DM gestasional
Tipe lain : defek genentik fungsi sel beta atau kerja insulin,
endokrinopati, infeksi, obat obatan, penyakit eksokrin pankreas
c. Patofisiologi
a. DM tipe I
Atau dependent insulin karena ketiadaan insulin yang
mutlak sehingga perlu insulin dari luar karena lesi pankreas
seperti autoimun dan infeksi virus. Gejala:
a. Meningkatnya glukosa darah
b. Peningkatan glukoneogenesis dari lemak
c. Peningkatan pembentukan kolesterol oleh hati
d. Penipisan protein tubuh
b. DM tipe II
Insulin kurang optimal menghambat HSL -> Lipolisis
meningkat-> Asam lemak bebas meningkat -> promosi
fosforilasi serin pada reseptor insulin -> aktivitas signaling
pathway terganggu-> resistensi insulin ->hiperglikemia ->
sel beta pankreas tidak mampu sekresi insulin untuk
menurunkan kadar gula darah -> sekresi insulin menurun
-> hiperglikemia berat
d. Manifestasi klinis
a. Keluhan klasik: poliuri, polidipsi, polifagi, penurunan BB
drastis tanpa sebab yang jelas
b. Keluhan lain: lemah, kesemutan, gatal, pandangan kabur,
disfungsi ereksi, dan pruritus vulvae.
e. Diagnosis
f.
Pemeriksaan penyaring
Untuk kelompok risiko tinggi tanpa kelainan hasil dapat diulang tiap
tahun, bagi >45 th tanpa faktor risiko dapat dilakukan setiap 3
tahun.
Bukan DM
Kadar GDS
Plasma
<100
Belum pasti
DM
100-199
DM
>200
Vena
Darah
<90
90-199
>200
kapiler
Kadar GDP
Plasma
<100
100-125
>126
vena
Darah
<90
90-99
>100
kapiler
6. Komplikasi makroangiopati dan mikroangiopati
a. Makroangiopati
Gambaran histopatologisnya aterosklerosis. Menyebabkan
penyumbatan vaskuler
- PD jantung : terkena arteri koronaria dan aorta ->
angina pectoris dan infark miokard
- PD tepi : penyakit arteri perifer berupa ulkus iskemik
kaki
b. Mikroangiopati
- Retinopati diabetikum -> penimbunan sorbitol di lensa
-> katarak dan kebutaan
- Nefropati diabetik -> proteinuria dan hipertensi ->
insufisiensi ginjal dna uremia. Asupan protein harus
dibatasi
c. Neuropati
- Hilang sensasi distal
- Kaki terasa terbakar, paling sakit malam
- Penimbunan sorbitol dan fruktosa -> neuropati
- Jika polineuropati, lakukan perawatan kaki
- Berikan duloxetine, antidepresan trisiklik, atau
gabapentin
- Edukasi perawatan kaki
7.
Tatalaksana
a. DM tipe 1
- Pemberian insulin
Faktor: umur, status pubertas, tebal adiposa subkutan,
dosis insulin, tempat, latihan, jenis, campuran insulin,
suhu ruangan dan tubuh.
- Pengaturan makan
Karbohidrat 50-60%, protein 10-15%, lemak 30%.
Serat +25 gr/hari. Kolesterol <200mg/hari. Dibagi 3
porsi besar 3 porsi kecil
- Olahraga
Minimal 30 menit 3-4 kali seminggu
- Edukasi
Motivasi, skill tatalaksana DM1, positif, kontrol
metabolik, edukas pada keluarga.
b. DM tipe 2
- Jangka pendek : menghilangkan keluhan, pasien
nyaman, glukosa terkendali
- Jangka panjang : mencegah atau menghambat
komplikasi
Pilar tatalaksana:
a. Edukasi
Perbaikan gaya hidup
b. Terapi gizi medis
c. Latihan jasmani
Olahraga minimal 30 menit 3-4 kali seminggu.
Contohnya berjalan kaki ke pasar, pakai tangga,
berkebun. Hindari aktivitas fisik tinggi
d. Intervensi farmakologis
1. OHO
a. Sekresi insulin
- Sulfonilurea
Untuk pasien BB normal atau
kurang
15-30 menit sebelum makan
Glibenklamid 2,5-5mg 1-2 x sehari
- Glinid
Sesaat sebelum makan, dapat
mengatasi hiperglikemia PP
b. Sensitizer
- Tiazolidindion
Meningkatkan protein pengangkut
glukosa
c. Penghambat glukoneogenesis
- Metformin
Pada pasien gemuk
Dapat diberikan saat atau sesudah
makan
3x500mg
d. Acarbose
Mengurangi absorpsi glukosa di usus
halus
3x50-100 mg
e. DPP-IV inhibitor
8.
Jenis insulin
Efek somogyi dan efek subuh mengakibatkan hiperglikemia di
pagi hari
Efek somogyi -> kompensasi thdp hipoglikemia sebelumnya ->
perlu pengurangan dosis insulin malam hari
Efek subuh -> karena hormon kontrainsulin pada malam hari ->
perlu dosis insulin malam hari
a.Kerja cepat (lispro)
- Kerja 5-15 menit, beri 15 menit sebelum makan
- Tatalaksana sakit dan sebagai bolus sebelum makan
b. Kerja pendek
- Untuk keadaan akut seperti KAD, penderita barum
bolus sblm makan, tindakan bedah
c. Kerja menengah
- dua kali sehari pada pasien dengan pola hidup teratur
- biasanya pada anak
d. Kerja panjang
- Kerja >24 jam
e. Campuran
- Untuk pasien kontrol metabolik baik
- Untuk pasien usia muda dengan pendidikan orang tua
rendah
f. Analog
- Glargine dan detemir
- Kerja s/d 24 jam
9. Indikasi insulin
- Penurunan berat badan yang cepat.
- Hiperglikemia berat :
- Diabetik ketoasidosis.
- Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik.
- Hiperglikemia dengan asidosis laktat.
- Stress berat ( infeksi, operasi besar, AMI, stroke).
- DM gestasional/ DM dengan kehamilan.
- Gangguan fungsi ginjal/hepar/ gagal jantung.
- Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
- Alergi terhadap OHO.
Disuntik secara sub cutan, intra muskuler, intra vena.
Lokasi : perut, lengan atas, paha
10.Pencegahan
Pencegahan primer.
Pada pasien dengan faktor risiko tinggi
- Faktor resiko diabetes.
- Prediabetes.
Pencegahan sekunder.
Pada pasien terdiagnosis DM dini
- DM dengan dislipidemia.
- DM dengan hipertensi.
- DM dengan obesitas.
- DM dengan hiperkoagulasi.
Pencegahan tertier.
Pada pasien dengan komplikasi
- DM dengan penyulit.
- Pemberian asetosal 75-100 mg / hari bagi diabetes
dengan penyulit.
- Rehabilitasi untuk meningkatkan kualitas hidup.
5. Kegawatdaruratan
a. KAD
-
Tatalaksana
d. Hipoglikemia
- Fase 1 kadar gula <60mg%
Belum ada gejala klinis
-Fase 2 kadar gula <50mg%
Banyak hormon epinefrinkeringat banyak, palpitasi,
tremor, ketakutan, lapar dan mual
-Fase 3 kadar gula <20mg%
Pusing, pandangan kabr, ketajaman mental turun,
hilangnya ketrampilan motorik halus, kesadaran turun,
kejang-kejang, koma
Hipoglikemia