Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WA ODE PIPIT S, S.

KEP

LAPORAN PENDAHULUAN
ABDOMINAL PAIN
A. Pengertian
Abdominal pain atau nyeri abdomen merupakan Nyeri Abdomen adalah nyeri yang
dirasakan di daerah Abdomen. Sensasi subyektif tidak menyenangkan yang terasa
disetiap region abdomen. Nyeri abdomen dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Nyeri abdomen akut : Nyeri abdomen hebat yang berlangsung lebih dari 6 jam di
mana sebelumnya keadaan pasien normal saja. Nyeri tersebut sangat akut dan
mengakibatkan kematian. Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk
menggambarkan nyeri dengan onset mendadak dan atau durasi pendek.
b. Nyeri abdomen kronis: Nyeri yang biasanya menggambarkan nyeri berlanjut baik
yang berjalan dalam waktu lama atau berulang atau hilang timbul . Nyeri kronis dapat
berhubungan dengan eksaserbasi akut. Nyeri pada abdomen terbagi menjadi :
1) Visceral pain
a) Mulainya perlahan-lahan lalu agak tumpul (dullness).
b) Lokalisasinya tidak jelas.
c) Biasanya berada di garis tengah (midline). Oleh karena sifat-sifat sensoris itu
akan secara simetris meneruskan rasa nyeri tadi ke sumsum tulang belakang.
2) Parietal Pain
a) Sifatnya lebih akut, lebih tajam
b) Biasanya tidak di Midline tapi mendekati organ yang terkena
3) Referred Pain
Rasa nyeri yang timbul jauh dari organ penyebabnya Contohnya: rasa nyeri
karena radang kandung empedu atau oleh rangsang diaphragma kanan, rasa nyeri
dirasakan di daerah bahu kanan
4) Shifting Pain
a) Contoh 1 : radang dari appendicitis Permulaan appendicitis, rasa nyeri berada
di para umbilical (sekitar daerah pusat). Setelah proses lebih lanjut, nyeri
berpindah ke arah kuadran kanan bawah oleh karena lebih banyak
peritoneum yang terkena iritasi.
b) Contoh 2 : Ulcus pepticum Mulai di dekat pusat, lalu ulcus pecah, sekretnya
jatuh ke bawah di daerah para colica kanan. Biasanya rasa nyeri yang
dirasakan bersifat combined. Akan tetapi yang paling sering adalah pada
radang subdiaphragmatica nyeri dirasakan di bahu kanan. Nyeri abdomen
biasanya timbulnya spontan, non traumatis. Oleh karena itu pemeriksaan dari
abdomen harus sangat teliti.
B. Etiologi
Penyebab utama dari abdominal pain atau nyeri abdomen adalah cedera
intraabdomen. Cedera intraabdomen ini terdiri dari dua macam cedera yang mungkin
terjadi antara lain trauma tembus abdomen dan trauma tumpul abdomen. Di samping dari
cedera yang dapat memnyebabkan abdominal pain atau nyeri abdomen ada pula
penyebab lain yang dapat menyebabkan abdominal pain atau nyeri abomen yaitu nyeri
abdomen bisa disebabkan oleh masalah di sepanjang saluran pencernaan atau di berbagai
bagian abdomen, yang bisa berupa:- ulkus yang mengalami perforasi - irritable bowel
syndrome - apendisitis - pankreatitis - batu empedu. Beberapa kelainan tersebut bersifat
relatif ringan; yang lainnya mungkin bisa berakibat fatal.
C. Patofisiologi
Pendarahan pada abdomen dapat terjadi akibat hampir semua gangguan dari jaringan
dinding abdomen. Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang,
biasanya selalu bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada
susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen
somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum dan
melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf somatik, yang lebih dapat
meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom.
Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa
nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah
peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan
rasa mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat
timbul karena adanya rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri
yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium,
sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor
rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang
berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jaras saraf ini disebut sebagai
serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari
rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen
terbatas di submukosa, lapisan muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini
akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan
memasuki akar dorsa ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada traktus
spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls aferen dari
visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada jaringan
yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit
dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati,
dan sistem empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta
dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas
dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10,
dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus
gnetalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen
lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar
ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri
dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyeri yang
disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin belum
jelas patofisiologi dan patogenesisnya.
D. Manifestasi Klinis
Trauma tembus abdomen merupakan trauma yang dapat di akibatkan oleh luka
tembak maupun luka tusuk bersifat serius dan biasanya memerlukan pembedahan. Pada
cedera tembus, factor yang paling penting adalah kecepatan peluru masuk ke tubuh.
Peluru kecepatan tinggi membuat jaringan yang luas. Hampir semua luka tembak
membutuhkan bedah eksplorasi. Luka tusuk mungkin lebih ditangani secara konservatif.
Trauma tembus abdominal menimbulkan insiden yang tinggi dari luka terhadap organ
beruang, terutama usus halus. Hati adalah organ padat yang paling tersering cedera.
Trauma tumpul abdomen merupakan trauma yang dapat terjadi akibat kecelakaan
motor,jatuh, atau pukulan. Pasien dengan trauma tumul adalah suatu tantangan karena
adanya potensi cedera tersembunyi yang mungkin sulit terdeteksi.linsiden komplikasi
berkaitan dengan trauma yang penanganannya terlambat lebih besar dari insiden yang
behubungan dengan trauma tembus abdomen. Khususnya trauma tumpul abdomen
mengenai hati, ginjal, limpa, atau pembuluh darah yang dapat menimbulkan kehilangan
darah dari substansial kedalam rongga peritoneum. Trauma tumpul abdomen sering
berhubungan dengan cedera ekstra-abdomen pada dada, kepala, atau ektremitas. Sifat
nyeri dan hubungannya dengan makan atau pergerakan bisa merupakan petunjuk untuk
membantu menegakkan diagnosis.Bila anggota keluarga lainnya sudah pernah
mengalami kelainan abdomen, (misalnya batu empedu), ada kemungkinan penderita
mengalami kelainan yang sama.Apa yang terlihat pada penderita juga dapat menjadi
petunjuk penting. Sebagai contoh, sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang
berwarna kuning) menunjukan penyakit hati, kandung empedu atau saluran empedu.
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium Urinalisis : sebagai pedoman untuk kemungkinan infeksi
saluran urinari. Seri kadar hematokrit : cenderung menggambarkan ada atau
tidaknya pendarahan. Hitung darah lengkap (HDL) : jumlah sel darah putih
meningkat pada trauma adalah umum. Penentuan amylase serum : peningkatan
kadar menandakan cedera pancreas atao perforasi saluran gastrointestinal.
DPL:Leukositosis,penyakit infeksi/inflamasi,anemia,keganasan tersembunyi,pud
b. LFT:Biasanya abnormal pada kolangitis ,dapat abnormal pada kolesistitis akut.
c. Amilase :Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostik
pankreatitis. c.-HCG(serum):Kehamilan ektopik(kadar -HCG dalam serum lebih
akurat daripada dalam urine) d.Gasdarah arteri :Asidosis metabolik(iskemia
usus,peritonitis,pankreatitis) e.Urin porsi tengah (MSU):infeksi saluran kemih b.
Pemeriksaan sinar-x Pemindaian tomogrfi computer (CT) : memungkinkan evaluasi
deti tentang isi abdomen dan pemeriksaan retroperitoneal. Sinar x dada dan abdomen
: menunjukan udara bebas dibawah diafragma,yang menunjukan rupture viskus
berongga (organ interior besar)
F. Penatalaksanaan
1. Mulai prosedur resusitasi ( memperbaiki airway, breething, sirkulasi )
2. Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan; gerakan dapat menyebabkan
fragmentasi bekuan pada pembuluh darah besar dan dapat menimbulkan hemoragi
masif.
3. Bantu pemeriksaan rectal atau vagina untuk diagnosis cedera pada pelvis, kandung
kemih, dan dinding usus.
4. Siapk;an lavase peritoneum diagnostic untuk menguji perdarahan injtraperitoneal;
laserasi atau perdarahan didiagnosa dengan pemeriksaan lengkap dan mikroskopik
terhadap aliran balik cairan setelah lavase peritoneum.
5. Bantu pemasangan selang nasogastrik untuk mencegah mluntah dan aspirsi. Ini juga
membantu dalam membuang cairan dan udara dari saluran gastrointestinal

Anda mungkin juga menyukai