Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn.

S
DENGAN ABDOMINAL PAIN DI RUANG AS-SALAM
RSI PURWOKERTO

Disusun Oleh :
RIZKY AMALIA KINANTI
(2011040069)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021
A. DEFINISI
Abdominal Pain atau nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak
menyenangkan yang terasa disetiap regio abdomen. Nyeri abdomen akut biasanya
digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan durasi pendek. Nyeri
abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut, baik yang
berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul. Nyeri kronis dapat berhubungan
dengan eksaserbasi akut (Grace & Borley, 2007).
Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.  Nyeri
perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri perut
bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen
di definisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta
membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan
sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama
paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas
sehari-hari.

B. ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan atau
di berbagai bagian abdomen, yang bias berupa :
1. Ulkus yang mengalami perforasi
2. Irritable bowel syndrome
3. Apendisitis
4. Pankreasitis
5. Batu empedu

C. TANDA DAN GEJALA


1. Perut terasa sakit saat disentuh
2. Muntah atau mual
3. Demam atau menggigil
4. Nyeri yang berlangsung lebih dari beberapa jam
5. Perut kembung dan terasa kencang
6. Susah buang air besar, dan
7. Dehidrasi
D. PATOFISIOLOGI
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf
spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen somatik berasal
dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum dan melibatkan visera
mesentrium yang beisi banyak ujung saraf somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa
nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui
pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera,
tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat.
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya
rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus
halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari
usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus
digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom
pada mukosa usus.
Jaras sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan
rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh
serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di submukosa, lapisan muskularis,
dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis
menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki akar dorsa ganglia. Impuls aferen
akan melewati medula spinalis pada traktus spinotalamikus lateralis menuju
talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls aferen dari visera biasanya dimulai oleh
regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini
khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari
visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai
medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium.
Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz
sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar
umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus gnetalia perempuan,
impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri
dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalr ke labium atau skrotum.
Jka proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut
aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyeri yang disebabkan oleh kelainan
metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin belum jelas patofisiologi dan
patogenesisnya.

E. PATHWAY
Idopatik Makanan tidak teratur Kerja fisik yang keras

Masa keras feses Konstipasi Feses

Edema

Diapedes

Ulserasi mukosa

Nyeri abdomen pada kuadran Spasme abdomen

Nyeri Distensi abdomen

Menekan Gaster

Peningkatan produksi

Peningkatan produksi HCL

Resiko kurang volume cairan Mual muntah

Nafsu makan berkurang

Resiko perubahan nutrisi


kurang dari kebutuhan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. CTI Scan
3. MRI
4. EKG

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan energy
antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan
energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien, diharapkan ada transfer energy.
6. Akupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri
7. Guided imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan
ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta konsentrasi dari pasien.
8. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif  untuk nyeri ringan sampai sedang.
Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola), distraksi audio (mendengar
musik), distraksi sentuhan massage, memegang mainan), distraksi intelektual
(merangkai puzzle).
9. Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
10.  Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
11. Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon
nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter terhadap respon. Terapi ini
efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan cara memasang elektroda
pada pelipis

H. FOKUS PENGKAJIAN
A. Pengakajian
a. Identitas klien
1) Nama
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Suku bangsa
5) Pekerjaan
6) Pendidikan
7) Alamat
8) Tanggal MRS
9) Diagnosis
b. Keluhan utama Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya
klien mengeluh nyeri  perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi
dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
- Riwayat kesehatan dahulu
Megkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan apakah
pernah menderita HT atau penyakit keturunan lainnya yang dapat mempengaruhi
proses penyembuhan klien.
- Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau
menular.
d. Pola- pola fungsi kesehatan
- Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat
menimbulkan  perawatan diri.
- Pola nutrisi dan metabolism
Terjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran
terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.
- Pola eliminasi
Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi
konstipasi.
- Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
- Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.
- Pola sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang.
- Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.
- Pola hubungan peran
Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan
proses  penyakitnya.
- Pola penanggulangan stress
Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya.
- Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
- Status kesehatan umum
Akan terjadi nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya.
- Sistem respirasi
Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak terjadi
sesak tapi jika derajat nyerinya hebat / meninggi akan terjadi sesak.
- Sistem kardiovaskuler
Bisa terjadi takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung lainnya.
- Sistem persyarafan
Nyeri abdumen, pusing/sakit kepala karena sinar.
- Sistem gastrointestinal
Pada sistem gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan / nafsu makan
berkurang, muntah.
- Sistem genitourinaria/eliminasi
Terjadi konstipasi akibat intoleransi terhadap makanan.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Konstipasi b.d asupan serat dan cairan kurang
3. Gangguan pola tidur b.d nyeri abdomen

J. RENCANA TINDAKAN
N
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
o
1 Nyeri akut b.d agen cedera Kontrol nyeri Manajemen nyeri
biologis Setelah dilakukan tindakan 1. Monitr vital sign
keperawatan selama 2x24jam Pasien 2. Kaji nyeri secara komperhensif
menunjukan nyeri berkurang, mulai lokasi frekuensi
dibuktikan dengan : 3. Gunakan tindakan pengendalian
nyeri sebelum nyeri menjadi
Kriteria Hasil : berat.
1. Tanda Vital dalam rentang 4. Pemberian terapi analgetik
normal (Tekanan darah, Nadi, sesuai indikasi
respirasi) 5. Ajarkan teknik non farmakologi
2. Menunjukkan penggunaan untuk mengurangi nyeri
keterampilan relaksasi.
3. Metode lain untuk meningkatkan
kenyamanan. Skala nyeri 0-2.
4. Ekspresi wajah klien rileks
2 Konstipasi b.d asupan serat Eliminasi Usus Manajemen saluran cerna
dan cairan kurang Setelah dilakukan tindakan
1. Konsultasi dengan dokter
keperawatan selama 2x24jam Pasien
mengenai penggunaan
menunjukan defekasi dengan teratur
supositoria
setiap hari, dibuktikan dengan :
2. Instrusikan pasienmengenai
1. Pola eliminasi
makanan yang tinggi serat
2. Kemudahan BAB
3. Pengeeluaran feses tanpa bantuan 3. Pastikan cairan yang cukup
4. Suara bising usus
5. Fases lembut dan berbentuk 4. Tentukan status BAB secara
teratur

5. Instrusikan pasien mengenai


prinsip-prinsip latihan saluran
cerna
3     Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji masalah gagguan tidur
nyeri abdomen keperawatan selama…. Diharapkan karakteristik dan penyebab
pasien dapat tidur, dibuktikan dengan kurang tidur
Kriteria Hasil : 2. Lakukan persiapan untuk tidur
1. Pola tidur 6-8 jam setiap malam malam
2. Lebih rileks dan segar 3. Siapkan tempat tidur yang
b.       nyaman
4. Berikan obat analgetik
5. Berikan dalam pemakaian seperti
analgrtik dan sedative
6. Anjurkan makan yang cukup
sebelum tidur

DAFTAR PUSTAKA

Grace, Pierce A, neil R. Borley.(2007). At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan  Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC. Amin & Hardi. 2016.
Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa  Nanda, NIC, NOC, dalam
Berbagai Kasus. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai