PENDAHULUAN
Nyeri merupakan gejala dan masalah yang cukup sering ditemukan dalam
bidang neurologis. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam
penyakit syaraf. Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam
penyakit saraf dan sering kali merupakan keluhan utama. Di antara keluhan nyeri
yang sering kali dijumpai di klinik adalah nyeri kepala.1
Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan nyeri alih pada permukaan
kepala yang berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala
disebabkan oleh stimulus nyeri yang berasal dari intrakranial maupun
ekstrakranial. Sebagian besar kasus nyeri kepala bersifat ringan dan dapat sembuh
dengan sendirinya ataupun dengan minum obat analgesik.1
Nyeri tegang kepala otot sering dijumpai, walaupun mempunyai pola
keluhan tertentu, nyeri kepala tegang otot tidak jarang muncul dengan nyeri yang
sangat mengganggu penderita, sehingga penderita memiliki dugaan yang
berlebihan tentang kemungkinan penyebabnya. Sikap yang demikian ini justru
dapat memperberat keluhan.1
Nyeri kepala tegang otot juga dikenal dengan nama-nama sebagai berikut:
tension type headache, muscle contraction headache, psychomyogenic headache,
stress headache, essential headache, idiopathic headache dan psycogenic
headache, merupakan bentuk nyeri kepala yang banyak ditemukan dan paling
peka terhadap analgesik. Walaupun demikian, penderita dengan gejala nyeri
kepala ini tidak jarang ke dokter spesialis saraf. Hal ini biasanya disebabkan oleh
nyeri kepala tersebut telah berubah, dari episodik menjadi kronis di mana nyeri
kepalanya tidak lagi jelas hubungannya dengan stress. Pada tipe episodik
hubungan tersebut biasanya sangat jelas. Sebagai contoh, seseorang yang selalu
nyeri kepala pada saat menghadapi ujian kemudian sembuh setelah ujian selesai.1
Nyeri kepala tipe tegang atau Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri
kepala berulang yang berhubungan dengan gangguan pada otot (muscular). Dapat
berhubungan
dengan
stress
atau
yang
berhubungan
dengan
masalah
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Usia
: 26 thn
: Islam
: Pegawai Swasta
Suku
: Jawa
Alamat
: Pagelaran
Periksa
: 23 Juli 2013
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri kepala dirasakan pasien sejak 3 hari sebelum periksa ke poli. Nyeri
dirasakan seperti ditekan-tekan mulai dari dahi hingga kepala bagian tengah dan
terasa berat terutama di daerah kepala bagian belakang dan tengkuk. Nyeri
dirasakan terus menerus dan tidak hanya pada satu sisi kepala. Tidak ada muntah.
Pasien juga tidak ada mengeluhkan pandangan ganda ataupun fotophobia. Tidak
ada gangguan pada pendengaran, tidak ada telinga berdengung. Pasien sedang
tidak menstruasi dan nyeri kepala tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.
Pemeriksaan Fisik
A.
Status Praesens
Keadaan umum
: Sakit sedang
Kesadaran
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Frekuensi Nadi
: 76x/mnt
: 36,5 C
Paru
S1 dan S2 tunggal
Simetris
reguler
Vesikuler +/+
Murmur ()
Ronki -/-
gallop ()
Whezing-/-
Abdomen :
Soefel
B.
C.
Status Psychicus
Cara Berfikir
: Baik
Tingkah Laku
: Baik
Kecerdasan
: Baik
Perasaan Hati
: Agak cemas
Ingatan
: Baik
Status Neurologis
Kepala
o
Bentuk : bulat
Simetri : +
Nyeri tekan : +
Leher
o
Pergerakan : +
Kaku kuduk : -
Nervus Cranialis
Pemeriksaan
N. Olfaktorius
Subjektif
Objektif dengan teh
Dengan kopi
N Optikus
Tajam Penglihatan
Lapangan Pandang
Melihat Warna
N. Occulomotorius
Refleks cahaya
N. Trochlearis
Pergerakan mata (kebawahkeluar)
N. Trigeminus
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Refleks kernig
Sensibilitas muka
N. Abducens
Pergerakan mata kelateral
N. Fasialis
Mengerut dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Perasaan lidah
Kanan
Kiri
+
+N
+N
+
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
Perasaan muka
Dahi
Pipi
Dagu
N. Octavus
Detik arloji
Suara berbisik
N. Glosopharingeus
Perasaan lidah bagian belakang
N. Vagus
Bicara
Menelan
Nadi
N. Accesorius
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
N. Hipoglossus
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi
D.
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
+N
Motorik
Respirasi :
vesikuler,
pergerakan
simetris
Duduk
o
b.
Refleks
Kanan
Kiri
+N
5-5-5-5
+N
+N
5-5-5-5
+N
Refleks
Biceps
Triceps
+N
+N
+N
+N
Sensibilitas
Sensibilitas taktil
Sensibilitas nyeri
+N
+N
+N
+N
Kanan
Kiri
+
5-5-5-5
+
+
5-5-5-5
+
+
+
-
+
+
-
+N
+N
+N
+N
a. Koordinasi Gait/Keseimbangan
Cara berjalan : Normal
b. Gerakan Abnormal
Tremor : -
c. Alat Vegetatif
Miksi : +
Defekasi : +
Diagnosa Klinis
Diagnosa Topis
: Myofascial
Diagnosa Etiologi
: Psikis
Penatalaksanaan
Diazepam 2 mg 2x1
PCT tab 3x650 mg
Sukralfat syr 3x1C
Ranitidine tab 2x1
Prognosis
Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh
tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga musclecontraction headache. TTH merupakan sakit kepala yang paling sering terjadi.3,4
TTH ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot
kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan
menimbulkan nyeri otot yang di referred ke kepala (muscle contraction
headache). Muscle contraction ini timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa
anxietas, tension, atau depresi).5
Nyeri kepala itu akan dirasakan oleh si penderita sebagai suatu ikat kepala
yang terlalu menekan. Kepalanya dirasakan berat oleh si penderita, terutama di
waktu pagi hari. Bila penderita dipijat oleh istri atau suaminya, maka nyeri kepala
itu dirasakannya berkurang.5
b. Penyebab
Otot wajah, leher dan kulit kepala menjadi tegang karena:3
Anxietas atau stress
Bertahan pada satu posisi dalam waktu lama
Injury, seperti kecelakaan mobil
Depresi
c. Epidemiologi6,7
Frekuensi
Internasional
TTH 69% laki-laki dan 88% perempuan pada populasi Danish. Pasien
memiliki pengalaman lebih dari satu sindrom nyeri kepala primer. Pada satu
studi oleh Ulrich et al, prevalensi 1 tahun TTH adalah sama diantara individu
dengan dan tanpa migraine.
Jenis Kelamin
perempuan dan laki-laki sekitar 1,4:1. Pada Chronic type tension headache
1,9:1.
Usia
Local tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot
sternocleidomastoid. Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi
dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik.
Belum diketahui secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau
sebab akibat daripada nyeri kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru
timbul nyeri tekan otot. Pada migren dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan
tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan
migren.
Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga
struktur fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi
oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan
serabut tebal yang bermyelin (A dan A) dalam keadaan normal mengantarkan
sensasi yang ringan / tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan
inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator
kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut A dan serabut C yang
berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache.
Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot
kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan
penting dalam tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut
muscle contraction headache. Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa
penelitian yang menggunakan EMG (elektromiografi) pada penderita tension type
headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang
tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot
maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot
itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.
Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial
trigger point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada
semua otot) Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin (dilepas dari
platelet), bradikinin (dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan
Kalium (yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan
sebagai stimulant sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang
lebih sahih pada saat ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya tension type
headache.
Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap
nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi
otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain
inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif
amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai
ambang pressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan
menurun di sefalik maupun ekstrasefalik.
Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus
(87%), exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life
time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai
adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.
Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa
kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan
e. Gambaran Klinis6,7
Anamnesis
Onset nyeri dari TTH dapat memberikan gambaran seperti berdenyut dan
terkadang seperti gambaran klinis dari migren. Kombinasi dari migren dan TTH
dapat memberikan durasi nyeri yang lebih lama, menetap dan lebih berat.
HIS (The International Headache Society) kriteria diagnostik dari TTH adalah
2 dari 4 point di bawah ini :
Lokasi Frontal-occipital
Minimal 10 kali muncul sakit kepala dalam sekali serangan; dan serangan
sakit kepala terjadi lebih dari 180 kali per tahun
Dengan
gambaran
nyeri
seperti
"fullness,"
"tightness/squeezing,"
"pressure," or "bandlike/viselike"
Insomnia
Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal
Terdapat pada 75% pasien yang mengalami nyeri kepala kronis selama 5
tahun
Sulit berkonsentrasi
Onset nyeri kepala yang baru pada pasien usia muda dapat dipikirkan
penyebabnya adalah TTH
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.
Vital sign normal
Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher
f. Diagnosis6,9
Diagnosis Primer
Dua dari point di bawah ini :
o Nyeri bilateral
o nyeri seperti di tekan
o nyeri ringan atau sedang
o nyeri tidak berhubungan dengan aktivitas fisik
Satu atau lebih dari gejala di bawah ini :
o Sensitif terhadap cahaya
o Sensitif terhadap suara
Terkadang tidak disertai gejala :
o Nausea
o Vomitus
Durasi nyeri 30 menit 7 hari
Diagnosis Subdivisi
Episodic (<15 hari/bulan) atau kronis (>15 hari/bulan selama > 6 bulan)
g. Diagnosis Banding6,9
Differential diagnostic considerations in tension-type headache
Primary diagnosis
Nonvascular: Tension-type
Vascular: Migraine or cluster
Secondary (organic) diagnosis
Vascular disorders
Subarachnoid hemorrhage
Subdural hematoma
Unruptured arteriovenous malformation or aneurysm
Ischemic cerebrovascular disease
Temporal arteritis
Arterial hypertension
Cerebral venous thrombosis
Nonvascular intracranial disorders
Benign intracranial hypertension
Intracranial hypotension after lumbar puncture
Intracranial neoplasm
Intracranial infection or meningitis
Substances that act as triggers
Medications (eg, nitrates, over-the-counter drugs)
Foods (eg, monosodium glutamate, alcohol)
Exposures (eg, carbon monoxide)
Rebound (eg, caffeine, analgesic, ergot)
Metabolic disorders
Hypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep apnea)
Hypercapnia
Hypoglycemia
Abnormalities of extracranial structures
Eyes (eg, glaucoma, refractive errors)
Ears and sinuses (eg, infectious sinusitis, barosinusitis)
Teeth and jaws (eg, temporomandibular joint disorder)
Skull (eg, Paget's disease, multiple myeloma)
Neck (eg, spondylosis, cervical disk disease)
h. Pemeriksaan Penunjang6
Laboratorium
Studi Imaging
i. Penatalaksanaan
Pijat leher, bahu dan punggung. Letakkan heat, an ice pack, or a cold
washcloth pada area yang nyeri.
o Muntah berulang.
o Numbness or tingling wajah, lengan atau kaki.
o Lengan dan kaki lemah.
o Perubahan visual yang tidak segera hilang
Terapi Farmakologik:
Terdiri atas terapi abortif yang bertujuan untuk menghentikan atau
mengurangi serangan penyakit pada tension headache tipe episodik, serta terapi
pencegahan/preventif untuk terapi jangka panjang yang bermanfaat pada tension
headache kronik, namun dapat juga digunakan pada tension headache tipe
episodik. Obata-obatan yang dapat digunakan pada pengobatan tension headache
yaitu :
a. Analgetikum /Non Streoid Anti Infalammatory Drugs (NSAIDs), dapat
menghilangkan rasa nyeri kepala ringan dan sedang, bila sebelumnya diberi obat
yang memacu gastrointestinal. Obat-obat yang dapat digunakan yaitu :
d. Antagonis serotonin, sebaiknya diberikan dalam bentuk sediaan injeksi atau spray
nasal, jika pemberian oral tidak memungkinan saat ada gejala mual atau muntah.
Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kadar neurotransmitter
serotonin di otak. Obat yang digunakan yaitu :
e. Agonis selektif reseptor 2, obat yang digunakan yaitu tizanidin. Cara kerjanya
adalah dengan mencegah mengecilnya dan melebarnya pembuluh darah secara
abnormal. Bekerja pada rangsangan sentral neuron-neuron penghambat. Efek
sampingnya adalah mengantuk, mulut kering dan depresi. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa tizanidin ternyata efikasius, aman dan dapat ditoleransi pada
terapi profilaksis nyeri kepala harian.
Serangan akut berespon terhadap aspirin dan obat AINS lainnya seperti
asam asetilsalisilat, metampiron maupun asam mefenamat. Untuk tindakan
profilaksis diberikan pengobatan amitriptilin, atau pemberian kembali inhibitor
selektif serotonin dan tizanidin sangat berguna dalam beberapa kasus. Meski
banyak pasien berespon terhadap benzodiazepin seperti diazepam, obat-obat ini
harus dibatasi penggunaannya karena memiliki potensi adiktif (6,7,8).
Selain ketiga jenis terapi diatas adapula cara-cara lain yang bisa digunakan
untuk meredakan nyeri pada tension headache, diantaranya yaitu (6,7) :
1. Botulinum toksin A (BTX A), adalah obat yang poten untuk beberapa penyakit
berat yang berhubungan dengan kenaikan tonus otot. Meskipun mekanismenya
belum diketahui secara pasti, diduga BTX A mempunyai target menurunkan
Substance P, dan sebagai relaksan otot.
2. Injeksi dengan anastesi lokal, misalnya injeksi prokain, prokain-kofein
kompleks, lidokain dan lain-lain, atau yang lebih dikenal dengan istilah injeksi
trigger point, yang juga membantu mempercepat penyembuhan.
Drugs effective in the treatment of tension type headache11
Drug
Trade name
Dosage
Tylenol, generic
650 mg PO q4-6h
Aspirin
Generic
650 mg PO q4-6h
Diclofenac
Cataflam, generic
Ibuprofen
400 mg PO q3-4h
generic
Aleve, Anaprox, generic
Naproxen sodium
220-550 mg bid
Combination Analgesics
Acetaminophen, 325 mg, plus butalbital,
Phrenilin, generic
Phrenilin Forte
Esgic-plus
Fiorinal
Axotal
50 mg
Prophylactic Medications
Amitriptyline
Elavil, generic
10-50 mg at bedtime
Doxepin
Sinequan, generic
10-75 mg at bedtime
Nortriptyline
Pamelor, generic
25-75 mg at bedtime
Terapi non-farmakologik9
Regulasi lifestyle
o mengatur dan tidur yang cukup
o makan terapi dan diet yang baik
o mengetahui dan menghindari makanan yang dapat memicu nyeri kepala
berolahraga teratur (seperti aerobik)
Hindari Stres
o Menghindari lingkungan sosial yang dapat menyebabkan stress
o Meditasi
o melakukan hobi, rekreasi
o relaksasi otot (dengan latihan-latihan)
o psikoterapi
Fisioterapi
o panas, dingin, ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation
(tens)
o Pijat dan traksi leher
o peregangan otot-otot leher
Manipulasi osteopathic atau chiropractic
Terapi alternatif
o Akupuntur
o Acupressure
o Therapeutic touch
o Aromatherapy
(contoh
:
peppermint,
green
apple)
j. Prognosis
TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh, akan tetapi nyeri
kepala ini tidak berbahaya. Terapinya hanya bersifat simptomatis tetapi kadang
juga dapat hilang total. TTH dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di
hilangkan. Pengunaan obat TTH yang lama dapat menyebabkan nyeri kepala
bertambah berat atau rebound headache.12
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien dengan nama Ny. M usia 26 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala. Pasien didiagnosa
Berikut adalah pembahasan mengenai perbandingan antara teori dan fakta yang
terjadi pada perjalanan penyakit pasien tersebut.
Anamnesis
Fakta
Teori
tekan.
Nyeri dimulai dari dahi hingga
"tightness/squeezing,"
"pressure,"
or
"bandlike/viselike
Bilateral
dan
occipitonuchal
atau
nyeri
bifrontal
pribadi
dan
sering
pikiran.
o
Insomnia
Pemeriksaan fisik
Fakta
Tidak ditemukan adanya kelainan
Vital sign dalam batas normal,
Teori
Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab
dari nyeri kepala dari TTH.
Penatalaksanaan
Fakta
Diazepam 2 mg 2x1
PCT tab 3x650 mg
Sukralfat syr 3x1C
Ranitidine tab 2x1
Teori
Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik
(psikoterapi),
fisiologik
(relaksasi)
dan
Prognosis
Fakta
Dubia ad bonam
Teori
TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh,
akan tetapi nyeri kepala ini tidak berbahaya. TTH
dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di
hilangkan
BAB V
KESIMPULAN
Tension type headache (NT; nyeri kepala tipe tegang) menurut Lance dapat
didefinisikan sebagai sensasi ketat atau menekan, biasanya bilateral yang pada
awalnya dapat terjadi secara episodik dan berhubungan dengan stres, ansietas,
atau depresi. Dalam bentuk kronik, dapat kambuh lebih sering tanpa disertai
faktor-faktor psikologi yang nyata.10
Meskipun nyeri kepala tipe tegang ini sangat umum ditemukan,
patofisiologinya masih tetap tidak jelas. Salah satu teori yang paling populer
mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan
bahu.11,12,13 Selain itu, NT dapat pula disebabkan oleh faktor psikis maupun fakor
fisik. Secara psikis, nyeri kepala ini dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap
stres, kecemasan, depresi maupun konflik emosional. Sedangkan secara fisik,
posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan kontraksi otot-otot kepala dan
leher dalam jangka waktu lama, tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi tidur
dan kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala tegang otot ini.5
DAFTAR PUSTAKA
(Online)
2002.
Available
from:
http://www.postgradmed.com/issues/2002/04_02/mueller.htm (Accessed:
07 Juli 2011)
National Headache Foundation. Tension Type Headache, The Complete Guide to
Headache.
(Online)
2005.
Available
from:
http://www.headaches.org/consumer/educationalmodules/completeguide/
tensiontype.html). (Accessed: 07 Juli 2011)
Ngoerah G. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Denpasar: Airlangga University
Press; 1990: pp. 203.
Singh MK. Muscle Contraction Tension Headache. Department of Neurology,
Pain Management, Medical College of Pennsylvania, Hahnemann
University. (Online) 2007. Available from: http://www.emedicine.com
(Accessed: 07 Juli 2011)
Sjahrir H. Mekanisme Terjadinya
Nyeri
Kepala
Primer
dan Prospek