Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada
aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta
terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbale balik baik itu
positif maupun negatif.

Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbale balik dengan keberadaan makhluk hidup
yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
KOLERASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
Pengertian Ekologi
Ekologi terdiri atas dua suku kata Yunani yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan logos yang berarti
firman atau ilmu. Jadi secara harfiah ekologi berarti ilmu kerumah-tanggaan. Ilmu ini mirip dengan
ekonomi secara harfiah berarti ilmu dan aturan rumah tangga; nomos adalah bahasa Yunani yang berarti
hukum atau aturan. Memang dalam ekologi banyak terlibat ekonomi dan sebaliknya, dalam ekonomi
banyak dibicarakan materi ekologi, meskipun sering kali nama ekologi tidak disebut.

Kita mengenal beberapa definisi dalam ekologi, misalnya:


1. Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya.
2. Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk
hidup.
3. Ekologi adalah biologi lingkungan.

Bertolak dari definisi Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya, maka kita dapat mengambil sudut pandangh ekologi untuk membahas kajian
manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan manusia, yaitu oleh manusia untuk
manusia. Pendekatan ini disebut pendekatan antroposentris, bahasa Yunani anthropos berarti manusia.
Ada ilmu yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi manusia
Lingkungan Hidup Manusia
Manusia hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan fungsional dari
makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik.

Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang memengaruhi makhluk-makhluk
hidup di antaranya:
1. Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan memperoleh
bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah ini juga
merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
2. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas, gas
karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Termasuk juga nisaln ya gasgas yang kemudian larut dalam air yang diperlukan oleh makhluk yang hidp di dalam air.
3. Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air, maupun air
yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang besar pengaruhnya
bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
4. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk hidup.
5. Suhu atau temeperatur, merupakan juga factor lingkungan yang sering besar pengaruhnya
terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mampunyai batas-batas pada
suhu dimana mereka dapat tetap hidup.
6. Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah:
7. Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan
dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat melakukan
proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
8. Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat organic
atau makanan yang dibuat oleh produsen. Temasuk ke dalam kelompok ini yaitu hewan-hewan
dan manusia.
9. Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau makhluk hidup
yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organic yang terdapat dalam sisa-sisa atau
makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat-zat anorganik. Dengan demikian
zat-zat anorganik ini dapat di gunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat-zat organik
atau makanan. Termasuk kelompok ini misalnya, kebanyakan bakteri dan jamur-jamur.
Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
1. Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen konsumen, dan pengurai baik di darat,
laut, maupun udara.
2. Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan keadaankeadaaan tertentu.

3. Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh individu dari jenis
spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu. Adapun
faktor-faktor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran menambah besarnya
populasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar mengurangi populai sedangkan
perpindahan ke dalam menambah populasi.
4. Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu
daerah disebut komunitas.
5. Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk
ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi baik di darat, laut, dan
udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada batas tegas antara
satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang
disebut dengan biosfer.
PENGARUH MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN HIDUPNYA.
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan melihat adanya usaha dari
manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup
jenisnya. Pada saat manusia hidup mengembara, mereka hidup dari hasil perburuan, mencari buah-buahan
serta umbi-umbian yang terdapat di hutan-hutan. Mereka belum mengenal perihal bercocok tanam atau
bertani, dan hidup mengembara dalam kelompok-kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang
buruan mulai berkurang, mereka berpindah mencari tempat yang masih terdapat cukup binatang-binatang
buruan sebagai bahan makanan.
Akan tetapi lambat laun dengan bertambahnya jumlah populasi mereka, cara hidup semacam itu tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka mulai mengenal cara bercocok tanam yang
masih sangat sederhana, yaitu dengan membuka hutan untuk dibuat lading yang ditanami dengan umbiumbian atau tanaman lain yang telah dikenalnya sebagai bahan makanan. Rumah-rumah mereka pada saat
itu terbuat dari kayu yang beratap daun-daunan. Bilamana kesuburan tanah tidak memungkinkan lagi
untuk memperoleh panen yang mencukupi kebutuhan, mereka berpindah mencari tempat baru yang masih
memungkinkan untuk bercocok tanam. Kembali mereka membuka hutan untuk di jadikan tempat tinggal
serta ladangnya. Dan dalam mencari tempat mereka selalu memperhatikan sumber air, di mana mereka
memilih tempat yang dekat dengan mata air, di tepi sungai, atau danau. Selain bercocok tanam mereka
mulai memelihara binatang-binatang.
Dan akhirnya mereka hidup menetap dari hasil pengalamannya, mereka mulai dapat bercocok tanam
secara lebih baik, misalnya dengan ditemukannya system bersawah, dan lain-lain. Di sini manusia mulai
mengetahui sifat-sifat alam lingkungan hidupnya.
Tampaknya di sini manusia sedikit demi mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya.
Bahkan lebih daripada itu, manusia telah mengubah semua komunitas biologis di tempat mereka hidup.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibandingkan dengan di hutan
rimba di mana penduduknya masih sedikit serta primitif.

Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun secara negatif.
Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan
berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk
menyokong kehidupannya.

SUMBER ALAM
Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yakni:
1. Sumberalam yang dapat diperbaruhi (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber alam
biotic. Yang tergolong ke dalam sumber ala mini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewanhewan, dan tumbuh-tumbuhan.
2. Sumber alam yang tidak dapat diperbaruhi (non renewable resources) atau disebut pula sebagai
golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah,air,
bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.

Sumber alam biotic mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya tumbuhan
dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan keturunannya dengan
telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumberr daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam
yang masih dapat diperbaruhi. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat
memperbaruhi dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan lainnya telah habis digunakan
manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut. Memang benar di dalam bumi kini masih terjadi
pembentukan bahan-bahan tersebut namun pembentukannya sangatlah lambat sehingga apa yang
dibentuk berabad-abad lamanya hanya dapat mengimbangi apa yang kita gunakan selama satu tahun,
bahkan kemungkinan kurang dari itu.
Tentunya kesemuanya ini tergantung pada cara-cara manusia menggunakan kedua jenis sumber alam
tersebut. Sumber alam biotic dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila mnusia
menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup
sumber alam tersebut, dan diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu jenis
spesies di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali. Seyogyanya
manusia menggunakan baik sumber daya biotic dan abiotik secara tepat dan bertanggung jawab.
Penggunaan Sumber-Sumber Alam
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia
bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi keburuhan hidupnya. Dalam hal ini
manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organism lainnya, terutama pada penggunaan
sumber-sumber lainnya.

Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah, air,
fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainnya.

Pertanian dan Tanah


Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu tinggi dan siap
digunakan oleh tanaman. Dengan adanya kemajuan dalam bidang pertanian, penggunaan tanah untuk
pertanian daapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan hasil pertanian. Hasil pertanian tersebut
dapat ditingkatkan baik dengan cara memperluas areal pertanian maupun dengan meningkatkan hasil
tanah pertanian yang sudah ada. Di beberapa negara yang sedang berkembang seperti
Thailand,Burma,Malaysia,Indonesia masih ada kemungkinan perluasan area pertanian. Tetapi dalam
pelaksanaan sangat lambat karena terbatasnya modal.
Hutan
Kalau kita tinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat di golongkan ke dalam dua golongan yakni:
hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk melindungi tanah dari erosi, kehilangan
humus, dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang
sengaja di Tanami jenis-jenis kayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya hutan Pinus,Damar, dan
sebagainya.
Air
Air sebagai salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana,di bumi, sungai, danau, lautan, dan di
bawah tanah. Udara sebagai uap air yang kesemuanya meliputi 4/5 bagian seluruh permukaan bumi.
Seyogianya manusia menggunakan air dengan baik dan berusaha mencegahnya dari pencemarnpencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi vital air dalam.
Bahan Tambang
Begitu banyak mineral dan bahan tambang lainnya yang dapat digali dan ditemui serta dimanffatkan
secara seimbang dalam kehidupan manusia. Pemakaian baja di dunia pada tahun 1967 diperkirakan
mencapai 144kilogram per kapita. Di Amerika pada tahun yang sama diperkirakan mencapai 568 kg per
kapita. Pemakaian ini cenderung akan meningkat terus dan demikian juga dengan bahan tambang lainnya.
Maka dari itu kita harus menemukan cara untuk mrnggunakannya setepat dan sehemat mungkin
mengingat bahan tambang adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL
Masalah Erosi dan Banjir
Erosi merupakn gejala alamiah dan sering kali pula disebut sebagai erosi geologi. Peristiwa erosi terjadi
secara perlahan-lahan terutama terjadi dengan bantuan media air di sungai yang mengikis dasar dan tepi
sungai. Peristiwa erosi ini juga dipercepat dengan adanya penggunaan tanah yang tidak tepat oleh
manusia. Kita telah menanam tanaman di tempat yang tidak tepat. Sampai saat ini manusia masih terus
menebang hutan-hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman kembali pohon-pohon yang telah
ditebang. Tentunya hal tersebut merugikan bagi lingkungan.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Tanah

Sampah-sampah industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan telah menyebabkan pencemaran
tanah. Sampah-sampah tersebut adalah bahan-bahan kimia yang bila terkumpul dalam jumlah tertentu
dapat membahayakan kehidupan melalui tanah di mana pepohonan tumbuh berkembang. Bagi hewan dan
manusia jumlah nitrat yang berlebihan merupakan racun. Hal tersebut bias mengakibatkan sianosis pada
anak-anak, yaitu timbulnya kesulitan pernapasan karena terganggunya peranan hemoglobin dalam
pengikatan oksigen. Selain itu DDT merupakan indikasi pencemaran yang berbahaya pada tanah karena
bahan tersebut tidak dapat diuraikan dan dapat meresap masuk kedalam pepohonan ataupun buah hasil
penanaman kita dan hal tersebut mengakibatkan kemandulan pada burung.
Pencamaran Air
Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan tidak
langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida, herbisida, dan intektisida yang
digunakan manusia dalam pertanian, dan sebagainya.
Pencemaran Suara
Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan
mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat secara tidak terkontrol. Hal
tersebut dalam tingkat tertentu sangat berbahaya bagi manusia karena bias mengakibatkan ketulian,
kebutaan, dan depresi.
Kehutanan
Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah khatulistiwa, hutan
di Indonesia mambentang antara satu pulau ke pukau lainnya. Itulah, mengapa Indonesia sering disebut
Zamrud Khatulistiwa.
Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap karbon dioksida. Fungsi hutan
yang lain sebagai pengatur tata air, iklim, pencegah erosi, penyubur tanah, tempat hidup binatangbinatang, dan sebagai tempat penyimpan kekayaan alam yang berupa hasil-hasil hutan.
Hasil hutan di Indonesia berupa berbagai jenis kayu, seperti kayu jati, meranti, krueng, ramin, kayu besi,
cendana, rotan, dan lain-lain. Produksi hasil hutan di Indonesia merupakan penyumbang devisa terbasar
Negara kedua setelah minyak dan gas bumi. Ekspor Indonesia dari hasil kehutanan pada awalnya berupa
kayu gelondong (log), dengan Negara tujuan ekspor utama adalah Jepang dan Taiwan.
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi hutan antara lain:
1. Melarang penebangan kayu tanpa izin dari pemerintah(Departemen Kehutanan),
2. Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan,
3. Menebang hutan secara selektif
4. Melakukan permajaan tanaman,
5. Melakukan rehabilitas dan reboisasi areal hutan yang rusak, dan

6. Melakukan penanaman di lahan kritis.


IPTEK DAN KELESTARIAN HIDUP
Pandangan Baru Terhadap Lingkungan
Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan yang baru. Kerusakan lingkungan oleh aktivitas
manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta limbah industri
dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai estetika alm,
merupakan beberapa masalah lingkungan hidup.
Pada tahun 1970-an, masalah lingkungan hidup semakin luas. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya
atmosfer bumi sebagai akibat tidak terkendalinya efek rumah kaca. Pemanasan global pada tiga decade
akhir abad ke-20 telah menimbulkan:
1. Peningkatan suhu
2. Perubahan iklim terutama curah hujan
3. Peningkatan intensitas dan kualitas badai
4. Kenaikan suhu serta permukaan air

Hal tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami bencana.Sementara itu, air
hujan semakin asam sehingga merusak lahan pertanian, hutan, dan biota lainnya.
Pada saat yang sama, para ahli menemukan lubang pada lapisan ozon di sekitar antartika.Lubang tersebut
semakin besar dari tahun ke tahun, sehingga sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk di
bumi semakin banyak masuk troposfer.
Dampak Perkembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahun dan Teknologi, serta Perubahan Sosial Ekonomi
Terhadap Masalah Lingkungan Hidup

Manusia menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah, praktis, efisien dan tidak
banyak mengalami kesulitan. Namun, tidak jarang, Iptek justru menimbulkan masalh serius bagi
kehidupan umat manusia. Para petani mungkin sangat terbantu oleh kemajuan teknologi seperti traktor,
alat penyemprot dan penyiram tanaman, dan berbagai jenis pestisida yang cukup ampuh untuk
memberantas hama. Namun di sisi lain penggunaan pestisida yang berlebihan juga menjadi ancaman bagi
keberlangsungan hidup suatu ekosistem. Jadi, jelas bahwa perkembangan dan penerapan Iptek tidak
selalu membawa dampak positif, namun juga dampak negatif.
Dampak Positif bagi Lingkungan Hidup

Bidang Industri:
1. Diperluasnya lapangan kerja dengan berdirinya industry atau pabrik baru
2. Pekembangan industry bertambah baik, misalnya dengan penelitian dan pengembangan di bidang
industry transportasi, elektronika, dan industry rekayasa.
3. Berkembangnya tanaman sebagai bahan baku industri (kapas untuk industri tekstil, kayu sengon,
dan pinus untuk industry kertas).
4. Diciptakan mesin daur ulang, sehingga sampah sebagai sumber pencemaran lingkungan dapat
dikurangi.
5. Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas.
6. Memperoleh devisa dari industri pariwisata.
Bidang Pertanian :
1. Bertambahnya varietas baru dan unggul
2. Peningkatan hasil produksi pertanian
3. Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern
4. Dikenalnya system pemupukan dan obat-obat hama
5. Pemberantas hama dengan pesawat terbang di perkebunan
6. Dampak Negatif bagi Lingkungan Hidup

Bidang Lingkungan Alam :


1. Lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan semakin sempit karena dibangun banyak
perumahan.
2. Rusaknya lingkungan alam, karena dibangunnya industry atau pabrik
3. Terjadinya banjir dan erosi karena penebangan hutan tidak terkendali (illegal loging)
4. Untuk pemenuhan kebutuhan primer dan skundenya manusia mengeksploitasi alam

5. Pemupukan yang berlebihan mengakibatkan pencemaran tanah


6. Terjadi pencemaran udara akibat pembakaran hutan yang menghasilkan CO2 dan CO
7. Terjadinya pencemaran air dari buangan limbah industry
8. Terjadinya pencemaran udara dari asap-asap industry, mobil, dan kendaraan bermotor
9. Terjadinya pencemaran tanah dan bau sampah-sampah industry dan rumah tangga.
MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
Alam semesta yang dikenal manusia baik melalui pengamatan indrawi langsung maupun dengan
menggunakan media teknologi dan kemampuan prediksinya adalah ciptaan Tuhan Al-Khaliq, bahkan
semesta alam (selain alam semesta yang sudah dikenal manusia) termasuk alam yang belum dikenal
manusia serta alam yang sedang dalam proses kejadiannya, ini semuanya adalah ciptaan Al-Khaliq pula,
semua yang ada adalah ciptaan-Nya. Dalam jagat raya (alam semesta yang kita kenal) terdapat galaksi
(gugusan-gugusan bintang) yang jumlahnya miliaran, dan di setiap galaksi terdapat miliaran bintang,
salah satu dari gugus bintang itu adalah galaksi Bima Sakti atau milky way. Dalam galaksi Bima Sakti ini
ada satu bintang yang namanya Matahari yang di kelilingi oleh planet-planet, dan salah satu planetnya
adalah planet Bumi tempat tinggal manusia.
Evolusi kecerdasan, evolusi teknologi serta tahap peradaban berkembang terus sejalan dengan daya
jelajah manusia, baik daalam bentuk fisikal terlebih lagi dalam daya cipta dan imajinasinya, namun
tampaknya ruang gerak manusia tetap ada batasnya, sebab sebagai makhluk alam dia tetap tunduk pada
hukum alam tersebut. Oleh karena itu, dalam kemajuan teknologi yang dicapai saat ini, masih tetap
beragam antispaso dan respons manusia terhadap lingungan. Beberapa paham tentang hubungan manusia
dengan lingungan ini muncul, seperti:
1. Paham kosmogini, yaitu paham yang menyatakan bahwa manusia harus menyesuaikan diri
dengan alam karena alam sendiri yang mengetahui paling baik.
2. Paham Determinisme, yaitu paham yang menyatakan bahwa perkembangan manusia sangat
ditentukan oleh alam lingkungannya. Beberapa tokoh terkenalnya adalah Charles Darwin (18091882) dengan teori evolusinya.
3. Dia mengemukakan bahwa makhluk hidup (tumbihan, hewan, dan manusia) secara
berkesinambungan dari waktu ke waktu mengalami perkembngan. Pada perkembangan tersebut
terjadi perjuangan hidup (struggle for life, struggle for existence) seleksi alam (natural selection)
dan akan terjadi survival of the fittest yang kuat akan bertahan hidup. Dalam proses
perkembangan tersebut factor alam sangat menentukan.
4. Paham Posibilisme yang menyatakan bahwa alam bukan merupakan factor yang menentukan
melainkan menjadi factor pengontrol, peluang atau kemungkinan terjadinya kegiatan dan
kebudayaan manusia.

5. Paham Optimisme Teknologi. Paham ini berasal dari pemikiran man ecological dominant
concept yang berarti manusia merupakan factor dominan terhadap lingkungan. Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi yang dilakukan manusia, maka manusia
dapat mengendalikannya, mengatur, mengolah, dan mengarahkan lingkungannya.
6. Paham Ketuhanan, sesuai dengan keyakinan agama, bahwa manusia dan alam semesta diciptakan
oleh Tuhan, manusia bukan penguasa alam, akan tetapi hanya sekedar khalifah, pembawa amatan
di muka bumi. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan antar makhluk yang tunduk
pada hukum alam (sunatullah)
PERANAN MANUSIA DALAM LINGKUNGAN HIDUP
A. Prinsip Dasar Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Pada awalnya hubungan manusia dengan lingkungan lebih bersifat alami dan mencakup komponenkomponen seperti iklim, tanah, daratan dan vegetasi. Hubungan manusia dengan lingkungan bekerja
melalui dua cara. Pada satu sisi, manusia dipengaruhi oleh lingkungan (alam), tetapi pada sisi salin
manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah lingkungan. Karakteristik tersebut berbeda antara satu
daerah dengan daerah lainnya.
Dalam kaitannya hubungan manusia dengan lingkungan terdapat beberapa pahan yang menjelaskan
hakekat dari hubungan tersebut yaitu :
a. Paham Determinisme
Paham determinisme memberikan penjelasan bahawa manusia dan prilakunya ditentukan oleh alam.
Tokoh ilmuwan yang menganut atau mengembangkan paham determinisme diantaranya Charles Darwin,
Frederich Raztel dan Elsworth Huntington.yang mampu beradaftasi dengan lingkungan.
Charles Darwin (1809) merupakan ilmuwan berkebangsaan Inggris yang terkenal dengan teori
evolusinya. Menurutnya, makhluk hidup secara berkesinambungan mengalami perkembangan dan dalam
proses perkembangannya terjadi seleksi alam (natural selection). Mkhluk hidup yang mampu beradaftasi
dengan lingkungannya akan mampu bertahan dan lolos dari seleksi alam. Dalam hal ini alam berperan
penting yang sangat menentukan.
Frederich Ratzel (1844-1904) merupakan ilmuwan berkeabangsan Jerman yang sangat dikenal dengan
teori Antopoggeographhienya. Manusia dan kehidupannya sangat bergantung pada alam.
Perkembangan kebudayaan ditentukan oleh kondisi alam, demikian halnya dengan mobilitasnya yang
tetap dibatasi dan ditentukan oleh kondisi alam di permukaan bumi.
Elsworth Huntington merupakan ilmuwan berkeabangsan Amerika Serikat yang dikenal dari karya
tulisnya berupa buku berjudul Princple of Human Geographie menurutnya, Iklim sangat menentukan
perkembangan kebudayaan manusia sebagaimana telah kalian pelajari dalam mata pelajaran Geografi,
iklim di dunia sangat beragam, keragaman iklim tersebut menciptkan kebudayaan yang berlainan.
Sebagai contoh ; kebudayaan di daerah beriklim dingin berbeda dengan kebudayaan di daerah beriklim
hangat atau trofis.

b. Paham Posibilisme
Paham Posibilisme memberikan penjelasan bahwa kondisi kondisi alam itu tidak menjadi faktor yang
menentukan, melainkan menjadi faktor pengontrol, memberikan kemungkinan atau peluang yang
mempengaruhi kegiatan atau kebudayaan manusia. Jadi menurut paham ini, alam tidak berperan
menentukan tetapi hanya memberikan peluang. Manusia berperan menentukan pilihan dari peluangpeluang yang di berikan alam.
Ilmuwa yang menganut paham ini, diantaranya ilmuwan berkebangsaan Prancis Paul Vidal de La Blanche
(1845-1919). Maurutnya faktor yang menentukan itu bukan alam melainkan proses produksi yang dipilih
manusia yang berasal dari kemungkinan yang diberikan alam, seperti iklim, tanah dan ruang di suatu
wilayah. Menurut Paham ini Manusia bersifat aktif dalam pemanfatannya. Manusia dan kebudayaanya
dapat memilih kegiatan yang cocok sesuai dengan keungkinan yang di berikan oleh alam.
c. Paham Optimisme Teknologi
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagian rahasia alam terungkap dan teknologi untuk mengekploitasinya terus berkembang. Bahkan,
dengan kemajuan teknologi saat ini manusia menjadikan teknologi segala-galanya. Mereka sangat optimis
bahwa bahwa teknologi berkembang apapun dapat menjamin kebutuhan manusia. Teknologi bukan lagi
alternatif tetapi teknologi telah menjadikan keyakinan yang dapat menjamin hidup dan kehidupan
manusia. Teknologi telah menjadikan sebagian manusia tidak lagi percaya pada Tuhan, padahal teknologi
merupakan ciptaan manusia.
Dari ketiga paham tersebut, masing-masing memiliki kebenarannya. sebagaian aktivitas manusia sangat
ditentukan oleh alam, terutama yang memanfaatkan alam ini secara langsung seperti aktivitas pertanian.
Pakaian manusia dalam banyak hal juga tergantung pada kondisi cuaca. Hal ini merupakan bukti paham
determinisme lingkungan. Namun demikian, seiring dengan kemajuan peradaban, manusia banyak
melakukan upaya rekayasa untuk mengoptimalkan pemanfaatan alam, sehingga paham posibilisme dan
optimisme teknologi semakin menunjukkan kenyataan.

B. Kepedulian Manusia Terhadap Lingkungan


Dengan melihat besarnya manfaat lingkungan alam bagi kehidupan manusia, seharusnya manusia
melakukan introspeksi diri terhadap apa yang dilakukannya terhadap alam. Kerusakan alam bukan hanya
di Jawa Barat, tetapi hampir di seluruh nusantara, bahkan dunia.
A.Soni Keraf (2002) dalam bukunya berjudul Etika Lingkungan mengingatkan bahwa masalah
lingkungan hidup adalah masalah moral manusia atau persoalan perilaku manusia. Kerusakan bukan
masalah teknis tetapi krisis moral manusia. Menurut beliau, untuk mengatasi masalah lingkungan hidup
dewasa ini langkah awalnya adalah dengan cara merubah cara pandang dan perilaku manusia terhadap
alam secara mendasar melalui pengembangan etika lingkungan.

Secara teoritis terdapat tiga model teori etika lingkungan, yaitu yang dikenal sebagai Shallow
Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan Deep Environmental Ethics. Ketiga teori
ini juga dikenal sebagai antroposentrisme, biosentrisme dan ekosentrisme (Sony Keraf : 2002)
a. Antroposentrisme
Etika lingkungan yang bercorak pada antroposentrisme merupakan sebuah kesalahan cara pandang Barat,
yang bermula dari Aristoteles hingga filusuf modern, di mana perhatian utamanya menganggap bahwa
etika hanya berlaku bagi komunitas manusia. Antroposentrisme adalah aliran yang memandang bahwa
manusia adalah pusat dari alam semesta dan hanya manusia yang memiliki nilai, sementara alam dan
segala isinya sekedar alat bagi pemuasan kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Manusia dianggap
berada di luar, di atas dan terpisah dari alam. Bahkan manusia dipahami sebagai penguasa atas alam yang
boleh melakukan apa saja. Cara pandang seperti itu melahirkan sikap dan perilaku eksploitatif tanpa
kepedulian sama sekali terhadap alam dan segala isinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri
sendiri.
b. Biosentrisme dan ekosentrisme
Cara pandang antroposentrisme, saat ini dikritik secara tajam oleh etika biosentrisme dan ekosentrisme.
Pada faham biosentrisme dan ekosentrisme, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial,
tetapi juga sebagai makhluk biologis atau makhluk ekologis, yaitu sebagai makhluk yang kehidupannya
tergantung dari dan terikat dengan semua kehidupan lain di alam semesta. Tanpa alam, tanpa makhluk
hidup yang lain, manusia tidak akan bertahan hidup, karena manusia mempunyai kedudukan yang sama
dalam jaringan kehidupan di alam semesta ini. Manusia berada dalam alam dan terikat serta tergantung
dari alam dan seluruh isinya.
Dari pemahaman ini, biosentrisme dan ekosentrisme memperluas pemahaman etika yaitu menganggap
komunitas biotis dan komunitas ekologis sebagai komunitas moral. Etika tidak lagi dibatasi hanya bagi
manusia. Etika dalam pemahaman biosentrisme dna ekosentrisme berlaku bagi semua makhluk hidup.
Etika lingkungan yang diperjuangkan dan dibela oleh biosentrisme dan ekosentrisme adalah kembali
kepada etika masyarakat adat, yang dipraktikkan oleh hampir semua suku asli di seluruh dunia.
Biosentrisme memiliki pandangan bahwa setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan
berharga pada dirinya sendiri. Semua makhluk hidup bernilai pada dirinya sendiri dan pantas mendapat
pertimbangan dan kepedulian moral. Alam perlu diperlakukan secara moral, terlepas dari apakah ia
bernilai bagi manusia atau tidak. Ada empat keyakinan biosentris, yaitu pertama, berkeyakinan bahwa
manusia adalah anggota dari komunitas kehidupan di bumi dalam arti yang sama dan dalam kerangka
yang sama di mana makhluk hidup yang lain juga anggota dari komunitas yang sama. Kedua, keyakinan
bahwa spesies manusia bersama dengan dengan semua spesies lainnya adalah bagian dari sistem yang
saling tergantung sedemikian rupa sehingga kehidupan ditentukan oleh relasi satu dengan lainnya. Ketiga,
keyakinan bahwa semua organisme adalah pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri. Keempat,
keyakinan bahwa manusia pada dirinya sendiri tidak lebih unggul dari makhluk hidup lainnya. Pandangan
itu membuat manusia menjadi lebih netral dalam memandang semua makhluk hidup dengan segala
kepentingannya. Tentu saja manusia akan selalu memandang kepentingannya lebih penting. Dengan
keyakinan tadi, manusia akan lebih terbuka untuk mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan

makhluk hidup lainnya secara serius, khususnya ketika ada benturan kepentingan antara manusia dengan
makhluk hidup yang lainnya.
Sedikit berbeda dengan biosentrisme, Ekosentrisme lebih memandang etika berlaku pada keseluruhan
komponen lingkungan, seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Secara ekologis,
makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lainnya. Karena itu, kewajiban
dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup tetapi juga pada lingkungan tak
hidup. Etika Ekosentrisme sekarang ini populer dengan Deep Ecology sebuah istilah yang diperkenalkan
pertama kali oleh Arne Naess, seorang filusuf Norwegia, tahun 1973. Deep Ecology menuntut etika baru
yang tidak hanya berpusat pada manusia, tapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya
dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup. Hal yang baru adalah, pertama, manusia dan
kepentingannya bukan lagi ukuran bagi segala sesuatu yang lain. Deep Ecology memusatkan seluruh
spesies termasuk spesies bukan manusia, kepada seluruh lapisan kehidupan (biosfer). Kedua, etika
lingkungan hidup yang dikembangkan Deep Ecology dirancang sebagai sebuah etika praktis, yaitu
sebagai sebuah gerakan. Artinya prinsip moral etika lingkungan harus diterjemahkan dalam aksi nyata
dan konkrit. Dengan demikian, Deep Ecology menuntut orang-orang untuk mempunyai sikap dan
keyakinan yang sama, mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama
memperjuangkan isu lingkungan dan politik. Suatu gerakan yang menuntut perubahan cara pandang, nilai
dan perilaku atau gaya hidup.
C. Kebutuhan Hidup Manusia Dalam Lingkungan Hidup
Seperti telah kita ketahui, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memanfaatkan lingkungan.
Dengan demikian lingkungan merupakan sumber daya bagi kesejahteraan hidup manusia.
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dikategorikan menjadi :
1. Kebutuhan hidup material antara lain adalah air, udara, makanan, sandang, rumah tinggal, tranportasi
setta perlengkapan fisik lain.
2. Kebutuhan hidup non material antara lain kebutuhan rasa aman, rasa kasih saying, pengakuan atau
eksistensinya, pendidikan serta system nilai dan pranata-pranata dalam masyarakatnya
Otto Soemarwoto membagi kebutuhan dasar manusia menjadi tiga golongan yang tersusun menurut
hirarki sebagai berikut : kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati, kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup manusiawi dan kebutuhan untuk memilih.
1. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati
Kebutuhan dasar manusia untuk kelangsungan hidup hayati mempunyai kaitan erat dengan kelangsungan
proses biologis dalam tubuh dan untuk kelangsungan hidup jenisnya.
a. Air
Air merupakan kebutuhan dasar yang penting karena tubuh makhluk hidup 60 75 % terdiri atas air.
b. Udara

Manusia memerlukan udara terutama dalam proses respirasi karena udara mengandung + 20 %.
c. Bahan makanan
Manusia memerlukan zat makanan yang berupa karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin di
samping air. Kebutuhan manusia akan zat makanan ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktifitas serta
kondisi khusus tubuh. Seorang manusia dewasa yang aktif lebih banyak memerlukan kalori daripada
orang yang tidak aiktif sedangkan balita serta anak yang sedang tumbuh memerlukan lebih banyak
protein. Secara garis besarnya kebutuhan manusia dewasa akan zat-zat makanan tersebut sebagai berikut :
Karbohidrat : 4-8 gram/kg berat badan / hari
Protein : 0,5 1 gram/kg berat badan / hari
Lemak : 1 gram / kg berat badan / hari
Air : 1500 cc / hari
Vitamin dan mineral : sedikit
d. Perkawinan untuk memperoleh keturunan
Untuk menjaga kelangsungan hidup jenisnya manusia melakukan perkawinan atau reproduksi.
2. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi
a. Rumah
Berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia memerlukan rumah yang sangat bervariasi antara satu
individu dengan yang lainnyadan antara masyarakat satu dengan lainnya. Rumah selain berfungsi sebagai
tempat tinggal juga berfungsi sebagai tempat berlindung.
b. Sistem nilai dan pranata social
Karena manusia hidup dalam masyarakat, maka manusia memerlukan system nilai dan pranata social
yang mengatur interaksinya dengan manusia lainnya dalam masyarakat.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang bersifat manusiawi yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf pengetahuan serta untuk memperoleh kepuasan intelektual.
d. Pekerjaan
Manusia dalam masyarakatnya memerlukan pekerjaan guna memperoleh penghasilan bagi pemenuhan
kebutuhan hidupnya.
3. Kebutuhan untuk memilih
Seperti juga untuk makhluk hidup lainnya, manusia mempunyai kebutuhan memilih alternatif terbaik
yang disediakan lingkungan. Karena daya penalaran dan kehidupan social budaya yang dimiliki manusia,

maka kemampuan memilih pada manusia jauh lebih berkembang daripada kemampuan memilih pada
tumbuhan dan hewan. Kebutuhan untuk memilih merupakan hal yang esensial dalam kehidupan manusia
serta merupakan ekspresi kebudayaannya.

D. Status dan Peranan Manusia Dalam Lingkungan Hidup


Pandangan manusia terhadap alam lingkungan dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu pandangan
imanen (holistik) dan pandangan transenden. Menurut pandangan holistik, manusia dapat memisahkan
dirinya dengan sistem biofisik sekitarnya, seperti dengan hewan, tumbuhan, gunung, sungai dan lain-lain.
Namun demikian, manusia masih merasa adanya hubungan fungsional dengan faktor-faktor biofisik itu
sehingga membentuk satu kesatuan sosio-biofisik. Sebaliknya menurut pandangan transenden, sekalipun
secara ekologi manusia tidak dapat dipisahkan dari alam lingkungan tetapi pada pandangan ini manusia
merasa terpisah dari lingkungannya. Alam lingkungan hanya dianggap sebagai sumber daya alam yang
diciptakan untuk diekspoitasi sebesr-besarnya untuk kesejahteraan manusia.
Pandangan transenden berkembang pada masyarakat Barat, sedangkan pandangan imanen hidup dan
berkembang pada masyarakat Timur yang masih tradisional. Pandangan transenden mengakibatkan
banyaknya kehancuran alam lingkungan. Kerusakan itu diawali pada saat revolusi industri di Eropa. Saat
ini, dengan dorongan kebutuhan yang semakin serakah terhadap makanan, pakaian, dan berbagai tuntutan
hidup yang melebihi dari apa yang diperluakan telah berdampak terhadap kerusakan lingkungan.
Contohnya, suatu keluarga cukup memiliki satu buah rumah, namun karena ingin dianggap kaya maka
terkadang mereka memiliki 2 atau 3 rumah, padahal tidak diisi semuanya. Dari rumah yang ia bangun
tentu saja membutuhkan kayu yang ditebang dari hutan. Pohon di hutan jumlahnya berkurang hanya
untuk memenuhi rasa gengsi manusia serakah!
Pandangan imanen yang diakui oleh masyarakat timur, awalnya terkesan kuno atau primitif tetapi jika
direnungkan mereka lebih bersahabat dengan alam. Aturan para leluhurnya dijadikan sebagai norma
untuk menjaga lingkungan alam. Aturan itu menjadi kebiasaan, kewajiban, pantangan, dan tabu yang
secara langsung atau tidak langsung memelihara lingkungan alam. Misalnya di kalangan masyarakat
Baduy ada sejumlah Buyut atau Tabu yang harus dijauhi oleh orang Baduy bahka oleh orang luar yang
kebetulan sedang berada di wilayah Kanekes. Larangan tersebut adalah mengubah jalan air, merombak
tanah, masuk hutan larangan, menebang dan mengambil hasil hutan larangan, memiliki dan menggunakan
barang-barang pabrik yang dibuat oleh mesin (misalnya cangkul dan bajak), mengubah jadwal bertani,
menggunakan pupuk kimia, mandi pakai sabun, memakai pasta gigi, memakai bahan bakar minyak, dan
membuang sampah di sembarang tempat. Jika melanggar norma, maka orang Baduy akan diusir dari
lingkungan Baduy dalam.
Proses kerusakan lingkungan berjalan secara sangat cepat akhir-akhir ini membuat lingkungan bumi
makin tidak nyaman bagi manusia, bahkan jika terus berjalan akan dapat membuatnya tidak sesuai lagi
untuk kehidupan kita. Kerusakan tersebut karena kita melanggar dari norma atau etika lingkungan.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu jalannya adalah dengan mendidik generasi penerus dan atau
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pengelola lingkungan yang handal dan memiliki
komitmen untuk menyelamatkan bumi. Syarat utama untuk kehandalan itu adalah bahwa SDM itu sadar

lingkungan yang berpandangan holistik, sadar hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan.
Tanpa ini, penguasaan teknologi pengelolaan lingkungan yang paling canggih sekalipun tidak akan
banyak gunanya. Bahkan dengan berkembangnya teknologi, kemampuan untuk mempengaruhi
lingkungannya makin besar sehingga dengan makin berkembangnya teknologi, kesadaran lingkungan
seharusnya semakin tinggi karena teknologi dapat menjadi ancaman terhadap lingkungan.
Dalam pengembangan SDM tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan setempat. Budaya antroposentris
yang masih berkembang di kalangan masyarakat harus diubah menjadi ekosentris. Masyarakat sebagai
pengelola lingkungan mempunyai kewajiban untuk mengelola lingkungan dengan baik, seperti tertera
dalam undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, kita akan mencapai
kemajuan yang besar dalam pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, prioritas pengembangan SDM
seyogyanya diberikan pada masyarakat umum, kecuali jumlahnya yang besar pengembangan masyarakat
menjadi pengelola lingkungna juga merupakan hal yang strategis.
Budaya cinta lingkungan haruslah dikembangkan sejak dini antara lain, tidak membuang sampah
sembarangan, mengajak anak berjalan kaki untuk bepergian dalam jarak pendek sehingga dapat
mengurangi konsumsi bensin dan pencemaran, menanam dan memelihara tanaman, mendaur ulang
sampah dengan membuat kompos, peduli terhadap perilaku hemat listrik, dan lain-lain.

1. Status manusia dalam lingkungan


Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya fakir dan daya penalaran yang
tinggi. Di samping itu manusia mempunyai budaya, pranata social dan pengetahuan serta teknologi yang
makin berkembang. Kondisi yang demikian menyebabkan manusia mempunyai status yang khusus dalam
lingkungan yang berbeda dengan satus komponen biotis yang lainnya. Manusia mempunyai status sebagai
komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan karena dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia secara aktif dapat mengelola merubah ekosistem.
Di samping itu manusia merupakan makhluk dominan terhadap makhluk hidup lainnya. Dominasi
manusia ini terutama disebabkan karena kemampuan serta karena jumlahnya yang banyak. Manusia
memiliki pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia
menguasai dan mendominasi makhluk hidup lainnya. Selain itu, pertambahan penduduk yang sangat
cepat menyebabkan populasi manusia merupakan populasi yang terbesar dibandingkan dengan populasi
makhluk hidup lainnya.
2. Peranan manusia dalam lingkungan
Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif juga ada yang bersifat negatif.
a. Peranan manusia yang yang bersifat negative adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini
secara langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia
ini dapat menimbulkan bermacam gejala :
1. Makin menciutnya (depletion) persediaan sumber daya alam karena eksploitasi yang melampaui batas.
2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota yang juga merupakan sumber plasma nutfah.

3. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak mantap
karena terus memerlukan subsidi energi
4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga dapat
menimbulkan longsor.
5. Masuknya energi, bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran
airm udara dan tanah.
b. Peranan manusia bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena
dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan. Peranan manusia yang menguntungkan antara
lain adalah :
1. Melakukan eksploitasi sumber daya alam secara tepat dan bijaksana terutama sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui.
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keanekaan jenis flora serta untuk
mencegah terjadinya erosi dan banjir.
3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah, agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke
dalam lingkungan tidak melampaui nilai batas ambangnya.
4. Melakukan system pertanian secara tumpang sari atau multi kultur ntuk menjaga kesuburan tanah
5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis
makhluk hidup.

Anda mungkin juga menyukai