Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGUAN PSIKOTIK

Disusun Oleh :

MILNA
NIM : 111200170061

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
ANDINI PERSADA MAMUJU
2023

1
A. Definisi Gangguang Psikotik
Psikotik adalah gangguan jiwa yang di tandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau aneh. Gangguan Psikotik adalah ganguan kejiwaanyang di tandai dengan
ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi,
waham atau perilaku kacau atau aneh.

B. Etiologi
Didalam DSM III faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan
psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV
menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama dengan
banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak di ketahui dan
diagnosis kemungkinan termasuk gangguang yang heterogen.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai
pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau
psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat,
seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah, pekerjaan, kecelakaan, sakit
parah, kematian orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu
psikosis reaktif singkat. beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk ganggung
psikotik singkat.

C. Patofisiologi
Perjalanan penyakit psikotik singkat adalah kurang dari satu bulan, namun
demikian perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat menyatakan suatu
kerentanam mental pada pasien.sejumlah pasien dengan presentasi yang tidak di
ketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat
selanjutnya menunjukkan sindroma psikatrik kronis seperti skizofrenia dan gangguan
mood. Terapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki
prognosis yang baik dan penelitian di eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80
persen dari semua pasien tidak memiliki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.
Lamanya gejala akut residual sering kali hanya beberapa hari. kadang-kadang,
gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. bunuh dari adalah suatu keprihatinan
pada fase psikotik maupun fase depresef pascapsikotik. Sejumlah indikator telah di

2
hubungkan dengan prognosis yang baik. pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki
kemungkinan kecil untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguang mood.

D. Manifestasi klinis
a. Memiliki labilitas emosional
b. Menarik diri dari interaksi sosial
c. Tidak mampu bekerja sesuai fungsinya
d. Mengabaikan penampilandan kebersihandiri
e. Mengalami penurunan daya ingat dan kongnitif parah
f. Berfikir aneh, dangkal, berbicara tidak sesuai keadaan
g. Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat
h. Sulit tidur dalam beberapa hari atau bisa tidur yang terlihat oleh
keluarganya,tetapi pasien measa sulit atau tidak bisa tidur.
i. Memiliki keengganan melakukan segala hal, mereka berusaha untuk tidak
melakukan apa-apa bahkan marah jika di minta untuk melakukan apa-apa
j. Memiliki perlaku yang aneh misalnya, mengurung diri dari kamar berbicara
sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan dengan stimulus ringan, tiba-tiba
menangis, berjalanan mondar-mandir, berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.

E. Komplikasi
komplikasi gangguang psikotik cenderung lebih rendah dibandingkan schizophrenia
dikarenakan kemampuan kembali pada fungsi premorbid. komplikasi yang terjadi
dibedakan menjadi komplikasi psikiatri, kematian, komplikasi sosial dan komplikasi
akibat penggunaan obat antipsikotik.

3
F. Penatalaksanaan Medis
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang asuhan keperawatan
pada pasien halusinasi, waham, isolasi sosial, defisit perawatan diri. beberapa
informasi yang dapat disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain :
a. Geajala penyakit jiwa (perilaku aneh dan agitasi)
b. Antisipasi kekambuhan
c. penanganan psikosis
d. pengobata yang mengurangi gejala dan mecegah kekambuhan.
e. perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan dan rehabilitasi pasien
f. perlunya organisasi kemasyarakatan sebagai dukungan yang berarti bagi pasien
dan keluarga.
2. Konseling pasien dan keluarga
a. pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien.
b. Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjan dan
kegiatan sehari-hari
c. Kurangi dan kontak dengan stress.
3. Pengobatan
program pengobatan untuk psikotik :
1. Anti psikotik yang mengurang gejala psikotik :
a. haloperidol 2-5 mg1-3 kali sehari
b. Chlorpromazine 100-200 mg 1-3 kali sehari dosis harus serendah mungkin
hanya untuk menghilangkan gejala, walaupun beberapa pasien mungkin
membutuhkan dosis yang lebih tinggi.
2. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah episode
pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah episode berikutnya.
3. obat anti psikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan jika pasien
gagal untuk minum obat oral.
4. berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul
a. Kekuatan otot (distonsi dan spasme akut) yang dapat diatasi dengan obat
anti parkinson atau benzodiazepine yang disuntikkan
b. kegelisahan motorik yang berat (akatisia) yang dapat diatasi dengan
pengurangan dosis terapi pemberian beta-bloker.

4
c. obat anti parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson (antara lain
trilhexyphenidil2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3 X
sehari, diphenhydramine 50 mg 3 X sehari)

G. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. riwayat kelahiran dan tumbuh kembang (biologis)
b. trauma karena aniaya fisik, seksual, atau tindakan aniaya fisik
c. tindakan anti social
d. penyakit yang pernah diderita
e. gangguan jiwa dimasa lalu
f. pengadaan sebelumnya
1. Aspek psikologis
2. Aspek sosial budaya
kemiskinan, konflik social budaya, kehidupan terisolasi, disertai stress yang
menumpuk, kekerasan dan penolakan.
3. aspek spritual
Klien merasa berkuasa dan dirinya benar, tidak bermoral.
2. Faktor fisik
a. Identitas
nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, diagnosis medis, pendidikab dan
pekerjaan.
b. keturunan
Adalah penyakit keluarga yang sama dengan klien atau gangguan jiwa lainnya,
jika ada disebutkan
c. Poses psikologis
1. Riwayat Kesehatan masa lalu
apakah klien pernah sakit atau kecelakaan, apakah sakit tersebut mendadak/
menahan dan meningalkan cacat
2. bagaimana makan dan minum klien
3. istirahat tidur
4. Pola BAB/BAK
5. Latihan

5
6. pemeriksaan fisik
3. Factor Emosional
klien merasa tidak aman, merasa terganggu dendam, jengkel.
4. Faktor Mental
Cenderung mendiminasi, cerewet, kasar,dan suka berdebat.
5. Latihan
Menarik diri, persaingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran

H. Masalah Keperawatan
Dianosa keperawatan :
1. Tujuan : klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Strategi pelaksana
a. SP 1
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi tanda perilaku kekerasan
3. mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. Mengajarkan cara mengontrol PK dengan napas dalam
6. Melatih cara mengontrol PK dengan napas dalam
7. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal latihan
b. SP ll
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih klien cara control PK fisik (memukul bantal/kasur/konversi/energy)
3. Membimbing pasien memasukkan jadwal latihan
c. SP III
1. Menvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien ara control PK dengan verbal (meminta, menolak dan
Mengungkapkan marah dengan baik
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
d. SP IV
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien dengan spritual (berdoa) dan napas dalam
3. Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian

6
e. SP V
1. Menvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara control PK dengan minum obat
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Diagnosa Rencana Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


keperawatan
TUK 1 Setelah 3 kali interaksi 1. bina saling
Keliru dapat membina klien dapat menunjukkan hubungan saling
hubungan saling percaya tanda-tanda percaya percaya dengan klien
kepada perawat dengan 2. berbicara kepada
Resiko perubahan kriteria klien dengan sopan
perilaku kekerasan a. mau menjawab salam dan ramah
b. mau menjabat tangan 3. perkenalkan nama
c. eksprersi wajah dan tujuan
bersahabat perkenalan nama dan
d. ada kontak mata tujuan perkenalan
e. mau duduk 4. tunjukkan sikap
berdampingan dengan yang jujur
perawat 5. tunjukkan sikap
f. bersedia yang empati
mengungkapkan 6. dengarkan dan
masalah yang dialami perhatikan setiap
klien
mengungkapkan
perasaannya
SP II Setelah kali interaksi klien1. Beri kesempatan
Klien dapat mendefinisikan dapat mengidentifikasi kepada klien untuk
penyebab perilaku kekerasan penyebab perilaku mengungkapkan
kekerasan Dengan KH perasaan
1. klien mampu 2. bantu klien untuk
mengungkapkan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab perasaan
marah dari jengkel/kesal
lingkungan /orang lain
SP III Setelah ..kali interaksi 1. bicarakan akibat dan
Klien dapat mengidentifikasi klien dapat mengidentikasi cara yang dilakukan
akibat dari perilaku kekerasan akibat dari perilaku klien
kekerasan 2. bersama klien
1. klien dapat menyimpulkan
menjelaskan akibat akibat cara yang
PK digunakan oleh klien
-Terhadap klien 3. tanyakan pada klien
sendiri apakah ia ingin
-terhadap orang lain mempelajari cara
-terhadap lingkungan yang baru dan yang

7
sehat
SP IV Seteleh...interaksi klien 1. bantu klien memilih
Klien dapat menyebutkan cara dapat mencegah cara yang paling
mencegah/mengontrol /mengontrol perilaku tepat untuk
perilaku kekerasan kekerasannya dengan mengontrol pk
KH 2. bantu klien
1. klien dapat mengidentifikasi
menyebutkan contoh manfaat/cara yang
pencegahan perilaku telah dipilih
kekerasan secara 3. beri pujian positif
- Fisik : Tarik napas atas keberhasilan
dalam klien
olahraga/pukul menstimulasikan
bantal cara tersebut
- Verbal : 4. anjurkan klien untuk
mengatakan secara menggunakan cara
langsung dengan yang dipelajari saat
tidak menyakiti jengkel/marah
2. klien dapat
mendemonstrasikan
cara fisik menarik
napas dalam maupun
memukul bantal untuk
mencegah perilaku
kekerasan.
SP V Setelah .....kali interaksi 1. jelaskan jenis obat
Klien dapat menggunakan klien dapat menggunakan yang di minum pada
obat dengan benar (sesuai obat dengan benar (sesuai klien dan keluarga
dengan program ) dengan program dengan 2. diskusikan manfaat
KH minum obat tanpa
1. klien dapat seijin dokter
menyebutkan obat 3. jelaskan prinsip
yang diminum dan benar minum obat
kegunaannya (baca nama obat
(jenis,waktu,dosis, yang tertera pada
efek) kemasan obat, dosis,
2. klien dapat minum waktu dan cara
obat sesuai program pemberian)
pengobatan 4. anjurkan klien
minum obat tepat
waktu
5. anjurkan klien
melaporkan kepada
perawat / dokter jika
merasakan efek yang
tidak menyenangkan
6. beri pujian jika klien
minum obat dengan
benar

8
DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa yogyakarta nuha medika.

keliat B. A (2012) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. jakarta .EGC.

keliat B.A (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa jakarta EGC

Yosep, 1. (2011). Keperawatan Jiwa. jakarta : revita aditama

Wati, F.K. (2010) Buku Ajar Keperawatan Jiwa : Salemba Medika

9
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan pada Tn. R Gangguan Psikotik Ruang Perawatan Jiwa Di

RSUD Polewali Mandar

Polewali Mandar, 23 Februari 2023

Mengetahui/Menyetujui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing klinik

+ cap ruangan

(......................................................) (......................................................)

10

Anda mungkin juga menyukai