Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN

GANGGUAN ABDOMINAL PAIN

OLEH :

HARLA

NIM : 111200100054

Pembimbing Akademik Pembimbing lahan

Ns.Suryadi,S.Kep.,M.Kep

NIDN :

PROGRSM STUDI S1-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

ANDINI PERSADA MAMUJU

SULAWESI BARAT

TAHUN 2023
Laporan Pendahuluan Abdominal Pain

A. Defenisi
Abdominal Pain merupakan gejala utama dari acute abdomen yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak spesifik. Akut abdomen merupakan istilah yang digunakan
untukgejala-gejala dan tanda-tanda dari nyeri abdomen dan nyeri tekan yang tidak
spesifik tetaoi sering terdapat pada penderita dengan keadaan intraabdominal akut
yang berbahaya. Abdomen pain akan direspon oleh tubuh dengan meningkatkan
pelepasan subtansi kimia yang dapat menstimulus reseptor-reseptor nyeri.
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenagkan yang terasa
disetiap region abdomen .
Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis:
1. Nyeri abdomen akut
Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan
onser mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred paind) adalah persepsi
nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri.
Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah nyeri perut.
Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan ini abdomen atau
diluar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks. Nyeri abdomen dibedakan
menjadi dua yaitu.:
1. Nyeri Viseral
Terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ
intraperitoaneal yang diperdarafi oleh susunan saraf otonom.
Peritoneum visceral tidak sensitive terhadap rabaan, pemotongan atau
radang. Kita dapat melakukan sayatan atau jahitan pada usus tanpa
dirasakan oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan, regangan atau
kontraksi yang berlebihan dari otot ( spasme ) akan member rasa nyeri
yang tumpul disertai rasa sakit.
Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat lokasinya nyeri,
digambarkan pada daerah yang luas dengan memakai seluruh telapak
tangan. Karena nyeri ini tidak pengaruhi oleh gerakkan, pasien biasanya
bergerak aktif tanpa menyebabkan bertambahnya rasa nyeri.
2. Nyeri somatik
Terjadi karena rangsangan pda peritoneum parietal yang dipersarafi oleh
saraf tepi diteruskan ke susunan saraf pusat. Rsa nyeri seperti ditusuk-
tusuk atau disayat dengan pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh
pasien dengan menunjukkannya memakai jari. Rangsangan dapat berupa
rabaan, tekanan, perubahan suhu, kimiawi atau proses peradangan.
Pergeseran antara visceral yang meradang dengan peritoneum parietal
akan emnimbulkan rangsangan yang menyebabkan rasa nyeri. Baik akiat
peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat
menyebabkan rasa nyeri atau perubahan intensitas rasa nyeri. Keadaan
inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pasien dengan apendisitis
akut. Setiap gerakan dari pasien juga akan menambah rasa nyeri, baik itu
berupa gerakan tubuh maupun gerakan pernafasan yang dalam atau batuk.
Hal inilah yang menerangkan mengapa pasien dengan abdomen akut
biasanya berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan
batuk.
Lokalisasi nyeru, sifat nyeri serta hubunganya dengan gejala lain
memungkinkan kita dapat lebih mendekati diagnosis kemungkinan.
2. Nyeri abdomen kronis
Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul.
Nyeri kronis dapat berhubungan dengan ekserbasis akut.
B. Etiologi
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan atau
diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
a. Ulkus yang mengalami perforasi
b. Irritable bowel syndrome
c. Apendisitis
d. Pankreasitis
e. Batu empedu.
C. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu
bersumber pada : visera abdomen, organ lain diluar abdomen, lesi pada susunan
saraf spinal, gangguan metabolic, dan psikosomatik. Rsa nyeri pada abdomen
somatic, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi
rasa nyeri somatic pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatic yang dalam
akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan gejala khas
peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya rangsangan
nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus
akan timbul di daerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari
usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri di dalam
traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari system
saraf otonom pada mukosa usus. Jaras sasaraf inidisebut sebagai serabut saraf C
yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri
yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A, reseptor nyeri pd abdomen terbatas
di submukosa, lapisan muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini
akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke panglia pre dan paravertebral dan
memasuki akar dorsa ganglia. Implus aferen akan melewati medulla spinalis pada
traktus spinotalamikus laterasi menuju thalamus, kemudian ke korteks serebri.impuls
aferen dari visera biasanya dimulioleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri
pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak
jelas serta sulit dilokalisasi, implys nyeri dari visera abdomen atas ( lambung,
duodenum, pancreas, hati, dan system empedu ). Mencapai medulla spinalis pada
segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang
timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai fleksura
hepatica memasuki segmen torakal 11 dan 12 sertasegmen lumbalis pertama. Nyeri
dirasakan pada daerah suprapublik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau
skrotum. Jikaproses penyakit meluas ke peritorium maka implus nyeri dihantarkan
oleh serabut aferen somatic ke radiks spinal segmentalis 1,3. Nyeri yang disebabkan
oleh kelainan metabolic seperti pada keracunan timah, danporfirin belum jelas
patofisiologi dan patogenesisnya.

D. Manefestasi Klinis
1. Nyeri abdomen
2. Mual, muntah
3. Tidak nafsu makan
4. Lidah dan mukosa bibir kering
5. Turgor kulit tidak elastis
6. Urine sedikit dan pekat
7. Lemah dan kelelahan
E. Komplikasi
1. Perporasi gastrointestinal
2. Obstruksi gastrointestinal
F. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan DL
c. Amylase : kadar serum >3x batas atau kisaran normal merupakan diagnostic
pankreatitis
d. B-HCG (serum) : kehamilan ektopik( kadar B-HCG dalam serum lebih
akurat dari pada urine )
e. Gas darah arteri : asidosis metabolic ( skemia usus, peritonitis, pankreatitis )
f. Urin porsi tengah( MSU) : infeksi saluran kemih
g. EKG : infrak miokard
h. Rotgen thorak : viskus perforasi ( udara bebas ), pneumonia
i. Rotgenabdomen : usus iskemik (dilatasi, usus yang edema dan
menebal),pankreatitis ( pelebaran jejunum bagian atas sentimel),kolongitis
( udara dalam cabang bilier ), colitis akut ( kolon mengalami dilatasi, edema
dan gambaran menghilang), obstruksi akut ( usus mengalami dilatasi, tanda
string of pearl) batu ginjal ( radioopak dalam saluran ginjal ).
j. Ultrasonografi
k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihanuntukinflamasi
peritoneum yang tidak terdiagnosis ( terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnyaluas, pada pasien yang dipertimbangkan
untukdilakukan laparatomi dan diagnosis belum pasti., pankreatitis, trauma
hati/limpa/msenterium, diverticulitis, aneurisma
l. IVU ( urogafi intravena ) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
G. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian analgetik
b. Pembedahan

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Abdominal Pain

1. Pengkajian
a. Pasien mengeluh nyeri
b. Nadi meningkat
c. Tekanan darahmeningkat
d. RR meningkat
e. Pasien tampakmeringis
f. Pasien mengatakan nyeri ringan –sedang
g. Pasienmengatakan nyerinya bersifat tumpul, pegal dan berbatas tak jelas serta
sulit dilokalisasi
h. Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
i. Pasien muntah-muntah
j. Pasien tampaklemah
k. Lidah dan mukosa bibir pasien karing
l. Turgor kulit tidak elastis
m. Urine sedikit dan pekat
n. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan
o. Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberkan
p. Berat badan pasien turun
q. Pasien tampak lemah dankelelahan
r. Pasien tidakbisa melakukan aktifitas
 Pemeriksaan fisik
Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum penderita ( status
generalis ) untuk evaluasi keadaan system pernapasan, system kardiovaskuler
dan system saraf yang merupakan sistim fital untuk kelangsungan kehidupan.
Pemeriksaan keadaan local (status lokalis abdomen) pada penderita
dilaksanakan secara sistematis dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Tanda-tanda khusus pada akut abdomen tergantungpada
penyebabnya seperti trauma,peradangan perforasi atau obstruksi.
 Inspeksi
Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah:
- Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah
- Abdomen. Penderita pucat, keringat dingin
- Bekas-bekas trauma pada dingin abdomen, memar, luka, prolapse
omentum atau usus, kadang-kadang pada trauma tumpulabdomen sukar
ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan
berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik.
- Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak
rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalsis usus
(darm-steifung).
 Palpasi
a. Akut abdomen memberikan rangsangan pada peritoneum melalui
peradangan atau iritasi
b. Palpasi akan menunjukkan 2 gejala
1. Perasaan nyeri
Perasan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan bertambah
pada waktu palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekandan nyeri
lepas. Pada peritonitis local akan timbul rasa nyeri di derah perdangan
pada penekanan dinding abdomen di daerah lain.
2. Kejang otot (defense musculaire,muscular rigidity)
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pada peritonitis diffusa
yang karena rangsangan palpasi bertambahsehingga secra reflex
terjadi kejang otot.
 Perkusi
Perkusi pada akut abdomen dapat menunukkan 2 hal.:
1. Perasaan nyeri oleh ketokan pada jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok.
2. Bunyi timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang
berisikan gas pad ileus obstruksi rendah.
 Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala karenapad akut abdomen terjadi
perangsangan peritoneum yang secara reflex akan mengakibatkan ileus
paralitik.
 Pemeriksaan rectal
Toucher atau perabaan rectum dengan jari telunjuk juga merupakan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma pada rectum atau
keadaan ampulla reeti apakah berisi faeces atau teraba tumor.
2. Diagnosa keperawatan

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang biasa muncul pada pasien abdominal

Pain Yaitu ;

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri

3. Intervensi

a. Nyeri akut
Tujuan
Setelah diberikan asuhankeperawatan 1x24 jam diharpkan tingkat nyeri dapat
berkurang atau berkontrol dengan kriteria hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Gelisah menurun
4. Sikap protektif menurun
5. Frekuensi nadi meningkat

Manejemen nyeri

Observasi :

- Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas


nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasirespon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan rentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi keberhasilan terapi komplamenter yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis


tens, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terpipijat, aroma
terpi, teknik imajinasi terbimbin, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, sus ruangan,
pencahaya, kebisingan).
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunkan analgetik secara tepat
- Ajarkan tekhnik nonfamakologi untukmengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat anlgetik, jika perlu.


Daftar Pustaka

Kozier dkk,2020 buku ajar fundamental keperawatan,konsep, dan praktik,


alih bahasa pamilih eko karyani Jakarta :EGC

Tim pokja SDKI DPP PPNI ,2017 standar diagnosis keperawatan


Indonesia : definisi dan indicator diagnostic,Jakarta selatan : DPP PPNI

Tim pikja SLKI DPP PPNI. 2017 Standar diagnose keperawatan Indonesia
: definisi dan indicator diagnostic Jakarta selatan :DPP PPNI.

Tim pokja SLKI DPP PPNI 2017 Standar diagnosis keperawatan


Indonesia : definisi dan indicator diagnostic Jakarta :DPP PPNI

Kozier dkk 2020 buku fundamental keperawatan, konsep dan praktk alih
bahasa pamilih eko karyuni Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai