OLEH:
SRI FITRIYANI
NIM: 211030121549
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa dan
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Husada Tangerang.
bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada
Tangerang.
2. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Tangerang.
5. Siti Novy Romlah, SST., M.Epid. selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi
Tangerang.
6. Ida Listiana S.ST., M.Kes. selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Tangerang.
9. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini.
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan laporan penelitian ini.
Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
keperawatan khususnya.
Tangerang,
Sri Fitriyani
NIM. 211030121549
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah (Safriani and Kurniawan
2018).
Berdasarkan data menurut Every Women Every Child tahun 2015 dari
200 juta anak di dunia 5,9 juta penyebab anak yang paling sering
Afghanistan 62% anak yang dirawat, Coloumbia 64% anak yang dirawat dan
<1 tahun 15,1%, 1-4 tahun terkena kasus campak 26,7%, 5-9 tahun 18,2%,
10-14 tahun 10,8% lebih dari 14 tahun 29,3%, kasus TB anak 0-14 tahun
9,7%, kasus pneumonia pada balita sebesar 31,4%, kasus diare pada semua
umur sebesar 33,6% dan pada balita sebesar 23,8% dan jumlah puskesmas
rawat inap selama lima tahun terakhir terus meningkat, yaitu sebanyak 3.459
unit pada tahun 2017, lalu meningkat menjadi 4.201 unit pada tahun 2021,
puskesmasnya berdasarkan status pada tahun 2017, yaitu 6.366 dan pada
Angka rawat inap 0-17 tahun pada tahun 2019 3,84%, 2020 3,94% dan 2021
2,03%. Dan angka tertinggi rawat inap yaitu anak umur 0-4 tahun yaitu
4,47%, persentase anak umur 0-4 tahun di daerah perkotaan 5,20% yang
pernah rawat inap dalam setahun terakhir lebih besar daripada didaerah
Dari anak 0-4 tahun yang pernah rawat inap, sebanyak 43,69 persen anak
umur 0-4 tahun pernah rawat inap di RS swasta, dan 30,81 persen pernah
Data pasien anak yang menjalani rawat inap pada bulan September
Pada anak yang sedang menjalankan rawat inap dirumah sakit dapat
rumah sakit (Hulinggi, 2018). Anak yang mengalami stress akan mengalami
hidup anak. Perubahan yang terjadi dapat berupa psikis atau fisik.
mencoba sesuatu hal yang baru, selain itu dengan terapi bermain diharapkan
penyebab bergesernya gaya hidup anak dari yang awalnya bergaya hidup
mandiri dan menjunjung tinggi nilai tradisional menjadi hedonis dan lebih
leluhur, mengandung nilai moral, dan ikut serta melestarikan budaya bangsa
sering dilakukan dirumah sakit antara lain bola, puzzle, musik, play dough,
Rumah Sakit salah satunya adalah congklak. Permainan tradisional yang bisa
dimainkan oleh anak usia dini ini memiliki fungsi dalam mengembangkan
tahun 2022 dari 10 anak pasien anak yang menjalani rawat inap ada 8 anak
yang mengalami hospitalisasi yang mengalami stress, 3 stress berat umur 3-4
tahun, 2 stress sedang umur 5 tahun dan 3 pasien anak stress ringan umur 6
tahun. Pada tanggal 25-27 September 2022 dicoba melakukan terapi bermain
congklak setelah makan siang selama < lebih 15 menit dilakukan selama 3
hari, didapatkan hasil saat anak melihat perawat tidak lagi langsung
menangis, tidak memanggil nama orangtua dan tidak menarik diri setelah
Sakit Melati”.
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi
2. Tujuan Khusus
congklak
3. Mengidentifikasi bermain congklak pada anak yang di rawat di RS
melati.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi responden
keperawatan anak.
5. Bagi peneliti selanjutnya
A. Konsep Teori
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun yang pada
dan melompat.
perhatian guru.
1) Perkembangan fisik
2) Perkembangan Motorik
4) Perkembangan Moral
2. Konsep Hospitalisasi
a. Pengertian Hospitalisasi
sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak
1) Perkembangan Usia
dokter.
1) Reaksi anak
cidera.
b) Ansietas perpisahan
c) Kehilangan kontrol
secara signifikan.
penyakit anak :
hospitalisasi
pengobatan
peran orang tua dan sibling. Hal ini dapat mempengaruhi setiap
Anak yang sakit juga merasa iri dan kesal dengan saudaranya.
d. Dampak Hopitalisasi
marah. Selain itu juga anak akan tremor, terkejut, bicara cepat,
e. Keuntungan Hospitalisasi
Meskipun hospitalisasi dapat dan bisanya menimbulkan stress bagi
paling nyata adalah pulih dari sakit, tetapi hospitalisasi juga dapat
selama hospitalisasi.
Sakit
Pada tahapan sebelum anak masuk rumah sakit jalani rawat inap
dan setelah anak pulnag dari rumah sakit, bberapa hal dibawah ini
dapat dilakukan :
secara bersamaan.
Perawat anak dapat memberikan edukasi kepada orangtua pada
hari pertama anak menjalani rawat inap juga dapat dilakukan hal-
hal berikut :
teman sekamarnya.
dialami individu.
dan penyesuaian baru, jika berlanjut kurun waktu yang lama akan
1) Aspek Fisiologis
2) Aspek Psikologis
3) Aspek Emosional
1) Stress Ringan
kesehatan.
2) Stress Sedang
kesehatan.
3) Stress Berat
1) Kecemasan Perpisahan
a) Fase Protes
peningkatan stress.
c) Fase Detasemen
interpersonal.
3) Kehilangan Kendali
penuh tekanan.
lain :
sakit.
asuhan keperawatan.
lain :
2) Permainan Multifungsi
keseluruhan.
terselesaikan.
f. Penilaian Stress
Keterangan :
kadang-kadang
2 : Sering
No Aspek Penilaian 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Mulut terasa kering
3 Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu
kejadian
2017).
c. Fungsi Bermain
emosional.
berikut :
3) Perkembangan sosial
4) Perkembangan kreativitas
Berkreasi merupakan suatu kegiatan yang diciptakan sesuai
mengembangkan kemampuannya.
6) Perkembangan moral
ada.
menyenangkan
1) Unoccupied Play
awal sekolah.
prasekolah.
1) Waktu bermain
anak.
sakit.
a. Pengertian
2014).
(Pangestu, 2013)
b. Manfaat Bermain
kuat.
kencang.
dan Rasionalnya
No SOP Rasionalisasi
1 Memberikan salam kepada anak dan Komunikasi awal yang
orangtua atau wali dilakukan melalui salam
merupakan awal dari
komunikasi terapeutik
yang diharapkan dapat
membangun hubungan
kerja sama yang ditandai
dengan tukar menukar
perilaku, perasaan,
pikiran dan pengalaman
ketika membina
hubungan.
(Putu & Elizabeth, 2018,
Devi Triyunda, 2017,
Sugiyono, 2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017).
2 Memberikan informed consent atau Menyampaikan
lembar persetujuan informasi mengenai
rencana tindakan yang
akan dilakukan berupa
keuntungan dan kerugian
yang akan didapatkan
tanpa paksaan.
(Devi Triyunda, 2017).
3 Mempersiapkan alat dan bahan : alat Mempermudah saat akan
bermain congklak, lembar kuesioner dilakukannya tindakan.
(Putu & Elizabeth, 2018,
Devi Triyunda, 2017,
Sugiyono,2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017).
4 Mencuci tangan Menghilangkan kotoran
dan menghambat atau
membunuh
mikroorganisme pada
kulit tangan serta
mencegah penyebaran
mikroorganisme
penyebab infeksi yang
ditularkan melalui
tangan. Mencuci tangan
juga salah satu
pencegahan penyakit
karena tangan seringkali
menjadi agen yang
membawa kuman dan
menyebabkan pathogen
berpindah dari satu orang
ke orang lain, baik
dengan kontak langsung
ataupun tidak langsung.
(Putu&Elizabeth, 2018,
Devi Triyunda, 2017,
Sugiyono, 2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017)
5 sebelum memulai permainan Kontrak waktu sangat
sesuiakan dengan kontrak waktu yang penting bagi pasien anak
sudah disepakati untuk menjamin
kelangsungan interaksi
sehingga terjalin rasa
percaya dan kenyamanan
bagi anak (Sugiyono,
2018).
6 Menjaga suasana tetap nyaman kenyamanan yang
diberikan oleh perawat
kepada anak melalui
terapi bermain diartikan
sama dengan
memberikan kekuatan,
harapan, hiburan,
dukungan, dorongan dan
bantuan (Putu &
Elizabeth, 2018, Devi
Triyunda, 2017,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayat, 2017).
7 Memastikan anak dalam keadaan Bermain merupakan sifat
rileks dan mau bermain aktif sebab anak-anak
terlibat, hal ini membawa
efek positif karena
membuat pemainnya
tersenyum dan tertawa
serta menikmati yang
permainan yang
dilakukan. Hal ini
dikaitkan bahwa kegiatan
bermain harus dilakukan
secara sukarela, tanpa
paksaan atau tekanan
dari pihak manapun
(Sugiyono, 2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017).
8 mengajarkan anak cara bermainnya : bermain merupakan sifat
dengan cara biji-bijian yang terletak aktif sebab anak-anak
dilubang sebelah kanan dan terlibat, hal ini membawa
menjalankan biji-bijian tersebut efek positif karena
kearah kiri sampai biji terakhir jatuh membuat permainannya
ke lubang induk. Permainan akan tersenyum dan tertawa
berhenti jika sudah tidak ada biji-biji serta menikmati yang
yang dijalankan di anak lubang. permainan yang
Bermain congklaknya sehari sekali, dilakukan. Hal ini
selama 10-15 menit dilakukan terapi dikaitkan bahwa kegiatan
ini selama 3 hari. bermain harus dilakukan
secara sukarela, tanpa
paksaan atau tekanan
dari pihak manapun
(Putu & Elizabeth, 2018,
Devi Triyunda, 2017,
Sugiyono, 2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayat, 2017).
9 memberikan kesempatan untuk mendukung
bermain lagi perkembangan anak di
dalam perkembangan
kognitif, diharapkan anak
mampu dapat menguasai
lebih lanjut konsep
warna, ukuran bentuk,
arah, Bahasa,
matematika dan
pengetahuan lain
sehingga merangsang
perkembangan
intelektualnya. Hal ini
harus disesuaikan dengan
permainan yang
dimainkan oleh anak.
Sehingga anak akan
mendapatkan
mengembangkan
pengetahuannya lebih
luas dan menyenangkan
(Putu & Elizabeth, 2018,
Devi Triyunda, 2017,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017)
10 Memberikan pujian ke ana katas memotivasi anak dalam
keberhasilannya dalam melakukan perkembangannya serta
permainan merupakan salah satu
landasan esensial yang
mendorong manusia
untuk tumbuh,
berkembang dan maju
mencapai sesuatu (Devi
Triyunda, 2017,
Sugiyono, 2018).
11 Berpamitan dengan anak dan orang berpamitan merupakan
salah satu bagian dari
komunikasi terapeutik
fase terminasi, dalam hal
ini perawat harus dapat
mengetahui keberhasilan
dirinya dalam mencapai
tujuan dari terapi yang
telah diberikan dan
ungkapan perasaan dari
klien. Berpamitan juga
merupakan salah satu
bentuk kesopanan yang
ditunjukan seseorang
untuk mengakhiri sebuah
interaksi (Sugiyono,
2018).
12 Merapikan kembali alat dan bahan keadaan lingkungan yang
rapi dan bersih sangat
berpengaruh terhadap
kondisi psikologis anak
dan orangtua ketika
berada diruang rawat
inap rumah sakit.
Dengan keadaan
lingkungan yang rapih
akan membuat ruang
perawatan terasa nyaman
dan tenang serta
memberikan privasi
terhadap anak ketika
ingin tidur atau
beristirahat, makan dan
aktivitas lainnya (Putu &
Elizabeth, 2018,
Sugiyono, 2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017).
13 mencuci tangan Cuci tangan dalam lima
momen sangat penting
karena jika tidak
dilaksanakan maka
berefek pada masalah
baru baik untuk pasien,
petugas kesehatan
maupun bagi keluarga
dan kerabat yang
berkunjung ke rumah
sakit. Pelaksanaaan cuci
tangan yang benar teknik
dan waktunya dapat
mencegah penyakit baik
dari petugas kesehatan
kepada pasien, dari
pasien kepada petugas
kesehatan, ataupun dari
pengunjung lain
(Putu&Elizabeth, 2018,
Devi Triyunda, 2017,
Sugiyono, 2018,
Masyhud, 2016, Nur
Hidayah, 2017)
14 Mendokumentasikan Laporan yang otentik
dari semua kegiatan yang
berhubungan dengan
pengelolaan data klien
yang dapat dipergunakan
untuk mengungkap suatu
fakta aktual dan dapat
dipertanggung jawabkan
(Devi Triyunda, 2017).
B. Penelitian Terkait
eksperimen dengan pre post design with one group. Jumlah responden
yaitu 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa
Kerangka pemikiran menurut Sugiyono (2019), merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
Dampak Hospitalisasi :
(Saputro, 2017)
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
baik itu variable yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2015).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2019).
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Devenden
1 Tingkat Segala situasi 1. Tingkat Lembar Wawancara 1. Skor Rasio
stress dimana stress kuesioner dan 0-14
hospitalisasi tuntutan non- normal Stress observasi normal
sebelum spesifik 2. Tingkat DASS 2. Skor
terapi mengharuska stress (Depressio 15-18
bermain n seorang ringan n Anxiety stress
individu 3. Tingkat Stress ringan
untuk stress Scale) 3. Skor
berespon atau sedang 19-25
melakukan 4. Tingkat stress
tindakan. stress sedang
berat 4. Skor
5. Tingkat 26-33
stress stress
sangat berat
berat 5. >34
stress
sangat
berat
Variabel Indevenden
Harapan peneliti :
A. Desain Penelitian
pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007 dalam Rafika, 2020). Jenis penelitian ini
atau tidaknya pengaruh yang timbul dari individu sebelum (pretest) diberikan
yaitu bermain congklak pada anak usia prasekolah usia 3-6 tahun.
Keterangan :
1. Populasi
penelitian ini adalah jumlah pasien anak prasekolah yang menjalani rawat
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
berikut:
n= 45
1+(45(5%2))
n= 45
1+ 45 (0,0025)
n= 45
1+ 0,1125
n= 45
1,1125
variabel penelitian dan berpacu pada teori yang telah dirancang. Pertanyaan
terdiri dari 2 bagian yaitu meliputi bagian pertama merupakan data identitas
pasien dan bagian kedua yaitu bagian yang berhubungan dengan variabel
penelitian.
E. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
dari kuesioner yang telah diisi oleh responden saat berada dilapangan
dimasukan dan memastikan kembali bahwa data tidak ada yang salah,
2. Analisa Data
berikut :
Keterangan :
P : Presentase
F : Frekuensi
n: Jumlah semua sampel
Dan interpretasi data menggunakan keterangan presentase
No % Keterangan
1 0% Tidak ada
2 1-5% Hampir tidak ada
3 6-25% Selebagian kecil
4 26-49% Hamper setengahnya
5 50% Setengahnya
6 51-74% Lebih dari setengahnya
7 75-94% Sebagian besar
8 95-99% Hamper seluruhnya
9 100% Seluruhnya
Sumber (Arikunto, 2016)
c. Analisa Bivariat
F. Etika Penelitian
3. Confidentialy (Kerahasiaan)
sesungguhnya.
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Proposal Program Studi
S-1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang.
Pamulang,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
NIM : 211030121549
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, saya bersedia menerima sanksi akademis.
Tangerang,
Yang membuat pernyatan,
Sri Fitriyani
NIM. 211030121549
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................
LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Pertanyaan Penelitian ....................................................................
D. Tujuan ...........................................................................................
1. Tujuan Umum ........................................................................
2. Tujuan Khusus .......................................................................
E. Manfaat Penelitian ........................................................................
1. Manffat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
DAFTAR TABEL
Nama :
Usia :
Alamat :
No. Hp :
Pekerjaan :
Tangerang
Yang memberikan persetujuan