DENGAN
KONSTIPASI
Oleh Kelompok 3
KONSTIPASI
Definisi
Konstipasi adalah keluarnya feses keras atau
padat atau defekasi yang jarang dengan gejala-
gejala penyerta seperti kesulitan mengeluarkan
feses, feses bercak darah, dan
ketidaknyamanan abdomen. (Donna L. Wong,
2003)
Konstipasi adalah suatu keadaan dimana
individu mengalami atau berisiko tinggi
mengalami statis usus besar sehingga
menimbulkan eliminasi jarang atau keras.
(Carpenito, 1998)
Karakteristik Konstipasi
Feses keras dan berbentuk.
Defekasi kurang dari 3 kali seminggu.
Bising usus menurun.
Mengeluh perasaan rectal penuh.
Mengeluh perasaan tekanan pada rectum.
Mengejan dan nyeri pada saat defekasi.
Impaksi yang dapat diraba.
Etiologi
1. Fungsional Retensi tinja Fobia toilet
Depresi Enggan BAB
Latihan defekasi Fecal soiling
yang salah
2. Nyeri waktu Fissura ani Pemakaian pencahar
defekasi Benda asing Proktitis
Sexual abuse Prolaps rektum
3. Obstruksi Penyakit Stenosis rektum
mekanis Hirschsprung Atresia ani (
Massa di pelvis neonatus )
Obstruksi usus Ileus mekonium
bagian atas
4. Motilitas dan Akibat obat-obatan Kelainan endokrin :
sensasi menurun ileus Hipotoni
Akibat infeksi virus Hiperparatiroid
Penyakit Hiperkalsemia
neuromuskular: Botulisme infatil
1.Hipotoni
Tumor medula
2.Penyakit Werdnig- spinalis
Noffman
3.Palsi serebral
Variasi normal
Patofisiologi
Faktor Organik
Abnormalitas anatomikdari usus bagian distal/ anorektum
Stenosis anal congenital
Lubang anus yang bergeser kearah anterior (anterior displacement of
the anal orifice, anterior ectopic anus)
Striktur kolon
Fisura ani
Gangguan system syaraf enterik
Faktor Fungsional
1. Faktor pemicu – konsep sirkulus visiosus → akibat pengaruh lingkungan
2. Faktor genetic→ konstipasi, predisposisi yang diturunkan
3. Factor psikososial
4. Faktor diet
Faktor Organik Faktor Fungsional
Konstipasi
idiopatik
Konstipasi
ASKEP KONSTIPASI
ANAK
PENGKAJIAN
Pengkajian riwayat keperawatan
– Penentuan pola eliminasi, feses anak, termasuk
frekuensi, dan waktu defekasi dalam sehari.
– Identifikasi rutinitas.
– Riwayat diet.
– Riwayat pembedahan atau penyakit yang
mempengaruhi saluran gastrointestinal.
– Riwayat olah raga.
– Riwayat pengobatan ; Apakah klien mongkonsumsi
obat ( laksatif, antacid, analgesic, suplemen zat besi ).
– Status emosional.
– Riwayat sosial.
Pengkajian fisik abdomen
– Inspeksi keempat kuadran abdomen: warna,
bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit, serta
massa dan gelombang peristaltik
– Auskultasi abdomen: bising usus disetiap
kuadran.
– Palpasi abdomen: massa atau area nyeri
tekan
– Perkusi abdomen: distensi di dalam
abdomen.
– Inspeksi daerah disekitar anus: lesi,
perubahan warna, inflamasi dan hemoroid.
Menginspeksi karakteristik feses
– Warna
– Bau
– Konstipasi
– Frekuensi
– Jumlah
– Bentuk
– Komposisi ( unsur-unsur )
DIAGNOSA
I. Konstipasi b.d :
Asupan diet berserat yang tidak
adekuat
Terbatasnya asupan cairan
Imobilitas
Kerusakan neuromuskular
Obat – obatan
Nyeri b.d distensi abdomen sekunder
terhadap konstipasi
Tujuan :
Anak tidak merasakan nyeri
Kriteria Hasil :
Skala nyeri berkurang
Anak tidak menunjukkan tanda – tanda
nyeri
Anak dapat menjelaskan dan
melaksanakan teknik yang dapat
menurunkan skala nyeri
Intervensi dan
rasional
Observasi skala nyeri Untuk mengetahui
dan intensitas serta tingkat dan lamanya
frekuensi nyeri awitan nyeri.
Observasi pengalaman Pengalaman nyeri yang
nyeri anak pernah dialami anak
dapat mempengaruhi
koping dan ambang nyeri
yang dialami anak.
Untuk mengetahui lokasi
Observasi sumber nyeri nyeri.
lanjutan...
Observasi efek tidur Tidur dan bermain pada
dan bermain anak merupakan salah
satu teknik distraksi.
Ajarkan teknik nafas Teknik napas dalam
dalam, mandi air hangat dapat menurunkan
ambang nyeri. Mandi air
hangat dapat
memberikan rasa rileks
sehingga mengurangi
Jelaskan pada anak dan nyeri.
orang tua tentang Biasanya anak
konsep nyeri ( nyeri akan menganggap nyeri
hilang jika masalah sebagai hukuman.
konstipasi teratasi
Evaluasi
Anak tidak mengeluhkan nyeri akibat
konstipasi yang dialami.