TENTANG ZUHUD
Disusun oleh:
Anisa
Naura Silvania Putri
Novela Sapitri
Rasya Azka Puspita
Suci Helmathia
Syfa Audia Kinanti
Tiara Septiyani
Tri Desti Astuti
Via Zahra Anggraini
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Zuhud tepat waktu. Makalah tentang Zuhud disusun
guna memenuhi tugas yang telah diberikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMKN 4 BANDAR LAMPUNG. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Zuhud. Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Bapak Ismatullah selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan dalil-dalil al-Quran dan Hadis, ajaran zuhud dalam tasawuf tidak lepas dari
ajaran Islam. Kedua nilai tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Karena zuhud disini merupakan keharusan yang menentukan bagi kesufian seseorang,
demikian juga sebaliknya ketasawufan merupakan yang menentukan bagi kezuhudannya
seseorang.
Di zaman sekarang yang semakin modern , di mana kehidupan dunia semakin maju dan
canggih, banyak orang yang setiap harinya bukan tekun beribadah, tetapi malah sibuk dengan
pekerjaanya tanpa mengenal waktu. Mereka hanya mengejar kemewahan dunia dan lalai
dengan kehidupan akhirat, maka dalam keadaan seperti itulah kita semua dituntut untuk
berlaku zuhud agar selamat dari godaan materi yang menyesatkan dan bahkan kadang-kadang
menyeret manusia dalam kekufuran.
Zuhud dalam Islam dasarnya adalah firman Allah dan Rasul-Nya sendiri, baik ucapan
maupun tingkah laku perbuatan serta sikap hidup sederhana beliau sehari-hari. Tujuan zuhud
dalam Islam adalah untuk memperoleh ketentraman, kebahagiaan dan keselamatan lahir
maupun batin baik di dunia maupun di akhirat. Zuhud artinya menjauhkan diri dari segala
sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Seorang yang zuhud seharusnya hatinya tidak
terbelenggu atau hatinya tidak terikat oleh hal-hal yang bersifat duniawi dan tidak
menjadikanya sebagai tujuan. Hanya sarana untuk mencapai derajat ketaqwaan yang
merupakan bekal untuk akhirat.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang diperoleh yaitu :
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Zuhud adalah berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat materiil
atau kemewahan duniawi dengan mengharap suatu wujud yang lebih baik dan bersifat
spiritual atau kebahagiaan akhirat. Zuhud dalam tasawuf adalah satu tingkatan yang harus
ditempuh oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan sesuatu. Secara istilah ialah meninggalkan
kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi
yang lebih baik dan kekal, jika yang ditinggalkan itu adalah sesuatu yang tidak disukai sama
sekali karena tidak ada harganya.
Kata zuhud berasal dari bahasa Arab yang maknanya tidak ingin kepada sesuatu dengan
meninggalkannya. Istilah zuhud merupakan salah satu istilah ilmu tasawuf. Ilmu tasawuf
sendiri berarti sebuah ajaran dalam Islam yang mengajarkan cara menyucikan diri,
meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai
kebahagiaan abadi bersama Allah SWT. Orang yang menjalani tasawuf disebut dengan sufi.
Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi, salah seorang ulama tasawuf membagi zuhud menjadi tiga
tingkatan sebagai berikut :
a) Tingkat mubtadi atau tingkat pemula, yakni orang yang tidak memiliki sesuatu dan
hatinya pun tidak ingin memilikinya.
b) Tingkat mutahaqqiq atau tingkat orang yang telah mengenal hakikat zuhud, yakni
orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda
duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan baginya.
3
c) Tingkat ‘alim muyaqqin atau orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai
nilai. Bagi kelompok ini dunia hanyalah sesuatu yang melalaikan orang dari
mengingat Allah.
Imam al-Gazali, seorang ulama besar dan terkenal juga membagi zuhud atas tiga bagian
sebagai berikut.
Dari pembagian yang dikemukakan oleh Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi dan Imam al-Gazali,
terlihat bahwa pokok persoalan terletak pada pandangan bahwa harta benda adalah sesuatu
yang harus dihindari. Oleh karena harta benda dianggap dapat memalingkan hati dari
mengingat tujuan perjalanan sufi, yaitu Allah swt.
Zahid adalah sebutan bagi orang yang berperilaku zuhud. Seorang zahid atau yang
berperilaku zuhud memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
a. Hidup sederhana.
b. Tidak menumpuk-numpuk harta.
c. Menghindari hidup berfoya-foya dan bermegah-megah.
d. Mengedepankan kepentingan akhirat.
e. Sangat berhati-hati dalam memperoleh atau mencari nafkah.
f. Tidak terlalu senang jika memiliki sesuatu dan tidak bersedih
g. Menganggap sama antara pujian dan celaan.
h. Hati orang zuhud dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah
4
Beberapa manfaat yang diperoleh bagi seseorang yang berperilaku zuhud antara lain
sebagai berikut :
5
2.6 Cara Menerapkan Sikap Zuhud
Perilaku zuhud juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tidak
menganggap penting dunia dan mementingkan akhirat merupakan wujud perilaku zuhud.
Perilaku zuhud yang dijalankan bukan alasan untuk bermalas-malasan belajar dan
menuntut ilmu. Perilaku zuhud hendaknya mendorongmu belajar lebih giat karena ilmu
dapat mengantarkanmu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu
seseorang sulit untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
6
3.1 Kesimpulan