2. Ananmnesis Keluhan
- Perjalanan demam hingga kejang (lama, bentuk, suhu seblum kejang)
- Riwayat kejang sebelumnya
- Kondisi medis yang berhubungan (obat-obatan, trauma, gejala infeksi,
keluhan neurologist, nyeri atau cedera akibat kejang)
- Didapatkan riwayat pada anggota keluarga lain (meningkat 2-3x bila
saudara, 5% bila orang tua)
Faktor Risiko
1. Demam
2. Usia
3. Gen
3. Pemeriksaan Tanda-tanda vital(bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan
Fisik pemeriksaan lanjutan untuk mencari factor penyebab)
Pemeriksaan neurology dalam batas normal
4. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan hematology rutin dan urin rutin
Penunjang 2. Pemeriksaan lain atas indikasi : glukosa, elektrolit, pungsi lumbal
5. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Kejang demam sederhana
- Kejang demam kompleks
6. Diagnosis - Meningitis
Banding - Epilepsi
- Gangguan metabolic seperti : gangguan elektrolit. Komplikasi dan
prognosis
7. Terapi 1. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang
demam dan prognosis
2. Farmakoterapi ditujukan untuk tatalaksana kejang akut dan
tatalaksana profilaksis untuk mencegah kejang berulang
3. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang akut adalah
dengan :
a. Diazepam per rectal (0,5 mg/kgBB) atau BB < 10 kg Diazepam
rectal 5 mg, BB > 10 kg Diazepam rectal 10 mg atau Lorazepam (0,1
mg/kg) harus segera diberikan jika akses IV tidak dapat diperoleh
dengan mudah. Jika akses IV telah diperoleh Diazepam lebih baik
diberikan IV dibandingkan rectal. Dosis pemberian IV 0,3-0,5 mg/kg
BB/kali maksimum 20 mg. Jika kejang belum berhenti Diazepam
rectal/IV dapat diberikan