Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan Volume 11 No 2 Juni 2019, Hal 149 - 154 p-ISSN 2085-1049

LPPMKeperawatan
Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Volume Kendal
11 No 2 Juni 2019, Hal 149-154 e-ISSN
LPPM Sekolah Tinggi Ilmu 2549-8118
Kesehatan Kendal

GAMBARAN HARGA DIRI LANSIA


Setianingsih,Yenni Kassatun*, Rina Anggraeni
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kendal, Jl Laut 31A Kendal, Jawa Tengah 51311
*yennikassatun55@gmail.com

INFORMASI ABSTRAK
ARTIKEL Lansia pada umumnya memiliki dorongan kemauan yang masih kuat,
Riwayat Artikel akan tetapi terkadang realisasinya tidak dapat dilaksanakan, karena
Diterima : 2 Mei 2019 kelemahan, keterbatasan fungsional, dan ketidak mampuan, yang
Diterima dalam bentuk revisi : ditimbulkan akibat dari proses menua. Keterbatasan yang dimiliki akan
19 Juni 2019 menimbulkan keraguan dan ketidakpercayaan diri pada lansia. Lansia di
Disetujui : 26 Juni 2019 panti pelayanan sosial lanjut usia sebagian besar merasa malu dan sakit-
sakitan, namun ada juga yang merasa bersyukur masih ada yang
merawat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran harga diri
lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring. Penelitian ini
menggunakan desain deskriptif observasional dengan jumlah sampel
sebanyak 31 lansia yang diambil melalui teknik purposive sampling.
Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner Rosenberg Self-Esteem
Scale. Harga diri lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring
Kendal sebagian besar mengalami harga diri rendah yaitu sebesar 18
orang (58,1%). Sebagian besar lansia merasa bahwa kadang – kadang
tidak baik sama sekali (77,4 %)dan terkadang merasa sangat tidak
berguna sebanyak 67,7 %.

Kata kunci: harga diri, lansia

DESCRIBE ELDERLY SELF-ESTEEM

ABSTRACT
Elderly people generally have a strongpower, but sometimes the realization cannot be carried
out, because of weaknesses, functional limitations, and disabilities, which result from the
aging process. Limitations that are owned will cause doubt and self-mistrust in the elderly.
The elderly in Cepiring Elderly Care Centre mostly feel shy and sick, but there are also those
who feel grateful that there are still carers. The purpose of this study was to describe elderly
self-esteem at the Elderly Care Centre. This study used a descriptive observational design
with a sample of 31 elderly people taken through a purposive sampling technique. The
measuring instrument of this study used the Rosenberg Self-Esteem Scale questionnaire. The
self-esteem of the elderly in the Elderly care centre mostly experienced low self-esteem,
amounting to 18 people (58.1%). Most elderly people feel that sometimes it is not good
(77.4%) and sometimes feel very useless as much as 67.7%.

Keywords: self-esteem, elderly

PENDAHULUAN menua yang akan dialami oleh semua individu.


Keberhasilan pembangunan suatu negara dapat Menua merupakan siklus dimana seseorang
dilihat dari salah satu indikator yaitu telah mencapai tahap kehidupan dari
keberhasilan pada beberapa bidang seperti usianeonatus, toddler, pra sekolah, sekolah,
kesejahteraan, sosial ekonomi dan bidang remaja, dewasa dan lanjut usia (lansia). UU No.
kesehatan, kemajuan dari beberapa bidang 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
tersebut akan berdampak pada meningkatnya usia, menyatakan lanjut usia adalah seorang
usia harapan hidup. Meningkatnya usia harapan yang mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria
hidup individu maka, jumlah lansia juga akan maupun wanita(Padila, 2013).
mengalami peningkatan seiring dengan proses

149
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 2 Juni 2019, Hal 149-154 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan lansia yang mengalami perasaan rendah diri,
Rakyat (KKBKR), (2012) dalamMuzamil bersalah, atau merasa tidak berguna, akan
menyebutkan jumlah populasi penduduk lansia membuat lansia tidak berminat untuk interaksi
di Indonesia pada tahun tahun 2010 lansia sosial(Pieter & Lubis, 2010). Menurut hasil
mengalami peningkatan yang cukup signifikan penelitian menunjukan bahwa mayoritas lansia
menjadi 23,9 juta atau sekitar 9,77 % dengan memiliki harga diri rendah yaitu 81,9% dan
tingkat harapan hidup mencapai umur 67,4 yang memiliki harga diri tinggi sebanyak 18,1%
tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah pada lansia di Desa Batursari Demak(Sholihah,
lansia mengalami peningkatan menjadi 28,8 2011). Lansia pada umumnya dorongan
juta atau sekitar 11,34 % dengan tingkat kemauan masih kuat, akan tetapi terkadang
harapan hidup mencapai umur 71,1 realisasinya tidak dapat dilaksanakan, karena
tahun(Muzamil, 2014). Badan Pusat Statistik kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidak
(BPS) Jawa Tengah menunjukan jumlah mampuan, yang ditimbulkan akibat dari proses
penduduk lansia lebih dari 60 sejumlah menua(Nauli, Ismalinda, & Dewi, 2014).
3.983.203. Berdasarkan jenis kelamin yaitu
jumlah lansia perempuan mencapai 2.132.362 Lansia yang mengalami keterbatasan akan
orang, sedangkan penduduk laki-laki mencapai membuat keinginannya tidak dapat
1.850.841 orang(Badan Pusat Statistik Provinsi dilaksanakan sehingga akan menimbulkan
Jawa Tengah, 2015). Badan Pusat Statistik keraguan dan ketidakpercayaan diri lanjut
Kabupaten Kendal menyebutkan jumlah usia(Aspiani, 2014). Hal ini didukung oleh
penduduk lansia lebih dari 60 tahun di Kota penelitian Setiowati yang didapatkan hasil
Kendal yaitu jumlah lansia laki-laki mencapai meliputi harga diri negatif ditunjukan oleh
38.666 orang dan jumlah penduduk perempuan pernyataan lansia yang terbuang dari keluarga
mencapai 48.315 orang(Badan Pusat Statistik dan merasa tidak berguna karena tinggal di
Kabupaten Kendal, 2014). panti. Lansia menjadi tidak percaya diri, selalu
menanyakan eksistensi dirinya, cenderung
Lansia mempunyai harapan untuk mencapai untuk menyalahkan diri dan memiliki harga diri
tahap akhir hidupnya dengan kehidupan yang yang rendah(Setiowati, 2012).
aman, tenang, damai dan mendapatkan kasih
sayang dari keluarganya. Sesuai dengan Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan di
kenyataannya sebagian besar harapan lansia Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring
tersebut tidak terwujud, yang disebabkan oleh Kendal, diperoleh informasi data dari pengurus
beberapa faktor seperti lansia dihantarkan ke tersebut terdapat sejumlah 80 orang lansia.
panti jompo kerena berbagai alasan yaitu salah Berdasarkan wawancara dari 5 lansia, 3 lansia
satunya ketidak mampuan keluarganya dalam mengatakan mengenai dirinya yang sering sakit
merawat lansia. Kebanyakan lansia yang - sakitan, sudah tua sehingga membuat dirinya
dihantarkan ke panti jompo tidak meminta merasa malu, minder, dan sudah tidak berguna
persetujuan dari lansia tersebut, melainkan lagi, akan tetapi 2 lansia merasa bersyukur
lansia dipaksa untuk tetap tinggal di panti masih ada yang merawat, dan merasa dirinya
jompo. Ketika lansia di hantarkan ke panti oleh masih dapat berguna untuk orang lain dengan
keluarganya, maka lansia berangapan bahwa melakukan aktivitas sehari-hari.Berdasarkan hal
dirinya merasa tidak berguna dan tidak di tersebut membuat peneliti merasa tertarik untuk
inginkan sehingga akan membuat lansia melakukan penelitian tentang studi deskriptif
menjadi perasaan rendah diri dan marah harga diri lansia Di Panti Pelayanan Sosial
terhadap diri sendiri, orang lain dan juga Lanjut Usia Cepiring Kendal melalui penelitian
lingkungan. Hal tersebut dapat menyebabkan kuantitatif dengan desain deskriptif
interaksi sosial lansia semakin memburuk dan observasional.
perlahan lansia akan menarik diri dengan
masyarakat sekitar(Andini, 2013). METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
Memasuki usia tua, individu mulai menarik diri dengan desain deskriptif observasional.
dari masyarakat, sehingga memungkinkan Populasi dalam penelitian ini yaitu sejumlah 80
individu untuk fokus dengan dirinya. Perubahan lansia yang berada di Panti Pelayanan Sosial
psikis lansia dapat menyebabkan kemunduran Lanjut Usia Cepiring Kendal. Sampel penelitian
dalam berinteraksi sosial yang dibuktikan pada menggunakan purposive sampling berdasarkan

150
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 2 Juni 2019, Hal 149-154 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yaitu yang terdiri dari 10 item pernyataan. Analisis
sejumlah 31 lansia.Penelitian ini dilaksanakan data menggunakan distribusi frekuensi dan
pada bulan Januari 2017. Tempat penelitian di presentasi.
Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring
Kendal.Variabel pada penelitian ini adalah HASIL
harga diri. Tingkat harga diri diukur dengan Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
menggunakan kuesioner Rosenberg Self-Esteem
Scale (RSES) dengan nilai reliabilitas 0,990

Tabel 1.
Tendensi sentral usia responden (n=31).
Mean SD 95% CI
Lower – Upper
66,06 4,297 64,49 – 67,64
Tabel 1 menunjukan rata – rata usia responden
adalah 66 tahun.

Tabel 2.
Karakteristik responden (n=31).
Karakteristik Responden f %
Jenis Kelamin
Perempuan 21 67,7
Laki- laki 10 32,2
Pendidikan
Tidak Sekolah 16 51,6
SD 10 32,3
SMP 4 12,9
SMA 1 3,2
Perguruan Tinggi 0 0
Tabel 2 menunjukan sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dan tidak
bersekolah.

Tabel 3.
Harga diri lansia (n=31)
Harga Diri f %
Harga Diri Rendah 18 58,1
Harga Diri Tinggi 13 41,9
Total 31 100,0
Tabel 3 menunjukan bahwa mayoritas menjawab poin pernyataan nomer 2 yaitu
responden mengalami harga diri rendah sebanyak 24 (77,4%), dan pertanyaan nomer 6
sebanyak 18 orang (58,1%). Tabel 4 yaitu sebanyak 21 (67,7%) responden.
menunjukan mayoritas responden yang
mengalami penurunan harga diri dengan

151
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 2 Juni 2019, Hal 149-154 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 4.
Jawaban responden mengenai harga diri dengan menggunakan rosenberg self-esteem scale (n=31)
Pernyataan SS S TS STS
f % f % f % f %
Secara keseluruhan saya merasa puas 7 22,6 14 45,2 10 32,3 0 0,0
dengan diri saya sendiri.
Saya merasa bahwa kadang – kadang 0 0,0 24 77,4 5 16,1 2 6,5
diri saya tidak baik sama sekali.
Saya merasa bahwa saya memiliki 5 16,1 10 32,3 16 51,6 0 0,0
sejumlah kemampuan yang baik.
Saya mampu melakukan segala 8 25,8 10 32,3 13 41,9 0 0,0
sesuatu dengan baik, sebagaimana
orang lain juga mampu melakukannya.
Saya merasa tidak mempunyai banyak 1 3,2 18 58,1 9 29,0 3 9,7
hal untuk dibanggakan.
Saya terkadang merasa sangat tidak 0 0,0 21 67,7 9 29,0 1 3,2
berguna.
Saya merasa berharga, setidaknya 5 16,1 12 38,7 14 45,2 0 0,0
sama dengan orang lain.
Saya berharap bisa lebih menghargai 0 0,0 25 80,6 5 16,1 1 3,2
diri sendiri.
Dalam banyak hal, saya cenderung 0 0,0 19 61,3 11 35,5 1 3,2
merasa bahwa saya gagal.
Saya bersikap positif terhadap diri 9 29,0 10 32,3 12 38,7 0 0,0
sendiri.

PEMBAHASAN berpengaruh pada harga diri individu(Rahmah,


Karakteristik Responden 2014).
Hasil studi menunjukan bahwa sebagian besar
lansia berusia diantara 64-68 tahun. Hal ini Hasil studi menunjukan bahwa sebagian besar
sesuai dengan definisi lansia menurut WHO lansia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia
yaitu lansia atau elderly merupakan seseorang Cepiring Kendal tidak bersekolah sebanyak 16
yang berusia 60-74 tahun(Padila, 2013). Survei orang (51,6%). Hal ini sesuai dengan
data dasar di Indonesia mengenai usia harapan pernyataan Surbakti, (2011) tingkat pendidikan
hidup semakin meningkat sejak tahun 2004– akan mempengaruhi sikap dan perilaku individu
2015 yaitu usia harapan hidup mencapai usia dalam menjaga kesehatan fisik maupun
68–71 tahun (Kemenkes RI, 2016). psikologisnya, sehingga individu akan lebih
memahami dan menerima berbagai perubahan
Bertambahnya tua, individu akan mengalami yang dialami dengan mensyukuri segala sesuatu
berbagai gangguan psikologis salah satunya yang dimilikinya(Surbakti, 2009).
yaitu harga diri, hal ini sependapat dengan
pernyataan Robins, Orth & Trzesniewski bahwa Harga Diri Lansia
harga diri cenderung meningkat pada usia muda Hasil analisis data penelitian menunjukan
dan pertengahan, mencapai puncaknya pada bahwa lansia yang termasuk dalam kategori
usia 60 tahun, namun mulai menurun saat harga diri tinggi sebanyak 13 responden
memasuki usia tua(Orth, Trzesniewski, & (41,9%). Hasil observasi menunjukan bahwa
Robins, 2010). responden yang memiliki harga diri tinggi
mayoritas mereka selalu berpikir positif
Hasil studi menunjukan bahwa sebagian besar terhadap dirinya, dan merasa berguna seperti
lansia berjenis kelamin perempuan yaitu 21 membantu sesama lansia seperti mengambilkan
orang (67,7%). Hal ini sesuai dengan hasil makanan, dan baju bagi lansia yang sudah tidak
penelitian Rahmah bahwa perempuan mampu melakukan hal tersebut, sehingga
cenderung memiliki emosi yang kurang stabil mereka dapat menikmati kehidupannya dengan
dan lebih mudah mengalami stress. saling tolong menolong bagi sesama lansia di
Ketidakstabilan emosi tersebut akan Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia.. Hal ini
152
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 2 Juni 2019, Hal 149-154 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

terlihat sebagian besar masih aktif dalam puncaknya pada usia 60 tahun, namun mulai
kegiatan sehari – hari, dapat berkarya seperti menurun saat memasuki usia tua, yang sebagian
membuat kerajinan dari benang rajut, dan disebabkan oleh perubahan status kesehatan
menjahit. Responden juga menyatakan bahwa yang dialami(Orth et al., 2010).
mereka tidak merasa berkecil hati dan minder
ketika hidup di panti, selalu percaya diri, dan Hasil skor RSES menunjukan mayoritas lansia
tetap merasa bersyukur karena diusianya yang memilih jawaban setuju pada pernyataan nomer
lanjut masih ada yang merawat.Lansia yang 2 sebesar (77,4%) yaitu tentang “saya merasa
memiliki pemikiran positif terhadap dirinya, bahwa kadang – kadang diri saya tidak baik
orang lain dan lingkungan sekitar akan sama sekali” dan pada pernyataan nomer 6
membuat harga dirinya menjadi semakin tinggi. sebesar (67,7%) yaitu tentang “saya terkadang
Semakin individu mencintai dan menghormati merasa sangat tidak berguna”. Hal ini
dirinya sendiri dengan segala atribut yang sependapat dengan Sari yaitu penghargaan
dimilikinya, maka individu tersebut juga akan mengenai diri akan menentukan bagaimana
memiliki harga diri yang tinggi. Ketika individu individu akan bertindak dalam hidup. Apabila
mencitai dirinya, individu akan lebih percaya seorang individu berfikir bahwa dirinya bisa,
diri dan mengeluarkan semua potensi yang maka individu tersebut cenderung sukses
dimilikinya kepada semua orang(Andini, sehingga meningkatkan harga dirinya, dan bila
2013). individu tersebut berfikir bahwa dirinya gagal,
maka dirinya telah menyiapkan diri untuk
Responden yang mengalami harga diri rendah gagal, sehingga mengakibatkan harga diri yang
sebanyak 18 responden (58,1%). Hasil dimilikinya cenderung mengalami
observasi menujukan bahwa responden yang penurunan(Sari, 2015). Stuart menyatakan
mengalami harga diri rendah sebagian besar lansia merasa tidak berguna, tidak berharga,
waktunya dihabiskan dengan menyendiri, merasa tidak diperdulikan merupakan ciri-ciri
duduk dikamar, dan jarang mengikuti kegiatan yang mengarahkan lansia pada harga diri yang
yang diadakan sehari-hari. Responden yang maladaptif (rendah)(Stuart, 2016).
mengalami harga diri rendah mayoritas terpaksa
masuk ke Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia SIMPULAN
Cepiring dikarenakan diminta oleh kerabat Lansia yang berada di Panti Pelayanan Sosial
karena tinggal seorang diri. Hal itu Lanjut Usia Cepiring Kendal rata – rata berusia
menyebabkan mereka kurang menikmati 66 tahun, jenis kelamin lansia mayoritas
kehidupan yang ada di sana. Mereka lebih perempuan sebanyak 21 orang (67,7%), tingkat
menginginkan berada disekitar kerabat dan pendidikan lansia sebagian besar tidak
tetangga dibandingkan tinggal di Panti Pelanan bersekolah sebanyak 16 orang (51,6%).
Sosial Lanjut Usia Cepiring Kendal. Lansia Sebagian besar lansia mengalami harga diri
yang tinggal di panti werdha jarang sekali dan rendah sebanyak 18 orang (58,1%).
bahkan ada yang tidak pernah di jenguk oleh
keluarganya, padahal dukungan keluarga sangat DAFTAR PUSTAKA
dibutuhkan juga untuk lansia yang memiliki Andini, A. & S. (2013). Hubungan antara
harga diri positif, lansia masih dianggap sebagai Berpikir Positif Dengan Harga Diri pada
orang yang terhormat bagi keluarganya. Lansia yang Tinggal di Panti Jompo di
Perubahan fisik akibat penyakit yang dialami Bali. Jurnal Psikologi Udayana.
lansia akan membuat lansia merasa rendah diri,
mudah marah, dan merasa dirinya tidak dapat Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan
berguna bagi orang lain(Yosep, 2010). Keperawatan Gerontik Jilid 2. Jakarta:
Seseorang yang memiliki perasaan negatif CV Trans Info Media.
terhadap dirinya, kurang percaya diri, merasa
gagal dengan apa yang dicapai dengan selalu Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal.
merasa bersalah, malu terhadap diri sendiri, hal (2014). Penduduk Dirinci Menurut
ini menyebabkan individu memiliki harga diri Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
rendah(Dinata, 2011).Hal ini didukung dengan Kabupaten Kendal. Retrieved October 6,
pernyataan Robins, Orth & Trzesniewski, 2016, from
bahwa harga diri cenderung meningkat pada https://kendalkab.bps.go.id/linkTabelStati
usia muda dan pertengahan, mencapai s/view/id/68

153
Jurnal Keperawatan Volume 11 No 2 Juni 2019, Hal 149-154 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Setiowati, E. W. (2012). Analisa konsep diri
(2015). Jumlah Penduduk Menurut pada lanjut usia yang di rawat di panti
Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di werdha darma bakti surakarta naskah
Provinsi Jawa Tengah. Retrieved October publikasi diakses tanggal 17 April 2017.
6, 2016, from
http://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/vie Sholihah, H. (2011). Pengaruh Life Review
w/id/1259 Theraphy Terhadap Tingkat Harga Diri
Pada Lansia Di Tejokusuman Notoprajan
Dinata, N. A. (2011). Gangguan Psikososial Ngampilan Yogyakarta. Tinggi Ilmu
pada Lansia. STIKES Mataram. Kesehatan Aisyiyah, 1–13.

Kemenkes RI. (2016). InfoDATIN: Situasi Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktik
Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. In KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA.
Pusat Data dan Informasi Kementerian In International Journal of Social
Kesehatan RI. https://doi.org/ISSN 2442- Psychiatry.
7659 https://doi.org/10.1177/00207640166758
8
Muzamil. (2014). Hubungan Antara Tingkat
Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif Surbakti, E. P. (2009). Stres Dan Koping
pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Lansia Pada Masa Pensiun Dikelurahan
Padang Timur. Jurnal Kesehatan Pardomuan Kec. Siantar Timur
Andalas, 3(2), 141–147. Kotamadya Pematangsiantar. Retrieved
from
Nauli, F. A., Ismalinda, W., & Dewi, A. P. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
(2014). Hubungan keberadaan pasangan 56789/14286/1/09E01612.pdf
hidup dengan harga diri pada lansia.
Jurnal Kepearawan Jiwa, 2(1), 24–30. Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung:
PT Refika Aditama.
Orth, U., Trzesniewski, K. H., & Robins, R. W.
(2010). Self-Esteem Development From
Young Adulthood to Old Age: A Cohort-
Sequential Longitudinal Study. Journal
of Personality and Social Psychology,
98(4), 645–658.
https://doi.org/10.1037/a0018769

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan


Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2010). Pengantar


Psikologi dalam Keperawatan. In
Pengantar Psikologi dalam
Keperawatan.

Rahmah, S. D. E. I. D. R. (2014). Strategi


Coping Stress Pada Lanjut Usia Berjenis
Kelamin Perempuan Di Unit Pelaksana
Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia.

Sari, L. P. (2015). Hubungan Antara


Perawatan Diri Pada Lansia Dengan
Konsep Diri Pada Lansia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.
Universitas Negeri Gorontalo.

154

Anda mungkin juga menyukai