Anda di halaman 1dari 20

ABSTRAK

Akhlak berasal dari bahasa arab yang merupakan jama’ dari khuluq.
Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik dan buru,
lalu disenangi dan dipilih yang baik untuk dipraktekkan dalam perbuatan, sedang
yang buruk dan dibenci untuk dihilangkan.

Dasar atau alat pengukur yang menyatakan baik buruknya sifat perilaku
seseorang itu adalah Al Quran dan Sunnah Rasul. Apa yang baik menurut al quran
dan sunnah itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-
har. Sebaliknya apa yang buruk menurut al quran dan sunnah itulah yang tidak
baik dan harus dijauhi.

Ada banyak macam-macam akhlak salah satunya akhlak terhadap


tuhan, dalam akhlak terhadap tuhan manusia seharusnya selalu mengabdikan diri
hanya kepada Allah semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya,
sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah,terutama
melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah
menjaga kebersihan badan dan pakaian,lahir dan batin dengan penuh
keikhlasan.Tentu yang tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajari
dan dipelihara kemurniannya dan pelestariannya oleh umat Islam.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berbagai macam nikmat serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada Bapak DRS.H.SAEPUDIN, MM


selaku dosen pengampu pada mata kuliah Materi PAI, kerena telah memberikan
kami tugas sebagai pembelajaran sekaligus penilaian mata kuliah Materi PAI.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik serta sarannya yang bersifat
membangun. Sehingga kami dapat memperbaikin makalah kami selanjutnya.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian Akhlak Kepada Allah Swt.......................................................... 3

B. Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Kepada allah Swt ...... 3

C. Akhlak Seorang Muslim Kepada Allah Swt ................................................ 5

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15

B. Saran ........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak
dibuat buat yang menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam,
akhlak ialah sikap keperibadian manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri
dan makhluk lain, sesuai dengan perintah dan larangan serta petunjuk Al-
Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Ini berarti akhlak merujuk kepada seluruh perlakuan manusia


sama ada berbentuk lahirlah maupun batiniah yang merangkumi aspek amal
ibadah, percakapan, perbuatan, pergaulan, komunikasi, kasih sayang dan
sebagainya.

Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlak seorang muslim


kepada Allah SWT, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang
muslim tehadap Allah SWT. Sehingga nantinya seorang muslim akan
menjadi seorang yang berakhlak mulia khususnya akhlak kepada Allah SWT.

Dan adapun akhlak kepada Allah yaitu menjalankan segala


perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Jadi seorang muslim itu
hendaknya taat terhadap apa yang diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga
akhlak orang muslim kepada Allah SWT yaitu beriman dan taqwa kepada-
Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak terhadap Allah SWT?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT?
3. Bagaimana seharusnya akhlak seorang muslim kepada Allah SWT?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Supaya pembaca memahami maksud dari Akhlak kepada Allah SWT yang
sebenarnya
2. Supaya pembaca dapat memahami kenapa seorang muslim harus
berakhlak kepada Allah SWT
3. Agar pembaca dapat mengetahui macam-macam akhlak seorang muslim
kepada Allah SWT

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Kepada Allah Swt


Akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa Arab (‫)اخالق‬
jamak dari kata tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut istilah
akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah
dan spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan demikian akhlak
pada hakikatnya adalah sikap yang melekat pada diri mausia, sehingga
manusia dapat melakukannnya tanpa berpikir (spontan). 1

Menurut Kahar Masyhur akhlaq kepada Allah dapat diartikan


sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia
sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khaliq sehingga akhlak kepada
Allah dapat diartikan sebagai segala sikap atau perbuatan
manusia yang dilakukan tanpa dengan berpikir lagi (spontan) yang memang
seharusnya ada pada diri manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT.

B. Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Kepada allah


Swt
Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlak
yang baik Kepada Allah SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan
atas kehendak-Nya, sehingga alangkah baiknya kita bersikap santun
(berakhlaq) kepada sang Khaliq sebagai rasa syukur kita.

Menurut Kahar Mashyu sekurang-kurangnya ada empat alasan


mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah yaitu:

1. Allah SWT-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan


manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan
tulang rusuk hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam surat

1
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq

3
at-Thariq ayat 5-7 yang artinya: “Maka hendaklah manusia
memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia tercipta dari air yang
terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada.”(at-Tariq: 5-7)
2. Allah SWT-lah hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan
sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat
78 yang artinya: “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.”(QSan-Nahl:
78)2
3. Allah SWT-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuh- tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya.
Firman Allah SWT dalam surah al- Jatsiyah ayat 12-13 yang artinya
“Allah SWT-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-
kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat
mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.
Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada dilangit dan apa yang
ada dibumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padaNya.Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang
berpikir.”(QS al-Jatsiyah:12-13)
4. Allah SWT-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam surah Al-Israa‟
ayat 70 yang artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan,Kami beri
mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.”(QS al-Israa‟:70)

2
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak

4
C. Akhlak Seorang Muslim Kepada Allah Swt
Kita sebagai umat Islam memang selayaknya harus berakhlak baik
kepada Allah karena Allah-lah yang telah menyempurnakan kita sebagai
manusia yang sempurna .Untuk itu akhlak kepada Allah itu harus yang baik-
baik, jangan akhlak yang buruk. Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita
harus bersyukur kepada Allah SWT.

Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada


Allah SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah SWT. Dia memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat itu,
jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya.
Seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik
terhadap Allah Ta’ala dan sesamanya.Keluhuran akhlak itu terbagidua, yaitu:3

1. Akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan
yang kita kerjakan pasti (mengandung kekurangan/ketidak sempurnaan)
sehingga membutuhkan udzur (dari-Nya) dan segala sesuatu yang berasal
dari-Nya harus disyukuri. Dengan demikian, kita senantiasa bersyukur
kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-
Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan
kita.
2. Kedua,akhlak yang baik terhadap sesama. Kuncinya terdapat dalam dua
perkara,yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk
perkataan dan perbuatan.

Adapun contoh akhlak kepada Allah SWT itu antara lain:

a. Takwa kepada Allah SWT


Definisi takwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan
mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranganNya. Cara
bertakwa secara maksimal kepada Allah SWT yaitu dengan melakukan
islamisasi seluruh aspek dan ruang lingkup kehidupan (islamiyahh al

3
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”

5
hayah), karena bagaimana mungkin seseorang dapat mati sebagai
muslim kalau dia tidak selalu menjadi muslim sepanjang hidupnya.

Kualitas ketakwaan seseorang menentukan tingkat kemuliannya


disisi AllahSWT. Semakin maksimal takwanya semakin mulia dia.Buah
dari takwa kepadaAllah SWT adalah:4

1) Mendapatkan sikap furqan, yaitu sikap tegas membedakan antara


hak dan batil, benar dan salah, halal dan haram, serta terpuji dan
tercela.
2) Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi
3) Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan
4) Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga
5) Mendapatkan kemudahan dalam urusannya
6) Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan
pahala yang besar

b. Cinta kepada Allah SWT

Definisi cinta yaitu kesadaran diri,perasaan jiwa dan dorongan


hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang
dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Sejalan
dengan cintanya kepada Allah SWT,seorang mukmin akan mencintai
Rasul dan jihad pada jalan-Nya. Inilah yang disebut dengan Cinta
utama. Sedangkan cinta kepada orangtua, anak-anak, sanak saudara,
harta benda, kedudukan dan segala macamnya adalah Cinta menengah
yang harus berada dibawah cinta utama.Bila seseorang mencintai Allah
SWT tentu dia akan selalu berusaha melakukan segala sesuatu
yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatuyang tidak disukai
dan dibenci-Nya.

4
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”

6
c. Ikhlas

Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah


semata-matamengharap ridha Allah SWT. Jadi segala apa yang kita
lakukan itu semata- matahanya mengharap ridha Allah SWT. Tiga
unsur keikhlasan adalah:

1) Niat yang ikhlas


2) Beramal dengan sebaik-baiknya
3) Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat

d. Khauf dan Raja’

Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak


disukai yang akan menimpanya, atau membayangkan hilangnya
sesuatu yang disukainya. Menurut Sayyid Sabiq, ada dua sebab
mengapa seseorang takut kepada Allah SWT:5

1) Karena dia mengenal Allah SWT(ma’rifatullah).Takut seperti


ini dinamai dengan khauf al- Arifin.
2) Karena dosa-dosa yang dilakukannya,dia takut akan azab
Allah SWT. Selanjutnya menurut Sayyid Sabiq ada dua dampak
positif dari khauf :
a) Melahirkan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan
memberantas kemungkaran secara tegas tanpa ada rasa takut
pada makhluk yang menghambatnya.
b) Menyadarkan manusia untuk tidak meneruskan kemaksiatan
yang telah dilakukannya dan menjauhkannya dari segala macam
bentuk kefasikan dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.

Raja’ atau harap adalah menautkan hati kepada sesuatu yang


disukai pada masa yang akan datang. Raja‟ harus didahului oleh usaha

5
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq

7
yang sungguh-sungguh. Barang siapa yang harapan dan penantiannya
menjadikannya berbuat ketaatan dan mencegahnya dari kemaksiatan, be
rarti harapannya benar. Seorang mukmin haruslah memiliki sikap raja‟.
Bila beribadah dan beramal, dia penuh harap ibadah dan semua
amalannya akan diterimadan dibalas oleh AllahSWT dengan balasan
yang berlipat ganda. Akhirnya sekali lagi kita katakan bahwa kedua
sikap itu,khauf dan raja’ harus berlangsung sejalan dan seimbang dalam
diri seorang Muslim.6

e. Huznudzan

Yaitu sikap berprasangka baik terhadap Allah SWT. Tidak


jarang Allah akan memberikan apa yang tidak di inginkan oleh
umatNya. Hal ini menandakan bahwa Allah lebih tahu apa yang
terbaik untuk umat Nya, oleh karena itu ketika kita diberi cobaan
hendaknya kita harus berhuznudzan kepada Allah SWT. Hal ini juga
dinyatakan oleh Allah dalam firman Nya pada surat Al-Baqarah ayat
218 yaitu: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang orang
yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan
rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

f. Tawakal dan Ikhtiar

Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan


kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya
kepada-Nya. Tawakal adalah salah satu buah keimanan.
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal (ikhtiar).
Tidaklah dinamai tawakal jika hanya pasrah menunggu nasib sambil
berpangku tangan tanpa melakukan apa-apa.Sikap tawakal memberikan
ketenangan dan kepercayaan diri kepada seseorang untuk menghadapi
masa depan. Dia akan menghadapi masa depan dengan segala
kemungkinannya tanpa rasa takut dan cemas. Yang penting berusaha

6
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak

8
sekuat tenaga, hasilnya Allah SWT yang menentukan.Dan yanglebih
penting lagi orang bertawakal akan dilindungi oleh Allah SWT.

g. Sabar

Sabar, merupakan sikap dari ketahanan mental atas apa yang


sedang dihadapi oleh manusia. Seseorang yang memiliki sikap ini tidak
akan mudah putus asa atas setiap cobaan yang diberikan oleh Allah
SWT. Allah juga berfiman dalam QS Al-Baqarahayat 153 :

َ‫صا ِب ِريْن‬ َ ّ ‫ص َال ِة ا َِّن‬


َّ ‫للا َم َع ال‬ َّ ‫َياأ َ ُّي َهاالَّ ِذيْنَ ا َ َمنُ ْوا ا ْستَ ِع ْينُ ْوا ِبال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬

Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat


sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.”

h. Syukur

Syukur ialah memuji sang Pemberi nikmat atas kebaikan yang


telah dilakukannya. Syukur seorang hamba berkisar atas tiga hal,yang
apabila ketiganya tidak berkumpul, maka tidaklah dinamakan
bersyukur, yaitu: mengakui nikmat dalam batin, membicarakannya
secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah
SWT.7

Tiga dimensi syukur yaitu hati, lisan dan jawariah


(anggotabadan). Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan
banyak keutamaan dan manfaat,diantaranya:

1) Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah SWTHal ini berdasarkan


firman Allah Ta’ala yang artinya: Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan

7
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”

9
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".(QS.Ibrahim:7)8
2) Selamat dari siksaan Allah SWT Hal ini berdasarkan firman Allah
Ta’ala yang artinya: Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi
Maha Mengetahui.(QS. An-Nisaa:147) Yang dimaksud Allah
SWT mensyukuri hamba-hambanya ialah Allah SWT
memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hambanya, memaafkan
kesalahannya, menambah nikmat-Nya.
3) Mendapatkan pahala yang besar

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta‟ala:

Yang Artinya: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,


sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah
Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. Ali-
Imran:144)

Setiap Muslim meyakini,bahwa Allah SWT adalah sumber segala


sumber dalam kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta
jagad raya dengan segala isinya, Allah SWT adalah pengatur alam
semesta yang demikian luasnya. Allah SWT adalah pemberi hidayah dan
pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga mana
kala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap Muslim, maka akan
terimplementasikan dalam realita bahwa Allah SWT-lah yang pertama kali harus
dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah
SWT ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun
dimuka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah,

8
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak

10
maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian
pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah SWT,maka
ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang
lain. Diantara akhlak terhadap Allah SWTadalah:

1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya

Hal pertama yang harus dilakukan seorang Muslim dalam beretika


kepada Allah SWT adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya.
Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya,padahal Allah SWT-lah yang
telah memberikan segalanya pada dirinya. Allah SWT berfirman:“Mereka pada
hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan,dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa: 65).

Karena taat kepada Allah SWT merupakan konsekuensi keimanan


seorang muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini
merupakan salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW jugamenguatkan makna ayat diatas dengan bersabda: “Tidak
beriman salah seorang diantara kalian,hingga hawa nafsunya (keinginannya)
mengikuti apa yang telah datang dariku ( Al-Qur’an dan sunnah). ”(HR. Abi
Ashim al-syaibani).9

2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diembankan padanya

Hal kedua yang harus dilakukan seorang Muslim kepada Allah SWT
adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya.
Karena pada hakikatnya kehidupan ini pun merupakan amanah dari Allah
SWT. Oleh karenanya,seorang mukmin senantiasa meyakini apapun yang
Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan
dimintai pertanggung jawaban dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits,

9
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq

11
Rasulullah SAW pernah bersabda: Dari Ibnu Umarra, Rasulullah SAW
bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung
jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua)
atau manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertangggung jawab atas
apa yang dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya,
dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.

Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas rumah keluarganya


dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa
yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia
bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian adalah
pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.”(HR. Muslim)

3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT

Yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah


ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah SWT berikan pada dirinya.
Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun oleh
keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah SWT berikan
padanya,atau hal-hal lainnya. Karena pada hakikatnya,sikap seorang muslim
senantiasa yakin terhadap apapun yang Allah SWT berikan pada dirinya. Baik
yang berupa kebaikan atau berupa keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah
SAW bersabda:”10

Sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena


segala urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan
kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal
terbaik bagi dirinya. Dan jika iatertimpa musibah,ia bersabar, karena ia tahu
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.”(HR. Bukhari) Apa lagi
terkadang sebagai seorang manusia,pengetahuan atau pandangan kitaterhadap
sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap

10
S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,”

12
baik justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah
memiliki kebaikan bagi diri kita.

4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya

Sebagai seorang manusia biasa,kita juga tidak akan pernah luput


dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itulah, ketika kita kepada Allah SWT,manakala sedang terjerumus
dalam “kelupaan” sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan
segera bertaubat kepada Allah SWT. 11

Dalam Al-Qur ’an Allah berfirman: ”Dan juga orang


orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka
sendiri, mereka ingatakan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa dosa
mereka. Dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui.”(QS. Ali-
Imran: 135).

5. Obsesinya adalah keridhaan Illahi

Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT akan


memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya hanya kepada
Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan atau
pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang untuk mencapai keridhaan
Allah tersebut, terpaksa harus mendapatkan ketidaksukaan dari para manusia
lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah menggambarkan
kepada kita: “Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan adanya
kemurkaan manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga.
Dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan
Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia.
”(HR.Tirmidzi, Al-Qadha dan IbnuAsakir).

11
Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak

13
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat
dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman,
orientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan
peduli, apakah AllahSWT menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia
dipuji oleh orang lain.12

6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya

Akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap


Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. Baik
ibadah yang bersifat Mahdhah ataupun ibadah yang ghairu mahdhah. Karena
pada hakikatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah ibadah kepada Allah
SWT. Dalam Al-Qur’anAllah SWT berfirman:

‫س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخ َل ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”(QS.Adh-Dhariyat:56)

12
Ilyas,Yunahar.2005. Kuliah Akhlaq

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa manusia
seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada Allah semata
dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang
dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya. Dalam melaksanakan
kewajiban yang diperintahkan oleh Allah,terutama melaksanakan ibadah-
ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslahmenjaga kebersihan
badan dan pakaian,lahir dan batin dengan penuh keikhlasan.Tentu yang
tersebut bersumber kepada Al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara
kemurniannya dan pelestariannya oleh umat Islam.

B. Saran

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang


menjadi pembahasan dalam makalah ini. Tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan atau referensi yang penulis
peroleh. Hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap kepada
para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Aamiin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Yunahar.2005.Kuliah Akhlaq.Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan


Pengalaman Islam (LPPI).

Beni. A. S., Abdul H., Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal 7.

S. Habibah, “Akhlak dan Etika Dalam Islam,” 4 Oktober 2015, vol. 1, hlm. 73–
87.

16

Anda mungkin juga menyukai