Akhlak berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari khuluq.
Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik dan buru,
lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam perbuatan, sedang
yang buruk dan dibenci untuk dihilangkan.
Dasar atau alat pengukur yang menyatakan baik buruknya sifat perilaku
seseorang itu adalah Al Quran dan Sunnah Rasul. Apa yang baik menurut al quran
dan sunnah itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-
har. Sebaliknya apa yang buruk menurut al quran dan sunnah itulah yang tidak
baik dan harus dijauhi.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berbagai macam nikmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik serta sarannya yang bersifat
membangun. Sehingga kami dapat memperbaikin makalah kami selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
B. Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Kepada allah Swt ...... 3
PENUTUP ............................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak
dibuat buat yang menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam,
akhlak ialah sikap keperibadian manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri
dan makhluk lain, sesuai dengan perintah dan larangan serta petunjuk Al-
Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak terhadap Allah SWT?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT?
3. Bagaimana seharusnya akhlak seorang muslim kepada Allah SWT?
1
C. Tujuan Pembahasan
1. Supaya pembaca memahami maksud dari Akhlak kepada Allah SWT yang
sebenarnya
2. Supaya pembaca dapat memahami kenapa seorang muslim harus
berakhlak kepada Allah SWT
3. Agar pembaca dapat mengetahui macam-macam akhlak seorang muslim
kepada Allah SWT
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq
3
at-Thariq ayat 5-7 yang artinya: “Maka hendaklah manusia
memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia tercipta dari air yang
terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada.”(at-Tariq: 5-7)
2. Allah SWT-lah hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan
sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat
78 yang artinya: “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.”(QSan-Nahl:
78)2
3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuh- tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya.
Firman Allah SWT dalam surah al- Jatsiyah ayat 12-13 yang artinya
“Allah SWT-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-
kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat
mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.
Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada dilangit dan apa yang
ada dibumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padaNya.Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang
berpikir.”(QS al-Jatsiyah:12-13)
4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa‟
ayat 70 yang artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan,Kami beri
mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.”(QS al-Israa‟:70)
2
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak
4
C. Akhlak Seorang Muslim Kepada Allah Swt
Kita sebagai umat Islam memang selayaknya harus berakhlak baik
kepada Allah karena Allah-lah yang telah menyempurnakan kita sebagai
manusia yang sempurna .Untuk itu akhlak kepada Allah itu harus yang baik-
baik, jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita
harus bersyukur kepada Allah SWT.
1. Akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan
yang kita kerjakan pasti (mengandung kekurangan/ketidak sempurnaan)
sehingga membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal
dari-Nya harus disyukuri. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur
kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-
Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan
kita.
2. Kedua,akhlak yang baik terhadap sesama. Kuncinya terdapat dalam dua
perkara,yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk
perkataan dan perbuatan.
3
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”
5
hayah), karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai
muslim kalau dia tidak selalu menjadi muslim sepanjang hidupnya.
4
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”
6
c. Ikhlas
5
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq
7
yang sungguh-sungguh. Barang siapa yang harapan dan penantiannya
menjadikannya berbuat ketaatan dan mencegahnya dari kemaksiatan, be
rarti harapannya benar. Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja‟.
Bila beribadah dan beramal, dia penuh harap ibadah dan semua
amalannya akan diterimadan dibalas oleh AllahSWT dengan balasan
yang berlipat ganda. Akhirnya sekali lagi kita katakan bahwa kedua
sikap itu,khauf dan raja’ harus berlangsung sejalan dan seimbang dalam
diri seorang Muslim.6
e. Huznudzan
6
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak
8
sekuat tenaga, hasilnya Allah SWT yang menentukan.Dan yanglebih
penting lagi orang bertawakal akan dilindungi oleh Allah SWT.
g. Sabar
h. Syukur
7
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”
9
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".(QS.Ibrahim:7)8
2) Selamat dari siksaan Allah SWT Hal ini berdasarkan firman Allah
Ta’ala yang artinya: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi
Maha Mengetahui.(QS. An-Nisaa:147) Yang dimaksud Allah
SWT mensyukuri hamba-hambanya ialah Allah SWT
memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hambanya, memaafkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
3) Mendapatkan pahala yang besar
8
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak
10
maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian
pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah SWT,maka
ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang
lain. Diantara akhlak terhadap Allah SWTadalah:
Hal kedua yang harus dilakukan seorang Muslim kepada Allah SWT
adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya.
Karena pada hakikatnya kehidupan ini pun merupakan amanah dari Allah
SWT. Oleh karenanya,seorang mukmin senantiasa meyakini apapun yang
Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan
dimintai pertanggung jawaban dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits,
9
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq
11
Rasulullah SAW pernah bersabda: Dari Ibnu Umarra, Rasulullah SAW
bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung
jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua)
atau manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertangggung jawab atas
apa yang dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya,
dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
10
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”
12
baik justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah
memiliki kebaikan bagi diri kita.
11
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak
13
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat
dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman,
orientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan
peduli, apakah AllahSWT menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia
dipuji oleh orang lain.12
س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن ِ ْ َو َما َخ َل ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل ْن
Yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”(QS.Adh-Dhariyat:56)
12
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa manusia
seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada Allah semata
dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang
dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya. Dalam melaksanakan
kewajiban yang diperintahkan oleh Allah,terutama melaksanakan ibadah-
ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslahmenjaga kebersihan
badan dan pakaian,lahir dan batin dengan penuh keikhlasan.Tentu yang
tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara
kemurniannya dan pelestariannya oleh umat Islam.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal 7.
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,” 4 Oktober 2015, vol. 1, hlm. 73–
87.
16