LAPORAN KASUS
I. DESKRIPSI KASUS
Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri Ulu hati
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang perempuan 53 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati disertai
jantung berdebar dan nyeri kepala bagian belakang. Keluhan dirasakan memberat
pada malam hari ketika ingin tidur hingga subuh hari sehingga membuat tidur
pasien terganggu . Pasien juga mengeluhkan perasaanya yang sering merasa
cemas, nafsu makan berkurang dan mudah merasa lelah jika beraktivitas. Gejala
tersebut sudah dirasakan pasien sejak 3 tahun lalu. Pasien sebelumnya pernah
dirawat di Rumah Sakit Anutapura Palu sekitar 1 tahun yang lalu dengan dengan
keluhan nyeri ulu hati ketika merasa cemas. Persaaan cemas yang dirasakan
pasien hanya dirasakan pada malam hari saja. Pada awalnya pasien merasa cemas
sejak 3 tahun lalu, ketika pasien jarang berkomunikasi via “Handphone” dan
“SMS” dengan anak pertamanya yang bekerja di kota tanjung pinang sejak 8
tahun lalu. Sejak 1 tahun terakhir, anak pertama pasien tidak mau lagi
berkomunikasi dengan orang tuanya, anak pertama pasien hanya mau
berkomunikasi dengan ketiga adik-adiknya. Pasien dan suaminya ingin
mengunjungi anaknya di Tanjung Pinang, tapi pasien dan suaminya takut jika
mereka tidak diakui oleh anaknya. Pasien mengakui, anak pertamanya tidak ada
masalah sebelumnya dengan keluarga. Pasien juga mengakui hubungan
keluarganya dengan mantan istri (cerai sejak 8 tahun lalu) anaknya baik.
Ketika pasien memikirkan tentang anaknya, pasien langsung merasa sedih
hingga meneteskan air mata dan pada saat itu juga pasien merasakan nyeri ulu
hati disertai jantung berdebar dan nyeri kepala bagian belakang. Pasien
mengatasi perasaan sedihnya dengan berdoa.
AUTOANAMNESA
P : Ny. MT
P : 53 tahun, dok.
P : SD, dok.
DM : Biasanya keluhan itu memberat ketika ibu melakukan apa dan kapan
waktunya ?
P : keluhanku ini datang kalau saya sudah mau tidur sampai subuh saya
rasa, sampai-sampai saya tidak bisa tidur kalau malam, nanti pagi
baru bisa tidur
DM : Bisa ibu gambarkan bagaimana perasaan yang ibu rasakan sat ini ?
P : Begini dok, saya selalu cemas kalau malam, saya juga kurang
makan. Terus saya heran kenapa saya gampang sekali capek padahal
cuma memasak saja saya bekerja
P : Sejak sekitar tiga tahun yang lalu. Satu tahun yang lalu juga saya
pernah di rawat disini karena sakit ulu hati juga dan dulu juga saya
pernah diantar ke atas di poli jiwa, terus dokter bilang nyeri ulu
hatiku ini karena saya cemas.
P : Saya itu punya 4 anak, anak pertamaku yang laki-laki sama istrinya
itu pergi ke Sumatra di Tanjung Pinang sudah 8 tahun, disana dia
kerja antar-antar turis dekat pelabuhan untuk cari penginapan. Anak
keduaku yang perempuan sudah menikah juga, tinggal sama
suaminya sekarang tapi masih satu kampong ji. Anak ketigaku yang
laki-laki belum kawin dan masih tinggal sama orang tua. Anak
pertamaku ini sudah sekitar 3 tahun lalu saya susah sekali tanya
kabarnya, kalau di telepon jarang dia mau angkat, kalau ditanya
kapan pulang dia cuma bilang nanti. Saya coba sms tanya
keadaannya tapi tidak pernah di balas smsku. Gara-gara itu hampir
setiap malam saya pikir kenapa anakku berubah ini.
P : Saya sama bapaknya terakhir bicara sama dia sekitar sejak 1 tahun
lalu. Tapi tahun 2016 kemarin dia tidak mau lagi bicara sama saya
dengan bapaknya, dia mau bicara sama adek-adeknya saja.
P : Pernah saya coba untuk ke Tanjung Pinang, tapi saya sama suamiku
takut nanti seperti di film-film, anakku itu tidak mau akui orang
tuanya sendiri kalau saya sudah sudah sampai disana nanti. Jadi saya
tidak pergi.
DM : Maaf bu, apakah sebelumnya anak pertama ibu ada masalah dengan
keluarga?
P : Tidak ada ji dok, baik-baik ji selama ini. Tidak pernah ada masalah
dengan keluarga. Baik juga anaknya itu, sering diisikan pulsa yang
50 ribu itu di hapenya adek-adeknya.
ibu?
P : Sebenarnya anak pertamaku ini sudah cerai sama istrinya 8 tahun
yang lalu, tidak lama sudah tinggal di tanjung pinang langsung cerai
dengan istrinya. Sebelum cerai sama istrinya bagus komunikasi, tapi
pas sudah cerai sama anakku sudah pernah komunikasi lagi saya
mantan istrinya.
DM : Apa yang ibu lakukan untuk mengatasi rasa cemas yang ibu rasakan
?
P : Saya cuma banyak-banyak berdoa dok, saya ke gereja disana saya
berdoa sama Tuhan semoga anakku cepat pulang.
DM : Oh iya baik ibu, sebelumnya apakah ibu masih ingat ibu dilahirkan
dimana ?ditolong oleh siapa
P : Kalau saya itu, lahir di kampung di toraja. Yang bantu mamaku
dukun beranak.
DM : Baik bu, apakah selama ibu kecil tidak ada keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan ?
P : Tidak ada dok
DM : Pernah ada riwayat trauma bu ?
P : Tidak ada dok
DM : Oh iya ibu, ada lagi yang dikeluhkan ?
P : tidak ada dok.
Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu Senggang (-)
c. Faktor Stresor Psikososial
Pasien mencemaskan anak pertamanya yang tidak mau berkomunikasi
Dengan orang tuanya sekitar 1 tahun yang lalu.
d. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatrik
Sebelumnya .pasien pernah dirawat di rumah sakit sekitar 1 tahun lalu dengan
keluhan cemas.
e. Riwayat Hidup
Prenatal dan perinatal
Tidak ada masalah saat pasien dalam kandungan. Pasien lahir normal,
di rumah dibantu oleh dukun. Pasien lahir tanpa penyulit apapun dalam
persalinan.
Masa Kanak-Kanak
Pasien mengungkapkan bahwa pasien merupakan anak yang aktif
bermain waktu di SD , pasien memiliki banyak teman. Pasien diasuh oleh
ayah dan neneknya karena ibu pasien meninggal sebelum pasien berusia 1
tahun.
Masa Remaja
Tidak ada gangguan pada masa ini, pasien bergaul dengan teman-
teman disekitar rumahnya.
Masa Dewasa
Pasien seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami. Pasien
memiliki 3 orang anak, yang pertama laki-laki (sudah menukah dan beda
rumah), kedua perempuan (sudah menikah dan beda rumah) dan ketiga laki-
laki (belum menikah dan tinggal serumah)
f. Persepsi pasien tentang dirinya
Pasien menyadari dirinya bahwa dirinya sakit dan merasa nyeri ulu
hati yang dirasakan disebabkan oleh cemasnya
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
- Penampilan: Tampak seorang perempuan memakai baju coklat
dan sarung warna kuning. Postur tinggi badan pasien sekitar 150 cm,
perawakan agak kurus. Perawatan diri baik.
- Kesadaran: composmentis
- Perilaku dan aktivitas psikomotor: Normal
- Pembicaraan: lancar
- Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif
b. Keadaan Afektif
- Mood : Sedih
- Afek : Hipotimia
- Keserasian : Serasi
- Empati : Dapat diraba rasakan
c. Fungsi intelektual
- Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : pengetahuan dan
kecerdasan pasien sesuai taraf pendidikannya
- Daya konsentrasi : baik
- Orientasi ( waktu, tempat, orang) : baik
- Daya ingat : Pendek (baik), sedang (baik), panjang (baik)
- Pikiran abstrak : baik
- Bakat kreatif : tidak ada
- Kemampuan menolong diri sendiri : baik
d. Proses Pikiran
- Arus pikir:
- Produktivitas :Pasien menjawab apa yang ditanyakan dan
menjelaskan secara detail
- Kontinuitas : Relevan
- Hendaya Berbahasa : Tidak ada
- Isi pikir:
-Preokupasi : Tidak ada
-Gangguan Isi Pikir : Tidak ada
e. Persepsi
- Halusinasi (-)
- Ilusi (-)
- Depersonalisasi (-)
- Derealisasi (-)
f. Pengendalian Impuls: baik selama wawancara
g. Daya Nilai
- Norma sosial: baik
- Uji daya nilai: baik
- Penilaian realitas : baik
h. Tilikan
- Tilikan: tilikan 6 (menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai
motivasiuntuk mencapai perbaikan).
- Taraf dapat dipercaya: dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISK
Internus
- Nadi : 74x/menit
- SB : 36ºC
- R : 24x/menit
- Tekanan Darah : 130/100 mmHg
- Konjungtiva : Anemis (-)/(-)
- Sklera : Ikterus (-)/(-)
- Pemeriksaan jantung dan paru-paru : Dalam batas normal
- Neurologis
- Kesadaran Composmentis dengan GCS E4 V5 M6 = 15, fungsi
sensorik dan motorik keempat ekstremitas dalam batas normal.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dalam batas normal
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang perempuan 53 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati
disertai jantung berdebar dan nyeri kepala bagian belakang. Keluhan dirasakan
memberat pada malam hari ketika ingin tidur hingga subuh hari sehingga
membuat tidur pasien terganggu . Pasien juga mengeluhkan perasaanya yang
sering merasa cemas, nafsu makan berkurang dan mudah merasa lelah jika
beraktivitas. Gejala tersebut sudah dirasakan pasien sejak 3 tahun lalu. Pasien
sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Anutapura Palu sekitar 1 tahun yang
lalu dengan dengan keluhan nyeri ulu hati ketika merasa cemas. Persaaan cemas
yang dirasakan pasien hanya dirasakan pada malam hari saja. Pada awalnya
pasien merasa cemas sejak 3 tahun lalu, ketika pasien jarang berkomunikasi via
“Handphone” dan “SMS” dengan anak pertamanya yang bekerja di kota tanjung
pinang sejak 8 tahun lalu. Sejak 1 tahun terakhir, anak pertama pasien tidak mau
lagi berkomunikasi dengan orang tuanya, anak pertama pasien hanya mau
berkomunikasi dengan ketiga adik-adiknya. Pasien dan suaminya ingin
mengunjungi anaknya di Tanjung Pinang, tapi pasien dan suaminya takut jika
mereka tidak diakui oleh anaknya. Pasien mengakui, anak pertamanya tidak ada
masalah sebelumnya dengan keluarga. Pasien juga mengakui hubungan
keluarganya dengan mantan istri (cerai sejak 8 tahun lalu) anaknya baik.
Ketika pasien memikirkan tentang anaknya, pasien langsung merasa sedih
hingga meneteskan air mata dan pada saat itu juga pasien merasakan nyeri ulu
hati disertai jantung berdebar dan nyeri kepala bagian belakang. Pasien
mengatasi perasaan sedihnya dengan berdoa.
Pada pemeriksaan status mental, Tampak seorang perempuan
memakai baju coklat dan sarung warna kuning . Postur tinggi badan
pasien sekitar 150 cm, perawakan agak kurus. Perawatan diri baik. Perilaku dan
aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan sesuai dengan pembicaraan, mood
sedih, afek hipotimia. Pasien mengalami gangguan tidur sejak ia merasa cemas.
IX. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran
anxietas dan depresi adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan
psikoterapetik, farmakoterapetik, dan pendekatan suportif.
Psikoterapi : Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan ini adalah
kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan (insight). Klinisi mungkin
mampu sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya untuk mengubah
lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan
Farmakoterapi :
Antianxietas : Non Benzodiazepin (Buspirone 10 mg) 2 X 1
Antidepresan : Trisiklik (Fluoxetin 20 mg) 2 X 1
X. PROGNOSIS
Dubia ad bonam faktor yang mempengaruhi :
Keinginan yang kuat dari pasien untuk sembuh
Tidak ada kelainan organobiologik
Adanya dukungan dari keluarga
XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai
efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek
samping obat yang diberikan.
XII. PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Gangguan campuran anxietas dan depresi merupakan gejala kecemasan
dan depresi yang bermakna secara klinis tapi tetapi tidak memenuhi kriteria
untuk gangguan mood spesifik atau gangguan kecemasan spesifik.
Kecemasan (anxiety/ ansietas) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhwatiran yang mendalam
dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,
kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam
batas normal
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga
hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realitas, kepribadian tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi dalam
batas-batas nomal.
b. Epidemiologi
Keberadaan gangguan depresif berat dan gangguan panik secara
bersamaan lazim ditemukan. Dua pertiga pasien dengan gejala depresif
memiliki gejala defresif yang menonjol, dan dua pertiganya dapat
memenuhi kriteria diagnostik gangguan panik. Peneliti telah melaporkan
bahwa hampir 20 sampai 90% pasien dengan panic memiliki episode
gangguan defresif berat. Data ini mengesankan bahwa keberadaan gejala
defresif dan ansietas secara bersamaan, tidak ada di antaranya yang
memenuhi kriteria dignostik gangguan defresif atau ansietas lain dapat
lazim ditemukan. Meskipun demikian, sejumlah klinisi dan peneliti
memperkirakan bahwa prevalensi gangguan ini pada populasi umum
adalah 10% dan di klinik pelayanan primer sampai tertinggi 50%,
walaupun perkiraan konservatif mengesankan prevalensi sekitar 1 persen
pada populasi umum.
c. Etiologi
Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya
disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik
dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor
muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari
gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas
diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic,
thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan
GABA pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini belum diketahui
jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas.
Begitu pula pada depresi walapun penyebabnya tidak dapat dipastikan
namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau beberapa
aminergic neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada
sinaps neuron di susunan saraf pusat khususnya sistem limbik.
d. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala cemas
Tanda Fisik Gejala Psikologik
Gemetar, renjatan, rasa goyah Rasa takut
Nyeri punggung dan kepala Sulit konsentrasi
Ketegangan otot Hypervigilance/ siaga berlebih
Nafas pendek, hiperventilasi Insomnia
Mudah lelah Libido turun
Sering kaget Rasa mengganjal di tenggorok
Hiperaktivitas autonomik : Rasa mual di perut
-Wajah merah dan pucat
-Takikardia, palpitasi
-Berpeluh
-Tangan rasa dingin
-Diare
-Mulut kering
-Sering kencing
Elvira SD, Hadisukanto G,.2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI, Jakarta.
Kaplan & Sadock,. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. EGC. Jakarta.
Maslim, Rusdi,. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya