Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN KLIEN


DENGAN GANGGUAN JIWA

Pokok Bahasan : Kekambuhan


o pokok Bahasan : Peran keluarga dalam penanganan kekambuhan pada pasien
Dengan gangguan jiwa
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / Tanggal : jum’at, 20 Maret 2020
Waktu : Pukul 07.30 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Poli Klinik RSJ povinsi lampung

A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu keperawatan jiwa bentuk  pelayanan Bio-Psiko-Sosio-Spritual yang komperhensif. Klien
dapat berupa individu, keluarga dan komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Bentuk Asuhan keperawatan jiwa meliputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan,
pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama dalam
memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena itu keluarga
memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa.
Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara
perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pendidikan tentang peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
2. Tujuan Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
a. Pengertian Kekambuhan
      b. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
      d. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.
C. Pelaksanaan :
    a. Hari / Tgl             : Jumat, 20 Maret 2020
    b. Waktu                 : 30 Menit
    c. Sasaran                : Pasien dan Keluarga
    d. Tempat                :Ruang Tunggu Poli Klinik RSJ povinsi lampung
    e.   Pembagian Tugas
1.  Moderato : 
2.  Penyaji :
3.  Fasilitator :
f. Metode : Ceramah, Diskusi
g. Media : Leaflet
      h. Materi :
 
a.    Pengertian Kekambuhan
b.    Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c.    Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
d.   Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.
i.  Seting Tempat
     Peserta duduk dikursi, anggota kelompok duduk berbaur dengan pasien dan keluarga
pasien, penyaji didepan.

 j. Rencana Kegiatan


Kegiatan Waktu Respon Keluarga
1. PEMBUKAAN
*  Memberi salam Menjawab salam
*  Memperkenalkan diri 5 Menit Mendengarkan
*  Menjelaskan Tujuan Mendengarkan
*   Memberikan Bertanya
kesempatan   
    untuk bertanya

2. KEGIATAN INTI
         Melakukan apersepsi Menjawab
         Menjelaskan pengertian 15 menit Mendengarkan
dari kekambuhan Mendengarkan
         Menjelaskan tanda dan  Mendengarkan
gejala kekambuhan klien  Mendengarkan
gangguan jiwa Bertanya
         Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi 
kekambuhan klien
         Menjelaskan peran klien
dan keluarga dalam
pencegahan kekambuhan
         Memberikan kesempatan
klien atau keluarga untuk
bertanya

3. PENUTUP
         Melakukan evaluasi Menjawab
         Memberikan 10 Menit Mendengarkan
reinforcement Menyimpulkan bersama.
         Menyimpulkan kegiatan Menjawab salam
         Salam penutup

k.  Evaluasi
     Pertanyaan :
o   Apa yang dimaksud dengan kekambuhan ?
o   Bagaimana Tanda/Gejala dari kekambuhan ?
o   Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kekambuhan ?
o   Apa yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah kekambuhan ?

PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN PASIEN


GANGGUAN JIWA
A.  Kekambuhan
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya mereda (Dorland, 2002).
Kekambuhan yaitu kembalinya gejala – gejala penyakit sehingga cukup parah dan
mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan rawat inap dan rawat jalan yang tidak
terjadwal (Boyd dan Nihart, 1998)

B. Tanda – tanda kekambuhan


Tahap I :
penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan (overextension), sering mengeluh
cemas terus – menerus, tak dapat konsentrasi, lupa kata – kata dalam pertengahan kalimat,
adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri yang menurun.
Tahap II  :
memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction conciusness), depresi, mudah
bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi), menarik
diri dari aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus eksternal.
Tahap III :
kadang – kadang menunjukan penampilan psikotik, hipomania, gangguan persepsi, gangguan
isi pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang matang
Tahap IV :
 memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan waham secara terus
menerus
Tahap V :
penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga sebagai penipu. Dapat pula
penderita mengamuk.
Tahap VI :
penderita nampak seperti robot dan bingung serta gelisah.
Jika muncul tanda – tanda di atas segera :
·      bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
·       segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.

C.  Penyebab kekambuhan


Faktor – faktor yang menyebabkan kekambuhan :
1.      Tidak teratur minum obat, pemakaian obar neuroleptik yang lama dapat menyebabkan efek
samping “tardive dyskinesia” (gerakan tidak terkontrol)
2.      lingkungan dengan stressor tinggi
3.      Keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi
4.      Kurangnya aktivitas dan latihan serta suplai nutrisi.

D.   Perawatan penderita di rumah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam merawat pasien di
rumah antara lain :
1.      Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari – hari
2.       Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan suatu
kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama, bepergian dll.
3.      meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jika klien mulai menyendiri atau
berbicara sendiri
4.      mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya : pengajian,
kerja bakti dll
5.      berikan pujian, umpan balik  atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang dapat dilakukan
pasien
6.      mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
7.      jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan empati. Hindari
tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.
8.      kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing terjadinya marah
9.      mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
10.  segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang menyimpang atau obat
habis.

Daftar Pustaka
http://kumpulanaskep.com/blog/satuan-acara-penyuluhan-s-a-p-jiwa/
http://dhiassylviecyang.blogspot.com/2012/01/satuan-acara-penyuluhan-jiwa-
memahami.html
http://perawat-home-care.blogspot.com/2010/07/sap-peran-keluarga-dalam-mencegah.html
http://onlinekayaa.blogspot.com
http://student.blog.dinus.ac.id/pujiamimutiara/2016/07/28/shakuhachi/

November 25, 2016 at 11:22 AM

Anda mungkin juga menyukai