Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TENTANG ZUHUD

Disusun oleh:
Anisa
Naura Silvania Putri
Novela Sapitri
Rasya Azka Puspita
Suci Helmathia
Syfa Audia Kinanti
Tiara Septiyani
Tri Desti Astuti
Via Zahra Anggraini

SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG


JL. HOS COKROAMINOTO NO. 102, ENGGAL, BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul Zuhud tepat waktu. Makalah tentang Zuhud disusun

guna memenuhi tugas yang telah diberikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMKN 4 BANDAR LAMPUNG. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini

dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Zuhud. Penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada Bapak Ismatullah selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait

bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang

telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima

demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 09 Februari 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................3


2.1 Pengertian Zuhud.......................................................................3
2.2 Tingkatan Zuhud........................................................................3
2.3 Ciri-ciri Zuhud...........................................................................4
2.4 Manfaat Zuhud...........................................................................5
2.5 Contoh Perilaku Zuhud..............................................................5
2.6 Cara Menerapkan Sikap Zuhud..................................................6

BAB III: PENUTUP...........................................................................................................7


3.1 Kesimpulan................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan dalil-dalil al-Quran dan Hadis, ajaran zuhud dalam tasawuf tidak lepas dari
ajaran Islam. Kedua nilai tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Karena zuhud disini merupakan keharusan yang menentukan bagi kesufian seseorang,
demikian juga sebaliknya ketasawufan merupakan yang menentukan bagi kezuhudannya
seseorang.

Di zaman sekarang yang semakin modern , di mana kehidupan dunia semakin maju dan
canggih, banyak orang yang setiap harinya bukan tekun beribadah, tetapi malah sibuk dengan
pekerjaanya tanpa mengenal waktu. Mereka hanya mengejar kemewahan dunia dan lalai
dengan kehidupan akhirat, maka dalam keadaan seperti itulah kita semua dituntut untuk
berlaku zuhud agar selamat dari godaan materi yang menyesatkan dan bahkan kadang-kadang
menyeret manusia dalam kekufuran.

Zuhud dalam Islam dasarnya adalah firman Allah dan Rasul-Nya sendiri, baik ucapan
maupun tingkah laku perbuatan serta sikap hidup sederhana beliau sehari-hari. Tujuan zuhud
dalam Islam adalah untuk memperoleh ketentraman, kebahagiaan dan keselamatan lahir
maupun batin baik di dunia maupun di akhirat. Zuhud artinya menjauhkan diri dari segala
sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Seorang yang zuhud seharusnya hatinya tidak
terbelenggu atau hatinya tidak terikat oleh hal-hal yang bersifat duniawi dan tidak
menjadikanya sebagai tujuan. Hanya sarana untuk mencapai derajat ketaqwaan yang
merupakan bekal untuk akhirat.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang diperoleh yaitu :

1. Apa Pengertian dari Zuhud?


2. Apa saja tingkatan tingkatan Zuhud?
3. Bagaimana ciri ciri Zuhud?
4. Apa manfaat dari perilaku Zuhud?
5. Apa saja Contoh contoh dari Zuhud?
6. Bagaimana cara menerapkan sikap Zuhud?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan makalah ini yaitu :

a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Zuhud


b. Untuk mengetahui dan memahami tingkatan dan ciri ciri Zuhud
c. Untuk mengetahui dan memahami manfaat Zuhud, dan
d. Untuk mengetahui dan memahami contoh Zuhud dan bagaimana cara
menerapkannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zuhud

Zuhud adalah berpaling dan meninggalkan sesuatu yang disayangi yang bersifat materiil
atau kemewahan duniawi dengan mengharap suatu wujud yang lebih baik dan bersifat
spiritual atau kebahagiaan akhirat. Zuhud dalam tasawuf adalah satu tingkatan yang harus
ditempuh oleh seorang sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan sesuatu. Secara istilah ialah meninggalkan
kelezatan hidup duniawi yang sementara dan fana karena menginginkan kelezatan ukhrawi
yang lebih baik dan kekal, jika yang ditinggalkan itu adalah sesuatu yang tidak disukai sama
sekali karena tidak ada harganya.

Kata zuhud berasal dari bahasa Arab yang maknanya tidak ingin kepada sesuatu dengan
meninggalkannya. Istilah zuhud merupakan salah satu istilah ilmu tasawuf. Ilmu tasawuf
sendiri berarti sebuah ajaran dalam Islam yang mengajarkan cara menyucikan diri,
meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai
kebahagiaan abadi bersama Allah SWT. Orang yang menjalani tasawuf disebut dengan sufi.

2.2 Tingkatan Zuhud

Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi, salah seorang ulama tasawuf membagi zuhud menjadi tiga
tingkatan sebagai berikut :

a) Tingkat mubtadi atau tingkat pemula, yakni orang yang tidak memiliki sesuatu dan
hatinya pun tidak ingin memilikinya.
b) Tingkat mutahaqqiq atau tingkat orang yang telah mengenal hakikat zuhud, yakni
orang yang bersikap tidak mau mengambil keuntungan pribadi dari harta benda
duniawi karena ia tahu dunia ini tidak mendatangkan keuntungan baginya.

3
c) Tingkat ‘alim muyaqqin atau orang yang tidak lagi memandang dunia ini mempunyai
nilai. Bagi kelompok ini dunia hanyalah sesuatu yang melalaikan orang dari
mengingat Allah.

Imam al-Gazali, seorang ulama besar dan terkenal juga membagi zuhud atas tiga bagian
sebagai berikut.

a. Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik.


b. Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakhiratan.
c. Meninggalkan segala sesuatu selain Allah swt karena rasa cintanya hanya tertuju
kepada Allah.

Dari pembagian yang dikemukakan oleh Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi dan Imam al-Gazali,
terlihat bahwa pokok persoalan terletak pada pandangan bahwa harta benda adalah sesuatu
yang harus dihindari. Oleh karena harta benda dianggap dapat memalingkan hati dari
mengingat tujuan perjalanan sufi, yaitu Allah swt.

2.3 Ciri-ciri Zuhud

Zahid adalah sebutan bagi orang yang berperilaku zuhud. Seorang zahid atau yang
berperilaku zuhud memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :

a. Hidup sederhana.
b. Tidak menumpuk-numpuk harta.
c. Menghindari hidup berfoya-foya dan bermegah-megah.
d. Mengedepankan kepentingan akhirat.
e. Sangat berhati-hati dalam memperoleh atau mencari nafkah.
f. Tidak terlalu senang jika memiliki sesuatu dan tidak bersedih
g. Menganggap sama antara pujian dan celaan.
h. Hati orang zuhud dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah

2.4 Manfaat Perilaku Zuhud

4
Beberapa manfaat yang diperoleh bagi seseorang yang berperilaku zuhud antara lain
sebagai berikut :

 Senantiasa membersihkan diri dari hal-hal yang tidak terpuji


 Memelihara diri dari perilaku yang tidak manfaat
 Senang kepada kesederhanaan, hidup bersahaja
 Menjauhkan diri dari sifat rakus dan menumpuk harta
 Berperilaku suka bersadaqah dan berbuat kebaikan
 Senantiasa rendah hati dan sabar dalam menjalani kehidupan

2.5 Contoh-contoh Perilaku Zuhud


 Contoh Zuhud Pertama
Nabi Muhammad saw. Telah mencontohkan perilaku zuhud. Beliau menjauhi
kemewahan dunia baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi rasul. Nabi
Muhammad saw menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah swt.
Aisyah ra menjelaskan bahwa Rasulullah menunaikan salat malam hingga kakinya
bengkak. Padahal kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw telah mendapat
jaminan masuk surga. Jaminan tersebut tidak menyebabkan beliau enggan beribadah.
Nabi Muhammad saw sangat bersyukur terhadap jaminan tersebut dan memperbanyak
ibadah sebagai wujud rasa syukur kepada-Nya.

 Contoh Zuhud Kedua


Pak Hindun terkenal sebagai orang kaya di kampungnya. Ia mempunyai bermacam-
macam usaha yang sukses. Pak Hindun mempunyai tiga anak, yaitu Aulia, Fadila, dan
Hamdi. Ketiga anak Pak Hindun bersekolah di sekolah swasta, sebuah yayasan Islam,
yang tidak jauh dari rumah mereka.
Meskipun orang tua mereka kaya raya dan mempunyai beberapa buah mobil, mereka
pergi ke sekolah selalu naik sepeda. Pertimbangannya, jarak antara sekolah dan rumah
sangat dekat. Selain itu, mereka memang dididik oleh Pak Hindun untuk hidup
sederhana dan tidak boleh menyombongkan harta dunia yang dimilikinya. Selain kaya
raya, Pak Hindun juga terkenal sebagai orang yang ringan tangan membantu warga di
kampungnya yang mengalami kesusahan. Pak Hindun senang mendermakan hartanya
untuk kaum miskin.

5
2.6 Cara Menerapkan Sikap Zuhud
Perilaku zuhud juga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap tidak
menganggap penting dunia dan mementingkan akhirat merupakan wujud perilaku zuhud.
Perilaku zuhud yang dijalankan bukan alasan untuk bermalas-malasan belajar dan
menuntut ilmu. Perilaku zuhud hendaknya mendorongmu belajar lebih giat karena ilmu
dapat mengantarkanmu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu
seseorang sulit untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Penerapan perilaku zuhud dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan ketenteraman.


Perilaku zuhud menyebabkan tidak lagi ada yang memamerkan harta benda yang
dititipkan kepadanya. Hal ini karena sikap seorang zuhud yang tidak akan membiarkan
harta benda berlama-lama dalam genggamannya. Ia akan segera menyalurkan harta
tersebut kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, tidak ada waktu untuk
memamerkan harta benda. Selain itu, kesenjangan yang ada antara si kaya dan miskin
dapat berkurang atau hilang.

BAB III
PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan

Zuhud merupakan sikap mendahulukan kehidupan akhirat terhadap kehidupan dunia,


karna keyakinan hati bahwa apa yang ada ditangan Allah, itu lebih baik dan lebih kekal
daripada apa yang ada ditangan manusia. Maksudnya yaitu; orang yang zuhud akan
meninggalkan hal-hal yang menyebabkan jauh dari Allah ”bukan” meninggalkan harta”.
Sehingga, zuhud dapat dipraktikkan oleh mereka yang bekerja keras dan kaya. Namun
kekayaannya diperoleh dengan cara yang benar dan etis, demikian pula penggunaanya juga
untuk kebaikan, kemaslahatan dan ibadah, bukan kemaksiatan. Penerapan Zuhud dalam
kehidupan ekonomi sekarang sangat perlu seperti yang telah dipraktikkan oleh Khalifah
Umar bin Khatthab dalam aktivitas ekonomi, sebab memiliki peranan yang sangat penting,
yaitu akan menumbuhkan tanggung jawab, semangat kerja karena yakin bahwa melakukan
aktivitas ekononomi adalah sebuah ibadah dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan
dirinya, keluarganya, dan tanggungannya, serta terhindar dari meminta-minta yang dilarang
oleh syri’at, membuahkan pilar keamanan yang dapat menangkal tersebarnya cara-cara usaha
yang dilarang, menumbuhkan solidaritas sosial yang tinggi sehingga tersalurnya distribusi
kekayaan, menumbuhkan hidup sederhana atau tidak memperluas konsumsi, mencukupkan
dengan kadar tingkat kebutuhan dan tidak selalu bersenang-senang dalam kemewahan dunia.

Anda mungkin juga menyukai