KEPERAWATAN MEDIKAL
oleh :
Ana Shafira Nur Fadila
NIM 172310101102
KEPERAWATAN MEDIKAL
Oleh :
Ana Shafira Nur Fadila
NIM 172310101102
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
1.1 Definisi ...............................................................................................................
1.2 Anatomi dan Fisiologi ........................................................................................
1.3 Epidimiologi .......................................................................................................
1.4 Etiologi ...............................................................................................................
1.5 Patofisiologi ........................................................................................................
1.6 Manifestasi Klinis ..............................................................................................
1.7 Pemeriksaan Penunjang .....................................................................................
1.8 Penatalaksanaan Medis ......................................................................................
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN BERDASAR TEORI ................................
2.1 Pengkajian ...........................................................................................................
2.2 Diagnosa ..............................................................................................................
2.3 Intervensi .............................................................................................................
2.4 Evaluasi ...............................................................................................................
BAB 3. PATHWAYS ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Kolik merupakan nyeri yang diakibatkan oleh spasme atau
peregangan otot polos pada organ berongga (lumen) yang umumnya
dipicu oleh hambatan pasase dalam rongga tersebut. Nyeri ini
merupakan akibat dari hipoksia dinding saluran lumen tersebut
(Hardiyansyah dan Rodjani, 2013).
Kolik adalah rasa nyeri akut yang timbul secara tiba-tiba
namun berulang. Kolik dapat menyerang bayi maupun orang dewasa,
namun ditandai dengan gejala yang berbeda. Pada bayi, kolik
merupakan sebuah sindrom perilaku yang muncul 3 bulan pertama
kehidupan manusia yang ditandai dengan menangis terus-menerus
tanpa alasan yang jelas selama 3 jam per hari atau sebanyak 4 kali
dalam satu minggu. Sedangkan pada orang dewasa, kolik ditandai
dengan rasa nyeri seperti dorongan atau kram yang dapat mereda
secara perlahan.
Jadi, pengertian kolik secara garis besar yaitu nyeri akut
pada abdomen yang bersifat mendadak dan tajam, karena akibat dari
spasme (kejang) otot yang berasal dari organ berongga yang
mengalami penyumbatan maupun peradangan.
1.1.1 Klasifikasi
a) Kolik Renal
Kolik Renal adalah nyeri yang disebabkan oleh batu ureter yang
menyumbat saluran kemih, mulai dari pielum sampai dengan
uretra. Batu ureter biasanya berbentuk batu yang berada di dalam
sistem kalik ginjal yang turun ureter, sehingga menghalangi terjadi
peregangan pada ureter (Hardiyansyah dan Rodjani, 2013).
b) Kolik Bilier
Kolik bilier adalah nyeri yang menyerang perut bagian kanan
atas, tepatnya pada bagian empedu. Kolik bilier ini disebabkan oleh
sesuatu yang menghalangi saluran empedu, yang biasa kita sebut
dengan batu empedu. Sel-sel otot didalam saluran empedu
mengalami kontraksi yang cukup kuat untuk mencoba
memindahkan batu empedu, sehingga munculah nyeri bilier. Kolik
bilier ini berlangsung selama 15 menit, namun terkadang baru
hilang beberapa jam kemudian (Sueta, 2014).
c) Kolik Usus
Kolik usus adalah nyeri yang disebabkan oleh peradangan ,
penyumbatan, atau malfungsi pada usus, seperti usus yang
membelit, feses yang mengeras, dan terdapat udara yang
terperangkap didalamnya. Lokasi kolik usus ini tepatnya pada usus
halus maupun usus besar. Hal tersebut membuat makanan dan
cairan yang seharusnya melewati usus dengan lancar menjadi
terhambat (Harlan, 2018).
1. Saekum
2. Kolon Asenden
3. Kolon Transversum
4. Kolon Desenden
5. Rektum
1. Lapisan serosa
2. Lapisan muskularis
3. Lapisan submukosa
4. Lapisan mukosa
1.3 Epidemiologi
Menurut data Depkes RI tahun 2015, kolik abdomen adalah salah satu
penyakit berbahaya yang menyerang sistem pencernaan, selain gastritis dan
dispepsia. Prevalensi kejadian kolik abdomen di Indonesia tergolong tinggi,
misalnya saja pada tahun 2014 sebanyak 591.819 orang dan tahun 2015
mencapai angka 596.132 orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit
kolik abdomen (Muttaqin, arif. 2014).
1.4 Etiologi
1) Mekanis
a. Adhesi (perlengketan yang terjadi setelah tindakan pembedahan)
b. Volvulus
c. Karsinoma
d. Striktur
e. Obstipasi
f. Intususepsi
g. Polip
2) Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik
a. Lesi pada medula spinalis
b. Enteritis regional
c. Uremia
3) Penyebab lain
a. Inflamasi pada peritoneum parietal, contohnya pada kasus perforasi
peritonitis, opendisitis, diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
b. Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.
a. Patofisiologi
Identitas Klien
Berisi tentang data pribadi pasien (nama,umur, jenis kelamin,agama, pendidikan, pekerjaan
dan alamat) dan data lain (tanggal dan waktu MRS, nomor rekam medis dan sumber informasi
terkait kondisi pasien selama sakit di rumah).
Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik:
Berisi tentang diagnosa yang diberikan oleh dokter.
2. Keluhan Utama:
Pasien sering mengeluh nyeri pada perut, mual, muntah.
3. Riwayat penyakit sekarang :
Bagaimana rasa nyeri itu muncul, frekuensi, lokasi nyeri, serta seberapa parah nyeri yang
dirasakan hingga sampai dibawa ke rumah sakit
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
Pengkajian tentang penyakit apa yang pernah diderita dahulu, apakah penyakit yang sama
seperti sekarang atau tidak
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pengkajian tentang apakah ada keluarga pasien yang pernah mempunyai riwayat menderita
kolik
Pengkajian Keperawatan
3. Pola eliminasi :
Produksi dan pengeluaran urine dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan (kecuali pada jenis kolik renal)
Pola BAB mengalami masalah, karena intake nutrisi pasien berkurang
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pola aktivitas sehari-hari klien selama di rumah dan ketika MRS masih tergantung oleh
bantuan orang lain, karena merasa lemas dan kelelahan
5. Pola tidur & istirahat
Pasien mengalami gangguan tidur akibat dari nyeri yang dirasakannya
6. Pola kognitif & perceptual
Tidak terdapat perubahan pada pola pikir pasien
7. Pola persepsi diri
Pola persepsi diri pasien baik
8. Pola seksualitas & reproduksi
Tidak terdapat gangguan
9. Pola peran & hubungan
Mungkin penyakit yang diderita akan dapat berpengaruh terhadap pola peran dan hubungan
pasien
10. Pola manajemen koping-stress
Berisi tentang bagaimana cara pasien mengatasi masalah yang dihadapinya
11. Sistem nilai & keyakinan
Tidak terdapat gangguan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan bagian integral dari pengkajian keperawatan yang biasanya
dilakukan setelah riwayat kesehatan dikumpulkan. Pencatatan riwayat kesehatan pasien pada
formulis anamnesis dan pemeriksaan fisik harus dicatat lengkap karena formulir tersebut digunakan
untuk menetapkan diagnosis selanjutnya.(Febriyanti,2015). Pemeriksaan fisik terdiri dari keadaan
umum, tanda vital,dan pengkajian fisik.
Keadaan umum :
- Keadaan lemah,
- GCS : Eye: 4,
- Movement: 5,
- Verbal : 5 jumlah 14
Tanda vital :
- Tekanan Darah : 90/60 mm/Hg
- Nadi : 80 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
- Suhu : 37,0 C
1. Kepala
Persebaran rambut merata, tidak ada benjolan
2. Mata
Pasien dapat melihat objek dengan jelas
3. Telinga
Telinga pasien tidak ada masalah (normal)
4. Hidung
Telinga pasien tidak ada masalah (normal)
5. Mulut
Mukosa bibir kering
6. Leher
Leher pasien tidak ada masalah (normal)
7. Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 Terdengar tunggal
Paru
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat retraksi intercouste
hidung, pergerakan dada simetris
Elektrolit
Natrium 135-155 mmol/L
Kalium 3,5-5,0 mmol/L
Chlorida 90-110 mmol/L
Pemeriksaan Radiologi
- Pemeriksaan dengan Sinar X guna mengetahui apakah yang ada di dalam usus, gas atau cairan
- Pemeriksaan barium enema digunakan untuk mendeteksi apakah ada peradangan atau
pertumbuhan jaringan abnormal pada usus
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan (perencanaan) merupakan kegiatan keperawatan yang mencakup
peletakan pusat tujuan pada pasien, menetapkan hasil yang akan dicapai, dan memilih intervensi
agar tujuan tercapai. Pada tahap intervensi adalah pemberian kesempatan pada perawat, pasien dan
keluarga atau orang terdekat pasien untuk merumuskan suatu rencana tindakan keperawatan agar
masalah yang dialami pasien dapat teratasi. Intervensi adalah peruntuk tertulis yang memberikan
gambaran tepat tentang rencana keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien berdasarkan
diagnosa keperawatan, sesuai kebutuhan.
Kasus
Pada 14 september 2019, terdapat pasien baru bernama Nn. W yang berusia 22 tahun dibawa ke
rumah sakit pada pukul 14.00 WIB. Nn. W mengatakan bahwa ia merasakan nyeri sejak 3 hari yang
lalu. Semakin hari, gejala yang ia rasakan semakin banyak, seperti mual, muntah, penurunan nafsu
makan, disertai penurunan berat badan. Kondisi yang dialaminya tersebut membuat ia sangat lemas
dan susah untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Pada malam hari, Nn.W juga sering tiba-tiba
terbangun akibat dari nyeri yang dirasakannya. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata Nn. W
terkena diagnosa obstruksi usus, TD : 130/90 mmHg, Nadi : 105x/menit,
Identitas Klien
Nama : Nn. W Tanggal dan waktu MRS : 14 September 2019
Umur : 22 tahun No RM : 171002
Jenis Kelamin : Perempuan Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
Agama : Islam Tanggal Pengkajian : 14 September 2019
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswi
Alamat : Jl. Kalimantan No.10, Sumbersari
Status : Belum menikah
Riwayat Kesehatan
Diagnosa Medik :
Obstruksi usus
Keluhan Utama :
Pasien merasa nyeri pada perut bagian kanan bawah
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan bahwa sudah merasakan nyeri yang berulang sejak 3 hari yang lalu. Semakin
hari, nyeri tak kunjung sembuh dan bertambah parah, lalu juga disertai mual, muntah dan
penurunan nafsu makan, dan adanya masalah pada proses eliminasi. Sehingga keluarga pasien
membawanya ke Rumah Sakit.
Riwayat kesehatan terdahulu :
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah merasakan nyeri yang separah saat ini.
Riwayat penyakit keluarga :
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien.
Pengkajian Keperawatan
Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan :
Menurut keluarga Nn. W, sehat adalah suatu keadaan dimana badan s tidak sakit dan dapat bergerak
serta beraktivitas seperti biasanya. keluarga Nn. W juga mengatakan bahwa kesehatan itu penting.
Jadi keluarga Nn. X akan mengikuti instruksi dokter dan perawat untuk menjaga kesehatan.
Pola nutrisi/ metabolic :
Pasien tidak mau makan karena merasa mual dan juga muntah
Pola eliminasi :
BAK Keterangan
Frekuensi 3x dalam sehari
Jumlah 240 cc
Warna Kuning pucat
Interpretasi:
Pola BAK mengalami tidak mengalami gangguan
BAB Keterangan
Frekuensi 3x sehari
Warna Kecoklatan
Bau khas feses
Interpretasi:
Pola BAB klien mengalami gangguan diakibatkan oleh intake nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh serta penyumbatan pada usus yang dideritanya
Makan / minum √
11
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4:
mandiri
Interpretasi : Pasien sangat lemas, sehingga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
- Keadaan lemah,
- GCS Eye: 4,
- Movement : 5,
- Verbal : 5 jumlah 14
Tanda vital :
- Tekanan Darah : 130/90 mm/Hg
- Nadi : 105 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
- Suhu : 37 C
Kepala
Kepala simetris, tidak ada jejas, distribusi rambut normal, rambut hitam, tidak ada lesi, tidak
ada massa, tidak ada nyeri tekan
Mata
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, penyebaran bulu mata merata
Telinga
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada massa, pendengaran normal, warna kulit telinga sama
dengan warna kulit sekitarnya
Hidung
Tidak terdapat kelainan bentuk, tulang hidung simetris, lubang hidung normal, tidak ada lesi
maupun jejas, tidak ada massa, warna kulit hidung sama dengan warna di sekitarnya
Mulut
Mukosa bibir kering, pucat, bentuk bibir simetris, tidak ada massa, dan tidak ada luka pada
bibir
Leher
Leher pasien terlihat simetris, tidak ada jejas maupun lesi, tidak ada benjolan ataupun
pembesaran kelenjar tiroid, warna kulit dileher sama dengan warna kulit sekitarnya, tidak
ada massa, tidak ada nyeri tekan
13
Dada
Inspeksi : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada jejas maupun lesi,
iktus kordis tidak nampak, tidak ada pembesaran
Perkusi : Ketika diperkusi sonor di bagian kiri dan sonor pada bagian kanan, di area
jantung pekak
Palpasi : Pengembangan paru kanan kiri sama, tidak ada massa
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, bunyi jantung 1 dan 2 terdengar jelas, dan tidak ada
bunyi jantung tambahan
Abdomen
Inspeksi : perut sedikit buncit, tidak ada jejas
Auskultasi : bising usus meningkat
Palpasi : perut sedikit kaku, nyeri saat ditekan
Perkusi : timpani
12. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang infuse
Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah : Kaki kiri dan kanan dapat bergerak normal.
13. Kulit dan kuku
Kulit
Warna kulit sawo matang, tidak ada ikterik
Kuku
Kuku tangan dan kaki bersih tidak panjang
Keadaan lokal
Pasien tampak lemas dan pucat
Elektrolit
Natrium 120 mmol/L 135-155 mmol/L
Kalium 3,5-5,0 mmol/L
Chlorida 90-110 mmol/L
Pemeriksaan Radiologi
- Sinar X menunjukkan bahwa terdapat cairan di dalam usus
- Pemeriksaan natrium menunjukkan penurunan disebabkan oleh muntah yang dialami pasien
15
dihabiskan
- Intake nutrisi dan cairan
berkurang
3. DS : Hambatan Rasa
Nyeri kolik Nyaman
- Pasien mengatakan
bahwa nyeri yang ia
rasakan membuatnya
sering terbangun di
Gangguan pola tidur disertai rasa
malam hari, berbaring
gelisah dan kurang nyaman
dengan posisi apapun
terasa kurang nyaman,
sehingga juga
membuatnya sedikit
stress
Hambatan Rasa Nyaman
DO :
17
Intervensi Keperawatan
19
Implementasi Keperawatan
21
2. Sabtu, 14 september 2019 Hambatan rasa - Menciptakan lingkungan
nyaman b.d yang tenang dan
kurang kontrol mendukung
situasi d.d merasa
- Memposisikan pasien
tidak nyaman,
untuk memfasilitasi
merasa kurang
kenyamanan
senang situasi,
merintih, gelisah - Memberikan sumber-
dan berkeluh sumber edukasi yang
kesah relevan dan berguna
mengenai manajemen
penyakit dan cedera pada
pasien dan keluarga jika
sesuai
Evaluasi
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 85x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
- Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri
23
sudah berkurang, terlihat dari
ekspresi nonverbal dan verbal
pasien
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Berikan sumber-sumber
edukasi yang relevan dan
berguna mengenai manajemen
penyakit dan cedera pada pasien
dan keluarga jika sesuai
25
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., dkk. 2016. Nursing Intervetions Classification (NIC). 6th Edition. Oxford:
Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R.D, Tumanggor. Nursing
Intervetions Classification (NIC). Edisi Keenam. Yogyakarta : Mocomedia
Harlan, Johan. 2018. Ilmu Penyakit Umum. Depok : Gunadarma
Hadiansyah, Herman., dan A. Rodjani. 2013. Nyeri Kolik dan Hubungannya Dengan Lokasi
Batu Ureter Pada Penderita Baru Ureter Unilateral. Skripsi. Fakultas Kedokteran :
Universitas Indonesia
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. Nursing Diagnoses : Definitions &
Classifications 2015-2017. 10th Edition. Terjemahan oleh Kelliat, Budi Anna, dkk.
Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC
Moorhead, Sue., dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th Edition. Oxford:
Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R.D, Tumanggor. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Edisi Kelima. Yogyakarta: Mocomedi
Sueta, M. A. D. 2014. Faktor- faktor terjadinya Batu Empedu Di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusoda Makassar. Program Pendidikan Dokter Sub Spesialis Bedah Digestif :
Universitas Hasanudin Makassar.
https://www.healthline.com/health/colicky-pain#outlook
27
29