Disusun oleh :
ASRI BEKTI WURYANDARI
NIM SN211017
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Abdominal pain merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan
yang terasa disetiap regio abdomen (Pierce A. Grace & Neil R. Borley,
2016). Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri
abdomen kronis. Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada
dan regioning inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi
merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan
sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba
serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley
mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang
berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Etiologi
Menurut (Suratun, 2017) etiologi abdominal pain antara lain:
Ulkus yang mengalami perforasi
a. Irritable bowel syndrome
Sindrom iritasi usus besar adalah kumpulan gejala akibat iritasi pada
saluran pencernaan. Beberapa gejala yang bisa timbul akibat kondisi ini
adalah sakit atau kram perut yang berulang, kembung, diare, atau
sembelit.
b. Apendisitis
Apendisitis merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis,
berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar.
Saat menderita radang usus buntu, penderita dapat merasa nyeri di perut
kanan bagian bawah.
c. Pankreasitis
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan
dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis. Pankreas adalah
organ besar di belakang perut yang menghasilkan enzim-enzim
pencernaan dan sejumlah hormon
d. Batu empedu
Batu empedu berasal dari endapan kolesterol yang akhirnya mengeras
dan membentuk batu
3. Manifestasi Klinis
Menurut (Fauci, Antoni, dkk. 2018) manifestasi klinis abdominal pain
antara lain:
a. Nyeri abdomen
b. Mual, muntah
c. Tidak nafsu makan
d. Lidah dan mukosa bibir kering
e. Turgor kulit tidak elastis
f. Urine sedikit dan pekat
g. Lemah dan kelelahan
4. Komplikasi
Menurut Kozier dkk, 2016 komplikasi abdominal pain antara lain:
a. Perporasi gastrointestinal
Perporasi gastrointestinal adalah suatu penetrasi yang kompleks dari
dinding lambung, usus besar, usus halus akibat dari bocornya isi dari
usus ke dalam rongga perut
b. Obstruksi gastrointestinal
Obstruksi gastrointestinal merupakan penyumbatan yang membuat
makanan atau cairan tidak bisa melewati usus kecil atau usus besar.
Penyebab obstruksi usus termasuk jaringan fibrosa jaringan (adhesi) di
perut yang terbentuk setelah operasi, usus yang meradang (penyakit
Crohn), kantung yang terinfeksi di usus (diverticulitis), hernia, dan
kanker usus besar.
c. Gangguan pola istirahat tidur
Gangguan pola istirahat tidur merupakan gangguan kualitas dan
kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal : Hambatan lingkungan
(misal: kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan,
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
,Kurang kontrol tidur, Kurang privasi, Restraint fisik
5. Patofisiologi dan Pathway
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi
pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa
nyeri pada abdomen somatik berasal dari suatu proses penyakit yang
menyebar ke seluruh peritoneum dan melibatkan visera mesentrium yang
beisi banyak ujung saraf somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa
nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom.
Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan
menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa
nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik yang
dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan
gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena
adanya rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri
yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas
epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian
bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak
pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom
pada mukosa usus. Jaras sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang
dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri
yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. reseptor nyeri pada
abdomen terbatas di submukosa, lapisan muskularis, dan serosa dari organ
abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke
ganglia pre dan paravertebra dan memasuki akar dorsa ganglia. Impuls
aferen akan melewati medula spinalis pada traktus spinotalamikus lateralis
menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls aferen dari visera
biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada
jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan
berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen
atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai
medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah
epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari
ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9
dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung
kemih, dan traktus gnetalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen
torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada
daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalr ke labium atau skrotum.
Jka proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan
oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyeri yang
disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan
porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya
Etilogi Etilogi
Edema
Penghambatan
aliran limfe
Diapedesis bakteri
Resiko
Infeksi Nyeri abdomen pada Sekresi mukus meningkat
kuadran kanan bawah
Peningkatan tekanan
Gangguan Pola
Tidur Infark dinding appendiks
ganggrenosa
appendiktomy
Spasme abdomen
Insisi bedah
Distensi abdomen
Nyeri Akut
Menekan gaster
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah lengkap
b) Biokimia darah : amylase, lipase, glukosa, kreatinin, faal hepar
c) Urinalisa
2) Radiologi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi: Nama, Usia, Jenis Kelamin, Ras dll
b. Informasi dan diagnosa medik penting
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang
mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah
Sakit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang
dan apakah pernah menderita hipertensi atau penyakit keturunan
lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit
keturunan atau menular
d. Pola Gordon
e. Pemeriksaan Fisik
2) Sistem respirasi
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem persyarafan
5) Sistem gastrointestinal.
6) Sistem genitourinaria/eliminasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut (SDKI, 2016)
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapanproses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan tindakan dan evaluasi itu sendiri (Basford,
Lynn & Slevin, Oliver (2018)
S: (Subjektif)
O: (Objektif)
A: (Analisis)
Interpretasi dari data subjektif dan data objektif merupakan suatu masalah atau
diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan masalah atau
diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah
teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2016. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3.
Jakarta: EMS
Kozier dkk, 2016. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, dan Praktik.
Alih Bahasa Pemilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC