Anda di halaman 1dari 63

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS PADA


KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH ( SMP ) FOKUS MASALAH OBESITAS
Disusun Untuk Memenuhi Mata Ajar Keperawatan Kelompok Khusus
Dosen Pengampu : Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep

DISUSUN OLEH:

1. Diska Darma Putri ( 20101440118027 )


2. Della Hayuning Tyas ( 20101440118023 )
3. Heru Khoeruddin ( 20101440118035 )
4. Memes Prameswari ( 20101440118047 )
5. Samuel Sebastian Tamba ( 20101440118069 )
6. Unzila Rahazuri ( 20101440118077 )

PROGRAM DIII STUDI KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2020

1
Lembar Pengesahan

Kami yang bertanda tangan dibawah ini,

Menyatakan bahwa makalah yang telah kami buat ini adalah sah dan hasil diskusi yang
kami kerjakan sebaik-baiknya. Dengan ini kami kelompok menyerahkan makalah ini
pada :

Hari/Tanggal :

Tempat :

Pukul :

Oleh :

Semarang , 20 Mei 2020

Menegetahui dan Menyetujui

Dosen Keperawatan Kelompok Khusus Ketua Kelompok

Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep

2
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Keperawatan Kelompok Khusus yang membahas tentang Asuhan
Keperawatan Kelompok Khusus Pada : Kelompok Anak Usia Sekolah ( SMP ) Fokus
Masalah Obesitas dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu menambah
ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.
Terima kasih

Semarang, 15 Mei 2020

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................................1

Lembar Pengesahan...........................................................................................................2

Kata Pengantar...................................................................................................................3

Daftar Isi............................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................6

A. Latar Belakang.......................................................................................................6
B. Tujuan....................................................................................................................6
C. Manfaat..................................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................9

A. Definisi..................................................................................................................9
B. Etiologi..................................................................................................................9
C. Patofisiologi.........................................................................................................10
D. Manifestasi klinis.................................................................................................11
E. Komplikasi...........................................................................................................11
F. Penyebab Dan Faktor Resiko...............................................................................12
G. Dampak Klinis Obesitas......................................................................................14
H. Pengukuran Obesitas...........................................................................................14
I. Pencegahan Obesitas...........................................................................................15
J. Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................................16

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................20

A. Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus.......................................................23


B. Analisa Data Keperawatan Kelompok Khusus....................................................32
C. Diagnosa Dan Prioritas Keperawatan Kelompok Khusus...................................32
D. Rencana Keperawatan Kelompok Khusus...........................................................33
E. Implementasi Keperawatan Kelompok Khusus...................................................36
F. Evaluasi Keperawatan Kelompok Khusus...........................................................36

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................37

A. Tahap Persiapan...................................................................................................37
B. Tahap Pengkajian.................................................................................................37
C. Diagnosa Keperawatan........................................................................................38
4
D. Tahap Perencanaan..............................................................................................39
E. Tahap Implementasi.............................................................................................39
F. Tahap Evaluasi.....................................................................................................40

BAB V PENUTUP..........................................................................................................41

A. Kesimpulan..........................................................................................................41
B. Saran....................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42

LAMPIRAN....................................................................................................................44

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Word Health Organization (WHO) 2014 menyatakan pada tahun 2008
angka obesitas didunia sebesar 11,9 % dan lebih dari 1.4 milyar remaja yang
berusia 20 tahun atau lebih menderita overweight, dan penderita obesitas
sebanyak 200 juta adalah remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja perempuan.
Overweight dan obesitas adalah resiko terbesar penyebab kematian global. Sekitar
3.4 juta remaja meninggal setaip tahunnya karena kedua hal tesebut. Hal lain yang
harus diperhatikan adalah 44% penderita diabetes, 23% penderita jantung dan
antara 7-41% penderita kanker berhubungan dengan overweight dan obesitas. Hal
ini di anggap wajar terjadi, pasalnya masyarakat perkotaan yang hidup di bawah
tuntutan ekonomi dipaksa melupakan gaya hidup yang sehat. Gaya hidup di kota
yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindari
fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolesterol. Kurangnya
aktivitas fisik dan kehidupan yang disertai stress terutama di kota-kota besar
mulai menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas)
dan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus
(Khasanah, 2012). Kesalahan dalam memilih makanan dan kurangnya
pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang
akhirnya mempengaruhi status gizi. Status gizi yang baik hanya dapat
tercapai dengan pola makan yang baik, yaitu pola makan yang didasarkan atas
prinsip menu seimbang, alami dan sehat (Kristianti, 2009)

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan konsep asuhan keperawatan kelompok khusus pada :
Kelompok anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan kelompok khusus pada :
Kelompok anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
6
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia sekolah
( SMP ) focus masalah Obesitas
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep
asuhan keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia
sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang asuhan keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok
anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
2. Manfaat praktis.
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan,
khususnya mengenai pengetahuan tentang asuhan keperawatan kelompok
khusus pada : Kelompok anak usia sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat
tentang asuhan keperawatan kelompok khusus pada : Kelompok anak usia
sekolah ( SMP ) focus masalah Obesitas
c. Bagi tenaga kesehatan.
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan
tentang kesehatan mengenai Obesiats dan bahayanya.
d. Bagi institusi pendidikan

7
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan
mengenai Resiko Obesitas

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Obesitas merupakan masalah yang sering ditemukan di seluruh dunia.
Overweight dan obesitas adalah suatu kondisi yang perbandingan berat badan dan
tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Menurut World Health Organization
(WHO), obesitas adalah penimbunan atau akumulasi dari lemak yang dapat
mengganggu kesehatan.
B. Etiologi

Keseimbangan energi dalam tubuh dipengaruhi oleh konsumsi kalori yang


terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan kebutuhan energi atau pemakaian
energi. Tingkat energi dalam tubuh diperoleh dari asupan zat gizi penghasil
energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan energi ditentukan dari
energi basal, aktifitas fisik, dan thermic, effect of food (TEF) (Soegih &
Wiramihardja, 2009). Obesitas dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh.
Akumulasi lemak dalam sel lemak menyebabkan pembesaran dan peningkatan
volume sel lemak/adiposity, perubahan jaringan preadiposit menjadi adiposity
dan bertambahnya jumlah sel jaringan lemak sehingga menyebabkan obesitas
(Lestari & Helmiyati, 2018). Etiologi dari obesitas menurut Proverawati (2010)
yaitu:

1. Faktor Genetik
Faktor gen atau keturunan berpengaruh terhadap bakat seseorang untuk
menjadi gemuk. Adanya mutasi pada gen menyebabkan kelainan reseptor
otak terhadap asupan makanan yang ditandai dengan kemampuan dalam
meningkatkan atau menghambat asupan makanan. Faktor transkripsi gen
dapat mempengaruhi pembentukan sel lemak terhadap status gizi seseorang
sehingga individu yang berasal dari keluarga obesitas memiliki
kemungkinan obesitas 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan keluarga
yang tidak obesitas (Soegih & Wiramihardja, 2009).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan konsep berpikir
bahwa berat badan adalah indikator tingkat kesejahteraan hidup dan
berat badan yang berlebihan atau gemuk tidak akan menjadi masalah.
3. Faktor Psikis
Faktor psikis berkaitan dengan memberikan reaksi terhadap gangguan
emosi dengan pola makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah
9
persepsi diri yang negatif. Otak menerima sinyal (input) dari
lingkungan dalam bentuk sinyal neural dan hormonal, kemudian otak
akan memberikan respon untuk mencari atau menjauhi makanan, pemilihan
jenis makanan, porsi makanan, lama makan dan digesti, absorbsi serta
metabolisme zat gizi di dalam tubuh.
4. Faktor Kesehatan
Beberapa penyakit dan kondisi dapat menyebabkan obesitas. Penggunaan
obat-obatan dapat menyebabkan terjadinya obesitas seperti golongan
steroid dan beberapa anti depresant yang dapat meningkatkan berat badan.
5. Faktor perkembangan
Berpengaruh terhadap obesitas sejak perkembangan janin. Riwayat lahir
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dapat menjadi pemicu obesitas yaitu
peningkatan lemak tubuh yang lebih cepat dari masa otot walaupun asupan
makanan tidak berlebihan. Maka seseorang dengan riwayat BBLR
memiliki kemungkinan obesitas dibandingkan dengan yang normal
(Soegih & Wiramihardja, 2009).
6. Aktivitas Fisik
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada
energi yang dikeluarkan. Seseorang yang kurang aktif memerlukan kalori
dalam jumlah sedikit dibandingkan orang dengan aktivitas tinggi.
Sedentary life atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan
mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, akan cenderung mengalami
obesitas ( minarto , 2012 ).
C. Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style) yang
menyebabkan penumpukan lemak di sejumlah bagian tubuh (Rosen, 2008).
Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengontrolan nafsu makan dan
tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan humoral
(neurohumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi,lingkungan, dan sinyal
psikologis. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus
melalui 3 proses fisiologis, yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang,
mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses
dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen
(yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer
(jaringan adiposa, usus dan jaringan otot).

10
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolic ( meningkatkan rasa lapar serta
menurunkan tingkat energi ) dan dapat pula bersifat katabolic (anoreksia,
meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal
pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu
makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator
dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi
(Sherwood, 2012).

Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.
Kemudian, leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan
produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi,
maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di
hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar
penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak
menyebabkan penurunan nafsu makan ( Jeffrey , 2009 )

D. Manifestasi Klinis

Seseorang yang menderita obesitas biasanya mudah dikenali , ciri wajah


obesitas biasanya wajah membulat , pipi tembem , dagu rangkap, leher pendek,
payudara membesar karena adanya deposit lemak, kedua tungkai membentuk X
serta pangkal paha bergesekan dan menempel yang akan menimbulkan ulserasi, dan
perut yang membuncit. Pada anak laki-laki penis terlihat kecil karena tertutup oleh
jaringan lemak. Distribusi lemak pada obesitas juga mempengaruhi bentuk fisik
seseorang yang menderitanya.Pada obesitas terdapat 3 bentuk distribusi lemak yaitu
apple shape body (android), pear shape body (gynoid), dan intermediate.Pada apple
shape body, distribusi lemak cenderung bertumpuk pada bagian atas tubuh (dada
dan pinggang), bentuk tubuh seperti ini juga beresiko tinggi mengalami penyakit
kardiovaskular, hipertensi dan diabetes. Pear shape body distribusi lemak cenderung
lebih banyak pada bagian bawah (pinggul dan paha).Sedangkan bentuk tubuh
intermediate lemak terdistribusi ke seluruh bagian tubuh secara hampir merata.
(Vergo Hari, 2015)

E. Komplikasi

11
Obesitas bisa terjadi karena tidak seimbangnya antara asupan energi dengan
pengeluaran energi sehingga berlebihnya asupan tersebut akanmenumpuk di
jaringan adipose, penumpukan kelebihan energi tersebut yang akan membuat anak
menjadi obesitas. Terdapat dua kemungkinan timbulnya kelebihan energi tersebut
yaitu berlebihnya asupan energi atau kurangnya atau rendahnya pengeluaran
energi.

Akan terjadi keseimbangan tubuh (homeostatis) terhadap energi ketika


seseorang menyantap makanan, keseimbangan tersebut terjadi karena energi yang
masuk (melalui makanan) akan dikeluarkan melalui panas tubuh dan kegiatan lain
yang membutuhkan energi. Berlebihnya asupan energi karena masuknya makanan
yang terlalu berlebihan dan juga keluarnya energi lebih rendah yang disebabkan
oleh rendahnya metabolisme tubuh dan kurangnya aktivitas fisik.

Gangguan sistem keseimbangan disebabkan oleh dua faktor yaitu idiopatik


ataupun kelainan pada sistem hormonal dan sindrom atau defek genetik.Obesitas
yang terjadi karena idiopatik disebut obesitas idiopatik, sedangkan obesitas yang
terjadi karena adanya sebab yang jelas disebut obesitas endogen.

Klasifikasi Obesitas :

Obesitas Idiopatik Obesitas Endogen

>90% kasus <10% kasus

Perawakan tinggi (umumnya >50th Perawakan pendek (umumnya <50th

Riwayat obesitas umumnya positif Riwayat obesitas umumnya negative

Fungsi mental normal Fungsi mental seringkali retardasi

Usia tulang : normal atau advanced Usia tulang : terlambat (delayed)

Pemeriksaan fisik umumnya normal Terdapat stigmata pada pemeriksaan

Sumber : Dewi Nur Wijayanti, 2013

F. Penyebab dan faktor risiko terjadinya obesitas


Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan suatu obesitas. Berdasarkan
penyebab, obesitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Obesitas primer

12
Obesitas primer disebabkan terlebih karena asupan gizi yang terlalu berlebihan.
Biasanya pada orang yang sulit mengatur konsumsi makanan.
2) Obesitas sekunder
Obesitas sekunder tidak dihubungkan dengan konsumsi makanan. Obesiitas
sekunder merupakan obesitas yang disebabkan oleh karena suatu kelainan atau
penyakit seperti hipotiroid , hipogonadisme, hiperkortisolisme, dll.

Faktor risiko yang berkontribusi menyebabkan obesitas antara lain:

1) Faktor genetic
Beberapa penyakit keturunan yang sangat jelas terkait dengan obesitas antara
lain sindrom Prader-Willi dan sindrom Bardet-Biedel. Gemuk atau kurus
badan seseorang bergantung pada faktor DNA yang merupakan komponen
molekul dasar genetika yang tersusun atas nukleotida-nukleotida. Remaja
yang memiliki orang tua dengan badan gemuk akan mewariskan tingkat
metabolisme yang rendah dan memiliki kecenderungan kegemukan bila
dibandingkan dengan remaja yang memiliki orang tua dengan berat badan
normal. Peningkatan insidensi obesitas pada sebagian besar kasus bukan
merupakan faktor genetik melainkan faktor eksternal yang berperan lebih
besar.
2) Kuantitas dan kualitas makanan

Peningkatan konsumsi makanan olahan yang mudah dikonsumsi


menyebabkan pergeseran kebiasaan makan pada remaja. Makanan tersebut
yaitu makanan cepat saji (ready prepared food) dan makanan cepat saji (fast
food) yang mempunyai densitas energi yang lebih tinggi daripada makanan
tradisional pada umumnya, sehingga menyebabkan energi masuk secara
berlebihan.

3) Status sosial ekonomi

Pendapatan dari seseorang juga berpengaruh dalam terjadinya obesitas.


Seseorang dengan pendapatan yang besar dapat membeli makanan jenis apa
pun, baik itu makanan bergizi, makanan sehat , makanan tinggi kalori
seperti junk food, fast food, softdrink dan masih banyak lainnya. Seseorang
dengan pendapatan yang rendah cenderung mengkonsumsi makanan yang
kurang bergizi ataupun makanan kurang higienis yang dapat menyebabkan
suatu kondisi tubuh yang buruk untuk mereka.

4) Kemajuan teknologi
13
Kemajuan teknologi menyebabkan orang tidak melaksanakan kegiatan secara
manual yang memerlukan banyak energi. Orang yang menggunakan
kendaraan bermotor semakin banyak daripada orang yang berjalan kaki
atau bersepeda. Komputer, internet, dan video game juga telah menjadi
gaya hidup remaja belakangan ini sehingga akan meningkatkan sedentary
time dari remaja.
5) Lingkungan
Perilaku hidup sehari hari dan budaya suatu masyarakat akan mempengaruhi
kebiasaan makan dan aktivitas fisik tertentu. Lingkungan keluarga sangat
berperan dalam pola makan dan kegiatan yang dikerjakan dalam sehari-hari.
Hal ini juga berkaitan dengan pendidikan di sekitar lingkungannya.
6) Aspek psikologis
Asupan makanan pada setiap individu, dapat dipengaruhi oleh kondisi mood,
mental, kepribadian, citra diri, persepsi bentuk tubuh, dan sikap terhadap
makanan dalam konteks sosial.
G. Dampak klinis obesitas
Pertambahan massa lemak selalu disertai dengan perubahan fisiologis tubuh
yang biasanya dampak klinisnya bergantung pada distribusi regional massa
lemak tersebut. Penumpukan massa lemak di thorax menyebabkan gangguan fungsi
respirasi, sedangkan obesitas intra- abdomen, akan mendorong perkembangan
hipertensi, peningkatan kadar insulin plasma, sindroma resistensi insulin,
hipertrigliserid, dan hiperlipidemia. Obesitas merupakan faktor risiko utama
penyakit kardiovaskuler. Menurut penelitian yang ada terdapat peningkatan
penyakit kardiovaskuler pada orang dengan indeks massa tubuh yang berlebih.
Resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi yang muncul secara bersama sama
merupakan ciri-ciri sindrom metabolik yang dikenal juga dengan istilah sindroma X.
Beberapa mekanisme terkaitnya obesitas dengan hipertensi meliputi
bertambahnya volume darah sebagai akibat peningkatan retensi garam. Peningkatan
asupan energi, protein, dan karbohidrat akan meningkatkan katekolamin plasma dan
aktivitas sistem saram simpatis.
H. Pengukuran obesitas
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah metode yang paling sering digunakan
sebagai parameter untuk mendeteksi obesitas. Pendekatan lain yang bisa digunakan
untuk mendeteksi obesitas adalah pendekatan antropometri dengan mengukur skin
fold, densitometri, MRI, Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) dan
Bioelectrical Impendance Analysis ( BIA ).

14
Rumus IMT sebagai berikut :

Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT pada orang dewasa menurut
kriteria CDC :

Klasifikasi IMT untuk anak-anak dan remaja

Kategori Nilai Persentil

Underweight Kurang dari persentil 5


Normal Persentil 5 – 84
Overweight Persentil 85 – 94
Obesitas Sama dengan / lebih dari persentil 95

Belum diketahui penyebab obesitas secara pasti tetapi dalam penelitian diyakini bahwa
faktor genetik, faktor asupan energi dan aktivitas fisik memegang peranan penting
dalam proses terjadinya obesitas.

I. Pencegahan obesitas
Mencegah overweight menjadi obesitas seharusnya lebih mudah dan lebih
efektif daripada mengatasi seseorang yang sudah terlanjur obesitas. Sesorang yang
berat badannya hanya sedikit berlebih , terkadang tidak mempunyai motivasi dalam
menurunkan beran badannya.

Berikut ini pencegahan terjadinya obesitas yaitu :

1) Mengubah pilihan makanan menjadi lebih sehat dan seimbang.


2) Menurunkan asupan energi total sehingga sebanding dengan keluaran energi.
3) Mengatur konsumsi cemilan atau makanan yang lebih sehat.
4) Melakukan lebih banyak aktivtas fisik, dan mengurangi sedentary time.
Berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, atau paling tidak dua kali dalam
seminggu.
5) Memeriksa Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mengetahui berat tubuh remaja
normal atau obesitas serta kesadaran dini mengenai perlunya melakukan sesuatu
untuk menurunkan berat badannya.

15
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, pekerjaan orangtua, penghasilan.

a. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan 65% anak menunjukkan BB 65-70


kg, 20% BB nya 51-55 kg, sebanyak 30% BBnya 56-64.
b. Hasil pemeriksaan TB, 65% anak TB nya 155-159 cm, 20% TBnya 160-
162cm, 30% TBnya 163cm.
2. Keluhan utama
Dari hasil kuesioner yang dilakukan menunjukkan bahwa 70% anak tidak
tahu apa yang menyebabkan obesitas dan bagaimana diet yang benar.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien tidak mengalami keluhan apa-apa selain merasakan berat badannya
semakin bertambah, disamping itu pasien mengalami kesusahan untuk berdiri
sehabis duduk dari lantai.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien telah mengalami masalah dengan berat badannya yang
selalu bertambah.
5. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas / Istirahat
1) Gejala     :
- Kelemahan, cenderung terus mengantuk
- Ketidakmampuan / kurang keinginan untuk aktif atau melakukan
latihan teratur
- Dispnea dengan kerja
Tanda     :
- Peningkatan kecepatan jantung / pernafasan dengan aktivitas
2) Sirkulasi

Gejala     :

16
- Riwayat factor budaya / pola hidup mempengaruhi pilihan makan
- Berat badan dapat / tak dapat diterima sebagai masalah
- Makan menghilangkan perasaan tak senang, misalnya : kesepian,
frustasi, kebosanan
- Persepsi gambaran diri sebagai tak dapat diinginkan
- Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan (dapat
menyabotase upaya pasien)
3) Makanan / Cairan

Gejala     :
- Mencerna makanan dengan berlebihan / normal
- Percobaan dengan berbagai tipe diet (diet ‘yo-yo’) dengan berbagai /
hasil sedikit
- Riwayat berulangnya penurunan dan peningkatan berat badan
Tanda     :
- Berat badan tak tepat dengan tinggi badan
- Tipe tubuh endormofik (halus / sekitar)
- Gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan
kebutuhan (contoh : perubahan pola hidup dari aktif menjadi tak
berolahraga, penuaan)
4) Nyeri / Kenyamanan
Gejala     : Nyeri / ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat
badan atau tulang belakang
5) Pernafasan
Gejala     : Dispnea
Tanda     : Sianosis, distress pernafasan (sindrom pickwickian)
6) Seksualitas
Gejala     : Gangguan menstruasi, amenorea
7) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala     :

17
- Masalah dapat berupa masa hidup atau sehubungan dengan peristiwa
hidup
- Riwayat keluarga kegemukan
- Masalah kesehatan yang menyertai termasuk hipertensi diabetes,
penyakit kandung empedu dan kardiovaskuler, hipotiroidisme
6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :


hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan
kadar insulin). Ini juga diduga bahwa penyebab gangguan ini dapat
menimbulkan neuroendokrin abnormal dalam hipotalamus yang mengakibatkan
berbagai gangguan kimia.

7. Pengkajian Psikososial
1.      Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan merasa enjoy
atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa minder.
2.      Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dapat
menerima dan diterima oleh orang lain.
B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :

1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang lebih
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/ gaya
hidup monoton
C. Intervensi
a. Diagnosa 1
1. Kaji penyebab individu kegemukan, misalnya; organik atau non
organik a Memberikan kesempatan kepada individu
memfokuskan/internalisasi gambaran nyata atau jumlah makanan yang
dimakan dan penyesuaian kebiasaan makan/perasaan. Mengidentifikasi

18
[ola yang memerlukan perubahan dan/atau dasar menyesuaikan program
diet.
2. Buat rencana makan dengan pasien a Sementara tak ada dasar untuk
menganjurkan diet yang satu dari yang lain, penurunan diet yang baik
harus berisi makannan dari semua dasar kelompok makanan dengan fokus
masukan rendah lemak. Ini membantu mempertahankan rencana semirip
mungkin dengan kebiasaan pasien. Rencana dibuat dengan dan persetujuan
pasien akan lebih berhasil.Catatan  : Penting mempertahankan masukan
protein adekuat untuk mencegah kehilangan massa otot.
3. Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak a Hilangkan kebutuhan
komponen yang dapat menimbulkann kelemahan, sakit kepala,
ketidakstabilan dan kelemahan, asidosis metabolik (ketosis)
mempengaruhi keefektifan program penurunan BB.
4. Timbang berat badan secara 2 kali seminggu a Memberikan informasi
tentang keefektifan program terapi dan memperlihatkan bukti keberhasilan
upaya pasien selama perawatan di rimah sakit.
5. Konsul dengan ahli dietuntuk menentukan kalori/kebutuhan nutrisi untuk
penurunan berat badan individu a pemasukan individu dapat dikalkulasi
dengan berbagai perhitungan berbeda, tetapi penurunan berat badan
berdasarkan pada kebutuhan basal kalori selama 24 jam, tergantung pada
jenis kelamin,usia, berat badan saat ini/yang diinginkan dan lama waktu
yang diperkirakan mencapai berat badan yang diinginkan.
b. Diagnosa 2
1. Kaji penyebab pasien tidak bisa untuk beraktifitas , ,isalnya : apakah
pasien mengalami kesulitan ketika akan berjalan , ataukah pasien akan
mengalami kesusahan ketika akan duduk.

19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
Sub – Sub Metode
No Item Sub Item Item Pertanyaan A W O Sumber
Item
Nama  Klien
Identifikasi Usia  Klien
respon Jenis kelamin  Klien
Kelas  Klien
1. Sosial Demografi
Populasi anak yang sudah paham PMR  Kepala sekolah
Populasi Jenis kelamin anak kelas 2  Kepala sekolah
Populasi anak yang tidak melaksanakan PHBS   Kepala sekolah
Deskriminasi Isolasi sosial pada penderita Obesitas  Kepala sekolah
Mortalitas Kematian Angka kematian Kelebihan Berat Badan   Puskesmas
2. Epidemiologi Kejadian Angka kesakitan Karena Obesitas   Puskesmas
Mordilitas
Distribusi Penyebaran Obesitas  Puskesmas
Makanan yang dikonsuumsi sehat atau tidak   Klien
Pola Berapa kali makan – makanan yang tidak sehat
 Klien
konsumsi dalam satu hari
Memakan makanan cepat saji ( junk food )  klien
Gaya hidup Perilaku Kebiasaan jajan sembarangan    Klien
beresiko Kebiasaan tidak memilih makanan yang sehat  Klien
Perilaku dan
3. Tindakan Rencana ikuti gerakan PHBS
lingkungan   Kepala sekolah
pencegahan
Ketersediaan wastafel   Kepala sekolah
Ketersediaan tempat sampah   Kepala sekolah
Lingkungan Tempat penjualan makanan sehat   Kepala sekolah
Pemasangan iklan melaksanakan pola hidup sehat   Kepala sekolah
Pemasangan iklan makanan sehat   Kepala sekolah

20
Pengetahuan Pengetahuan tentang Obesitas  Klien
Sikap Keinginan berperiaku sehat   Klien
Presdiposing Persepsi Persepsi tentang sakit
 Klien
Edukasi dan kerentanan
4. Reinforsing Dukungan Dukungan informasi sekolah  Klien
organisasi
Sumber Pemberdayaan UKS
Enabling dukungan   Kepala sekolah
kesehatan
Program survailance kesehatan anak usia sekolah
 Kepala sekolah
menegah pertama
Program Program pemberdayaan Gerakan melaksanakan
Administrasi  Kepala sekolah
Administrasi kesehatan pola hidup sehat
5. dan Alokasi dana program  Kepala sekolah
Kendala program  Kepala sekolah
Kebijakan Peraturan untuk selalu mencuci tangan  Kepala sekolah
Peraturan untuk membawa bekal dari rumah  Kepala sekolah
Kebijakan Peraturan Peraturan untuk membersihkan lingkungan
 Kepala sekolah
sekolah

21
PENGKAJIAN KELAS 2

PORSENTASE ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA USIA 14-15


TAHUN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA GENERASI PENERUS DI
WILAYAH SEMARANG TAHUN 2020

USIA

14 tahun
15 tahun

Diagram 1: Berdasarkan diagram 1 menunjukkan70 anak berusia 14-15 tahun dan 45%
anak berusia 14-15 tahun dan 55% anak berusia 15 tahun

22
PRESENTASE JENIS KELAMIN ANAK SEKOLAH MENENAH PERTAMA
GENERASI PENERUS DI WILAYAH SEMARANG TAHUN 2020

JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI
PEREMPUAN

Diagram 2 : Berdasarkan diagram 2 akan menunjukan bahwatotal anak kelas 2 adalah


70 orang, anak laki-laki 30 orang dan anak perempuan 40 orang. Dari diagram
menunjukan bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan.

23
B. EPIDEMOLOGI
1. Pemeriksaan fisik Berat Badan kepada anak-anak kelas 2 SMP
70%

60%

50%

40%
65-70 kg
51-55 kg
30% 56-64 kg

20%

10%

0%
Berat Badan

Diagram 1 : Berdasarkan diagram 1 menunjukkan hasil pemeriksaan fisik


menunjukkan 65% anak menunjukkan BB 65-70 kg, 20% BB nya 51-55 kg,
sebanyak 30% BBnya 56-64.

24
2. Pemeriksaan fisik Tinggi Badan kepada anak-anak kelas 2 SMP

60%

50%

40%

155-159 cm
30%
160-162 cm
163 cm
20%

10%

0%
TINGGI BADAN

Diagram 2 : Berdasarkan diagram 2 menunjukkan hasil pemeriksaan


TB, 65% anak TB nya 155-159 cm, 20% TBnya 160-162cm, 30%
TBnya 163cm.

25
SIKAP PERILAKU DAN LINKUNGAN
1. Presentase makan sayur dan buah setiap hari
70%

60%

50%

40%
Tidak Setuju
30% Setuju

20%

10%

0%
Buah dan Sayur

Diagram 1 : Berdasarkan diagram 2 menunjukkan hasil kuesioner


menunjukkan sebanyak 60% anak sangat tidak setuju untuk
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, sebanyak 40% anak setuju
untuk mengkonsumsi buah setiap hari.

26
2. Presetase makan cepat saji setiap hari

60%

50%

40%

30% Tidak Setuju


Setuju

20%

10%

0%
Makan Cepat Saji

Diagram 2 : Berdasarkan diagram 2 menunjukkan sebanyak 55% anak


setuju untuk mengkonsumsi makanan cepat saji setiap hari, sebanyak
45% anak tidak setuju.

27
HASIL WAWANCARA:
1. Guru Pengurus UKS menyampaikan, “ Ada sekitar 250 anak sekolah di sekolah
ini, tapi yang sudah paham untuk yang pernah ikut pelatihan PMR biasanya
anak kelas 2 dan 3. Tapi kalau ingin memberikan penyuluhan kesehatan ke
kelas 2 saja, karena kelas 3 akan persiapan UAS mbak, mas….
2. Guru pengurus UKS menyampaikan , “untuk total anak kelas 2 SMP adalah 70
anak, mas, mbak. Karena ada 2 kelas….. anak laki-laki ada 30 dan anak
perempuan ada 40 anak, mbak…mas….”
3. Guru sekolah penanggungjawab UKS mengatakan bahwa, “ untuk program PMR
ada, tapi tidak ada siswa yang aktif lagi. Ada ruangannya, tapi tidak ada
kegiatannya. Sibuk masing-masing mbak…mas…..”
4. Petugas puskesmas menyampaikan, “program kesehatan untuk anak sekolah
sudah ada mbak…mas… sudah ada beberapa yang berjalan, tapi memang
kebanyakan tidak berjalan, karena fasilitas di sekolah juga belum memadai.”
5. Petugas puskesmas menyampaikan, “Kendala yang dihadapi adalah petugas guru
di sekolah sibuk dengan tugasnya mengajar anak didiknya mbak..mas…ada juga,
guru yang sudah mendapatkan pelatihan UKS, akhirnya pindah sekolah lain dan
biasanya tidak pelimpahan tugas tersebut ke guru yang baru.”

28
29
TABEL KISI – KISI PENGKAJIAN BERDASAR MODEL PRECEDE PROCEED

SUB SUB SUB


NO. ITEM PERTANYAAN METODE SUMBER
ITEM ITEM
1. - Siapa nama anda? A Klien
Identitas
- Berapa usia anda?
Responden
Demografi - Dimana alamat anda?
Berapa banyak jumlah siswa 2 SMP? W Guru penjaga
Populasi
UKS
Sosial Sosial - - -
Penghasilan
Ekonomi
Pekerjaan Status Bekerja - - -

Tingkat - - -
Formal
Pendidikan
2. - - -
Mortalitas Angka Kematian
Epidemiologi Angka Berapa angka kejadian siswa SMP mengalami obesitas? W Guru penjaga
Mordibilitas Kejadian UKS
Distribusi - - -
3. Perilaku dan - Makanan apa saja yang dikonsumsi siswa SMP? W Klien
Lingkungan - Berapa kali siswa SMP makan dalam sehari?
Gaya Hidup Pola Konsumi
- Jenis makanan apa saja yang siswa SMP
konsumsi?
Pola Aktivitas Apakah yang dilakukan siswa SMP selama dirumah? A Klien
Perilaku Beresiko - Apakah siswa SMP suka memakan makanan cepat A Klien
saji?
- Apakah siswa SMP memiliki keturunan obesitas?

30
Tindakan - Apakah siswa SMP melakukan olahraga? A Klien
Pencegahan
Bagaimana cara siswa SMP mengatasi obesitas? W Guru Penjaga
Koping
UKS
Lingkungan
4. - Apakah siswa SMP mengetahui tanda obesitas? A Klien
Pengetahuan - Apakah siswa SMP mengetahui pencegahan
Predisposing obesitas?
Sikap
Persepsi
Edukasi dan
Organisai Dukungan
Reinforcing
Perilaku Tenaga
Sumber
Enabling Dukungan
Kesehatan
5. Program
Adminitrasi dan
Kesehatan yang
Kebijakan
ada

31
A. DIAGNOSA DAN PRIORITAS KEPERAWATAN
ANALISA DATA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan berdasarka prioritas :

1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang lebih
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/ gaya
hidup monoton

ANALISA DATA

NO HARI / DATA FOKUS DIAGNOSA


TANGGAL

1. Selasa, 5 Mei 2020 a. Epidemiologi Perubahan nutrisi lebih dari


kebutuhan tubuh
Data angket

1) Sebanyak 45% anak SMP


kelas 2 mengatakan sangat
tidak setuju untuk
mengkonsumsi sayur dan
buah setiap hari, dan tidak
setuju jika porsi nasi di
kurangi

Data wawancara

1) guru sekolah mengatakn


bahwa anak SMP kelas 2
sangat susah mengkonsumsi
sayur dan buah, tidak setuju
jika porsi nasi dikurangi

b. Edukasi dan organisasi

32
Data angket

Sebanyak 70 orang sangat


tidak setuju untuk
mengkonsumsi sayur dan
buah setiap hari dan tidak
setuju jika porsi nasi di
kurangi, sebanyak dan anak
tampak setuju untuk
mengkonsumsi buah setiap
hari

Data wawancara :

1) guru sekolah penanggung


jawab UKS mengatakan
sekedar tau arti berat badan
naik

2) guru pengurus UKS ada


sekitar 250 anak sekolah di
sekolah ini sudah pernah ikut
pelatihan pmr

c.Data sikap, perilaku dan


lingkungan

1) sebanyak 60 % anak tidak


setuju makan sayuran dan
buah

2. Selasa, 5 Mei 2020 a. Epidemiologi Intoleransi aktivitas

hasil pemeriksaan TB,


65% anak TB nya 155-159
cm, 20% TBnya 160-

33
162cm, 30% TBnya
163cm.

b. Sikap, perilaku dan


lingkungan
Data angket :
Sebanyak 70 orang anak-
anak SMP mengatakan jika ia
tidak menyukai kegiatan
olahraga, merka lebih suka
kegiatan di dalam rumah
seperti nonton tv, dan
sekedar berbaring.

Data wawancara :

Guru sekolah mengatakan


Sebagian anak-anak tampak
tidak menyukai kegiatan
olahraga, mereka tampak
menyukai kegiatan di dalam
rumah

B. RENCANA KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

34
N DIAGNO NOC NIC
O SA

1 Ketidak setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen berat badan


seimbanga selama... ketidakseimbangan nutrisi 1. Diskusikan bersama
n nutrisi lebih dari kebutuhan teratasi dengan pasien mengenai
lebih dari weight control hubungan antara
kebutuhan intake
No Indikator 1 2 3 4 5
makanan,latihan,
1 BB peningkatan BB dan

2 Intake penurunan BB

makanan 2. Diskusikan bersama

dan cairan pasien mengenai


kondiis medis yang
dapat mempengaruhi
3 Output
BB
makanan
3. Diskusikan bersam
dan cairan
pasien mengenai
4 Energi kebiasaan , gaya
5 Aktivitas hidup dan faktor
herediter yang dapat
Keterangan :
mempengaruhi BB
1. Sangat berat
4. Diskusikan bersama
2. Berat
pasien mengenai
3. Sedang
resiko yang
4. Ringan
berhubungan dengan
5. Tidak ada
BB berlebih dan
penurunan BB
5. Dorong pasien untuk
meubah kebiassan
makan
6. Perkirakan BB ideal
pasien

2 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Activity Theraphy

35
aktivitas selama... diharapkan aktivitas pasien 1. Kolaborasi dengan
kembali normal tenaga rehabilitasi
Activity Tolerance mdik dalam
merencanakan
N Indikator 1 2 3 4 5
program terapi yang
o
tepat
1 Energi 2. Bantu klien untuk

2 TTV mengindentifikasi
aktivitas yang mampu
3 Status
dilakukan
kardiopulmon
3. Bantu untuk memilih
ari
aktivitas konsistensi
4 Kelemahan yang sesuai dengan
5 ADLs kemampuan
fisik,psikologi,dan
Keterangan :
social
1. Tidak adekuat
4. Bantu untuk
2. Sedikit adekuat
mengidentifikasi dan
3. Cukup adekuat
mendapatkan sumber
4. Sebagian adekuat
yang diperlukan
5. Adekuat
untuk aktivitas yang
diinginkan
5. bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
6. bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dasn
penguatan
7. monitor respon fisik,
emosi, social,dan
spiritual.

36
C. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.

D. EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses
penilaian pencapaian tujuan dalam rencana keperawatan, tercapainya atau tidak
serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara
terus menerusdengan melinatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang
lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan, sesuai
dengan kriterianevaluasi yang telah ditentukan, tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria evaluasi.

37
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan kelompok
khusus di SMP SUKSES dengan memperhatikan proses keperawatan kelompok khusus
mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan
evaluasi yan bekaitan dengan penyakit obesitas pada anak usia sekolah. Adapun tahap-
tahap proses keperawatan adalah sebagai berikut :

1.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakah langkah awal sebelum melakukan kegiatan. Pada


tahap ini dilakukan penyusunan format pengkajian dan pembuatan kuesioner. Ada
dua faktor yang dijumpai dalam tahap awal ini, yaitu :

1. Faktor Pendukung

Puskesmas Semarang menerima kehadiran mahasiswa dengan program masing-


masing untuk dapat belajar bersama di wilayah puskesmas Semarang dan khususnya
di SMP SUKSES. Kelompok khusus sangat mau menerima kehadiran mahasiswa
dengan baik sehingga memudahkan mahasiswa untuk dapat menggali lebih dalam
informasi yang dibutuhkan selanjutnya dalam tahap pengkajian.

2. Faktor Penghambat

Proses pembuatan format pengkajian memerlukan ketelitian agar dapat menggali


dengan dalam informasi yang hendak diperoleh. Diperlukan sumber pengetahuan
yang luas dan dari berbagai aspek.

1.2 Tahapan Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dalam proses Asuhan Keperawatan


yang di lakukan guna agar dapat mengumpulkan informasi dari kelompok sasaran
sampai berbagai masalah yang terdapat dalam kelompok khusus, di tahap pengkajian
juga akan memudahkan mahasiswa dalam mendapatkan beberapa data yang
berhubungan dengan masalah kesehatan. Sebelum melakukan pengkajian mahasiswa

38
wajib untuk membina hubungan saling percaya dengan masing-masing agar
memudahkan untuk mengumpulkan informasi. Setelah selesai melakukan
pengumpulan data, kemudian selanjutnya melakukan pengelompokan data yang
sesuai untuk mendukung analisa data. Pada saat melakukan tahap pengkajian ini
terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dalam memperoleh data yang di
perlukan.

1. Faktor Pendukung

Hubungan saling percaya dengan pembimbing klinik dan kelompok khusus di jalin
semenjak pertama kali mahasiswa melakukan kontak langsung saat perkenalan.
Sehingga data atau informasi dapat didapatkan dengan mudah.

2. Faktor Penghambat

Ada beberapa siswa dari kelompok sasaran yang gaduh saat pengkajian dan
pembagian kuesioner. Dimana hal ini menyebabkan memerlukan waktu pengkajian
lebih lama.

1.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah lanjutan proses pengkajian merupakan proses


siswa atau masyarakat terhadap masalah kesehatan baik aktual, resiko maupun
pontensial yang dapat diantisipasi perawat. Diagnosa keperawatan kelompok khusus
menggambarkan masalah, respon, kondisi dan mengidentifikasi kemungkinan data
penyebab. Dari pengkajian didapatkan dua diagnosa keperawatan yaitu :

1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang lebih
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/
gaya hidup monoton

Masalah keperawatan tersebut merupakan hasil identifikasi antara mahasiswa dengan


kelompok khusus. Setelah dilakukan skoring diagnosa keperawatan diperoleh skor
tertinggi adalah diagnosa yang sudah ditulis diatas.

39
1.4 Tahapan Perencanaan

Pada tahap perencanaan mulai melakukan kegiatan memprioritaskan masalah,


merumuskan tujuan, menetapkan rencana serta merumuskan rencana evaluasi.
Sehingga memudahkan dalam melaksanakan kegiatan kedepannya guna membantu
mengatasi masalah pada kelompok khusus siswa dengan penyakit diare pada usia
sekolah. Dalam menetapkan rencana tindakan, tidak berbeda jauh dengan teori yaitu
tetap mempertimbangkan apa yang direncanakan dan kapan dilaksanakan, oleh siapa
yang melaksanakan, siapakah sasarannya dan bagaimana kegiatan yang akan
dilaksanakan. Disamping itu juga memperhatikan tingkat kemauan dan kemapuan
kelompok khusus siswa dengan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga
rencana tindakan dapat berjalan dengan baik rencana evaluasi telah dideskripsikan
dalam pernyataan kriteria evaluasi yang merupakan tolak ukur dari kegiatan dan
standar yang harus dicapai dari kegiatan tersebut :

1. Faktor Pendukung

Kelompok khusus siswa sepakat dan mau mengikuti rencana tindakan yang sudah di
sampaikan.

2. Faktor Penghambat

Penulis tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti dalam melakukan
perencanaan tindakan

1.5 Tahap Implementasi

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan


kelompok khusus yang telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung pada
kelompok khusus siswa dengan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga
terjadi diare. Pada umumnya tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai denga
teori yaitu berfokus pada upaya meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitas dengan menggunakan strategi proses
kelompok, Health Promotion dan Partnership. Pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai

40
dengan apa yang sudah direncanakan. Sehingga di harapkan mampu membantu
meningkatkan kesehatan pada kelompok khusus siswa dengan kurangnya perilaku
hidup bersih dan sehat sehingga terjadi diare.

1.6 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan keperawatan yang di
gunakan untuk mengevaluasi semua tindakan yang sudah di lakukan agar
mengetahui tingkat keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan kelompok
khusus yang ada. Dari evaluasi yang dilakasanakan dapat diketahui masalah
kesehatan bisa terpecahkan seluruh, sebagian, atau tidak terpecahkan tetapi
menimbulkan masalah baru. Kegiatan evaluasi adalah mengukur keberhasilan
dengan mengukur keberhasilan dengan mengumpulkan data dan menganalisanya.
Kegiatan ini dilakukan bersama kelompok khusus siswa dengan kurangnya perilaku
hidup bersih dan sehat. Materi evaluasi dilaksanakan meliputi evaluasi program
yang disusun dengan kebutuhan, rencana yang dibuat, efisiensi biaya dan efektifitas
program serta dampak program. Evaluasi kegiatan telah dilakukan untuk menilai
efektifitas kegiatan sesaat setelah dilakukan dan evaluasi pada akhir program untuk
menilai aktivitas jangka penjang yang akan dilakukan sebagai rencana tindak lanjut.
Selama dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.

41
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Word Health Organization (WHO) 2014 menyatakan pada tahun 2008
angka obesitas didunia sebesar 11,9 % dan lebih dari 1.4 milyar remaja yang
berusia 20 tahun atau lebih menderita overweight, dan penderita obesitas
sebanyak 200 juta adalah remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja perempuan.
Overweight dan obesitas adalah resiko terbesar penyebab kematian global. Sekitar
3.4 juta remaja meninggal setaip tahunnya karena kedua hal tesebut.
B. SARAN
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal yang wajib bagi keluarga, jika anda
melakukannya, kebisaan itu akan menjadi pola hdup abgi anak-anak, Yang akan
terbawa hingga dewasa. Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayur daripada
makanan yang siap olah, batasi minuman ringan , minuman yang manis-manis dan
camilan yang manis kaya lemak, sebaliknya berikan air atau susu rendah lemak dan
camilan yang sehat. Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti
memanggang dan mengukus , ketimbang menggoreng. Sajikan makanan dalam
porsi yang lebih kecil , jangan gunakana makanan sebagai upah atau suap, jangan
sampai anak tidak sarapan , karena dapat membuat mereka makan berlebih setelah
itu, makanlah dimeja makan , makan di depan tv atau layar komputer memebuat
orang tidak menyadari seberapa banyak yang dikomsumsi dan apakah ia sudah
kenyang.

42
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO | Obesity and overweight [Internet]. WHO. [dikutip 16 Januari 2017].
Tersedia pada: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
2. Juhari A. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri. bogor: Puslitbang
Gizi dan Makanan; 2004.
3. Proverawati, A & Kusumawati, E. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika; 2011.
4. Sartika RA. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia.
[Jakarta]; 2011.
5. Cheryl D. Fryar, M.S.P.H. Prevalence of Overweight and Obesity Among
Children and Adolescents: United States, 1963–1965 Through 2011–2012.
2014;
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2013.
7. Laporan penjaringan Per kab/Kota Tahun 2015 Padang. Sumatera Barat: Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat; 2015.
8. Mahdiah. Prevalensi obesitas dan hubungan konsumsi Fast Food dengan
kejadian obes itas pada remaja SLTP Kota dan Desa di d aerah Istimewa
Yogyakarta. [Jogjakarta]; 2004.
9. Smith AF. Encyclopedia of Junk Food and Fast Food. Greenwood Publishing
Group; 2006. 363 hal.
10. Suryaalamsah II. Konsumsi Fast Food dan fakto-faktor yang berhubungan
dengan kegemukan anak sekolah di SD Bina Insani Bogor: 2009 [dikutip 7
Desember 2016]; Tersedia pada:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43999
11. Yamin Bahrudin. Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas pada
Siswa Sekolah Dasar di Kota Manado. e-Kp. 2013;1.
12. Dimas Widi Anugrah. Pengaruh junk food terhadap obesitas anak usia sekolah
dasar di sd meranti, kecamatan senen jakarta pusat. [Jakarta]: Universitas
Trisakti; 2014.

43
13. Nurwanti E, Hadi H, Julia M. Paparan iklan junk food dan pola konsumsi junk
food sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada anak sekolah dasar kota dan
desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. J Gizi Dan Diet Indones Indones J Nutrisi
Diet. 9 Maret 2016;1(2):59–70.
14. Adnani H. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
15. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.

44
LAMPIRAN
1. PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PEMBINA UKS
“PHBS Pada Anak Usia Sekolah Dalam Pencegahan OBESITAS”

1. Bagaimana sejarah terbentuknya UKS di SMP SUKSES dari awal dibentuk sampai
dengan sekarang?
2. Berapa jumlah angka anak yang menderita obesitas pada anak usia sekolah dalam 3
bulan terakhir?
3. Adakah kondisi lingkungan yang menjadi factor risiko terjadinya obesitas, seperti
lingkungan sekolah yang banyak memperjualbelikan makanan cepat saji?
4. Adakah penanganan khusus untuk anak-anak yang obesitas?
5. Apa saja jenis pelayanan kesehatan yang diberikan melalui UKS?
6. Bagaimana sumber pembiayaan pelayanan kesehatan yang diberikan melalui UKS
bagi anak sekolah?
7. Bagaimana peran Puskesmas dalam pembinaan UKS di sekolah?

45
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH

1. Bagaimana tingkat sosial ekonomi keluarga AUS (Anak Usia Sekolah), sumber
pendapatan, dan pekerjaan orangtua?
2. Adakah kebijakan di sekolah yang mengatur tentang PHBS dan pencegahan obesitas
seperti adanya ketentuan untuk membawa bekal sendiri, larangan jajan diluar,
pemberian susu/ PMT dihari hari tertentu?
3. Apakah UKS aktif memberikan pelayanan kesehatan pada AUS?
4. Apakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan berbagai program UKS?
5. Adakah PMR? Apa peran PMR?
6. Apa saja jenis kegiatan kesehatan yang pernah didapatkan oleh SMP SUKSES dari
berbagai pihak luar seperti Puskesmas, Mahasiswa Praktek dll sebelumnya?

46
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PENANGGUNG JAWAB UKS
PUSKESMAS

1. Apa saja program dari Puskesmas untuk mendukung kesehatan anak usia
sekolah?
2. Apa saja kendala yang dihadapi pihak puskesmas dalam pelaksanaan program
tersebut?
3. Apakah puskesmas memiliki ulat tangga PHBS yang dapat disosialisasikan ke
AUS ?
4. Apa saja catatan khusus yang dimiliki oleh puskesmas tentang kesehatan anak
usia sekolah di SMP SUKSES?

47
2. KUESIONER
I. IDENTITAS ANAK SEKOLAH
1. Nama : ………………………………………….
2. Umur : ………………………………….. Tahun
3. Jenis kelamin : …………………………………………..
4. Kelas : …………………………………………..

II. PENGETAHUAN TENTANG PHBS MASALAH OBESITAS


Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia untuk jawaban benar atau salah!

No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1 Diet adalah suatu hal yang dilakukan untuk
menjadi kurus
2 Diet sehat adalah perubahan pola makan dengan
mengkonsumsi makanan rendah lemak dan
menambahkan aktifitas fisik yang wajar.
3 Cara diet yang benar adalah tidak mengkonsumsi
nasi, daging, dan lemak
4 Dampak dari perilaku diet adalah selalu merasa
bahagia.
5 Energi dibutuhkan tubuh untuk mendukung
aktifitas fisik dan pertumbuhan
6 Margarin dan makanan cepat saji merupakan
makanan yang mengandung lemak jahat.
7 Hati, telur dan daging merupakan sumber protein
yang baik
8 Buah-buahan adalah sumber karbohidrat yang
baik pada remaja.

48
III.SIKAP
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom yang jawaban!

Keterangan jawaban:
SS (Sangat Setuju) : Jika kamu mendukung pertanyaan tersebut
S (Setuju) : Jika kamu menerima pernyataan tersebut
TS (Tidak Setuju) : Jika kamu setengah menerima pernyataan
Tersebut
STS (Sangat Tidak Setuju) : Jika kamu tidak menerima pernyataan
Tersebut
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Mengkonsumsi sayur dan buah sebaiknya
setiap hari
2 Mengkonsumsi daging ayam, daging
kambing, daging sapi sebaiknya setiap hari
3 Mengkonsumsi lauk nabati, tahu, tempe
setiap hari
4 Membeli jajanan ciki, mie instan, burger
setiap hari
5 Mengkonsumsi air putih sebanyak 2,5 liter
setiap hari
6 Membawa bekal makan siang dari rumah
untuk dimakan di sekolah
7 Makan lebih dari 3x sehari
8 Mengkonsumsi susu sebaiknya 1x sehari
9 Banyak aktifitas makan harus bertambah
10 Setiap hari mengkonsumsi makanan
bersantan

IV. Perilaku
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda (√) pada kolom yang jawaban!

Keterangan jawaban:

49
SL (Selalu) : Jika kegiatan dilakukan setiap hari
SR (Sering) : Jika kegiatan dilakukan minimal 3 hari dalam
seminggu
KK (Kadang-kadang) : Jika kegiatan dilakukan seminggu sekali
TP (Tidak pernah) : Jika kegiatan tidak pernah dilakukan setiap
hari
No Pernyataan Jawaban
SL SR KK TP
1 Saya latihan fisik/olahraga setiap hari
2 Saya mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat
3 Saya mengurangi konsumsi makanan manis (cake,
permen, kue, dll)
4 Saya mengurangi makanan yang berlemak
5 Saya memperbanyak konsumsi sayur dan buah
6 Saya tidak makan sama sekali/berpuasa (di luar
ibadah)
7 Saya tidak meminum susu
8 Saya memuntahkan kembali makanan yang telah
dimakan
9 Saya mengkonsumsi produk pelangsing
10 Saya mengkonsumsi pil diet

V. PENGKAJIAN LAIN
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Bagaimana Kamu mendapatkan informasi tentang kesehatan? (Boleh dijawab


lebih dari satu)
Televisi Orangtua
Internet Guru
Penyuluhan Teman
Lain-lain …………………….

2. Coba tuliskan jenis dan berapa banyak makanan yang kamu makan kemarin!
No Jenis Makanan Jumlah
1 Makan Pagi

50
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5. ___________________________ _____________________
2 Jajan Pagi
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
3 Makan Siang
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5. ___________________________ _____________________
4 Jajan Siang
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5 Makan Malam
1. ___________________________ _____________________
2. ___________________________ _____________________
3. ___________________________ _____________________
4. ___________________________ _____________________
5. ___________________________ _____________________

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. BB : …..
2. TB : …….
3. HASIL IMT DAN INTERPRETASI : ……

51
3. PREPLANING

PREPLANING KEGIATAN PENYULUHAN PHBS


DI SEKOLAH DASAR SMP SEMARANG

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai minat yang sama
(Riyadi, 2007). Menurut Word Health Organization (WHO) 2014 menyatakan
pada tahun 2008 angka obesitas didunia sebesar 11,9 % dan lebih dari 1.4 milyar
remaja yang berusia 20 tahun atau lebih menderita overweight, dan penderita
obesitas sebanyak 200 juta adalah remaja laki-laki dan 300 juta adalah remaja
perempuan. Overweight dan obesitas adalah resiko terbesar penyebab kematian
global. Sekitar 3.4 juta remaja meninggal setaip tahunnya karena kedua hal
tesebut. Hal lain yang harus diperhatikan adalah 44% penderita diabetes, 23%
penderita jantung dan antara 7-41% penderita kanker berhubungan dengan
overweight dan obesitas. Hal ini di anggap wajar terjadi, pasalnya masyarakat
perkotaan yang hidup di bawah tuntutan ekonomi dipaksa melupakan gaya hidup
yang sehat. Gaya hidup di kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat
modern sulit untuk menghindari fast food yang banyak mengandung kalori,
lemak dan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik dan kehidupan yang disertai
stress terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak dengan
meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan penyakit degeneratif seperti
jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus (Khasanah, 2012). Kesalahan
dalam memilih makanan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi akan
mengakibatkan timbulnya masalah gizi yang akhirnya mempengaruhi status
gizi. Status gizi yang baik hanya dapat tercapai dengan pola makan yang baik,

52
yaitu pola makan yang didasarkan atas prinsip menu seimbang, alami dan sehat
(Kristianti, 2009).
Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang
akhir-akhir ini muncul di dunia. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 43 juta balita
mengalami kelebihan berat badan. Kekurangan gizi hampir setengah (46%) dari
anak balita di Asia Selatan, dan di seluruh dunia lebih dari 160 juta mengalami
kekurangan berat badan menengah atau parah (Papalia, Olds dan Feldmen, 2009).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada 2010,
gizi kurang 13,0 %, dan 14% balita di Indonesia masuk kategori gizi lebih, nyaris
sejajar dengan jumlah presentase kasus balita gizi kurang di Indonesia. Riskesdas
menyebutkan di provinsi Jawa Tengah juga menunjukkan masalah dimana
prevalensi anak balita pada tahun 2007 dengan status gizi kurang (berat badan
kurang) 12%, gizi baik 80,4%, dan gizi lebih 3,6%. Prevalensi anak balita pada
tahun 2010, pada gizi sangat kurus 11,8%, gizi normal 76,8%, dan meningkatnya
pada prevalensi obesitas 11,4% (Riskesdas, 2010). Setiap tahapan perkembangan
anak merupakan masa yang sangat penting. Namun, setiap anak memiliki tahapan
perkembangan yang berbeda- beda. Perkembangan merupakan bertambah
kemampuan fungsi tubuh dari proses kematangan. Perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ atau individu yaitu perkembangan otot, dan
perkembangan motorik. Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan
oleh beberapa hal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Andriana, 2011). Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh. Pertumbuhan mempunyai
dampak terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat badan dan kelebihan berat
badan yang dapat diukur dengan menggunakan antopometri (berat badan dan
tinggi badan) (Fida dan Maya, 2012).
B. Tujuan
1. Umum
Siswa dapat mengetahui tentang penyakit obesitas
2. Khusus
 Untuk mengetahui definisi obesitas

53
 Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko obesitas
 Untuk mengetahui dampak klinis obesitas
 Untuk mengetahui pengukuran obesitas
 Untuk mengetahui pencegahan pada obesitas
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan : ceramah dan penyuluhan
D. Sasaran dan Target
Sasaran : siswa SMP Semarang
Target : siswa kelas 2
E. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : rabu-kamis, 13-28 mei 2020
Waktu : 07.00 WIB - selesai
Tempat : SMP SEMARANG
F. Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan yaitu leptop, lcd, dan leafleat
G. Setting Tempat

1 3

54
Keterangan :

1. Pembicara
2. Layar LCD
3. Operator
4. Peserta
H. Pengorganisasian Penguraian Tugas

Kepanitiaan :

1. Moderator : Samuel Sebastian Tamba


2. Penyaji : Unzila Rahazuri dan Della Hayuningtyas
3. Operator : Diska Dharma Putri
4. Dokumentasi : Heru Khoiruddin
5. Observer : Memes Prameswari

Uraian tugas :

1. Moderator :
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa
3) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4) Menyimpulkan hasil kegiatan
5) Menutup acara
2. Presentator :
Mempersentasikan tentang penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) dan tentang penyakit diare
3. Operator :
Memfasilitasi penyuluhan dalam kegiatan
4. Observer :
1) Mengamati proses kegiatan dari awal sampai akhir
2) Membuat laporan hasil kegiatan
5. Dokumentator
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan

55
I. Susunan Acara

Hari/Tanggal Jam Nama Kegiatan


Rabu, 13 Mei 2020 07.00 WIB Penerimaan mahasiswa di Puskesmas
SUKSES
08.30 WIB Tinjau lokasi di SMP SUKSES
09.30 WIB Wawancara dengan kepala sekolah
mengenai permasalahan yang ada di
sekolah
Kamis, 14 Mei 07.00 WIB Mengukur TB BB Lila dan IMT
2020
10.00 WIB Seleksi kader UKS
Jumat, 15 Mei 07.00 WIB Memasang handrub dan handwash di
2020 lingkungan sekolah
08.30 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang
6 langkah cuci tangan yang baik dan benar
09.30 WIB Pembenahan UKS
Senin, 18 Mei 2020 07.00 WIB Pembenahan UKS
Selasa, 19 Mei 07.00 WIB Menyampaikan tentang kegiatan lomba
2020 kebersihan kelas
09.00 WIB Pembenahan UKS dan lingkungan sekolah
Rabu, 20 Mei 2020 07.00 WIB Mengikuti kegiatan lomba kebersihan kelas
Kamis, 21 Mei 07.00 WIB Pembenahan UKS dan persiapan untuk
2020 kegiatan pelatihan kader UKS
Jumat, 22 Mei 07.00 WIB Mengadakan kegiatan pelatihan kader UKS
2020
08.00 WIB Memberikan materi tentang UKS
08.30 WIB Memberikan materi tentang pencegahan
penyakit obesitas
09.00 WIB Mengevaluasi materi cuci tangan
09.30 WIB Memberikan materi tentang gizi seimbang
10.00 WIB Memberikan materi tentang KMS anak
sekolah
10.30 WIB Mempraktekan cara mengisi KMS anak
sekolah
Senin, 25 Mei 2020 07.00 WIB Pemberian materi pengukuran obesitas
07.30 WIB Mempraktekkan cara mengukur tingkat
obesitas

56
08.00 WIB Pemberian materi tentang pencegahan
obesitas
09.00 WIB Memberikan pertanyaan kembali cara
pencegahan obesitas
Selasa, 26 Mei 07.00 WIB Melakukan post test
2020
Rabu, 27 Mei 2020 07.00 WIB Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba
kebersihan kelas
Kamis, 28 Mei 07.00 WIB Penyerahan mahasiswa Akper Kesdam
2020 IV/Diponegoro Semarang dari SMP
SUKSES ke dosen

J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Siswa kelas 2 mengikuti semua
 Tempat, media, dan alat kegiatan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
 siswa yang hadir berperan sesuai dengan rencana
 siswa yang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
 siswa yang hadir berperan aktif dalam mengikuti kegiatan
3. Evaluasi hasil
 8 dari 70 mampu menyebutkan tujuan dan manfaat dari PHBS
 5 dari 70 mampu menjelaskan sedikit tentang penyakit diare
 Peserta mampu mengetahui 70 persen tentang manfaat Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS)dan penyakit Obesitas
K. LAMPIRAN
-

57
4. Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan

LAPORAN HASIL PENYULIHAN PHBS


DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SUKSES

A. Latar Belakang Kegiatan


Obesitas menyebabkan kemampuan motorik pada anak menjadi terganggu.
Dalam melakukan aktivitas, anak lebih cepat merasa capek, gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat, tidak seperti pada anak dengan berart badan
normal. Sehingga cenderung anak tidak kuat melakukan aktivitas dalam
jangka waktu lama dan lambat dalam melakukan sesuatu (Wati, 2011).
Dalam penyuluhan  ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya : Berfungsi sebagai literatur-
literatur bagi siswa tentang masalah kesehatan khususnya tentang penyakit obesitas
dan siswa SMP SUKSES dapat mengetahui lebih dalam tentang  penyakit obesitas.
B. Tujuan
1. Umum
Siswa dapat mengetahui tentang penyakit obesitas
2. Khusus
 Untuk mengetahui definisi obesitas
 Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko obesitas
 Untuk mengetahui dampak klinis obesitas
 Untuk mengetahui pengukuran obesitas
 Untuk mengetahui pencegahan pada obesitas
C. Peserta
Peserta dari siswa kelas 2 SMP SUKSES
D. Susunan Acara

Hari/Tanggal Jam Nama Kegiatan


Rabu, 13 Mei 2020 07.00 WIB Penerimaan mahasiswa di Puskesmas
SUKSES
08.30 WIB Tinjau lokasi di SMP SUKSES

58
09.30 WIB Wawancara dengan kepala sekolah
mengenai permasalahan yang ada di
sekolah
Kamis, 14 Mei 07.00 WIB Mengukur TB BB Lila dan IMT
2020
10.00 WIB Seleksi kader UKS
Jumat, 15 Mei 07.00 WIB Memasang handrub dan handwash di
2020 lingkungan sekolah
08.30 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang
6 langkah cuci tangan yang baik dan benar
09.30 WIB Pembenahan UKS
Senin, 18 Mei 2020 07.00 WIB Pembenahan UKS
Selasa, 19 Mei 07.00 WIB Menyampaikan tentang kegiatan lomba
2020 kebersihan kelas
09.00 WIB Pembenahan UKS dan lingkungan sekolah
Rabu, 20 Mei 2020 07.00 WIB Mengikuti kegiatan lomba kebersihan kelas
Kamis, 21 Mei 07.00 WIB Pembenahan UKS dan persiapan untuk
2020 kegiatan pelatihan kader UKS
Jumat, 22 Mei 07.00 WIB Mengadakan kegiatan pelatihan kader UKS
2020
08.00 WIB Memberikan materi tentang UKS
08.30 WIB Memberikan materi tentang pencegahan
penyakit obesitas
09.00 WIB Mengevaluasi materi cuci tangan
09.30 WIB Memberikan materi tentang gizi seimbang
10.00 WIB Memberikan materi tentang KMS anak
sekolah
10.30 WIB Mempraktekan cara mengisi KMS anak
sekolah
Senin, 25 Mei 2020 07.00 WIB Pemberian materi pengukuran obesitas
07.30 WIB Mempraktekkan cara mengukur tingkat
obesitas
08.00 WIB Pemberian materi tentang pencegahan
obesitas
09.00 WIB Memberikan pertanyaan kembali cara
pencegahan obesitas
Selasa, 26 Mei 07.00 WIB Melakukan post test
2020

59
Rabu, 27 Mei 2020 07.00 WIB Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba
kebersihan kelas
Kamis, 28 Mei 07.00 WIB Penyerahan mahasiswa Akper Kesdam
2020 IV/Diponegoro Semarang dari SMP
SUKSES ke dosen
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Siswa kelas 2 mengikuti semua
 Tempat, media, dan alat kegiatan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
 siswa yang hadir berperan sesuai dengan rencana
 siswa yang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
 siswa yang hadir berperan aktif dalam mengikuti kegiatan
3. Evaluasi hasil
 8 dari 70 mampu menyebutkan tujuan dan manfaat dari PHBS
 5 dari 70 mampu menjelaskan sedikit tentang penyakit diare
 Peserta mampu mengetahui 70 persen tentang manfaat Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS)dan penyakit Obesitas
F. Hambatan
1. Ada beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangku
2. Banyak peserta saat diterangkan rebut sendiri

G.Saran

1. siswa harus sering diajak berinteraksi supaya tidak bermain sendiri


2. bisa beberapa kali ditambahkan intermezzo permainan supaya siswa tidak bosan

H. Lampiran

Pertanyaan yang muncul dari peserta lain :

1. bagaimana obesitas mempengaruhi kesehatan ?


2. apakah obesitas itu merupakan kelainan pola makan ?
3. apakah ada pengaruh hormone yang menyebabkan obesitas ?

60
Jawaban yang diberikan :

1. obesitas diasosiasikan sebagai dengan daftar panjang masalah medis. Obesitas


meningkatkan resiko diabetes 20 kali dan secara substansional meningkatkan resiko
terkena tekanan darah tinggi., penyakit jantung , stroke , dan batu empedu. Diantara
orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas , ada hubungan langsung
antara (BMI ) dan resiko semakin tinggi IMT semakin tnggi pula resiko
kemungkinan penyakit
2. Obesitas bukanlah kelainan pola makan; Namun keduanya memiliki kesamaan dan
di beberapa kasus mungkin tumpang tindih. Kelainan pola makan yang biasa
dikenal seperti bulimia, memiliki kebiasaan makan ynag tidak sehat dalam jangka
panjang sering memicu obesitas.
3. Leptin adalah hormon yang diproduksi dalam sel lemak dan juga di plasenta. Leptin
mengontrol berat badan dengan sinyal otak untuk makan lebih sedikit saat tubuh
menyimpan lemak terlalu tinggi. Jika, untuk beberapa alasan, tubuh tidak dapat
menghasilkan cukup leptin atau leptin tidak mendapat sinyal otak untuk makan
lebih sedikit, ini akan hilang kontro, dan obesitas terjadi.

61
RENCANA KEGIATAN HARIAN (RINCI)

PRAKTEK KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

SMP SUKSES

Hari/Tanggal Jam Nama Kegiatan


Rabu, 13 Mei 2020 07.00 WIB Penerimaan mahasiswa di Puskesmas
SUKSES
08.30 WIB Tinjau lokasi di SMP SUKSES
09.30 WIB Wawancara dengan kepala sekolah
mengenai permasalahan yang ada di
sekolah
Kamis, 14 Mei 07.00 WIB Mengukur TB BB Lila dan IMT
2020
10.00 WIB Seleksi kader UKS
Jumat, 15 Mei 07.00 WIB Memasang handrub dan handwash di
2020 lingkungan sekolah
08.30 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang
6 langkah cuci tangan yang baik dan benar
09.30 WIB Pembenahan UKS
Senin, 18 Mei 2020 07.00 WIB Pembenahan UKS
Selasa, 19 Mei 07.00 WIB Menyampaikan tentang kegiatan lomba
2020 kebersihan kelas
09.00 WIB Pembenahan UKS dan lingkungan sekolah
Rabu, 20 Mei 2020 07.00 WIB Mengikuti kegiatan lomba kebersihan kelas
Kamis, 21 Mei 07.00 WIB Pembenahan UKS dan persiapan untuk
2020 kegiatan pelatihan kader UKS
Jumat, 22 Mei 07.00 WIB Mengadakan kegiatan pelatihan kader UKS
2020
08.00 WIB Memberikan materi tentang UKS
08.30 WIB Memberikan materi tentang pencegahan
penyakit obesitas
09.00 WIB Mengevaluasi materi cuci tangan
09.30 WIB Memberikan materi tentang gizi seimbang
10.00 WIB Memberikan materi tentang KMS anak
sekolah
10.30 WIB Mempraktekan cara mengisi KMS anak
sekolah

62
Senin, 25 Mei 2020 07.00 WIB Pemberian materi pengukuran obesitas
07.30 WIB Mempraktekkan cara mengukur tingkat
obesitas
08.00 WIB Pemberian materi tentang pencegahan
obesitas
09.00 WIB Memberikan pertanyaan kembali cara
pencegahan obesitas
Selasa, 26 Mei 07.00 WIB Melakukan post test
2020
Rabu, 27 Mei 2020 07.00 WIB Penyerahan hadiah untuk pemenang lomba
kebersihan kelas
Kamis, 28 Mei 07.00 WIB Penyerahan mahasiswa Akper Kesdam
2020 IV/Diponegoro Semarang dari SMP
SUKSES ke dosen

63

Anda mungkin juga menyukai