Anda di halaman 1dari 43

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

ANALISIS METODE TIM DI RUANG ANGGREK 2


RSUD Dr.SOESELO SLAWI KAB.TEGAL

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. ANY SETYAWATI D1022001


2. ARI DWI KAMALUDIN D1022002
3. BAGUS SLAMET SETIAWAN D1022003
4. BASUKI D1022004
5. EKA RATNA SARI D1022005
6. KHIYAROTUL LAELI D1022006
7. MASITOH D1022007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa


Laporan akhir stase manajemen keperawatan yang berjudul:

ANALISIS METODE TIM DI RUANG ANGGREK 2


RSUD Dr.SOESELO SLAWI KAB.TEGAL

Dipersiapkan dan disusun oleh :

KELOMPOK 1

Telah dipaparkan di hadapan pembimbing pada November 2022 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima.
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

AGUS BUDIANTO, M.Kep ARIF TRI SUBEKTI S.Kep.Ns


DAFTAR
ii ISI
COVER
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Tujuan Umum.................................................................... 4
C. Tujuan Khusus................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................. 6
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN.......................
A. Analisa struktur organisasi ruangan dengan metode askep
tim.....................................................................................
B. Klasifikasi pasien yang dirawat.........................................
C. Kebutuhan tenaga perawatan menggunakan metoda
Dauglas dan depkes............................................................
D. Analisa pengaturan jadwal dinas dan pembagian
perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
E. Analisa pelaksanaan supervise...........................................
F. Analisa pelaksanaan delegasi.............................................
G. Analisa pelaksanaan pasien safety.....................................
H. Penilaian indikator mutu umum yang meliputi
BOR,ALOS,TOI................................................................
I. Laporan penilaian indikator keperawatan yang meliputi:
pengkajian resiko jatuh, penilaian decubitus, survailans
HAIs ( Bloodstrem infektion, urinary trac infektion,
surgical site infection, hospital associated pneumonia /
ventiltor associated pneumonia)........................................
J. Ringkasan kegiatan role play ronde keperawatan..............
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan yang makin besar dari masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang
berkualitas dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon dan ditanggapi dengan
serius oleh temen-temen perawat. Oleh karena itu pelayan keperawatan ini perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan kemasa depan demi kemajuan
keperawatan di Indonesia. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan
berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini, dan menjadi tenaga perawat yang
profesional pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh
itu inovasi daalam pendidikan keperawatan yang ada, praktik keperawatan, ilmu
keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan indonesia
dalam proses profesionalitas (Satria, 2011).

Proses profesionalitas merupakan proses oengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,


dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. perubahan-perubahan ini
akan membewa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu pelayan kesehatan
atau keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuaianya jenis dan keahlian tenaga
kesehatan atau keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat bertambahnya
kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan. oleh karena itu alasan-alasan diatas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya
manajemen keperawatan.

Manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tatanan pelayan nyata di


Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di
dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Untuk lebih memahami arti dari manajemen
keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang di maksud dengan
organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
personel di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih
mengerti bagaimana konsep dasar dari manajemen keperawatan itu sendiri.

Penerapan menurut WJS Purwadarminta (2008) adalah perihal memperaktekkan ilmu


dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan dapat diartikan juga melakukan sesuatu secara
rutin bukan hanya menggunakannya untuk sesekali waktu (Rudiono, 2010). Penerapan
asuhan keperawatan metode tim ini dikenal di Indonesia pada tahun 1996 yang telah
diterapkan dibeberapa rumah sakit. Dalam penerapannya metode tim memiliki beberapa
kelebihan diantaranya, memungkinkan pelayanan yang menyeluruh, mendukung
pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Dengan kelebihan ini
sangat memungkinkan metode tim akan meningkatkan kepuasan terhadap pasien,
walaupun metode tim juga mempunyai kelemahan yaitu, komunikasi antar anggota tim
terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu
karna sulit untuk melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk (Heru Supriyanto, 2007).

Penerapan asuhan keperawatan metode tim menurut WHO askep merupakan proses
atau kegiatan pada praktek yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien
diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan kaidah-kaidah keperawatan
sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistik
dan masalah yang dihadapi klien Penerapan asuhan keperawatan metode tim adalah
sistem yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan yang menopang pemberian asuhan keperawatan
tersebut : ketenagaan keperawatan, metode asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan (Satria, 2011).

Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional bertanggung


jawab untuk memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki
secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya. Untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang baik dan dapat bersaing dengan institusi lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan, diperlukan adanya metode pemberian
asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan oleh karena
pelayanan yang baik salah satunya diawali oleh motivasi perawat yang tinggi.
(Nursalam, 2007 ).
Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP) telah dilaksanakan dibeberapa
Negara, termasuk rumah sakit di Indonesia, sebagai suatu upaya rumah sakit untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan yang menunjang
kegiatan keperawatan professional dan sistematik (Nursalam, 2009). Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur,
proses dan nilai-nilai professional yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian
asuhan keperawatan tersebut (Sitorus,2006). Struktur dalam MPKP meliputi penetapan
jumlah tenaga keperawatan, penetapan jenis tenaga keperawatan dan penetapan standar
rencana asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil observasi / pengamatan awal peneliti di RSUD Dr.Soeselo Slawi


Kabupaten Tegal khususnya di ruang rawat inap anggrek 2 telah menerapkan metode tim
akan tetapi jauh dari penerapan yang sebenarnya mulai dari penerapan timbang terima
kenyataan dilapangan terkadang dilaksanakan terkadang tidak, pre dan post conference
belum dilaksanakan ronde keperawatan yang seharusnya diperlukan pelibatan pasien
dalam pemberian asuhan keperawatan kenyataannya tidak melibatkan pasien, dan masih
ada kekurangan atau kekeliruan yang dilaksanakan dalam penerapan metode tim.

1.2 Tujuan Umum


Setelah melaksanakan Praktik Manajemen Keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat
melakukan pengelolaan tugas keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat
maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik
kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

1.3 Tujuan Khusus

1.3.1 Mahasiswa mampu menganalisis struktur organisasi ruang Anggrek 2 dengan metode
askep tim.
1.3.2 Mahasiswa mampu menentukan klasifikasi pasien yang dirawat diruang Anggrek 2.
1.3.3 Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode
douglass dan dinkes diruang Anggrek 2.
1.3.4 Mahasiswa mampu menganalisa pengaturan jadwal dinas dan pembagian perawat
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien diruang Anggrek 2.
1.3.5 Mahasiswa mampu menganalisa pelaksanaan supervisi diruang anggrek 2.
1.3.6 Mahasiswa mampu menganalisis pelaksanaan delegasi diruang anggrek 2.
1.3.7 Mahasiswa mampu menganalisis patient safety diruang anggrek 2.
1.3.8 Mahasiswa mampu melakukan penilaian indikator mutu umum yang meliputi BOR,
ALOS, TOI diruang Anggrek 2.
1.3.9 Mahasiswa mampu membuat laporan penilaian indikator keperawatan yang meliputi :
pengkajian resiko jatuh, penilaian decubitus, survailan HALs ( Bloodstream infection,
hospital associated pnemonia / ventilator associated pnemonia ) diruang Anggrek 2.
1.3.10 Mahasiswa mampu memahami, mempraktekan dan mengidentifikasi kegiatan
roleplay pre conferece, post conference, timbang terima dan ronde keperawatan.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Manajemen Keperawatan

Menejemen keperawatan merupakan suatu proses kerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses menejemen keperawatan
berjalan dengan metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga di
harapkan keduanya dapat saling mendukung. Proses keperawatan sebagaimana menejemen
keperawatan terjadi seperti identifikasi masalah, perancanaan, pengumpulan data, pelaksanaan
dan evaluasi hasil (Nursalam, 2013).

Manejemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber


sumber keperawatan dengan menerapkan proses menejemn untuk mencapai tujuan dan
obyektifitas asuhan keperawatan. Menejemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat
untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan data pasien. Tugas menejemen keperawatan
adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasai keuangan yang ada,
perawatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan
ekonomis pada pasien ( Gillies, 2000).

2.2 Fungsi Manajemen Keperawatan

Kholid (2013) menyatakan fungsi manajemen keperawatan, memudahkan perawat dalam


menjalankan asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan klien dirumah
sakit terpenuhi. Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan
fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating) dan pengendalian/evaluasi (controlling)

2.2.1 Perencanaan (Planning)

Fungsi perencanaan merupakan suatu penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai,
perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan. Didalam proses keperawatan
perencanaan membantu perawat dalam menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan
sesuai dengan konsep dasar keperawatan. Planning memutuskan seberapa luas akan dilakukan,
bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya.

2.2.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan dan mengatur


berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang-wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.3 Penggerakan (Actuating)

Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya


memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya
organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Tujuan penggerakan
adalah menciptakan kerjasama yang lebih efisien, mengembangkan kemampuan dan
keterampilan staf, menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan, mengusahakan
suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf, membuat
organisasi berkembang secara dinamis.
Dalam organisasi pelayanan keperawatan, dalam ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan
yang didalamnya terdapat aplikasi komunikasi, antara lain sebagai berikut.

a. Operan atau timbang terima


Merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan mengoperkan asuhan keperawatan
kepada shift berikutnya.
b. Pre Conference
Komunikasi ketua tim/penanggung jawab shift dengan perawat pelaksana setelah selesai
operan.
c. Post Conference
Komunikasi ketua tim/ penanggung jawab shift dengan perawat pelaksana sebelum timbang
terima mengakhiri dinas dilakukan.
d. Pendelegasian
Kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain bertujuan agar aktivitas organisasi tetap
berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Supervisi
Bentuk komunikasi yang bertujuan memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.

3 Pengendalian/evaluasi (Controlling)
Kholid (2013) menyatakan controlling merupakan proses pemeriksaan apakah segala
sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan

Data Umum Ruangan


a) Tenaga dan pasien (M1 – Man) adalah ketenagaan, yang terdiri dari ( struktur
organisasi, jumlah ketenagaan yang dibutuhkan dalam hal ini perawat atau non
perawat, pengaturan ketenagaan, jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari
jumlah pasien dan tingkat ketergantungan ).Tenaga perawat yang ada di ruang
anggrek 2 ada 21 perawat, ruang anggrek 2 melayani pelayanan pasien anak- anak.
b) Bangunan, sarana dan prasarana (M2 – Material) adalah pengumpulan data yang akan
dilakukan pada sarana dan prasarana (M2) adalah lokasi dan denah, lokasi yang akan
diberikan MAKP, peralatan dan fasilitas, fasilitas yang akan digunakanuntuk
memenuhi terlaksananya MAKP.Ruang anggrek 2 berada di lantai satu dekat dengan
ruang nusa indah dan anggrek 1 atau ruang perawatan jiwa Baugenvil. Terdapat ruang
nurse station, ruang linen kotor dan bersih dan 2 alat APAR, tidak terdapat ruang
tindakan. Kamar pasien terdiri dari ruang kls 2,dan kls 3
c) Metode pemberian asuhan keperawatan (M3 – Methode) adalah metode pengumpulan
data yang akan dilakukan meliputi penerapan MAKP, operean, ronde keperawatan,
pengelolaan logistik dan obat, perencanaan pulang ( Discharge Planning), supervisi
dan dokumentasi.Ruang Anggrek 2 menggunakan sistem MAKPnya metode tim.
d) Pembiayaan (M4 – Money) adalah biaya perawatan pasien diruangan baik dari biaya
sendiri, asuransi, askes dll.Pembiayaan pasien diarahkan langsung ke kasir rawat inap
yang ada di lantai 1.
e) Pemasaran (M5 – Marketing) dalam hal ini pengumpulan data yang akan dilakukan
pada pemasaran termasuk mutu meliputi BOR pasien, mutu pelayanan keperawatan.
Pemasaran dilakukan pihak marketing rumah sakit.
STRUKTUR ORGANISASI RUANG ANGGREK 2

Kepala Instalasi Rawat Inap

Dr. Abdul Khanis, Sp.A

Kepala Ruang Anggrek 2

Fadhil, S.Kep,.Ns

Katim 2
Katim 1
Andi Tentri Bali, S.Kep
Siti Nurasiyah, AMK

Anggota Anggota

1. Sigit Eko Prasetyo,S.Kep,.Ns 1. Wahyu Sapto Aji, S.Kep,.Ns


2. Tia Anggun Lestari, AMK 2. Dicky Maryanti, AMK
3. Purwi Setyaningrum, AMK 3. Siti umayah,S.Kep,.Ns
4. Restu wicaksono, S.Kep 4. Afika Argimasetya, AMK
5. Siti Fathiya, AMK 5. Ika Mutiara, S.Kep,.Ns
6. Dela Ayu Kusuma, AMK 6. Anggun Desy LarasAW, AMK
7. Hilmawan Burhanudin, AMK 7. Herry Anggoro, AMK
8. Anita, AMK 8. Sucianistia M, AMK
9. Desi Mugiarti, AMK 9. Riska Noviasari, AMK
BAB 3

HASIL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR ORGANISASI RUANG ANGGREK 2

Kepala Instalasi Rawat Inap

Dr. Abdul Khanis, Sp.A

Kepala Ruang Anggrek 2

Fadhil, S.Kep,.Ns

Katim 2
Katim 1
Andi Tentri Bali, S.Kep
Siti Nurasiyah, AMK

Anggota Anggota

Sigit Eko Prasetyo,S.Kep,.Ns Wahyu Sapto Aji, S.Kep,.Ns


Tia Anggun Lestari, AMK Dicky Maryanti, AMK
Purwi Setyaningrum, AMK Siti umayah,S.Kep,.Ns
Restu wicaksono, S.Kep Afika Argimasetya, AMK
Siti Fathiya, AMK Ika Mutiara, S.Kep,.Ns
Dela Ayu Kusuma, AMK Anggun Desy LarasAW, AMK
Hilmawan Burhanudin, AMK Herry Anggoro, AMK
Anita, AMK Sucianistia M, AMK
Desi Mugiarti, AMK Riska Noviasari, AMK

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang Anggrek 2


(Sumber KaRu Anggrek 2, tahun 2022)
1. Uraian tugas terlampir
2. Pendokumentasian proses keperawatan
a. Pengkajian : Pengkajian pasien baru terisi < 24 jam
b. Diagnosa : diagnosa kerja sudah ada sesuai Panduan Asuhan Keperawatan untuk
diagnosa Anak..
c. Intervensi : Intervensi yang direncakan sesuai dengan keluhan dan masalah yang
dialami pasien
d. Implementasi: Tindakan implementasi sudah sesuai dengan intervensi keperawatan
e. Evaluasi : Evaluasi keperawatan sudah terisi secara penuh
3. Pengaturan jadwal dinas : PJ shift, distribusi tenaga, keterlibatan perawat dalam
pembuatan jadwal Pembuatan jadwal dinas dilakukan oleh kepala ruang dengan
melibatkan staff perawat dengan cara diskusi dan bersifat terbuka tetapi keputusan tetap
pada Kepala Ruang. Penanggung jawab shift dilakukan oleh kepala tim.
4. Pengaturan daftar pasien/ Klarifikasi pasien. Pasien ditempatkan berdasarkan kelas yaitu
untuk pasien 3.tetapi apabila ada pasien kelas 1 atau 2 yang kapasitasnya penuh, maka
ruang anggrek 2 ini bisa dipergunakan untuk menunggu kelas yang sesuai kosong.
5. Pengorganisasian perawatan pasien Perawat yang bertugas pada jam dinas, memegang
semua pasien tanpa membedakan tingkat Pendidikan berdasarkan kelas ruangan

3.1 Hasil Pengkajian

3.1.1 Struktur Organisasi dengan metode tim di ruang Anggrek 2

Struktur organisasi ruang Anggrek 2 terdiri dari paling atas adalah kepala instalasi ruang
rawat inap yang diketuai oleh dr. Abdul Khanis, Sp.A. Penaggungjawab ruangan atau kepala
Ruang Fadhil, S.Kep,.Ns dan ada 2 KATIM yang masing-masing membawahi 9 anggota
perawat pelaksana.

3.1.1.1 Analisa berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan data yang di dapat, maka mayoritas tenaga keperawatan di ruang anggrek 2
adalah sebagai berikut :

Pendidikan Jumlah
D III Keperawatan 14 orang

S1 Keperawatan 2 orang

Ners 5 orang

Mayoritas perawat Anggrek 2 adalah berpendidikan D3 Keperawatan hal ini dikarenakan


kebutuhan perawat diAnggrek 2 adalah perawat pelaksana.

3.1.1.2 Analisa berdasarkan masa kerja

Lama kerja Jumlah

0-3 tahun 9 orang

4-6 tahun 4 orang

7-9 tahun 3 orang

Masa kerja paling banyak untuk perawat diruang Anggrek 2 adalah lama kerja kurang dari 3
tahun. hal ini dikarenakan tenaga perawat mengambil dari seleksi BLUD berdasarkan tingkat
kebutuhan Rumah sakit. Dan karena tenaga perawat PNS yang sedikit.

3.1.1.3 Analisa berdasarkan level Perawat Klinik

Level Perawat Klinik Jumlah

PK 1 14 orang

PK 2 6 orang

PK3 1 orang

Analisis dari PK untuk PK 1 berjumlah 1 orang, PK 6 orang dan PK 1 14 orang hal ini lebih
banyak didominasi oleh PK1 dikarenakan perhitungan masa kerja dan tingkat pendidikan dari
perawat.

NO NAMA TIM LEVEL MASA KERJA


PK
1 FADHIL Pk 3 26 tahun
2 SITI NURASIYAH 1 Pk 2 13 tahun
3 ANDI TENTRI 2 Pk 2 9 tahun
4 SUCIANISTISIA 2 Pk 2 9 tahun
5 SIGIT EKO P 1 Pk 1 4 tahun
6 ANITA 1 Pk 1 0 tahun
7 RESTU 1 PK 1 0tahun
8 TIA ANGGUN L 1 Pk 2 9 tahun
9 FATIYA 2 Pk 1 4 tahun
10 HILMAWAN 1 Pk 2 4 tahun
11 DELLA AYU 1 Pk 1 0 tahun
12 WAHYU SAPTO 2 Pk 1 3 tahun
13 IKA MUTIARA 2 Pk 1 4 tahun
14 AFIKA 2 Pk 1 3 tahun
15 ANGGUN DESY 2 PK 1 2 tahun
16 DICKY MARYANTI 2 PK 2 11 tahun
17 SITI UMAYAH 2 Pk 1 3 tahun
18 HERI ANGGORO 2 Pk 1 2 tahun
19 RISKA 2 PK 1 0 tahun
20 DESI MUGIARTI 1 Pk 1 4 tahun
21 SITI FATHIYA 1 PK 1 2 tahun

3.1.1.4
a. Analisa berdasarkan level perawat klinik

LEVEL MASA KERJA


NO NAMA TIM PK
1 FADHIL Pk 3 26 tahun
2 SITI NURASIYAH 1 Pk 2 13 tahun
3 ANDI TENTRI 2 Pk 2 9 tahun
4 SUCIANISTISIA 2 Pk 2 9 tahun
5 SIGIT EKO P 1 Pk 1 4 tahun
6 ANITA 1 Pra Pk 0 tahun
7 RESTU 1 Pra PK 0tahun
8 TIA ANGGUN L 1 Pk 2 9 tahun
9 FATIYA 2 Pk 1 4 tahun
10 HILMAWAN 1 Pk 2 4 tahun
11 DELLA AYU 1 Pra Pk 0 tahun
12 WAHYU SAPTO 2 Pk 1 3 tahun
13 IKA MUTIARA 2 Pk 1 4 tahun
14 AFIKA 2 Pk 1 3 tahun
15 ANGGUN DESY 2 PK 1 2 tahun
16 DICKY MARYANTI 2 PK 2 11 tahun
17 SITI UMAYAH 2 Pk 1 3 tahun
18 HERI ANGGORO 2 Pk 1 2 tahun
19 RISKA 2 Pra PK 0 tahun
20 DESI MUGIARTI 1 Pk 1 4 tahun
21 SITI FATHIYA 1 PK 1 2 tahun

6. Ketenagaan
b. Pendidikan Jumlah

1. S1 Keperawatan Ners 5
2. S1 Keperawatan 2
3. D3 Keperawatan 14

Total 21

Analisa struktur organisasi yang meliputi visi dan misi ruangan.


1. Visi, misi organisasi ruang Anggrek 2
Berdasarkan hasil wawancara kepada staff ruang anggrek 2 didapatkan hasil saat ini
belum ada visi, misi,filosofi diruang Anggrek 2. Karena memang belum ada perintah
untuk membentuk hal tersebut.
Hasil Observasi menghasilkan pengamatan diruang Anggrek 2 tidak terlihat visi-misi
keperawatan yang ditempel didindidng ruangan yang dapat terbaca dengan mudah
oleh semua orang yang melewatinya.
2. Struktur organisasi dan rentang kendali ruang Anggrek 2
Berdasarkan wawancara kepada staff ruang anggrek 2 sudah ada rancangan struktur
organisasi dan rentang kendali tapi belum dipublikasikan.
Berdasarkan observasi didapatkan hasil pengamatan diruang anggrek 2 tidak terlihat
struktur organisasi dan rentang kendali mutu.
3. Peraturan organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff ruang anggrek 2 sudah ada yang merujuk
pada kemenkes tentang pedoman asuhan keperawatan tapi pelaksanaannya belum
maksimal.
Hasil Observasi didapatkan belum ada uraian peraturan kepegawaian.
4. Pengorganisasion (struktur organisasi)
Berdasarkan wawancara dengan staff ruang anggrek 2 didapatkan informasi
bahwastruktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai penerjemah dari
konsep MPKP diruangan.
Hasil observasi didapatkan belum adanya struktur organisasi yang dipasang
didinding ruang nurse station.
5. Pengorganisasion perawatan klien
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff ruang anggrek 2 didapatkan data bahwa
metode penugasannya yang dilakukan menggunakan metode tim, dengan
membentuk dalam ruangan 2 tim.
Hasil observasi didapatkan hasil bahwa ada 2 tim diruangan yang dibuat sesuai
tugaas sehari-hari. Pembagian tangggung jawab terhadap pasien dilakukan
berdasarkan kamar, perawat pelaksana langsung bertangguang jawab kepada kepala
ruangan, tidak bertanggungjawab kepada ketua tim. Dan pada struktur organisasi
diruangan sudah menunjukkan penerapan metode tim. Pelaksanaan di ruang anggrek
2 dengan metode tim belum dilakukan pembagian tugas sesuai dengan tim masing-
masing, pelaksanaan hand over dilakukan tanpa keliling ke tiap pasien.
6. Uraian tugas
Berdasarkan wawancara dengan staff ruang anggrek 2mengatakan bahwa setiap
perawat sudah mempunyai uraian tugas masing-masing bagian tiap tenaga
keperawatan. Batas wewenang dan tanggungjawab perawat cukup jelas dengan
dibuat job discription.
Hasil observasi didapatkan hasil pengamatan sudah ada uraian tugas dari masing-
masing petugas sesuai dengan tupoksinya.

7. Metode penugasan
Berdasarkan wawancara dengan staff ruang anggrek 2 penugasan tenaga sudah
disesuaikan dengan rasio klien.
Hasil observasi didapatkan jumlah perawat sudah sesuai dengan perhitungan
menurut Duglas dengan kebutuhan sesuai rumus 14 perawat/ 24 jam.rincian dinas
diruang anggrek 2 sebagai berikut pagi = 4, siang = 4 orang, malam =4 libur = 4
orang. Untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang, 2 ketua tim. Ketua tim tidak
melakukan supervisi kepada perawat pelaksana dan tidak ada pendelegasian dari
ketua tim kepada perawat pelaksana.
3.2 Klasifikasi pasien yang dirawat diruang anggrek 2

Klasifikasi pasien merupakan metode mengelompokan pasien sesuai dengan jumlah


kompleksifitas kebutuhan keperawatan. (Arwani Heru, 2004). Klasifikasi pasien dibagi
menjadi tiga kategori yaitu self care / minal care, parsial / intermediate care dan total care.
Untuk ruang anggrek 2 sendiri pada klasifikasi pasien tingkat parsial atau intermediate
semua.
Klasifikasi pasien berdasarkan dorothea Orem :
1. Minimal care
 Klien bisa mandiri / hampir tidak memerlukan bantuan ( mampu naik tirun tempat
tidur, mampu ambulasi dan berjalan sendiri,mampu makan minum sendiri, mampu
mandi sendiri / sebagian dibantu, mampu gosok gigi sendiri, mampu berpakaian dan
berdandan dengan sedkit bantuan, mampu BAB / BAK dengan sedikit bantuan)
 Status spikologis stabil
 Klien dirawat untuk prosedur diagnostik
 Operasi ringan
2. Partial care
 Klien memerlukan bantuan perawat sebagian ( membutuhkan bantuan 1 orang untuk
naik turun tempat tidur, membutuhkan bantuan untuk mabulasi, membutuhkan
bantuan dalam menyiapkan makanan, bantuan untuk makan / disuap, bantuan
kebersihan mulut, bantuan berpakaian dan bantuan untuk BAB dan BAK ditempat
tidur/ kamar mandi)
 Pasca operasi minor (24 jam)
 Melewati fase akut dari pasca operasi mayor
 Fase awal dari penyembuhan
 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

3. Total care
 Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat
yang lebih lama ( membutuhkan 2 orang / lebih untuk mobilisasi, latihan pasif,
kebutuhan nutrisi dan cairan melalui intra vena dan NGT, bantuan penuh untuk
berpakaian dan berdandan, dimandikan perawat, membutuhkan kateter)
 Klien tidak sadar
 Keadaan klien tidak stabil
 Observasi TTV kurang dari 8 jam
 Perawatan luka bakar, bantuan kolostomi
 Menggunakan alat bantuan pernafasan, WSD,Irigasi kandung kemih secara terus
menerus.
3.3.1 Kebutuhan tenaga perawatan menggunakan metoda Dauglas dan depkes

a) Penghitungan metode Douglas


Pada suatu layanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan bergantung pada
jumlah klien dan derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan. Menurut
(Douglas cit.Ilyas,2000),
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu ruang rawat inap adalah sebagai
berikut:

Jumlah Kebutuhan Perawat Menurut Douglas diruang Anggrek 2


Klasifikasi Jumlah pasien
Rata-rata Rata – ratax nilai Jumlah
Shift Ketergantung 28/09/2 29/09/2 30/09/2
jumlah pasien ketergantungan Perawat
an 2 2 2
Minimal - - - - - -
Pagi Partial 25 25 25 25 25 x 0,27 = 6,7 7
Total - - - - - -
Jumlah Pasien 25 25 25 25 25 x 0,27 = 6,7 7
Minimal - - - - - -
Siang Partial 25 25 25 25 25 x 0,15 = 3,75 4
Total - - - - - -
Jumlah Pasien 25 25 25 25 25 x 0,15 = 3,75 4
Minimal - - - - - -
Malam Partial 25 25 25 25 25 x 0,07 = 2,5 3
Total - - - - - -
Jumlah Pasien 25 25 25 25 25 x 0,07 = 2,5 3
Jumlah kebutuhan perawat 14

Rata-rata kebutuhan tenaga keperawatan perhari menurut Douglas adalah:


Shift Pagi : 7 Perawat
Shift Siang : 4 Perawat
Shift Malam : 3 Perawat
Total kebutuhan perawat per 24 jam di Ruang Anggrek 2 menurut perhitungan Douglas
adalah 14 perawat/24 jam.
Untuk ruangan Anggrek 2 jumlah perawat sudah sesuai dengan perhitungan menurut
Duglas dengan kebutuhan sesuai rumus 14 perawat / 24 jam. Rincian dinas diruang
anggrek 2 sebagai berikut pagi = 4, siang = 4 orang, malam =4 libur = 4 orang. Dalam
24 jam ruang anggrek 2 yang berdinas berjumlah 15 orang. Karena dinas pagi ditambah
1 kepala ruang, 2 ketua tim. Untuk standar dari Douglas sudah terpenuhi.

a) Penghitungan menurut Depkes di Ruang Anggrek . Bulan Oktober 2022


Kapasitas tempat tidur : 25
Jam perawatan/ hari : 4 jam
BOR : 69 %
Jam kerja/ shift : 7 jam
4x ( 69 % x 25)
7
= 9,85
a. Loss day

Jumlah hari minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar x jumlah tenaga keperawatan

Jumlah hari kerja efektif

Loss day = 52 + 12 + 16 x 9,8


285
= 2,7

b. Tugas non keperawatan (25%)


Tugas non keperawatan = ( 9,85+ 2,7)x 25% = 3,13

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 9,85+ 2,7+ 3,13 = 15,68 atau
16 perawat.
Analisa pengaturan jadwal dinas dan pembagian perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOESELO

Jl. Dr. Sutomo No. 63 Telp. (0283) 491016 - 491761 - Fax : 491016 Slawi 52419

DAFTAR DINAS BULAN TAHUN


RUANG: ANGGREK 2 : OKTOBER : 2022
1 1 1 1 2 2 2 2 3
NO NAMA PDDK LAMA 1 3 5 7 9 1 3 15 7 9 1 3 25 7 9 1
BEKERJ 1 1 1 1 2 2 2 2 3
A 2 4 6 8 0 2 14 6 8 0 2 24 6 8 0
1 FADHIL NERS 26 TH L L L L L L
2 NUR ASIYAH DIV 13 TH L L L L L L
3 ANDI TANTRI DIII 9 TH L L L L L L
SUCI
4 ANISTISIA DIII 9 TH P L X P S S S S L P P L P P P M L P P P S L P P S S M M L L P
5 SIGIT EKO P NERS 4 TH S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P
6 PURWI DIII 0 TH S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L PINDAH A1
7 RESTU DIII 0 TH S P M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P

TIA ANGGUN
8 L DIII 9 TH L L P P S S M M L L P P S S M M L L P C C P M M L L P P S S M
9 FATIYA DIII 4 TH L L P P S C M M L L P P S S M L C P P P S S M M L L P P S S M
10 HILMAWAN DIII 4 TH L L S C C C M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M
11 DELLA AYU DIII 0 TH L L P P S S M M L L P P S S M M L L X P S S M M L L P P S S M
WAHYU
12 SAPTO NERS 3 TH P X S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L
13 IKA MUTIARA NERS 4 TH P P P S M M L L C C S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L
14 AFIKA DIII 3 TH I P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L X P S S M M L
ANGGUN
15 DESY DIII 2 TH P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L
16 DICKY DIII 11 TH M M L L X P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S
MARYANTI
17 SITI UMAYAH NERS 3 TH M M L L P P P S M M L L P P S S M M L L P P X S M M L L P P S
HERI
18 ANGGORO DIII 2 TH M M L L P S S S M M L L X P S S M M L L P P S S M M L L P P S
19 RISKA DIII 0 TH M M L L P P S X M M L L P P S S M M L L P S S S M M L L P P S
1
20 ANITA DIII 0 TH S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P P S S M M L L P
DESI
21 MUGIARTI DIII 6 TH

JUMLAH SORE
PETUGAS MALAM
LIBUR

Gambar 2.2 ( Jadwal ruang Anggrek 2)

Untuk pengaturan jadwal perawat dinas diruang anggrek 2 sudah disesuaikan dengan kompetensi masing-masing perawat berdasarkan PK.dalam satu shiff ada kepala jaga yang
memiliki masa kerja yang sudah lama atau senior dan untuk pelaksana dari perawat junior.
Untuk pembagian perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dalam satu shiff dibagi oleh ketua tim pada pagi hari dan sore, dan untuk malam dibagi oleh kepala jaga.
Kendala yang ada dalam pembagian. kadang ditemui pasien ada yang pengawasan disebelah utara atau anggrek 2 yang ada diruang bekas nusa indah. Untuk pengawasan petugas
kurang maksimal karena ruang induknya disebelah selatan.

3.5
3.6 Analisa pelaksanaan supervise diruang Anggrek 2

Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Ruang terhadap Ketua Tim dalam melaksanakan
tugas melakukan supervisi terhadap perawat pelaksana dan staff lain mengenai kinerja sudah
dilakukan oleh kepala ruang anggrek 2.
Supervisi yang dilakukan oleh ketua tim terhadap pelaksanaan kinerja perawat pelaksana
dalam melakukan dokumentasi keperawatan dan tindakan keperawatanterhadap pasien sudah
berjalan dengan baik walaupun kadang ketua tim banyak tindakan karena ketua tim juga ikut
merawat pasien kelolaan.

3.7 Analisa pelaksanaan delegasi

Mekanisme pendelegasian dan uraian tugas pendelegasian yang dilakukan di ruang anggrek 2
dalam bentuk pendelegasian oleh kepala ruangan kepada kepala tim dan ketua tim kepada
perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan secara berjenjang. Pendelegasian dilakukan
melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Jika Karu berhalangan hadir atau
berangkat untuk melaksanakan tugas Karu dapat mendelegasikan kepada katim untuk
melakukan tugas diruangan. Untuk format pendelegasian diruang masih belum ada tetapi
dilakukan hanya dengan cara lisan.

3.8 Analisa pelaksanaan pasien safety


Pelaksanaan pasien safety diruang anggrek 2 meliputi :
a. Identifikasi pasien
Perawat selalu menidentifikasi pasien dengan cara menanyakan nama pasien dan tanggal
lahir serta mencocokan dengan gelang pasien saat melakukan tindakan asertif,memberi
obat,pengambilan sampel darah dll.

b. Peningkatan Komunikasi Efektif


Komunikasi efektif dilakukan antara PPA dengan pasien maupun antar petugas ( perawat
dengan perawatan atau perawat dengan DPJP) pada kondisi ( pelepasan kondisi pasien,
pelepasan nilai kritis bila nilai laborat tidak normal, perubahn kondisi pasien atau
perburukan ). komunikasi antara PPA dan DPJP biasanya dengan menggunakan metode
SBAR ( situation, background, assesment dan rasional) dan TBAK (tulis,baca,
konfirmasi) dimana komunikasi tersebut dilakukan via telepon, kemudian saat DPJP
visite dilakukan verifikasi oleh DPJP tersebut.

c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication).


Diruang anggrek 2 sudah ada penyimpanan tersendiri dan lebel obat high aler.

d. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Perawat sebelum melakukan tindakan ke pasien yang melakukan cuci tangan 6 langkah,
saat melakukan injeksi juga perawat yang tidak menggunakan APD jika memberikan
injeksi intra vena tetapi bila mau pasang infus dan melakukan dressing pada balutan
infus yang macet dan berdarah perawat menggunakan handscoon sesuai dengan SOP.

e. Pengurangan resiko pasien jatuh


Ruang anggrek 2 merupakan ruang untuk pasien anak-anak dengan resiko jatuh sedang.
Jika terdapat pasien dengan resiko jatuh maka akan dilakukan assetmen resiko jatuh,
serta akan dipasang stiker resiko jatuh berwarna kuning digelang pasien. Pengaman pada
bed pasien selalu terpasang dan ada penandaan pada tempat tidur pasien yang mengalami
resiko jatuh.

3.9 Penilaian indikator mutu umum yang meliputi BOR,ALOS,TOI


Jumlah tempat tidur diruang anggrek 2 : 25
Hari perawatan : 570
Jumlah pasien pulang : 120
Jumlah hari persatuan waktu : 30 hari
Perhitungan BOR ruang anggrek 2 pada bulan oktober 2022

BOR=
∑ hari perawatan ×100 %
∑ Tempat tidur ×30

= 19 x 30 x 100 %
25 x 30
570
BOR= ×100 %
30 ×25

570
BOR= × 100 %
750

BOR=76 %

BOR ruang Anggrekn 2 pada bulan Oktober tahun 2022 adalah 76 %, hal ini menunjukan
bahwa beban kerja perawat Anggrek 2 tahun 2022 sesuai dengan nilai standar BOR menurut
DepKes (65-85%).
Karu mengatakan pengendalian mutu ruangan sudah ada, berupa formulir khusus yang telah
disediakan oleh Rumah Sakit terkait pengendalian mutu ruangan dan Rumah Sakit. Indikator
mutu diisi setiap harinya oleh staff.

Jumlah lama rawat


ALOS =
Jumlah pasien keluar ( hidup + mati)
570
ALOS = 120
ALOS = 4,75
ALOS = 5
Dari hasil penghitungan diatas didapatkan bahwa nilai ALOS ruangan Anggrek 2 adalah 5
hari, hal tersebut dapat dikatakan ideal karena nilai parameter ALOS yang ideal adalah 3-9
hari.

TOI = ( jumlah TTxjumlah hari persatuan waktu)- jumlah hari rawat


Jumlah pasien keluar hidup dan mati

TOI = (25x30)- 570


120
TOI = 1,5
Dari penghitungan diatsa didapatkan bahwa nilai TOI ruang Anggrek 2 adalah 2 hari,hal itu
dapat dikatakan ideal karena nilai parameter TOI yang ideal adalah 1-3 hari.
3.10 Laporan penilaian indikator keperawatan yang meliputi: pengkajian resiko
jatuh, penilaian decubitus, survailans HAIs ( Bloodstrem infektion, urinary trac
infektion, surgical site infection, hospital associated pneumonia / ventiltor associated
pneumonia

Dekubitus

Jumlah pasien Bedrest Total Jumlah pasien Dekubitus Presentase (%)


0% 0 0%

Infeksi Saluran Kemih

Jumlah pasien Terpasang Jumlah pasien yang Presentase (%)


Kateter terinfeksi ( ISK)
0 0% 0%

Plebitis

Jumlah pasien yang Jumlah pasien Plebitis Presentase (%)


terpasang Infus
25 0 0%

Pengkajian Resiko Jatuh

Jumlah pasien Resiko Jatuh Jumlah pasien Jatuh Presentase (%)


25 0 0%

Infeksi Luka Operasi

Jumlah pasien Post Operasi Jumlah pasien Infeksi Presentase (%)


Luka Operasi
0 0 0%
3.10 Ringkasan kegiatan role play ronde keperawatan.

Pada ruang anggrek 2 terdapat pasien dengan diagnosa DADS karena seringnya BAB
cair dan sering lembab daerah anusnya, pasien tersebut mengalami ruang kulit yang
mengakibatkan anak tidak nyaman. Setiap malam anak menangis dan memegangi
daerah sekitar. Keluarga mengeluhkan hal tersebut kepada perawat pelaksana yang ada
di ruangan anggrek 2 untuk mengetahui cara mengatasi penyembuhan ruam kulit yang
terjadi pada anaknya tersebut. Tim keperawatan dari ruang anggrek 2 setuju untuk
dilakukan ronde keperawatan yang kan dilakukan oleh semua PPA yang terlibat dalam
perawatan pasien tersebut.

A. Analisa SWOT

S W O T
( kekuatan ) ( kelemahan ) ( kesempatan ) ( hambatan )

1. Ruang anggrek 2 adalah  - Adanya  Penggorganisasian


ruang khusus anak-anak - Struktur organisasi mahasiswa yang tidak jelas dan
dengan nilai BOR tinggi yang sudah digagas dan praktek yang
tidak transparan aka
2. Jumlah tenaga keperawatan dicetak belum terpasang bisa
yang ada sudah mencukupi didinding ruangan dimanfaatkan membuat ruangan
secara perhitungan Dauglas sehingga masing- untuk diskusi sulit berkembang
3. Klasifikasi pendidikan masing perawat tentang
 Tidak adanya visi d
perawat dengan titel ruangan tidak paham manajemen
Sarjana keperawatan dan betul Katim dan ruangan yang misi yang jelas
ners sudah ada. anggota timnya. baik. ruangan tidak bisa
4. Perawat yang berkerja - Adanya
- Perumusan visi dan misi menciptakan
diruangan sudah sessuai sumber daya
dengan kompetensinya. ruangan belum ada. manusia yang unggulan yang baik
5. Perawat ruang anggrek 2 - Belum optimalnya kompeten untuk dipromosikan
mampu bekerja sama dan pelaksananan metode dalam tim ruang keluar rumah sakit
saling membantu sehingga asuhan keperawatan anggrek 2
pelayanan terhadap pasien - Tingginya  Pelaksananan metod
metode tim
bisa berjalan dengan baik. motivasi untuk keperawatan yang
6. Ruangan sudah -Pelaksananan maju dari staff dilakukan kurang
menetapkan metode asuhan pendelegasian dan ruangn anggrek
supervisi ruangan belum dilakukan supervisi
keperawatan tim. 2
berjalan - Tingginya dan tidak adanya
tingkat disiplin penekanan untuk
- Tempat perawatan
dari staff ruang
pasien terbagi menjadi 2 dilakukan
S W O T
( kekuatan ) ( kelemahan ) ( kesempatan ) ( hambatan )

bagian yang jaraknya agak anggrek 2. dilapangan.


jauh satu sama lain.  Adanya perawat ya
tidak mau melakuka
pembagian kerja
sebagai modal dalam
penerapan asuhan
keperawatan tim

A. MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Perumusan visi dan misi ruangan belum ada
2. Belum ada terlihat struktur organisasi ruangan dan rentang kendali
3. Belum optimalnya pelaksanaan metode asuhan keperawatan tim
4. Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam supervisi

B. PRIORITAS MASALAH
No A B C D Total
1. Perumusan visi dan misi ruangan 3 2 2 3 10
belum ada

2) Belum ada terlihat struktur 3 2 2 3 11


organisasi ruangan dan rentang
kendali

3) Belum optimalnya pelaksanaan 3 3 3 3 12


metode asuhan keperawatan metode
tim

4) Belum optimalnya penerapan 1 2 3 3 9


pendelegasian dan supervisi
Keterangan :
A : Waktu menyelesaikan masalah
B : Dana yang ada
C : Kemampuan mahasiswa
D : Kemampuan ruangan

Skor : 1 : Cukup (lama) 2 : Sedang (Sedang) 3 : Mampu (Cepat)


Prioritas :
1. Belum optimalnya pelaksanaan metode asuhan keperawatan metode tim
2. Belum ada terlihat struktur organisasi ruangan dan rentang kendali
3. Perumusan visi dan misi ruangan belum ada
4. Belum optimalnya penerapan pendelegasian dan supervisi.
A. Plan Of Action/Rencana Tindakan.

No Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Media Dana Waktu PJ


1. Pembelajaran tentang ilmu MPKP terlaksana Pasien ruang diskusi Laptop, LCD Mahasiswa 12/11/2022 Semua
MPKP dengan optimal anggrek 2 staff
- Metode tim
- Pre dan post coference Narasu
mber
- Operan
- Pendelegasian
Pembim
- Ronde keperawatan
bing
akademi
k
2. Membuat struktur organisasi Struktur organisasi Ruangan Pengadaan - Mahasiswa 12/11/2022 Ari dwi
tersedia diruang k
anggrek 2
3. Membuat visi dan misi - Visi misi Ruangan Pengadaan Mahasiswa 13/11/2022 Basuki
-
tersedia diruang
anggrek 2
4. Pembelajaran cara - Pendelegasian Ruangan diskusi Mahasiswa 12/11/2022 Mahasis
pendelegasian dan supervisi dan supervisi Laptop, LCD wa
terlaksana Narasu
mber
denagan optimal
pembim
bing
akademi
k
Lampiran

1. Rencana Harian Perawat

Table 3.1 RENCANA HARIAN KEPALA RUANGAN


Nama :
Ruangan :
Tanggal :
Jumlah Perawat :
Jumlah Pasien :

Wakt Kegiatan Ketearangan


u
07.00 - Operan
- Pre Conference
- Mengecek SDM, Sarana & Prasarana
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi, dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang
memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/ perawat pelaksana
Perawat 1 :
Tindakan.......................................................................................
Perawat 2 :
Tindakan.......................................................................................
Perawat 3 :
Tindakan.......................................................................................
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur
(insidensial)
12.00 - Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang
belum teratasi
- ISHOMA
13.00 - Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam, dan besok sesuai tingkat
ketergantungan pasien.
- mengobservasi post conference
14.00 Operan
Table 3.2 RENCANA HARIAN KETUA TIM

Nama :
Ruangan :
Tanggal :
Nama Pasien :
1. ………………..
2. ………………..
3. ………………..
4. ………………..
5. ………………..

Waktu Kegiatan Ketearangan


07.00 - Operan
- Pre Conference
- Memenuhi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual pasien
09.00 Pasien 1........................................................................................
Pasien 2........................................................................................
Pasien 3........................................................................................
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/ perawat pelaksana
Perawat 1 :
Tindakan.......................................................................................
Perawat 2 :
Tindakan.......................................................................................
Perawat 3 :
Tindakan.......................................................................................
11.00 Pasien 1........................................................................................
Pasien
2.........................................................................................
Pasien
3.........................................................................................
12.00 - Membimbing makan dan memberi obat pasien
- ISHOMA
13.00 - Post conference dan menulis dokumentasi
- Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
- Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan
Table 3.3 RENCANA HARIAN PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat :
Ruangan :
Tanggal :
Nama Pasien :
1. ………………..
2. ………………..
3. ………………..
4. ………………..
5. ………………..
Waktu Kegiatan Ket
07.00 14.00 21.00 - Operan
- Pre Conference
- Membimbing makan dan memberikan obat
08.00 15.00 22.00 Pasien
1......................................................................
Pasien
2......................................................................
Pasien
3......................................................................
09.00 16.00 23.00 Pasien
4......................................................................
Pasien
5......................................................................
Pasien
6......................................................................
10.00 17.00 24.00 Pasien
1......................................................................
Pasien
2......................................................................
Pasien
3......................................................................
11.00 18.00 05.00 Pasien
4......................................................................
Pasien
5......................................................................
Pasien
6......................................................................
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien.
ISHOMA
13.00 20.00 06.00 Post conference
Dokumentasi askep
14.00 21.00 07.00 Operan
Lampiran ronde keperawatan ruang anggrek 2
ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN
PRA RONDE KEPERAWATAN

Katim : Mendatangi kantor kepala ruangan untuk konsultasi masalah pasien kelas
satu.

Katim : Assalamualaikum, permisi bu…

KARU : Waalaikumsalam, silahkan masuk dan silahkan duduk.


Katim : Terima kasih bu, saya menghadap ibu ingin mengkonsultasikan
masalah pasien an.U dan meminta saran ibu.

KARU : Ya silahkan, apakah ada masalah dengan pasien tersebut.


Katim Ya bu, ibu pasien an.U mengeluhkan ruam popok, diagnose medis
DADS. Dengan ini saya meminta ijin kepada Ibu untuk mengadakan ronde
keperawatan.

KARU : Lalu apakah kamu sudah menyiapkan tim ronde dan siapakah yang akan
kamu
ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan serta kapan pelaksanaannya?
Katim Sudah bu, rencananya besok akan dilakukan ronde keperawatan
kemudian saya mengajak perawat Eka, Leli, Ani dan Itoh serta dokter Bagus
sebagai konselor.

KARU : Baiklah kalau memang sudah siap silahkan kamu lanjutkan dan persiapkan
yang
perlu di persiapkan.

Katim : Terima kasih bu, saya permisi dahulu.

Katim : Mendatangi kamar pasien an. U untuk mengecek keadaan dan keluhan
pasien
sekaligus dijelaskan mengenai akan dilakukannya ronde keperawatan kepada
pasien dan keluarganya.

Katim : Permisi..

Keluarga : Ya silakan masuk sus.

Katim : Bagaimana keadaan anak ibu sekarang?

Keluarga : Anak saya selalu nangis kalo ganti popok ,bagaimana ya baiknya?

Katim : Ohh, begini bu, setelah ini kami perawat bangsal akan mendiskusikan solusi
untuk menyelesaikan masalah an. U. Kegiatan ini disebut ronde
keperawatan, jadi ronde keperawatan itu nanti akan ada beberapa perawat
yang akan diajak masuk ke kamar an.u untuk mendiskusikan secara
langsung kepada keluarga dan pasien tentang tindakan apa saja yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah an. U. Apa keluarga dan pasien bersedia
dilakukan ronde keperawatan?

Ibu Pasien : Bersedia. Supaya anak saya cepat sembuh.

Katim : Baiklah. melakukan informs consent kemudian Saya permisi dulu. Akan
saya
persiapkan tim ronde keperawatannya. Permisi…

Ibu Pasien : iya

Kemudian katim mempersiapkan tim ronde keperawatan di Nurse Station. Setelah itu, Karu
dan Konselor diberitahukan untuk bergabung dalam diskusi pra ronde keperawatan.

KARU : Assalamualaikum wr. wb., baiklah mari kita mulai diskusi pembahasan
kasus an.U.

Katim : Jadi, permasalahan an.U adalah ruam popok sejak 5 hari yang lalu dan an. U
berisiko mengalami kerusakan integritas kulit karena bab cair selama 5 hari.
Dan saya sudah mendapat persetujuan dari pasien dan keluarga untuk
dilakukan ronde keperawatan.

KARU : Baiklah, permasalahan an. U sudah dijelaskan oleh katim. Bagaimana


menurut
Konsultan tentang penyebab dari ruam popok an. U?

Konselor : Jadi ruam popok an. U itu bisa disebabkan karena bab cair selama5 hari.

KARU : Terima kasih atas penjelasan konsultan. Kepada Konselor dipersilakan untuk
menjelaskan akibat apa saja yang dapat terjadi dengan permasalahan ruam
popok

Konselor : Ruam popok disebabkan oleh konsisitensi feses yang cair da intensitas bab
yang
lebih dari 10x dalam sehari karena sifat feses basa dapat menyebabkan ruam
popok pada anak

KARU : Baiklah, sudah cukup jelas penjelasan dari konselor mengenai kasus an U.
Sekarang saya limpahkan kepada PP untuk melanjutkan ronde keperawatan.

Katim : Terimakasih kepada Karu, Konselor atas penjelasan kasus an. U. Sekarang
saya
akan menjelaskan tentang prosedur ronde keperawatan yang ikut ke kamar
an. U untuk mendiskusikan tindakan yang akan dilakukan kepada an. U.
Agar masalah dapat teratasi. Mari kita langsung saja ke kamar an. U.

Tim ronde keperawatan mendatangi pasien untuk mendiskusikan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi permasalahan pasien.
Katim : Permisi.. Kami adalah tim ronde keperawatan bu. Seperti yang sudah kita
sepakati tadi, sekarang kami akan memulai ronde keperawatannya ya bu.

Ibu Pasien : Ya, silakan. Pak

Katim : Baiklah,silakan kepada para perawat apakah ada usulan tindakan yang akan
kita
lakukan kepada an.U?

PA1 : Untuk mengatasi permasalahan an.U yaitu ruam popok , Bagaimana dengan
melakukan kebersihan area glutea membasuh dg kapas yg sudah dibasahi
dengan air bersih jangan gunakan tisu basah

PA2 : Bagaimana kita bisa menganjurkan kepada ibu pasien lakukan kebiasaan
ganti
popok sesering mungkin?

PA3 : Bagaimana dengan pemberian obat luar seperti salep ruam popok?

Katim : Bagaimana konselor apakah bisa kita menerapkan pendapat dari PA3 ?

Konselor : Kita juga harus mengkonsultasikan hal tersebut kepada dokter dikarenakan
pemberian obat luar juga merupakan kolaborasi dengan dokter.

Konselor : Itu bisa dilakukan jika tindakan pertama dan kedua yang akan dilakukan
tidak
berhasil.

KARU : Jadi begini bu, ada 3 tindakan yang akan dilakukan kepada an.U. yang
pertama
yaitu dengan kebersihan area glutea membasuh dg kapas yg sudah dibasahi
dengan air bersih jangan gunakan tisu basah Yang kedua yaitu
menganjurkan kepada ibu pasien lakukan kebiasaan ganti popok sesering
mungkin dan yang ketiga yaitu dengan pemberian obat luar seperti salep
ruam popok .

Ibu Pasien : o….. begitu. yaya.

PA 4 : Saya ingin menambahkan mengenai kondisi an.U berikan susu yang rendah
lactose untuk mengurangi konsistensi bab

Katim : Terimakasih bu, ronde keperawatan ini sudah selesai. Maaf sudah
mengganggu
waktu ibu.permisi

Ibu Pasien : iya.sama-sama.

Katim,konselor,PA1,PA2 ,PA3, PA4,kembali ke nurse station untuk melakukan pembagian


tugas.
Katim : Berdasarkan ronde keperawatan yang sudah dilakukan, diperoleh 3
perencanaan
tindakan. Untuk tindakan yang pertama yaitu PA1 dianjurkan kebersihan
area glutea membasuh dg kapas yg sudah dibasahi dengan air bersih jangan
gunakan tisu basah Yang kedua yaitu PA2 menganjurkan kepada ibu pasien
lakukan kebiasaan ganti popok sesering mungkin dan yang ketiga yaitu PA3
dengan pemberian obat luar seperti salep ruam popok pemberian obat salep
agar dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Yang berikan susu yang
rendah lactose untuk mengurangi konsistensi bab dapat dikolaborasikan
dengan ahli gizi
Tindakan ini juga saya delegasikan kepada PA3. Bagaimana PA1, 2 dan 3, 4
sudah jelas?

PA1, PA2 dan PA3 PA4 : ya, kami sudah jelas.

KARU : Baiklah jika sudah jelas, ronde keperawatan saya tutup. Terimakasih atas
partisipasinya.

Pasca Ronde
kesimpulan yang didapat bahwa pasien an.u mengalami kerusakan integritas kulit
dikarenakan karena frekuensi bab > 10x/hari, dan didapakan an.u mengalami ruam popok
untuk hal ini kami menyarankan pola kebersihan sangat diperlukan dan kolaborasi untuk ahli
gizi untuk pemilihan sufor yng tepat.
KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan model asuhan keperawatan degan metode tim sudah dilakukan oleh ruang
anggrek 2 tetapi pelaksanaannya masih perlu perbaikan supaya apa yang diharapkan dari
penggunaan sistem ini bisa tercapai dengan baik supaya pelayanan keperawatan yang
diberikan bisa maksimal.
Saran yang perlu diberikan yaitu perlunya pembelajaran metode tim secara terus menerus dan
bimbingan dari manajemen keperawatan supaya pemahaman tentang metode asuhan
keperawatan tim ini bisa diterima oleh semua staff. Mengingat tidak semua staff
berpendidikan sarjana keperawatan melaikan ada banyak temen-temen yang masih
berpendidikan diploma.
Terimak kasih

Anda mungkin juga menyukai