0 1 2 3 4 5
• Anak anak usia 4,5 tahun , skala vertikal atau horisontal
Karakteristik
perkembangan respon
anak terhadap nyeri
Bayi muda
• Respon tubuh secara umum kaku atau
memukul kemungkinan disertai reflek
lokal menarik dari area terstimulasi
• Menangis keras
• Mengerutkan alis kebawah, mata
tertutup, mulut terbuka
Bayi lebih besar
• Menarik area yg terstimulasi
• Menangis keras
• Penolakan fisik menjauhkan stimulus
• Ekspresi wajah nyeri/marah
Anak kecil
• Menangis keras, berteriak
• Ekspresi verbal “ow”, “aduh” atau “sakit”
• Memukul lengan /kaki
• Menjauhkan stimulus
• Tidak kooperatif, perlu restrein fisik
• Meminta perhentian prosedur
• Melekat pada orang tua, perawat atau
orang yg berarti
• Meminta dukungn emsional, seperti
memeluk
• Menjadi gelisah dan peka terhadap nyeri
lanjut
Anak usia sekolah
• Perilaku mengelak “tunggu” atau “saya
belum siap”
• Kekakuan otot seperti mengatupkan
tangan, menggertakan gigi,
mengkontraksikan tungkai, menutupkan
mata, mengerutkan dahi
Remaja
• Protes vokal berkurang
• Aktivitas motorik berkurang
• Ekspresi verbal berupa “sakit”
Catatan pengkajian nyeri
1. Catat tanggal dan waktu pemberian
analgesik_____menit berikutnya dan
kemudian_____
2. Gunakan skala peringkat nyeri bila anak
memahami penggunaanya. Sebutkan
skala____peringkat
3. Catat analgesik, dosis dan rutenya
• Catat kemungkinan indikasi atau efek dari
nyeri
• Catat tingkat kemudahan untuk
dibangunkan , gunakan skala sedasi di dalam
kotak
• P = Fungsi pernapasan
• Tanda tangani atau beri inisial individu yg
mencatat informasi
Tanggal/waktu Peringkat Analgesik Efek Bangun P Tanda
nyeri tangan
Skala sedasi
T = tidur, mudah dibangunkan. Tidak
memerlukan tindakan
1 = bangun dan sadar. Tidak
memerlukan tindakan
2 = kadang mengantuk, mudah
dibangunkan. Tidak memerlukan
tindakan
3 = sering mengantuk, mudah
dibangunkan, melayang tidur
selama percakapan. Beri tahu
praktisi
4 = somnolent, respon terhadap
rangsangan minimal atau tidak ada.
Beritahu praktisi
Pedoman penatalaksanaan
nyeri nonfarmokologis
Strategi umum
• Bentuk hubungan saling percaya dengan anak dan
keluarga
• Siapkan anak sebelum prosedur yg berpotensi nyeri
tetap hindari “penanaman” ide nyeri. Sebagai contoh
“ini akan menyakitkan “, “kadang-kadang ini terasa
seperti didorong, ditusuk, dicubit dan kadang tidak
dirasakan oleh orang, beritahu saya seperti apa
rasanya bagimu
• Tinggal dengan anak selama prosedur
• Ajari anak tentang nyeri, khususnya bila
penjelasan dapat mengurangi nyeri
Strategi khusus
distraksi
• Libatkan orangtua dan anak dalam
mengidentifikasi distraktor kuat
• Libatkan anak dalam bermain;
gunakan radio, tape perekam. Minta
anak menyanyi atau menggunakan
pernapasan berirama
• Minta anak mengambil nafas dalam
dan meniupkannya sampai diberitahu
untuk berhenti
• Minta anak meniup gelembung untuk
“meniup jauh rasa sakit”
• Minta anak berkonsentrasi pada
berteriak atau mengatakan “aduh”
dengan berfokus pada “teriak keras
atau lembut saat kamu merasa sakit
dengan begitu saya tahu apa yang
terjadi”
• Gunakan humor seperti, menonton
kartun, menceritakan cerita lucu atau
lawakan atau bertindak lucu dengan
anak
Relaksasi
Bayi kecil :
• Gendong posisi nyaman dan tersokon g baik,
seperti secara vertikal terhadap dada dan
bahu
• Ayun dalam lengkung lebar dan berirama di
kursi belakang, bukan mengguncang anak
Anak besar :
• Minta anak mengambil nafas dalam “pergi
kamu sakit” sambil menghembuskan perlahan
• Bantu anak memilih posisi nyaman (mis :
bantal dibawah leher dan lutut)
Imajinasi
• Minta anak untuk membayangkan hal2 yang
enyenagkan
• Minta anak menulis dan mencatat cerita
Bicara sendiri positif
• “saya akan segera merasa lebih baik”
• “relaksasi akanmembuat rasa sakit yang
berkurang”
Stimulasi kutan
• Gunakan tekanan, vibrator listrik, masase
dengan lotion atau krim mentol; penggunaan
kompres panas dan dingin, seperti esbatu
• TENS ( penggunaan listrik voltase rendah yg
terkontrol pada tubuh melalui elektrode yg
ditempatkan pada kulit)
Rute dan metode pemberian
obat analgesik
Oral
• Disukai krn kenyamanan, biaya, dan
kadarnya dalam darah relatif stabil
• Dosis opioid oral yg lebih tinggi diperlukan
untuk analgesia parenteral yg seimbang
• Puncak efek obat terjadi setelah 1,5 -2 jam
Sublingual/bukal/transmukosal
• Tablet atau cairan ditempatkan diantara
pipi dan gusi (bukal) atau dibawah lidah
(sublingual)
• Awitan lebih cepat daripada oral
• Sedikit obat yg dijual
• Fentanyl oralit- sedasi/analgesia
praoperatif
Intravena (IV) (bolus)
• Disukai untuk kontrol cepat dari nyeri
hebat
• Awitan kira-kira 5 menit
• Dosis bolus setengah dosis IM
• Ulangi setiap jam untuk kontrol (morfin,
fentanil, hidromorfon)
Intravena (kontinue)
• Lebih disukai daripada bolus dan IM
untuk mempertahankan kontrol nyeri
• Memberikan kadar darah yg stabil
• Mudah untuk menetralisir dosis
• Dosis awal :kecepatan infus perjam adalah
membagi dosis IM dengan durasi obat yg
diharapakan untuk rute IM
• Paling baik bila dikombinasikan dengna
dosis bolus IV awal
Subkutan (SC)
• Bila rute oral dan IM tidak dapat
dilakukan
• Memberikan kadar darah sama dengan
infus kontinue
• Dosis dianjurkan sampai dengna 2 jam
dosis IV; dosis 24 jam total biasanya sama
dengna IV total atau dosis IM 24 jam
Intramuskular (IM)
• Tersedia dalam banyak preparat opioid
• Pemberian yang menimbulkan nyeri
• Beberapa obat dapat merusak jaringan
• Absosrbi lebih cepat pada deltoid
daripada gluteal
• Durasi lebih pendek dan lebih mahal
daripada obat oral
Intranasal
• Midazolam (versed) telah digunakan
sebagai sprei nasal
• Meskipun efektif, dapat menjadi rute yg
traumatik
• Tersedia bebas sebagai stadol NS
(butorfanol), disetujui untuk usia diatas 18
tahun, tidak boleh digunakan pada
pasien yg mendapatkan morfin
Intradermal
• Untuk anastesia kulit (mis, pungsi lumbal,
aspirasi sumsum tulang, pungsi arteri,
biopsi kulit)
• Lidokain (anastesi lokal) menybabkan
rasa tersengat dan terbakar
Tropilal/transdermal
• EMLA (eutetic mixture of local anesthetics
(idokain/prilokain))
– Prosedur yg melibatkan kulit
– Harus ditempatkan di area pungsi dibawah
balutan oklusif selama 1 jam sebelum
prosedur
• TAC (tetrakain/adrenlain) atau LAT
(lidokain/adrenalin/tetrakain)
– Memberikan anastesi kulit 15 menit setelah
aplikasi
– Jel atau cairan ditempatkan pada luka
– Tidak boleh digunakan pada membran
mukosa dan area gundul karena resiko
absorpsi sistemik dan toksisitas
– Adrenalin tidak boleh digunakan pada ujung
arteriol (jari tangan dan kaki, ujung hidung,
penis, daun telinga) karena vasokontriksi
Fentanil transdermal
• Untuk kontrol nyeri kanker
• Tidak ditetapkan pada anak dibawah 12
tahun
Rektal
• Alternatif untuk rute oral atau parenteral
• Kecepatan absorbsi bervariasi
• Secara umum tidak disukai anak2 tapi
lebih disukai daripada IM