Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

TENTANG
“MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL DAN PERKEMBANGANNYA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. Cyntia Meranis (17052006)


2. Hamami (17052012)
3. Mesi Dirgahayu (17052018)
4. Oki Andrianto (17052026)

DOSEN PENGAMPU : Sulaiman, S.Pd.I, M.Pd.

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillaahirabbil A’lamiin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah


Subbahannahu Waa Ta’ala. atas rahmat, nikmat dan karunia-Nya akhirnya dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul ” MASUKNYA ISLAM KE
SPANYOL DAN PERKEMBANGANNYA”. Shalawat beriring salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dengan rahmat dan hidayahnya
membawa umat manusia dari kehidupan jahiliyah menuju alam yang penuh dalam
cahaya ilmu pengetahuan dan aqidah.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaatkan bagi penulis dan seluruh
para pembaca makalah ini. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tulisan, untuk itu penulis masih
memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan
berikutnya.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

April 2020

(PENULIS)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Agama Islam adalah agama yang mudah oleh karena itu tidak diragukan
bila perkembangan Islam begitu cepat tidak terbatas hanya di Asia saja namun
merata ke seluruh dunia. Salah satunya yaitu Spanyol. Spanyol adalah jazirah
Iberia yang oleh orang Arab diberi nama Andalusia. Awalnya sebelum Islam
memasuki Spanyol, bangsa Yunani dan Romawi telah mendiami Spanyol.
Mereka menempatkan ibukotanya di kota Toledo, disebabkan kota ini terletak
di jantung Andalusia. Mereka memperkuat usaha penjagaan kota ini untuk
mempertahankan kepemilikan mereka atas kota ini.

Pemerintahan Islam pada saat Islam masuk ke Spanyol ialah masa


kekuasaan khalifah Umayyah, yaitu pada masa khalifah al-Walid bin Abd
Malik. Beliau adalah salah seorang Khalifah besar dari dinasti ini. Dengan
masuknya Islam ke Spanyol membuktikan bahwa Islam mengalami kemajuan.
Kemajuan Islam bagian barat yaitu Spanyol, memasuki masa yang gemilang.
Sejarah telah mencatat bahwa peradaban Islam mencapai puncak kejayaannya
berkat adanya ketekunan pemeluk Islam dalam mencari dan menyebarkan
ilmu pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan adanya dorongan yang kuat dari
ajaran Islam itu sendiri, yang dapat membuat pemeluknya lebih giat dalam
menggai dan menemukan sesuatau yang baru dan berguna bagi umat manusia.
Untuk mengetahui lebih lanjut, penulis membahas tentang masuknya Islam ke
Spanyol serta perkembangannya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana kondisi spanyol praislam?
b. Bagaimana masuknya islam ke spanyol?
c. Bagaimana perkembangan islam di spanyol?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui kondisi spanyol praislam
b. Untuk mengetahui masuknya islam ke spanyol
c. Untuk mengetahui perkembangan islam di spanyol
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi spanyol praislam


Keadaan Andalusia (Spanyol) sebelum datangnya Islam adalah dikuasai
bangsa Visigoth. Pada masa tepat sebelum penaklukan oleh pasukan Dinasti
Umayyah, terjadi perang saudara di Kerajaan Visigoth antara Raja Roderic
dengan para penentangnya, yang melemahkan kerajaan ini dan memudahkan
penaklukan oleh pasukan yang dipimpin Tariq bin Ziyad Bangsa Visigoth adalah
salah satu suku bangsa Jerman yang menduduki wilayah yang sebelumnya
merupakan daerah kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat, seiring runtuhnya
kekaisaran ini.
Pada tahun 410 M, bangsa Visigoth yang dipimpin Raja Alaric I menyerang
dan merampas harta benda di kota Roma, sebelum kemudian menduduki dan
membangun kerajaan di Perancis selatan. Kerajaan ini kemudian diperluas pada
masa Raja Theodoric I (memerintah tahun 418–451) hingga semenanjung Iberia
(Portugal dan Spanyol). Awalnya bangsa Visigoth menganut agama Kristen dari
aliran Arianisme, namun kemudian beralih memeluk aliran Kristen Katolik di
masa Raja Reccared I (memerintahtahun 586–601).
Pada tahun 710, Raja Roderic naik tahtasebagai raja Visigoth. Namun
kekuasaannya ditentang oleh para keluarga raja sebelumnya, Witiza (memerintah
tahun 694-710). Kondisi perang saudara ini kemudian membuat kerajaan Visigoth
lemah. Akibatnya pada 711, Tariq bin Ziyad, jenderal Dinasti Umayyah di bawah
Musa bin Nusair, gubernur Afrika, menyerbu Spanyol. Pasukan ini kemudian
menaklukkan Spanyol setelah mengalahkan pasukan Visigoth di pertempuran
Guadalete, di mana Roderic tewas. Sebelum datangnya Islam bangsa Goths yang
menguasai Iberia memeluk agama Nasrani aliran Arianism, yakni aliran
keyakinan keagamaan yang berdasarkan ajaran Patriarch Arius (wafat 366) dari
Constantinopel. Arianism itu menganut Unitary Faith, sebagai tandingan Trinity
Faith dari aliran Athanasianism, berdasarkan ajaran bishop Athanasius (293-373
M) dari Alexandria. Arianism ini menganut keyakinan bahwa Allah adalah Maha
Esa tanpa oknuman dan Jesus Keristus itu manusia biasa tetapi menjabat Rasul
Allah dan Bunda Maria itu tidak layak dipanggil ibu dari Tuhan karena yang
dilahirkan adalah manusia biasa. Arianism ini dianut oleh bangsa Goths Timur
(Ostrogoths) maupun oleh bangsa Goths Barat (Visigoths), sewaktu mereka mulai
menyebar dari daerah kediamannya di dataran tinggi Karphatia. (Yoesoef Sou’yb,
1984 : 3).

Thiudareiks dan pasukannya menyerbu serta menguasai semenanjung


Italia pada tahun 489 M. Dalam penguasaan Thiudareiks ini sikap toleransi agama
dijalankan dan kaum Ortodoks Katholik dan orang-orang Yahudi merasa
terlindungi. Bangsa Yahudi pada masa sebelumnya selalu ditindas oleh penguasa
Kristen dimanapun juga, karena keyakinan Ilahiat yang dianut agama Yahudi itu
sangat bertentangan dengan keyakinan Ilahiat yang dianut Kristen. Akan tetapi
dengan berkuasanya bangsa Goth Timur yang menganut ajaran Arianism yang
memiliki kesamaan ajaran maka orang-orang Yahudi mendapat toleransi
beragama.
Pada Tahun 325 M, sidang Gereja sedunia yang pertama dalam sejarah
Kristen, memutuskan bahwa Athanasianism itu sebagai ajaran yang resmi dalam
agama Kristen yaitu keyakinan tentang Trinity Faith. Selanjutya Konsili Nicae
pada tahun 325 M memutuskan bahwa Arianism itu adalah ajaran bid’ah (heresy)
dan para pengikutnya mesti dibasmi serta segala literaturnya mestilah
dimusnahkan. Semenjak abad 4 M imperium Roma sudah melaksanakan
keputusan Konsili Nicae yaitu membasmi ajaran Unitary Faith, akan tetapi
mereka tidak mampu menjangkau bangsa Goths terutama Goths Barat (Yoesoef
Sou’yb, 1984 : 4).
Sewaktu panglima Euriks dengan pasukannya maju dari Hungaria arah ke
barat dan lalu merebut bagian selatan Perancis dan membangun Kingdom of
Visigoths (466-507 M) disitu, mereka masih mempertahankan keyakinan Unitary
Faith. Atas bujukan Paus dari Vatikan raja Clovis dari Frankish mempersiapkan
pasukan untuk menyerang kerajaan Goths Barat. Clovis melakukan persiapan
selama sebelas tahun dan pada tahun 507 M bangsa Goths dapat dikalahkan.
Tetapi sejak 507 M bangsa Goths Barat sudah membangun kerajaan di
semenanjung Iberia dibawah pimpinan Panglima Gesalrik (507-522 M), dengan
ibukota di Toledo. Mereka masih mempertahankan ajaran Unitary Faith, hal itu
bertahan bahkan sampai pada pemerintahan raja Reccared I (586-601 M).
Ajaran Unitary Faith musnah pada saat kekuasaan di pegang oleh Reccared I,
ketika itu Reccared berhasil dibujuk oleh Bishop Isidore seorang uskup dari
gereja Rum Khatolik yang berkedudukan di Sevilla. Raja Reccared
mengumumkan ajaran Trynity Faith sebagai ajaran resmi di wilayahnya dan
ajaran Unitary Faith adalah ajaran bid’ah (heresy) yang harus dibasmi. Sejak saat
itu ajaran Unitary Faith ini mulai musnah dan penganutnya hanya meyakini
ajaran itu secara sembunyi-sembunyi karena takut tekanan dari penguasa.
Dengan di umumkannya ajaran Trinity Faith menjadi agama resmi, maka
kebebasan beragama orang-orang Yahudi dan orang yang menganut ajaran
Unitary Faith mulai terusik dan mengalami masa penindasan kembali. Mereka
dengan terpaksa memeluk ajaran Trinity Faith, karena tekanan dari penguasa.
Karena tekanan tadi mereka tidak sepenuh hati memeluk ajaran Trinity Faith,
secara sembunyi-sembunyi mereka masih menjalankan ajaran keagamaan masing-
masing, dalam hati mereka merasa muak dengan para penguasa. Karena keadaan
yang berubah drastis dan selalu dalam keadaan tertekan, kaum Yahudi dan orang
yang masih menjalankan ajaran Unitary Faith menyimpan rasa benci dan muak
kepada para penguasa.
Keadaan ekonomi masyarakat di semenanjung Iberia sebelum masuknya
Islam sangat memprihatinkan. Wilayah ini termasuk wilayah minus sejak
beberapa abad lamanya, daerah miskin dan melarat baik di bawah kekuasaan
imperium Roma maupun dibawah kekuasaan bangsa Vandalas sampai kepada
kekuasaan bangsa Visigoths (Yosoef Sou’yb, 1984 : 247). Keadaan ekonomi yang
memprihatinkan ini selain dipengaruhi oleh keadaan alam yang minus, juga
dipengaruhi oleh keadaan politik yang tidak stabil. Peperangan sering terjadi,
hubungan masyarakat dengan penguasa tidak harmonis. Keadaan semenanjung
Iberia yang kacau dan tidak stabil ini nantinya akan memudahkan orang-orang
Islam masuk dan menguasainya.
Menurut Robert Briffault, seperti dikutip oleh Abul Hasan Ali Nadwi (1987 :
5), secara umum keadaan Eropa dari abad kelima sampai abad kesepuluh
tenggelam dalam kegelapan barbanisme (kebiadaban sadis) yang semakin kelam
dan pekat. Barbanismelah yang jauh lebih mengerikan dan menakutkan dibanding
dengan biadapnya kaum primitif, karena ia merupakan barang busuk dari apa
yang pernah menjadi peradaban besar. Gambaran dan pengaruh peradaban ini
hampir hilang sama sekali. Di tempat perkembangannya yang paling puncak
seperti Italia dan Gaul, semuanya telah hancur, melarat dan terpecah belah.

B. Masuknya islam ke spanyol

Pemerintahan Islam yang pertama kali menduduki Spanyol adalah


Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus (Salwasalsabila,
2008: 21). Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani
Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abd Malik (685-705 M). Khalifah Abd Malik mengangkat Ibnu
Nu’man al Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al
Walid (705-715 M), Hasan Ibnu Nu’man sudah digantikan oleh Musa Ibnu
Nushair. Di saat al Walid berkuasa, Musa Ibnu Nushair sukses memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki daerah Aljazair dan Maroko. Selain
itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke berbagai wilayah bekas
kekuasaan Bangsa Barbar di sejumlah pegunungan sehingga mereka
menyatakan loyal dan berjanji tidak akan membuat kekacauan seperti yang
telah mereka lakukan sebelumnya.

Penaklukan wilayah Afrika Utara hingga menjadi salah satu propinsi


dari Khalifah Bani Umayyah membutuhkan waktu selama 53 tahun, sejak
tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah Ibnu Abi Sofyan) sampai tahun 83
H (masa al Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam,
kawasan itu merupakan basis kekuasaan Kerajaan Romawi, yaitu Kerajaan
Gothik. Kerajaan ini seringkali mendatangi penduduk dan mendorong mereka
untuk membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah kawasan
ini dapat dikuasai secara total, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya
untuk menaklukkan Spanyol. Dari sini dapat diketahui bahwa penaklukan
Afrika Utara adalah batu loncatan bagi kaum Muslimin untuk menguasai
wilayah Spanyol (Syalabi, 1995: 156).

Dalam sejarah penguasaan Spanyol, ada tiga pahlawan Islam yang


dapat dikatakan paling berjasa dalam proses penaklukan Spanyol. Mereka
adalah Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad, dan Musa ibn Ibnu Nushair.
Tharif dinilai sebagai perintis dan penyelidik wilayah Spanyol karena ia
merupakan orang pertama yang sukses menyeberangi selat antara Maroko dan
Benua Eropa. Ia pergi bersama satu pasukan perang berjumlah lima ratus
orang dengan menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam
penyerbuan itu, Tharif menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta
rampasan yang banyak jumlahnya. Termotivasi oleh keberhasilan Tharif dan
krisis kekuasaan dalam kerajaan Gothic yang menguasai Spanyol pada saat
itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang,
pada tahun 711 M Musa Ibnu Nushair mengirim pasukan sebanyak 7000
orang ke Spanyol di bawah pimpinan Thariq Ibnu Ziyad (Hitti, 2005: 628).
Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, ada pula
yang menyebutnya Lakkah (Wadil Lakkah atau Goddelete), tepatnya tanggal
19 Juli 711 M, Thariq berhasil mengalahkan Raja Roderick. Selanjutnya,
Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting di sana, seperti
Cordova, Granada, dan Toledo. Ia pun sempat meminta tambahan pasukan
kepada Musa Ibnu Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan
pasukan sebanyak 5000 tentara, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya
12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Bangsa Gothic itu
yang jauh lebih besar, 100.000 orang (Yatim, 1994: 86). Kekalahan pasukan
Roderick, menurut Syalabi, disebabkan karena pasukannya itu terdiri dari para
hamba sahaya dan orang-orang lemah. Selain itu, di antara mereka ada pula
musuh-musuh Roderick. Ditambah lagi, orang-orang Yahudi secara rahasia
juga mengadakan persekutuan dengan kaum Muslimin (Syalabi, 1995: 159-
1960). Kemenangan pertama yang diperoleh Thariq Ibnu Ziyad merupakan
jalan lapang untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa
Ibnu Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran
dengan maksud membantu perjuangan Thariq (Syalabi, 1995: 161-1962).

Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat


itu. Satu demi satu kota yang dilewatinya berhasil dikuasai. Setelah Musa
berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta
mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung
dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya keduanya berhasil menguasai seluruh
kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai Saragosa sampai
Navarre (Yatim, 1994: 90).

C. Perkembangan islam di Spanyol

Ketika Islam masuk di Spanyol hingga sebelum jatuhnya kerajaan Islam


terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar saat itu hingga
berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah umat Islam di Spanyol itu
dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
a. Periode pertama (711-755 M)
Islam Spanyol pada periode ini, berada di bawah pemerintahan para
wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, karena masih ada gangguan-gangguan yang datang dari luar
maupun dalam. Gangguan dari dalam itu berupa perselisihan antara elite
penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan terutama antara
Barbar asal Afrika utara dan Arab. Perbedaan etnis ini seringkali
menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Di
samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan
gubernur di Afrika Utara, masing-masing mereka mengaku berhak menguasai
Spanyol. Perbedaan pandangan ini yang menyebabkan seringnya terjadi
perang saudara.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang
tidak pernah tunduk dengan pemerintahan Islam. Gerakan ini terus
memperkuat diri hingga pada akhirnya, mereka inilah yang mampu mengusir
Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi konflik baik internal
maupun eksternal, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memulai
kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan.
b. Periode kedua (755-912 M)
Spanyol pada periode ini berada di bawah pemerintahan seorang amir
tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang saat itu dipegang
oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama adalah
Abdurrahman al-Dakhil kemudian dilanjutkan oleh, Hisyam I, Hakam I,
Abdurrahman Al-Ausath, Muhammad bin Abdurrahman, Munzir bin
Muhammad dan Abdullah bin Muhammad.
Umat Islam Spanyol pada periode ini mulai memperoleh kemajuan-
kemajuan di bidang politik dan peradaban, misalnya Abdurrahman al-Dakhil
mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah besar di Spanyol, Hisyam
berjasa dalam menegakkan hukum Islam, Hakam terkenal dengan pembaharu
kemiliteran, sedangkan Abdurrahman al-Ausath terkenal sebagai penguasa
yang cinta ilmu, ia pernah mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya
untuk dating ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol
mulai semarak.
Akan tetapi dalam periode ini masih terjadi berbagai ancaman dan
kerusuhan, misalnya munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari
kesyahidan sehingga mengakibatkan stabilitas negara terganggu.7 Namun
orang Kristen lainnya di Spanyol tidak bersimpati pada gerakan itu karena
pemerintahan Islam mengembangkann kebebasan beragama, orang Kristen
diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri, peribadatan tidak dihalangi,
bahkan mereka diizinkan mendirikan gereja baru dan diperbolehkan menjadi
pegawai pemerintahan.
Gangguan yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam
sendiri yaitu golongan pemberontak di Toledo yang membentuk negara kota
pada tahun 852 M yang berlangsung selama 80 tahun. Dan yang terpenting
adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafsun dan anaknya di
pegunungan dekat Malaga, sementara masih sering terjadi perselisihan antara
orang Barbar dan orang Arab.
c. Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini Spanyol diperintah oleh seorang penguasa yang
bergelar khalifah, gelar ini mulai dipakai pada tahun 929 M. Khalifah-khalifah
besar yang memerintah pada periode ini adalah Abdurrahman al-Nashir (912-
961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada masa ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad. Terbukti dengan
didirikannya unversitas Cordova oleh Abdurrahman Al-Nashir ysng
perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini masyarakat dapat
menikmati kesejahteraan dan kemakmuran dan pembangunan kota
berlangsung cepat. Akan tetapi pada tahun 1013 jabatan khalifah sudah
dihapuskan, dan ketika itu Spanyol sudah terpecah-pecah dalam banyak sekali
Negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
d. Periode keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan (Al-Muluk-al-
Thawaif) yang berpusat di suatu kota seprti Seville, Cordova, Toledo. Pada
masa ini, umat Islam kembali mamasuki masa pertikaian intern yang
mengakibatkan terjadinya perang saudara, ironisnya di antara pihak-pihak
yang bertikai itu ada yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, dari
sinilah orang-orang Kristen melihat kelemahan dan kekacauan keadaan politik
umat Islam dan akhirnya orang-orang Kristen pada masa ini mulai berinisiatif
untuk menyerang umat Islam.
Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual
terus berkembang pada masa ini, karena para sarjana dan sastrawan
mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.
e. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini meskipun Islam Spanyol masih terpecah-pecah dalam
beberapa negara, tetapi masih terdapat satu kekuatan yang dominan yaitu
kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun
(1146-1235 M). Dinasti Murabithun mulanya adalah sebuah gerakan agama
yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika utara, ia masuk ke Spanyol
atas undangan penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat
memperjuangkan negerinya dari serangan orang Kristen.
Pada tahun 1086 ia dan tentaranya masuk ke Spanyol dan berhasil
mengalahkan pasukan Castilia. Akan tetapi penguasa-penguasa sesudah Ibn
Tasyfin adalah raja-raja yang lemah hingga akhirnya kekuasaan dinasti ini
berakhir dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun yang didirikan oleh
Muhammad Ibn Tumart. Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan
Abdul Mun’im. Dan antara tahun 1114 dan 1154 kota-kota penting seperti
Cordova, Almeria dan Granada jatuh ke bawah kekuasaannya. Dalam jangka
beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan dan kekuatan
Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah itu, dinasti ini
mengalami keambrukan, hingga pada tahun 1238 M Cordova dan Seville pada
tahun 1248 M jatuh ke tangan penguasa Kristen dan akhirnya seluruh Spanyol
kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
f. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada masa ini, kekuasaan Islam hanya ada di daerah Granada di bawah
kekuasaan dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Pada masa ini umat islam
kembali mengalami kemajuan di bidang peradaban, akan tetapi secara politik,
dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang
merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihanorang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu
Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk
anaknya yang lain sebagai penggantinya, akhirnya dia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan dan di dalam pemberontakan itu ayahnya
terbunuh dan digantikan Muhammad ibn Sa’ad, kemudian Abu
Abdullahmeminta bantuan kepada Ferdinan dan Isabella untuk
menjatuhkannya dan akhirnya dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan
penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Akan tetapi, kemudian Ferdinan dan Isabella menyatukan kekuatan
untuk merebut kekuasaan terakhir umat Islam Spanyol ini dan Abu Abdullah
tidak kuasa menahan serangan orang Kristen tersebut dan akhirnya ia
mengaku kalah dan menyerahkan kekuasaannya kepada Ferdinan dan Isabella.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Spanyol diduduki islam pada masa khalifah al-walid yang merupakan
salah satu dari khalifah bani Umayyah pada tahun 711 M melalui jalur Afrika
Utara. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam
penyerapan ilmu pengetahuan yang dikembangkan umat Islam di sana serta
peradabannya, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun ekonomi dan
peradaban antar negara. Perkembangan islam di spanyol terbagi atas enam
periode yaitu Periode pertama (711-755 M), Periode kedua (755-912 M),
Periode ketiga (912-1013 M), Periode keempat (1013-1086 M), Periode
kelima (1086-1248 M), Periode keenam (1248-1492 M)

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi maupun dari segi penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan terutama dari dosen pembimbing demi
kesempurnaan penulisan makalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Lailatul Maskhuroh. Islam Spanyol (perkembangan politik, intelektual dan runtuhnya


kekuasaan islam. Sekolah tinggi ilmu tarbiyah urwatil wutsqo
https://pandidikan.blogspot.com
https://chiwankraja.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai