Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN

Oleh

SANG AYU KOMPIANG SHINTA W KP.09.16.002

I WAYAN EDI PARJANA KP.09.16.011

SIGIT RONIWAN KP.09.16.075

NI KOMANG AYU SRI LESTARI KP.09.16.079

NI MADE ARIS RISDIANI KP.09.16.092

LUH PUTU PUTRI JAYANTI KP.09.16.098

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


AKPER KESDAM IX/UDAYANA
DENPASAR
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN

Pokok Bahasan : Pencegahan Kekambuhan


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / Tanggal : Jumat, 5 Oktober 2018
Waktu : 08.30-09.00 WITA s/d Selesai
Tempat : Poliklinik Jiwa RSJ Provinsi Bali

1. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-
Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan
komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan
keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan
kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial
(Sulistiyowati, 2015).
Berdasarkan prevalensi masalah kesehatan gangguan jiwa dari laporan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 terdapat gangguan jiwa berat sebanyak
1,7 /1000 orang. Data penderita gangguan jiwa berat terbanyak pada 6
daerah yaitu di Sulawesi Selatan, Yogyakarta, Bali, Aceh, dan Jawa
Tengah. Diperkiran sekitar 20.000 hingga 30.000 jiwa, adapun penderita
gangguan jiwa terdapat perlakukan secara tidak berperi kemanusiaan salah
satunya dengan cara dipasung (Purwoko, 2010). Menurut WHO (2016),
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Jumlah
penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang, dengan
kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17% menderita

2
gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat
sebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem
pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien
berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam
upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena
diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara
perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga (Damaiyanti, 2012)

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pendidikan tentang peran keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
b. Tujuan Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
1. Pengertian Kekambuhan
2. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
4. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

3. Pelaksanaan
a. Hari / Tgl : Jumat, 5 Oktober 2018
b. Waktu : 30 menit
c. Sasaran : Pasien dan Keluarga
d. Tempat : Poliklinik Jiwa RSJ Provinsi Bali

4. Pembagian Tugas

3
a. Penyaji : Sang Ayu Kompiang Shinta Wandiantari
b. Moderator : Ni Komang Ayu Sri Lestari
c. Observer : Sigit Roniwan
d. Fasilitator :
1. I Wayan Edi Parjana
2. Ni Luh Putu Putri Jayanti
3. Ni Made Aris Risdiani
5. Metode : Ceramah, Diskusi
6. Media : Leaflet
7. Materi : Pencegahan Kekambuhan
a. Pengertian Kekambuhan
b. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
d. Peran klien dan keluarga dalam pencegahan kekambuhan.

8. Penyajian materi :
Peserta duduk dikursi, anggota kelompok duduk berbaur dengan pasien dan
keluarga pasien, penyaji didepan.
9. Rencana kegiatan
No Tahapan Kegiatan Waktu Media Alat
Penyuluhan bantu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan 5 menit Ceramah
salam
2. Menjelaskan
tujuan dan
kontrak waktu

2. Inti Ceramah

4
1. Menjelaskan 15
materi menit
a. Pengertian
Kekambuhan
b. Tanda dan gejala
kekambuhan klien
gangguan jiwa
c. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kekambuhan klien
d. Peran klien dan
keluarga dalam
pencegahan
kekambuhan.

3. Penutup Tanya Leaflet


10 jawab
menit
1. Mengevaluasi
secara lisan dan
melihat tingkat
pemahaman
tentang
pencegahan
kekambuhan

5
2. Memberikan
leaflet
3. Memberikan
salam penutup

10. Pengorganisasian Tempat

Penyaji
Moderator

Keluarga Keluarga
atau atau
Fasilitator Fasilitator Fasilitator
individu individu

Observer

11. Evaluasi
Pertanyaan :
a) Apa yang dimaksud dengan kekambuhan ?
b) Bagaimana Tanda/Gejala dari kekambuhan ?
c) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kekambuhan ?
d) Apa yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah kekambuhan ?

6
7
MATERI PENYULUHAN
PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN KEKAMBUHAN
PASIEN GANGGUAN JIWA

1. Kekambuhan
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya
mereda kekambuhan yaitu kembalinya gejala – gejala penyakit sehingga
cukup parah dan mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan rawat
inap dan rawat jalan yang tidak terjadwal (Dorland, 2012).
2. Tanda – tanda kekambuhan
Tahap I : Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan
(overextension), sering mengeluh cemas terus – menerus, tak
dapat konsentrasi, lupa kata – kata dalam pertengahan kalimat,
adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri
yang menurun.
Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction
conciusness), depresi, mudah bosan, apatis, obsesional dan
fobia, mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi), menarik
diri dari aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus
eksternal.
Tahap III : Kadang-kadang menunjukan penampilan psikotik (gangguan
jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi seperti halusinasi, waham atau perilaku
kacau) , hipomania (mengalami sakit atau gangguan jiwa tetapi
seperti orang yang sehat), gangguan persepsi, gangguan isi
pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang matang
Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi
dan waham secara terus menerus

8
Tahap V : Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap
keluarga sebagai penipu. Dapat pula penderita mengamuk.
Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dan bingung serta gelisah
(Keliat, 2010)
Jika muncul tanda – tanda di atas segera :
¨ bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan
¨ segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.
3. Penyebab kekambuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekambuhan pada
penderita gangguan jiwa menurut Keliat (dalam ivones 2013) adalah :
1. Faktor penderita.
Penderita yang tidak teratur dalam meminum obat dapat menyebabkan
kekambuhan gangguan jiwa. Menurut penelitian, 25% - 50% penderita
yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak meminum obat secara teratur.
2. Faktor dokter.
Pemakaian obat secara teratur dapat mengurungi kekambuhan, tetapi
pemakain obat neuroleptik dalam jangka lama dapat menyebabkan efek
samping berupa Tardive Diskinesia (gerakan tidak terkontrol) yang
dapat mengganggu hubungan sosial.
3. Factor penanggung jawab klien ( case manajer)
Setelah klien pulang kerumah setelah dirawat di Rumah sakit, maka
perawat Puskesmas bertanggung jawab terhadap adaptasi klien dirumah
4. Faktor keluarga.
Menurut penelitian (di Inggris dan Amerika), keluarga dengan ekspresi
emosi yang tinggi seperti bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak
menekan dan menyalahkan, menyebabkan 57% penderita kembali
kambuh dalam waktu 9 bulan. Sebaliknya keluarga dengan ekspresi
emosi yang rendah, hanya 17% penderita yang kambuh. Selain itu faktor

9
yang berpengaruh juga adalah perubahan stres, baik yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan.
5. Faktor masyarakat.
Faktor masyarakat lebih banyak berkaitan dengan stigma negatif yang
tertuju kepada penderita gangguan kejiwaan. Penderita dijuluki orang
gila atau stres, dianggap membahayakan, menakutkan, dan menjadi
bahan olok-olokan. Semua stigma itu, justru mempersempit kehidupan
sosial mereka yang semestinya dibantu dan diperbaiki. Mereka menjadi
sulit mendapat pekerjaan, merasa malu bergaul, takut salah, dan merasa
tidak berguna.
4. Pencegahan Kekambuhan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kekambuhan
antara lain :
1. Mengenali penyakit mental yakni Dengan Membaca sebanyak mungkin
tentang penyakit dan pengobatannya, jika ada yang tidak dimengerti,
bisa ditanyakan ke pelayanan kesehatan
2. Hidup sehat, yakni dengan jangan menkonsumsi alkohol atau obat lain,
karena dapat meningkatkan risiko kekambuhan. Tetap jaga makanan
yang sehat, dan berolahraga secara teratur
3. Jaga pola tidur yang efektif
4. Terus menkonsumsi obat sampai dokter menyarankan untuk berhenti.
5. Hindari stress
6. Tetap berinteraksi dengan orang sekitar.
7. Siapa saja yang kamu ceritakan tentang penyakit mental kamu?
harusnya itu bersifat pribadi, sementara pandangan orang lain tentang
penyakit mental sangatlah berbeda dibanding dulu. Namun kamu
setidaknya memiliki satu teman curhat yang bisa di andalkan, untuk
mencegah penyakit tersebut kambuh lagi. Selain itu dengan dukungan

10
keluarga mampu membuat mereka dapat berhubungan sosial dengan
orang lain.
8. Cobalah untuk mengembangkan kehidupan yang seimbang, dengan
berfokus sepenuhnya pada satu bidang, seperti pekerjaan atau hobi, Ini
mungkin tampak mudah pada awalnya untuk melarikan diri dari depresi
yang kamu rasakan, namun bagaimanapun, strategi koping ini mungkin
tidak bekerja, dan kamu akan perlu mengembangkan aspek-aspek lain
dari kehidupan yang lainnya. Hal ini penting untuk tetap berhubungan
dengan semua aspek kehidupan disekelilingmu, seperti kegiatan
sekolah, bekerja atau relawan, keluarga dan teman-teman, dan hobi.
9. Mengidentifikasi dukungan dari keluarga dan teman-teman pada klien,
karena Ini dapat membantu keluarga dapat mengenali gejala gangguan
jiwa yang khas, dan dapat membantu dalam mencari pengobatan jika
diperlukan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
Trans Info Media.
Keliat, B.A, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Kusumawati et al, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medik
Ivones. 2013. Pencegahan Kekambuhan Pada Klien Dengan Gangguan Jiwa.
https://nezfine.wordpress.com/2013/06/08/pencegahan-
kekambuhan-pada-klien-dengan-gangguan-jiwa/. diakses pada
25 Januar 2017
Purwoko, Krisman. 2010. Duh 30 Ribu Penderita Gangguan Jiwa Di Indonesia
Masih Dipasung. Tersedia pada
:https://www,republika,co,id/berita/breakingnews/kesehatan/.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015

12

Anda mungkin juga menyukai