Anda di halaman 1dari 28

Di Sampaikan Oleh :

Ns. Sri Supami, Skep, S.Pd, M.Kes


ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
KONSEP DIRI
PENGERTIAN
Semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan orang lain. (Stuart
dan Sundeen, 2007)

Termasuk persepsi individu akan sifat dan


kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.
Konsep diri adalah cara individu mengandung dirinya
secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
(Beck, William dan Rawlin, 2005).

Konsep diri belum ada saat lahir, berkembang secara bertahap


saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan
orang lain.
Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan
perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan
aspek bahasa yang utama dalam membantu perkembangan
identitas. Dengan memanggil namanya, anak mengartikan
dirinya istimewa, unik dan mandiri.
Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan
pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi
oleh bagaimana individu mengartikan
pandangan orang lain tentang dirinya.

Keluarga mempunyai peran yang penting dalam


membantu perkembangan konsep diri terutama
pada pengalaman masa kanak-kanak.
 Pengalaman awal kehidupan dalam keluarga merupakan dasar
pembentukan konsep diri.
 Keluarga dapat memberikan :
- Perasaan mampu x tidak mampu
- Perasaan diterima x ditolak
- Kesempatan untuk identifikasi
- Penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai.
 (Combs & Snyyg yang dikutip Stuart & Sundeen, 2007).
 Suasana keluarga yang saling menghargai dan mempunyai
pandangan yang positif akan mendorong kreatifitas anak,
menghasilkan peranan yang positif dan berarti
Penerimaan keluarga akan kemampuan anak sesuai
dengan perkembangannya sangat mendorong aktifitas
diri dan kesadaran akan potensi dirinya.

“ Jangan !! “ Tidak boleh “ . “ Nakal “ tidak


dianjurkan.

Individu dengan konsep diri + dapat berfungsi


efektif (interpersonal, intelektual ) dan konsep diri yang
negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial
maladaptis.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga diri Kekacauan Deperso


Diri diri positif rendah identitas nalisasi
KOMPONEN KONSEP DIRI

I. Citra Tubuh (Body Image).


- Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar
dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan
perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
- Pada usia remaja focus individu terhadap fisik >
menonjol dari periode kehidupan yang lalu. Bentuk
tubuh, tinggi badan dan berat badan serta tanda-
tanda pertumbuhan sekunder, semua akan menjadi
bagian dari gambaran tubuh.
– Pandangan yang realistis terhadap diri,
menerima dan menyukai bagian tubuh
akan memberi rasa aman sehingga
terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri.
II. Ideal diri (Self Ideal).
- Persepsi individu tentang bagaimana dia harus
berperilaku sesuai dengan standar pribadi.
Standar dapat berhubungan dengan seseorang
yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-
cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
- Ideal diri mulai berkembang pada masa anak-
anak yang dipengaruhi orang-orang yang
penting bagi dirinya yang memberikan tuntutan
atau harapan
- Pada usia remaja ideal diri akan dibentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua,
guru dan teman.
- Gangguan ideal diri adalah diri yang selalu
tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis. Ideal
diri yang samar dan tidak jelas cenderung
menuntut.
III. Harga diri (Self Esteem)
Penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri.
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan
perasaan berharga.
Jika individu sering gagal harga diri
menurun.
Selalu sukses harga diri meningkat.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima
penghargaan dari orang lain.
Manusia cenderung bersikap ( - ) walaupun ia
cinta dan mengakui kemampuan orang lain,
namun jangan mengekspresikannya. Harga
diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang
dan penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa
gagal mencapai keinginan
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri
rendah dan dapat terjadi secara:

1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal :


harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah,
karena :
- Privacy yang kurang diperhatikan, misal:pemeriksaan
fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter,
pemeriksaan perineal).
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
yang tidak tercapai karena dirawat/sakit /penyakit.
- Perlaku petugas kesehatan yang tidak menghargai,
misal: berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan.

2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah


berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien
ini mempunyai cara berfirkir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya.
Empat cara meningkatkan harga diri :

- Memberi kesempatan berhasil beri tugas yang


mungkin dapat diselesaikan, beri pengakuan
dan pujian akan keberhasilannya.
- Menanamkan gagasan beri ide yang dapat
memotivasi kreatifitas anak untuk berkembang.
- Mendorong aspirasi pertanyaan dan pendapat
anak perlu ditanggapi. Beri pengakuan dan sokongan.
.
- Membantu membentuk koping individu perlu
mengembangkan koping untuk menghadapi
kemungkinan yang terjadi dalam penyelesaian
tugas-tugas perkembangan

IV. Peran (Role)


Seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial
yang berhubungan dengan fungsi individu pada
berbagai kelompok sosial.
Setiap individu disibukkan oleh beberapa
peranan yang berhubungan dengan posisi pada
tiap waktu, sepanjang dari kehidupannya. Posisi
dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.

Stress peran :
1. Konflik peran.
2. Peran tidak jelas.
3. Peran tidak sesuai.
4. Peran berlebihan.
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau
berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh
penyakit, proses menua, putus sekolah, putus
hubungan kerja.

V. Identitas
Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa
dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh.
Seseorang yang mempunyai perasaan
identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya berbeda dengan orang lain,unik dan
tidak ada duanya.
Kemandirian tubuh dari perasaan berharga
atau respek pada diri sendiri, kemampuan
dan penguasaan diri. Seseorang yang
mandiri dapat mengatur diri.
Identitas berkembang sejak masa anak-
anak.
Ciri identitas ego :
1. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari
orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri.
3. Memandang, berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu
keselarasan.
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

Gangguan identitas adalah kekaburan atau ketidakpastian memandang


diri sendiri penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.

.
Pengkajian.
1.Faktor Predisposisi.
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri pengalaman masa
anak-anak dapat merupakan faktor kontribusi pada gangguan
atau masalah konsep diri. Orang tua yang tidak benar, dan
tidak menerima akan mempunyai keraguan/ketidakpastian,
gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta orang lain.
b. Faktor yang mempengaruhi peran peran yang sesuai
dengan jenis kelamin.jika peran tersebut tidak sesuai
dengan standar tersebut konflik dalam diri dan
hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas orang tua yang
selalu curiga akan menyebabkan kurang percaya diri pada
anak-anak akan ragu apakah yang ia pilih tepat, jika tidak sesuai
dengan keinginan orang tua maka akan timbul rasa bersalah.
2. Faktor Presipitasi
Disebabkan oleh setiapsituasi yang dihadapi individu dan individu
tidak mampu menyelesaikan.

Stressor yang mempengaruhi gambaran diri :


- Hilangnya bagian badan.
- Tindakan operasi.
- Proses patologi penyakit.
- Perubahan struktur dan fungsi tubuh.
- Proses tumbang.
- Prosedur tindakan dan terapi.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri :
- Penolakan dan kurangnya penghargaan diri dari orang tua.
- Pola asuh yang tidak tepat.
- Kegagalan dan kesalahan berulang.
3. Observasi Penampilan Pasien
Diskusikan penampilan ini dengan pasien untuk mendapatkan pandangan tentang
gambaran dirinya.
4. Mekanisme koping
Jangka pendek :
- Aktivitas yang memberi kesempatan dari sementara dari krisis.
- Aktivitas memberi kesempatan mengganti identitas.
- Aktivitas yang memberi kekuatan / dukungan sementara terhadap konsep diri.
- Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan.
Jangka panjang :
Semua koping jangka pendek jangka panjang.
Penyesuaian / penyelesaian ( + ) akan menghasilkan integritas, ego, identitas dan
keunikan individu.
Selanjutnya dapat menggunakan : “Ego Oriented Reaction“ yang bervariasi untuk
melindungi diri.
4. Mekanisme koping
Jangka pendek :
- Aktivitas yang memberi kesempatan dari sementara dari
krisis.
- Aktivitas memberi kesempatan mengganti identitas.
- Aktivitas yang memberi kekuatan / dukungan sementara
terhadap konsep diri.
- Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan.

Jangka panjang :
Semua koping jangka pendek jangka panjang.
Penyesuaian / penyelesaian ( + ) akan menghasilkan
integritas, ego, identitas dan keunikan individu.
Selanjutnya dapat menggunakan : “Ego Oriented Reaction“
yang bervariasi untuk melindungi diri.
Macam Ego Oriented Reaction akan mekanisme pertahanan diri yang sering dipakai :
- Fantasi
- Isolasi
- Proyeksi
- Mengisar

Dalam keadaan semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian
seperti :
- Penyalah gunaan zat.
- Neurosis / Psikosis.
- Bunuh diri.

Masalah keperawatan :
- Gangguan citra tubuh.
- Gangguan harga diri.
- Ideal diri tidak realistas.
- Ketidakberdayaan.
- Isolasi sosial.
- Resiko perilaku kekerasan.
- Gangguan identitas.
- Perubahan penampilan peran.
Perencanaan dan implementasi :
5 (lima) tingkat keperawatan pada ganggaun konsep diri :
- Memperluas kesadaran diri.
- Menyelidiki / eksplorasi diri.
- Mengevaluasi diri.
- Perencanaan realitas.
- Tanggung jawab bertindak.

EVALUASI :

1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik / system diri klien telah menurun dalam
sifat, jumlah, asal atau waktu.
2. Apakah perilaku klien mencerminkan penerimaan diri, nilai diri dan persetujuan diri
yang lebih besar.
3. Apakah klien sudah meluaskan kesadaran diri dan melakukan eksplorasi dan
evaluasi diri.
4. Apakah klien menggunakan respons koping yang adaptif.

Anda mungkin juga menyukai