdpat bula dan lesi
Kekuatan otot 555 555 Pasien mampu beraktivitas dengan baik, tonus
555 444 otot baik, tidak ada tahanan. Pasien mengalami
keterbatasan dalam menggerakkan ektremitas
atas kanan (Kaki Kanan) karena ada luka di
kaki kanan
.
Edema Inspeksi Tidak tampak ada edema di ekstremitas bawah

107
dan atas terdapat bula dan lesi
Varises Inspeksi : Tampak tidak ada
6) Pemeriksaan integumen

Inspeksi : Warna kulit sawo matang, kulit kering, tidak pucat, tidak ada
sianosis, turgor kulit kaku, tidak ada bula dan lesi.
Palpasi : Tidak terdapat bula dan lesi, tidak ada nyeri tekan.
7) Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (DL) Tanggal 03-02- 2022

Hasil Pemeriksaan Laboratorium RSUD Kabupaten Negara

Nama : “Tn.S”

Ruangan : Dahlia

Hematologi Hasil Unit


WBC 9.7 10e3/uL
NEU 8.07 82.2 %
LYM .743 7.57%
MONO .489 4.98%
EOS .460 4.68%
BASO .056 .572%
RBC 3.99 10e6/uL
HGB 9.71 g/dL
HCT 36.5 %
MCV 79.3 fL
MCH 24.4 pg
MCHC 30.7 g/dL
RDW 12.8 %
PLT 274 10e3/uL
MVP 6.80 fL

108
8. Terapi

Tgl: 03-02- 2022

No Nama obat Dosis


1 Paracetamol 3 x 1 gr
2 spironolactone 1 x 25 mg
3 Omeprazole 2 x 20 mg

109
1. ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. S Dx. Medis : CHF


No RM : 00122xxx Ruang : Dahlia

Data (Subyektif &


No Tgl/ Jam Etiologi Problem
Obyektif)
1 04-02-2022 Ds: Gagal Jantung Penurunan
Kongnesif
Pkl 08.30 Klien mengeluh nyeri Curah Jntung
dada pada saat berhubungann
Daya Pompa Jntung
beraktivitas dan Menurun dengan
kesulitan bernafas Penurunan
SV Menurun Kontraktilitas
Do:
Ventrikrl Kiri.
Keadaan umum pasien
tampak wajah Penurunan
lemah, Curah
Jntung
klien tampak meringis
kesakitan.skala nyeri 6.
Klien tampak sulit
bernafas
Hasil TTV:
TD: 140/80 mmhg
N: 83x/menit
RR: 26x/menit
S: 36,30C

110
2 04-02-2022 Ds: Gagal Jntung kanan Pola nafas tidak
Pasien mengatakan tenaga
Pkl 09.00 efektif
nya lemah, cepat lelah,
dan sesak nafas. berhubungan
Darah kembali ke
Do: atrium, ventrikel dan dengan penurunan
sirkulasi paru volume paru,
Klien tampak berbaring di
tempat tidur, keringat nyeri, deformitas
Jantung kanan
dingin, dan lemah. dinding dada
hipertropi

Hasil TTV:
Tekanan pulmonal
TD: 140/80 mmhg
N: 80x/menit
Transudasi cairan
RR: 26x/menit
(edema paru)
S: 36,30C

Ekspansi paru

Sesak nafas

Pola nafas
tidak efektif

3 04-02-2022 Ds: Gagal jantung kiri Intoleransi


Pasien mengatakan tenaga aktivitas
Pkl 09.30
nya lemah dan cepat lelah
Kegagalan memompa
Do:
darah ke sistemik
- Klien tampak hanya
berbaring di tempat
tidur Hipoksia

- Mobilisasi dibantu oleh


keluarga Metabolism anaerob

- Klien tampak lemah


ATP

Fatique

111
Intoleransi aktivitas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS


1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas

ventrikel kiri ditanda dengan Paseien mengeluh nyeri dada pada saat

beraktivitas dan kesulitan bernafas.

2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,

nyeri, deformitas dinding dada

3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen

112
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi

 NOC : NIC :
Penurunan curah jantung
setelah 1 Kaji adanya nyeri dada(intensitas,lokasi, durasi)
berhubungan dengan
2 Kaji tanda – tanda vital, adanya sianosis, status pernapasan, dan
dilakukan
penurunan kontraktilitas status mental
tindakan 3 Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan posisi nyaman
ventrikel kiri ditanda
4 Berikan oksigen
keperawa
dengan Paseien mengeluh 5 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
tan dalam 6 Penatalaksanaan untuk pemberian diet jantung yang sesuai
nyeri dada pada saat
7 Penatalaksanaan untuk pemberian obat antiaritmia, inotropik,
3×24 jam
beraktivitas dan kesulitan nitrogliserin, dan vasodilator sesuai program medis
Di 8 Penatalaksanaan pemberian antikoagulan
bernafas
harapkan
penuruna
n curah
jantung
dapat
teratasi
Dengan
kriteria
hasil
- Dispnea menurun RR dalam

113
rentang normal
- Murmur jantung menurun
- Distensi Vena Jugularis menurun
- CRT < 3 detik

114
Pola nafas tidak efektif NOC : NIC :

b/d penurunan volume - Respiratory status : 1 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
paru, nyeri, deformitas Ventilation 2 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dinding dada - Respiratory status : Airway 3 Keluarkan sekret dengan
patency batuk atau suction
- Vital sign Status 4 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Setelah dilakukan 5 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
6 Monitor respirasi dan status O2
Tindakan keperawatan
7 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Selama 3x24 jam di harapkan

Pasien menunjukan keefektifan pola napas,


dengan

Kriteria Hasil :

1 Mendemonstrasikan batuk efektif


dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
2 Menunjukkan jalan nafas yang

115
paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
3 Tanda Tanda vital dalam rentang
Normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)

116
Intoleransi Aktivitas b.d NOC: NIC :
ketidakseimbangan setelah dilakukan tindakan 1 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
antara suplai dan keperawatan selama 3×24 jam di 2 Berikan aktivitas distraksi relekasasi otot yang menenangkan
kebutuhan oksigen harapkan intoleransi aktivitas dapat 3 Edukasi untuk melakukan aktivitas secara bertahap
teratasi dengan kriteria hasil : 4 Edukasi untuk menganjurkan menghubungi perawat jika tanda
- Dispnea saat aktivitas dan setelah dan gejala kelelahan tidak berkurang
aktivitas menurun 5 Penatalaksanaan dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
- Keluhan lelah menurun asupan makanan dengan diet jantung yang sesuai (PPNI, 2018)
- Perasaan lemah menurun
- Kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari meningkat.

117
4. IMPLEMENTASI
Implementasi Keperawatan:

Tanggal Diangnosa Implementasi Evaluasi


04-02-2022 Penurunan curah jantung Kaji adanya nyeri Klie
berhubungan dengan dada(intensitas,lokas
Pkl 09:00
penurunan kontraktilitas i, durasi)
ventrikel kiri ditanda
dengan Paseien
mengeluh nyeri dada
pada saat beraktivitas
dan kesulitan bernafas

nye

Kaji tanda – tanda


vital, adanya
sianosis, status
pernapasan, dan
status mental

Posisikan pasien
semi-fowler atau
fowler dengan posisi
nyaman

Berkolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian terapi
analgetik.

118
P :

119
120
Q :

R :

121
S :

T:

122
Hasil TTV:

TD: 140/80 mmhg N:


83x/menit
S: 36,30C

RR: 24x/menit

Klie

123
124
Di

Fur

Spir

125
Om

126
04-02-2022 Pola nafas tidak Monitor respirasi Klien mengatakan
efektif b/d penurunan dan status O2 nyeri dada yang
Pkl 10.00
volume paru, nyeri, dirasakan jika
deformitas dinding terlalu sering
dada beraktivitas dan
sesak nafas
RR : 26x/menit
Tidak ada suara
Auskultasi suara nafas tambahan
nafas, catat adanya
suara tambahan
Klien tampak
nyaman dengan
Posisikan pasien
posisi semi fowler
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Kolaborasi sudah
dilakukan

Berkolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian obat

127
04-02-2022 Melakukan latihan Klien tampak
Intoleransi aktivitas b.d
Pkl 11.00 rentang gerak pasif kooperatif dan
ketidakseimbangan
dan/atau aktif mengerti dengan
antara suplai dan
penjelasan tentang
kebutuhan oksigen
Berikan aktivitas latihan pasif atau
distraksi relekasasi aktif
otot yang
menenangkan
Klien tampak
Mengedukasi untuk mengerti dengan
melakukan aktivitas penjelasan
secara bertahap melakukan aktivitas
secara bertahap

Berkolaborasi Kolaborasi telah di


dengan ahli gizi lakukan
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan dengan diet
jantung yang sesuai

128
05-02-2022 Penurunan curah jantung Kaji adanya nyeri Klien mengatakan
Pkl : 09.30 berhubungan dengan dada(intensitas,lokasi nyeri dada yang
penurunan kontraktilitas , durasi) dirasakan jika
ventrikel kiri ditanda terlalu sering
dengan Paseien mengeluh beraktivitas
nyeri dada pada saat P : nyeri di rasakan
beraktivitas dan kesulitan jika terlalu sering
bernafas beraktivitas
Q : seperti di tusuk-
tusuk
R : nyeri dibagian
dada kiri
S : skala nyeri 3
T: nyeri hilang
timbul

Hasil TTV:

Kaji tanda – tanda TD: 130/80 mmhg


vital, adanya N: 80x/menit
status S: 36,5 C
0
sianosis,
pernapasan, dan RR: 24x/menit
status mental

Klien tampak
Posisikan pasien merasakan ketidak
semi-fowler atau nyamanan dan
fowler dengan posisi tampak meringis
nyaman kesakitan

Di berikan
Berkolaborasi Furosemide 1x20mg
dengan dokter dalam Spironolactone
pemberian terapi 1x2mg
analgetik. Omeprazole 2x20mg

129
05-02-2022 Pola nafas tidak Monitor respirasi Klien mengatakan
efektif b/d penurunan dan status O2 nyeri dada yang
Pkl 10.30
volume paru, nyeri, dirasakan jika
deformitas dinding terlalu sering
dada Auskultasi suara beraktivitas dan
nafas, catat adanya sesak nafas
suara tambahan RR : 24x/menit
Tidak ada suara
nafas tambahan
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
Klien tampak
ventilasi
nyaman dengan
posisi semi fowler

Berkolaborasi
dengan dokter dalam
Kolaborasi sudah
pemberian obat
dilakukan

130
05-02-2022 Melakukan latihan Klien tampak
Intoleransi aktivitas b.d
Pkl 11.30 rentang gerak pasif kooperatif dan
ketidakseimbangan
dan/atau aktif mengerti dengan
antara suplai dan
penjelasan tentang
kebutuhan oksigen
Berikan aktivitas latihan pasif atau
distraksi relekasasi aktif
otot yang
menenangkan
Klien tampak
Mengedukasi untuk mengerti dengan
melakukan aktivitas penjelasan
secara bertahap melakukan aktivitas
secara bertahap

Berkolaborasi Kolaborasi telah di


dengan ahli gizi lakukan
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan dengan diet
jantung yang sesuai

06-02-2022 Penurunan curah jantung Kaji adanya nyeri Klien mengatakan


Pkl : 09.00 berhubungan dengan dada(intensitas,lokas nyeri dada yang
131
penurunan kontraktilitas i, durasi) dirasakan jika
ventrikel kiri ditanda terlalu sering
dengan Paseien mengeluh beraktivitas
nyeri dada pada saat P : nyeri di rasakan
beraktivitas dan kesulitan jika terlalu sering
bernafas beraktivitas
Q : seperti di tusuk-
tusuk
R : nyeri dibagian
dada kiri
S : skala nyeri 3
T: nyeri hilang
timbul

Hasil TTV:

TD: 130/80 mmhg


Kaji tanda – tanda
N: 80x/menit
vital, adanya
S: 36,50C
sianosis, status
pernapasan, dan RR: 24x/menit
status mental

Klien tampak lebih


Posisikan pasien nyaman dan lebih
semi-fowler atau tenang
fowler dengan posisi
nyaman
Di berikan
Berkolaborasi Furosemide 1x20mg
dengan dokter dalam Spironolactone
pemberian terapi 1x2mg
analgetik. Omeprazole 2x20mg
06-02-2022 Pola nafas tidak Monitor respirasi Klien mengatakan
efektif b/d penurunan dan status O2 sudah tidak
Pkl 10.00
volume paru, nyeri, nyeri dada lagi dan

deformitas dinding tidak susah nafas

dada lagi
RR : 22x/menit
Tidak ada suara

132
nafas tambahan

Auskultasi suara
nafas, catat adanya
Klien tampak
suara tambahan
nyaman dengan
posisi semi fowler

Posisikan pasien
untuk
Kolaborasi sudah
memaksimalkan
dilakukan
ventilasi

Berkolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian obat

133
06-02-2022 Melakukan latihan Klien tampak
Intoleransi aktivitas b.d
Pkl 11.00 rentang gerak pasif kooperatif dan
ketidakseimbangan
dan/atau aktif mengerti dengan
antara suplai dan
penjelasan tentang
kebutuhan oksigen
Berikan aktivitas latihan pasif atau
distraksi relekasasi aktif
otot yang
menenangkan
Klien tampak
Mengedukasi untuk mengerti dengan
melakukan aktivitas penjelasan
secara bertahap melakukan aktivitas
secara bertahap

Berkolaborasi Kolaborasi telah di


dengan ahli gizi lakukan
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan dengan diet
jantung yang sesuai

134
5. EVALUASI

Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi


07/02/2022 Penurunan curah jantung S : Klien mengatakan nyeri dada yang
berhubungan dengan dirasakan sudah berkurang dan lebih
Pkl. 09.00
penurunan kontraktilitas nyaman.
ventrikel kiri ditanda P : nyeri di rasakan jika terlalu sering
dengan Paseien mengeluh beraktivitas
nyeri dada pada saat Q : seperti di tusuk- tusuk
beraktivitas dan kesulitan R : nyeri dibagian dada kiri
bernafas S : skala nyeri 2
T: nyeri hilang timbul

O : - Keadaan umum lemah, kesadaran


compos mentis, GCS: E4V5M6.
Tampak pasien merasa aman dan
nyaman.
Hasil TTV:

TD: 130/80 mmhg


N: 80x/menit
RR: 22x/menit

S: 360C

135
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

08/02/2022 Pola nafas tidak efektif S : Klien mengatakan sakit dadanya


b/d penurunan volume sudah membaik
Pkl. 10.00
paru, nyeri, deformitas O : - kesadaran compos mentis, GCS:
dinding dada E4V5M6.
Tampak pasien merasa aman dan
nyaman.
Hasil TTV:

TD: 130/70 mmhg


N: 82x/menit
RR: 22x/menit
S: 36,20C
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

08/02/2022 Intoleransi aktivitas b.d S : -


ketidakseimbangan antara
Pkl. 10.00 O : - Kesadaran compos mentis, GCS:
suplai dan kebutuhan
E4V5M6.
oksigen
- Tampak pasien merasa aman dan
nyaman.
Hasil TTV:
TD: 130/70 mmhg
N: 83x/menit

136
RR: 22x/menit
S: 36,50C
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

137
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2,


EGC.Jakarta.

Carpenito, Linda Juall (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan


(terjemahan).PT EGC, Jakarta.

Digiulio Mary, dkk (2007). Medical Surgical Nursing Demystified. New York
Chicago.

Doenges,et al, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan),PT EGC. Jakarta.


San Fransisco Lisbon London, (1999).Mexico City Milan New Delhi San Juan Seoul,

Singapore Sydney Toronto.


Soeparman, (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.

Sylvia dan Lorraine (1999). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi empat,
buku kedua. EGC. Jakarta.

Huda, Nurarif Amin dan Hardhi, Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-NOC jilid 1.Jogjakarta.Penerbit


Mediacton Jogja

Herdman. T. Heather. 2011. Nanda Internasional Diagnosis Keperewatan Definisi


dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Kedokteran EGC

138
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

RONDE KEPERAWATAN

Pengertian : Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk


mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan
oleh perawat di samping melibatkan pasien untuk
membahasdan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harusdilakukan olehmkepala ruangan dan
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nurslam, 2014)

Tujuan : Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis dalam

pemecahan masalah keperawatan klien dan memberikan

perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.

Persiapan Alat :

(1) Surat persetujuan pasien untuk dilakukan ronde


(2) Alat tulis
(3) Catatan medis pasien
Prosedur
:

NO ASPEK YANG DINILAI


Persiapan
1 Perawat pelaksana telah menentukan kasus pasien yang akan dilakukan
ronde minimal 2 hari sebelum pelaksanaan ronde
2 Perawat pelaksana telah melakukan kontrak dan meminta tanda
tangan surat persetujuan untuk dilakukan ronde kepada pasien atau
keluarga
pasien
3 Perawat pelaksana telah melalukan kontrak dengan tim kesehatan terkait
Pelaksanaan
4 Kepala ruangan membuka kegiatan ronde di Nurse Station
5 Kepala ruangan memperkenalkan tim ronde
6 Kepala ruangan menjelaskan tujuan dilakukan kegiatan ronde
7 Perawat pelaksana menyampaikan identitas dan keadaan pasien
8 Perawat pelaksana menyampaikan masalah pasien (berdasarkan
prioritas)

139
9 Perawat pelaksaba menyampaikan intervensi yang telah dilakukan, yang
belum, dan yang akan dilakukan
10 Perawat pelaksana memberi kesempatan kepada anggota tim ronde
lainnya
untuk bertanya
11 Anggota tim ronde melakukan validasi data yang telah disampaikan
langsung ke pasien
12 Diskusi antar angggota tim dan pasien atau keluarga tentang masalah
keperawatan tersebut
13 Kepala ruangan bersama dengan anggota tim ronde kembali ke Nurse
Station mendiskusikan hasil temuan
14 Perawat pelaksana menentukan rencana tindakan keperawatan yang
akan
dilakukan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan
15 Evaluasi dan rekomendasi rencana tindakan keperawatan oleh anggota
tim ronde
16 Kepala ruangan menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota
tim ronde dan menutup kegiatan ronde
Penutup
17 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan pasien

140
CEKLIST RONDE KEPERAWATAN

Hari/Tanggal :
Jam :
Ruangan :

NO PROSEDUR DILAKUKAN
YA TIDAK
1 Salam pembukaan
2 Memperkenalkan tim ronde
3 Menjelaskan tujuan kegiatan ronde
4 mempersilakan ketua tim menyampaikan
kasusnya
Menyampaikan identitas klien

masalah keperawatan klien

intervensi yang telah dilakukan

modifikasi tindakan

tingkat keberhasilan

dasar pertimbangan dilakukan ronde

5 Klarifikasi data yang telah disampaikan


6 Validasi data :

validasi data yang telah disampaikan oleh katim

Memberikan intervensi yang perlu dilakukan


pembenaran pada saat validasi.

7 Karu membuka dan memimpin diskusi


8 Diskusi tentang masalah yang belum terselesaikan
dari validasi data antar tim ronde
9 Menetukan solusi dalam mengatasi masalah
10 Salam penutup
Negara,
…………………………2022
Mengetahui,
Clinical Instruktur

Ns. Ni Putu Ayu Giraldine Istari, S.Kep

Nip. 19860331201403200

141
RESUME RONDE KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Februari 2022

Jam : 10.00 – 11.00 WIB

Tempat : Ruang Dahlia RSU Negara


Acara : Ronde keperawatan pada pasien Tn. S, Dengan diagnosa Ulkus
Neurotic Cronis, CHF

A. Acara dihadiri oleh :


1. Mahasiswa profesi ners STIKES Buleleng sebanyak 7 orang
B. Susunan acara:
1. Persiapan anggota dalam kegiatan Ronde keperawatan terutama yang
bertindak sebagai kepala Ruangan, katim, perawat anggota, konselor
2. Pelaksanaan Role Play yang diawasi oleh para konselor
3. Diskusi jalannya Kegiatan Ronde keperawatan bersama konselor
C. Hasil Evaluasi :
a. Evaluasi stuktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal, undangan dan berlatih role-play Ronde keperawatan antara kepala
ruangan dengan katim dibantu perawat anggota serta konselor

b. Evaluasi Proses
NO WAKTU KEGIATAN
1. 10.00 Melaksanakan ronde keperawatan sesuai peran
yang diperankan oleh katim, perawat anggota,
kepala ruangan dan konselor

142
NO WAKTU KEGIATAN
2. 10.30 Diskusi dengan konselor dan pembimbing klinik
:
Konselor:
Saran :
Penyampaian diagnosa prioritas disertai
dengan riwayat penyakit terdahulu dan keluhan
pasien saat MRS.

4 11.00 Kegiatan ronde keperawatan berakhir

c. Evaluasi Hasil
 Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
 Acara di mulai sesuai dengan waktu yang di tentukan.
 Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing – masing.

Negara, 5 Februari 2022

Penanggung Jawab Ketua Kelompok


Kegiatan

Putu Nadya Satya Mayanti Putu Krisna Yudha


NIM. 21089142069
NIM. 21089142068

Mengetahui,

Clinical Instruktur Clinical Teacher


Ruang Dahlia STIKES Buleleng

Ns. Ni Putu Ayu Giraldine Istari Ns.G Nur Widya Putra S.Kep,M.Kep
NIP. 198603312014032005 NIK. 2014.0120.072

143
PROPOSAL
KEGIATAN PELAKSANAAN SUPERVISI
DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA
1. Pendahuluan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota

staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional

(Nursalam, 2011). Memberikan asuhan keperawatan secara professional perlu

didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standar

pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas, di samping fasilitas yang

sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan sesuai dengan

harapan konsumen dan memenuhi standar yang berlaku maka perlu dilakukan

pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.

Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang

dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah

pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan, agar klien

mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2010).

Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan (directing) dalam

fungsi manajemen sebagai cara efektif untuk mencapai tujuan di suatu tatanan

pelayanan di rumah sakit termasuk tatanan pelayanan keperawatan. Untuk

mengelola pelayanan keperawatan termasuk tenaga keperawatan dibutuhkan

kemampuan ilmu manajemen dari seorang pimpinan perawatan. Oleh karena

itu sebagai seorang manajer keperawatan dan sebagai perawat profesional

diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi keperawatan. Supervisi

merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Seorang manajer hendaknya

mampu menjalankan fungsi manajemen agar dapat mencapai tujuan secara

berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu kegiatan yang dilakukan seorang

supervisor adalah melakukan supervisi pada proses klinik, salah satunya yaitu

144
kegiatan rawat luka. Tindakan rawat luka merupakan tindakan menggantikan

balutan luka dan mengobati luka dengan obat desinfektan.

Melalui supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang

berkualitas sesuai standar. Supervisi pemberian rawat luka dan injeksi kateter

intravena yang dilaksanakan di Ruang Dahlia ini merupakan salah satu bentuk

kegiatan dari manajemen, sehingga dalam pelayanan perawat harus dapat

memberikan pelayanan yang optimal dan komunikasi yang baik antar sesama

perawat dan antara perawat kepada pasien atau keluarga pasien agar kepuasan

pasien dapat terpenuhi. Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat

dapat melakukan kegiatan rawat luka dan tindakan injeksi kateter intravena

sesuai standar.

2. Tujuan

1) Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan peran supervisor (kepala ruangan)

kepada anggota (perawat pelaksana) dalam melakukan tindakan rawat luka

di RSU Negara.

2) Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang dapat diperoleh dari supervisi:

a. Mampu menjelaskan tujuan supervisi terhadap anggota (perawat

pelaksana) yang melakukan tindakan rawat luka.

b. Mampu menilai anggota (perawat pelaksana) yang melakukan

tindakan rawat luka.

c. Mampu memberikan feed back (umpan balik/masukan) dalam

pelaksanaan tindakan rawat luka .

145
d. Mampu memberikan follow up (perbaikan) dalam pelaksanaan

tindakan rawat luka.

3. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi yaitu tindakan rawat luka akan dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Minggu,6 Februari 2022
Waktu : Pkl 08.30 Wita
Lama kegiatan : 30 menit.
Tempat : Ruang Nurse Station dan Ruang Perawatan Pasien
Aspek : Pengetahuan dan keterampilan perawat anggota (perawat pelaksana)
dalam tindakan pemberian rawat luka.
Supervisor : Kepala Ruangan Yang disupervisi : Perawat Pelaksana
4. Cara Mengumpulkan Fakta Supervisi

1) Personal Inspection

2) Pelaksanaan Tindakan rawat luka dan injeksi kateter intravena

3) Diskusi/Tanya jawab

4) Pemecahan Masalah (Problem Solving).

5. Instrumen

1) Format instrumen supervisi

2) Format laporan supervisi keperawatan

3) Format SOP tindakan rawat luka.

146
6. Struktur Pengorganisasian

1) Kepala Ruangan : Putu Krisna Yudha, S.Kep

2) Ketua Tim I : Ni Putu Sisma Pitriyani, S.Kep

3) Katim II : Putu Yuli Purnama Dewi, S.Kep

4) Perawat Anggota :Putu Widia Erning Praja, S.Kep

Putu Nadya Satya Mayanti S.Kep


Putu Riska Febrianti, S.Kep

7. Mekanisme Pelaksanaan:

Mekanisme pelaksanaan supervisi tindakan Rawat Luka:

Tahap Kepala ruangan Perawat Anggota Tempat


kegiatan (Supervisor) (yang disupervisi)
Pra Pembukaan: Nurse
Supervisi Salam pembukaan Menyetujui dilakukan Station
5 menit Menyampaikan tujuan supervisi
Menyampaikan instrumen Menyiapkan sarana dan
Supervisi prasarana tindakan rawat
Mengobservasi status pasien. luka.

147
Supervisi Melakukan pengawasan dan 1. Melakukan Cross cek Nurse
15 menit koordinasi. kelengkapan alat saat station
Menilai kelengkapan pengisian melakukan perawatan
format rawat luka. luka.
2. Melaksanakan tindakan
rawat luka:
a.mampu Bed Pasien
mengkomunikasikan pada
pasien tentang
dilakukannya perwatan
luka oleh perawat shift
pagi.
Menjelaskan kondisi klien
saat akan dilakukan
perwatan luka.

Mampu menjelaskan hal-


Menilai kemampuan perawat hal yang sudah dilakukan
anggota dalam memberikan dan intervensi yang belum
penjelasan pada dilakukanpada pasien.
pasien/keluarganya yang
dilakukan perawatan luka. Perawat anggota shift pagi
Menilai komunikasi perawat melakukan komunikasi
anggota shift pagi dengan terapeutik dengan pasien
pasien saat perawatan luka. saat melakukan perawatan
luka.
5. Menjelaskan hal yang
Menilai kemampuan perawat berkaitan dalam perawatan
anggota shift pagi dalam luka yang dilakukan
mengakhiri kegiatan dengan
pasien.
6. Mendokumentasikan Nurse
kegiatan perawatan luka station
Menilai kelengkapan dari awal pada catatan keperawatan
sampai akhir sesuai dengan
prosedur yang telah dilakukan
saat perwatan luka.

148
Pos Mengisi format/instrumen Nurse
Supervisi penilaian supervisi station
10 menit
Supervisor menyampaikan Perawat Anggota
hasil penilaian supervisi. mendengarkan

Supervisor memberi Perawat Anggota memberi


kesempatan perawat anggota tanggapan tentang hasil
untuk klarifikasi hasil penilaian.
penilaian.
Supervisor memberikan Perawat Anggota
feedback, reward, follow up. mendengarkan
Menandatangani instrument
supervisi.
6. Salam penutup
8. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur:

 Persiapan Formulir SOP tindakan rawat luka.

 Persiapan Lembar Penilaian Supervisi

2. Evaluasi Proses:

 Kepala ruangan melaksanakan supervisi terhadap Perawat Anggota

yang melakukan tindakan rawat luka.

 Kepala ruangan mencatat di lembar penilaian hasil supervisi.

 Kepala ruangan menyampaikan hasil supervisi

3. Evaluasi Hasil:

 Perawat Anggota mampu melaksanakan timbang terima sesuai dengan

Protap (SOP) dengan baik.

149
MATERI SUPERVISI

1. Pengertian

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah

mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier

AS, 2007: 20).

Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber

yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai

tujuan.

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat

melaksanaakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara evisien dan

efektif. ( Sujana, 2004).

Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan

yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisior mencakup masalah

pelayanan keperawatan, masalah ketegangan dan peralatan agar pasien

mendapatkan pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).

2. Tujuan Supervisi

Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada

klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan

kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

3. Prinsip Supervisi

Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang keperawatan

(Nursalam, 2011) antara lain:

1) Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi,

150
2) Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan

hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen

dan kepemimpinan,

3) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan dinyatakan

melalui petunjuk, peraturan urian tugas dan standar,

4) Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor

dan perawat pelaksana.

5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik,

6) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,

kreatifitas dan motivasi,

7) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam

pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan

manajer.

4. Pelaksana Supervisi

1) Kepala ruangan:

a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada

klien diruang perawatan.

b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan

pelayanan kesehatan dirumah sakit.

c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek

keperawatan diruang perawatan.

2) Kepala Perawatan IRNA:

Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala

ruangan yang ada di instalasinya.

3) Kepala seksi keperawatan:

Mengawasi kepala ruangan dalam melaksanakan tugas secara

langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung

151
4) Kepala bidang perawatan:

Bertanggung jawab untuk mensupervisi kepala seksi perawatan

secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung

5. Alur Supervisi

Kepala bidang
perawatan

Kepala per IRNA

Kepala perIRNA

Kepala
ruangan

SUPERVISI
PRA Menetapkan kegiatan dan tujuan
serta instrument/alatukur
PP I PP 2

Menilai kinerja perawat: R-A-A


PELAKSANAA (RESPONBILITHY- PA PA
ACCOUNTABILITY-
AUTHORITHY)

PEMBINAAN (3-F)

PASCA Penyampaian pelayanan Kinerja perawat &


(fair) Feed back kualitas pelayanan
Follow up, pemecahan masalah, reward

Keterangan : Supervisi

152
6. Langkah-langkah Supervisi

1) Pra supervisi

a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi

b. Supervisor menetapkan tujuan

2) Supervisi

a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument/alat ukur

yang telah disepakati

b. Supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.

c. Supervisor memanggil perawat anggota untuk mengadakan

pembinaan dan klarifikasi permasalahan

d. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.

e. Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat anggota

f. Supervisor memberikan masukan/solusi pada perawat anggota

7. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi

Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan

keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber

daya yang tersedia.

1) Manajemen pelayanan keperawatan

Tanggung jawab supervisor adalah:

a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan

b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan

c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan

keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.

d. Memastikan praktek keperawatan professional dilaksanakan.

2) Manajemen anggaran

Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan,

dan pengembangan.

153
Supervisor berperan dalam:

a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan

yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai

tujuan RS.

b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan

anggaran keperawatan.

c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola

Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi

begitu saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat

dijalankan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan

kesenjangan dalam pelayanan keperawatan.

8. Teknik Supervisi

Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :

1. Mengacu pada standar asuhan keperawatan

2. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk

menetapkan pencapaian.

3. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas

asuhan.

Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan

yang diberikan oleh Perawat Anggota berdasarkan standar asuahan yang

telah ditetapkan. Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:

1) Supervisi langsung:

Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang

berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back

dan perbaikan.

Adapun prosesnya adalah:

154
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan

keperawatan didampingi oleh supervisor.

b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement

dan petunjuk

c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi

yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan

memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang

positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.

2) Supervisi secara tidak langsung:

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.

Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga

mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara

tertulis.

9. Peran Kepala Ruangan, Dan Perawat Asosiet dalam MAKP dengan

MetodeTim Primer:

1) Peran Kepala Ruangan:

a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.

b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru

c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.

d. Evaluasi kerja.

e. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf

f. Membuat 1–2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang

terjadi.

155
2) Peran Perawat Anggota:

Terlaksananya Asuhan Keperawatan dengan proses keperawatan

yang komprehensif kepada klien dan keluarganya sesuai dengan standar

asuhan keperawatan. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan

standar askep yang ditetapkan dan pelaksanaan tindakan keperawatan

sesuai Protap/SOP yang ditetapkan.

156
DAFTAR PUSTAKA

Arwani, (2005). Manajemen Bangsal Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.

Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam

Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

Gillies, (2009). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi

Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

PSIK, (2013). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program

Pendidikan Ners. Surabaya.

157
Standar Oprasional Prosedur Rawat Luka

SOP PERAWATAN LUKA

Pengertian Mengganti balutan luka dan mengobati luka dengan obat desinvektan
Melindungi luka dari trauma mekanik
Mengimoblikasikan luka
Mengobati drainase
Mencegah kontaminasi dari kotoran-kotoran tubuhn (falls, urine)
Tujuan Membantu hemostasis
Menghambat atau membunuh mikro organism
Memberikanlingkunga psikologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
Memberikan rasa aman bagi mental dan fisik klien
Mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan
Dilakukan pada pasien yang terdapat luka
Kebijakan
Ada dokter dari dokteryang merawat
Paeking set perawatan luka
Obat-obatan antiseptik, alcohol 70%, betain, nacl, 0,9%
Plaster + gunting
Persiapan Sepasang sarung tangan seteril dan non steril
Bengkok
Perlak dan pengalas
Kantong plastik tempat sampah medis
Berikan salam panggil pasien dengan
namanya Perawat mencuci tangan
Jelaskan pada pasien prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Berikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai
Menanyakan keluhan utama klien
Pertahankan privasi klien selama kegiatan dilakukan
Atur posisi klien, berikan pengalas
Lepas plaster dan balutan dengan menggunakan sarung tangan/pinet dan
kapas alcohol
Kaji kondisi luka
Cuci tangan
Buka alat-alat steril dan pertahankan supaya tidak terkontaminasi, tuangan
Prosedur antiseptik, tambahkan alat dan bahan yang diperlukan
Bersikan luka sesuai dengan kondisi luka dengan tetap mempertahankan
sterilisasi
Fiksasi kasa dengan plaster
Kembalikan klien keposisi semula
Evaluasi perasaan klien
Simpulkan hasil kegiatan
Akhiri kegiatan, bersihkan alat-alat
Perawat mencuci tangan
Catat waktu perawatan luka, kondisi luka, cara perawatan.

Kepala Bidang Perawatan


Ka. UPP
Unit Terkait
Seluruh Paramedis
Pasien

158
PROPOSAL
KEGIATAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA

A. Pendahuluan

Peran dan fungsi perawat yang dilaksanakan dengan baik dan benar

akan menunjukkan sikap profesionalisme perawat itu sendiri, terutama

peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik

melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim

kesehatan yang lain. Hal ini juga berkaitan dengan tuntutan profesi dan

tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan

pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan

yang terjadi. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan

keefektivitasannya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima

pasien (Nursalam, 2011).

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan

keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin

dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan

mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan

perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat

sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan

sempurna. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim penanggung jawab

shift sore atau shift malam secara tulisan dan lisan (Nursalam, 2011).

Berdasarkan dari hasil kuesioner, dan pengamatan yang dilakukan di

Ruang Dahlia didapatkan bahwa pelaksanaan timbang terima sudah berjalan

secara cukup baik. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim dan

159
didampingi oleh kepala ruangan. Perawat berdiskusi bersama mengenai

kondisi terbaru pasien. Perawat berdiskusi dan membicarakan tentang

perkembangan pasien dan diagnosanya. Perawat mengecek rencana

keperawatan dan program baru dari dokter. Namun perawat kurang

menjelaskan kepada pasien mengenai rencana hari ini dan memberi

kesempatan pasien untuk bertanya. Oleh karena itu pada kesempatan ini

kami mahasiswa Stikes Buleleng akan mencoba untuk melaksanakan

timbang terima pasien berdasarkan konsep manajemen keperawatan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengkomunikasikan segala informasi yang berkaitan dengan kondisi pasien.

2. Tujuan Khusus

a. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien (data fokus).

b. Menyampaikan keluhan pasien sehingga dapat ditindak lanjuti

oleh shift berikutnya apabila pada shift sebelumnya belum teratasi.

c. Menyampaikan askep dan tindakan kolaboratif yang sudah

dilakukan kepada pasien.

d. Menyampaikan askep dan tindakan kolaboratif yang belum

dilakukan kepada pasien.

e. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh shift berikutnya.

f. Menyampaikan informasi atau data lainnya seperti advise

dokter yang perlu ditindaklanjuti.

C. Manfaat

1. Bagi Perawat

a. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar perawat.

b. Menjalin hubungan yang bertanggung jawab antar perawat.

c. Meningkatkan kualitas pelaksanaan askep terhadap penderita yang

berkesinambungan.

160
2. Bagi Pasien

Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung pada saat

perawat melakukan validasi data

D. Pengorganisasian

1. Kepala Ruangan : Putu Krisn Yudha, S.Kep

2. PP I (pagi) : Putu Riska Febrianti, S.Kep

3. PP II (pagi) : Putu Nadya Satya Mayanti, S.Kep

4. Pembimbing (CT) : Ns. Gede Nur Widya Putra, S.Kep.,M.Kep

5. Pembimbing (CI) :Ns. Ni Putu Ayu Giraldine Istari, S.Kep

E. Pelaksanaan Timbang Terima

Hari / Tanggal : Jumat, 4 Februari

2022

Pukul : 07.30

Pelaksana : Dari Katim I dan II (Shift pagi) dan anggota shift pagi ke

anggota Shift Sore diikuti oleh Kepala Ruangan

Tempat : Nurse Station dilanjutkan dikamar pasien

Sasaran : Pasien yang di rawat di Ruang Dahlia RSU Negara

Metode : Pelaporan dan Tanya jawab

Media : a. Format timbang terima c. Lembar observasi


b. Status pasien
d. Bolpoint dan buku catatan

161
F. Mekanisme Kegiatan

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA


Persiapan  Kedua kelompok Shift sudah siap 5 menit Nurs Karu
dan berkumpul di Nurse Station e
 Kelompok yang akan bertugas Statio
menyiapkan catatan (Work n
Sheet), Anggota yang akan
mengoperkan menyiapkan buku
timbang terima
 Kepala ruangan membuka acara
timbang terima dilanjutkan
dengan doa
bersama.
Pelaksana  Katim I dan II bersama PA yang 20 menit Nurs Karu, PP,
an
shift pagi melakukan operan e Anggota
kepada PA shift sore didampingi Statio
oleh karu, hal-hal yang perlu n
disampaikan saat timbang terima:
a. Identitas pasien dan
diagnosa medis
b. Masalah keperawatan yang
muncul.
c. Data Fokus (Keluhan
subyektif dan obyektif)
d. Rencana keperawatan yang
sudah/belum dilaksanakan.
e. Tindakan kolaboratif dan
dependensi.
f. Persiapan rencana umum
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur tindakan
Karu dan
tertentu), perlu disampaikan
semua
untuk ditindak lanjuti.
perawat
 Perawat yang melakukan operan
dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang
162
telah dioperkan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
 Sedapatnya
mengupayakan penyampaian
yang jelas, singkat dan padat.
 Karu diikuti semua perawat
keliling ke
tiap pasien. Katim dan Anggota
shift

163
Sore melakukan validasi data.
 Lama timbang terima setiap
pasien kurang lebih 5 menit, Bed
pasien
kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan
lebih rinci.
Penutup  Perawat kembali ke Nurse 5 menit Nurs Semua
Station. perawat
e
Diskusi tentang hasil validasi.
Statio
 Setelah proses timbang terima
n PP dan
selesai dilakukan maka Katim I
Anggota
dan Katim II menandatangani
laporan timbang terima diketahui
oleh Karu.
 Karu menutup timbang terima, Karu
Karu memberikan reward kepada
Katim Pagi dan PA Pagi serta
mengucapkan selamat
bekerja kepada PA shift sore.
G. Kriteria Evaluasi

1. Struktur

a. Persiapan sarana prasarana yang menunjang antara lain : format

timbang terima, status pasien, buku operan, dan alat tulis, serta kedua

kelompok shif timbang terima telah datang.

b. Kesiapan perawat terhadap perkembangan pasien

2. Proses

a. Kelancaran kegiatan

b. Kelengkapan isi timbang terima

c. Peran serta perawat yang bertugas

3. Hasil

a. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.

b. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien dengan jelas.

c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

d. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga.

164
MATERI KEGIATAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
DI RUANG DAHLIA RSU NEGARA
A. Pengertian

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang bekaitan dengan

keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin

dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan

mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan

perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat

sehingga berkesinambungan dan asuhan keperawatan dapat dapat berjalan

dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim keperawatan

kepada ketua tim (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara

tertulis dan lisan (Nursalam, 2009).

B. Alur Timbang Terima

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS/ DIAGNOSA KEPERAWATAN


MASALAH KOLABORATIF

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN

MASALAH
(Teratasi, belum teratasi, teratasi sebagian, dan muncul masalah baru)

165
C. Tujuan

a. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien (Data Fokus).

b. Menyampaikan keluhan pasien sehingga dapat ditindak lanjuti oleh shift

berikutnya apabila pada shift sebelumnya belum teratasi.

c. Menyampaikan askep dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan

kepada pasien.

d. Menyampaikan askep dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan

kepada pasien.

e. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh shift

berikutnya.

f. Menyampaikan informasi atau data lainnya seperti advise dokter yang

perlu ditindaklanjuti.

D. PELAKSANAAN

a. Langkah-langkah

1) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

2) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan

hal-hal apa yang akan disampaikan

3) Anggota shift malam menyampaikan kepada perawat primer dan

Anggota shift pagi, dari perawat primer kepada Anggota shift sore, dan

Anggota shift sore kepada Anggota shift malam yang meliputi:

 Kondisi atau keadaan pasien secara umum

 Tindak lanjut atau shift yang menerima operan

 Rencana kerja untuk shift yang menerima operan

4) Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak

terburu-buru

5) Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung

melihat keadaan pasien

166
b. Prosedur Timbang Terima

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :

1) Persiapan

 Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap

 Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

2) Pelaksanaan

Dalam penerapan sistem MAKP Tim, timbang terima

dilaksanakan oleh ketua tim kepada ketua tim yang mengganti jaga

pada shift berikutnya:

(a) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantin shift atau operan.

(b) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan

tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah

dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu

dilimpahkan.

(c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang

lengkap sebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan

kepada perawat jaga berikutnya.

(d) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :

 Identitas pasien dan diagnosa medis

 Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul

 Data fokus (Keluhan subyektif dan obyektif)

 Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan

 Intervensi kolaboratif dan dependensi

 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam

kegiatan selanjutnya

167
(e) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan

klarifikasi tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan

dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

(f) Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat

(g) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit

kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang

lengkap dan rinci

(h) Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap pasien dan

melakukan validasi data.

(i) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada

buku laporan ruangan oleh perawat primer.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Dilaksanakan tepat waktu, setiap pergantian shift.

2) Dipimpin oleh Karu atau penanggung jawab pasien (Katim)

3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan shift.

4) Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab.

5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan

menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan

pasien.

6) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.

7) Saat timbang terima dikamar pasien, menggunakan volume suara yang

cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang

privasi bagi pasien. Semua yang dianggap rahasia sebaiknya tidak

dibicarakan secara langsung didepan pasien.

8) Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut sebaiknya dibicarakan

di nurse station (Nursalam, 2011)

168
E. TEKNIK TIMBANG TERIMA

Teknik operan fokus ke pasien :

a.Dekati dan sentuh pasien

b. Ucapkan salam

c.Bicarakan perkembangan sementara pasien

d. Tanyakan keluhan pasien

e.Tanyakan respon klien selama dirawat

f. Laporan pasien (vital sign, KU stabil atau tidak)

g. Pemeriksaan luka, drain, IVFD, balance cairan, catheter.

h. Cek rencana keperawatan

i. Cek program baru

j. Jelaskan ke pasien rencana hari ini

k. Beri kesempatan pasien bertanya

l. Pemeriksaan kembali catatan keperawatan

m. Dokumentasikan

n. Lanjutkan ke pasien selanjutnya

Timbang terima merupakan cara menyampaikan dan menerima suatu

laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima yang baik bila

semua perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara kontinyu dan

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan format

timbang terima.

Prosedur Kerja:

a. Dilakukan di nurse station

1) Ucapkan salam kepada teman shift selanjutnya

2) Operkan jumlah pasien, pasien observasi, rencana kegiatan keluar

ruangan (Rontgen, OK, HD)

169
b. Dilakukan di depan pasien

1) Mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan pasien.

2) Perawat memberikan penjelasan yang realistik mengenai

perkembangan sementara.

3) Perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya.

4) Perawat mengucapkan salam kepada pasien dan keluarganya.

5) Perawat memanggil nama yang disenangi pasien dengan hormat

6) Perawat memperkenalkan diri kepada klien saat awal kontak.

7) Perawat memberikan sentuhan ringan saat menanyakan keluhan

pasien.

8) Perawat memperkenalkan pasien kepada shift jaga berikutnya dan

ditulis pada catatan keperawatan dengan SOAP dan ditandatangani

kedua belah pihak.

9) Perawat mengakhiri tindakan dengan salam dan kontrak waktu.

170
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SISTEM TIMBANG TERIMA

A. Definisi

Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan

keadaan klien.

B. Tujuan

1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

3. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar

anggota tim perawat.

4. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang

berkesinambungan.

C. Manfaat

1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh

perawat pada shift berikutnya.

2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan

dengan keadaan klien yang sebenarnya.

3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang

belum terungkap.

D. Metode Pelaporan

1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung

kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan

kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana

keperawatan.

2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat

kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.

171
E. Prosedur Pelaksanaan

1. Kedua kelompok dinas sudah siap.

2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh

terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah

dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan

(tanggung jawab)

3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang

sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada

petugas berikutnya.

4. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :

a) Identitas klien dan diagnosa medis.

b) Masalah Keperawatan yang masih muncul.

c) Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)

d) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.

e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan

operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain,

persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.

f) Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.

5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,

tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang

terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.

6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan

padat.

7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam

kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

172
F. Hal-hal yang perlu Diperhatikan

1. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.

2. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.

3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.

4. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.

5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan

menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.

6. Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada

pada klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari

masalahnya terlebih dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian), baru

kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan

serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.

7. Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara

yang pelan dan tegas (tidak berbisik) agar klien disebelahnya tidak

mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privasi klien, terutama

mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan

secara langsung di dekat klien. Bila ada informasi yang mungkin membuat

klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang

perawat.

173
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TIMBANG TERIMA PASIEN (OVERAN)

Pengertian : Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau

cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu

(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien pada saat

pergantian shift

Tujuan : Meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar perawat,

menjalin hubungan yang bertanggung jawab antar

perawat, dan meningkatkan kualitas pelaksanaan askep

terhadap penderita yang berkesinambungan.

Persiapan Alat :

(1) Catatan keperawatan dan catatan medis pasien

(2) Buku timbang terima

(3) Alat tulis

Prosedur :

NO ASPEK YANG DINILAI


Persiapan
1 Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse Station
2 Kepala ruangan memeriksa kesiapan timbang terima tiap perawat primer
3 Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet), perawatasosiet
yang akan mengoperkan dan menyiapkan buku timbang terima
4 Kepala ruangan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa bersama.
Pelaksanaan
5 Perawatasosiet shift sebelumnya melakukan timbang terima kepada perawat primer
(shift malam ke pagi), perawat primer kepada perawatasosiet shift selanjutnya
(shift pagi ke siang) atau perawatasosiet shift sebelumnya kepada perawatasosiet
shift selanjutnya (shift siang ke malam).
6 Hal-hal yang perlu disampaikanpada saat timbang terima :
Identitas klien dan diagnosa medis termasuk lama hari rawat atau post op.
Data fokus (subyektif dan obyektif)
Masalah keperawatan yang muncul
Tindakan keperawatan yang sudah/belum dilaksanakan (tindakan kolaboratif dan
dependen).
Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu) atau yang perlu disampaikan untuk
ditindak lanjuti
7 Perawat primeratau perawat asosiet shift selanjutnya melakukan klarifikasi
terhadap data yang disampaikan

174
8 Sedapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat. Lama
timbang terima setiap klien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih rinci.
9 Semua perawat keliling ke tiap klien. Perawat primeratau perawat asosiet shift
selanjutnya melakukan validasi data secara langsung kepada klien
Penutup
10 Perawat kembali ke Nurse Station mendiskusikan tentang hasil validasi

11 Setelah proses timbang terima selesai dilakukan maka perawat primer dan
perawatasosiet menandatangani laporan timbang terima diketahui oleh Kepala
ruangan
12 Kepala ruangan menutup timbang terima dan memberikan reward kepada
kelompok dinas shift sebelum dan mengucapkan selamat bekerja kepada kelompok
dinas shift selanjutnya
13 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan pasien

175
PRAKTIK PROGRAM PROFESI NERS
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

Hari/Tanggal : Jumat, 4

Februari 2022

Jam : 07.30/08.00 Wita

Tempat : Ruang Dahlia RSU Negara

Acara : Timbang terima

A. Acara dihadiri oleh :

1. Mahasiswa STIKES BULELENG sebanyak 7 orang

B. Susunan acara :

1. Persiapan anggota dalam kegiatan Timbang terima terutama yang

bertindak sebagai kepala Ruangan, Katim dan Anggota.

2. Pelaksanaan Role play yang diawasi oleh Pembimbing Klinik dan

pembimbing akademik

3. Diskusi jalannya Kegiatan Timbang terima bersama Pembimbing Klinik

dan pembimbing akademik

C. Hasil Evaluasi :

a. Evaluasi stuktur

Persiapan dilaksan akan 2 hari sebelum acara dimulai dari

pembuatan proposal, berlatih role-play serta persiapan peran, kepala

ruangan, Katim dan perawat anggota pelaksana yang akan melakukan

timbang terima.

176
b. Evaluasi Proses

NO WAKTU KEGIATAN
1. 07.30 Melaksanakan role-play timbang terima sesuai
peran yang diperankan oleh kepala ruangan, PP
dibantu perawatan aggota di Nurse Station.

2. 07.45 Melaksanakan role play timbang terima keliling


kepasien, antara PP dibantu perawatan ggota.
4. 07.50 Diskusi dengan pembimbing :
Pembimbing Klinik dan pembimbing akademik
Saran :
Secara keseluruhan proses kegiatan timbang
terima berjalan dengan baik.
Pelaporan kondisi pasien sebaiknya difokuskan
pada pasien yang perlu perhatian khusus agar
waktu berjalannya timbang terima lebih efisien
mengingat situasi banyaknya pasien di ruangan.
5 08.00 Kegiatan timbang terima berakhir
c. Evaluasi Hasil

 Timbang terima di lakukan dari sift malam ke sift pagi, dimana yang

menjabat sebagai kepala ruangan adalah Putu Krisna Yudha, S.Kep,

sebagai Katim 1 adalah Putu Riska Febrianti, S.Kep, sebagai Katim 2

adalah Putu Nadya Satya Mayanti, S.Kep

 Kegiatan dihadiri pembimbing klinik yang mengawasi proses timbang

terima

 Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan

baik.

 Masing – masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing –

masing.

177
178

Anda mungkin juga menyukai