DISUSUN OLEH :
YUNIA HUSNA
2021
PRE PLANNING
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) TENTANG “STIMULASI PERSEPSI
HALUSINASI” DI RUANGAN AL-BALKHI I RUMAH SAKIT LANCANG KUNING
PEKANBARU
1. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna
yang berhubungan dengan distress atau penderitaan (Suryenti & Sari, 2017). Gangguan
jiwa merupakan salah satu penyakit yang menempati urutan 4 besar bersama dengan
penyakit degeneratif, kanker, dan kecelakaan (Hidayah, 2015).
Halusinasi merupakan salah satu gangguan jiwa yang sering temui pada pasien
rumah sakit jiwa. Halusinasi adalah gangguan penerimaan pancaindra tanpa stimulasi
eksternal (halusinasi pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman, dan perabaan).
Gangguan jiwa halusinasi pada individu ditandai dengan perubahan sensori persepsi yaitu
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan (Keliat, 2016).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah
kehilangan kontrol dirinya. Dimana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan
oleh halusinasinya. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri (suicide),
membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak lingkungan. Untuk memperkecil
dampak yang ditimbulkan, dibutuhkan penanganan halusinasi dengan segera dan tepat
dimana langkah pertama adalah membina hubungan saling percaya melalui komunikasi
dengan halusinasi (Hidayah, 2015).
Keuntungan dalam terapi aktivitas kelompok yaitu dapat mengobati klien dalam
jumlah banyak; anggota kelompok dapat mendiskusikan masalah-masalah mereka
sehingga menurunkan perasaan terisolasi, perbedaan-perbedaan, dan meningkatkan klien
dalam berpartisiapasi dan bertukar pikiran, memberi kesempatan kepada klien unuk
menggali gaya-gaya berkomunikasi dari klien dalam lingkungan yang aman dan mampu
menerima umpan balik dari orang lain, anggota kelompok dapat belajar bermacam cara
dalam memecahkan masalah, serta dapat membantu memecahkan masalah orang lain
(Muhith, 2015)
Keterangan
: Leader
: Co.Leader
: Observer
: Pasien
: Observer
: Moderator
: Dokumentator
f. Metode TAK
Bermain game bola yang bertujuan untuk menarik perhatian pasien mau bercerita
tentang halusinasinya. Dan mengajarkan metode menghardik kepada para pasien.
g. Pembagian Tugas
No Peran Tugas Partisipan
1. Moderator - Membuka acara
- Memperkenalkan mahasiswa
- Menjelaskan tujuan dan topic yang
akan disampaikan
- Menjelaskan kontrak dan waktu Rafiqah Zahrah
kegiatan
- Mengatur jalannya kegiatan
- Menutup acara kegiatan
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghidu ( Direja, 2011). Halusinasi adalah gangguan
persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang sering terjadi
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
(Dalami, dkk, 2014). Halusinasi hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata (Kusumawati, 2012).
Menurut Stuart (2007) proses terjadinya halusinasi dapat dilihat dari faktor
predisposisi dan faktor presipitasi ( Dalami, dkk, 2014) :
a. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi ( Dalami, dkk, 2014) :
1) Biologis
Hal yang dikaji dalam faktor biologis meliputi : Adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma
kepala, dan riwayat penggunaan Napza. Abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai
dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian berikut:
2) Psikologis
3) Sosial Budaya
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo, 2014) :
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
3. Jenis-Jenis Halusinasi
4. Fase Halusinasi
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien yang berada di ruangan Al-Balkhi
1
b. Observasi
1) Salam terapetik
b) Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis (pakai papan nama) “sebelumnya
mahasiswa akan memperkenalkan diri mahasiswa terlebih dahulu. Nama mahasiswa
Noviyanti, perawat biasa dipanggil suster Novi”
c) Menanyakan nama dan nama semua panggilan klien (pakai papan nama) “baiklah
suster akan mengabsen nama bapak dan ibu satu persatu, bila ada yang disebut
namanya bapak dan ibu tunjuk tangan ya......!”
1. Ny. Muharna
2. Tn. Tunggul
3. Ny. Nurfitria
4. Ny. Lindawati
5. Tn. Masrizal
6. Ny. Ria Angelia
7. Ny. Azizah
8. Ny. Rospita
9. Tn. Frengki
10. Ny.Nurhayati
11. Tn. Marpaung
12. Tn. Gesher
13. Ny. Witi Lina
14. Tn. Nur Islami
15. Ny.Rahmi
2) Evaluasi validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini “bagaiman perasaan bapak dan ibu hari ini ?”
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan yang akan tercapai pada saat kegiatan TAK
“tujuan kita bermain pada hari ini agar bapak dan ibu mampu untuk mengontrol
halusinasi.”
terapis.
Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan.
c. Tahap Kerja
1) Perawat bercerita terlebih dahulu tentang pengertian halusinasi dan gejala dan jenis
halusinasi
“ disini sebelum kita main, kita akan belajar dulu tentang apa itu halusinasi, siapa
yang tau apa itu halusinasi? Halusinasi itu adalah sesuatu yang tidak ada dan tidak
nyata. Tetapi orang tersebut menganggap ada hal tersebut. Nah halusinasi ini ada
beberapa macam, seperti halusinasi pendengaran, ibu atau bapak/abang mendengar
suara-suara bisikan mengganggu. Halusinasi penglihatan, bapak/abang atau ibu
melihat sesuatu yang aneh dan mengganggu ibu. Halusinasi penciuman,
ibu/bapak/abanag mencium bau-bau yang tidak enak. Halusinasi perabaan,
ibu/bapak/abang merasakan ada yang meraba. Halusinasi pengecapan.”
2) Perawat meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
“perawat punya bola, pada saat musik dinyalakan bola diberikan kepada teman
disamping ibu, apabila musik berhenti berarti ibu harus maju ke depan sama
perawat ya...! setelah itu ibu cerita sama perawat dan teman-teman apa yang ibu
lakukan kalau ibu melihat atau mendengar suara suara aneh.”
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halisinasi muncul
“kalau ibu mendengar suara dan melihat yang aneh-aneh lagi, ibu tutup mata atau
telinga dan bilang “pergi jangan ganggu saya”
a. Evaluasi
TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan Menghardik Halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b. Dokumentasi
Dalami E, dkk (2014). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
CV. Trans Info Media.
Direja, Ade Herman Surya (2011). Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Prabowo, Eko (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Suryenti, V., & Sari, E. V. (2017). Pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia di ruang rawat inap arjuna rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.
Riset Informasi Kesehatan, vol. 6, No.2, 174-183.
Yusuf, AH, dkk (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.