DISUSUN OLEH:
1
Lembar Pengesahan
Menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan hasil diskusi yang
kami kerjakan sebaik-baiknya. Dengan ini kami kelompok menyerahkan makalah ini
pada :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Pukul :
Oleh :
2
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Keperawatan Kelompok Khusus yang membahas tentang Asuhan
Keperawatan Kelompok Khusus Pada : Kelompok Anak Usia Sekolah ( SMP ) Fokus
Masalah Obesitas dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu menambah
ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.
Terima kasih
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................1
Lembar Pengesahan...........................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................3
Daftar Isi............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................6
A. Latar Belakang.......................................................................................................6
B. Tujuan....................................................................................................................6
C. Manfaat..................................................................................................................7
A. Definisi..................................................................................................................9
B. Etiologi..................................................................................................................9
C. Patofisiologi.........................................................................................................10
D. Manifestasi klinis.................................................................................................11
E. Komplikasi...........................................................................................................11
F. Penyebab Dan Faktor Resiko...............................................................................12
G. Dampak Klinis Obesitas......................................................................................14
H. Pengukuran Obesitas...........................................................................................14
I. Pencegahan Obesitas...........................................................................................15
J. Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................37
A. Tahap Persiapan...................................................................................................37
B. Tahap Pengkajian.................................................................................................37
C. Diagnosa Keperawatan........................................................................................38
4
D. Tahap Perencanaan..............................................................................................39
E. Tahap Implementasi.............................................................................................39
F. Tahap Evaluasi.....................................................................................................40
BAB V PENUTUP..........................................................................................................41
A. Kesimpulan..........................................................................................................41
B. Saran....................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42
LAMPIRAN....................................................................................................................44
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Word Health Organization (WHO) 2014 menyatakan pada tahun 2008
angka obesitas didunia sebesar 11,9 % dan lebih dari 1.4 milyar remaja yang
berusia 20 tahun atau lebih menderita overweight, dan penderita obesitas
sebanyak 200 juta adalah remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja perempuan.
Overweight dan obesitas adalah resiko terbesar penyebab kematian global. Sekitar
3.4 juta remaja meninggal setaip tahunnya karena kedua hal tesebut. Hal lain yang
harus diperhatikan adalah 44% penderita diabetes, 23% penderita jantung dan
antara 7-41% penderita kanker berhubungan dengan overweight dan obesitas. Hal
ini di anggap wajar terjadi, pasalnya masyarakat perkotaan yang hidup di bawah
tuntutan ekonomi dipaksa melupakan gaya hidup yang sehat. Gaya hidup di kota
yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindari
fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol. Kurangnya
aktivitas fisik dan kehidupan yang disertai stress terutama di kota-kota besar
mulai menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas)
dan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus
(Khasanah, 2012). Kesalahan dalam memilih makanan dan kurangnya
pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang
akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat
tercapai dengan pola makan yang baik, yaitu pola makan yang didasarkan atas
prinsip menu seimbang, alami dan sehat (Kristianti, 2009)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan konsep asuhan keperawatan kelompok khusus pada :
Kelompok anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan kelompok khusus pada :
Kelompok anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
6
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep
asuhan keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia
sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang asuhan keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok
anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
2. Manfaat praktis.
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan,
khususnya mengenai pengetahuan tentang asuhan keperawatan kelompok
khusus pada : Kelompok anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat
tentang asuhan keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia
sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
c. Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan
tentang kesehatan mengenai Obesiats dan bahayanya.
d. Bagi institusi pendidikan
7
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan
mengenai Resiko Obesitas
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Obesitas merupakan masalah yang sering ditemukan di seluruh dunia.
Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi yang perbandingan berat badan dan
tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Menurut World Health Organization
(WHO), obesitas adalah penimbunan atau akumulasi dari lemak yang dapat
mengganggu kesehatan.
B. Etiologi
1. Faktor Genetik
Faktor gen atau keturunan berpengaruh terhadap bakat seseorang untuk
menjadi gemuk. Adanya mutasi pada gen menyebabkan kelainan reseptor
otak terhadap asupan makanan yang ditandai dengan kemampuan dalam
meningkatkan atau menghambat asupan makanan. Faktor transkripsi gen
dapat mempengaruhi pembentukan sel lemak terhadap status gizi seseorang
sehingga individu yang berasal dari keluarga obesitas memiliki
kemungkinan obesitas 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan keluarga
yang tidak obesitas (Soegih & Wiramihardja, 2009).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan konsep berpikir
bahwa berat badan adalah indikator tingkat kesejahteraan hidup dan
berat badan yang berlebihan atau gemuk tidak akan menjadi masalah.
3. Faktor Psikis
Faktor psikis berkaitan dengan memberikan reaksi terhadap gangguan
emosi dengan pola makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah
9
persepsi diri yang negatif. Otak menerima sinyal (input) dari
lingkungan dalam bentuk sinyal neural dan hormonal, kemudian otak
akan memberikan respon untuk mencari atau menjauhi makanan, pemilihan
jenis makanan, porsi makanan, lama makan dan digesti, absorbsi serta
metabolisme zat gizi di dalam tubuh.
4. Faktor Kesehatan
Beberapa penyakit dan kondisi dapat menyebabkan obesitas. Penggunaan
obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya obesitas seperti golongan
steroid dan beberapa anti depresant yang dapat meningkatkan berat badan.
5. Faktor perkembangan
Berpengaruh terhadap obesitas sejak perkembangan janin. Riwayat lahir
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dapat menjadi pemicu obesitas yaitu
peningkatan lemak tubuh yang lebih cepat dari masa otot walaupun asupan
makanan tidak berlebihan. Maka seseorang dengan riwayat BBLR
memiliki kemungkinan obesitas dibandingkan dengan yang normal
(Soegih & Wiramihardja, 2009).
6. Aktivitas Fisik
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada
energi yang dikeluarkan. Seseorang yang kurang aktif memerlukan kalori
dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi.
Sedentary life atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami
obesitas ( minarto , 2012 ).
C. Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style) yang
menyebabkan penumpukan lemak di sejumlah bagian tubuh (Rosen, 2008).
Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengontrolan nafsu makan dan
tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan humoral
(neurohumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi,lingkungan, dan sinyal
psikologis. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus
melalui 3 proses fisiologis, yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang,
mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses
dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen
(yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer
(jaringan adiposa, usus dan jaringan otot).
10
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolic ( meningkatkan rasa lapar serta
menurunkan tingkat energi ) dan dapat pula bersifat katabolic (anoreksia,
meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal
pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator
dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi
(Sherwood, 2012).
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.
Kemudian, leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan
produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi,
maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di
hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar
penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak
menyebabkan penurunan nafsu makan ( Jeffrey , 2009 )
D. Manifestasi Klinis
E. Komplikasi
11
Obesitas bisa terjadi karena tidak seimbangnya antara asupan energi dengan
pengeluaran energi sehingga berlebihnya asupan tersebut akanmenumpuk di
jaringan adipose, penumpukan kelebihan energi tersebut yang akan membuat anak
menjadi obesitas. Terdapat dua kemungkinan timbulnya kelebihan energi tersebut
yaitu berlebihnya asupan energi atau kurangnya atau rendahnya pengeluaran
energi.
Klasifikasi Obesitas :
12
Obesitas primer disebabkan terlebih karena asupan gizi yang terlalu berlebihan.
Biasanya pada orang yang sulit mengatur konsumsi makanan.
2) Obesitas sekunder
Obesitas sekunder tidak dihubungkan dengan konsumsi makanan. Obesiitas
sekunder merupakan obesitas yang disebabkan oleh karena suatu kelainan atau
penyakit seperti hipotiroid , hipogonadisme, hiperkortisolisme, dll.
1) Faktor genetic
Beberapa penyakit keturunan yang sangat jelas terkait dengan obesitas antara
lain sindrom Prader-Willi dan sindrom Bardet-Biedel. Gemuk atau kurus
badan seseorang bergantung pada faktor DNA yang merupakan komponen
molekul dasar genetika yang tersusun atas nukleotida-nukleotida. Remaja
yang memiliki orang tua dengan badan gemuk akan mewariskan tingkat
metabolisme yang rendah dan memiliki kecenderungan kegemukan bila
dibandingkan dengan remaja yang memiliki orang tua dengan berat badan
normal. Peningkatan insidensi obesitas pada sebagian besar kasus bukan
merupakan faktor genetik melainkan faktor eksternal yang berperan lebih
besar.
2) Kuantitas dan kualitas makanan
4) Kemajuan teknologi
13
Kemajuan teknologi menyebabkan orang tidak melaksanakan kegiatan secara
manual yang memerlukan banyak energi. Orang yang menggunakan
kendaraan bermotor semakin banyak daripada orang yang berjalan kaki
atau bersepeda. Komputer, internet, dan video game juga telah menjadi
gaya hidup remaja belakangan ini sehingga akan meningkatkan sedentary
time dari remaja.
5) Lingkungan
Perilaku hidup sehari hari dan budaya suatu masyarakat akan mempengaruhi
kebiasaan makan dan aktivitas fisik tertentu. Lingkungan keluarga sangat
berperan dalam pola makan dan kegiatan yang dikerjakan dalam sehari-hari.
Hal ini juga berkaitan dengan pendidikan di sekitar lingkungannya.
6) Aspek psikologis
Asupan makanan pada setiap individu, dapat dipengaruhi oleh kondisi mood,
mental, kepribadian, citra diri, persepsi bentuk tubuh, dan sikap terhadap
makanan dalam konteks sosial.
G. Dampak klinis obesitas
Pertambahan massa lemak selalu disertai dengan perubahan fisiologis tubuh
yang biasanya dampak klinisnya bergantung pada distribusi regional massa
lemak tersebut. Penumpukan massa lemak di thorax menyebabkan gangguan fungsi
respirasi, sedangkan obesitas intra- abdomen, akan mendorong perkembangan
hipertensi, peningkatan kadar insulin plasma, sindroma resistensi insulin,
hipertrigliserid, dan hiperlipidemia. Obesitas merupakan faktor risiko utama
penyakit kardiovaskuler. Menurut penelitian yang ada terdapat peningkatan
penyakit kardiovaskuler pada orang dengan indeks massa tubuh yang berlebih.
Resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi yang muncul secara bersama sama
merupakan ciri-ciri sindrom metabolik yang dikenal juga dengan istilah sindroma X.
Beberapa mekanisme terkaitnya obesitas dengan hipertensi meliputi
bertambahnya volume darah sebagai akibat peningkatan retensi garam. Peningkatan
asupan energi, protein, dan karbohidrat akan meningkatkan katekolamin plasma dan
aktivitas sistem saram simpatis.
H. Pengukuran obesitas
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah metode yang paling sering digunakan
sebagai parameter untuk mendeteksi obesitas. Pendekatan lain yang bisa digunakan
untuk mendeteksi obesitas adalah pendekatan antropometri dengan mengukur skin
fold, densitometri, MRI, Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) dan
Bioelectrical Impendance Analysis ( BIA ).
14
Rumus IMT sebagai berikut :
Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT pada orang dewasa menurut
kriteria CDC :
Belum diketahui penyebab obesitas secara pasti tetapi dalam penelitian diyakini bahwa
faktor genetik, faktor asupan energi dan aktivitas fisik memegang peranan penting
dalam proses terjadinya obesitas.
I. Pencegahan obesitas
Mencegah overweight menjadi obesitas seharusnya lebih mudah dan lebih
efektif daripada mengatasi seseorang yang sudah terlanjur obesitas. Sesorang yang
berat badannya hanya sedikit berlebih , terkadang tidak mempunyai motivasi dalam
menurunkan beran badannya.
15
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, pekerjaan orangtua, penghasilan.
Gejala :
16
- Riwayat factor budaya / pola hidup mempengaruhi pilihan makan
- Berat badan dapat / tak dapat diterima sebagai masalah
- Makan menghilangkan perasaan tak senang, misalnya : kesepian,
frustasi, kebosanan
- Persepsi gambaran diri sebagai tak dapat diinginkan
- Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan (dapat
menyabotase upaya pasien)
3) Makanan / Cairan
Gejala :
- Mencerna makanan dengan berlebihan / normal
- Percobaan dengan berbagai tipe diet (diet ‘yo-yo’) dengan berbagai /
hasil sedikit
- Riwayat berulangnya penurunan dan peningkatan berat badan
Tanda :
- Berat badan tak tepat dengan tinggi badan
- Tipe tubuh endormofik (halus / sekitar)
- Gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan
kebutuhan (contoh : perubahan pola hidup dari aktif menjadi tak
berolahraga, penuaan)
4) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri / ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat
badan atau tulang belakang
5) Pernafasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Sianosis, distress pernafasan (sindrom pickwickian)
6) Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, amenorea
7) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :
17
- Masalah dapat berupa masa hidup atau sehubungan dengan peristiwa
hidup
- Riwayat keluarga kegemukan
- Masalah kesehatan yang menyertai termasuk hipertensi diabetes,
penyakit kandung empedu dan kardiovaskuler, hipotiroidisme
6. Pemeriksaan Diagnostik
7. Pengkajian Psikososial
1. Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan merasa enjoy
atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa minder.
2. Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dapat
menerima dan diterima oleh orang lain.
B. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang lebih
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/ gaya
hidup monoton
C. Intervensi
a. Diagnosa 1
1. Kaji penyebab individu kegemukan, misalnya; organik atau non
organik a Memberikan kesempatan kepada individu
memfokuskan/internalisasi gambaran nyata atau jumlah makanan yang
dimakan dan penyesuaian kebiasaan makan/perasaan. Mengidentifikasi
18
[ola yang memerlukan perubahan dan/atau dasar menyesuaikan program
diet.
2. Buat rencana makan dengan pasien a Sementara tak ada dasar untuk
menganjurkan diet yang satu dari yang lain, penurunan diet yang baik
harus berisi makannan dari semua dasar kelompok makanan dengan fokus
masukan rendah lemak. Ini membantu mempertahankan rencana semirip
mungkin dengan kebiasaan pasien. Rencana dibuat dengan dan persetujuan
pasien akan lebih berhasil.Catatan : Penting mempertahankan masukan
protein adekuat untuk mencegah kehilangan massa otot.
3. Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak a Hilangkan kebutuhan
komponen yang dapat menimbulkann kelemahan, sakit kepala,
ketidakstabilan dan kelemahan, asidosis metabolik (ketosis)
mempengaruhi keefektifan program penurunan BB.
4. Timbang berat badan secara 2 kali seminggu a Memberikan informasi
tentang keefektifan program terapi dan memperlihatkan bukti keberhasilan
upaya pasien selama perawatan di rimah sakit.
5. Konsul dengan ahli dietuntuk menentukan kalori/kebutuhan nutrisi untuk
penurunan berat badan individu a pemasukan individu dapat dikalkulasi
dengan berbagai perhitungan berbeda, tetapi penurunan berat badan
berdasarkan pada kebutuhan basal kalori selama 24 jam, tergantung pada
jenis kelamin,usia, berat badan saat ini/yang diinginkan dan lama waktu
yang diperkirakan mencapai berat badan yang diinginkan.
b. Diagnosa 2
1. Kaji penyebab pasien tidak bisa untuk beraktifitas , ,isalnya : apakah
pasien mengalami kesulitan ketika akan berjalan , ataukah pasien akan
mengalami kesusahan ketika akan duduk.
19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
Sub – Sub Metode
No Item Sub Item Item Pertanyaan A W O Sumber
Item
Nama Klien
Identifikasi Usia Klien
respon Jenis kelamin Klien
Kelas Klien
1. Sosial Demografi
Populasi anak yang sudah paham PMR Kepala sekolah
Populasi Jenis kelamin anak kelas 2 Kepala sekolah
Populasi anak yang tidak melaksanakan PHBS Kepala sekolah
Deskriminasi Isolasi sosial pada penderita Obesitas Kepala sekolah
Mortalitas Kematian Angka kematian Kelebihan Berat Badan Puskesmas
2. Epidemiologi Kejadian Angka kesakitan Karena Obesitas Puskesmas
Mordilitas
Distribusi Penyebaran Obesitas Puskesmas
Makanan yang dikonsuumsi sehat atau tidak Klien
Pola Berapa kali makan – makanan yang tidak sehat
Klien
konsumsi dalam satu hari
Memakan makanan cepat saji ( junk food ) klien
Gaya hidup Perilaku Kebiasaan jajan sembarangan Klien
beresiko Kebiasaan tidak memilih makanan yang sehat Klien
Perilaku dan
3. Tindakan Rencana ikuti gerakan PHBS
lingkungan Kepala sekolah
pencegahan
Ketersediaan wastafel Kepala sekolah
Ketersediaan tempat sampah Kepala sekolah
Lingkungan Tempat penjualan makanan sehat Kepala sekolah
Pemasangan iklan melaksanakan pola hidup sehat Kepala sekolah
Pemasangan iklan makanan sehat Kepala sekolah
20
Pengetahuan Pengetahuan tentang Obesitas Klien
Sikap Keinginan berperiaku sehat Klien
Presdiposing Persepsi Persepsi tentang sakit
Klien
Edukasi dan kerentanan
4. Reinforsing Dukungan Dukungan informasi sekolah Klien
organisasi
Sumber Pemberdayaan UKS
Enabling dukungan Kepala sekolah
kesehatan
Program survailance kesehatan anak usia sekolah
Kepala sekolah
menegah pertama
Program Program pemberdayaan Gerakan melaksanakan
Administrasi Kepala sekolah
Administrasi kesehatan pola hidup sehat
5. dan Alokasi dana program Kepala sekolah
Kendala program Kepala sekolah
Kebijakan Peraturan untuk selalu mencuci tangan Kepala sekolah
Peraturan untuk membawa bekal dari rumah Kepala sekolah
Kebijakan Peraturan Peraturan untuk membersihkan lingkungan
Kepala sekolah
sekolah
21
PENGKAJIAN KELAS 2
USIA
14 tahun
15 tahun
Diagram 1: Berdasarkan diagram 1 menunjukkan70 anak berusia 14-15 tahun dan 45%
anak berusia 14-15 tahun dan 55% anak berusia 15 tahun
22
PRESENTASE JENIS KELAMIN ANAK SEKOLAH MENENAH PERTAMA
GENERASI PENERUS DI WILAYAH SEMARANG TAHUN 2020
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
23
B. EPIDEMOLOGI
1. Pemeriksaan fisik Berat Badan kepada anak-anak kelas 2 SMP
70%
60%
50%
40%
65-70 kg
51-55 kg
30% 56-64 kg
20%
10%
0%
Berat Badan
24
2. Pemeriksaan fisik Tinggi Badan kepada anak-anak kelas 2 SMP
60%
50%
40%
155-159 cm
30%
160-162 cm
163 cm
20%
10%
0%
TINGGI BADAN
25
SIKAP PERILAKU DAN LINKUNGAN
1. Presentase makan sayur dan buah setiap hari
70%
60%
50%
40%
Tidak Setuju
30% Setuju
20%
10%
0%
Buah dan Sayur
26
2. Presetase makan cepat saji setiap hari
60%
50%
40%
20%
10%
0%
Makan Cepat Saji
27
HASIL WAWANCARA:
1. Guru Pengurus UKS menyampaikan, “ Ada sekitar 250 anak sekolah di sekolah
ini, tapi yang sudah paham untuk yang pernah ikut pelatihan PMR biasanya
anak kelas 2 dan 3. Tapi kalau ingin memberikan penyuluhan kesehatan ke
kelas 2 saja, karena kelas 3 akan persiapan UAS mbak, mas….
2. Guru pengurus UKS menyampaikan , “untuk total anak kelas 2 SMP adalah 70
anak, mas, mbak. Karena ada 2 kelas….. anak laki-laki ada 30 dan anak
perempuan ada 40 anak, mbak…mas….”
3. Guru sekolah penanggungjawab UKS mengatakan bahwa, “ untuk program PMR
ada, tapi tidak ada siswa yang aktif lagi. Ada ruangannya, tapi tidak ada
kegiatannya. Sibuk masing-masing mbak…mas…..”
4. Petugas puskesmas menyampaikan, “program kesehatan untuk anak sekolah
sudah ada mbak…mas… sudah ada beberapa yang berjalan, tapi memang
kebanyakan tidak berjalan, karena fasilitas di sekolah juga belum memadai.”
5. Petugas puskesmas menyampaikan, “Kendala yang dihadapi adalah petugas guru
di sekolah sibuk dengan tugasnya mengajar anak didiknya mbak..mas…ada juga,
guru yang sudah mendapatkan pelatihan UKS, akhirnya pindah sekolah lain dan
biasanya tidak pelimpahan tugas tersebut ke guru yang baru.”
28
29
TABEL KISI – KISI PENGKAJIAN BERDASAR MODEL PRECEDE PROCEED
Tingkat - - -
Formal
Pendidikan
2. - - -
Mortalitas Angka Kematian
Epidemiologi Angka Berapa angka kejadian siswa SMP mengalami obesitas? W Guru penjaga
Mordibilitas Kejadian UKS
Distribusi - - -
3. Perilaku dan - Makanan apa saja yang dikonsumsi siswa SMP? W Klien
Lingkungan - Berapa kali siswa SMP makan dalam sehari?
Gaya Hidup Pola Konsumi
- Jenis makanan apa saja yang siswa SMP
konsumsi?
Pola Aktivitas Apakah yang dilakukan siswa SMP selama dirumah? A Klien
Perilaku Beresiko - Apakah siswa SMP suka memakan makanan cepat A Klien
saji?
- Apakah siswa SMP memiliki keturunan obesitas?
30
Tindakan - Apakah siswa SMP melakukan olahraga? A Klien
Pencegahan
Bagaimana cara siswa SMP mengatasi obesitas? W Guru Penjaga
Koping
UKS
Lingkungan
4. - Apakah siswa SMP mengetahui tanda obesitas? A Klien
Pengetahuan - Apakah siswa SMP mengetahui pencegahan
Predisposing obesitas?
Sikap
Persepsi
Edukasi dan
Organisai Dukungan
Reinforcing
Perilaku Tenaga
Sumber
Enabling Dukungan
Kesehatan
5. Program
Adminitrasi dan
Kesehatan yang
Kebijakan
ada
31
A. DIAGNOSA DAN PRIORITAS KEPERAWATAN
ANALISA DATA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang lebih
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/ gaya
hidup monoton
ANALISA DATA
Data wawancara
32
Data angket
Data wawancara :
33
162cm, 30% TBnya
163cm.
Data wawancara :
34
N DIAGNO NOC NIC
O SA
2 Intake penurunan BB
35
aktivitas selama... diharapkan aktivitas pasien 1. Kolaborasi dengan
kembali normal tenaga rehabilitasi
Activity Tolerance mdik dalam
merencanakan
N Indikator 1 2 3 4 5
program terapi yang
o
tepat
1 Energi 2. Bantu klien untuk
2 TTV mengindentifikasi
aktivitas yang mampu
3 Status
dilakukan
kardiopulmon
3. Bantu untuk memilih
ari
aktivitas konsistensi
4 Kelemahan yang sesuai dengan
5 ADLs kemampuan
fisik,psikologi,dan
Keterangan :
social
1. Tidak adekuat
4. Bantu untuk
2. Sedikit adekuat
mengidentifikasi dan
3. Cukup adekuat
mendapatkan sumber
4. Sebagian adekuat
yang diperlukan
5. Adekuat
untuk aktivitas yang
diinginkan
5. bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
6. bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dasn
penguatan
7. monitor respon fisik,
emosi, social,dan
spiritual.
36
C. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
D. EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses
penilaian pencapaian tujuan dalam rencana keperawatan, tercapainya atau tidak
serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara
terus menerusdengan melinatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang
lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan, sesuai
dengan kriterianevaluasi yang telah ditentukan, tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria evaluasi.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan kelompok
khusus di SMP SUKSES dengan memperhatikan proses keperawatan kelompok khusus
mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan
evaluasi yan bekaitan dengan penyakit obesitas pada anak usia sekolah. Adapun tahap-
tahap proses keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
38
wajib untuk membina hubungan saling percaya dengan masing-masing agar
memudahkan untuk mengumpulkan informasi. Setelah selesai melakukan
pengumpulan data, kemudian selanjutnya melakukan pengelompokan data yang
sesuai untuk mendukung analisa data. Pada saat melakukan tahap pengkajian ini
terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dalam memperoleh data yang di
perlukan.
1. Faktor Pendukung
Hubungan saling percaya dengan pembimbing klinik dan kelompok khusus di jalin
semenjak pertama kali mahasiswa melakukan kontak langsung saat perkenalan.
Sehingga data atau informasi dapat didapatkan dengan mudah.
2. Faktor Penghambat
Ada beberapa siswa dari kelompok sasaran yang gaduh saat pengkajian dan
pembagian kuesioner. Dimana hal ini menyebabkan memerlukan waktu pengkajian
lebih lama.
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang lebih
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/
gaya hidup monoton
39
1.4 Tahapan Perencanaan
1. Faktor Pendukung
Kelompok khusus siswa sepakat dan mau mengikuti rencana tindakan yang sudah di
sampaikan.
2. Faktor Penghambat
Penulis tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti dalam melakukan
perencanaan tindakan
40
dengan apa yang sudah direncanakan. Sehingga di harapkan mampu membantu
meningkatkan kesehatan pada kelompok khusus siswa dengan kurangnya perilaku
hidup bersih dan sehat sehingga terjadi diare.
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan keperawatan yang di
gunakan untuk mengevaluasi semua tindakan yang sudah di lakukan agar
mengetahui tingkat keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan kelompok
khusus yang ada. Dari evaluasi yang dilakasanakan dapat diketahui masalah
kesehatan bisa terpecahkan seluruh, sebagian, atau tidak terpecahkan tetapi
menimbulkan masalah baru. Kegiatan evaluasi adalah mengukur keberhasilan
dengan mengukur keberhasilan dengan mengumpulkan data dan menganalisanya.
Kegiatan ini dilakukan bersama kelompok khusus siswa dengan kurangnya perilaku
hidup bersih dan sehat. Materi evaluasi dilaksanakan meliputi evaluasi program
yang disusun dengan kebutuhan, rencana yang dibuat, efisiensi biaya dan efektifitas
program serta dampak program. Evaluasi kegiatan telah dilakukan untuk menilai
efektifitas kegiatan sesaat setelah dilakukan dan evaluasi pada akhir program untuk
menilai aktivitas jangka penjang yang akan dilakukan sebagai rencana tindak lanjut.
Selama dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.
41
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Word Health Organization (WHO) 2014 menyatakan pada tahun 2008
angka obesitas didunia sebesar 11,9 % dan lebih dari 1.4 milyar remaja yang
berusia 20 tahun atau lebih menderita overweight, dan penderita obesitas
sebanyak 200 juta adalah remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja perempuan.
Overweight dan obesitas adalah resiko terbesar penyebab kematian global. Sekitar
3.4 juta remaja meninggal setaip tahunnya karena kedua hal tesebut.
B. SARAN
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal yang wajib bagi keluarga, jika anda
melakukannya, kebisaan itu akan menjadi pola hdup abgi anak-anak, Yang akan
terbawa hingga dewasa. Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayur daripada
makanan yang siap olah, batasi minuman ringan , minuman yang manis-manis dan
camilan yang manis kaya lemak, sebaliknya berikan air atau susu rendah lemak dan
camilan yang sehat. Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti
memanggang dan mengukus , ketimbang menggoreng. Sajikan makanan dalam
porsi yang lebih kecil , jangan gunakana makanan sebagai upah atau suap, jangan
sampai anak tidak sarapan , karena dapat membuat mereka makan berlebih setelah
itu, makanlah dimeja makan , makan di depan tv atau layar komputer memebuat
orang tidak menyadari seberapa banyak yang dikomsumsi dan apakah ia sudah
kenyang.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO | Obesity and overweight [Internet]. WHO. [dikutip 16 Januari 2017].
Tersedia pada: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
2. Juhari A. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri. bogor: Puslitbang
Gizi dan Makanan; 2004.
3. Proverawati, A & Kusumawati, E. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika; 2011.
4. Sartika RA. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia.
[Jakarta]; 2011.
5. Cheryl D. Fryar, M.S.P.H. Prevalence of Overweight and Obesity Among
Children and Adolescents: United States, 1963–1965 Through 2011–2012.
2014;
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2013.
7. Laporan penjaringan Per kab/Kota Tahun 2015 Padang. Sumatera Barat: Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat; 2015.
8. Mahdiah. Prevalensi obesitas dan hubungan konsumsi Fast Food dengan
kejadian obes itas pada remaja SLTP Kota dan Desa di d aerah Istimewa
Yogyakarta. [Jogjakarta]; 2004.
9. Smith AF. Encyclopedia of Junk Food and Fast Food. Greenwood Publishing
Group; 2006. 363 hal.
10. Suryaalamsah II. Konsumsi Fast Food dan fakto-faktor yang berhubungan
dengan kegemukan anak sekolah di SD Bina Insani Bogor: 2009 [dikutip 7
Desember 2016]; Tersedia pada:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43999
11. Yamin Bahrudin. Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas pada
Siswa Sekolah Dasar di Kota Manado. e-Kp. 2013;1.
12. Dimas Widi Anugrah. Pengaruh junk food terhadap obesitas anak usia sekolah
dasar di sd meranti, kecamatan senen jakarta pusat. [Jakarta]: Universitas
Trisakti; 2014.
43
13. Nurwanti E, Hadi H, Julia M. Paparan iklan junk food dan pola konsumsi junk
food sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada anak sekolah dasar kota dan
desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. J Gizi Dan Diet Indones Indones J Nutrisi
Diet. 9 Maret 2016;1(2):59–70.
14. Adnani H. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
15. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.
44
LAMPIRAN
1. PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PEMBINA UKS
“PHBS Pada Anak Usia Sekolah Dalam Pencegahan OBESITAS”
1. Bagaimana sejarah terbentuknya UKS di SMP SUKSES dari awal dibentuk sampai
dengan sekarang?
2. Berapa jumlah angka anak yang menderita obesitas pada anak usia sekolah dalam 3
bulan terakhir?
3. Adakah kondisi lingkungan yang menjadi factor risiko terjadinya obesitas, seperti
lingkungan sekolah yang banyak memperjualbelikan makanan cepat saji?
4. Adakah penanganan khusus untuk anak-anak yang obesitas?
5. Apa saja jenis pelayanan kesehatan yang diberikan melalui UKS?
6. Bagaimana sumber pembiayaan pelayanan kesehatan yang diberikan melalui UKS
bagi anak sekolah?
7. Bagaimana peran Puskesmas dalam pembinaan UKS di sekolah?
45
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
1. Bagaimana tingkat sosial ekonomi keluarga AUS (Anak Usia Sekolah), sumber
pendapatan, dan pekerjaan orangtua?
2. Adakah kebijakan di sekolah yang mengatur tentang PHBS dan pencegahan obesitas
seperti adanya ketentuan untuk membawa bekal sendiri, larangan jajan diluar,
pemberian susu/ PMT dihari hari tertentu?
3. Apakah UKS aktif memberikan pelayanan kesehatan pada AUS?
4. Apakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan berbagai program UKS?
5. Adakah PMR? Apa peran PMR?
6. Apa saja jenis kegiatan kesehatan yang pernah didapatkan oleh SMP SUKSES dari
berbagai pihak luar seperti Puskesmas, Mahasiswa Praktek dll sebelumnya?
46
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PENANGGUNG JAWAB UKS
PUSKESMAS
1. Apa saja program dari Puskesmas untuk mendukung kesehatan anak usia
sekolah?
2. Apa saja kendala yang dihadapi pihak puskesmas dalam pelaksanaan program
tersebut?
3. Apakah puskesmas memiliki ulat tangga PHBS yang dapat disosialisasikan ke
AUS ?
4. Apa saja catatan khusus yang dimiliki oleh puskesmas tentang kesehatan anak
usia sekolah di SMP SUKSES?
47
2. KUESIONER
I. IDENTITAS ANAK SEKOLAH
1. Nama : ………………………………………….
2. Umur : ………………………………….. Tahun
3. Jenis kelamin : …………………………………………..
4. Kelas : …………………………………………..
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Diet adalah suatu hal yang dilakukan untuk
menjadi kurus
2 Diet sehat adalah perubahan pola makan dengan
mengkonsumsi makanan rendah lemak dan
menambahkan aktifitas fisik yang wajar.
3 Cara diet yang benar adalah tidak mengkonsumsi
nasi, daging, dan lemak
4 Dampak dari perilaku diet adalah selalu merasa
bahagia.
5 Energi dibutuhkan tubuh untuk mendukung
aktifitas fisik dan pertumbuhan
6 Margarin dan makanan cepat saji merupakan
makanan yang mengandung lemak jahat.
7 Hati, telur dan daging merupakan sumber protein
yang baik
8 Buah-buahan adalah sumber karbohidrat yang
baik pada remaja.
48
III.SIKAP
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom yang jawaban!
Keterangan jawaban:
SS (Sangat Setuju) : Jika kamu mendukung pertanyaan tersebut
S (Setuju) : Jika kamu menerima pernyataan tersebut
TS (Tidak Setuju) : Jika kamu setengah menerima pernyataan
Tersebut
STS (Sangat Tidak Setuju) : Jika kamu tidak menerima pernyataan
Tersebut
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Mengkonsumsi sayur dan buah sebaiknya
setiap hari
2 Mengkonsumsi daging ayam, daging
kambing, daging sapi sebaiknya setiap hari
3 Mengkonsumsi lauk nabati, tahu, tempe
setiap hari
4 Membeli jajanan ciki, mie instan, burger
setiap hari
5 Mengkonsumsi air putih sebanyak 2,5 liter
setiap hari
6 Membawa bekal makan siang dari rumah
untuk dimakan di sekolah
7 Makan lebih dari 3x sehari
8 Mengkonsumsi susu sebaiknya 1x sehari
9 Banyak aktifitas makan harus bertambah
10 Setiap hari mengkonsumsi makanan
bersantan
IV. Perilaku
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom yang jawaban!
Keterangan jawaban:
49
SL (Selalu) : Jika kegiatan dilakukan setiap hari
SR (Sering) : Jika kegiatan dilakukan minimal 3 hari dalam
seminggu
KK (Kadang-kadang) : Jika kegiatan dilakukan seminggu sekali
TP (Tidak pernah) : Jika kegiatan tidak pernah dilakukan setiap
hari
No Pernyataan Jawaban
SL SR KK TP
1 Saya latihan fisik/olahraga setiap hari
2 Saya mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat
3 Saya mengurangi konsumsi makanan manis (cake,
permen, kue, dll)
4 Saya mengurangi makanan yang berlemak
5 Saya memperbanyak konsumsi sayur dan buah
6 Saya tidak makan sama sekali/berpuasa (di luar
ibadah)
7 Saya tidak meminum susu
8 Saya memuntahkan kembali makanan yang telah
dimakan
9 Saya mengkonsumsi produk pelangsing
10 Saya mengkonsumsi pil diet
V. PENGKAJIAN LAIN
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
2. Coba tuliskan jenis dan berapa banyak makanan yang kamu makan kemarin!
No Jenis Makanan Jumlah
1 Makan Pagi
50
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5. ___________________________ _____________________
2 Jajan Pagi
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
3 Makan Siang
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5. ___________________________ _____________________
4 Jajan Siang
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5 Makan Malam
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5. ___________________________ _____________________
51
3. PREPLANING
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama
(Riyadi, 2007). Menurut Word Health Organization (WHO) 2014 menyatakan
pada tahun 2008 angka obesitas didunia sebesar 11,9 % dan lebih dari 1.4 milyar
remaja yang berusia 20 tahun atau lebih menderita overweight, dan penderita
obesitas sebanyak 200 juta adalah remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja
perempuan. Overweight dan obesitas adalah resiko terbesar penyebab kematian
global. Sekitar 3.4 juta remaja meninggal setaip tahunnya karena kedua hal
tesebut. Hal lain yang harus diperhatikan adalah 44% penderita diabetes, 23%
penderita jantung dan antara 7-41% penderita kanker berhubungan dengan
overweight dan obesitas. Hal ini di anggap wajar terjadi, pasalnya masyarakat
perkotaan yang hidup di bawah tuntutan ekonomi dipaksa melupakan gaya hidup
yang sehat. Gaya hidup di kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat
modern sulit untuk menghindari fast food yang banyak mengandung kalori,
lemak dan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik dan kehidupan yang disertai
stress terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak dengan
meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan penyakit degeneratif seperti
jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus (Khasanah, 2012). Kesalahan
dalam memilih makanan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi akan
mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status
gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik,
52
yaitu pola makan yang didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami dan sehat
(Kristianti, 2009).
Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang
akhir-akhir ini muncul di dunia. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 43 juta balita
mengalami kelebihan berat badan. Kekurangan gizi hampir setengah (46%) dari
anak balita di Asia Selatan, dan di seluruh dunia lebih dari 160 juta mengalami
kekurangan berat badan menengah atau parah (Papalia, Olds dan Feldmen, 2009).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada 2010,
gizi kurang 13,0 %, dan 14% balita di Indonesia masuk kategori gizi lebih, nyaris
sejajar dengan jumlah presentase kasus balita gizi kurang di Indonesia. Riskesdas
menyebutkan di provinsi Jawa Tengah juga menunjukkan masalah dimana
prevalensi anak balita pada tahun 2007 dengan status gizi kurang (berat badan
kurang) 12%, gizi baik 80,4%, dan gizi lebih 3,6%. Prevalensi anak balita pada
tahun 2010, pada gizi sangat kurus 11,8%, gizi normal 76,8%, dan meningkatnya
pada prevalensi obesitas 11,4% (Riskesdas, 2010). Setiap tahapan perkembangan
anak merupakan masa yang sangat penting. Namun, setiap anak memiliki tahapan
perkembangan yang berbeda- beda. Perkembangan merupakan bertambah
kemampuan fungsi tubuh dari proses kematangan. Perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ atau individu yaitu perkembangan otot, dan
perkembangan motorik. Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan
oleh beberapa hal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Andriana, 2011). Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh. Pertumbuhan mempunyai
dampak terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat badan dan kelebihan berat
badan yang dapat diukur dengan menggunakan antopometri (berat badan dan
tinggi badan) (Fida dan Maya, 2012).
B. Tujuan
1. Umum
Siswa dapat mengetahui tentang penyakit obesitas
2. Khusus
Untuk mengetahui definisi obesitas
53
Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko obesitas
Untuk mengetahui dampak klinis obesitas
Untuk mengetahui pengukuran obesitas
Untuk mengetahui pencegahan pada obesitas
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan : ceramah dan penyuluhan
D. Sasaran dan Target
Sasaran : siswa SMP Semarang
Target : siswa kelas 2
E. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : rabu-kamis, 13-28 mei 2020
Waktu : 07.00 WIB - selesai
Tempat : SMP SEMARANG
F. Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan yaitu leptop, lcd, dan leafleat
G. Setting Tempat
1 3
54
Keterangan :
1. Pembicara
2. Layar LCD
3. Operator
4. Peserta
H. Pengorganisasian Penguraian Tugas
Kepanitiaan :
Uraian tugas :
1. Moderator :
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa
3) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4) Menyimpulkan hasil kegiatan
5) Menutup acara
2. Presentator :
Mempersentasikan tentang penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) dan tentang penyakit diare
3. Operator :
Memfasilitasi penyuluhan dalam kegiatan
4. Observer :
1) Mengamati proses kegiatan dari awal sampai akhir
2) Membuat laporan hasil kegiatan
5. Dokumentator
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
55
I. Susunan Acara
56
08.00 WIB Pemberian materi tentang pencegahan
obesitas
09.00 WIB Memberikan pertanyaan kembali cara
pencegahan obesitas
Selasa, 26 Mei 07.00 WIB Melakukan post test
2020
Rabu, 27 Mei 2020 07.00 WIB Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba
kebersihan kelas
Kamis, 28 Mei 07.00 WIB Penyerahan mahasiswa Akper Kesdam
2020 IV/Diponegoro Semarang dari SMP
SUKSES ke dosen
J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Siswa kelas 2 mengikuti semua
Tempat, media, dan alat kegiatan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
siswa yang hadir berperan sesuai dengan rencana
siswa yang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
siswa yang hadir berperan aktif dalam mengikuti kegiatan
3. Evaluasi hasil
8 dari 70 mampu menyebutkan tujuan dan manfaat dari PHBS
5 dari 70 mampu menjelaskan sedikit tentang penyakit diare
Peserta mampu mengetahui 70 persen tentang manfaat Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS)dan penyakit Obesitas
K. LAMPIRAN
-
57
4. Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan
58
09.30 WIB Wawancara dengan kepala sekolah
mengenai permasalahan yang ada di
sekolah
Kamis, 14 Mei 07.00 WIB Mengukur TB BB Lila dan IMT
2020
10.00 WIB Seleksi kader UKS
Jumat, 15 Mei 07.00 WIB Memasang handrub dan handwash di
2020 lingkungan sekolah
08.30 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang
6 langkah cuci tangan yang baik dan benar
09.30 WIB Pembenahan UKS
Senin, 18 Mei 2020 07.00 WIB Pembenahan UKS
Selasa, 19 Mei 07.00 WIB Menyampaikan tentang kegiatan lomba
2020 kebersihan kelas
09.00 WIB Pembenahan UKS dan lingkungan sekolah
Rabu, 20 Mei 2020 07.00 WIB Mengikuti kegiatan lomba kebersihan kelas
Kamis, 21 Mei 07.00 WIB Pembenahan UKS dan persiapan untuk
2020 kegiatan pelatihan kader UKS
Jumat, 22 Mei 07.00 WIB Mengadakan kegiatan pelatihan kader UKS
2020
08.00 WIB Memberikan materi tentang UKS
08.30 WIB Memberikan materi tentang pencegahan
penyakit obesitas
09.00 WIB Mengevaluasi materi cuci tangan
09.30 WIB Memberikan materi tentang gizi seimbang
10.00 WIB Memberikan materi tentang KMS anak
sekolah
10.30 WIB Mempraktekan cara mengisi KMS anak
sekolah
Senin, 25 Mei 2020 07.00 WIB Pemberian materi pengukuran obesitas
07.30 WIB Mempraktekkan cara mengukur tingkat
obesitas
08.00 WIB Pemberian materi tentang pencegahan
obesitas
09.00 WIB Memberikan pertanyaan kembali cara
pencegahan obesitas
Selasa, 26 Mei 07.00 WIB Melakukan post test
2020
59
Rabu, 27 Mei 2020 07.00 WIB Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba
kebersihan kelas
Kamis, 28 Mei 07.00 WIB Penyerahan mahasiswa Akper Kesdam
2020 IV/Diponegoro Semarang dari SMP
SUKSES ke dosen
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Siswa kelas 2 mengikuti semua
Tempat, media, dan alat kegiatan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
siswa yang hadir berperan sesuai dengan rencana
siswa yang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
siswa yang hadir berperan aktif dalam mengikuti kegiatan
3. Evaluasi hasil
8 dari 70 mampu menyebutkan tujuan dan manfaat dari PHBS
5 dari 70 mampu menjelaskan sedikit tentang penyakit diare
Peserta mampu mengetahui 70 persen tentang manfaat Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS)dan penyakit Obesitas
F. Hambatan
1. Ada beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangku
2. Banyak peserta saat diterangkan rebut sendiri
G.Saran
H. Lampiran
60
Jawaban yang diberikan :
61
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RINCI)
SMP SUKSES
62
Senin, 25 Mei 2020 07.00 WIB Pemberian materi pengukuran obesitas
07.30 WIB Mempraktekkan cara mengukur tingkat
obesitas
08.00 WIB Pemberian materi tentang pencegahan
obesitas
09.00 WIB Memberikan pertanyaan kembali cara
pencegahan obesitas
Selasa, 26 Mei 07.00 WIB Melakukan post test
2020
Rabu, 27 Mei 2020 07.00 WIB Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba
kebersihan kelas
Kamis, 28 Mei 07.00 WIB Penyerahan mahasiswa Akper Kesdam
2020 IV/Diponegoro Semarang dari SMP
SUKSES ke dosen
63