Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL MANAGEMENT KASUS

Dosen Pembimbing
Duwi Basuki, M.Kep

Di susun oleh :

Kelompok 3/kelas C

1. HABIB BAHARUDIN ( 201601079 )


2. BRILIANTI ROSA ANGGELINA ( 201601082 )
3. DHITA ALAM AL ISHAQI ( 201601084 )
4. YEHEZKIEL DWI ARIEF WIBOWO ( 201601087 )
5. MAYA DYAH KUSUMA DEWI ( 201601093 )
6. FEGI PRASETYO NUGROHO ( 201601098 )
7. WAWAN SETYO WAHYU UTOMO ( 201601101 )
8. FERLIN FIRMANDA BASKORO ( 201601102 )
9. ISNA AINUN MAHYA ( 201601118 )

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat – Nya,
sehingga kami telah menyelesaikan makalah kami berjudul “Makalah Model
Management Kasus” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Manajement” Program
Studi S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan – arahan
yang telah diberikan
2. Ucapan terimakasih kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang telah
mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
3. Serta Rekan – rekan mahasiswa STIKes Bina SeHat PPNI yang ikut serta
dalam membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama


bagi pembaca, penulis dan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Mojokerto, 25 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

Contents
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................2
1.3.2 TujuanKhusus....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 4
2.1 Pengertian Manajer Kasus ............................................................. 4
2.2 Elemen Utama manajemen kasus .................................................. 5
2.3 Tujuan Model Manajemen Kasus .................................................. 5
2.4 Fungsi Manajemen Kasus ............................................................. 6
2.5 Langkah Kegiatan Manajemen Kasus ........................................... 8
2.6 Tugas Pendamping sebagai Manajer Kasus ................................ 10
2.7 Kerangka Kerja Manajemen Kasus ............................................. 11
2.8 Kekurangan dan Kelebihan Manajemen Kasus ........................... 12
2.8.1Kekurangan ......................................................................... 12
2.8.2Kelebihan ............................................................................ 12
BAB III ................................................................................................ 13
3.1 Simpulan ...................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................ 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga


kesehatan untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat
diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut
adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP)
yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan
profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP,
perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien
sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus
ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
memadai.
Pendekatan dalam bentuk MPKP ini merupakan pendekatan proses
manajemen yang meliputi struktur, proses dan nilai profesional melalui
fungsi-fungsi manajemen yaitu : perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian yang terintegrasi guna merealisasikan tujuan
keperawatan yang ditetapkan (Nursalam, 2009 dan Sugiharto, dkk, 2012).
Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model
yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas,
tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa
atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan
(Bron,1987). Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang
bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan
kegiatan penerapan standart asuhan keperawatan dan pendidikan

1
berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah pentingnya
yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar
dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta
meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Menurut Tappen (1995),
model pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model
kasus, model fungsional, model tim, model primer, model manajemen
perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini membahas seputar manajemen kasus meliputi :

1. Apa pengertian dari model manajemen kasus ?


2. Apa saja tujuan model manajemen kasus ?
3. Apa saja fungsi manajemen kasus ?
4. Bagaimana langkah kegiatan manajemen kasus ?
5. Apa saja tugas pendamping sebagai manajer kasus ?
6. Bagaimana kerangka kerja manajemen kasus ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan manajemen kasus ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memahami tentang model manajemen kasus

2
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tentang model manajemen kasus


2. Untuk mengetahui tujuan dari model manajemen kasus
3. Untuk mengetahui fungsi dari model manajemen kasus
4. Untuk mengetahui langka kegiatan manajemen kasus
5. Untuk mengetahui tugas pendamping sebagai manajer kasus
6. Untuk mengetahui kerangka kerja manajemen kasus
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan manajemen kasus

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Kasus

Manajemen kasus adalah metode pendekatan pengelolaan kasus


yang menghubungkan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan klien,
keluarganya dan bertujuan untuk menekan biaya dan menjaga kualitas.
Menurut the Case Management Society of Amerika (2006)
mendefinisikan manajemen kasus sebagai suatu proses kolaborasi antara
pengkajian, perencanaan, fasilitas dan advokasi terhadap pilihan dan
perawatan untuk mengetahui kebutuhan kesehatan individu melalui
komunikasi dan sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang
berkualitas dan biaya yang efektif.
Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan kesehatan
secara multidisiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi
berbagai anggota tim kesehatan dan sumber – sumber yang ada sehingga
dapat dicapai hasil akhir asuhan kesehatan yang optimal. Pada metode ini
satu perawat akan memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien
secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu
perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan klien. Pasien akan diraway oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode ini secara umum dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensiv
care.

4
2.2 Elemen Utama manajemen kasus

1. Pendekatan berfokus pada klien. Fokus layanan adalah kebutuhan

klien, bukan kebutuhan institusi atau kebutuhan profesi

2. Koordinasi asuhan dan layanan antar institusi. Kebutuhan klien

dipenuhi oleh berbagai institusi atau bagian. Peran manajer kasus

adalah untuk mengkoordinasi, mengkomunikasikan dan mengelola

hubungan antar bagian atau antar institusi

3. Berorientasi pada hasil

4. Efisiensi sumber

5. Kolaborasi

2.3 Tujuan Model Manajemen Kasus

1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan


sesuai dengan standar.
2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin.
3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin.
4. Efesiensi biaya.
5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui
kolaborasi dengan tim lainnya.
6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja.
7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan.

5
2.4 Fungsi Manajemen Kasus

1. Identifikasi klien dan orientasi


Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara
langsung dan menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan
yang ingin di capai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu
perawatan dan pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh
manajemen kasus.
2. Asesmen klien
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan
perumusan suatu asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif
klien, situasi kehidupan, dan sumber-sumber. Dalam hal ini termasuk
juga melakukan penggalian atas potensi klien, baik kekuatan dan
kelemahanya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang tidak.
a. Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan
dan kelemahannya.
b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum
tentu harus terlibat secara langsung.
c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan
bahwa informasi mereka menyeluruh (komprehensif) dan terkini
(actual).
d. Selalu kontak secara teratur dengan kien sehingga dapat
memahami perubahan kemampuan dan kebutuhannya.
3. Rencana intervensi / pelayanan
Pekerja social sebagai manajer kasus mengidentifikasi
pelayanan – pelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat di
jangkau untuk membantu penanganan masalah klien.
a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga / organisasi pelayanan di
dalam masyarakat serta memahami pelayanan yang diberikan
masing-masing lembaga/ organisasi, termasuk kebijakan dan
prosedurnya.

6
b. Memberikan informasi yang di milikinya kepada perencanaan
kasus tentang sumber-sumber yang tersedia.
c. Menginterprestasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada
pemberi pelayanan.
4. Koordinasi hubungan dan pelayanan
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan
sumber-sumber yang sesuai. Selain itu juga harus menekankan adanya
koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan
menjadi sebuah saluran serta point utama dari komunikasi yang
terintegrasi.
5. Tindak lanjut dan monitoring pelayanan
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak
lanjut yang terus menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk
meyakinkan bahwa pelayanan yang di perlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oeh klien secara tepat.
Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian,
manajer kasus harus segera mengambil tindakan perbaikan atau
memodifikasi rencana pelayanan. Manajer kasus juga menyelesaikan
laporan termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai
dalam perkembangan kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta
kesesuaian terhadap rencana yang telah disusun.
6. Mendukung klien
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis
penyedia pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan
keluarganya pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak
diharapkan dalam mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk
mengatasi konflik pribadi, konseling, penyediaan informasi,
memberikan dukungan emosional, dan apabila sesuai, melakukan
pembelaan atas nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima
pelayanan sesuai dengan haknya.

7
Jangkauan fungsi manajemen kasus tergantung kontekstualnya,
seperti misalnya :
a. Karakteristik populasi sasaran, maksudnya adalah seorang manajer
kasus harus mengetahui benar permaslahan, siapa saja yang terlibat
dalam masalah ini, bagaimana sifat-sifatnya, besaran masalah serta
berbagai alternative penanganan.
b. Kendala lingkungan. Lingkungan yang melingkupi suatu kasus
dapat berbeda-beda antara satu kasus dengan kasus yang lain,
misalnya konteks individu, kelompok kecil, komunitas tertentu dan
masyarakat secara luas. Masing-masing lingkungan seringkali
memiliki kendala sendiri-sendiri. Hal ini perlu dipahami benar oleh
seorang manajer kasus.
c. Jenis lembaga yang memperkerjakan manajer kasus. Maksudnya
adalah lembaga apa atau siapa yang memperkerjakan manajer
kasus (jenis,sifat, dan sebagainya) membawa implikasi bagi
pelaksanaan peran manajer kasus.
d. Beban kasus. Jenis sifat dan kasus yang ditangani masing-masing
klien juga sangat bervariasi, sehingga akan sangat mempengaruhi
pelaksanaan pelayanan manajemen kasus.
e. Hakekat system pelayanan. Maksudnya adalah apa saja pelayanan
yang tersedia oleh suatu sumber, jenis, tujuan pelayanan,system
dan cara penjangkauannya.

2.5 Langkah Kegiatan Manajemen Kasus

a. Orientasi dan identifikasi klien


Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam
pemberian pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang
mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh semua
pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat. Kasus di sini adalah orang
dalam situasi meminta atau mencari pertolongan. Dalam masalah
penyalagunaan NAPZA, orang yang mencari pertolongan dapat para

8
penyalagunaan NAPZA langsung, keluarga atau orang lain. Dalam
manajemen kasus ini, pekerja social melaksanakan peranan sebagai
manajer kasus (case manager). Manajemen kasus merupakan suatu
pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk
menjamin agar klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks
dapat memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat.
Kasus di sini adalah orang dalam situasi meminta atau mencari
pertolongan. Dalam manajemen kasus ini, pekerja social melaksanakan
peran sebagai manajer kasus (case manager), ntifikasi dan menyeleksi
kepada individu untuk mendapatkan hasil pelayanan, yang dapat
berdampak positif pada kualitas hidup melalui managemen kasus.
b. Assessment informasi dan memahami situasi klien
Fungsi ini merujuk pada pengumpulan informasi dan
memformulasikan suatu assessment kebutuhan klien, situasi kehidupan
dan sumber-sumber yang ada serta penggalian potensi klien.
c. Merencanakan program pelayanan
Pekerjaan social mengidentifikasi berbagai pelayanan yang
dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan klien. Klien dan keluarga
serta orang lain yang berpengaruh secara bersama-sama merumuskan
tujuan dan merancangnya dalam suatu rencana intervensi yang
terintegrasi.
d. Menghubungkan dan mengkoordinaksikan pelayanan
Seperti peranannya sebagai broker, manajer kasus harus
menghubungkan klien dengan sumber-sumber yang tepat. Peranan
manager kasus dapat berbeda-beda walaupun pekerja social yang
utamanya sebagai partisifan aktif dalam menyampaikan pelayanan
kepada individu atau keluarga. Manager kasus menekankan pada
koordinasi dengan sumber sumber yang digunakan klien dengan
menjadi saluran dan berkomunikasi dengan sumber sumber pelayanan.

9
e. Memberikan pelayanan tindak lanjut dan monitoring
Manager kasus secara regular menindaklanjuti hubungan
dengan klien dan penyedia pelayanan untuk menjamin bahwa
pelayanan yang dibituhkan dapat diterima dan dimanfaatkan oleh
klien.
f. Memberikan support pada klien
Selama pelayanan berlangsung yang disediakan oleh berbagai
sumber, manager kasus membantu klien dan keluargannya yang
meliputi pemecahan konflik pribadi, konseling, menyediakan
informasi, memberi dukungan emosional dan melakukan pembelaan
yang tepet untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan yang
tepat.

2.6 Tugas Pendamping sebagai Manajer Kasus

1. Mengumpulkan informasi dan menilai situasi klien agar dapat


mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta apa yang dapat
dilakukan terhadap mereka.
2. Memformulasikan suatu rencana pelayanan yang memungkinkan
untuk pemenuhan kebutuhan dan masalah klien
3. Menempatkan dan menyediakan pelayanan, menyusundan
menyampaikan pelayanan yang di butuhkan bagi klien serta
mengkoordinasikan bantuan dari pelayanan pelayanan tersebut
4. Memonitor keefektifan dari rencana pelayanan dalam memenuhi
kebutuhan klien, dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan dalam
rencana untuk memberikan pelayanan yang baik
5. Pelayanan sebagai titik sentral dari tanggung jawab dan komunikasi
sehingga klien dan berbagai penyedia pelayanan akan mempunyai
akses yang cepat pada seseorang yang dapat membantu mereka ketika
klien muncul pertanyaan dan masalah selama pemberian pelayanan
6. Pembelaan bagi klien terutama apabila pelayanan yang ada akan
menjadi sistem yang sulit dimanfaatkan atau diakses

10
7. Bekerja dengan orang orang lain dalam masyarakat untuk
mengembangkan pelayanan dan program yang dibutuhkan oleh klien
tetapi tidak tersedia dalam masyarakat tersebut .
Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan
lingkungan. Tetapi faktor lain mungkin mempengaruhi tergantungnya
tugas, khususnya bagaimana manajerbekerja dalam suatu organisasi.
Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam
memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf . Kepuasan kerja staf
dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana
kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam
memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer
agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan
kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya

2.7 Kerangka Kerja Manajemen Kasus

1. Pasien masuk melalui “ agency kesehatan “. Manajer mempunyai


kewenangan dan tanggungjawabdalam perencanaan sampai dengan
evaluasi pada episode tertentu tanpa membedakan pasien itu berasal
dari unit mana.
2. Dalam manajemen kasus menggunakan dua cara :
a. Case Management Plan (CMP) merupakan perencanaan bersama
dari masing – masing profesi kesehatan.
b. Critical Path Diagram (CPD) merupakan penjabaran dari CMP dan
ada target waktu.
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari, yang
mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan.
Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini tergantung dari karakteristik
tatanan asuhan keperawatan.

11
2.8 Kekurangan dan Kelebihan Manajemen Kasus

2.8.1 Kekurangan

1. Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab.


2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
3. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
4. Pendelegasian perawat klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas.

2.8.2 Kelebihan

1. Perawat lebih memahami kasus per kasus.


2. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
3. Kebutuhan pasien terpenuhi.
4. Pasien merasa puas.
5. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian


asuhan keperawatan dan manajemen sumber – sumber terkait yang
memungkinkan adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality
oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan
lanjut. Adapun tujuan dari model manajemen kasus salah satunya yaitu
menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan
sesuai dengan standar dan memfasilitasi. Selain itu fungsi dasar
manajemen kasus meliputi identifikasi klien,dan orientasi (Client
Identification and Orientation), pengkajian klien (Client Assesment) dan
rencana intervensi /pelayanan, koordinasi hubungan dan pelayanan, tindak
lanjut dan monitoring pelaksanaan pelayanan dan yang terakhir
mendukung klien.
Kekurangan dari model manajemen kasus antara lain, kemampuan
tenaga perawat pelaksana dan siswa praktik yang terbatas sehingga tidak
mampu memberikan asuhan secara menyeluruh, membutuhkan banyak
tenaga. Tetapi dari model manajemen kasus ini juga ada kelebihan yaitu
kebutuhan pasien terpenuhi, pasien merasa puas, masalah pasien dapat
dapat dipahami oleh perawat, kepuasan tugas secara keseluruhan dapat
dicapai.

3.2 Saran

Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan tentang
Manajemen kasus bagi pembaca, penulis dan mahasiswa S1 Ilmu
Keperawatan di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

13
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Dwi. 2018. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Sidoarjo: Indomedika


Pustaka.

Nursalam.2007.Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 4.Jakarta:Salemba Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai