OLEH
KELOMPOK II
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan
“LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RSUD
dr.Hj. HASRI AINUN HABIBIE“ ini dengan lancar.
Dalam proses penyusunan laporan ini tentu banyak pihak yang berperan ,
oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo DR.H.dr.Muh.Isman Jusuf,
Sp,S selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
2. Dekan fakultas ilmu kesehatan dr.Rusli.A. Katili, MARS
3. Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ns.Pipin Yunus.S.Kep,M.Kep
4. Ketua Program Studi Ners Ns. Andi Akifa Sudirman, S.Kep.M.Kep
5. Koordinator Profesi Ners Ns.Firmawati, S.kep, M.Kep
6. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah.dr.Hj. Hasri Ainun Habibie dr. Yana
Yanti Suleman, SH
7. Kesie Bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hj Hasri Ainun
Habibie sekaligus Preseptor Klinik RSUD dr.hj. Hasri Ainun Habibie Ns.
Arifandi Pelealu, S.Kep, M.Kep. yang tidak bosan bosannya memberikan
bimbingan ilmu serta pemahaman tentang kepemimpinan dan manajemen.
8. Koordinator Stase Keperawatan Manajemen sekaligus Preseptor Akademik
Ns.Sabirin SyukurS.Kep,M.Kep
9. Preseptor Akademik keperawatan Manajemen Ns.Rini Asnawati ,
S.Kep,M.Kes
10. Preseptor Akademik Ns.Euis Herawati Hidayat,S.Kep.M.M yang banyak
memberikan bimbingan dan pemahaman tentang kepemimpinan dan
menajemen.
11. Preseptor Klinik RSUD dr. Hj.Hasri Ainun Habibie Ruang Anak Ns.
Novarita Hamzah, S.Kep. yang telah banyak memberikan bimbingan ilmu
memberikan kesempatan kepada kami untuk menimbah ilmu dan
ii
mengimplementasikan teori dalam praktek tentang kepemimpinan dan
manajemen.
12. Preseptor Klinik RSUD dr. Hj.Hasri Ainun Habibie Ruang Neuro
Ns.Sriwahyuni Suritno,S.kep, M.Kep
13. Preseptor Klinik RSUD dr.Hj.Hasri Ainun Habibie Ruang Interna Ns.Yanti
Payuyu, S.Kep.
14. Kepada ibu dan Suami serta anak anak yang telah banyak memberikan
perhatian dan senantiasa memberikan semangat dan dukungan .
15. Seluruh perawat DiRuang Anak RSUD dr.Hj.Hasri Ainun Habibie yang telah
memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi kami selakuk mahasiswa
16. Teman teman mahasiswa Ners angkatan VIII Stase kepemimpinan dan
manajemen yang selalu kompak dalam penyelesaian stase ini , terkhusus buat
Muh.Iksan Mahmud, S.kep. Dessy Rahmania Saleh,S.kep.Febriyanti Hasan,
S.kep.Ummu Kalsum W.Badu, S.kep. Muhamad Arif Putra Wibowo, S.kep.
Liyanovitasari A.Amali, S.Kep. Silvana Djoni tahir,S.kep.Eni Indrawati
Bano,S.kep. Rosnawati,S.kep. Maryam Abdul,S.kep. Nur’ain Yunus,S.kep.
Wilan Y.Akase,S.kep.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan,wawasan dan kemampuan kami, oleh karena itu
kami sangat menghargai masukan guna menyempurnakan dalam
kesempurnaan laporan ini, semoga ini bermanfaat bagi semua orang.
Penyusun
Kelompok II
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ................................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................
1.2. Tujuan Penulisan .............................................................................................
1.3. Manfaat .............................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Meningkatnya tuntutan masyarakat disarana kesehatan terutama di Rumah
Sakit, secara berkesinambungan membuat Rumah sakit harus melakukan upaya
peningkatan mutu pemberi pelayanan kesehatan. Salah satu mutu pelayanan
kesehatan yang harus secara berkesinambungan adalah mutu pelayanan
keperawatan di Rumah sakit ( Depkes RI,2012 )
Berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek
legal. Model Praktek Keperawatan Profesional merupakan suatu praktek
keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah
yang dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruangan adalah
pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruangan Anak
adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang
anak mulai dari kepala ruang, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam
menerapkan praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala terutama
fasilitas sarana dan prasarana yang belum memadai.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di Ruang Anak memiliki pedoman
dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat
sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai
sasaran masalah yang terjadi pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi
segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya,
pikirannya, interaksi sosialnya maupun keagamaannya.
Dari hasil wawancara Kepala Ruangan Anak RSUD dr. Hj. Hasri Ainun
Habibie pada tanggal 19 maret 2019 mengatakan bahwa sudah menerapkan model
praktek keperawatan professional sejak ± 2 tahun. Namun dalam perjalanannya
masih lemah karena pelaksanaan asuhan keperawatan professional belum sesuai
dengan standar. Dari hasil Observasi juga didapatkan fasilitas pasien / perawat
yang belum sesuai dengan standar ruangan dan penerapan metode praktek
keperawatan profesional yang belum optimal.
2
Berdasarkan penjelasan diatas diduga bahwa penerapan Model praktek
keperawatan professional masih belum sesuai dengan harapan, sehingga masih
perlu dilakukan pembaharuan dalam penerapan sistem pemberian pelayanan
keperawatan di Ruangan Anak RSUD dr.Hj.Hasri Ainun Habibie.
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat mahasiswa profesi ners dalam proses stase manajemen
keperawatan sebagai berikut ;
1.3.1 Bagi Pasien
Dengan adanya praktek Manajemen di Rumah Sakit diharapkan
pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan
dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien
yang optimal
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
3
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
3. Terbinanya akuntabilitas dan tumbuhnya disiplin pada diri perawat
4. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Anak
RSUD dr.Hj.Hasri Ainun Habibie yang berkaitan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
3. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara
optimal
1.3.4 Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan
profesional di Rumah Sakit.
4
BAB II
ANALISA SITUASI
5
Misi :
1. Melaksanakan proses rujukan yang berjenjang
2. Mengemban amanah pemerintah dalam memberikan pelayanan
kesehatan
3. Memberikan pelayanan dengan tulus dan profesional.
2.1.3. Kedudukan, Tugasdan Fungsi RSUD Dr. Hj. Hasri Ainun Habibie
a. Tugas Dan Fungsi
Berdasarkan mandat Pemerintah Provinsi Gorontalo yang
tertuang dalam Peraturan Gubernur No 7 Tahun 2013 tentang tugas
pokok dan fungsi RSUD dr. Hasri Ainun Habibie yaitu :
1) Membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintah daerah
dibidang pelayanan kesehatan
2) Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan pelayanan
kesehatan serta melaksanakan upaya rujukan dan,
3) Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan
rumah sakit
4) Melaksanakan pengawasan fungsional,
5) Pembinaan operasional sesuai kebijakan kepala daerah,
6) Pemantauan dan evaluasi program dibidang kesehatan,
Sebagai Rumah sakit dengan klasifikasi rumah sakit tipe D,
RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berjenjang dan bersifat
rujukan, maka RSUD dr. Hasri Ainun Habibie melaksanakan pelayanan
kesehatan yang paripurna sesuai dengan tipe rumah sakit yaitu berupa :
1) Pelayanan IGD
Pelayanan Rawat Darurat dibuka 1 x 24 jam dilengkapi
dengan peralatan medis dan non medis yang lengkap serta sumber
daya manusia yang professional dibidangnya serta dipimpin oleh 1
6
orang dokter umum dan pada tahun 2017 pasien yang berkunjung
ke Pelayanan Rawat Darurat tahun 2017 Sebanyak 2.062 pasien.
2) Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie
melakukan pelayanan setiap hari kerja dari hari senin sampai
dengan hari sabtu. Dengan jam kerja pelayanan sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Pelayanan rawat Jalan Berdasarkan hari layanan
dan jam pelayanan
HARI JAM
NAMA POLIKLINIK
PELAYANAN PELAYANAN
Poliklinik Penyakit Dalam Senin-sabtu 08.00-13.00
Poliklinik Penyakit Anak Senin-sabtu 08.00-13.00
Poliklinik Penyakit Bedah Senin-sabtu 08.00-13.00
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Senin-sabtu 08.00-13.00
Poliklinik Mata Senin-sabtu 08.00-13.00
Poliklinik Jiwa Senin 08.00-13.00
Poliklinik Tumbuh Kembang Senin-sabtu 08.00-13.00
7
5) Bangsal Mata
6) Kamar Operasi
7) Interna
8) Neurologi
9) Anak
10) Obs-Gyne
2) Penunjang Medik
1. Laboratorium
2. Apotik 24 jam
3. Radiology
4. Gizi
5. IPS-RS
6. PKRS
7. Ambulance
8. Sanitasi
9. Loundry
8
2.2 Pengumpulan Data
2.2.1 Data Umum Ruangan
Direktur
dr. Yana Yanti Sulaeman,SH.
Kasie Keperawatan
Arifandy Pelealu,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Kepala Ruangan
Ns. Novarita Hamzah, S.Kep
Anggota ANGGOTA
Evaluasi Administrasi
9
Masalah : Struktur Organisasi sudah tersusun dengan baik, tapi belum
terpasang karena kondisi rusak.dan adanya penambahan tenaga baru.
Struktur organisasi dalam ruangan penting hal ini dikarenakan dengan
adanya struktur organisasi dapat menjelaskan pembagian aktifitas kerja,
serta dapat memperhatikan hubungan fungsi dan aktifitas sampai batas
tertentu, selain itu struktur organisasi menjelaskan hirarki dan susunan
kewenangan, serta hubungan pelaporan (Husain, 2003).
1. Tenaga dan pasien (M1- Man)
1) Karakteristik Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan
Tabel 2. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan di
Ruangan Anak Tahun 2019
10
Berdasarkan tabel 2 di atas, ketenagaan keperawatan berdasarkan
tingkat pendidikan di Ruangan Anak adalah D3 sebanyak 4 orang (26,6 %)
D4 keperawatan ( 20,1 % ) , Sarjana Keperawatan + Ners sebanyak 8 orang
55 %). Dengan kriteria perawat vokasional ( D3 dan D4 ) dan Ners adalah
perawat professional. Menurut Abdellah dan Levinne adalah
a. 55% = Tenaga Professional
b. 45% = Tenaga Vokasional dalam 1 ruangan
Tabel 3. Distribusi Ketenagaan non Keperawatan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Ruangan Perawatan Anak Tahun 2019
Spesifikasi
No Pendidikan Jumlah Persentase
Pekerjaan
1 S1 Kesehatan Administrasi 1 50%
2 SMA Evakuasi 1 50%
Jumlah 100% 2
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel diatas tenaga non keperawatan yang ada di ruangan
perawatan anak yaitu tenaga administrasi 1 orang (50%) dan tenaga
evakuasi 1 orang (50%).
Masalah : Jumlah tenaga non keperawatan anak sudah sesuai karena
dalam permenkes nomor 24 bahwa rumah sakit tipe C dalam tenaga non
keperawatan ditetapkan berasarkan kebutuhan, dan Ruang anak RSUD
dr.Hj.Hasri Ainun Habibie sudah cukup untuk saat ini.
c. Karakteristik Ketenagaan Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Masa Kerja di Ruangan
Perawatan Anak Tahun 2019
11
Berdasarkan tabel 3 di atas, ketenagaan yang memiliki masa kerja ≤ 1
tahun sebanyak 11 orang ( 64,7 %) dan > 1 tahun sebanyak 6 orang (35,3
%).
d. Karakteristik Ketenagaan Berdasarkan Pelatihan Yang Di Peroleh
Tabel 5. Distribusi Tenaga Berdasarkan Pelatihan yang Diperoleh di
Perawatan Anak Tahun 2019
12
perlu di ikutkan dalam berbagai jenis pelatihan, terutama mengenai
pelatihan manajemen atau PPI atau kegawatdaruratan anak guna
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perawat sehingga dapat
meningkatkan sumber daya manusia.
e. Pengaturan Ketenagaan
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan pada Ruang
anak menurut Depkes (2005) (Nursalam, 2015) sebagai berikut :
1) Konsep ketenagaan menurut Depkes RI 2005
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatanuntuk Ruang anak :
Rata rata pasien / hari : 5 orang
Rata rata jam perawat perhari : 4,5 jam
Jumlah jam perawat /hr : 13,5 jam
Untuk menentukan jumalah tenaga di Ruang anak menurut
Rumus Depkes 2005, maka ditentukan dulu rata rata jam perawatan,
rata rata jam perawatan / pasien / hari pada ruangan anak adalah 4,5
jam, jumlah pasien jika sesuai tempat tidur 22 orang, maka :
Jumlah jam perawatan/hari = 4,5 jam x 22 = 99
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
99
=
7
= 14,4 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Loos day ( hari libur/ cuti/ hari besar )
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 + 𝑐𝑢𝑡𝑖 + ℎ𝑎𝑟𝑖𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
86 𝑥 14,4
= = 4,4 (4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
279
13
(Jumlah tenaga keperawatan =loos day) x 25 %
( 14,4 + 4 ) x 25 % = 4,6
Jumlah tenaga : jumlah yang tersedia + faktor koreksi
14,4 + 4,4 + 4,6 = 23,4 ( 23 orang perawat )
Sehingga tenaga yang dibutuhakan dalam ruangan anak
menggunakan rumus Depkes 2005 (Nursalam ,2015) adalah sebanyak
23 perawat.
2) Menurut rumus Gillies ( 1994 ) :
A : rata rata jam perawatan yang diperlukan pasien / hari
B : rata rata sensus harian
C : jumlah hari / tahun = 365 hari
D : rata rata libur perawat /thn = 140 hari
E : jumlah jam kerja perawat setiap hari
F : jam perawatan dibutuhkan / tahun
G : jam perawatan perawat / tahun
Rumus :
𝐴𝑥𝐵𝑥𝐶 𝐹
=
(𝐶 − 𝐷)𝐸 𝐺
4 𝑥 5 𝑥 365 8212
= = 6,08 (6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡)
(365 − 140)6 1350
14
3) Menurut Douglas
Klasifkasi Klien
Jumlah
Minimal Parial Total
klien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
[
15
Observasi :
1) Dari hasil observasi, didapatkan keseluruhan tenaga keperawatan
berjumlah 14 orang, dan 1 orang adminstrasi. Dan tenaga evakuasi 1
orang
2) Berdasarkan Rumus Depkes 2005 Ruang anak membutuhkan 23 orang
karena disesuikan dengan jumlah pasien dalam perhitungan pasien
sesuai tempat tidur
3) Berdasarkan rumus gillies jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
satu ruangan anak hanya berjumlah 6 orang. Dan yang didapatkan di
lapangan jumlah perawat di ruangan anak berjumlah 15 orang .
disebabkan karena berhubungan dengan jumlah sensus per hari
dimana jumlah pasien rata rata perhari yang masuk hanya 5 orang.
4) Berdasarkan rumus douglas jumlah perawat yang dibutuhkan nuntuk
bertugas per hari diruang Anak adalah 5 orang
5) Jumlah tenaga keperawatan Ners lebih banyak dari pada tenaga D3
dan D4. Dengan presentasi Ners sebanyak 8 orang (47,06 % ), D3
sebanyak 4 orang (23,52 %). dan S1 SKM 1 orang (5, 89 %) dan
SMA 1 orang ( 5,89 % )
Masalah : Tidak ada masalah
2. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2-Material)
a. Penataan Gedung/Lokasi dan Denah ruangan
Lokasi penerapan proses profesi management keperawatan yang
digunakan dalam kegiatan profesi keperawatan mahasiswa ners UMG di
ruang Anak yang dilakukan di Rumah sakit Dr.hasri Ainun habibie adalah
sebagai berikut :
1) Sebelah barat merupakan arah pintu masuk Ruang anak
2) Sebelah utara berbatasan dengan Ruang Picu
3) Ruang selatan berbatasan Ruang Interna
4) Sebelah timur berbatasan dengan Koridor
16
DENAH RUANGAN :
RUANG KELAS II
RUANG
ISOLASI RUANGAN
GEA
RUANG
PICU
RUANGAN
ISPA
RUANG
TINDAKAN RUANG
NURSE
PERAWAT
RUANG STATION
LINEN
GUDANG
TOILET
PERAWAT
RUANG KEPALA
RUANGAN
17
memiliki tirai yang menutupi bed pasien.kelas III Ispa 8 jendela, Kelas
III Gea 14 Jendela
3) Lantai dan Atap
Lantai keramik, bersih dan kering keramik yang digunakan sangat
baiktidak nampak satupun keramik yang retak.Lantai tidak licin.
4) Dinding
a. Kuat, tidak retak, bersih.
b. Sarana air bersih : Tersedia di setiap ruangan dan di tempat cuci
tangan.
c. Pembuangan air limbah : Lancar di semua ruangan.
d. Tempat sampah tidak terdapat dikamar pasien
e. Terdapat tempat cuci tangan di tiap ruang pasien
f. Setiap ruang rawat pasien kelas, III memiliki 3 akses colokan dan 2
sakral
g. Ruang Kelas II memiliki 1 akses colokan
h. Ruang isolasi memeliki 1 akses colokan.
5) Ruang Anak memiliki kapasitas 22 tempat tidur dengan klasifikasi
:dikelas II terdapat 2 tempat tidur, dan kelas III terdapat 8 tempat tidur
pasien. Dimana kelas III terbagi atas Ruang ISPA dan Ruang Diare.
b. Area Kerja meliputi Fasilitas
1) Ruang nurse station yang cukup untuk 4-5 orang staf dan dapat
menjaga kontak visual antara perawat dengan pasien.
2) Ruangan cukup untuk memonitor pasien, tempat peralatan resusitasi,
dan tempat penyimpanan obat berada di dalam ruangan berdekatan
dengan meja perawat.
3) meja perawat juga terdapat tempat untuk menyimpan alat tulis. Selain
itu terdapat lemari pendingin untuk obat obat yang terdapat di dekat
ners Stusion
4) Ruangan Pasien memiliki pedingin / AC
5) Diruangan Anak memilki ruang staf yang terpisah dan dapat
digunakan oleh staf yang bertugas.
18
6) Didalam ruangan Anak memiliki ruangan khusus dokter. Dan ruang
khusus Kepala Ruangan, Gudang, Ruang Perawat.
7) Ruangan Anak memiliki buku panduan SPO tetapi SPO masih
terfokus di Diklat belum di distribusi ke Ruangan.
8) Didalam Ruang Anak memiliki tempat pembuangan alat/bahan kotor
diamana untuk membersihkan alat-alat yang telah dipakai biasanya
dibersihkan di wastafel. Dan untuk BAB/BAK dilakukan oleh
keluarga pasien di toilet khusus pasien dan keluarga.Yang
jaraknyasekitar ±10 meter dari ruang pasien. tiap Ruangan Kelas III
terdapat 1 wastafel di dalam dan 1 di luar. Ruang Khusus Kelas II
tidak terdapat wastafel dan kamar mandi
c. Fasilitas dan Peralatan
1) Fasilitas Pasien
Berikut ini adalah daftar alat-alat yang tersedia RSUD dr.Hj.
HASRI AINUN HABIBIE dengan menggunakan standar ideal
menurut Depkes RI (2004), dengan tipe Rumah Sakit Tipe C.
19
9 Ventilasi 58 Baik - -
1/tim Perlu
10 Telepon - -
diadakan
Alat Pemadam 1/ruangan Perlu
11 - -
Kebakaran (APAR) diadakan
12 Lemari BHP 1 buah Baik 1:1 -
20
Bak Instumen
14 - - 1/ruangan Perlu diadakan
Besar
Bak Instrumen
15 - - 1/ruangan Perlu diadakan
Sedang
Bak Instrumen
16 - - 2/ruangan Perlu diadakan
Kecil
17 Refleks Hammer - - 1/ruangan Perlu diadakan
18 Termometer Digital 1 buah Baik 1/ruangan -
19 Tourniqet 2 buah Baik 1/ruangan -
20 Standar Infuse 25 buah Baik 1:1 -
21 Troli Obat 4 buah Baik 1/ruangan -
22 Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan -
23 Nebulizer 1 buah Baik 1/ruangan -
24 Bagging - - 1/ruangan Perlu diadakan
25 Gudel - - 1/ruangan Perlu diadakan
Dari hasil wawancara pada perawat di ruangan, perawat
mengatakan untuk kelengkapan sarana prasarana di ruangan belum
memadai untuk kebutuhan fasilitas pasien. Diantaranya yakni,
timbangan BB, suction, bagging, pispot dan urinal (ditunjang oleh
posisi toilet yang letaknya berada jauh dari kamar pasien anak), dan
minor set.
4) Daftar Fasilitas Pendukung di Ruang Anak
Tabel 8. Daftar Fasilitas Pendukung Ruang Anak 2019
No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan
1 Meja Nurse Station 1 Baik -
2 Meja sedang 2 Baik -
3 Lemari arsip 1 Baik -
4 Troli obat/ Tempat obat pasien 2 Baik -
5 Papan informasi - - Perlu diadakan
Papan falsafah dan tujuan
6 - -
keperawatan
7 Handscrub 8 buah Baik -
21
Perlu
8 Papan struktur organisasi 1 Rusak
diperbaiki
Papan hak dan kewajiban
9 2 buah Baik -
pasien
Papan alur pasien masuk
10 - - Perlu diadakan
ruang rawat inap
11 Komputer 1 Baik -
12 Dispenser 1 Baik -
13 AC 4 Baik -
14 AC sentral 15 Baik
15 Loker Perawat 1 Baik -
16 Bangku panjang 1 Baik -
17 Alarm Pemadam Kebakaran 16 buah Baik -
18 Bagan alur discharge planning - - Perlu diadakan
22
Rak III
1 Elektroda 10
2 Handscoon 7,5 2
3 Handscoon 7 2
4 Hipafix 6 cm 1
5 Alkohol Swab 20
6 Syringe 3 cc 6
7 Kertas EKG 1
8 Syringe 10 cc 5
9 Syringe 5 cc 5
10 Syringe 1 cc 1
11 Syringe 20 cc 3
12 Syringe 50 cc 4
Rak IV
1 Guedel No. 2 2
2 LMA No. 3 1
3 ETT No. 6 1
4 Nasopharingeal No. 6 1
5 Suction Kateter No. 8 2
6 Suction Kateter No. 6 2
Rak V
1 Masker Nebulizer Anak 1
2 Nasal Kanul Anak 1
3 Nasal kanul bayi 1
4 NRM Anak 1
5 Infuset Anak 2
6 Infuset Dewasa 2
7 Urine Bag 2
8 Extention Tubing (Prefusor) 5
9 Feeding Tube FR 5 (100 cm) 1
10 Feeding Tube FR 5 1
11 Feeding Tube FR 8 1
12 Abbocath 26 2
23
13 Abbocath 24 2
14 Abbocath 22 2
15 Folley Cath No. 8 2
Rak VI
1 Nacl 0,9 % 500 ml 1
2 Nacl 100ml 4
3 Glukosa 5% 500 ml 1
4 Ringer Laktat 1
5 Asering 500 ml 1
24
26 Formulir konsul
27 Form. Permintaan makanan
28 Form. Permintaan obat
29 Buku expertisi
30 Buku register klien
31 Gunting
b. Timbang terima
25
1) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan perawat yang diruangan
didapatkan bahwa timbang terima dilakukan tiga kali sehari. Shift pagi
pkl 08.00-shift sore pkl-14.00 WITA, shift malam pukul 20.00.
Pelaksanaan timbang terima dilakukan dibed pasien , dan saat timbang
terima dihadiri oleh katim dan kepala Ruangan, dan perawat yang
sedang jaga menyampaikan timbang terima kepada perawat
selanjutnya dengan menggunakan catatan data pasien, yang isinya
tertuang masalah pasien, jumlah pasien baru, dan jumalah pasien
keseluruhan. Menyampaikan permasalah yang belum teratasi, keluhan
pasien, intervensi yang telah dilakukan, vital sign.
2) Observasi
Dari hasil observasi didapatkan kegiatan timbang terima
dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pergantian shift malam ke shift
pagi pukul 08.00 WITA, shift pagi ke shift sore pukul 14.00 WITA
dan shift sore ke shift malam pukul 20.00 WITA. Observasi pada hari
Selasa19Maret 2019 telah dilakukan timbang terima antara Sift
Malam ke Sift Pagi pada pkl 08.30 timbang terima dilakukan dibed
pasien dan dihadiri katim , kepala ruangan, perawat pelaksana.
timbang terima langsung dibuka oleh kepala ruangan. dan isi timbang
terima melaporkan jumlah pasien, identitas pasien, dokter yang
merawat diagnose pasien, hasil Vital sign dan keluhan .
3) Kuisioner
Dari hasil kuisioner didapatkan sebanyak 100% perawat di
ruangan menyatakan selalu melakukan kegiatan timbang terima setiap
hari.
Masalah : Timbang terima yang sudah dirutin dilakukan oleh perawat
anak tetapi belum optimal, dikarena dalam pelaksanaan waktu terkadang
tidak disiplin, serta pelaksanaan timbang terima tidak diawali dengan
pembacaan doa, sesuai dengan teori dimana operan mempunyai tujuan
untuk mengkomnikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
26
yang di sampaikan harus akurat sehingga adanya kesinambungan
pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap pasien
(Nursalam, 2015). serta pelaksanaan timbang terima belum menggunakan
SBAR timbang terima.
d. Ronde keperawatan
1) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa
ronde keperawatan di ruangan jarang dilakukan. Hal ini dikarenakan
rentang lama rawat pasien hanya berkisar (1-3 hari).
2) Observasi
Dari hasil observasi didapatkan di ruangan perawatan anak
ronde keperawatan belum dilakukan.
27
3) Kuisioner
Dari hasil kuisioner didapatkan sebanyak 90% perawat
menyatakan bahwa ronde keperawatan di ruangan perawatan anak
belum optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya pasien yang akan
dilakukan ronde.
Masalah : Belum optimalnya ronde keperawatan karena rentang lama
rawat pasien yang tidak mencukupi waktu untuk dilakukannya ronde
keperawatan. Menurut Nursalam (2015) Dimana ronde keperawatan
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawtan pasien yang dilaksanakan
oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer, atau konselor, kepala ruangan, perawat palaksana yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. Ronde mempuyai tujuan untuk
menelesaikan masalah pasien melalui penekatan berfikir kritis.
e. Sentralisasi obat
1) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat di
ruangan Anak mengatakan bahwa belum terdapat sentralisasi obat,
belum ada tempat penyimpanan untuk memisahkan obat / pasien.
Ataupun obat oral/ Injeksi.
2) Observasi
Dari hasil observasi didapatkan sentralisasi obat sudah
dilakukan. Penataaan obat baik. Tersimpan dalam troly. Alur
sentralisasi obat adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian
diberikan kepada perawat dan perawat memberikan resep kepada
keluarga pasien untuk mengambil ke apotik. Setelah selesai
mengambil resep di apotik, keluarga pasien memberitahukan dan
memberikan obat ke perawat yang ada di nurse station dan obat
injeksi di simpan oleh perawat di tempat obat, sedangkan obat oral
disimpan oleh keluarga pasien.Untuk informed consent sentralisasi
obat tidak tersedia, dan penempatan obat yang tidak tersentralisasi di
28
penempatan kotak-kotak obat berdasarkan pasien. Untuk obat injeksi
di kelompokkan berdasarkan nama obat dalam lemari obat.
Masalah : Sentralisasi belum berjalan dengan baik sesuai prosedur , dimana
Sentralisasi obat adalah pengolahan obat dimana seluruh obat yang akan di
berikan kepada pasien diserahkan pengelolah sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2014). Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat
secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien terpenuhi.
Pengelolaan logistik dan Obat
1) Penerimaan resep/obat
a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
dapat didelegasikan kepada staf yang di tunjuk (Perawat primer
atau Ketua Tim)
b. Ke bed pasien/keluarga untuk penjelasan dan permintaan
persetujuan tentang sentralisasi obat
c. Format sentralisasi obat berisi: nama, no register, umur, ruangan
2) Pemberian obat
Perhatikan 6 tepat (pasien, obat,dosis, cara, waktu, dokumentasi)
dan IW (Waspada/monitoring).
3) Penyimpanan
Mekanisme penyimpanan
a. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau
dalam kartu persediaan
b. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk
penggunaan oral atau obat luar (Nursalam, 2016)
f. Discharge planning
1) Wawancara
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan didapatkan
bahwa discharge planning di ruangan perawatan anak sudah dilakukan
dengan baik dan pendokumentasian pasien pulang sudah
dilaksanakan, dan biasanya yang diberikan discharge planning adalah
29
pasien yang memerlukan terapi ulang dan perlu perhatian khusus.dan
menurut perawat di ruang anak alur discharge planning belum ada.
2) Observasi
Dari hasil observasi didapatkan bahwa discharge planning
diruangan perawatan anak telah berjalan dengan baik, mulai dari
pasien masuk ke ruangan status pasien telah berisi lembaran hak dan
kewajiban pasien yang telah ditanda tangani oleh keluarga/pasien.
Kemudian untuk pelayanan yang diberikan oleh perawat terhadap
pasien berjalan berkesinambungan antar perawat yang bertanggung
jawab sesuai dengan shift masing-masing penanggung jawab di tim
dan setelah pasien siap untuk pulang, pasien akan diberikan
pendidikan kesehatan dalam bentuk lisan saja. Sehingga terkadang
menimbulkan miss komunikasi karena keluarga lupa akan pendidikan
kesehatan yang telah diberikan oleh perawat.
Masalah : discharge planning di ruang Perawatan Anak sudah berjalan
dengan baik tetapi bagan alurnya belum ada, pendidikan kesehatan tidak
dibekali brosur atau leafleat. Menurut Rorden dan Traft (1993 dalam
Kristina 2007) mengungkapkan bahwa perencanaan pulang bertujuan
membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan dan
upaya pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi resiko
kambuh, serta menukar informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan
dengan perawat dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Komponen
perencanaan perencanaa pulang terdiri atas :
1) Perawatan di rumah meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan
ksehatan mengenai diet, mobilisasi waktu control, dan tempat control
2) Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya, meliputi dosis, cara
pemberian, dan waktu yang tepat minum obat
3) Obat-obatan yang dihentikan, karena meskipun ada obat-obat tersebut
sudah tidak diminum lagi oleh pasien, obat-obat tersebut tetap dibawah
pulang pasien
30
4) Hasil pemeriksaan, termasuk pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil
pemeriksaan selama MRS, semua diberikan ke pasien saat pulang
5) Surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol
g. Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Anak pada hari
Selasa, 19 Maret 2019, supervisi dilakukan oleh kepala ruangan ke katim
dimana memeriksa laporan status pasien, sementara katim melakukan
supervisi kepada perawat pelaksaanan di timnya masing-masing untuk
mengecek laporan tim, status pasien dan tindakan yang belum dilakukan
oleh perawat pelaksana
Masalah : Tidak ada
h. Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil wawancara dan obserbvasi, pada hari Rabu, tanggal
20 maret 2019 bahwa pasien baru dari UGD ke tempat pendaftaran, untuk di
daftarkan menjadi pasien rawat inap dan mendapatkan status ruangan
kemudian setelah dilakukan pelayanan UGD dan perawat UGD memberikan
pengantar ruangan dan memberikan informasi untuk ruangan yang di tuju
kemuadian keluarga/pasien menandatangani pernyataan rawat inap. pasien
di bawah ke ruang perawatan untuk peserta JKN diarahkan ke loket BPJS
untuk pengurusan SEP (surat eligibilitas peserta) dan untuk pasien non JKN
/pasien umum diarahkan ke loket pembayaran jika pasien sudah didizinkan
pulang. Dan untuk pasien yang akan dirujuk dilakukan rujukan di ruang
perawatan / di UGD langsung.
Masalah : tidak ada
31
Pasien
IGD
Pulang
Rawat Inap
Rujuk
Rumah
Pendaftaran PBJS (Pengurusan
Sakit Lain JKN SEP)
Rawat Inap
Ruang
Perawatan
JKN Loket
Pembayaran
PULANG
i. Dokumentasi
32
4. Pembiayaan (M4-Money)
Sistem pembayaran pasien dikelolah langsung oleh bagian keuangan rumah
sakit dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang digunakan oleh pasien
antara lain: Untuk pasien BPJS/JKN, biaya perawatan ditanggung oleh jaminan
tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku dimana batas waktu pengurusan
hanya 3 hari sejak pasien masuk rumah sakit, untuk pasien umum seluruh biaya
perawatan ditanggung sepenuhya oleh pasien/ keluarga (biaya sendiri), untuk
batas waktu pulang pasien tidak terbatas, Biaya perawatan disesuaikan dengan
jaminan kelas yang ditentukan oleh BPJS atau JKN.
Pembiayaan pasien (perawatan) yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan
di Ruang Anak hanya memiliki kelas II, III, dengan rincian sebagai berikut :
Tarif RS
Tabel 11. Tarif Rumah Sakit di Ruang Perawatan Biasa RSUD dr.hj.Hasri
Ainun Habibie Provinsi Gorontalo
Jasa Pelayanan
Jenis
No Jasa Sarna Dr. Dr. Jumlah
Pelayanan Perawat
Spesialis Umum
1. Kelas III Rp. 27.000 Rp. 9.000 Rp. 1.800 Rp. 7.200 Rp. 45.000
2. Kelas II Rp. 60.000 Rp. 20.000 Rp. 4000 Rp. 16.000 Rp. 100.000
3. Kelas I Rp. 90.000 Rp. 30.000 Rp. 6000 Rp. 24.000 Rp. 150.000
4. VIP B Rp. 120.000 Rp. 40.000 Rp. 8000 Rp. 32.000 Rp. 200.000
5. VIP A Rp. 150.000 Rp. 50.000 Rp. 10.000 Rp. 40.000 Rp. 250.000
6. VIP Khusus Rp. 210.00 Rp. 70.000 Rp. 14.000 Rp. 56.000 Rp. 350.000
Pembagian Jasa
RSUD dr.Hj.Hasri Ainun Habibie adalah Rumah sakit milik provinsi dan dana
serta intensive tenaga perawat dan dokter dibayarkan oleh pihak provinsi Dengan
rincian :
1. Tenaga kontrak Rp.2.300.000/bulan dengan pendidikan S1+Ners,
33
2. PNS jabatan tenaga terampil, tunjangan daerah sebesar Rp.3.400.000.
3. PNS Jabatan Perawat Mahir Rp.3.700.000
4. Untuk pembagian jasa kepala ruangan anak periode bulan agustus 2016
Rp.606.288,- dan untuk katim Rp.533.300,- dan perawat pelaksana
Rp.469.553,- dan jumlah besaran jasa berdasarkan poin masing-masing
ruangan.
34
Pada bulan januari
444
𝐵𝑂𝑅 = 𝑥 100%
22 𝑥 31 (682)
=65,10%
= 76,78 %
Bulan Januari
275
𝐴𝐿𝑂𝑆 = 𝑥 100%
146
= 1,88 (2 hari)
35
Bulan Februari
344
𝐴𝐿𝑂𝑆 = 𝑥 100%
151
= 2,27 (2 hari)
Tabel 14. Distribusi ALOS Pasien Ruang Perawatan Anak tahun 2019
36
Angka TOI yang tinggi (>3 hari) menunjukkan tingkat
ketidakefisiennya penggunaan tempat tidur rumah sakit. Adapun menurut
(DEPKES RI 2005) ideal untuk TOI yaitu 1-3 hari, sedangkan diruang Anak
RSUD Hj.Hasri Ainun Habibie didapatkan rata-rata ideal tempat tidur
kosong adalah 2 hari, sehingga untuk ruang Anak dikategorikan ideal.
37
adalah 7 kali pemakaian . sehingga untuk ruangan Anak dikategorikan tidak
ideal.
5) Indicator mutu
1) Tingkat Kepuasan Klien
Dari hasil wawancara didaptkan bahwa data tingkat kepuasan klien
diruangan bedah dengan hasil kuisioner didapatkan 100% klien
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan diruang perawatan.
Masalah : tidak ada masalah
2) Patienty Safety
1) Identifikasi Pasien Dengan Benar
a. Wawancara
Berdasarkan wawancara pada tanggal 19 Maret 2019
ketua tim mengatakan bahwa identifikasi pasien melalui gelang
identitas dimana gelang terdiri atas 2 warna, yaitu warna merah
mudah untuk wanita dan biru untuk laki laki dan karena pasien
adalah pasien anak maka hanya menggunakan visual yaitu
hanya melihat gelang pasien apakah sesuai nama, MR, dan
tanggal lahir dan dicocokkan setiap perawat akan melakukan
tindakan Keperawatan, pemberian obat, pengambilan sample
darah atau prodak darah
Dan berdasarkan wawancara pada salah satu orang tua
pasien menyatakan bahwa adapun fungsi dari gelang tersebut
adalah sebagai penanda identitas pasien. dan hanya mengetahui
dengan jelas bahwa jika warna merah mudah adalah gelang
perempuan dan warna biru adalah gelang khusus laki laki.
b. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 19 Maret 2019
didapatkan bahwa pasien di ruangan perawatan anak sudah
menggunakan gelang identitas pasien. Untuk anak laki-laki
menggunakan gelang berwarna biru dan untuk anak perempuan
menggunakan gelang berwarna merah mudah. Identifikasi
38
pasien menggunakan tiga identitas yaitu Nama, MR, dan tanggal
lahir. Setiap melakukan tindakan perawat selalu melihat gelang
terlebih dahulu kemudian melakukan tindakan, Dan terkadang
pemasangan gelang pasien dilepas oleh keluarga dari tangan
pasien karena belum paham dengan fungsi dari gelang
Masalah : kurangnya informasi kepada kelurga tentang fungsi
penggunaan gelang identitas pasien.
2) Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Tim bahwa
perintah lisan melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan di
tuliskan secara lengkap oleh penerima perintah dan dicatat
kemudian di gunakan stempel TBAK, Cuma terkadang
penggunaan cap TBAK tidak rutin dilakukan.
b. Observasi
Dari hasil observasi dengan perawat di ruangan bahwa di
ruangan Anak bahwa setiap keluhan pasien atau melaporkan
hasil pemeriksaan perawat langsung menghubungi dokter yang
merawat. Dan menuangkan dalam laporan SBAR tapi
penggunaan cap TBAK penggunaanya hanya sesekali.
Masalah : SBAR hanya digunakan oleh perawat dalam
melaporkan kondisi pasien atau hasil pemeriksaan penunjang
tetapi pelaporan atau penggunaan komunikasi efektif dengan
system SBAR timbang belum diterapkan. Dan Cap TBAK
(Tulis, Baca, dan Konfirmasi), sudah digunakan oleh perawat
anak tetapi belum optimal, karena dalam pelaksanaanya tidak
melakukan konfirmasi kembali saat ada rekomendasi dari
pemberi intruksi (tidak mengeja kembali nama obat).
berdasarkan Permenkes RI No 1691/MENKES/PER/VII/2011.
39
3) Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
a. Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada perawat anak
pada tgl 19 maret 2019 mengatakan bahwa obat-obat high alert
sudah di beri label high alert oleh petugas farmasi, dan
penempatan obat high alert tidak di sendirikan. Dan berdasarkan
wawancara tersebut bahwa perawat anak mengetahui bahwa
penempatan obat high alert yang penting sudah terlebel high
alert dan perawat menyebut jenis jenis obat high alert
b. Observasi
Dari hasil observasi tidak ditemukan cairan konsetrat
hanya terdapat obat-obat ampul high alert, Troly obat yang
digunakan dalam penempatan semua obat sangat baik dan
tersimpan rapi , obat yang memiliki tanda high alert berada di
sekat obat dan menempatkan obat berdasarkan rak tanpa lebel.
Masalah : penanda tempat obat high alert belum terlihat dengan
jelas ( sehingga penempatan atau letak obat tidak segera
diketahui )
4) Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
a. Wawancara
Berdasarkan wawancara pada perawat pelaksana diruang
anak mengatakan bahwa perlunya melakukan hand hygiene
dengan five moment, dengan menggunakan hand scrub atau air
mengalir dengan tehnik 6 langkah cuci tangan sesuai standar
WHO
b. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 19 maret 2019 di
dapatkan perawat melakukan hand hygiene sesuai dengan
standar tahapan WHO. Melakukan head hygiene setelah kontak
dengan pasien, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan lingkungan pasien. botol botol yang berisi cairan
40
hand scrap berada disetiap bed pasien dan tertata baik. serta
berada di setiap wastafel, dan saat pemasangan tindakan
invasive belum menggunakan APD.
Masalah : pelaksanaan tehnik head hygiene dengan 6 langka
cuci tangan sudah dilakukan dengan baik dan sempurna tetapi
pelaksanaan five momend terkadang masih terlupakan
khususnya sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan, sehingga pelaksanaan five momend belum optimal
dilakukan, serta penggunaan APD belum rutin di gunakan.
5) Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
c. Wawancara
Hasil wawancara dengan salah satu perawat anak pada
Tanggal 19 maret 2019 di ruangan Anak bahwa terdapat
gantungan pasien resiko jatuh di setiap tempat tidur pasien.
skala yang dipergunakan adalah skala Humpty dumpty, dan
perawat mengatakan selalu mengingatkan keluarga pasien untuk
selalu memasang pengaman tempat tidur saat pasien berada
ditempat tidur untuk klip penanda resiko jatuh belum ada di
Ruangan anak.
d. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 19 Maret 2019 di
temukan gantungan resiko jatuh tidak terpasang di setiap bed
pasien, tetapi di masing-masing tempat tidur terpasang
pengaman tempat tidur. Di gelang pasien tidak terdapat klip
penanda kuning
Masalah : Penanda resiko jatuh tidak belum optimal
dikarenakan penanda tidak terdapat di setiap bed pasien anak,
sedangkan pasien anak merupakan kategori resiko jatuh yang
tinggi. Klip penanda resiko jatuh belum tersedia di ruangan
anak. Menurut Nursalam, 2011 pengurangan resiko pasien jatuh
dapat dilakukan dengan rumah sakit menerapkan proses
41
asesmen awal resiko pasien jatuh dan melakukan pengkajian
ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan. Langkah – langkah diterapkan untuk
mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen
dianggap beresiko. Langkah – langkah monitor hasilnya baik
tentang keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun
dampak yang berkaitan secara tidak sengaja.
42
3. Pparameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuahan yang
diberikan perawat
4. Perlindungan hokum bagi perawat dan pasien
5. Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas
6. Sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan
profesi.
43
2. Fungsi Pengorganisasian
a. Struktur organisasi
Direktur
dr. Yana Yanti Sulaeman,SH.
Kasie Keperawatan
Arifandy Pelealu,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Kepala Ruangan
Ns. Novarita Hamzah, S.Kep
Anggota ANGGOTA
Evaluasi Administrasi
44
b. Uraian tugas
1) Kepala ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang
rawat. Tugas Pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
c) Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan ruang rawat.
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan
yang berlaku.
c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan
baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar.
e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan di ruang rawat.
45
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi :
a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
b) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
c) Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
2) Ketua tim (perawat primer)
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
4. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
5. Membuat jadwal perjanjian klinik
6. Mengikuti timbang terima
7. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
8. Menerima dan menyesuaikan rencana
9. Melaksanakan sentralisasi obat
10. Mendampingi visite
11. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala
ruangan dan perawat assosiate
12. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan
3) Perawat assosiate
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, dan
spiritual dari klien
46
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta
diagnostik
5. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul
maut
6. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan
secara administratif
7. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan
8. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan dan keindahan ruangan
9. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian
10. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
dengan penyakitnya
11. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupun tertulis
12. Membuat laporan harian
13. Mengikuti timbang terima
14. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan
15. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat
primer
2) Pengaturan jadwal dinas
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa
pengaturan jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi,
shift sore dan shift malam. Untuk shift pagi 6 orang perawat, 1
administrasi, 1 tenaga evakuasi, shift sore 3 orang perawat (1
orang leader dan 2 orang perawat asosiat), shift malam 3 orang (1
orang leader da 2 orang perawat asosiat).
3) Pengaturan daftar pasien
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa
menurut standar akreditasi pengaturan daftar nama pasien nama
47
pasien , nomor kamar serta nomor tempat tidur pasien tidak di
perbolehkan lagi karena berhubungan dengan privasi pasien.
4) Pengorganisasian perawatan klien
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
bahwa perawatan klien dibagi menjadi 5 ruangan yaitu kelas II 1
ruangan, kelas III 2 ruangan, isolasi 2 ruangan.
5) Sistem penghitungan tenaga
Kepala Ruangan melakukan perhitungan kebutuhan tenaga
dan mengajukan ke Bidang keperawatan, dan dari bidang
keperawatan melakukan pembagian tenaga sesuai kebutuhan
rungan disesuaikan dengan kapasitas jumlah perawat yang ada.
3. Fungsi Pengarahan
a. Operan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, untuk operan
terapi dan obat pasien dilakukan di nurse station dan untuk operan
pergantian shift dilakukan didepan pasien, proses operan belum
menggunakan SBAR dan tidak memperkenalkan pergantian sift
kepada pasien dan keluarga pasien. sehingga untuk operan ruangan
perawatan Anak belum dilakukan secara optimal
b. Pre dan post confrence
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa pre dan
post conference sudah pernah dilakukan tapi jarang, dan dari hasil
observasi pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2019, perawat diruangan
Anak belum melakukan pre dan post conference.
c. Motivasi kepada perawat
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa
motivasi kepada perawat dilakukan oleh kepala ruangan.
d. Pendelegasian
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa
pendelegasian oleh kepala ruangan dilakukan hanya dalam bentuk
lisan.
48
e. Supervisi
Berdasarkn hasil wawancara pada hari Selasa 19 maret 2019,
didapatkan bahwa kegiatan supervisisering dilakukan oleh kepala
Bidang Keperawatan seminggu sekali dan waktu yang tidak di
tentukan.
f. Ronde keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa
ronde keperawatan di ruangan jarang dilakukan.Hal ini dikarenakan
rentang lama rawat pasien berkisar (1-3 hari).
4. Pengendalian
a. Indikator mutu
1) Tingkat kepuasan pasien
Tidak ditemukan data mengenai kepuasaan pasien selama 3 bulan
terakhir.
2) Keamanan pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari
angka kejadian flebitis, kejadian kesalahan pemberian obat dan
kejadian jatuh.Dari pengukuran indikator mutu pelayanan
keperawatan klinik yang dilakukan pada bulan Januari dan
Februari tidak ditemukan dan menurut wawancara kepala ruangan
indicator mutu belum berjalan baik mengeni kejadian flebitis,
kejadian kesalaan pemberian obat, kejadian decubitus, kejadian
jatuh.
b. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Menurut kepala ruangan audit dokumentasi asuhan keperawatan
dilakukan setiap bulan oleh bidang keperawatan.
c. Survey Kepuasan Dan Survey Masalah Pasien
Dari hasil survey dengan menggunakan kuisioner tingkat
kepuasan pasien 100% dari 9 keluarga pasien yang menjadi responden
mengatakan bahwa perawat memperkenalkan diri,perawat dalam
melayani bersikap sopan dan ramah, perawat menjelaskan peraturan
49
dan tata tertib rumah sakit saat pertama kali masuk Rumah sakit,
perawat menjelaskan fasilitas yang ada tersedia di rumah sakit,
perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang peting untuk
kelancaran perawatan, perawat menjelaskan tujuan perawatan pada
pasien, perawat atau kepala ruangan menjelaskan kepada pasien tetang
perawat yang bertanggung jawab kepada pasien, perawat
memperhatikan keluhan pasien, perawat memberikan keterangan
tentang masalah yang dihadapi oleh pasien, perawat memberikan
penjelasan sebelum melakukan tindakan keperawatan, perawat
meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga sebelum melakukan
tindakan, perawat menjelakan prosedur tindakan yang akan dilakukan
sebelum melakukan tindakan, perawat menjelaskan resiko atau bahaya
suatu tindakan pasien sebelum melakukan tindakan, perawat
memberikan keterangan atau penjelasan dengan tepat dan jelas,
perawat selalu memantu atau mengobservasi keadaan pasien secara
rutin, perawat selalu menjaga kebersihan rumah sakit, perawat
melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri,
dalam melakukan tindakan keperawatan perawat selalu berhati-hati,
setelah melakukan tindakan keperawatan perawat selalu menilai
kembali keadaan pasien.
50
2.2.3. Analisis SWOT
Faktor internal
Kekuatan ( Strength) Kelemahan ( Weakness )
1. Rumah Sakit dr.Hj.Hasri Ainun 1. Banyak perawat yang belum mengikuti
Habibie saat ini adalah Rumah pelatihan
sakit Tipe C yang sebelumya 2. Kurang Displin perawat dalam
adalah tipe D melakukan timbang terima
2. Rumah sakit dr.Hj.Hasri Ainun 3. Laporan operan belum menggunakan
habibie sudah bekerja sama SBAR timbang terima
dengan Pihak BPJS 4. Obat belum ter sentralisasi dengan
3. Kepala Ruangan berlatar optimal
belakang pendidikan Ners 5. Belum semua tempat tidur pasien
4. Perawat Ruangan terdiri dari 8 terpasang penanda resiko jatuh
Orang Ners perawat 6. Belum adanya klip penanda resiko
Profesional, dan 4 orang D3 jatuh pada gelang pasien
keperawatan dan 3 orang D4 7. Kurangnya leafleat diruangan terutama
keperawatan ( Perawat pasien pulang
Vokasional) 8. Pencegahan infeksi yang belum
5. Model Asuhan keperawatan optimal
yang digunakan metode tim 9. Sarana dan fasilitas masih belum
6. OperanTimbang terima memadai .
dilakukan 3 kali sehari
7. Ruangan anak memiliki ruangan
yang nyaman dan bersih
51
Faktor external
Peluang ( Opportunity ) Ancaman ( Threatned )
1. Rumah sakit memberikan 1. Tuntutan pasien sebagai konsumen
kebijakan dan kesempatan kepada untuk mendapatkan pelayanan yang
perawat yang ingin melanjutkan professional dan bermutu
studinya 2. Persaingan dengan Rumah sakit yang
2. Adanya kerjasama yang baik antara semakin ketat
mahasiswa keperawatan dengan 3. Adanya tuntutan keluarga pasien
perawat ruangan untuk melengkapi sarana
3. Adanya mahasiswa profes iners 4. Adanya tuntutan terhadap peningkatan
yang melakukan praktek sumber daya tenaga perawat sebagai
Manajemen keperawatan pengembangan diri
4. Adanya kerja sama dengan institusi 5. Makin tinggi kesadaran masyarakat
pendidikan akan hukum
6. Makin tinggi kesadaran
masyarakatakan pentingnya
kesehatan.
52
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pemgobatan dan rasa aman kepada pasien keluarga dan
masyaarakat,(Gillies,1989), Manajemen pada proses keperawatan mencakup
manajemen pada berbagaitahap dalam keperawatan, yaitu : Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi
Manajemen keperawatan sangat berpengaruh dalam proses
keperawatan, karena proses manajemen keperawatan dalam aplikasi
dilapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan
manajemen keperawatan dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan
proses keperawatan. Dengan manajemen yang baik otomatis pelayanan
keperawatan dapat diberikan dengan baik pula.
3.2. Saran
53