Disusun oleh :
1. Fiqri Kurniawan 105811108221
2. Nur Aesa 105811108321
3. Kurniati 105811108421
4. Andi Mappatoba 105811119719
5. Arif Rifandi 105811120219
6. Muh. Fajar 105811120919
TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Akhlak ini dengan judul “Beriman
kepada Allah dan Rasulullah SAW".
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritikan serta saran dari pembaca untuk makalan ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Akhlak kepada Allah SWT..................................................................................................3
B. Cara berakhlak kepasa Rasulullah SAW.............................................................................3
C. Akhlak Seorang Muslim kepada Allah dan Rasulnya dalam pedoman hidup islami warga
muhammadiyah...................................................................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................................25
B. Kata Penutup........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhlak merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-
buat yang menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam,akhlak ialah sikap
keperibadian manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lain,sesuai
dengan suruhan dan larangan serta petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah
SAW. Ini berarti akhlak merujuk kepada seluruh perlakuan manusia sama ada
berbentuk lahiriah maupun batiniah yang merangkumi aspek amal ibadah,
percakapan, perbuatan, pergaulan, komunikasi, kasih sayang dan sebagainya.
Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlak seorang muslim kepada
Allah SWTdan Rasulullah SAW ,yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku
seorang muslim tehadap Allah SWT dan Kepada Rasulullah SAW. Sehingga
nantinya seorang muslim akan menjadis eorang yang berakhlak mulia khususnya
akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW .
Dan adapun akhlak kepada Allah yaitu menjalankan segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslim itu hendaknya taat terhadap apa
yang diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga akhlak orang muslim kepada Allah
SWTyaitu berimandan taqwakepada-Nya.Akhlak al-karimah kepada Rasulullah
adalah taat dan cinta kepadanya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlak terhadap Allah SWT?
1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Supaya pembaca memahami maksud dari Akhlak kepada Allah SWT yang
sebenarnya
2. Supaya pembaca dapat memahami kenapa seorang muslim harus berakhlak kepada
Rasulullah Saw
3. Agar pembaca dapat mengetahui macam-macam akhlak seorang muslim kepada
Allah SWT terutama dalam pedoman warga muhammadiyaj
1
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlak yang baik Kepada
Allah SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga
alangkah baiknya kita bersikap santun (berakhlaq) kepada sang Khaliq sebagai rasa syukur
kita.
Menurut Kahar Mashyu sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia
perlu beakhlak kepada Allah yaitu:
1. Allah SWT-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari
air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini
sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam suratat-Thariq ayat5-7yang
artinya:“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?Dia
tercipta dari air yang terpancardari tulang sulbi dan tulang dada.”(at-Tariq: 5-7)
2. Allah SWT-lah hati sanubari,disamping anggota badan yang kokoh dans empurna
kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surahan-Nahl ayat 78 yang
artinya:“Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati ,agar kamu bersyukur.”(QSan-Nahl: 78)
2
3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan
bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh- tumbuhan, air, udara,binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT
dalam surah al- Jatsiyah ayat 12-13 yang artinya“Allah SWT-lah yang
menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya
dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan
mudah-mudahan kamu bersyukur.Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada
dilangit dan apa yang ada dibumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padaNya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)bagi
kamu yang berpikir.”(QS al-Jatsiyah:
12-13)
4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan,
daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa‟ayat 70 yang artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut
mereka dari daratan dan lautan,Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.”(QS al-Israa‟:70)
Kita sebagai umat Islam memang selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah
karena Allah-lah yang telah menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna .Untuk
itu akhlak kepada Allah itu harus yang baik-baik, jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau
kita sedang diberi nikmat,kita harus bersyukur kepada Allah SWT.
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah SWT
adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkanAllah SWT. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji,demikian agung sifat itu, jangankan manusia,malaikat pun tidak akan
mampu menjangkaunya.Seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu
berakhlak baik terhadap Allah Ta’ala dan sesamanya. Keluhuran akhlak itu terbagi
dua,yaitu:
1. Akhlak yang baik kepada Allah ,yaitu meyakini bahwa segala amalan yang kita
kerjakan pasti (mengandung kekurangan/ketidak sempurnaan) sehingga
membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus
disyukuri. Dengan demikian, kitasenantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta
3
maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan
mengakui kekurangan diri dan amalan kita.
2. Kedua,akhlak yang baik terhadap sesama. Kuncinya terdapat dalam dua
perkara,yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan
dan perbuatan.
4
sanaksaudara, harta benda, kedudukan dan segala macamnya adalah cinta
menengah yang harus berada dibawah cinta utama.
Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu berusaha
melakukan segala sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatu
yang tidak disukai dan dibenci-Nya.
c. Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah semata-mata
mengharap ridha Allah SWT. Jadi segala apa yang kita lakukan itu semata- mata
hanya mengharap ridha Allah SWT. Tiga unsur keikhlasan adalah:
1) Niat yang ikhlas
2) Beramal dengan sebaik-baiknya
3) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat
d. Khauf dan Raja’
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang
akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya.
Menurut Sayyid Sabiq,ada dua sebab mengapa seseorang takut kepada Allah SWT:
1) Karena dia mengenal Allah SWT (ma’rifatullah). Takut seperti ini dinamai
dengan khauf al-Arifin.
2) Karena dosa-dosa yang dilakukannya,dia takut akan azab Allah SWT.
Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak positif dari khauf:
a) Melahirkan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan memberantas
kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut pada makhluk yang
menghambatnya.
b) Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan yang telah
dilakukannya dan menjauhkannya dari segala macam bentuk kefasikan dan
hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.
Raja’atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada
masa yang akan datang. Raja‟harus didahului oleh usaha yang sungguh-
sungguh. Barang siapa yang harapan dan penantiannya menjadikannya
berbuat ketaatan dan mencegahnya dari kemaksiatan, berarti harapannya
benar.
Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja‟.Bila beribadah dan beramal,dia
penuh harap ibadah dan semua amalannya akan diterimadan dibalas oleh AllahSWT
5
dengan balasan yang berlipat ganda. Akhirnya sekali lagi kita katakan bahwa kedua
sikap itu, khau f dan raja’ harus berlangsung sejalan dan seimbang dalam diri
seorang Muslim.
e. Huznudzan
Yaitu sikap berprasangka baik terhadap Allah SWT. Tidak jarang Allah
akan memberikan apa yang tidak di inginkan oleh umatNya. Hal ini menandakan
bahwa Allah lebih tahu apa yang terbaik buat umatNya, oleh karena itu ketika kita
diberi cobaan hendaknya kita harus berhuznudzan kepada Allah SWT. Hal ini juga
dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya pada surat Al-Baqarah ayat 218 yaitu :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
f. Tawakal dan Ikhtiar
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain
Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya. Tawakal adalah
salah satu buah keimanan.
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar).
Tidaklah dinamai tawakal jika hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku
tangan tanpa melakukan apa-apa.
Sikap tawakal memberikan ketenangan dan kepercayaan diri kepada
seseorang untuk menghadapi masadepan. Dia akan menghadapi masa depan dengan
segala kemungkinannya tanpa rasa takut dan cemas. Yang penting berusaha sekuat
tenaga, hasilnya Allah SWT yang menentukan.Dan yang
lebih penting lagi orang bertawakal akan dilindungi oleh Allah SWT.
g. Sabar
Sabar, merupakan sikap dari ketahanan mental atas apa yang sedang dihadapi oleh
manusia. Seseorang yang memiliki sikap ini tidak akan mudah putus asa atas setiap
cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Allah juga berfiman dalam QS Al-Baqarah
ayat 153 :
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
6
h. Syukur
Syukur ialah memuji sang Pemberi nikmat atas kebaikan yang telah
dilakukannya. Syukur seorang hamba berkisar atas tiga hal,yang apabila
ketiganya tidak berkumpul,maka tidaklah dinamakan bersyukur,yaitu: mengakui
nikmat dalam batin, membicarakannya secara lahir, dan menjadikannya sebagai
sarana untuk taat kepada Allah SWT.
Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah (anggotabadan). Orang
yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat,
diantaranya:
1) Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWT
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
Artinya: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan
Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nisaa:147)
Yang dimaksud Allah SWT mensyukuri hamba-hamba- Nya ialah Allah SWT
memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, memaafkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
3) Mendapatkan pahala yang besar
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta‟ala:
7
Terjemah Arti: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu
berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia
tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. Ali-Imran:144)
Setiap Muslim meyakini,bahwa Allah SWT adalah sumber segala sumber dalam
kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya,pencipta jagad raya dengan segala
isinya, Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah SWT
adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain
sebagainya. Sehingga mana kala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap Muslim,maka
akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah SWT-lah yang pertama kali harus
dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah SWT ini
merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun dimuka bumi ini. Jika
seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah,maka ia tidak akan mungkin
memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki
akhlak yang karimah terhadap Allah SWT,maka ini merupakan pintu gerbang untuk
menuju kesempurnaan akhlak terhadap oranglain. Diantara akhlak terhadap Allah SWT
adalah:
8
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian,hingga hawa nafsunya
(keinginannya )mengikuti apa yang telah datang dariku( Al-Qur’an dan sunnah).”
(HR. Abi Ashim al-syaibani).
2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diembankan padanya
Hal kedua yang harus dilakukan seorang Muslim kepada Allah SWTadalah
memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya.Karena pada
hakikatnya kehidupan ini pun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh
karenanya,seorang mukmin senantiasa meyakini apapun yang Allah berikan
padanya,maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung
jawaban dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dari Ibnu Umarra, Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap
apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua) atau manusia,
merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia bertanggungjawab
atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas rumah
keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia
bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian adalah
pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Muslim)
3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT
Yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah ridha
terhadap segala ketentuan yang telah Allah SWT berikan pada dirinya. Seperti
ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun oleh keluarga yang
tidak mampu, bentuk fisik yang Allah SWT berikan padanya,atau hal-hal lainnya.
Karena pada hakikatnya,sikap seorang muslim senantiasa yakin terhadap apapun
yang Allah SWT berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan atau berupa
keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
”Sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya
adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan ,ia bersyukur
,karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia
tertimpa musibah,ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal
terbaik bagi dirinya.”(HR. Bukhari)
9
Apa lagi terkadang sebagai seorang manusia,pengetahuan atau pandangan kita
terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap baik
justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah memiliki
kebaikan bagi diri kita.
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya
Sebagai seorang manusia biasa,kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai
dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena
itulah,etika kita kepada Allah SWT,manakala sedang terjerumu sdalam “kelupaan”
sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan segera bertaubat kepada
Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
10
6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya
Akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT
adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik ibadah yang bersifat
mahdhah ataupun ibadah yang ghairumahdhah. Karena pada hakikatnya, seluruh
aktiivitas sehari-hari adalah ibadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an
Allah SWT berfirman:
Yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”(QS.Adh-Dhariyat:56)
Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim harus
mempunyai akhlak kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW –lah, satu-satunya
manusia terhebat di dunia ini. Yang telah membawa banyak perubahan bagi dunia yang fana
ini, dan beliaulah cahaya yang menerangi bumi yang dulu kala gelap gulita. Yang sering
dijuluki kekasih Allah SWT. Karena perilakunya beliau pula lah, yang sangat patut untuk di
contoh, ditiru dan di amalkan kesehariannya oleh kita para umatnya. Nabi Muhammad SAW
merupakan Nabi terpilih,Nabi yang utama dan penutup para nabi. Sebelum menerima wahyu
kenabian beliau dikenal sebagai “yang terpercaya”, orang yang paling dapat dipercayai,dan
setelah menerima wahyu kenabian beliau memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia.
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-
orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari
akhlak kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati
Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam
firman Allah:
Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi,
orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT
akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari
Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman:
12
dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah
berfirman:
Artinya: Orang yang kikir ialah orang yang menyebut namaku didekatnya, tetapinia
tidak bersholawat kepadaku. (H.R Ahmad ).
Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat
kepadanya sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad).
13
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat, ialah
orang yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R Turmudzi).
Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan orang-orang yang
tidak suka padanya. Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus
menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang
teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab
ilmu yang dimilikinya.
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).
Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah Saw:
“Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak
14
mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu
kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah
mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya
tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap
dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti
inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena
pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka
orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk
menghormatinya.
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang
beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang
berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:”Aku tinggalkan kepadamu dua
pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya,
yaitu kitab Allah dan sunnahku” (HR. Hakim).Selain itu, Rasul Saw juga
mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya,
beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak
pertentangan. Oleh karena itu,kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku
dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk
tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu
bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR. Ahmad,
Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).Dengan demikian,
menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu
ditekankan oleh Rasulullah Saw.
6.Berakhlak Baik/Terpuji
16
Sifat terpuji merupakan kepribadian seseorang muslim. Rasulullah saw, menasehatkan kita
untuk menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam pergaulan dengan siapa pun.
Rasulullah saw bersabda, Allah swt.: “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada
(toleran), baik ketika menjual,membeli,atau menagih sesuatu (kepada orang lain)” (HR.
Bukhari). Anas bin Malik r.a berkata, “Rasulullah saw berkata, “Rasulullah saw. Merupakan
manusia paling baik akhlaknya.” (HR. Muslim).
7. Memelihara Silaturahmi/Persaudaraan
Rasulullah saw mewasiatkan kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan.Sebab
permasalahan social yang timbul itu bersumber dari perselisihan pribadi di antara individu
yang menimbulkan rasa marah, dendam dan permusuhan. Dengan adanya memelihara tali
persaudaraan tersebut maka semua permasalahan dapat dibicarakan dan dicarikan solusi
yang baik. Sesuai dengan sabda beliau yang artinya “muslim yang lain adalah saudara bagi
masing-masing kalian.” Oleh karna itu, berbuat baiklah untuk mereka, damaikanlah apabila
ada perselisihan di antara mereka, minta tolonglah terhadap mereka dalam hal-hal yang
tidak dapat kalian hadapi, serta bantulah mereka dalam menghadapi hal-hal yang tidak
mampu mereka atasi.” (HR.Ahmad)
9. Suka Memaafkan
Sikap suka memaafkan merupakan akhlak yang terpuji. Apabila orang lain telah menyakiti
kita jangan terlalu lama kita memendam rasa marah tersebut maafkanlah orang yang
bersalah tersebut. Sebab dengan kita member maaf Allah akan menambah kemuliaan bagi
17
orang tersebut. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “Tidak akan berkurang harta karena
bersedekah dan tidak ada seorangpun yang di zalimi kemudian member maaf melainkan
allah akan menambah kemuliaan dirinya.” (HR. Ahmad)
19
1.KEHIDUPAN ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH
A. KEHIDUPAN PRIBADI
√ Dalam Aqidah
1.Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa
tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan
sehingga terpancar sebagai lbad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar
menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.
2.Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber
seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu,
dan tetap menjauhi serta menolak syirk, takhayul, bid’ah, dan khurafat yang menodai iman
dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
√ Dalam Akhlaq
1.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam
mempraktikkan akhlaq mulia,, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh
sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
2.Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa
didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal- amal shalih dan ihsan, serta
menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.
3.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq al-
karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq
al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama.
4.Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam
kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi
serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa
20
kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.
√ Dalam Ibadah
1.Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah
terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri
dari jiwa/nafsu yang buruk,, sehingga terpancar kepribadian yang shalih yang
menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita sebagai
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepada Allah
SWT sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya “dan tidaklah Kami (Allah)
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah
SWT,manusia seharusnya selalu mengabdikan dirihanya kepada-Nya semata dengan
penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya,sehingga ibadah yang dilakukan
ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah,terutama
melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji,haruslah
menjaga kebersihan badan dan pakaian,lahir dan batin dengan penuh keikhlasan.
Tentu yang tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajarid an
dipelihara kemurniannya dan pelestariannya oleh umatIslam.
Adapun akhlak kepadaAllah itu antaralain:
1. Taqwa kepada Allah SWT
2. Cinta kepada Allah SWT
3. Ikhlas kepada Allah SWT
4. Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT
5. Bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT
6. Muraqobah
7. Taubat kepadaAllah SWT
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT
9. Bertawakal kepadaAllahSWT
10. Senantiasa mengingat Allah SWT
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT
12. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT
13. Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.
B. KATA PENUTUP
22
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan atau referensi yang penulis peroleh. Hubungannya dengan
makalah ini penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Aamiin.
23
DAFTAR PUSTAKA