Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN

DISUSUN OLEH :

NURSANTI

NPM : 018.02.0848

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES MATARAM)


PROGRAM STUD PROFESI NERS ANGKATAN XIV
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN

Pokok Bahasan           : Pencegahan Kekambuhan


Sasaran                       : Keluarga Pasien
Hari / Tanggal          : Senin, 15 November 2017
Waktu                  : 16.30 WIB s/d Selesai
Tempat                    : Di Ruang Tamu Rumah Keluarga Pasien

1. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-
Sosio-Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga
dan komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan
keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan
kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial
(Sulistiyowati, 2015).
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem
pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien
berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam
upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat
fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai
cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan
penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
(Damaiyanti, 2012)

2
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pendidikan tentang peran keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
b. Tujuan Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
1. Pengertian Kekambuhan
2. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
4. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.
3. Pelaksanaan
a. Hari / Tgl : Senin, 5 November 2018
b. Waktu    : 10 menit
c. Sasaran   : Pasien dan Keluarga
d. Tempat   : Ruang Tamu Rumah Keluarga Pasien
4. Metode : Ceramah, Diskusi
5. Media :, Leaflet
6. Materi : Pencegahan Kekambuhan
a. Pengertian Kekambuhan
b. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
d. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

7. Penyajian materi :
Peserta duduk dikursi, anggota kelompok duduk berbaur dengan pasien
dan keluarga pasien, penyaji didepan.

3
8. Rencana kegiatan
No Tahapan Kegiatan Penyuluhan Waktu Media Alat
bantu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan 5 menit Ceramah
salam Ceramah
2. Menjelaskan
tujuan dan Ceramah
kontrak waktu

2. Inti 1. Menjelaskan materi 15


a. Pengertian menit
Kekambuhan
b. Tanda dan gejala
kekambuhan klien Ceramah
gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kekambuhan klien
d. Peran klien dan
keluarga dalam
pencegahan
kekambuhan.

1. Mengevaluasi
secara lisan dan
melihat tingkat
pemahaman
tentang
3. Penutup pencegahan 10 Tanya

4
kekambuhan menit jawab
2. Memberikan
leaflet Leaflet
3. Memberikan
salam penutup

9. Evaluasi
Pertanyaan :
a) Apa yang dimaksud dengan kekambuhan ?
b) Bagaimana Tanda/Gejala dari kekambuhan ?
c) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kekambuhan ?
d) Apa yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah kekambuhan ?

5
PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN
PASIEN GANGGUAN JIWA

1. Kekambuhan
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya
mereda kekambuhan yaitu kembalinya gejala – gejala penyakit sehingga
cukup parah dan mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan
rawat inap dan rawat jalan yang tidak terjadwal (Dorland, 2012).
2. Tanda – tanda kekambuhan
Tahap I  : Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan
(overextension), sering mengeluh cemas terus – menerus, tak
dapat konsentrasi, lupa kat – kata dalam pertengahan kalimat,
adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri
yang menurun.
Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction
conciusness), depresi, mudah bosan, apatis, obsesional dan
fobia, mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi), menarik
diri dari aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus
eksternal.
Tahap III : Kadang-kadang menunjukan penampilan psikotik (gangguan
jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi seperti halusinasi, waham atau
perilaku kacau) , hipomania (mengalami sakit atau gangguan
jiwa tetapi seperti orang yang sehat), gangguan persepsi,
gangguan isi pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan
yang matang
Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi
dan waham secara terus menerus

6
Tahap V  : Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap
keluarga sebagai penipu. Dapat pula penderita mengamuk.
Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dan bingung serta gelisah
(Keliat, 2010)
Jika muncul tanda – tanda di atas segera :
¨  bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
¨   segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.
3. Penyebab kekambuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekambuhan  pada
penderita gangguan jiwa menurut Keliat (dalam ivones 2013) adalah
1. Faktor penderita.
Penderita yang tidak teratur dalam meminum obat dapat menyebabkan
kekambuhan gangguan jiwa. Menurut penelitian, 25%-50% penderita
yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak meminum obat secara teratur.\
2. Faktor dokter.
Pemakaian obat secara teratur dapat mengurungi kekambuhan, tetapi
pemakain obat neuroleptik dalam jangka lama dapat menyebabkan
efek samping berupa Tardive Diskinesia (gerakan tidak
terkontrol)yang dapat mengganggu hubungan social.
3. Factor penanggung jawab klien ( case manajer)
Setelah klien pulang kerumah setelah dirawat di Rumah sakit, maka
perawat Puskesmas bertanggung jawab terhadap adaptasi klien
dirumah
4.  Faktor keluarga.
Menurut penelitian (di Inggris dan Amerika),  keluarga dengan
ekspresi emosi yang tinggi seperti bermusuhan, mengkritik, tidak
ramah, banyak menekan dan menyalahkan, menyebabkan 57%
penderita kembali kambuh dalam waktu 9 bulan. Sebaliknya keluarga
dengan ekspresi emosi yang rendah, hanya 17% penderita yang

7
kambuh. Selain itu faktor yang berpengaruh juga adalah perubahan
stres, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
5. Faktor masyarakat.
Faktor masyarakat lebih banyak berkaitan dengan stigma negatif yang
tertuju kepada penderita gangguan kejiwaan. Penderita dijuluki orang
gila atau stres, dianggap membahayakan, menakutkan, dan menjadi
bahan olok-olokan. Semua stigma itu, justru mempersempit kehidupan
sosial mereka yang semestinya dibantu dan diperbaiki. Mereka
menjadi sulit mendapat pekerjaan, merasa malu bergaul, takut salah,
dan merasa tidak berguna.
4. Pencegahan Kekambuhan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah
kekambuhan antara lain :
1. Mengenali penyakit mental yakni Dengan Membaca sebanyak
mungkin tentang penyakit dan pengobatannya, jika ada yang tidak
dimengerti, bisa ditanyakan ke pelayanan kesehatan
2. Hidup sehat, yakni dengan Jangan menkonsumsi alkohol atau obat
lain, karena dapat meningkatkan risiko kekambuhan. Tetap jaga
makanan yang sehat, dan berolahraga secara teratur    
3. Jaga pola tidur yang efektif    
4. Terus menkonsumsi obat sampai dokter menyarankan untuk berhenti.
5. Hindari stress   
6. Tetap berinteraksi dengan orang sekitar.
7. Siapa saja yang kamu ceritakan tentang penyakit mental kamu?
harusnya itu bersifat pribadi, sementara pandangan orang lain tentang
penyakit mental sangatlah berbeda dibanding dulu. Namun kamu
setidaknya memiliki satu teman curhat yang bisa di andalkan, untuk
mencegah penyakit tersebut kambuh lagi. Selain itu dengan dukungan

8
keluarga mampu membuat mereka dapat berhubungan sosial dengan
orang lain.
8.  Cobalah untuk mengembangkan kehidupan yang seimbang, dengan
berfokus sepenuhnya pada satu bidang, seperti pekerjaan atau hobi, Ini
mungkin tampak mudah pada awalnya untuk melarikan diri dari
depresi yang kamu rasakan, namun bagaimanapun, strategi koping ini
mungkin tidak bekerja, dan kamu akan perlu mengembangkan aspek-
aspek lain dari kehidupan yang lainnya. Hal ini penting untuk tetap
berhubungan dengan semua aspek kehidupan disekelilingmu, seperti
kegiatan sekolah, bekerja atau relawan, keluarga dan teman-teman, dan
hobi.
9. Mengidentifikasi dukungan dari keluarga dan teman-teman pada klien,
karena Ini dapat membantu keluarga dapat mengenali gejala gangguan
jiwa yang khas, dan dapat membantu dalam mencari pengobatan jika
diperlukan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Annonim. Preventing relapse and promoting wellness.
http://www.camh.ca/en/education/about/camh_publications/inf
o_guides/bipolar-info-guide/Pages/Recovery-and-relapse-
prevention.aspx diakses pada 25 januari 2017
Dorland, 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
Trans Info Media.
Keliat, B.A, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC
Kusumawati et al, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medik
Ivones. 2013. Pencegahan Kekambuhan Pada Klien Dengan Gangguan Jiwa.
https://nezfine.wordpress.com/2013/06/08/pencegahan-
kekambuhan-pada-klien-dengan-gangguan-jiwa/. diakses pada
25 Januar 2017

10

Anda mungkin juga menyukai