Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ABDOMEN PAIN

Oleh :
Muhammad Helmi Ansyari
NPM. 2014901210120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN
2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN ABDOMEN PAIN

1. Konsep Penyakit

1.1 Definisi/deskripsi penyakit


Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif tidak
menyenangkan yang terasa di setiap regio abdomen (Pierce A. Grace & Neil R.
Borley, 2007).
Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif tidak
menyenangkan yang terasa di setiap regio abdomen. Nyeri abdomen akut biasanya
digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan atau durasi
pendek. Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/ hilang timbul. Nyeri
kronis dapat berhubungan dengan eksaserbasi akut (Pierce A. Grace & Neil R.
Borley, 2007).
Diagnosis bervariasi sesuai untuk kelompok usia, yaitu anak dan geriatri.
Sebagai contoh nyeri perut pada anak-anak lebih sering disebabkan oleh apendisitis,
sedangkan penyakit empedu, usus diverticulitis, dan infark usus lebih umum terjadi
pada bayi (Graff LG, Robinson D, 2001).
Keputusan untuk melakukan tindak bedah harus segera diambil karena setiap
keterlambatan akan menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatnya morbiditas
dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya tergantung pada
kemampuan melakukan analisis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pengetahuan anatomi dan fatal perut beserta isinya sangat
penting untuk menyingkirkan satu demi satu dari kemungkinan penyebab nyeri perut
akut.

2
1.2 Etiologi

Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran


pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :

a. Ulkus yang mengalami perforasi


b. Irritable bowel syndrome ( Gangguan jangka panjang pada sistem
pencernaan yang umum terjadi.)

c. Apendisitis
d. Pankreasitis
e. Batu empedu
(Nurarif, 2015)

1.3 Manifestasi klinis


Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering ,turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan. (Tanto,
2014).

1.4 Pathofisiologi

Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada: visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ lain di luar
abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik.
Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke
seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan
lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui pula
bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera,
tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat.

3
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena
adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma), misalnya pada pneumonia.
Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas
epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah
abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang
tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak syaraf
ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar
dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. Nyeri
ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls
nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem
empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan
didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari
ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10,
dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus
genetalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen
lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang
menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka
impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3.
nyei yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan
porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya. Jadi permasalahan
keperawatannya adalah nyeri dan ketika nyeri muncul akan mengakibatkan pola tidur
pasien terganggu (Nurarif, 2015).

4
Patway

Abdominal pain

Virus/Bakteri

Infeksi Perubahan status kesehatan

Hipotalamus Peradangan Defisit informasi

Mediator nyeri Peningkatan suhu tubuh Kurangnya pengetahuan

Nyeri Anoreksia Cemas

Risiko gangguan pemenuhan nutrisi

1.5 Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan fisik

b. Pemeriksaan DL

c. Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan


diagnostik pankreatitis.

d. β-hcg(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-hcg dalam serum lebih


akurat daripada dalam urine)

5
e. Gas darah arteri : Asidosis metabolic (iskemia usus, peritonitis,
pankreatitis)

f. Urin

g. EKG:Infark miokard

h. Rotgen thorak:viskus perforasi(udara bebas),pneumonia

i. Rotgen Abdomen : Usus iskemik (dilatasi, usus yang edema dan


menebal), pankreatitis (pelebaran jejunum bagian atas sentinel),
kolangitis (udara dalam cababg bilier), kolitis akut (kolon mengalami
dilatasi, dan edema ), obstruksi akut (usus mengalami dilatasi,tanda
string of pearls ) batu ginjal ( radio opak dalam saluran ginjal )

j. Ultrasonografi

k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi


peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnya luas, pada pasien yang dipertimbangkan untuk
dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti, pankreatitis, trauma
hati/limpa/mesenterium, divertikulitis,dan aneurisma

l. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal

(Nurarif, 2015).

1.6 Penatalaksanaan medis

Pemberian Analgetik dan pembedahan (Nurarif, 2015).

6
1.7 Penatalaksanaan keperawatan

1. Pengkajian (Pola Fungsi Kesehatan)

Menurut Pengkajian Virginie Henderson, masalah yang ditemui pada pasien


dengan masalah Abdominal pain hanya yang muncul beberapa dari 14 pengkajian
tersebut

a. Pola Oksigenasi
Biasanya ditemukan kondisi pada pasien seperti pernafasan dangkal karena
nyeri pada abdomen, RR meningkat

b. Pola Persepsi Kesehatan (Pemahaman klien tentang kesehatan dan bagaimana


kesehatan mereka diatur)

c. Pola Nutrisi Metabolik (Konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik)

d. Pola Eliminasi (Menggambarkan pola fungsi eliminasi dalam kehidupan


sehari – hari apakah ada gangguan atau tidak)

e. Pola Aktivitas dan Latihan (Menggambarkan pola aktivitas dalam kehidupan


sehari - hari)

f. Pola Istirahat dan Tidur (Menggambarkan pola tidur dan istirahat pasien)
Biasanya ditemukan permasalahan yaitu gangguan pola tidur yang
diakibatkan nyeri

g. Pola Nyeri / Kenyamanan

Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis nyeri, misal migrain, ketegangan


otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada
daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional /

7
perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga
menegang, frigiditas vokal.

h. Pola Konsep Diri (Menggambarkan cara menggambarkan diri sendir,


bagaimana cara seseorang memandang dirinya)

i. Pola Peran – Hubungan (Keterikatan peran dan hubungan)

j. Pola Reproduksi (Kepuasan atau tidaknya seks)

k. Pola Koping (Menggambarkan pola koping pada umumnya)

l. Pola Nilai Kepercayaan (Keyakinan spiritual pasien)

m. Pola Gerak dan Ketahanan Tubuh

n. Suhu Tubuh

(Nurarif, 2015)

II. Rencana asuhan klien dengan Abdominal Pain

2.1 Pengkajian

2.1.1 Riwayat keperawatan

Riwayat keperawatan sekarang

Didahului oleh nyeri abdominal atas selama beberapa hari, kemudian


mendadak timbul panas, tinggi, sakit kepala, kadang-kadang anak-anak atau
bayi dapat timbul kejang, distensi abdomen, dan kaku kuduk, timbul batuk,
sesak, dan nafsu makan menurun.

8
Riwayat keperawatan sebelumnya
Sering menderita penyakit nyeri lambung, nyeri lambung sering terjadi dalam
rentang waktu beberapa hari sebelum diketahui adanya penyakit Abdominal
Pain, penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat klinis klien.

Riwayat kesehatan keluarga


Adanya makanan di dalam keluarga yang buruk beresiko lebih besar.

2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus

Pemeriksaan fisik abdomen

1. Inspeksi : kembung, peristaltik usus


2. Auskultasi : bising usus -> tambah/kurang?
3. Nyeri batuk : parietal pain
4. Perkusi : pekak hepar, “shifting dullness”
5. Palpasi : nyeri lepas, “guarding”
6. Pemeriksaan inguino-skrotal
7. Pemeriksaan colok dubur

2.1.3 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan darah : rutin Hb, Leko, diff count

2. Faal hepar, pankreas, ginjal (bilirubin, amilase, ureum / kreatinin dll)

3. Pemeriksaan urin : hematuria, bakteriuri, bilirubinuria

4. Pemeriksaan feses : darah samar, melena, hematochezia

5. Pemeriksaan lain yang diperlukan

9
Pemeriksaan radiologi

1. Pemeriksaan foto thoraks : menyingkirkan kelainan thoraks bawah, melihat


udara dibawah diafragma dan persiapan operasi

2. Foto polos abdomen / FPA : pre-peritoneal fat, sebaran gas, batu, udara di
rongga peritoneum

3. Foto abdomen dg kontras : Ba-enema, Ba-meal

4. USG, CT-Scan dan MRI

5. Pemeriksaan lain sesuai indikasi

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1: Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (infeksi/inflamasi)

NOC :

1. Pain level (Level nyeri)

2. Pain control (Kontrol nyeri)

3. Comfort level (Level kenyamanan)

Kriteria Hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik


nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

10
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

5. Tanda vital dalam rentang norma

NIC :

Pain management (Manajemen nyeri)

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,


durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau

7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,


pencahayaan dan kebisingan

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri

10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

11
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

15. Tingkatkan istirahat

16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration (Administrasi analgesic)

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

3. Cek riwayat alergi

4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu

5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

Diagnosa 2 : Ansitas ( Cemas )

NOC:

1. Anxiety control

2. Coping

12
3. Vital sign status

Kriteria Hasil :

1. Menunjukkan rileks

2. Klien tidak terlihat gelisah

3. Menunjukkan pemecahan masalah

NIC:

Anxiety Reduction

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis pasien

6. Dorong keluarga untuk menemani

7. Lakukan back / neck rub

8. Dengarkan dengan penuh perhatian

9. Identifikasi tingkat kecemasan

Diagnosa 3 : Risiko gangguan pemenuhan nutrisi

NOC :

1. Manajemen Nutrisi

13
2. Monitor Nutrisi

3. Nausea dan vomiting severity

4. Weight Body Mass

Kriteria Hasil :

1. Intake nutrisi tercukupi


2. Asupan makanan dan cairan tercukupi
3. Asupan nutrisi terpenuhi
4. Penurunan intensitas terjadinya mual muntah
5. Penurunan frekuensi terjadinya mual dan muntah
6. Pasien mengalami peningkatan berat badan
7. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
8. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol
infeksi
9. Vital sign dalam batas normal
10. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya infeksi

NIC :

Manajemen Nutrisi:

1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan


nutrisi
2. Bantu pasien dalam menentukan pedoman yang cocok dalam memenuhi
nutrisi dan preferensi
3. Tentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

14
4. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan tinggi zat besi atau Fe seperti
sayuran hijau
5. Pastikan makanan disajikan dengan cara suhu yang cocok untuk
dikonsumsi

Nausea Management

1. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat keparahan, faktor frekuensi, presipitasi


yang menyebabkan mual.

2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering

3. Anjurkan pasien makan selagi hangat

4. Mengendalikan faktor lingkungan yang memungkinkan membangkitkan


mual seperti bau yang tidak menyenangkan

5. Mengajari teknik non-farmakologi untuk mengontrol mual seperti dengan


teknik relaksasi tarik nafas dalam

Weight Managemenet

1. Hitung berat badan pasien

2. Diskusikan pada pasien mengenai hubungan antara asupan makanan dan


penurunan berat badan

15
DAFTAR PUSTAKA
Bulecchek. G. 2013. Nursing Intervensions Clasification (NIC). Edisi
Keenam.Elsivers. Singapura
Brunner dan Sudarth. 2002.Buku Ajar Leperawatan Medikal Bedah. Edisi
8.alih bahasa.yasmin asih.Jakatra:EGC.
Elizabeth, J, Corwin. (2009). Biku saku Fatofisiologi, EGC, Jakarta.
Grace,Pierce A, neil R. Borley.2007.At a Glance Ilmu Bedah.edisi
ketiga.Jakarta: Erlangga.
Graff, L.G. and Robinson, D. (2001) Abdominal Pain and Emergency
Department Evaluation. Emergency Medicine Clinics of North America, 19,
123-136.
Mansjoer, Arif, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi V, media
Aeuscualpius, Jakarta.
Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
FKUI
Moorhead. S. 2013. Nursing Outcome Clasification (NOC). Edisi Kelima.
Elsivers. Singapura
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC
Nurarif. A. H dan Kusuma. H. ( 2015 ). Aplikasi Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta: MediaAction
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
Suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC

16
Banjarmasin, May 2021

Perseptor akademik Perseptor klinik

Linda. Ns., M.Kep Maulidaturrahmah, S.Kep., Ns

17

Anda mungkin juga menyukai