Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS BBLR + HIPERBILIRUBIN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Anak

Yusi Sofiah, S.kep.,Ners M.Kep, Sp.Kep.An

Disusun oleh :
Achef Fajar Sidiq
NIM 402020042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG
2020-2021
I. BIODATA
A. Identitas Neonatus
1. Nama : By. Ny. A
2. Medrek : 00716461
3. Tempat, Tanggal Lahir : 29 Desember 2019
4. Usia : 4 hari
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Tanggal Masuk : 29 Desember 2019
7. Tanggal Pengkajian : 02 Januari 2020, Jam: 12.00 WIB
8. Diagnosa Medis : BBLR + Hiperbilirubin
9. Jaminan Kesehatan : Umum
B. Identitas Orangtua
1. Nama Ayah/Ibu : Ny. A
2. Usia : 32 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Alamat : Arjasari
7. No. HP :-

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Alasan Masuk Rumah Sakit
Setelah lahir By.Ny.A mengalami BBLR

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Bayi lahir pada tanggal 29 Desember 2019 pukul 12.08 WIB dengan jenis kelamin Laki-
laki, langsung menangis tetapi tidak kencang, BB lahir 2300 gram, dan panjang badan 48
cm, dengan APGAR score 3 pada 1 menit pertama dan 5 menit berikutnya APGAR score
nya 7. Bayi langsung dilakukan resuitasi pada pukul 12.30 dan dilakukan pemasangan UVC
(Umbilical Venous Catheters) dengan cairan Dextrose 10% 100cc/ 24 jam. Bayi dipuasakan
selama 24 jam setelah lahir dan dipasang OGT (Oral Gastric Tube).
Pada tanggal 30 Desember bayi diberikan ASI dengan cara sonde sebanyak 5 cc dan
tidak ada muntah. Bayi diberikan terapi oksigen sebanyak 1L menggunakan nasal kanul. BB
2200 gram. Infus Dextrose 10% 100cc/ 24 jam.
Pada tanggal 31 Desember 2019 masih terpasang oksigen 1L dengan nasal kanul. BB
2200 gram. Infus Dextrose 10% 100 cc/ 24 jam. Diit ASI 8cc-10cc dengan cara sonde. Tidak
ada residu lambung. Tidak ada muntah setelah diberikan ASI.
Pada tanggal 01 Januari 2020 oksigen 1L dengan nasal kanul masih terpasang. BB 2200
gram. Infus Dextrose 10% 150 cc/ 24 jam. Tidak ada residu lambung. Tidak ada muntah
setelah diberikan ASI dan bayi mulai diberikan diit ASI sebanyak 10cc dengan cara sonde.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 02 Januari 2020 pukul 12.00 WIB, bayi berada
didalam inkubator dengan terpasang infus Dextrose 10% 150 cc/ 24 jam, masih terpasang
OGT dan terpasang oksigen 1L di ruangan inkubatornya. BB 2200 gram. Bayi jarang
menangis. Nadi 125x/ mnt, Respirasi 44x/ mnt, Suhu 37,C. Bayi harus dilakukan fototerapi
selama 24 jam. Bayi diberikan ASI dengan cara sonde sebanyak 15cc, tidak ada residu
lambung dan tidak ada muntah.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada tanggal 29 Desember 2019 jam 02:00 WIB, ibu bayi datang ke IGD RS Al-Ihsan
dengan keluhan mulas yang hilang timbul disertai keluar air-air dan darah, lalu Ny. A
dipindahkan ke ruang VK, dan diruang VK dilakukan drip karena Ny.A tidak ada
pembukaan. Setelah dengan berbagai cara drip gagal Ny.A diindikasikan untuk SC cyto atas
indikasi gagal drip. By.Ny.A lahir pada usia kehamilan 38 minggu dengan G3P2A0 dan
melahirkan secara SC. Bayi lahir pada tanggal 29 Desember 2019 pukul 12:08 WIB dengan
berat badan 2300 gram dan panjang badan 48 cm bayi berjenis kelamin laki-laki. Pada saat
lahir bayi langsung menangis tetapi tidak kencang, APGAR score menit pertama bernilai 3
kemudian lima menit bernilai 7. Bayi langsung dilakukan perawatan khusus dan dibawa ke
ruang perinatologi. Pada tanggal 01 Januari 2019 bayi dilakukan pemeriksaan darah dan
setelah melihat hasilnya, dokter menyarankan bayi Ny. A untuk melakukan fototerapi.

Genogram :
Anak ke-3

Alergi : Ya  Tidak Riwayat Kesehatan/Pengobatan/Perawatan


Sebutkan : ………………… Sebelumnya :-

Riwayat Imunisasi Pernah dirawat :  Ya Tidak

Hepatitis B : I II III Kapan : saat akan melahirkan dan sesudah melahirkan
Polio : I II III Diagnosa : G3P2A0
DPT : I II III Riwayat Operasi :  Ya Tidak
BCG : I Kapan : pada saat kelahiran anak ke 3
Campak : Diagnosa : G3P2A0
Lain –lain : Belum imunisasi

Riwayat Kehamilan : Selama kehamilan ibu mengatakan merasa sehat


Kesehatan ibu saat hamil : Hiperemis Gravidarum  Perdarahan Pervagina Anemia
Penyakit infeksi Pre Eklamsi/ Eklamsi Gangguan
Kesehatan
Periksa Kehamilan
Diperiksa secara teratur  Ya Tidak
Tempat pemeriksaan : Bidan
Diperiksa oleh : Bidan
Imunisasi TT  Ya, 1 kali Tidak

Riwayat Kelahiran
Usia Kehamilan : 38-40 minggu
Berat Badan Lahir : 2300 gram , PB : 48 cm
Masalah Post Natal yang lain Ya  Tidak
Persalinan : Spontan  SC Forcep Ekstraksi Vakum Sebutkan :
…………
Menangis :  Ya Tidak, Nilai APGAR : 7
Jaundice :  Ya Tidak , Dilakukan IMD : Ya Tidak
Pengobatan yang didapat : - vicillin 2x125 mg, Gentamicin 1x12,5 mg, heparin 0,4/24 jam

PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik
TD : - BB : 2300 gram
Nadi : 125 x/menit PB/TB : 48 cm
RR : 44 x/menit LK : 31 cm / LD : 30 cm, LILA : 10 cm
Suhu : 37C L.Perut : 29 cm
a. Pernafasan b. Sirkulasi c. Kardiovaskuler

Spontan : Ya Tidak Sianosis : Bunyi jantung


Alat bantu nafas :  Kanul:1 Lt/ Ya √ SI √ SII
C
menit √ Tidak
Irama : Teratur  TidakTeratur Pucat :  Ya Sebutkan: s2 lebih tajam dari s1
Suara Nafas :  Vesikuler Tidak Suara Jantung tambahan :
Wheezing Ronkhi CRT :  < 3 Ya  Tidak
Cracles Stidor detik Sebutkan:
Penggunaan Otot bantuan nafas : >3 …………………………….
 Ya Tidak detik Takikardi Bradikardi
Retraksi dada :  Ya Tidak Akral :  hangat Kualitas denyut nadi
Pernafasan cuping hidung : Dingin Kuat  Lemah
Ya  Tidak

d. Gastrointestinal e. Eliminasi f. Integumen


Mulut : Mukosa lembab Defekasi : Warna kulit :
 Kering Anus Normal Pucat  Kuning
Stomatitis Stoma mottled
Labio/ palatoskisis Frekuensi : 3-4 Luka: Ada  Tidak
Pendarahan gusi x/hari
Pembesaran Tonsil : Ada  Konsistensi
Tidak ada Keras g. Muskuloskeletal
Mual : Ya Tidak Lembek  Kelainan tulang : ada  tidak
Cair Gerakan anak :
Muntah : Ya  Tidak
 bebas terbatas
Abdomen :  Normal Karekterisitik Lain-lain:
Ascites feses ......................................................................
Turgor :  Elastis Tidak Hijau ........................................
elastis Terdapat
Bising usus : 6x/ menit darah h. Genitalia
Diet: 8x 15cc Cair  normal
 ASI Formula lain-lain  Dempul kelainan
Cara Pemberian : OGT Urin : Sebutkan
Kapan mulai diberikan ASI :  Spontan .......................................................
Frekuensi pemberian ASI : 8x/ hari (diapers)
Kesulitan : reflek hisap belum kuat Kateter urin i. Neurologi
Mual : - Cystostomy Kesadaran : Compos mentis
Muntah : - Frekuensi : 6 GCS : 15 (E4 V5 M6)
Jumlah kebutuhan cairan per hari : x/hari Pupil  isokor anisokor
200 cc/hari Karakteristik Reflek terhadap cahaya :
urin  Ada Tidak ada
K. Istirahat dan tidur  Kuning Ubun-ubun :
Lama tidur : 8-12 jam jernih  Datar Cembung
Apakah bayi tidur nyenyak : Ya Terdapat Cekung
Masalah gangguan tidur : - darah Gangguan neurologis :
Kuning  Normal kelainan
pekat Sebutkan

J. Kelainan
yang lain:
Pembesaran
organ :
Ada
Tidak ada
Sebutkan :
………………
………………
……….
Gangguan
sensori :
Ada
Tidak ada
Sebutkan :

SKRINING NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN


 Tidak ada nyeri Ada nyeri (lampiran formulir pemantauan nyeri)
Scala nyeri :……. Penyebab Nyeri :…………… Karekteristik :…………….
Durasi :……………. Lokasi :………………. Frekuensi :…………………

KATEGORI PENILAIAN
FISIK

Postur/tonus Fleksi dan atau tegang 2

Ekstensi 1

Pola tidur Gelisah atau tidak 2

Tenang 0

Ekspresi Meringis 2

Menerutkan dahi 0

Menangis Ya 2

Tidak 0

Warna kulit Pucat/ Kebiruan/ Kemerahan 2

kekuningan 1

FISIOLOGIS

Respirasi Apnoe 2

Tachypnoe 1

Saturasi Desaturasi 2

Normal 0

Tekanan Darah Hipo/Hipertensi 2

Normal 0

PERSEPSI PERAWAT Nyeri 2

Tidak Nyeri 0

SKOR total

PENGKAJIAN PSIKOSPIRITUAL
− Persepsi klien/ orang tua terhadap kesehatan neonatus saat ini:
Ny. A mengatakan tidak menyangka anaknya akan mengalami kondisi seperti ini. Ny. A
mengatakan sangat menyambut kehadiran anak ketiga nya ini dan ia merasa kebutuhan
selama kehamilan selalu tercukupi dan tidak pernah mengalami kondisi sakit selama
kehamilannya. Setelah persalinan dan mendapati anaknya harus dirawat, Ny. A
mengatakan sangat tidak tega dengan kondisi anaknya, dan ia belum berani untuk melihat
kondisi anaknya pada hari pertama sesudah melahirkan. Ny. A mengatakan sangat bingung
karena ASI nya tidak keluar sedangkan anaknya sangat membutukan ASI tersebut. Dengan
usahanya untuk terus memompa ASI, akhirnya ASI nya keluar walaupun belum terlalu
banyak. Anaknya sudah 4 hari dirawat, dan ia semakin cemas ketika mendengar anaknya
harus dilakukan fototerapi. Ny. A mengatakan selalu menangis ketika membesuk dan
melihat anak tersebut. Ny. A mengatakan sangat ingin untuk segera menggendong dan
memberikan ASI nya secara langsung kepada anaknya. Kondisi seperti ini sangat
mengganggu hingga membuat Ny.A khususnya tidak dapat tidur ketika dirumah karena
selalu kepikiran, dan ia selalu juga menangis sedang berada di rumah.

− Harapan orang tua terhadap perawatan dan pengobatan saat ini :


Ny. A berharap bayinya bisa cepat sehat dan bisa cepat di bawa pulang

Aturan dalam agama yang mempengaruhi kesehatan dalam hal : Diet Pengobatan Lain-
lain
Sebutkan: Tidak ada

Penerimaan keluarga : keluarga menerima kondisi yang terjadi saat ini dan mau mengikuti segala
program dari tim kesehatan demi kebaikan untuk anaknya.
PENGKAJIAN SOSIOKULTURAL
Status sosial
Tempat tinggal :  Rumah Panti Tempat penitipan anak
Yang merawat klien :  Ibu Nenek Pengasuh Lain – lain Sebutkan
……………….......
Kerabat terdekat yang dapat dihubungi :
Nama : Tn. S Hubungan : suami Telepon: 085768958567
Suku : Jawa Batak Madura Betawi Lain – lain : Sunda
Aturan dalam budaya yang mempengaruhi kesehatan dalam hal :
Tidak ada

Kebutuhan Edukasi
 Diagnosa Medis Tata laksana penyakit Obat- obatan
Manajemen nyeri Rehabilitasi Penggunaan Alat Kesehatan
Perawatan Luka  Diet dan d

Lain – lain, Sebutkan :


Jelaskan cara meningkatkan produksi ASI

PENGKAJIAN LINGKUNGAN PERAWATAN


Kebisingan ruangan : Ya  Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………
Pencahayaaan ruang redup : Ya  Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………
Suhu ruangan yang bising : Ya  Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………
Interupsi tidur : Ya  Tidak, Alasan :
…………………………………………………………………
Monitoring pemasangan alat :  Ya Tidak, Alasan : Agar UVC dan OGT terpasang
invasive dengan baik sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
pasien
Obat yang digunakan
− Viccilin 2x125 mg
Cara pemberian : IV (pukul 10.00 dan 22.00)
Kegunaan : mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroogranisme.
− Gentamycin 1x12,5 mg
Cara pemberian : IV (pukul 11.00)
Kegunaan : mencegah dan mengobati berbagai infeksi bakteri.
− Heparin 0,4cc/ jam
Kegunaan : menjaga vaskularisasi pembuluh darah bayi agar lebih tahan dan
pembuluh darahnya tidak mudah pecah.
Infus
− Dextrose 10% 150cc/ 24 jam

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal Pemeriksaan : 01 Januari 2020

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

1 Hemoglobin 13.1 10 ~ 18 gr/dL

2 Leukosit 11.400 5000 ~ 19500 Sel/uL

3 Eritrosit 3.71 4.76 ~ 9.65 Juta/ uL

4 Hematokrit 40.7 31 ~ 55 %

5 Trombosit 219000 150000 ~ 400000 Sel/uL

6 Golongan A+
IMUNOSEROLOGI

7 CRP Kuantitatif 1.85 <6 mg/ L

KIMIA KLINIK

Fungsi Liver

8 Bilirubin Total 8.56 0 ~ 12 mg/ dL

9 Bilirubin Direk 0.21 0.05 ~ 0.3 mg/ dL

ANALISA DATA

Data focus Etiologi Masalah keperawatan

DS: Ibu cemas dengan kondisi Menyusui tidak efektif


bayi
1. Ibu mengatakan
bahwa asi keluar ↓
namun sedikit
Tidak rawat gabung
DO:

1. BB: 2300 gram
Tidak bisa tidur

Oksitosin menurun

Produksi asi menurun

Menyusui tidak efektif

DO: BBLR Resiko Termoregulasi tidak

1. Suhu tubuh (37,oc) ↓ efektif


2. Diberikan tindakan Pengaturan termoregulasi
fototerapy dan belum sempurna
inkubator

Disimpan di inkubator

Pemberian pototheraphy

Resiko terjadi peningkatan


suhu

Risiko termoregulasi tidak


efektif

DO: BBLR Pola nafas tidak efektif

1. RR 44 x/ menit ↓
2. Irama irregular
3. Suara nafas vesikuler Perkembangan janin
4. Otot bantu nafas + terganngu
5. Retraksi dada +


Fungsi organ belum
sempurna

Regulasi pernafasan belum


baik

Surfaktan paru masih


kurang

Ventilasi menurun

Pola nafas tidak efektif

DS: BBLR Ikterik neonates

DO: ↓

1. Kulit tampak ikterik Perkembangan janin


atau kekuningan terganngu
2. Dilakukan
pothoterapy

Fungsi hepar belum


sempurna


Albumin menurun

Konjugasi bilirubin belum


baik

hiperbilirubin

Ikterik neonatus

DS: Fungsi hepar belum Deficit pengetahuan


sempurna
1. Ibu mengatakan
khawatir dengan ↓
bayinya
2. Ibu mengatakan
sering menangis Albumin menurun
3. Ibu mengatakan tidak
bias tidur

DO: ↓

Konjugasi bilirubin belum


baik

hiperbilirubin

ikterik

fototeraphy

Perubahan status kesehatan


pada bayi

Kurang terpapar informasi

Deficit pengetahuan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

Menyusui tidak Setelah dilakukan Observasi 1. Kemampuan pasien dalam menerima


efektif b.d tidak tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan informasi
selama 5 x 24 jam, status kemampuan menerima 2. dengan mengetahui tujuan dan menyusui
rawat gabung
menyusui membaik informasi ibu terhdap bayinya dapat menjadikan
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi tujuan atau data serta dapat memberikan motivasi
keinginan menyusui ataupun arahan.
a. Suplai ASI adekuat 3. Identidikasi pengetahuan 3. Pendidikan kesehatan merupakan proses
b. Berat badan bayi dan kesiapan orang tua peningkatan pengetahuan dengan cara
meningkat dari belajar tentang perawatan memberikan informasi mengenai cara
2300 gram rentang bayi. menyusui dan pentingnya pemberian ASI.
normal Perawatan bayi baru lahir harus dilakukan
Terapetik
(>2500gram) 4. Sediakan materi dan media dengan cara baik dan benar sehingga dapat
pendidikan kesehatan mencegah permasalah pada bayi.
mengenai cara Perawatan bayi yang kurang efektif dapat
meningkatkan produksi asi berdampak pada kurangnya perhatian
5. Jadwalkan pendidikan pada bayi sehingga kematian bayi pada
kesehatan sesuai umur kurang dari satu tahun semakin
kesepakatan meningkat. (Iriyanti, 2020)
6. Ajarkan ibu melakukan 4. Leafleat cara meningkatkan produksi asi
breast care dan pijat 5. Atur waktu sesuai kondisi ibu
oksitosin 6. Breast care dan pijat oksitosin dapat
7. Libatkan sistem pendukung: merangsang produksi oksitosin sehingga
suami dan keluarga pengeluaran asi adekuat
7. Suami berperan penting dalam
meningkatkan motivasi ibu
Edukasi Edukasi
8. Berikan konseling menyusui 8. Ibu dapat mengetahui perawatan payudara
9. Jelaskan manfaat menyusui saat ASI tidak keluar
bagi ibu dan bayi 9. Ibu dapat mengetahui manfaat asi
Kolaborasi Kolaborasi
10. Kolaborasi dengan ahli gizi Untuk meningkatkan berat badan bayi
untuk memberitahukan gizi
yang baik bagi bayi
Termoregulasi tidak Setelah dilakukan Regulasi Temperatur
efektif berhubungan tindakan keperawatan Observasi
Observasi
selama 1x 24 jam
1. Monitor TD, frekuensi
diharapkan termoregulasi 1. TTV dapat menandakan normal atau
pernapasan dan nadi
tidak efektif membaik tidaknya TD, nadi, serta RR
2. Monitor warna dan suhu
dengan kriteria hasil : 2. Warna dan suhu kulit dapat menjadi
kulit
indikasi apakah klien mengalami
1. Suhu tubuh dalam 3. Monitor dan catat tanda
dehidrasi atau tidak
batas normal (36,5 - dan gejala atau
3. Tanda dan gejala hipertermia atau
37,5) hipertermia atau
hipotermia dapat menjadi indikasi
hipotermia
apakah suhu klien normal atau tidak
4. Monitor komplikasi
serta dapat menentukan intervensi
apabila terjadi demam.
yang akan dilakukan selanjutnya
Terapeutik 4. Komplikasi demam dapat menjadi
pencetus kejang berulang
1. Pasang alat pemantau
suhu kontinu, jika perlu Terapeutik
2. Tingkatkan asupan 1. Pemasangan alat pemantuan suhu dapat
cairan dan nutrisi yang mempermudah untuk mengetahui suhu
adekuat tubuh klien
2. Asupan nutrisi dan cairan yang cukup
Edukasi
dapat menghindari komplikasi lebih
1. Jelaskan pada ibu tujuan lanjut
pemantauan
Edukasi
2. Jelaskan pada ibu
prosedur pemantauan 1. Agar ibu mengetahui tujuan
dilakukannya pemantauan suhu
2. Agar ibu mengetahui prosedur
dilakukannya pemantauan suhu
Pola nafas tidak Setelah dilakukan Pemantauan Rerspirasi Pemantauan Rerspirasi Observasi
efektif tindakan keperawatan Observasi
1. Untuk mengetahui pola nafas, dan
selama 3x 24 jam
1. Monitor pola nafas, saturasi oksigen pasien
diharapkan inspirasi dan
monitor saturasi oksigen 2. Untuk mengetahui frekuensi, irama,
ekspirasi yang tidak
2. Monitor frekuensi, kedalaman, dan upaya nafas.
memberikan ventilasi
irama, kedalaman, dan
adekuat membaik dengan
upaya nafas
kriteria hasil :
Terapeutik
Terapeutik
1. Tidak terdapat 1. Atur interval 1. Agar perawat dapat memantau kondisi
penggunaan otot pemantauan respirasi pasien secara berkala
bantu nafas sesuai kondisi pasien.
Edukasi
2. Frekuensi nafas
Edukasi
membaik (40 – 60 1. Supaya ibu dan keluarga mengetahui
x/menit) 1. Jelaskan tujuan dan tujuan dan prosedur pemantauan
3. Retraksi dada - prosedur pemantauan 3. Agar ibu dan keluarga mengetahui
pada orangtua pasien hasil pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan

Terapi oksigen
Terapi oksigen
Observasi
Observasi
1. Monitor kecepatan
aliran oksigen 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
2. Monitor tanda-tanda untuk menyesuaikan kecepatan aliran
hipoventilasi oksigen sesuai kondisi pasien
3. Monitor integritas 2. Untuk mengetahui tanda-tanda
mukosa hidung akibat hipoventilasi
pemasangan oksigen 3. Untuk mengetahui apakah terdapat
luka atau gangguan integritas pada
mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
Terapeutik
1. Bersihkan secret pada
2. Untuk mengoptimalkan pola nafas
mulut, hidung dan
pasien
trachea, jika perlu
3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
2. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
Ikterik neonatus Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan keperawatan 1. Monitor tanda vital (suhu) 1. Untuk memonitor suhu bayi.
selama 7 x 24 jam 2. Monitor ikterik pada sclera 2. Memantau tanda dan gejala adanya
dan kulit bayi hiperbilirubin
1. Icterik pada bayi
3. Monitor efek samping 3. Supaya dapat memberikan penanganan
tidak ada atau
fototerapi (hipertermi, kepada bayi.
menghilang
diare, rush pada kulit) Terapetik
2. Mempertahankan
Terapeutik 1. Untuk memberikan terapi fototerapi pada
Tidak adanya
1. Siapkan lampu fototerapi bayi.
kerusakan lapisan
dan incubator bayi 2. Supaya fototerapi dapat bekerja secara
kulit akibat
2. Lepaskan pakaian bayi maksimal dan kulit bayi
pototherapy
3. Berikan penutup mata pada 3. Mencagah sinar UV masuk ke mata bayi.
3. Kadar bilirubin
bayi 4. Mencegah kerusakan pada genital bayi
total normal (0,1-
1)
4. kadar bilirubin 4. Berikan penutup pada 5. Untuk mengoptimalkan pancaran sinar
direk (0.1- 0.3) genital UV agar maksimal
5. kadar bilirubin 5. Ukur jarak antara bayi
indirek normal dengan lampu fototerapi
(0.2-0.8) (45 cm atau tergantung
yang digunakan)
Edukasi Edukasi :
Anjurkan ibu memerah asi 1. Karena efek dari fototerapi bisa terjadi
untuk asupan nutrisi bayi dehidrasi sehingga ketika diberikan
setelah fototerapi. ASI langsung setelah dilakukan
fototerapi dapat mengatasi risiko
dehidrasi.
Difisit pengetahuan Setelah diberikan Observasi Observasi
b.d kurang terpapar tindakan selama 1x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Kesiapan yaitu kondisi seseorang yang
informasi diharapkan tingkat kemampuan menerima membuatnya siap untuk memberikan
pengetahuan meningkat informasi pendapat, repson terhadap suatu masalah.
dengan kriteria hasil: Terapeutik Terapeutik
1. Sediakan materi dan media 1. Untuk memungkinkan orang tua bayi
1. Kemampuan
pendidikan kesehatan untuk menerima pesan pendidikan kesehatan
menjelaskan
2. Jadwalkan pendidikan secara langsung
pengetahuan tentang
kesehatan 2. Memberikan kepastian waktu dalam
pelaksanaan pendidikan kesehatan
tatalaksana penyakit 2. Berikan kesempatan 3. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
BBLR untuk bertanya terhadap tatalaksana perawatan bayi dengan
Edukasi BBLR
1. Pemberian pendidikan Edukasi
kesehatan tentang 1. Supaya ibu mengetahui kondisi yang
penyakit BBLR, dialami bayi dan tatalaksananya
tatalaksana pada pasien 2. ASI mengandung zat gizi lengkap yang
BBLR serta diet dan dapat dicerna dengan baik oleh bayi,
nutrisi pada pasien
BBLR.
2. Anjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI

Anda mungkin juga menyukai