Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ABDOMINAL PAIN
DI RUANG BOUGENVILLE 3 RSUD dr. LOEKMONO HADI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Program Studi Professi Ners


Stase Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH:
NAMA : DEBY KURNIADI
NIM : 92022040031
KELOMPOK : 1 (SATU)

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Jalan Ganesha l Purwosari Kudus, Jawa Tengah, 59316 | Email: umkudus.ac.id
A. PENGERTIAN
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan
yang terasa di abdomen. Nyeri di perut adalah gejala paling penting dari
proses patologis perut akut. Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen
akut dan nyeri abdomen kronis.
• Nyeri Abdomen Akut
Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
dengan onset mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred pain)
adalah persepsi nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat
asal nyeri.
Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah
nyeri perut. Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di
abdomen atau di luar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks.
• Nyeri Abdomen Kronis
Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan
nyeri berlanjut,baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang
timbul. Nyeri kronis dapat berhubungan dengan ekserbasi akut.
(Nurarif,2015)

B. ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :

a) Ulkus yang mengalami perforasi

b) Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistem


pencernaan yang umum terjadi.)

c) Apendisitis

d) Pankreasitis

e) Batu empedu (Nurarif,2015)

C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada tumor Nyeri abdomen, mual, muntah tidak
nafsu makan, lidah dan mukosa bibir kering ,turgor kulit tidak elastis, urine
sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan. (Tanto,2014)
D. PATHOFISIOLOGI

Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya


selalu bersumber pada: visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ
lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik,
dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses
penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih
dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri
daripada saraf otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera
pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan
diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri
somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul
karena adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma), misalnya
pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul
didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus
besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam
traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari
sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak syaraf ini disebut sebagai
serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih
lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. Nyeri ini
khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi.
Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas,
hati, dan sistem empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen
torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul
dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai fleksura
hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar
umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia
perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen
lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-
kadang menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke
peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke
radiks spinal segmentalis 1,3. nyei yang disebabkan oleh kelainan metabolik
seperti pada keracunan timah, dan porfirin belum jelas patofisiologi dan
patogenesisnya. Jadi permasalahan keperawatannya adalah nyeri dan ketika
nyeri muncul akan mengakibatkan pola tidur pasien terganggu (Nurarif,2015)
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan DL
 Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan
diagnostik pankreatitis.
 β-hcg (serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-hcg dalam serum lebih
akurat daripada dalam urine)
 Gas darah arteri : Asidosis metabolic (iskemia usus, peritonitis,
pankreatitis)
 Urin

 EKG:Infark miokard
 Rotgen thorak:viskus perforasi(udara bebas),pneumonia
 Rotgen Abdomen : Usus iskemik (dilatasi,usus yang edema dan
menebal),pankreatitis (pelebaran jejunum bagian atas
sentimel),kolangitis (udara dalam cababg bilier),kolitis akut (kolon
mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang),obstruksi
akut(usus mengalami dilatasi,tanda string of pearl ) Batu Ginjal
(Radioopak dalam saluran ginjal )
 Ultrasonografi
 CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk
dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti,pankreatitis,trauma
hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma
 IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
(Nurarif,2015) (Tanto,2014)

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemberian Analgetik dan pembedahan (Nurarif,2015)
H. KOMPLIKASI
a. Perporasi gastrointestinal
b. Obstruksi gastrointestinal
I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN (Pola Fungsi Kesehatan)
a. Menurut Pengkajian Virginie Henderson, masalah yang ditemui
pada pasien dengan masalah Abdominal pain hanya yang muncul
beberapa dari 14 pengkajian tersebut
b. Pola Oksigenasi
c. Biasanya ditemukan kondisi pada pasien seperti pernafasan
dangkal karena nyeri pada abdomen, RR meningkat
d. Pola Persepsi Kesehatan (Pemahaman klien tentang kesehatan
dan bagaimana kesehatan mereka diatur)
e. Pola Nutrisi Metabolik (Konsumsi relatif terhadap kebutuhan
metabolik)
f. Pola Eliminasi (Menggambarkan pola fungsi eliminasi dalam
kehidupan sehari – hari apakah ada gangguan atau tidak)
g. Pola Aktivitas dan Latihan (Menggambarkan pola aktivitas dalam
kehidupan sehari - hari)
h. Pola Istirahat dan Tidur (Menggambarkan pola tidur dan istirahat
pasien) Biasanya ditemukan permasalahan yaitu gangguan pola
tidur yang diakibatkan nyeri
i. Pola Nyeri / Kenyamanan Nyeri/ kenyamanan
j. Karakteristik nyeri tergantung pada jenis nyeri, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri,
kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus
pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti
menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas
vokal.
k. Pola Konsep Diri (Menggambarkan cara menggambarkan diri
sendir, bagaimana cara seseorang memandang dirinya)
l. Pola Peran – Hubungan (Keterikatan peran dan hubungan)
m. Pola Reproduksi (Kepuasan atau tidaknya seks)
n. Pola Koping (Menggambarkan pola koping pada umumnya)
o. Pola Nilai Kepercayaan (Keyakinan spiritual pasien)
p. Pola Gerak dan Ketahanan Tubuh
q. Suhu Tubuh (Nurarif,2015) (Tanto,2014)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut (D.0077)


Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berntensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab :
1) Agen cedera biologis
2) Agen pencedera kimiawi
3) Agen cidera fisik

Gejala dan tanda mayor:

Subjektif : Mengeluh nyeri


Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frek. Nadi meningkat,
sulit tidur Gejala dan tanda minor

Subjektif : -
Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah,
proses berfikir terganggu, mearik diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis

b. Gangguan Pola Tidur (D.0055)


Definisi :Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal

Penyebab :

1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu


lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif Objektif
Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)
Mengeluh sering terjaga
Mengeluh tidak puas tidur
Mengeluh pola tidur berubah
Mengeluh istirahat tidak cukup
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait
Nyeri/kolik
Hypertirodisme
Kecemasan
Penyakit paru obstruktif kronis
Kehamilan
Periode pasca partum
kondisi pasca operasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DX TUJUAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL (SIKI)
(SDKI) (SLKI)

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)


tindakan Observasi

keperawatan selama  Identifikasi

x lokasi,karakteristik,durasi,
frekuensi,kualitas dan
24 jam diharapkan
intensitas nyeri
tingkat nyeri menurun
 Identifikasi respon nyeri
dengan kriteria hasil :
non verbal
Tingkat Nyeri
Terapeutik
(L.08066)
 Berikan teknik
a. Keluhan nyeri nonfarmakologis untuk
menurun (1)
b. Meringis mengurangi rasa nyeri
menurun (1)  Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Mual
Edukasi
menurun (1)
d. Muntah  Ajarkan teknik
menurun (1) relaksasi/distraksi untuk
e. Nafsu makan
membaik (5) mengurangi nyeri
Kolaborasi

 Pemberian analgetik
2. Gangguan Pola Setelah dilakukan
Dukungan Tidur (I.09265)
Tidur tindakan
keperawatan selama Observasi
x
Identifikasi pola aktivitas
24 jam diharapkan dan tidur
 Identifikasi faktor
Pola tidur menurun
pengganggu tidur (fisik
dengan kriteria hasil : dan/atau psikologis
Terapeutik
Pola Tidur (L.05045)
1. Keluhan
sulit tidur
menurun(1)
2. Keluhan  Modifikasi lingkungan
sering (mis: pencahayaan,
terjaga kebisingan, suhu, matras,
menurun (1) dan tempat tidur)
3. Keluhan Edukasi
tidak puas
tidur
 Anjurkan menepati
menurun(1)
kebiasaan waktu tidur
4. Keluhan
pola tidur
berubah
menurun(1)
5. Keluhan
istirahat
tidak cukup
menurun(1)
DAFTAR PUSTAKA

Heardman, H. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017

Edisi 10. Jakarta: RGC.

Nururarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC_NOC Jilid 3. Yogyakarta:


MediAction.

Tanto, C., Liwang, Sonia, & Adip, E. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi
ke

1. Jakarta: Media Aesculapius.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2017.Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia (SDKI).Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Luaran


Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018.Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat

PPNI

Anda mungkin juga menyukai